You are on page 1of 13
PENGARUH ENVIRONMENTAL PERFORMANCE DAN POLITICAL VISIBILITY TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM ANNUAL REPORT Novita Indrawati Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Riau ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kinerja lingkungan (Environmental Performance) dan Political Visibility terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) dalam Annual Report. Tanggung jawab sosial perusahaan meliputi tema lingkungan, tema energi, tema ketenagakerjaan, tema produk, tema kemasyarakatan, dan umum, Environmental Performance diproksikan dengan PROPER, dan political visibility diproksikan dengan size perusahaan dan tipe perusahaan. Populasi penelitian adalah perusahaan yang mengikuti PROPER dan memiliki sertifikast ISO 14001 yang terdaftar pada Database Nasional Sertifikasi. Sampel penelitian ini diambil dengan ‘menggunakan purposive judgment sampling method, yaitu sebanyak 32 perusahaan, dan data dianalisis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda, Hasil analisis regresi merunjutkan bakwa, PROPER dan Political Visibility jika diproksikan dengan size perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap pengungkapan CSR, sedangkan jika Political Visibility diproksikan dengan tipe perusahaan tidak menunjukkan berpengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan CSR. Kata Kunci:, corporate social responsibility (CSR), environmental performance, political visibility. I. PENDAHULUAN Tanggung jawab sosial perusahaan atau dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi isu yang mengemuka akhir-akhir ini. Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pengaruh lingkungan dalam kehidupan, maka semakin tinggi pula tuntutan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Oleh Karena itu, perusahaan dituntut untuk mengintegrasikan isu-isu sosial dan lingkungan ke dalam proses bisnis perusahaan. Penerapan CSR diharapkan mendorong peningkatan etika bisnis yang menjadi pegangan bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis dan Jebih jauli mendorong terciptanya sustainability perusahaan. Dengan menerapkan CSR, diharapkan perusahaan akan memperoleh legitimasi sosial dan memaksimalkan kekuatan Keuangannya dalam jangka panjang (Kiroyan, 2006). Pengungkapan jnformasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Guthrie dan Parker, 1990). Jurnal Ichsan Gorontalo. Vol.3. No.4. November 2008 — Januari 2009 1953 Novita Indrawati ; 1953 - 1965 ISSN : 1907-5324 Perusahaan yang memilki environmental performance yang baik dapat ‘mengurangi pengungkapan biaya-biaya lingkungan masa depan perusahaan. Pengungkapan informasi biaya-biaya lingkungan ini harus dirasakan sebagai berita gembira (good news) bagi investor. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih dibandingkan dengan perusahaan environmental performance yang buruk, Perusahaan akan mengeluarkan biaya-biaya untuk melaporkan dan megungkapkan informasi sosial yang berhubungan dengan kegiatan ekonominya dalam rangka penerapan CSR. Perusahaan bersedia melakukan pengungkapan sukarela meski menambah cost perusahaan untuk memenuhi tekanan masyarakat (misalnya kasus lingkungan) atau untuk meningkatkan citra publiknya (Chairi dan Ghozali,2003). Biaya-biaya yang dikeluarkan ini sering disebut dengan Political Visibility. Berbagai penelitian yang terkait dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan menunjukkan hasil yang beragam. Hasil yang beragam tersebut sebagian disebabkan Karena model yang dikembangkan merypakan model yang sangat sedorhana dan pengukuran yang dilakukan juga tidak konsisten (Belkaoui dan Karpik, 1989). Penelitian-penelitian empiris sebelumnya masih menunjukkan hasil yang kontradiktif. Dalam penelitian ini, penulis mencoba mengungkapkan pengaruh Environmental Performance yang diproksikan dengan PROPER, dan Political Visibility yang diptoksikan dengan size perusahaan dan tipe perusahaan. Dan penelitian ini ingin lebih lanjut dan komprehensif melihat bangaimana perusahaan mengungkapkan tanggung jawab sosialnya dalam Annual Report. Il. