You are on page 1of 55

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1

Analisis Sistem

Dalam membangun sebuah perangkat lunak sistem pakar untuk Diagnosis Gangguan Pernapasan pada Anak dan cara penanganannya dilakukan beberapa tahap analisis yaitu :

1. Menentukan masalah yang akan dibangun untuk sebuah perangkat lunak sistem pakar. Sistem yang akan dibangun merupakan sebuah perangkat lunak sistem pakar untuk mendiagnosis gangguan pernapasan pada anak. 2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membangun sistem, yaitu berupa informasi tentang pengertian penyakit, gejala, jenis penyakit dan cara pengobatannya melalui studi literatur dan observasi yang digunakan sebagai knowledge base. 3. Merepresentasikan pengetahuan ke dalam tabel gejala yang telah dianalisis, aturan produksi serta pohon pelacakan dan penelusuran gejala dan jenis penyakit. 4. Usulan sistem yang akan dibuat.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Langkah pertama dalam mengembangkan sistem pakar adalah mengidentifikasikan masalah yang akan dikaji, dalam hal ini adalah dengan mengidentifikasikan permasalahan yang akan dibuat terlebih dahulu, adapun masalah-masalah yang akan diambil dalam pembangunan sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit pernapasan pada anak serta cara penanganannya.

3.1.1.1 Rhinitis Alergika

Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa rhinitis alergika merupakan penyakit yang sangat sering ditemui dan kurang lebih 2,5% kunjungan ke dokter merupakan penderita rhinitis alergika.

a.

Gejala : Ingusan berwarna terang, encer, akibat pembengkakan membran hidung, mengalir sebentar-sebentar atau terus-menerus. Gatal bagian dalam hidung anak biasanya mengalami iritasi. Bersin. Hidung tersumbat. Ini terjadi karena pembengkakan di sepanjang lapisan hidung. Penurunan indra penciuman (bau) dan rasa. Ini terjadi karena kombinasi faktor yang mempengaruhi hidung dan tenggorokan. Mimisan. Terjadi karena terputusnya pembuluh darah didekat lapisan hidung yang teriritasi.

b. Penanggulangan : penatalaksanaan terutama berupa penghindaran terhadap alergen atau iritan yang dicurigai sebagai penyebab gejala rinitis alergika. Selain itu juga pengobatan simptomatis dengan memberikan antara lain antihistamin, dekongestan, kortikosteroid lokal, dan munoterapi.

3.1.1.2 Sinusitis

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.

a. Gejala : Demam lebih dari 10-14 hari Ingusan berwarna terang, encer Nyeri tenggorokan Batuk Napas yang berbau Muntah-muntah Sakit kepala Kelelahan Bengkak di sekitar mata

b. Penanggulangan : Bagi penderita hal-hal berikut bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman, yaitu : Menghirup uap dari semangkuk air panas. Obat semprot hidung yang mengandung steroid ( larutan garam ). Kompres hangat didaerah sinus yang terkena.

3.1.1.3 Faringitis

Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring) yang biasanya disebabkan oleh infeksi akut. Biasanya disebabkan oleh bakteri streptokokus grup A. Namun bakteri lain seperti n. gonorrhoeae, c. diphtheria, h. influenza juga dapat menyebabkan faringitis.

a. Gejala : Nyeri tenggorokan Nyeri menelan

Tonsil (amandel) yang membesar Demam Pembesaran kelenjar getah bening di leher Peningkatan jumlah sel darah putih

b. Penanggulangan : Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik) seperti asetaminofen, obat hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat. Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.

Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik. Penting bagi penderita untuk meminum obat antibiotik sampai habis sesuai anjuran dokter, agar tidak terjadi resistensi pada kuman penyebab faringitis.

3.1.1.4 Laringitis Akut

Laringitis akut merupakan penyakit yang umum pada anak-anak, mempunyai onset yang cepat dan biasanya sembuh sendiri. Bila laringitis berlangsung lebih dari 3 minggu maka disebut laringitis kronik. Laringitis didefinisikan sebagai proses inflamasi yang melibatkan laring dan dapat disebabkan oleh berbagai proses baik infeksi maupun non-infeksi. Laringitis sering juga disebut juga dengan croup. Dalam proses peradangannya laringitis sering melibatkan saluran pernapasan dibawahnya yaitu trakea dan bronkus.

a. Gejala : Batuk kering Sakit leher Demam Nodul-nodul limpa (kelenjar-kelenjar limpa) yang membengkak di leher Nyeri menelan Perasaan penuh di tenggorokan atau leher

b. Penanggulangan : pasien dengan laringitis harus ditangani dengan tenang dan dengan sikap yang menentramkan hati, karena emosi atau marah akan memperburuk keadaan distress pernapasan anak. Kebanyakan pasien mengalami hipoksemia, sehingga oksigenisasi harus dilakukan dan diberikan oksigen yang dilembabkan. Oksigenisasi dapat dinilai pertama-tama dengan cara oximetry pulse noninvasif untuk meminimalkan ketidaknyamanan dan memaksimalkan ketenangan pasien. Bila distress pernapasan parah dan tidak responsif terhadap perawatan pertama maka harus diukur tekanan gas darah arteri untuk menilai hiperkapnia dan asidosis respiratori.

3.1.1.5 Epiglotitis

Epiglotitis (kadang disebut suproglotitis) adalah suatu infeksi pada epiglotis, yang bisa menybabkan penyumbatan saluran pernapasan dan kematian. Epiglotis adalah tulang rawan yang berfungsi sebagai katup pada pita suara (laring) dan tabung udara (trakea), yang akan menutup selama proses menelan berlangsung.

a. Gejala : Ngiler Nyeri tenggorokan Sesak napas Gangguan menelan Badannya bungkuk kedepan sebagai upaya untuk bernapas Mengi (napas berbunyi) Suara serak Menggigil (kedinginan) Demam Sianosis(warna kulit kebiruan)

b. Penanggulangan :

Epiglotitis merupakan keadaan gawat darurat, yang jika tidak segera diatasi bisa berakibat fatal. Anak harus segera dibawa kerumah sakit dan biasanya ditempatkan di ruang perawatan intensif. Diberikan oksigen dan hampir selalu dilakukan pembukaan saluran pernapasan, baik dengan cara memasukkan tuba endotrakeal maupun dengan cara membuat lubang di leher bagian depan (trakeostomi). Untuk meningkatkan hidrasi, diberi cairan infus. Antibiotik diberikan untuk mengatasi infeksi. Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi pembengkakan.

