You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui berbagai macam media penanaman kuman dengan cara isolasi. 2. Untuk mengetahui struktur dan langkah kerja berbagai media

penanaman kuman. 3. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing media. B. Manfaat Praktikum 1. Dapat mengetahui berbagai macam media penanaman kuman yaitu : a. Media Endo Agar b. Media Nutrient Agar (NA) c. Media Lactose Broth (LB) d. Media TCBS e. Media Glukose f. Media LJ g. Media BHI h. Media SS (Salmonela Sigela) 2. Dapat mengetahui struktur dan langkah kerja penanaman kuman. 3. Dapat mengetahui perbedaan masing-masing media.

BAB II DASAR TEORI

A. Sterilisasi Medium dan Kemasan


Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa: 1. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170o 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). 2. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). 3. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba) Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autaklaf), sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). (Suriawiria, 2005). B. Autoclave Autoclave digunakan untuk mensterilkan alat-alat maupun medium mikroorganisme. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan (alat sederhana untuk menanak nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk lebih

menyempurnakan proses sterilisasi. Tahap sterilisasi sebenarnya cukup singkat yaitu dengan suhu 121 derajat celsius selama 15 menit. Namun waktu

keseluruhan mulai dari pemanasan awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa mencapai kurang lebih 2 jam-an. Yang perlu diperhatikan selama mengoperasikan alat ini adalah tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril. Dan jangan lupa tulis siapa pengguna (nama, waktu dan lab.) sebelum start, selalu memakai sarung tangan tahan panas, isilah air sesuai ukuran yang ditentukan sebelum start, jangan membuka autoclave sebelum suhu dingin (dibawah 60 derajat celcius). (Dwidjoseputro, 1994)

Gambar 1. Autoclave (http://www.inetgiant.in/tags/autoclave-portable) C. Pengertian Media Media adalah suatu substrat makanan yang mengandung unsur-unsur makanan yang diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Unsur-unsur makanan dapat berupa: garam-garam anorganik dan senyawa-senyawa organik seperti protein, pepton, aseton, asam amino, vitamin. Kultur media adalah bahan-bahan nutrien yang disediakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalam laboratorium. Kultur adalah mikroorganisme yang tumbuh dan

berkembang biak pada suatu kultur media ( Tarigan, 1988 ). Sama seperti makhluk hidup pada umumnya, mikroorganisme

membutuhkan nutrisi atau makanan. Syarat pertama bagi media adalah harus mengandung nutrien essensial yang dapat digunakan biakan untuk

pertumbuhan. Syarat yang kedua ialah media harus memberikan keadaan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan biakan, seperti pH, tekanan osmosis, ketersediaan oksigen, dan sebagainya. Pada dasarnya semua media biakan berbentuk media cair (broth) atau media padat atau antara keduanya.(Selley dan Demark, 1972) Medium atau media adalah bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di dalamnya. Meski memiliki kebutuhan khusus yang berbeda, pada umumnya memiliki kebutuhan dasar yang sama, yaitu meliputi air, karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Selain itu, keasaman (pH) medium juga amat penting bagi pertumbuhan organisme , terutama kerja enzim amat dipengaruhi oleh pH.Maka dari itu ph juga perlu disesuaikan. (Hadiotomo. 1993) Yang paling penting dalam kehidupan dan pertumbuhan mikroorganisme adalah air karena air merupakan komponen utama penyusun protoplasma, wahana bagi masuknya nutrien ke dalam sel dan keluarnya sekresi ataupun ekskresi dari dalam sel, dan diperlukan untuk berlangsungnya reaksi-reaksi enzimatik di dalam sel. Di dalam pembuatan medium sebaiknya digunakan air suling. Air sadah pada umumnya mengandung kadar ion kalsium dan magnesium tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan magnesium fosfat. (Hadiotomo. 1993) Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal 2 macam medium: 1. Medium Sintetik Komposisi kimiawinya diketahui dengan pasti. Dan biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. (Hadiotomo. 1993) 2. Medium Non-Sintetik atau Kompleks Komposisi kimiawinya tidak diketahui dengan pasti. Contohnya ialah bahan-bahan yang terdapat dalam kaldu nutrient, yaitu ekstrak daging dna pepron, mempunyai komposisi kimiawi yang tidak pasti. (Hadiotomo. 1993)