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Gray ef.al,(1995) merangkum berbagai teori yang dipergunakan oleh para peneliti untuk menjelaskan kecenderungan pengungkapan sosial dalam tiga kelompok utama, yaitu: 1. Decision-Usefulness Studies, Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan teori ini mencmukan bukti bahwa informasi sosial diperlukan oleh para users. Para analis, banker dan pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut diminta melakukan pemeringkatan terhadap informasi akuntansi. Informasi akuntansi tersebut tidak terbatas pada akuntansi tradisional yang telah dikenal selama ini, namun juga informasi lain yang relatif baru dalam wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi aktivitas sosial perusahaan pada Posisi yang “moderately important”. 2. Economic Theory Studies. Studi tentang teori ekonomi dalam corporate responsibility reporting ini mendasarkan diri pada economic agency theory dan ositive accounting theory. Penggunaan agency theory menganalogikan manajemen adalah agen dari suatu prinsipal. Lazimnya prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau ¢raditional users lain. Namun pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen manajemen akan mengupayakan mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan publik, Jurnal Tehsan Gorontalo, Vol 3. No.4. November 2008 — Januari 2009 1954 Novita Indrawati : 1953 - 1965 ASSN : 1907-5324 3. Social dan Political Studies. Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitiminasi organisasi dan teori ekonomi publik. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholders. Perusahaan berusaha mencari pembenaran dari para stakeholder dalam menjalankan operasi perusahaannya. Semakin kuat posisi stakeholders semakin besar pula kecenderungan perusahaan mengadaptasi diri terhadap keinginan para stakeholdersaya. Dalam melakukan pengungkapan CSR perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi. Dalam perspektif ini, perusahaan akan menghindarkan adanya peregulasian suatn aspek, yang dirasakamn akan lebih berat dari biayanya, schingga mereka melakukannya secara sukarela. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan Suratno dkk (2006) menunjukkan bahwa environmental performance berpengaruh secara positif signifikan terhadap environmental disclosure. Dan juga menunjukkan bahwa environmental performance juga berpengaruh secara positif signifikan terhadap economic performance. Dan kedua temuan ini dihipotesiskan dan juga mendukung temuan Al-Tuwaijri, et al (2004). Burrit and Welch meneliti tentang Akuntabilitas dari Environmental Performance pada sektor publik Lingkungan Australia. Penelitian tersebut bertujuan meneliti Akuntabilitas Environmental Performance, yaitu agar para stakeholder dapat memahami tindakan dari organisasi publik pemerintah dan konsekuensi-konsekuensi dari tindakan-tindakan, tersebut, untuk menjaga ekologi, dan untuk mengubah trend pada sektor publik Environmental Performance, Susi (2005) dalam penelitiannya menguji hubungan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kinerja lingkungan diukur mengunakan rating kinerja linekungan perusahaan atau PROPER yang disediakan olch Bapedal/Kementerian Lingkungan Hidup RI. Dalam penelitian Susi, ISO 14001 menjadi variabel kontrol ,dan membuktikan bahwa ISO 14001 berhubungan secara signifikan terhadap kinerja lingkungan (environmental performance). Penelitian yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara CSR dengan visibilitas politis yang dilihat dari size perusahaan dilakukan oleh Belkaouli dan Karpik (1989), Patten (1992), Hackston dan Milne (1996), Adams et. al, (1998), Grey et. al., (2001) dan Sembiring (2005), Cowen ef. al., (1987), menemukan bahwa hubungan akan terjadi dengan beberapa Kategori tanggung jawab sosial bukan secara keselurahan dan Anggraini (2006) tidak menemukan adannya hubungan yang signifikan anatara kedua variabel tersebut. Hubungan antara tipe industri (industri high-profile dan low-profile) dengan. ‘pengungkapan tanggung jawab perusahaan terjadi ketidak konsistenan hasil. Penelitian Hackston dan Milne (1996) pada perusahaan-perusahaan publik di New Zealand membuktikan bahwa tipe industri mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Gray et. al, (2002) serta Anggraini (2006) juga menemukan hubungan yang positif antara kedua variabel terscbut. Berbeda dengan hal tersebut, Jurnall Tehsan Gorontalo, Vol 3. No.4. November 2008 — Januari 2009 1955

You might also like