3.1.1.6 Tonsilitis

Tonsillitis adalah suatu peradangan pada tonsil (amandel). Tonsillitis sangat sering ditemukan, terutama pada anak-anak.

a. Gejala : Tenggorokan sakit Sakit saat menelan Sakit kepala Demam kedinginan Pembesaran, pembengkakan kelenjar (kelenjar getah bening) disekitar rahang dan leher Kehilangan suara

b. Penaggulangan : Jika penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik per-oral (melalui mulut) selama 10 hari. Jika anak mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika : Tonsillitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih/ tahun Tonsillitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih/tahun dalam kurung waktu 2 tahun Tonsillitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih/tahun dalam kurung waktu 3 tahun Tonsillitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik

3.1.1.7 Asma

Batasan asma yang lengkap menggambarkan konsep inflamasi sebagai dasar mekanisme terjadinya asma dikeluarkan oleh GINA (Global Initiative for Asthma). Asma didefinisikan sebagai gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan banyak sel yang berperan, khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Asma pada anak dapat dibagi kedalam tiga derajat penyakit, yaitu : Asma Episodik Jarang Asma Episodik Sering Asma persisten

a. Gejala : Asma Episodik Jarang Sesak napas Mengi selama 3-4 hari Batuk selama 10-14 hari Suara ada lendir Terdapat pada usia 3-6 tahun Serangan 3-4x setahun Gejala timbul di malam hari Asma Episodik Sering Sesak napas Mengi Batuk

Suara ada lendir Gejala timbul di malam hari Terjadi pada umur < 3 tahun, dan 8-13 tahun Serangan 3-4x setahun Hay fever

Asma Persisten Terjadi pada umur 6 bulan atau <3 tahun Gejala timbul di malam hari Gangguan pertumbuhan Sesak napas Mengi tiap hari Batuk Suara ada lendir

b. Penanggulangan : Asma Episodik Jarang Asma Episodik Jarang cukup diobati dengan obat pereda berupa bronkodilator -agonis hirupan kerja pendek (Short Acting 2-Agonist, SABA) atau golongan santin kerja cepat bila perlu saja, yaitu jika ada gejala/serangan. Anjuran memakai hirupan tidak mudah dilakukan mengingat obat tersebut mahal dan tidak selalu tersedia disemua daerah. Di samping itu pemakaian obat hirupan (Metered Dose Inhaler atau Dry Powder Inhaler) memerlukan teknik penggunaan yang benar (untuk anak besar), dan membutuhkan alat bantu (untuk anak kecil/bayi) yang juga tidak selalu ada dan mahal harganya. Bila obat hirupan tidak ada/tidak dapat digunakan, maka -agonis diberikan peroral.

Asma Episodik Sering Jika penggunaan -agonis hirupan sudah lebih dari 3x perminggu (tanpa menghitung penggunaan praaktivitas fisis), atau serangan sedang/berat terjadi lebih dari sekali dalam sebulan, maka penggunaan

anti-inflamasi sebagai pengendali sudah terindikasi. pada awalnya, anti-inflamasi tahap pertama yang digunakan adalah kromoglikat, dengan dosis minimum 10 mg 2-4 kali perhari. Obat ini diberikan selama 6-8 minggu, kemudian dievaluasi hasilnya. Jika asma sudah terkendali, pemeberian kromoglikat dapat dikurangi menjadi 2-3 kali perhari.

Asma Persisten Cara pemberian steroid hirupan apakah dimulai dari dosis tinggi ke rendah selama gejala masih terkendali, atau sebaliknya dimulai dari dosis rendah ke tinggi hingga gejala dapat dikendalikan, tergantung pada kasusnya. Dalam keadaaan tertentu, khususnya pada anak dengan penyakit berat, dianjurkan untuk menggunakan dosis tinggi dahulu, disertai steroid oral jangka pendek (3-5 hari). Selanjutnya dosis steroid hirupan diturunkan sampai dosis terkecil yang masih optimal

3.1.1.8 Bronkitis

Bronkitis merupakan proses peradangan pada bronkus dengan manifestasi utama berupa batuk, yang dapat berlangsung secara akut maupun kronis. Proses ini dapat disebabkan karena perluasan dari proses penyakit yang terjadi dari saluran napas maupun bawah.

a. Gejala : Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan) Sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktifitas ringan Sering menderita infeksi pernapasan (misalnya flu) Lelah Sakit kepala Gangguan penglihatan Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang kemerahan

b. Penanggulangan : Mengontrol batuk agar sekret menjadi lebih encer/lebih mudah dikeluarkan : Anak dianjurkan untuk minum lebih banyak Pemberian uap atau mukolitik, bila perlu diikuti fisioterapi dada. Hati-hati dalam pemberian antitusif dan antihistamin karena akan mengakibatkan sekret menjadi lebih kental sehingga dapat menimbulkan atelektasis atau pneumonia

Antibiotika diberikan apabila didapatkan adanya kecurigaan infeksi sekunder, dengan pilihan antibiotika : kloramfenikol, eritromisin. ampisilin, kloksasilin,

3.1.1.9 Bronkiolitis

Bronkiolitis adalah infeksi virus akut yang terjadi pada bayi, pada tahun pertama kelahirannya, biasanya terjadi pada umur 2 sampai 10 bulan, infeksi bronkiolitis tidak terjadi pada anak lebih dari 2 tahun, terjadinya bronkhiolitis selama musim dingin dan berlangsung hingga musim semi. Bronkiolitis biasanya terjadi 2 sampai 7 hari.

a. Gejala : Iritasi Merasa lelah Demam yang menengah Batuk Muntah Diare Mengi (Napas berbunyi) Dan meningkatnya laju pernapasan

b. Penanggulangan :

Prinsip dasar penanganan bronkhiolitis adalah terapi suportif : oksigenasi, pemberian cairan untuk mencegah dehidrasi, dan nutrisi yang adekuat. Bronkhiolitis ringan biasanya bisa rawat jalan dan perlu diberikan cairan peroral yang adekuat. Bayi dengan bronkhiolitis sedang sampe berat harus dirawat inap.