Berdasarkan kandungannya dan penggunaannya maka media dapat dibedakan menjadi: 1. Medium Serbaguna Medium yang paling umum digunakan dalam bakteriologi karena dapat menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri. Contoh: kaldu nutrient. (Hadiotomo, 1993) 2. Medium Selektif Medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan satu kelompok bakteri atau lebih tanpa menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.(Hadiotomo, 1993) 3. Medium Diferensial Medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang

memungkinkan di pengamat membedakan tipe-tipe bakteri. (Hadiotom, 1993) Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung kepada keperluannya. Menurut konsistensinya terdapat beberapa macam media, yaitu: 1. Medium cair Medium cari seperti kaldu nutrient atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organism dalam jumlah besar, penelaah fermentasi, dan berbagi macam uji. Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu dengan komposisi 1 liter air murni atau suling, 3 gram kaldu daging, dan 5 gram pepton. Medium ini kemudian kemudian ditentukan pHnya 6,8 sampai 7, jadi sedikit asam atau netral; keadaan demikian ini sesuai bagi kebanyakan bakteri. Kaldu seperti tersebut di atas masih perlu disaring untuk kemudian dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi atau botol-botol. Penyaringan dapat dilakukan dnegan kertas saring. Setelah berisi medium, tabung reaksi disumbat dengan kapas, bar kemudian dimasukkan kea lat pensteril. (Dwidjoseputro, 1998) 2. Medium padat Untuk membuat media padat, dapat ditambahkan bahan pemadat di dalam medium kaldu. Sebagai bahan pemadat dapat digunakan agaragar, gelatin, atau gel siliki. Namun yang paling umum digunakan adalah

agar-agar. Meskipun bahan utama agar-agar merupakan galaktan, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang diekstrasi dari alga merin genus Gelidium, namun sebagian besar organism tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku hanya sebagai bahan pemadat. Medium padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni. (Hadiotomo. 1993) 3. Medium setengah padat Medium dengan konsistensi pertengahan disebut medium setengah padat. Kegunaannya antara lain ialah untuk menguji ada tidaknya motilitas dan kemampuan fermentasi. Medium setengah padat

mengandung baik gelatin maupun agar-agar namun dalam konsentrasi lebih kecil dari pada medium padat. (Hadiotomo. 1993)

D. Macam - macam Media 1. Endo Agar Endo agar adalah media padat (solid plating media), digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang hidup di usus. Media ini mengandung natrium sulfit dan basic fuchsin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Asam yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi dengan asetaldehida dan natrium sulfit. (Pelczar, 1986). Endo agar adalah medium pertumbuhan mikrobiologi dengan warna pink, pada umumnyadigunakan dalam mengembangkan bakteri salmonella dan kini banyak digunakan pula untuk mengembangkan bakteri koliform. Biasanya bakteri gram negative dapat tumbuh dengan baik pada medium ini sedangkan bakteri gram positive cenderung terhambat pertumbuhannya. Bakteri koliform

memfermentasikan laktosa pada medium ini dan menimbulkan warna merah (Eschericha coli) sedangkan bakteri tanpa fermentasi laktosa menghasilkan warna bening. (Pelczar, 1986). Endo Agar dikembangkan oleh Endo untuk membedakan bakteri gram negative berdasarkan fermentasi laktosa, sedangkan menghambat bakteri gram positif. Penghambatan nanti dicapai tanpa menggunakan garam empedu seperti yang digunakan secara tradisional. Endo berhasil dalam menghambat bakteri gram positif pada medianya dengan penggabungan sulfit natrium dan fuchsin

dasar. Pada Agar Endo yang dihasilkan, juga dikenal sebagai sulfit fuchsin dan Infusion agar, digunakan untuk mengisolasi basil tifus. Endo Agar

direkomendasikan oleh APHA sebagai media penting dalam pemeriksaan mikrobiologi air dan air limbah, produk susu dan makanan. Endo Agar digunakan untuk mengkonfirmasi deteksi dan enumerasi bakteri coliform mengikuti tes dugaan air minum. Hal ini juga digunakan untuk deteksi dan isolasi coliform dan fecal coliform dari susu, produk susu dan makanan. Media berisi mencerna lambung dari jaringan hewan yang menyediakan nitrogen, karbon, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Natrium sulfit dan fuchsin dasar membuat media selektif dengan menekan organisme gram positif.

