You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan

antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Secara umum ekosistem dibagi mejadi tiga tipe, yaitu ekosistem darat, ekosistem air dan ekosistem buatan. Sungai merupakan salah satu bagian dari ekosistem air. Sungai tempat air mengalir dan membawa berbagai kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang dilaluinya. Sungai diibaratkan sebagai urat nadi dalam tubuh manusia, sementara air yang mengalir dalam urat nadi tersebut adalah seumpama darah. Tanpa urat nadi, adarh tidak dapat mengirimkan berbagai zat makanan yang dibutuhkan oleh semua bagian tubuh manusia. Demikian juga tanpa sungai atau apaabila sungai tercemar maka manusia akan kesulitan mendapatkan air yang layak. Meskipun luasan sungai dan jumlah air yang mengalir didalamnya sanagt sedikit jika dibandingkan dengan luas dan jumlah air yang ada di lautan, sungai memiliki peran penting secara langsung bagi kehidupan manusia dan mahkluk hidup disekitarnya. Oleh karena itu pada makalah ini dibahas tentang ekosistem sungai.

BAB II EKOSISTEM SUNGAI

2.1 PENGERTIAN EKOSISTEM SUNGAI Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan, yaitu limpasan yang berasal dari hujan, gletser, limpasan dari anak-anak sungai dan limpasan dari air tanah. Berdasarkan pembentukannya sungai dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : 1. Sungai Hujan Sungai hujan adalah sungai yang sumber airnya berasal dari air hujan yang berkumpul membuat suatu aliran besar. Sungai-sungai yang ada di Indonesia umumnya adalah termasuk ke dalam jenis sungai hujan. 2. Sungai Gletser Sungai gletser adalah sungai yang sumber airnya berasal dari salju yang mencair berkumpul menjadi kumpulan air besar yang mengalir. Sungai

Membramo/Memberamo di daerah Papua / Irian Jaya adalah salah satu contoh dari sungai gletser yang ada di Indonesia. 3. Sungai Campuran Sungai campuran adalah sungai di mana air sungai itu adalah pencampuran antara air hujan dengan air salju yang mencair. Contoh sungai campuran adalah sungai Digul di Pulau Papua / Irian Jaya.

Berdasarkan pola alirannya sungai dibagi menjadi 7 yaitu :

1. Dendritik: seperti percabangan pohon, percabangan tidak teratur dengan arah dan sudut yang beragam. Berkembang di batuan yang homogen dan tidak terkontrol oleh struktur, umunya pada batuan sedimen dengan perlapisan horisontal, atau pada batuan beku dan batuan kristalin yang homogen. 2. Radial Sentrifugal: sungai yang mengalir ke segala arah dari satu titik. Berkembang pada vulkan atau dome. 3. Radial Centripetal: sungai yang mengalir memusat dari berbagai arah. Berkembang di kaldera, karater, atau cekungan tertutup lainnya. 4. Trellis: percabangan anak sungai dan sungai utama hampir tegak lurus, sungaisungai utama sejajar atau hampir sejajar. Berkembang di batuan sedimen terlipat atau terungkit dengan litologi yang berselang-seling antara yang lunak dan resisten. 5. Rectangular : Aliran rectangular merupakan pola aliran dari pertemuan antara alirannya membentuk sudut siku-siku atau hampir siku-siku. Pola aliran ini berkembang pada daerah rekahan dan patahan.
3

6. Annular: sungai utama melingkar dengan anak sungai yang membentuk sudut hampir tegak lurus. Berkembang di dome dengan batuan yang berseling antara lunak dan keras. 7. Pinnate : Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal. Berdasarkan genetiknya dibagi menjadi 5 yaitu : 1. Sungai Konsekwensi 2. Sungai Subsekwensi 3. Sungai Obsekwen 4. Sungai Resekwen 5. Sungai Insekwen 2.2 PEMBAGIAN ZONA PERAIRAN Ada dua zona utama pada aliran air, yaitu : 1. Zona air deras, daerah yang dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh bentos yang beradaptasi khusus atau organism ferifitik yang melekat atau berpegang dengan kuat pada dasar yang padat, dan oleh ikan yang kuat berenang. Zona ini umumnya terdapat pada hulu sungai di daearah pegunungan. 2. Zona air tenang, bagian sungai yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak, tidak sesuai untuk bentos permukaan tetapi cocok untuk penggali nekton dan pada beberapa kasus, plankton. Zona ini banyak dijumpai pada daerah yang landai, misalnya di Pantai Timur Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, jika pada kolam dan danau zonasi yang menonjol adalah horizontal, tetapi pada sungai (air mengalir) zonasinya secara longitudinal. Di dalam danau zona yang berturut-turut dari tengah ke tepian berturut-turut

mewakili tingkat geologis yang lebih tua pada proses pengisian danau. Sedangkan pada sungai dijumpai tingkat yang lebih tua dari hulu ke hilir. 2.3 KOMPONEN-KOMPONEN EKOSISTEM SUNGAI a. Komponen autotrof (Auto = sendiri dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. b. Komponen heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. c. Bahan tak hidup (abiotik) Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. d. Pengurai (dekomposer) Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur.

Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai makhluk air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan gurami. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kurakura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumbalumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Komunitas yang berada di sungai berbeda dengan danau. Air sungai yang mengalir deras tidak mendukung keberadaan komunitas plankton untuk berdiam diri, karena akan terbawa arus. Sebagai gantinya terjadi fotosintesis dari ganggang yang melekat dan tanaman berakar, sehingga dapat mendukung rantai makanan. Komposisi komunitas hewan juga berbeda antara sungai, anak sungai, dan hilir. Di anak sungai sering dijumpai Man air tawar. Di hilir sering dijumpai ikan

kucing dan gurame. Beberapa sungai besar dihuni oleh berbagai kura-kura dan ular. Khusus sungai di daerah tropis, dihuni oleh buaya dan lumba-lumba. Organisme sungai dapat bertahan tidak terbawa arus karena mengalami adaptasi evolusioner. Misalnya bertubuh tipis dorsoventral dan dapat melekat pada batu. Beberapa jenis serangga yang hidup di sisi-sisi hilir menghuni habitat kecil yang bebas dari pusaran air. 2.4 FAKTOR-FAKTOR PEMBATAS Faktor-faktor pembatas dalam ekosistem perairan sungai, sebagai berikut : a. Cahaya matahari Cahaya Matahari merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena sebagai sumber energi utama bagi seluruh ekosistem. Struktur dan fungsi dari suatu ekosistem sangat ditentukan oleh radiasi matahari yang sampai pada ekosistem tersebut. Cahaya matahari, baik dalam jumlah sedikit maupun banyak dapat menjadi faktor pembatas bagi organisme tertentu. b. Air Air merupakan faktor lingkungan yang sangat penting, karena semua organisme hidup memerlukan air. Air dalam biosfer ini jumlahnya terbatas dan dapat berubah-ubah karena proses sirkulasinya. Siklus air dibumi sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air tawar pada setiap ekosistem pada akhirnya akan menentukan jumlah keragaman organisme yang dapat hidup dalam ekosistem tersebut. c. Suhu Air mempunyai beberapa sifat unik yang berhubungan dengan panas yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suatu sampai tingkat minimal, sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dari pada di udara. Sifat yang terpenting adalah : panas jenis, panas fusi, dan panas evaporasi.

d. Kejernihan Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, sering kali penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktifitas. e. Arus Air cukup padat, maka arah arus amat penting sebagai faktor pembatasan, terutama pada aliran air. Disamping itu, arus sering kali amat menentukan distribusi gas yang fital, garam dan organisme yang kecil. Kuat arus dalam suatu perairan sungai sangat menentukan kondisi substrat dasar sungai, suhu air, kadar oksigen, dan kemampuan organisme untuk mempertahankan posisinya diperairan tersebut. Semakin kuat arus air, semakin berat organisme dalam mempertahankan posisinya. f. Zona air deras Daerah yang airnya dangkal dimana kecepatan arus cukup tinggi untuk menyebabkan dasar sungai bersih dari endapan dan materi lain yang lepas, sehingga dasarnya padat. Zona ini dihuni oleh berbagai bentos yang telah beradapatasi khusus misalnya derter. g. Zona air tenang Bagian air yang dalam dimana kecepatan arus sudah berkurang, maka lumpur dan materi lepas cenderung mengendap di dasar, sehingga dasarnya lunak tidak sesuai dengan bentos tetapi sesuai untuk penggali nekton dan plankton.

2.5 INTERAKSI DALAM EKOSISTEM SUNGAI Interaksi yang terjadi di sungai merupakan interaksi antar komponen biotik, yaitu interaksi yang terjadi antar populasi organisme yang menyususn ekosistem. Interaksi antar komponen biotik yaitu Mutualisme, Komensalisme, Alelopati, Kompetisi, dan Parasitisme.

a. Mutualisme Merupakan bentuk hubungan atau interaksi antar organisme dari dua species yang berbeda. Hubungan mutualisme akan menguntungkan bagi kedua organisme yang terlibat di dalamnya. terbagi menjadi 2, yaitu species yang dapat hidup tanpa fatnernya disebut (mutualisme fakultatif) dan kedua jenis species hanya dapat hidup bila bermutualisme (mualisme obligat).

b. Komensalisme Merupakan bentuk hubungan atau interaksi antar organisme dari dua species yang berbeda, yang mana hanya satu organisme saja yang memperoleh keuntungan sedangkan yang lain tidak terpengaruh.