3.1.1.10

Pneumonia

Pneumonia adalah suatu infeksi pada paru-paru, dimana paru-paru terisi oleh cairan sehingga terjadi gangguan pernapasan. Pneumonia dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur atau parasit.

a. Gejala : Demam Batuk Hidung tersumbat Sesak napas Mengi (napas berbunyi) Hipoksia (kekurangan oksigen) Sianosis (pucat) Muntah

b. Penanggulangan : Pada kasus ringan, pasien boleh berobat jalan. Namun pada kasus berat, sebaiknya pasien dirawat inap.

Pada pasien rawat jalan: Istirahat/ perawatan supportif Bronkodilator albuterol nebulizer/ inhaler Monitor oksigenasi

Pada pasien rawat inap : Oksigen Bronkodilator albuterol nebulizer (perhatikan selama 4 jam) Isolasi pernapasan Ribavirin Antibiotik Analisa gas darah arteri

3.1.1.11

Pneumotoraks

Pneumotoraks adalah akumulasi udara ekstrapulmonal dalam dada. Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas di dalam rongga pleura, yaitu rongga di antara pleura parietalis dan viseralis.

a. Gejala : Sesak napas Mengi Batuk Suara adanya lendir Sianotik (kebiruan)

b. Penanggulangan : Setelah diagnosis ditegakkan, maka harus segera dilakukan tindakan untuk menyelamatkan nyawa penderita. Sebuah jarum atau Abbocath berukuran besar harus segera ditusukkan ke dalam rongga pleura pada ruang sela iga ke dua linea mideo-klavikularis untuk mengeluarkan udara dan dalam rongga pleura. Apabila ragu-ragu terhadap kebenaran diagnosis, jarum dapat dihubungkan dengan semprit. Jika memang benar, maka penghisap (piston semprit) akan terdorong atau udara di dalam rongga pleura akan mudah dihisap

3.1.1.12

Bronchopneumonia

Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996).

a. Gejala : Badan menggigil (kedinginan) Suhu badan naik Sesak napas Pernapasan cuping hidung Sianosis sekitar hidung dan mulut Nyeri pada dada Batuk mula-mula kering dan berdahak

b. Penanggulangan : Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah Simptomatik terhadap batuk Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan broncodilator. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai spektrum sempit

3.1.1.13

Atelektasis

Atelektasis (Atelectasis) adalah pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernapasan yang sangat dangkal. Sebab utama dari atelektasis adalah penyumbatan sebuah

bronkus. Bronkus adalah 2 cabang utama dari trakea yang langsung menuju ke paruparu.

a. Gejala : Sesak napas Nyeri dada Batuk Sianosis Takikardia (nadi cepat) Suhu badan meningkat

b. Penanggulangan : Tindakan yang biasa dilakukan:

Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga paru-paru yang terkena kembali bisa mengembang

Latihan menarik nafas dalam (spirometri insentif) Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan dahak Postural drainase Antibiotik diberikan untuk semua infeksi Pengobatan tumor atau keadaan lainnya Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap atau berulang, menyulitkan atau menyebabkan perdarahan, maka biasanya bagian paruparu yang terkena mungkin perlu diangkat

3.1.2

Analisis Data Penyakit

Dalam membuat sistem pakar ini, diperlukan sistematika penyakit berupa tabel untuk mempermudah dalam peracangan. Dari tabel ini dapat dilihat beberapa penyakit yang mempunyai gejala yang sama. Tabel ini dapat mempermudah dalam memahami serta dengan cepat dapat mengetahui penyakit apa yang menyerang seorang anak. Berikut adalah tabelnya :

Tabel 3.1 Sistematika penyakit pernapasan pada anak


G/P G001 G002 G003 G004 G005 G006 G007 G008 G009 G010 G011 G012 G013 G014 G015 G016 G017 G018 G019 G020 G021 G022 G023 G024 G025 G026 G027 G028 G029 G030 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X P001 P002 X X X P003 P004 X X X X X X X X X X X X X X P005 P006 P007 X P008 X P009 X P010 X P011 X X P012 X X X X X X P013 X P014 X X X P015 X X X

Tabel 3.2 Sistematika penyakit pernapasan pada anak (Lanjutan)

G/P G031 G032 G033 G034 G035 G036 G037 G038 G039 G040 G041 G042 G043 G044 G045 G046

P001

P002

P003

P004

P005

P006

P007

P008 X X X

P009 X

P010

P011

P012

P013

P014

P015

X X

X X X X X X X X X X X X

Keterangan dari gejala penyakit :

G001 : Batuk G002 : Demam G003 : Sesak Napas G004 : Mengi (Napas Berbunyi) G005 : Penurunan Indra Penciuman (bau) dan Rasa G006 : Mimisan G007 : Gatal Bagian Dalam Hidung G008 : Nyeri Tenggorokan G009 : Ingusan Berwarna Terang Encer G010 : Napas Berbau G011 : Muntah

G024 : Hidung Tersumbat G025 : Suara Serak G026 : Kedinginan G027 : Sianosis (Pucat) G028 : Kehilangan Suara

G029 :Suara Ada Lendir G030 : Usia 3-6 Tahun G031 : Usia < 3 Tahun G032 : Usia 8-13 Tahun G033 : Serangan 3-4x Setahun G034 : Gejala Timbul di Malam hari