Coliform menghasilkan koloni merah muda di fermention laktosa sementara laktosa non fermentor menghasilkan koloni berwarna pada media. Dengan Escherichia coli, reaksi ini sangat terasa sebagai mengkristal fuchsin, yang menunjukkan kalau logam permanen kehijauan (fuchsin kilau) ke koloni. Sedang harus disimpan jauh dari cahaya untuk menghindari foto-oksidasi. (Pelczar, 1986). a. Komposisi BBL Endo Agaruntuk perhitungan 1 Liter : 1) Dipotassium Phosphate 2) Peptic Digest of Animal Tissue 3) Agar 4) Lactose 5) Sodium Sulfite 6) Basic Fuchsin (Pelczar, 1986) 3.5 g 10.0 g 15.0 g 10.0 g 2.5 g 0.5 g

Gambar 2. Endo Agar (http://explow.com/Endo_agar)

2. Nutrien Agar Nutrient Agar (NA) adalah medium serbaguna yang baik untuk

pertumbuhan bakteri. Sesuaikan pH menjadi 7,4 dan sterilkan dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Bahan-bahan untuk NA: ekstrak khamir 3 gr, pepton 5 gr, NaCl 5 gr, agar-agar 15 gr, air suling 1 L (Anonymous. 2006). Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganismeheterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Nutrien Agar merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dariair, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan 1. Komposisi Nutrient Agar merupakan suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah cukup, yaitu 0,3 % ekstrak daging sapi, 0,5 % peptone tetapi tidak mengandung sumber karbohidrat, jadi baik untuk pertumbuhan bakteri, namun kapang dan khamir tidak dapat tumbuh dengan baik (Fardiaz,1993). Cara pembuatannya adalah larutkan bahan-bahn tersebut dalam air suling sebanyak 1 liter kemudian dipanaskan hingga mendidih dan dituangkan kedalam labu atau tabung dan disterilisasikan selama 15 menit pada suhu 1210C, pH akhirnya 7,4 0,2 pada suhu 370C. medium kemudian dibuka dan disimpan pada suhu dibawah 80C dan terlindung dari sinar secara langsung (anonymous,2004). 2. Prosedur pembuatan Prosedur untuk membuat media: a. Timbang bahan dan air, dengan takaran 23 gr per 1 L air suling. b. Media di-autoklaf dan didinginkan sampai 50oC dan dituang ke dalam cawan petri steril hingga menutupi bagian bawah petri sekitar 1/8 hingga petri.

c. Taruh media agar pada tempat yang datar hingga media dingin dan memekat. d. Medium agar siap dipakai. Pada saat penyimpanan, media tidak boleh dibekukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kondensasi dan menetes ke permukaan agar yang dapat memfasilitasi pergerakan organisme dalam koloni (Serendip. 2005).

Gambar 3. Nutrient Agar (http://www.pinkperfume.net/nutrient-agar-definition-of-nutrient-agar-in-themedical.html)

3. Laktose Broth Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (preenrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri.Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa. (Anonymous. 2004). Lactose broth digunakan untuk menumbuhkan Salmonella dan bakteri koliform dari makanan, air, dan hasil ternak. Reaksi enzimatis gelatin dan ekstrak sapi memberikan sumber karbon dan nitrogen untuk pertumbuhan bakteri pada lactose broth. Laktosa adalah karbohidrat. Fermentasi laktosa dibuktikan dengan timbulnya gas (Anonymous. 2004).

