You are on page 1of 9

LAPORAN

OLEH Etha chairani Lenny aprilta Sungging purwoaji Yan dwipratma E1B008040 E1B0080 E1B0080 E1B0080

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI 2011

PENDAHULUAN
Latar Belakang Kuda merupakan hewan yang telah lama digunakan untuk kepentingan manusia, entah itu diambil tenaganya, kecepatannya, bahkan dagingnya sebagai makanan. Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM. Namun ini tetaplah sebuah bukti bahwa kuda telah dikenal begitu lama oleh peradaban manusia. Sekarang ini, penggunaan kuda tidak terbatas sebagai pengangkut ataupun penarik. Kuda mulai diminati dalam bidang olahraga. Sejak dahulu pun kuda telah digunakan dalam olahraga, terutama dalam lingkup-lingkup kerajaan, baik itu untuk berburu, atau bahkan dalam pacuan. Di Indonesia, penggunaan kuda dalam bidang olahraga terwujud pula dalam bentuk permainan polo. Polo yang di klaim sebagai raja dari olahraga sekaligus sebagai olahraga para raja, karena hanya segelintir orang saja yang memiliki kuda dan dapat memainkan permainan ini, maka layaklah polo mengklaim dirinya demikian. Tujuan dan manfaat Mengetahui tentang kuda-kuda yang terdapat di jambi dan mempelajari manajemen pemeliharaan dan perawatan kuda, kandang, pakan, kesehatan. Manfaat yang di dapat adalah kita dapat menerapkan ilmu yang kita peroleh kepada masyarakat pada umumnya dan untuk kota sendiri pada khususnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Kuda digolongkan kedalam filum Chordata (bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui anaknya), ordo Perssodactyla, famili Equidae, dan spesies Equus Cabalus (Blakely dan Blade). Kuda berasal dari spesies Equus caballus yang dahulu merupakan bangsa dari jenis kuda yang liar, kini kuda sudah menjadi hewan yang didomestikasi dan secara ekonomi memegang peranan penting bagi kehidupan manusia terutama dalam pengangkutan barang dan orang selama ribuan tahun. Kuda dapat ditunggangi manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu seperti kendaraan beroda, atau bajak. Pada beberapa daerah, kuda digunakan sebagai sumber pangan. Walaupun peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejaktahun 4.500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk manusia baru ditemukan sejak 2.000 SM (Wikipedia, 2009). Ternak kuda selain dapat digunakan untuk konsumsi masyarakat (daging kuda dan air susu), kuda juga dapat dimanfaatkan untuk berperang, untuk olahraga dan rekreasi, keperluan pertanian secara luas dan untuk alat pengangkutan. Kepemilikan ternak kuda juga dapat memberikan status sosial yang lebih tinggi pada npemiliknyab (Parakkasi, 1986). Populasi kuda di seluruh dunia mencapai kira-kira 62 juta ekor, yang terdiri dari 500 bangsa, tipe dan varietas. Bangsa kuda pada awalnya dianggap sebagai hewan yang berkaitan dengan lokasi geografis tempatnya dikembangbiakkan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara khusus (Bowling dan Ruvinsky, 2004). Domestikasi kuda terjadi sekitar 5000 tahun yang lalu. Kuda pertama kali digunakan sebagai sumber pangan, untuk perang dan olahraga, serta untuk tujuan pengangkutan. Kuda tersebut digunakan untuk alat transportasi cepat untuk mengangkut orang dan memindahkan muatan yang berat. Kuda juga menjadi ternak penting dalam bidang pertanian, pertambangan, dan kehutanan (Bogart dan Taylor, 1983). Kuda dapat diklasifikasikan menjadi tipe ringan, tipe berat maupun kuda poni sesuai ukuran, bentuk tubuh, dan kegunaan. Kuda tipe ringan mempunyai tinggi 1,45-1,7 m saat berdiri,

bobot badan 450-700 kg dan sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik atau kuda pacu. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibanding kuda tipe berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi 1,45-1,75 m saat berdiri, dengan bobot badan lebih dari 700 kg dan biasa digunakan untuk pekerja. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari 1,45 m jika berdiri dan bobot badan 250-450 kg, berbeda kuda berukuran kecil biasanya juga terbentuk dari keturunan kuda tipe ringan (Ensminger, 1962).

MATERI DAN METODA

Waktu dan Tempat Surve yang dilakukan pada tanggal 9 april 2011, bertempat di alamat lorong bajuri talang banjar.

Materi Ada pun materi yang digunakan adalah Kuda Rumput bulu, rumput kumpe, rumput benta. Kamera Motor Pena Buku

Metoda

Adapun metoda yang dilakukan adalah pertama kami melihat kandang yang ada , kemudian melihat ternak kuda yang ada dan memberikan pakan berupa rumput-rumputan da melakukan dokumentasi setelah itu kami melakukan atau memberikan pertanyaan ke pada peternak yang akan kami wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN


1.sistem perkandangan Sistem perkandangan ternak kuda yang ada di talang banjar ini dilakukan secara insentif, dimana ternak kuda dikandangkan dan makanannya diberikan oleh peternak.james(1995) menyatakan bahwa peternakan yang dilakukan secara insentif dilakukan sepenuhnya oleh peternak dan dipelihara,pemberian pakan dan manajemen sepenuhnya di lakukan oleh peternak. Bentuk kandang yang diginakan oleh peternak ini adalah bentuk baterai yang berukuran 2x2 m untuk 1 ekor kuda.jumlah ternak yang di pelihara dipeternakan pak sarlan ini ada 2 ekor ternak kuda.