G012 : Sakit Kepala G013 : Kelelahan G014 : Bengkak di Sekitar Mata

G035 : Hay Fever G036 : Gangguan Pertumbuhan G037 : Menderita Infeksi Pernapasan (flu)

G015 : Nyeri Menelan G016 : Tosil (Amandel) Membesar

G038 : Gangguan Penglihatan G039 : Wajah, telapak tangan Kemerahan

G017 : Pembesaran Kelenjar Getah Bening di Leher G018 : Peningkatan Jumlah Sel Darah Putih G019 : Sakit Leher

G040 : Iritasi

G041 : Diare G042 : Laju Pernapasan Meningkat

G020 : Perasaan Penuh di Tenggorokan

G043 : Hipoksia (Kekurangan Oksigen)

G021 : Ngiler

G044 : Pernapasan Cuping Hidung (lewat hidung)

G022 : Bersin G023 : Badan Bungkuk ke Depan Keterangan dari jenis penyakit :

G045 : Nyeri di Dada G046 : Takikardia (nadi cepat)

P001 : Rhinitis Alergika P002 : Sinusitis P003 : Faringitis P004 : Laringitis P005 : Epiglotitis P006 : Tonsilitis P007 : Asma Episodik Jarang P008 : Asma Episodik Sering P009 : Asma Persisten P010 : Bronkitis P011 : Bronkiolitis P012 : Pneumonia P013 : Pneumotoraks P014 : Bronkopneumotoraks P015 : Atelektasis

3.1.3

Pohon Keputusan

Suatu proses terhadap basis pengetahuan atau informasi yang didapat dari pakar, terlebih dahulu diubah kedalam bentuk pohon keputusan, sehingga didalam penyelesaian masalah lebih mudah dilakukan penelusuran untuk mendapatkan hasil kesimpulan akhir yang terbaik. Adapun diagram pohon keputusan pada sistem ini adalah : Start
G002 G001 G005

G003 G002

G015 G003 G011

G017 G027 G004 G013

G019 G045 G011 G004 G008

G020 G026 G046 G013 G040 G009 P004 G044 P015 G024 G041 G010

G043 P014 G042 G012

P012 P011 G014

P002

Gambar 3.1 Pohon Keputusan Penyakit Pernapasan Anak

Start
G002 G001 G005

G008

G006

G015

G007

G009 G017 G003

G022 G004 G016 G012 G024 G021 G018 G028 P001 G023 P003 P006

G025

G027

P005

Gambar 3.2 Pohon Keputusan Penyakit Pernapasan Anak (Lanjutan)

G003

G004

G012

G013 G029

G037 G027 G034

G038 P013 G031 G033 G039 P007 G033 G036 P010

P009 G035

P008

Gambar 3.3 Pohon Keputusan Penyakit Pernapasan Anak (Lanjutan)

3.1.4

Kaidah Produksi dalam menganalisis Jenis Penyakit Pernapasan pada Anak dari gejala

Kaidah produksi biasanya dituliskan dalam bentuk jika maka (IF-THEN). Kaidah dapat dikatakan sebagai hubungan implikasi dua bagian yaitu premis (jika) dan bagian konklusi (maka). Apabila bagian premis dipenuhi maka bagian konklusi juga akan bernilai benar. Sebuah kaidah terdiri dari klausa-klausa sebuah klausa mirip sebuah kalimat subjek, kata kerja dan objek yang menyatakan suatu fakta.ada sebuah klausa premis dan klausa konklusi pada sebuah kaidah. Suatu kaidah juga dapat terdiri dari beberapa premis dan lebih dari satu konklusi. Aturan premis dan konklusi dapat berhubungan dengan OR atau AND. Berikut kaidah-kaidah produksi dalam mengidentifikasi penyakit:

RULE 1 IF Penurunan indra penciuman (bau) dan rasa

AND Mimisan AND Gatal bagian dalam hidung AND Ingusan berwarna terang,encer AND Bersin AND Hidung tersumbat AND THEN Rhinitis Alergika

RULE 2 IF Batuk

AND Demam. AND Nyeri tenggorokan AND Ingusan Berwarna Terang Encer AND Napas Berbau AND Muntah AND Sakit kepala AND Kelelahan AND Bengkak di sekitar mata THEN Sinusitis

RULE 3 IF Demam

AND Nyeri tenggorokan

AND Nyeri menelan AND Tonsil (amandel) membesar AND Pembesaran kelenjar getah bening di leher AND Peningkatan jumlah sel darah putih. THEN Faringitis

RULE 4 IF Batuk

AND Demam AND Nyeri menelan AND Pembesaran Kelenjar Getah Bening AND Sakit Leher AND Perasaan penuh di tenggorokan atau leher THEN Laringitis

RULE 5 IF Demam

AND Sesak Napas AND Mengi (Napas Berbunyi) AND Nyeri Tenggorokan AND Nyeri Menelan AND Ngiler AND Badan Bungkuk ke Depan AND Suara serak AND Sianosis (Pucat) THEN Epiglotitis

RULE 6 IF Demam

AND Nyeri Tenggorokan AND Nyeri Menelan

AND Sakit kepala AND Pembesaran Kelenjar Getah Bening di leher AND Kehilangan suara THEN Tonsilitis

RULE 7 IF Batuk

AND Sesak napas AND Mengi (Napas Berbunyi) AND Suara ada lendir AND Usia 3-6 tahun AND Gejala timbul di malam hari THEN Asma Episodik Jarang

RULE 8 IF Batuk

AND Sesak napas AND Mengi (Napas Berbunyi) AND Suara ada lendir AND Usia < 3 Tahun AND Usia 8-13 Tahun AND Serangan 3-4x setahun AND Gejala Timbul di Malam hari AND Hay fever THEN Asma Episodik Sering

RULE 9 IF Batuk

AND Sesak Napas AND Mengi (Napas Berbunyi) AND Suara Ada Lendir

AND Usia < 3 Tahun AND Gejala Timbul di Malam hari AND Gangguan Pertumbuhan THEN Asma Persisten