Dengan pneumonia bisa

menggunakan tumbuh

medium baik dan

ini, Escherichia memproduksi

colidan Klebsiella gas, Salmonella

typhimuriumtumbuh baik namun tidak memproduksi gas, sedangkan Proteus vulgaris tidak tumbuh dengan baik dan tidak memproduksi gas (EMD, 2002). Kultur mikroba memberi respon dalam Lactose Broth pada suhu 35oC setelah inkubasi 18-48 jam.Enterococcus faecalis dan Pseudomonas

aeruginosa bisa tumbuh baik pada medium ini namun tidak memproduksi gas (Anonymous. 2004). EMB Agar adalah medium pembeda yang dipakai dalam identifikasi dan isolasi bakteri batang enterik Gram-negatif. EMB Agar juga menghambat pertumbuhan bakteri Gram-positif. Pembeda dalam media ini terletak pada eosin dan metilen blue, yang membedakan pemfermentasi laktosa dan pemfermentasi non-laktosa. Pemfermentasi laktosa berwarna gelap di dalam dan bening di pinggirnya sedangkan pemfermentasi non-laktosa tidak berwarna (DPALM MEDIC. 1995). 1. Komposisi Komposisi yang dibutuhkan antara lain peptone 5 gr/L, ekstrak daging (sapi) 3 gr/L, laktosa 5 gr/L. campurkan 13 gr atau lebih dalam 1 L air, didihkan 1 menit, tuangkan dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham, autoklaf 15 menit pada suhu 121oC. pHnya 6,9 0,2 pada 25oC. Lactose broth ini akan berwarna kekuningan dan jernih. (DPALM MEDIC. 1995).

Gambar 4. Lactose Broth (http://people.uleth.ca/~selibl/Biol3200/BiochTests/Lactose.html)

10

4. TCBS TCBS adalah media pilihan untuk isolasi V. cholerae dan secara luas digunakan di seluruh dunia.Agar-agar TCBS secara komersial tersedia dan mudah untuk mempersiapkan, membutuhkan autoklaf tidak, dan

sangatdiferensial dan selektif (Tabel IV-1). Namun, ia memiliki umur simpan yang relatif singkat sekali dipersiapkan(3 sampai 5 hari) kecuali pelat secara hati-hati dilindungi terhadap pengeringan. TCBS dikenakan banyak-banyak dan merekuntuk-merek variasi dalam selektivitas, dan pertumbuhan pada media ini tidak cocok untuk langsungpengujian dengan V. cholerae O1 antiserum. (EMD, 2002). Agar-agar TCBS berwarna hijau ketika disiapkan. Bermalam pertumbuhan (18 sampai 24 jam) dari V. cholerae akan menghasilkan besar (2 sampai 4 mm), agak pipih, koloni kuning dengan pusat buram. Untuk isolasi selektif Virio cholera, dan Vibrio parahemolyticus dari

berbagai specimen klinis dan dalam penyelidikan epidemiologis. Kontrol organisme : Vibrio cholera : Tumbuh sebagai koloni berwarna kuning

Vibrio parahaemolyticus : Tumbuh sebagai koloni berwarna hijau Staphylococcus aureus : Tidak tumbuh (Serendip, 2005).

Gambar 5. TCBS (http://digilander.libero.it/yurigh/link/Batteriologia/21.htm)

5. Glukose (Sabouraud Dextrose Agar) Media SDA banyak di gunakan untuk media jamur hususnya banyak untuk jamur Aspargilus, di media ini pertumbuhan jamur akan optimal di suhu 25 - 30 derajat celcius. (Dwidjoseputro, 1998)

11

1. Komposisi Peptone Glukose Agar Aquadest Cara pembuatan : Semua bahan tadi dicampur jadi satu, kemudian di seterisasi dengan di autoclave dengan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit.kemudian setelah hangat2 kuku di tambahkan Chlorampenicol 50mg/l,dan di distribusikan ke petri atau tabung, ph.5,6 kurang lebih 0,2 dan suhu 25O C. (Pelczar, 1986). : 10g : 40 g : 15 g : 1000 ml