2. ransum ternak Pada peternak kuda yang dipelihara oleh pak sarlan ini di berikan makanan berupa hijauan seperti rumput benta, rumput bulu.hijauan ini diberikan setiap harinya sebanyak 20kg hijauan merupakan pakan utama yang di berikan kepada ternak kuda.hijauan mengandung serat kasar yang tinggi dan ini hanya dapat dicerna di daerah sekum karena pada sekum terdapat beberapa mikroba yang mampu mencerna serat kasar.sekum merupakan tempat utama didalam mencerna serat kasar dan sekum ini sama fungsinya seperti rumen pada ternak ruminansia.Aminuddin(1984) menyatakan bahwa jumlah hijauan dalam berkisar antara 1-2% dari berat badan kuda yang bersangkutan Kosentrat merupakan pakan tambahan dan pakan penguat yang diberikan pada ternak kuda, kosentrat mengandung beberapa zat gizi seperti protein dan sumber energy yang di gunakan untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan untuk reproduksi. Selain hijauan dipeternak ini juga diberikan pakan tambahan seperti kosentrat.dimana kosentrat yang diberikan adalah berupa dedak.kosentrat ini diberikan 2 kg setiap harinya.kosentrat ini dibeli ditoko dengan harga sekitar Rp 1.000/kg .kosentrat ini fungsinya untuk memenuhi keseimbangan dan pemenuhan zat-zat makanan yang diperlukan untuk ternak kuda.pemberian kosentrat ini dilakukan pada sore hari sedangkan pada hijauan di berikan pada pagi hari,

Pada peternakan ini juga diberikan air minum, di mana air minum diberikan 2 kali dalam satu hari sebanyak 1 ember sedang.dipeternakan ini juga diberikan daun kates yang fungsinya untuk memenuhi kebutuhan mineral pada kuda.

3.penyakit ternak Penyakit merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan karena ternak yang sakit dapat menyebabkan kerugian bagi peternak itu sendiri.penyakit yang sering menyarang ternak kuda pak sarlan ini adalah penyakit kembung (masuk angin).penyakit ini biasanya di sebabkan oleh pemberian hijauan yang berkualitas rendah,kebersihan kandang serta cuaca yang tak menentu.Biasanya obat-obatan yang di berikan pada ternak kuda apabila sakit perut yaitu kopi.james(1995) menyatakan bahwa penyakit merupakan salah satu faktoryang sangat berbahaya apabila menyerang ternak, karena ternak yang diserang akan mengakibatkan kematian.

4.analisis usaha Kuda yang dipelihara pada umumnya digunakan oleh peternak untuk menarik sado.hal ini dilakukan oleh peternak untuk memenuhi kebutuhan peternak.pendapat yang diperoleh setiap harinya adalah sebesar Rp 15.000 sampai Rp 30.000 (tidak tentu).harga kuda bila dijual per ekornya sebesar Rp 10.000.000/ekor.biaya yang di keluarkan untuk pemberian pakan adalah sebesar Rp 10.000/hari. Akan tetapi sekarang ternak kuda sudah mulai berkurang karena semakin majunya zaman dan hal ini akan mempengaruhi perkembangan ternak kuda di daerah jambi khususnya.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN Kesimpulan yang kami dapat pada hasil wawancara kepada peternak bernama pak sarlan bahwa sistem perkandangannya yang ada adalah intensif.ternak kuda yang dipelihara berjumlah 2 ekor.tujuan dari berternak kuda tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan menarik sado di pasar. Dijambi sudah mulai berkurang yang menarik sado katena adanya perkembangan zaman di mana masyarakat lebih cendrung memilih naik ojek di banding naik sado.pendapatan yang diperoleh sehari-harinya tidak menentu yaitu berkisar Rp 15.000 Rp 30.000/hari

SARAN Saran yang kami berikan adalah agar pemerintahan daerah mau memberikan bantuan kepada peternak kuda yang ada di jambi sehingga peternakan kuda di jambi khususnya tidak punah dan dapat berkembang dengan baik dan pesat.

DAFTAR PUSTAKA

Blakely, J. Dan D. H. Blade. 1991. The Science of Animal Hubandry. Printice-Hall Inc. New Jersey. Bogart, R. And R. E. Tylor. 1983. Scientific Farm Animal Production. 2nd Edition. Macmillan Publishing Company, New York. Bowling, A. T. Ruvinsky. 2004. The Genetic of the Horses. CABI Publishing. London. Ensminger, M. E. 1962. Animal Science. Animal AgriculturenSeries. 5th Edit. Printers & Publisher, Inc. Danville, Illinois. Jacoebs, T. N. 1994. Budidaya Ternak Kuda. Kanisius. Yogyakarta. McBane, S. 1991. Horse Care and Ridding a Thinking Approach. Paperback. United Kingdom. McBane, S. 1994. Modern Stables Management. Ward Lock. United Kingdom. Parakksasi, A. 1986. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik vol. 1b. UI Press Indonesiaq. Jakarta. Wikipedia. 2009. Kuda. http://id.wikipedia.org/wiki/Kuda (25 Oktober 2009) http://www.jagorawi.com/p4.phtml (25 Oktober 2009) http://www.wikipedia.com/nusantarapoloclub (25 Oktober 2009)

You might also like