RULE 10 IF Batuk

AND Sesak napas AND Sakit Kepala AND Kelelahan AND Menderita Infeksi Pernapasan (flu) AND Gangguan Penglihatan AND Wajah, telapak tangan Kemerahan THEN Bronkitis

RULE 11 IF Batuk

AND Demam AND Mengi (Napas Berbunyi) AND Muntah AND Kelelahan AND Iritasi AND Diare AND Laju Pernapasan Meningkat THEN Bronkiolitis

RULE 12 IF Batuk

AND Demam AND Sesak Napas AND Mengi (Napas Berbunyi) AND Muntah

AND Hidung Tersumbat AND Sianosis (pucat) AND Hipoksia (Kekurangan Oksigen) THEN Pneumonia

RULE 13 IF Batuk

AND Sesak Napas AND Mengi (Napas Berbunyi) AND Sianosis (Pucat) AND Suara Ada Lendir THEN Pneumotoraks

RULE 14 IF Batuk

AND Demam AND Sesak Napas AND Kedinginan AND Sianosis (Pucat) AND Nyeri di Dada AND Pernapasan Cuping Hidung (lewat hidung)

THEN Bronchopneumonia
RULE 15 IF Batuk.

AND Demam AND Sesak Napas AND Sianosis (Pucat) AND Nyeri di Dada AND Takikardia (nadi cepat) THEN Atelektasis

Start

Pertanyaan

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Gambar 3.4 Flowchart proses forward chaining

Flowchart Forward Chaining (Penalaran Maju)

Pada flowchart forward chaining ini user telah mengetahui gejala-gejala penyakit yang terjadi sebagai bahan untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang akan diberikan oleh sistem, baru kemudian dapat ditarik kesimpulan diagnosis penyakit yang dialami oleh user. Proses forward chaining dapat dilihat pada gambar 3.4, berikut adalah penjelasannya: setelah start, program akan memproses dan menampilkan pertanyaan

dari tabel pertanyaan, jika pertanyaan yang tampil dijawab YA maka jawaban akan disimpan dan kemudian akan memproses pertanyaan berikutnya. Tetapi jika TIDAK maka langsung memproses pertanyaan selanjutnya tanpa menyimpanya terlebih dahulu. Jika saat memproses pertanyaan sudah dapat mengidentifikasi jenis penyakit maka tidak perlu mengulang untuk memproses pertanyaan selanjutnya dan akan tampil output berupa hasil analisis, selesai. Tapi jika belum maka harus mengulang untuk memproses pertanyaan selanjutnya sampai dapat mengidentifikasi jenis penyakit.

3.2 Perancangan Proses

Perancangan proses akan menjelaskan bagaimana sistem bekerja untuk mengolah data input menjadi data output dengan fungsi-fungsi yang telah direncanakan. Sistem ini akan digunakan oleh 2 user yaitu user umum dan administrator.

3.2.1

Use Case Diagram

Untuk mengenal proses dari sistem yang lama atau sistem yang sekarang ini digunakan diagram use case. Dengan diagram use case ini dapat diketahui proses yang terjadi pada aktivitas laboratorium. Dengan diagram ini juga dapat diketahui fungsi yang digunakan oleh sistem yang sekarang. Diagram Use Case grafis menggambarkan interaksi antara sistem, eksternal sistem (jika ada) dan pengguna. Diagram Use Case memainkan peran utama dalam desain sistem karena bertindak sebagai peta jalan dalam membangun struktur sistem, tetapi juga mendefinisikan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Tujuan dari diagram use case adalah untuk menggambarkan: Aktor. Satu set use case untuk sistem Hubungan antara aktor dan use case

Gambar use case bisa dilihat di bawah ini

login_admin pendaftaran_pasien

login_pasien

masukkan gejala

update gejala

update hasil diagnosis Admin pasien mendiagnosis penyakit

masukkan hasil diagnosis

melihat hasil diagnosis input data penyakit

update data penyakit

Gambar 3.5 Use case diagram

Berikut merupakan penjelasan Use case diagram diatas :

Tabel 3.3 Penjelasan Use case diagram Aktor Input Nama Use Case Masukkan gejala Deskripsi Use Case Use case ini berfungsi untuk memasukkan gejala kemudian disimpan dalam data base. Use case ini berfungsi untuk melakukan edit gejala-gejala Use case ini berfungsi untuk memasukkan data penyakit kemudian disimpan dalam data base. Use case ini berfungsi untuk melakukan edit data penyakit Use case ini berfungsi untuk memasukkan hasil diagnosis/ pengobatan kemudian disimpan dalam data base. Use case ini berfungsi untuk melakukan edit hasil diagnosis/pengobatan. Use case ini berfungsi untuk pilihan gejala-gejala yang akan dipilih oleh pasien Use case ini berfungsi untuk mendiagnosis penyakit Use case ini digunakan untuk melihat hasil dari diagnosis penyakit

Update gejala Masukkan data penyakit Admin User name, Password

Update data penyakit Masukkan hasil diagnosis

Update hasil diagnosis Pilih gejala User Name, password (sesuai dengan pendaftaran)

Pasien

Mendiagnosis penyakit Melihat hasil diagnosis

3.2.2

Use Case Sequence Diagram

3.2.2.1 Sequence diagram untuk use case pendaftaran

Use case pendaftaran diproses sebelum melakukan login pasien proses yang terjadi didalamya adalah pasien memasukkan isian pada form pendaftaran, dari form pendaftaran akan dikirim ke sistem dan hasilnya nanti akan di tampilkan pada form pendaftaran.

