You are on page 1of 2

Pilot Sukhoi Nyangkut di Pohon

BOGOR- Jenazah diduga Alexander Yablontsev, pilot pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang menabrak tebing Gunung Salak telah ditemukan. Jasad pilot senior yang memiliki lebih dari 14 ribu jam terbang itu ditemukan di dasar lembah Gunung Salak. Tubuhnya tersangkut di atas pohon. Penemu jenazah Yablontsev adalah tujuh prajurit Kopasus, bagian dari tim sebelumnya yang berjumlah 20 orang. Mereka adalah Sertu Abdul Haris, Serda Reky, Kopral Marulak, Prada Deny, Prada Ahmad, Prada Harahap dan Prada Gema. Anggota Tim Charlie, Sersan Satu Abdul Haris, mengatakan dugaan itu pilot karena ada parasut yang juga tersangkut di pohon. Kan kalau pilot itu pasti dipersiapkan parasut, katanya di sekitar lokasi jatuhnya pesawat, Curug Nangka, Bogor, Sabtu (12/5). Menurut Sertu Abdul Haris, dia dan enam anggotanya menemukan sesosok tubuh menggantung dengan parasut berwarna merah menyangkut di pohon, pada Jumat (11/5), sekitar pukul 16.30 WIB. Kami menemukannya di atas pohon yang sudah terbakar, di dekat serpihan bagian kepala pesawat atau paling atas. Saat itu cuaca cerah, kata Abdul Haris yang merupakan ketua tim. Abdul Haris dan enam anggotanya yang ditemui di Mako Koramil Ciomas, di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, mengatakan kondisi mayat itu masih utuh. Ada kepala, tangan dan kaki. Hanya saja kondisinya sudah hancur dan bagian tubuh terbakar. Utuh. Baik bagian atas (kepala) dan bagian bawah (kaki) masih ada. Hanya bagian bawah sudah hancur dan bagian kepala sebelah kiri juga pecah. Bagian kulitnya terbakar, karena sepertinya pesawat jatuh dan terbakar. Itu terlihat juga dari pohon-pohon yang ada di sekitar lokasi, paparnya. Abdul Haris menduga mayat tersebut adalah sang pilot SSJ. Hal itu teridentifikasi dari parasut, kemeja, postur tubuh dan sebagian wajahnya.

Indikasi kedua yakni wajah yang masih dikenali, kulitnya putih, rambutnya berbeda dengan warna kulit orang indonesia. Itu orang bule. Kondisinya bagian pinggang ke bawah hancur sebagian. Bagian belakang kepala juga hancur, ucapnya. Petugas juga menemukan identitas di dompet yang ada di saku celananya. Hingga saat ini sudah 16 kantong jenazah dievakuasi. Meski belum dapat diketahui berapa jenazah yang berhasil diangkut, petugas meyakini masih banyak korban yang belum ditemukan. Pencarian masih tetap dilakukan. Kami maju karena kami berpikir harus berhasil, kata dia. Evakuasi lewat jalur udara dilanjutkan esok pagi sekitar pukul 06.00 WIB. Sepertinya dia berusaha keluar dengan menggunakan parasut. Setahu saya, hanya pilot yang bisa keluar dengan parasut. Meski sudah compang-camping dan sebagian terbakar, dari pakaiannya dan dari postur serta wajahnya yang bule, kami menduga dia pilot, katanya. Penemuan mayat diduga pilot itu bermula dari dipecahnya tim evakuasi yang diberangkatkan dari Posko Balai Embrio Ternak Cipelang, di Kampung Pasir Pogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, pada Jumat (11/5) pagi, sekitar pukul 06:00 WIB. Awalnya tim yang diketuai Letnan 1 Taufik, berjumlah 20 orang. Namun setelah melewati Puncak Salak IV, atau sekitar 1 kilometer sampai di lokasi jatuhnya pesawat, tim dipecah dua. Sebelumnya atau di tengah perjalanan kami bertemu dua orang dari Anggota Cepat Tanggap (ACT) dan mendapatkan kantung mayat. Kantung itulah yang kami pakai untuk membawa jenasah itu,kata Abdul Haris. Dia bersama enam anggotanya mengevakuasi mayat itu dengan cara manual dan lewat jalur darat. Jalur yang digunakan adalah jalur Curug Nangka, Kecamatan Tamansari. Kami sampai melalui jalur Salak IV dan membuka jalan baru, menggunakan parang dan tali melewati jurang dan menyeberangi sungai. Sementara jenazah kami bawa dengan cara digotong bergantian. Kami start pulang sekitar jam 5 malam sampai pertengahan jalan jam 9 malam. Kami istirahat atau nge-camp di tengah hutan. Baru setengah jam lima pagi, kami lanjutkan perjalanan pulang dan sampai di Curug Nangka sekitar pukul 11.00 WIB, paparnya. Sebelum dibawa ke helipad di Pasir Pogor untuk kemudian dibawa ke Bandara Halim Perdanakusuma dari Curug Nangka, jenasah dibawa telebih dahulu ke Mako Koramil Ciomas, dengan menggunakan angkutan kota (angkot). Setelah itu barulah jenasah dibawa tim penjemput ke posko Pasir Pogor dan dibawa ke Halim. Selain menemukan satu jenasah yang diduga pilot, ketujuh prajurit itu juga menemukan sejumlah identitas para korban. Kami juga menemukan dua identitas lain. Ada dompetnya, ada uangnya, dan ada ATM. Dua identitas itu, satu di antaranya ibu-ibu dan satu lainnya pria. Kami juga menemukan tiga foto dengan wajah berbeda. Satu di antaranya foto perempuan yang usianya diperkirakan 30 tahun, kata Abdul Haris. (net/jpnn)

You might also like