Professional Documents
Culture Documents
Mustofa
Bagian Farmakologi/Pusat Kedokteran
Tropis, Fakultas Kedoktteran UGM
1
Mengapa obat tradisional?
WHO
N OCH3 N
H3C O
CH3
Sumber OCH3
Efek samping OM
Alasan ekonomis
4
Beberapa contoh obat dari tanaman
Obat Kegunaan klinik Spesies
Aspirin Analgetik, antiinflamsi Filipendula ulmaria
Atropin Dilator pupil Atropa belladonna
Dikumarol Antitrombosit Melilotus officinalis
Digoksin Gagal jantung Digitalis purpurea
Digitoksin Gagal jantung D. purpurea
Emetin Antiamuba Psychotria ipecacuantha
Efedrin Bronkodilator Ephedra sinica
Hiosiamin Antikolinergik Hyoscyamus niger
Ipecac Emetik P. ipecacuantha
Ipratropium Bronkodilator H. niger
Quinidin Antiaritmia C. pubescens
Reserpin Antihipertensi Rauvolfia canescens
Vinkristin Leukaemia Catharanthus roseus
5
Jamu
• Efikasinya hanya berdasarkan
pengalaman empiris
• belum diterima dalam pelayanan
kesehatan formal
Obat tradisional
Fitofarmaka
• Efikasinya telah dibuktikan secara
ilmiah
• bisa diterima dlm pelayanan
kesehatan formal
6
Drug discovery and development process
Lead compound
Fitofarmaka
Screening of Acute toxicity
pharmacology study
Product Chronic
Phase II clinical study toxicity studies
development
Pembahasan
Proses
pembuatan
sediaan
Penyarian
Pemekatan
8
Infundasi
Maserasi
Penyarian
Perkolasi
Penyaringan
betingkat
9
Infundasi
• Difinisi :
Sediaan cair yang dibuta dengan mengekstraksi
simplisia nabati dengan air suhu 90 oC selama 15
menit.
• Cara pembuatan :
Campur simplisia dengan derajad halus yang sesuai
dalam panci dengan air secukupnya, panaskan diatas
tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu
mencapai 90 oC sambil sekali-kali diaduk.
Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan
air panas secukupnya melalui ampas hingga
diperoleh volume infus yang dikehendaki.
10
• Cara pembuatan infus tertentu :
9 Infus Daun Sena dan infus yang mengandung
minyak atsiri diserkai setelah dingin.
9 Infus Daun Sena, infus Asam Jawa dan infus lain
yang mengandung lendir tidak boleh siperas.
9 Asam jawa sebelum dibuat infus dihilangkan
bijinya dan diremas dengan air hingga diperoleh
massa seperti bubur, buah adas manis dan buah
adas harus dipecah lebih dahulu.
9 Pd pembuatan infus Kulit Kina ditambahkan
larutan asam pikrat 10% dari bobot zat
berkhasiat.
9 Infus yg mengandung glikosida antrakinon,
ditambahkan larutan Na-karbonat dari bobot
simplisia.
11
• Kadar infus :
Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia
yang tertera di bawah, infus yang mengandung
bukan bahan bukan berkhasiat keras dibuat dengan
menggunakan 10 % simplisia.
12
Maserasi
• Penyarian dg cara meredam serbuk simplisia
dalam cairan penyari.
• Digunakan untuk menyari zat aktif yg mudah
larut dlm cairan penyari, tidak mengembang dlm
penyari, tidak mengandung benzoin & stirak.
• Cairan penyari air, etanol, air-etanol.
• Keuntungan cara pengerjaan dan peralatan yg
digunakan sederhana dan mudah diusahakan.
• Kelemahan : waktu pengerjaan lama dan
penyarian kurang sempurna.
• Cara pengerjaan :
9 10 bag + 75 cairan penyari dan biarkan 5 hari
9 Sari diserkai dan ampas diperas
9 Ampas + penyari diaduk dan diserkai shg
diperoleh 100 bagian
9 Dibiarkan 2 hari, endapan dipisakan. 13
Digesti
• Maserasi dg pemanasan lemah (40-50 oC)
• Hanya untuk senyawa tahan panas
• Keuntungan : kekentalasn kurang, daya
larut naik, kecepatan difusi naik.
Remaserasi
Maserasi
• Maserasi beberapa kali
Maserasi melingkar
• Cairab penyari selalu bergerak dan menyebar
14
Perkolasi
• Difinisi :
Penyarian yg dilakukan dg mengalirkan cairan
penyari melalui serbuk simplesia yang telah
dibasahi.
• Cara kerja :
Serbuk simplisia ditempatkan dlm suatu bejana
silinder, yg bagian bawahnya diberi sekat berpori.
Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
serbuk tersbut, cairan penyari akan melarutkan zat
aktif sel-sel yg dilalui sampai mencapai keadaan
jenuh. Cairan akan bergerak ke bawah karena
beratnya sendiri dan cairan di atasnya.
15
Penyarian bertingkat (Soxhletasi)
16
Ekstrak
• Difinisi :
Sediaan pekat yang diperoleh dg mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yg sesuai, kemudian semua
atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau
serbuk yg tersisa diperlakukan sedimikian hingga
memenuhi bahan baku yg telah ditetapkan.
• Cara pembuatan :
Sebagian besar ekstrak dibuat dg ekstraksi bahan
baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat
biasanya dipekatkan dg cara destilasi dg
pengurangan tekanan, agar bahan utama obat
sesedikit mungkin terkena panas.
17
Ekstrak cair
• Difinisi :
Sediaan cair simplisia nabati yg mengandung etanol
sebagai pelarut atau sebagai pengawet atau sebagai
pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain
pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak
mengandung bahan aktif 1 g simplisia yg memenuhi
syarat.
18
Atropin, kinin, kinidin,
1. Alkaloid nikotin, reserpin, teofilin
digoksin, arbutin,
2. Glikosida
krisofanol