Berikut gambar Sequence diagram untuk use case pendaftaran:

: pasien

: form_pendaftaran inputData( )

: pendaftaran

getData( )

selesai( )

Gambar 3.6 Sequence diagram untuk pendaftaran

3.2.2.2 Sequence diagram untuk use case login_pasien

Use case login di include oleh semua aktor, proses yang terjadi di dalamnya adalah pasien memasukkan username, password pada form login_pasien, dari form login_pasien akan dikirim ke sistem untuk dicek kevalitan data. Login apabila valid

data akan diproses pada sistem, jika valid maka pasien akan masuk ke halaman konsultasi. Berikut gambar Sequence diagram untuk use case login pasien

: pasien

: form_loginpasien

: loginpasien

input_datausername( )

validasi( )

get_data( )

selesai( )

Gambar 3.7 Sequence diagram untuk login_pasien

3.2.2.3 Sequence diagram untuk use case pilih gejala

Use case pilih gejala ini menangani proses pilihan gejala, proses yang terjadi dalam use case pilih gejala adalah pasien memilih data gejala yang ada pada form gejala kemudian data dikirim ke sistem untuk diproses, setelah itu sistem akan menampilkan data ke form kembali. Berikut gambar Sequence diagram untuk use case pilih gejala :

: pasien input_data( )

: form_gejala

: gejala

getdata( )

selesai( )

Gambar 3.8 Sequence diagram untuk pilih gejala

3.2.2.4 Sequence diagram untuk mendiagnosis penyakit

Use case ini digunakan untuk mengetahui proses diagnosis penyakit, prosesprosesnya adalah pasien menginputkan data yaitu pilihan gejala pada form setelah itu data dikirim ke sistem untuk di proses dan hasil diagnosa akan di tampilkan pada form. Berikut gambar Sequence diagram untuk use case mendiagnosa penyakit :

: user

: form diagnosa

: diagnosa

input_data( ) getdata( )

display(

cetak( )

Gambar 3.9 Sequence diagram untuk mendiagnosis penyakit

3.3 Perancangan Data

Data yang ada disusun sedemikian rupa ke dalam bentuk tabel untuk mempermudah sistem dalam pengambilan keputusan. Seluruh tabel saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Untuk perancangan databasenya dapat dilihat pada tabel-tabel berikut :

1. Tabel Penyakit

Nama tabel Fungsi

: Penyakit : Menginputkan data penyakit

Tabel 3.4 Tabel Penyakit No 1 2 3 4 5 Nama Field ID Kdpenyakit NmPenyakit


Definisi

Tipe Int Varchar


Varchar Text Text

Ukuran

Keterangan Primary Key

4 75

penanggulangan

2. Tabel Gejala Nama tabel Fungsi : Gejala : Menginputkan data gejala

Tabel 3.5 Tabel Gejala No Nama Field 1 2 3 ID KdGejala NmGejala Tipe Int Varchar
Varchar

Ukuran

Keterangan

4 75

3. Tabel Relasi

Nama Tabel Fungsi

: Relasi : Mengatur rule antara gejala dengan penyakit

Tabel 3.6 Tabel Relasi No Nama Field 1 2 Kdpenyakit KdGejala Tipe


Varchar Varchar

Ukuran 4 4

Keterangan

4. Tabel Pakar

Nama Tabel Fungsi

: Pakar : Menyimpan data pakar

Tabel 3.7 Tabel Pakar No Nama Field 1 2 User Passwd Tipe Varchar Varchar Ukuran 60 60 Keterangan Primary key

5. Tabel Member

Nama Tabel Fungsi

: Member : Tabel ini untuk mencatat member/pengunjung

Tabel 3.8 Tabel Member No Nama Field 1 2 3


Username

Tipe Varchar Varchar Varchar

Ukuran 40 40 40

Keterangan Primary key

Passwd
Nama

Tabel 3.9 Tabel Member (Lanjutan) No Nama Field 4 5 6


jeniskelamin alamat Telp

Tipe Varchar
Text

Ukuran
10

Keterangan

60 15

Varchar

6. Pengkodean

Kode digunakan untuk mengklasifikasi data, perancangan pengkodean yang diusulkan dengan tujuan untuk mempermudah dalam proses pengolahan data. Rancangan kode yang diusulkan adalah: 1. Pengkodean kode Jenis Penyakit terdiri dari 4 digit, yaitu dengan format sebagai berikut:

X 999 X : menunjukkan kode penyakit 999 : menunjukkan nomor urut Contoh : P001 P menunjukkan kode penyakit, 001 menunjukkan nomor urut penyakit. 2. Pengkodean kode gejala terdiri dari 4 digit, yaitu dengan format sebagai berikut: X 999 X : menunjukkan kode gejala 999 : menunjukkan nomor urut Contoh : G001 G menunjukkan kode gejala, 001 menunjukkan nomor urut gejala.

3.4 Perancangan Struktur Menu

Perancangan arstitektur merupakan hubungan di antara elemen-elemen struktural utama dari program. Perancangan arsitektur dapat memberikan gambaran mengenai struktur program.

1. Struktur menu Pengguna (User)

Home

Informasi Penyakit

Diagnosis

Login

Hasil

Diagnosis

Gambar 3.10 Struktur Menu Pengguna (User)

2. Struktur menu Pakar

Home

Penyakit Tambah Edit Hapus

Gejala Tambah Edit Hapus

Relasi Tambah Edit Hapus

Pakar Tambah Edit Hapus

Logout Tambah Edit Hapus

Gambar 3.11 Struktur Menu Pakar

3.5 Perancangan Arsitektur

Perancangan arsitektur merupakan perancangan yang dibuat sebelum program aplikasi dibuat. Dengan perancangan arsitektur akan mempermudah proses pembangunan aplikasi sistem pakar.

3.5.1

Perancangan Menu

Interface atau antar muka merupakan tampilan dari suatu program aplikasi yang berperan sebagai media komunikasi yang digunakan sebagai sarana berdialog antara program dengan user. Sistem yang akan dibangun diharapkan menyediakan interface yang mudah dipahami dan digunakan oleh user.