c. Alelopati Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana keberadaan suatu organisme dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan organisme lainya melalui pelepasan toksin atau racun.

d. Predasi Hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organisme memakan disebut Predasi. Organisme yang memakan disebut dengan Predator. Biasanya terjadi pada species yang berbeda hingga terjadi peristiwa makan memakan atau disebut juga Kanibalisme.

e. Kompetisi Adanya persaingan untuk mendapatkan sumber yang terbatas menyebabkan terjadinya atau interaksi dalam bentuk kompetisi. kompetisi yang terjadi pada individu dalam satu species disebut kompetisi intraspesifik. kompetisi yang terjadi antar individu dari dua species yang berbeda yaitu kompetisi interspesifik.

f. Parasitisme Hubungan antar organisme berbeda species yang mana satu jenis organisme (parasit) hidup bersama atau menumpang dengan organisma lain (inang) dan menimbulkan kerugian bagi organisme yang ditumpanginya. Organisme parasit yang menyebabkan sakit pada inangnya disebut dengan patogen.

2.6 FUNGSI DAN PERAN EKOSISTEM SUNGAI TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA Sungai tempat air mengalir dan membawa berbagai kebutuhan hidup manusia dan berbagai mahkluk lain yang dilaluinya. Meskipun luasan sungai dan jumlah air yang mengalir di dalamnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan luas dan jumlah air yang di laut, namun sungai memiliki peranan penting secara langsung bagi kehidupan manusia dan mahkluk di sekitarnya. Sungai, dalam sejarahnya, telah memberi manfaat besar bagi umat manusia, hingga kini. Adapun manfaat sungai antara lain : a. Sumber air bagi pengairan wilayah pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat. b. Sumber tenaga listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). c. Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani. d. Tempat rekreasi, melihat keindahan air terjun. e. Tempat berolahraga seperti berperahu pada arus deras, lomba dayung. f. Tempat untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai, seperti mencuci, mandi, dan lain sebagainya.

10

BAB III KESIMPULAN Sungai adalah air tawar yang mengalir dari sumbernya di daratan menuju dan bermuara di laut, danau atau sungai yang lebih besar, aliran sungai merupakan aliran yang bersumber dari limpasan, yaitu limpasan yang berasal dari hujan, gletser, limpasan dari anak-anak sungai dan limpasan dari air tanah. Zona perairan sungai terdiri dari zona air deras dan zona air tenang. Komponen-komponen ekosistem sungai terdiri dari komponen autotrof, komponen heterotrof, komponen tak hidup (abiotik) dan pengurai (dekomposer). Factor-faktor pembatas pada ekosistem sungai yaitu, cahaya matahari, air, suhu kejernihan, arus, zona air deras, dan zona air tenang. Interaksi pada ekosistem sungai terdirir dari mutualisme,

komensalisme, alelopati, predasi, kompetisi dan parasitisme. Adapun manfaat sungai antara lain : g. Sumber air bagi pengairan wilayah pertanian atau irigasi dan usaha perikanan darat. h. Sumber tenaga listrik untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). i. Tempat untuk mengembangbiakkan dan menangkap ikan guna memenuhi kebutuhan manusia akan protein hewani. j. Tempat rekreasi, melihat keindahan air terjun. k. Tempat berolahraga seperti berperahu pada arus deras, lomba dayung. l. Tempat untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan sehari-hari bagi penduduk yang tinggal di tepi sungai, seperti mencuci, mandi, dan lain sebagainya.

11

DAFTAR PUSTAKA

_____http://bamacute.blogspot.com/2009/12/faktor-pembatas-ekosistem-sungai.html. [Diunduh : Kamis, 02 Desember 2010 pukul 14.30] _________http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/958/1/hutan-onrizal10.pdf [Diunduh : Kamis, 02 Desember 2010 pukul 14.30]

________________http://www.scribd.com/doc/9739611/EKOSISTEM-PERAIRAN [Diunduh : Kamis, 02 Desember 2010 pukul 14.30]

file:///G:/iseu%20sn/perairan-darat.html. [Diunduh : Kamis, 02 Desember 2010 pukul 14.30]

file:///G:/iseu%20sn/faktor-pembatas-ekosistem-sungai.html. [Diunduh : Kamis, 02 Desember 2010 pukul 14.30]

file:///G:/iseu%20sn/Pola%20Aliran%20Sungai%20%C2%AB%20Impact23%27s% 20Weblog.htm. . [Diunduh : Kamis, 02 Desember 2010 pukul 14.30]

file:///G:/iseu%20sn/0034%20Bio%201-7e.htm. . [Diunduh : Kamis, 02 Desember 2010 pukul 14.30]

12

You might also like