Gambar 6. Sabouraud Dextrose Agar atau Glucose (http://cleanroom.net/?p=11600) 6. LJ (Lowenstein Jensen) Lowenstein Jensen adalah media yang digunakan untuk isolasi dan budidaya micobakterium dan sebagai basis untuk selektif, diferensial dan media diperkaya untuk Micobacterium tuberculosis. (Buckle, 1998) Lowenstein-Jensen menggunakan malasit green untuk menghambat bakteri lain kemudian memodifikasi dengan citrate dan phosphate. Komposisi dari asam fatty dan protein esensial untuk metabolisme bakteri.Glyserol bersumber dari carbon dan energi yang dibutuhkan untuk type human tubercle bacillus dari pada bovine type. Asparagin dan RNA ditumbuhkan untuk menyediakan sumber nitrogen dan stimulant pertumbuhan coagulasi dari albumin telur selama proses. Inspirasi menyediakan medium solid untuk inokulasi culture specimen dari mikroba selalu berisi campuran contaminasi mikroorganisme sehingga mengharuskan menggunakan antibiotic selektif di dalam media untuk 12

isolasi. Asam nalidixic menghambat bakteri gram(-). Lincomycin menghambat gram (+).Cycloheximide menekan jamur saprofit. ( Tarigan, 1988 ) Bakteri tahan asam yang saprofit dapat tumbuh dengan baik bila ditanam pada medium yang sederhana pada suhu kamar. Sebaliknya, bakteri tahan asam yang patogen tidak dapat tumbuh pada media yang sederhana, tetapi hanya dapat tumbuh secara lambat pada media yang mengandung inspissated serum, telur, dan tepung kentang. Bakteri M.tubberculosis tumbuh baik pada pH optimal 6,8. Koloni M.tuberculosis berwarna krem, permukaannya tidak rata atau berdungkul dungkul seperti bunga kubis kering. Koloni mikrobacteria yang patogen akan berbau seperti aroma buah. Pemberian gliserol juga bisa merangsang pertumbuhan M.tuberculosis. 1. Komposisi Komposisi media Lowenstein Jansen Dalam 600 ml air mengandung : a. Lowenstein jensen medium 1) Asparagine 3,60 g 2) Monopotasium phosphate 2,50 g 3) Magnesium citrate 0,50 g 4) Magnesium sulfate 0,24 g 5) Potato flour 30,00 g 6) Malasit green 0,40 g 7) Egg(fresh,whole) 1000,00 ml 8) Glyserol 12,00 g b. Lowenstein jensen dengan 5% sodium cloride Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan 80,0 g sodium chloride c. Lowenstein jensen dengan micobacterium selective Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan Cycloheximide 0,64g, Lincomicin 3,2mg, dan asam nalidixic 56,0 mg d. Lowenstein jensen Gruft modification Sama dengan prosedur no 1 hanya ditambah dengan 56,0 mg asam nalidixic dan 80 mg RNA. (Tarigan, 1988)

13

Gambar 7. LJ (Lowenstein Jensen) (http://www.microbe-edu.org/glossaire/detail.cfm?cle=230) 7. BHI BHI adalah media yang non-selektif diperkaya dimaksudkan untuk budidaya bakteri anaerob yang paling selektif dan mikroorganisme

lainnya. Media ini digunakan dalam persiapan inokulum untuk pengujian kerentanan antimikroba, ini sangat berguna sebagai dasar untuk kultur darah dan juga digunakan dalam prosedur uji antimikroba kaldu-disk seperti yang dijelaskan oleh Wilkins dan Theil. BHI adalah non-selektif diperkaya kaldu menengah yang berguna dalam menumbuhkan mikroorganisme selektif dan non-selektif. Media ini juga akan mendukung pertumbuhan mikroorganisme aerobik dari berbagai spesimen klinis dan non-klinis. Media basal adalah infus dari otak dan hati sapi dan ditambah dengan vitamin K1 dan hemin sebagai faktor pertumbuhan anaerob paling. Media ini disusun, dibagikan, disimpan dan dikemas di bawah kondisi bebas oksigen untuk mencegah pembentukan produk teroksidasi sebelum digunakan. Media ini berisi resazurin sebagai indikator redoks yang berubah warna menjadi pink pada paparan oksigen yang signifikan.