Perancangan interface untuk aplikasi Sistem Pakar adalah sebagai berikut :

1. Form Menu Utama Layar ini berfungsi menampilkan menu utama yang terdiri dari home, diagnosis, informasi penyakit, login pakar.
Header

Beranda

Daftar

Login Pakar

Informasi Penyakit penjelasan Kalender

Login

email password Login

Gambar 3. 12 Form Menu Utama (User)

2. Form Pendaftaran

Header

Beranda

Daftar

Login Pakar email password Nama Login email password Login

Informasi Penyakit

Kalender

Jenis kelamin Alamat Telp

Simpan

Reset

Gambar 3.13 Form Pendaftaran

3. Form Menu Login pakar


Header

Beranda

Daftar

Login Pakar

Informasi Penyakit

email password

Login

email Kalender Login Kembali password Login

Gambar 3.14 Login Pakar

4. Form Menu informasi penyakit


Header

Beranda

Daftar

Login Pakar

Informasi Penyakit

Jenis Penyakit Login Nama Penyakit Definisi : email : password Penanggulangan No. 1. 2. 3. : Login

Kalender

Nama Gejala

Gambar 3.15 Informasi Penyakit

5. Form Menu Diagnosis


Header

Beranda

Daftar

Login Pakar
JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT :

Informasi Penyakit

Apakah anak anda mempunyai gejala______?

Login

email Kalender Ya Tidak password Logout

Gambar 3. 16 Menu Diagnosis

6. Form Menu pakar Layar ini berfungsi menampilkan menu utama pakar yang terdiri dari home, penyakit, gejala,relasi,pakar, lap.penyakit, lap.gejala, forum dan logout.

Header

Home Penyakit Gejala Relasi Pakar Logout

Selamat datang di halaman Pakar : Halaman ini mengatur Pengelolaan data, antara lain ; Data Penyakit Data Gejala Data Relasi Data Pakar

Gambar 3. 17 Menu Utama Pakar

7. Form Menu Penyakit


Header

Home Penyakit Gejala Relasi Pakar Logout

search

Tambah Nama Penyakit ____________ ____________ ____________ ____________ ____________ Edit Edit Edit Edit Edit Aksi Hapus Hapus Hapus Hapus Hapus

NO 1. 2. 3. 4. 5.

Gambar 3. 18 Menu Penyakit

8. Form Menambah Penyakit


Header

Home Penyakit Gejala Relasi Pakar

Kode Penyakit Nama Penyakit Definisi

Penanggulangan

Simpan

Kembali

Gambar 3. 19 Menu Tambah Penyakit

9. Form Edit Penyakit


Header

Home Penyakit Gejala Relasi Pakar Logout

From Edit (merubah) Penyakit Kode Penyakit Nama Penyakit Definisi

Penanggulangan

Simpan

Kembali

Gambar 3. 20 Menu Edit Penyakit

10. Form Menu Data Gejala


Header

Home Penyakit Gejala Relasi Pakar Logout

Search

Tambah Nama Gejala ____________ ____________ ____________ ____________ ____________ Edit Edit Edit Edit Edit Aksi Hapus Hapus Hapus Hapus Hapus

NO 6. 7. 8. 9. 10.

Gambar 3. 21 Menu Data Gejala

11. Form Relasi

Header

Home Penyakit Gejala Relasi Pakar Logout

Search

Tambah

Edit

NO 11. 12. 13. 14. 15.

Penyakit _______ _______ _______ _______ _______

Gejala _______ _______ _______ _______ _______

Aksi Hapus Hapus Hapus Hapus Hapus

Gambar 3. 22 Menu Relasi

12. Form Menu Pakar

Header

Home Penyakit Gejala Relasi Pakar Logout NO 16. 17. 18. 19. 20. Username _______ _______ _______ _______ _______ password _____ _____ _____ _____ _____ Edit Edit Edit Edit Edit

Tambah

Aksi Hapus Hapus Hapus Hapus Hapus

Gambar 3. 23 Menu Edit Pakar

BAB 4

IMPLEMENTASI SISTEM

4.1 Implementasi

Tahap

implementasi

sistem

merupakan

tahap

menerjemahkan

perancangan

berdasarkan hasil analisis dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mesin, serta penerapan perangkat lunak pada keadaan yang sesungguhnya. Seluruh kode program yang digunakan dalam Pembuatan Aplikasi Sisem Pakar Untuk Diagnosis Gangguan Pernapasan Pada Anak. Pada tahap ini akan ditampilkan tampilan setiap menu yang ada.

4.1.1

Menu Utama

Saat pertama kali aplikasi sistem pakar dijalankan, maka akan tampil Form Menu Utama yang merupakan menu utama bagi user biasa maupun bagi admin. Form ini digunakan untuk menampilkan menu-menu aplikasi yang telah dirancang untuk menjalankan sistem pakar

Gambar 4.1 Menu Utama

4.1.2

Menu Pendaftaran

Dalam halaman ini, apabila pengguna ingin melakukan proses identifikasi, maka sebelumnya pengguna diwajibkan untuk mendaftarkan diri pada halaman daftar, sehingga pengguna akan mendapatkan username dan password yang nantinya digunakan untuk login pada halaman menu member login.

Gambar 4.2 Menu Pendaftaran

4.1.3

Menu Login pakar

Dalam proses manajemen data, admin harus melakukan proses login pada interface. Admin diminta memasukkan username dan password. Hal ini untuk menghindari penyalahgunaan manajemen sistem oleh selain admin.

Gambar 4.3 Menu Login Pakar

4.1.4

Menu informasi penyakit

Dalam menu ini pengunjung akan memperoleh informasi mengenai jenis penyakit yang dapat didiagnosa oleh Sistem Pakar Diagnosis Gangguan Pernapasan pada Anak.

Gambar 4.4 Menu Informasi Penyakit

4.1.5

Menu Diagnosis

Menu ini digunakan untuk melakukan diagnosis berdasarkan gejala yang dirasakan oleh user. Sistem pakar akan menampilkan pertanyaan dari gejala yang ada pada setiap penelusuran yang dapat dipilih oleh user dan kesimpulan akhir penelusuran (hasil diagnosa). Hasil diagnosis yang diperoleh tersebut didapatkan dari hasil penelusuran terhadap jenis penyakit berdasarkan gejala yang dipilih oleh user serta aturan. Gejala yang dipilih user pada setiap penelusuran akan diambil KdGejala , kemudian membandingkan dengan aturan-aturan yang berlaku. Sehingga didapat KdPenyakit yang memilki kesamaan gejala denga gejala yang dipilih user. Setelah itu akan dicocokkan KdPenyakit dengan NmPenyakit dari table Penyakit, sehingga keluar sebagai hasil diagnosis .

Gambar 4.5 Menu Diagnosis

4.1.6

Menu pakar

Halaman menu pakar merupakan tampilan pertama setelah melakukan login. Pada halaman ini, terdapat penjelasan mengenai menu kerja dalam administrator dan penjelasan untuk admin itu sendiri.

Gambar 4.6 Menu Pakar

4.1.7

Menu Data Penyakit

Pada form ini akan ditampilkan nama-nama penyakit yang disimpan dalam database. Dari form ini admin dapat melakukan proses pengelolaan data penyakit seperti penambahan data penyakit, serta melakukan pengubahan serta penghapusan data penyakit yang telah disimpan sebelumnya.

Gambar 4.7 Menu Data Penyakit

4.1.8

Menu Data Gejala

Admin bisa melakukan manajemen data gejala berupa tambah, hapus dan ubah data yabg sudah ada. Ketika admin melakukan hapus gejala penyakit, maka secara otomatis sistem juga akan menghapus gejala yang direlasikan dengan penyakitnya pada tabel relasi.

Gambar 4.8 Menu Data Gejala

4.2 Teknik Pengujian Sistem

Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui apakah sistem telah berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancang sebelumnya. Pengujian ini memungkinkan pakar memperoleh kumpulan kondisi input yang akan mengerjakan seluruh keperluan fungsional program. Sistem ini akan membandingkan pilihan gejala yang telah dipilih oleh user pada setiap penelusuran dengan basis pengetahuan. Jika hasil diagnosis diperoleh user dapat melihat informasi detail penyakit sesuai penyakit hasil diagnosis berupa definisi dan penanggulangan.

Setiap jawaban (pilihan gejala) dibandingkan dengan basis pengetahuan. Sistem akan berhenti melakukan proses Tanya jawab pada saat menemukan solusi akhir sama dengan penyakit pada aturan. Data yang diperoleh dari proses tanya jawab dan dibandingkan dengan basis pengetahuan telah memiliki output yang sama, maka dapat disimpulkan pada pengujian ini sistem pakar sudah bekerja sebagaimana rancangan sistem yang dibuat. Berikut laporan hasil pengujian sistem :

4.2.1

Diagnosis

Apakah anak Anda mengalami gejala Batuk ? Ya Apakah anak Anda mengalami gejala Demam ? Tidak Apakah anak Anda mengalami gejala Sesak Napas ? Ya Apakah anak Anda mengalami gejala Mengi (Napas Berbunyi) ? Tidak Apakah anak Anda mengalami gejala Sakit Kepala ? Ya Apakah anak Anda mengalami gejala Kelelahan ? Ya Apakah anak Anda mengalami gejala Menderita Infeksi Pernapasan (flu) ? Ya Apakah anak Anda mengalami gejala Gangguan Penglihatan ? Ya Apakah anak Anda mengalami gejala Wajah, telapak tangan Kemerahan ? Ya

4.2.2

Hasil Diagnosis

Anak Anda terdeteksi mengalami gangguan pernapasan jenis Bronkitis Nama Penyakit Bronkitis Bronkitis merupakan proses peradangan pada bronkus dengan manifestasi utama berupa batuk, yang dapat berlangsung secara akut maupun kronis. Proses ini dapat disebabkan karena perluasan dari proses penyakit yang terjadi dari saluran napas maupun bawah. - Batuk - Sesak napas - Sakit Kepala - Kelelahan Menderita Infeksi Pernapasan (flu) - Gangguan Penglihatan - Wajah, telapak tangan Kemerahan 1. Mengontrol batuk agar sekret menjadi lebih encer/lebih mudah dikeluarkan : - Anak dianjurkan untuk minum lebih banyak Pemberian uap atau mukolitik, bila perlu diikuti fisioterapi dada. - Hati-hati dalam pemberian antitusif dan antihistamin karena akan mengakibatkan sekret menjadi lebih kental sehingga dapat menimbulkan atelektasis atau pneumonia 2. Antibiotika diberikan apabila didapatkan adanya kecurigaan infeksi sekunder, dengan pilihan antibiotika : ampisilin, kloksasilin, kloramfenikol, eritromisin

Definisi

Gejala

Penanggulangan

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan yang telah dibahas dan diselesaikan melalui laporan ini, maka terdapat beberapa kesimpulan:
1. Berdasarkan hasil pengujian, perancangan sistem pakar untuk diagnosis gangguan pernapasan pada anak pengetahuan pengguna tentang ini cukup membantu memberikan pengetahuan penyakit pernapasan

berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan. 2. Hanya expert atau Pakar yang telah diakui oleh pengguna sistem saja yang mempunyai hak akses pada sistem pakar untuk merubah, menambah dan memodifikasi basis pengetahuan sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit pernapasan.

5.2 Saran

Saran dalam sistem pakar diagnosis gangguan pernapasan pada anak adalah sebagai berikut: 1. Adanya pengembangan sumber informasi yang diperlukan untuk membantu dalam melakukan identifikasi penyakit pernapasan yang dapat dijadikan media yang tepat bagi penggunanya dalam menerima informasi yang akurat, terpercaya dan memiliki nilai yang efektif serta efisien bagi pengguna. 2. Pengetahuan sistem pakar diagnosis gangguan pernapasan pada anak dapat semakin diperkaya dengan penambahan kompleksitas gejala yang

diberikan, agar dapat memberikan penjelasan informasi kepada pengguna yang lebih kompleks.

You might also like