(Hadiotomo,1993) 1. Komposisi BHI adalah media penyubur yang berguna untuk pertumbuhan berbagai macam bakteri baik bentuk cair maupun agar. Bahan utama terdiri dari beberapa jaringan hewan ditambah pepton buffer posfatdan sedikit dekstrosa.Penambahan karbohidrat memungkinkan bakteri

dapatmenggunakan langsung sebagai sumber energi. BHI biasanya

14

digunakan

untuk

media pertumbuhan

spesimen

darah.

(Hadiotomo,1993)

Gambar 8. BHI (plantmedia.com) 8. SS (Salmonella Shigella) Untuk isolasi organisme basil enterik patogen, terutama mereka yang termasuk ke dalam genus Salmonella (penyebab penyakit thypus).Media ini tidak dianjurkan untuk isolasi utama spesies Shigella.Bakteri yang dapat

memfermentasi laktosa seperti Escherichia coli atau Klebsiella pneumoniae muncul sebagai koloni kecil merah muda atau merah.Bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa seperti spesies Salmonella, Proteus spesies dan spesies Shigella muncul sebagai koloni yang tidak berwarna.Produksi H2S oleh spesies Salmonella mengubah pusat koloni menjadi berwarna hitam. 1. Kontrol organisme: Salmonella typhi berwarna hitam Escherichia coli : Koloni berwarna merah muda : Koloni tak berwarna dengan bagian tengah

Salmonella Shigella (SS) agar merupakan media agar diferensial yang digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen,

khususnya Salmonella spp, dan Shigella spp, dari makanan, alat-alat kesehatan lain, dan bahan percobaan klinik. Aksi penghambatan pada bakteri koliform dan gram-positif dilakukan oleh campuran garam bile dan brilliant green pada medium. Sodium sitrat menghambat bakteri gram-positif. Neutral red merupakan pH indikator bagi bakteri yang memfermentasi laktosa akan menghasilkan koloni berwarna merah jambu. Beberapa Salmonella dan Proteus spp. Menghasilkan bulatan hitam (presipitat ferri sulfat) di tengah koloni sebagai hasil produksi gas H2S. Formula SSA per liter air destilat (Anonymous , 2006)

15

2. Komposisi
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.

Beef Extract Pancreatic Digest of Casein Peptic Digest of Animal Tissue Lactose Bile Salts Sodium Citrate Sodium Thiosulfate Ferric Citrate Neutral Red Agar Brilliant Green

: 5.0 g : 2.5 g : 2.5 g : 10.0 g : 8.5 g : 8.5 g : 8.5 g : 1.0 g : 0.025 g : 13.5 g : 0.330 mg

Gambar 9. SS (Salmonella Shigella) (http://www.kmle.co.kr/search.php?Search=SS%C7%D1%C3%B5&Page=6)

16

BAB III METODE PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan 1. Tabung Erlenmeyer 2. Autoklav 3. Kapas 4. Batang pengaduk 5. Aquades 6. Reagen (Endo agar, nutrient agar, LB,Glukose, TCBS, BHI, SS, LJ) 7. Tabung Reaksi 8. Tabung Durham 9. Lampu Spirtus 10. Korek Api 11. Timbangan

B.

Langkah kerja 1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan. 2. Memasukan reagen ( Endo agar ) kedalam tabung erlenmeyer. 3. Menyalakan lampu spirtus untuk menghomogenisasi 4. Memanaskan tabung erlenmeyer dengan cara digoyang-goyangkan diatas lampu spirtus (menghomogenkan), hingga jernih atau warna bercampur rata dan tak ada reagen yang tersisa (larut). 5. Menutup tabung erlenmeyer dengan kapas atau kertas. 6. Mensterilkan media dengan autoklav dengan suhu 121 C selama 30 menit 7. Mengangkat media yang telah steril dari autoklav dan menuang ke piring petri-tabung dengan piring petri 15 cc, tabung 5 cc dibuat miring

17

C.

Skema kerja Mulai

Alat dan bahan disiapkan

Reagen (Endo Agar) dimasukan kedalam tabung erlenmeyer

Aquades sebanyak 50 cc dimasukan kedalam tabung erlenmeyer

Tabung erlenmeyer dipanaskan dengan cara digoyang-goyangkan diatas lampu spirtus (menghomogenkan), hingga jernih atau warna bercampur

Tabung erlenmeyer yang telah dihomogenkan ditutup dengan kapas atau kertas

Media disterilkan dengan autoklav dengan suhu 121 C selama 30 menit

Media yang telah steril diangkat dari autoklav dan dituang ke piring petri-tabung dengan piring petri 15 cc, tabung 5 cc dibuat miring

Selesai Gambar 10. Skema Pembuatan Media

18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan Media Powder Endo Agar Warna reagen Ungu Warna sesudah homogen Ungu kemerahan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pembuatan Media

Gambar 11. Reagen sebelum dihomogenkan

Gambar 12. Reagen setelah dihomogenkan

Dari percobaan yang kelompok kami lakukan yaitu pembuatan media endo agar, kami dapat melihat perubahan reaksi dari reagen endo agar yang semula berbentuk bubuk (powder) dan berwarna ungu kemudian ketika dilarutkan dan dihomogenisasi maka reagen tersebut berubah warna menjadi ungu kemerahan. B. Pembahasan Endo agar adalah media padat (solid plating media), digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang hidup di usus. Media ini mengandung natrium sulfit dan basic fuchsin yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Asam yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi dengan asetaldehida dan natrium sulfit.

19

Endo agar adalah medium pertumbuhan mikrobiologi dengan warna pink, pada umumnya digunakan dalam mengembangkan bakteri salmonella dan kini banyak digunakan pula untuk mengembangkan bakteri koliform. Biasanya bakteri gram negative dapat tumbuh dengan baik pada medium ini sedangkan bakteri gram positive cenderung terhambat pertumbuhannya. Bakteri koliform memfermentasikan warna merah laktosa pada medium ini

dan menimbulkan

(Eschericha

coli)

sedangkan

bakteri

tanpa fermentasi laktosa menghasilkan warna bening. Endo Agar digunakan untuk mengkonfirmasi deteksi dan enumerasi bakteri coliform mengikuti tes dugaan air minum. Hal ini juga digunakan untuk deteksi dan isolasi coliform dan fecal coliform dari susu, produk susu dan makanan. Media berisi mencerna lambung dari jaringan hewan yang menyediakan nitrogen, karbon, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri.

20

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada berbagai jenis media yang digunakan untuk penanaman kuman yaitu : a. Endo Agar b. Nutrient Agar c. Lactose Broth d. TCBS e. Glucose/ SDA f. LJ ( Lownstein Jensen)

g. BHI h. SS (Salmonella Shigella) 2. Hasil dari pembuatan media endo agar hingga tahap homogenisasi adalah reagen Endo yang semula berbentuk bubuk (powder) dan berwarna ungu, setelah dihomogenisasi larutan reagen tersebut berubah warna menjadi ungu kemerahan.

B.

Saran
Bagi praktikan yang akan melakukan pengamatan pembuatan media penanaman kuman hendaknya memperhatikan langkah kerja dengan baik serta memperhatikan ketelitian dalam pengamatan agar hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

21

DAFTAR PUSTAKA Anonimous.2008.http://www.freewebs.com/mikrodas/PETUNJUK%20PR AKTIKUM.pdf. (diakses pada tanggal 3 Juni 2012) Buckle,K.ADwidjoseputro, Djambatan : Malang. Dwidjoseputro,D. Djambatan. Hadiotomo, Ratna Sri. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktikum. Jakarta: PT. Gramedia Pelczar, M.1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi I. Erlangga : Jakarta. Seeley, Harry W dan Demark, Paul J van. 1972. Selected Exercise From Microbes In Action. USA: W. H. Freeman and Company. Shapiro RL et al: Botulism in USA: A Clinicalepidemiologic review.Ann Intern Med 1998; 129:221 Tarigan. 1988. Diktat Teknik Pengecatan. Program Studi D3 Teknik Kimia Surabaya. 1998. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi.

22

You might also like