You are on page 1of 23

Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014

Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015


Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
KOMPRESOR TORAK

A. TUJUAN
Mengetahui unjuk kerja dari kompresor torak dan mempelajari
karakteristiknya.

B. DASAR TEORI
Prinsip dasar dari kerja kompresor torak adalah dengan menghisap udara
atau gas melalui katup hisap (suction value) ke dalam silinder, kemudian
menempatkannya dengan torak, sehingga lajur di tekanan udara yang
kemudian dikeluarkan melalui katup buang (discharge valve).
Dengan kata lain, kerja kompresor torak didasarkan pada penghisapan dan
penekanan sejumlah udara pada silinder selama langkah kerjanya udara
dikompresikan secara politropis untuk menambah tekanan dan temperaturnya.
Udara yang bertekanan dari silinder akan keluar melalui katup tekan kedalam
sistem yang bertekanan lebih rendah.
Gerak torak maju mundur ini menghasilkan siklus aliran tersebut berlangsung
secara berulang-ulang. Metode ini disebut juga sebagai kompresor aliran
terputus-putus.

C. KARAKTERISTIK KOMPRESOR TORAK
Kompresor torak memerlukan beberapa pengujian untuk mengetahui
karakteristik, antara lain :
- Laju aliran massa
- Daya politropik ( P
pol
)
- Daya mekanis ( P
b
)
- Efisiensi mekanis (
m
)
- Daya isothermal ( P
ist
)
- Efisiensi isothermal (
ist
)
- Daya adiabatik ( P
ad
)
- Efisiensi adiabatik (
ad
)
- Efiseinsi volumetrik (
vol
)




Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
D. SPESIFIKASI PERALATAN
Kompresor torak yang digunakan dengan menggunakan motor listrik :
1. Kapasitas receiver : 150 lt
2. Jumlah silinder : 2 batang
3. Reduksi pulley : , 19
4. Lengan torsi : 0.212 m
5. Tekanan maks kompresor : 10 bar
6. Daya kompresor : 3 Hp
7. Motor power : 2 Kw
8. Jumlah katup : 2
9. Bore : 0.06 m
10. Stroke : 0.041 m
11. Jarak clearance : 0.0039 m
12. Volume hisap : 340 l/min pada putaran 1470 rpm
13. Tegangan : 220 / 380 volt
14. Kapasitas oli : 0.47 lt
15. Tekanan maks : 10 bar
16. Phase : 3 phase
17. Model : fini mk 94-150-3

E. SKEMA INSTALASI PENGUJIAN KOMPRESOR TORAK
1. Katup pengaturan aliran massa udara
2. Receiver kompresor
3. V belt
4. Tekanan udara masuk ke kompresor ( P
1
)
5. Temperatur udara masuk ke kompresor ( T
1
)
6. Tekanan udara keluar dari kompresor ( P
2
)
7. Temperatur udara keluar dari kompresor ( T
2
)
8. Temperatur udara sebelum melewati plat orifice ( T
3
)
9. Temperatur tabung kering dan basah sebelum kompresi ( T
d1
dan T
w1
)
10. Temperatur tabung kering dan basah setelah melewati plat orifice ( T
d2

dan T
w2
)
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
11. Tekanan udara setelah melewati plat orifice ( P
3
)
12. Perbedaan tekanan pada plat orifice ( P )
13. Inverter
14. Pulley
15. Kompresor
16. Tabung U manometer
17. Pengukur massa
18. Generator motor
19. Selang silikon penghubung udara tekanan
20. Pipa tembaga sebagai penghubung aliran udara
21. Bearing
22. Lengan torsi
23. Plat orifice
24. Katup

F. RUMUS-RUMUS PERHITUNGAN
a. Kelambatan akibat laju aliran massa udaranya :

3
3
2
2
RT
P p Qe
A M
ud
A
=
dengan M
ud
: aliran massa udara ( kg/s )
A
2
: luas diameter dalam pipa ( m
2
)
T
3
: T
3
data + 273,15 ( K )
p : ( P
0
+ 9.67 x 10
-5
, p data ) 101325 ( P
a
)
P
3
: (( P
0
+ 9.67 x 10
-5
, P
3
data ) 101325 ( P
a
)
R : konstanta gas ( udara ) 2871 Nm/kg.K
Qe : faktor konversi gravitational acceleration ( kg.m / N.s
2
)


b. Ratio kompresi
Perbandingan antara tekanan udara yang keluar dan masuk pada kompresor.

1
2
P
P
R
P
=
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
c. Daya politropik ( P
pol
)
Adalah daya yang dibutuhkan untuk menekan udara dalam keadaan umum
secara kompresi politropik dari suhu dan tekanan awal hingga mencapai
tahap akhir.

4500
N Pa W
P
pol

=

|
|
.
|

\
|

=

1
1
1
1
2
1 1
n
n
pol
P
P
V P
n
n
W
untuk n : indeks politropik
- Dari data pengujian

n
n
P
P
T
T
1
1
2
1
2

|
|
.
|

\
|
=
- Indeks politropik didapat dengan persamaan logaritma

1
2
1
2
ln
1
ln
P
P
n
n
T
T
=

d. Daya mekanis ( P
b
)
Daya yang diberikan poros kompresor oleh motor penggeraknya.
Perbandingan reduksi pulley pada generator motor yang digunakan adalah
1: 2,19

3300
19 , 2 2 N T
P
q
b

=
t

L F Tq =
dengan Tq : momen torsi ( Nm )
F : gaya ( N )
L : panjang lengan gaya ( m )
P
b
: daya mekanis ( W )

- Efisiensi mekanisnya (
mek
)
% 100 =
b
pol
mek
P
P
q
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
e. Daya isothermal ( P
ist
)
Daya yang dibutuhkan untuk menekan udara secara isothermis dari suhu
dan tekanan awal hingga mencapai tahap akhir.

4500
N W
P
ist
ist

=
dengan P
ist
: daya isothermal ( watt )
W
ist
: kerja isothermal ( kg.in )
P : jumlah pole
F : frekuensi motor ( Hz )
N : putaran motor dalam pipa ( rpm )

- Kerja isothermalnya ( W
ist
)

|
|
.
|

\
|
=
1
2
1 1
ln
V
V
V P W
ist

- Volume masuk :
2
1
=
tot
V V
( ) 2 1 2 + = V V V
tot

dengan V
2
: volume clearance
V
3
: volume stroke
- Volume keluar :

2 2 1 1
V P V P =
- Efisiensi isotermal (
ist
)

b
ist
ist
P
P % 100
= q
dengan P
b
: daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan kompresor
- Daya adiabatik ( P
ad
)

4500
N W
P
ad
ad

=

120
..P N
F =
Untuk P
ad
: daya adiabatik ( W )
W
ad
: kerja adiabatik ( kgfm )
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
f. Kerja adiabatik ( W
ad
)
1 .
1
1
2
1
1 1

|
|
.
|

\
|

=
k
k
ad
P
P
V P
k
k
W
untuk
v
p
C
C
k =

- Efisiensi adiabatik (
ad
q )
% 100 =
b
ad
ad
P
P
q


g. Efisiensi volumetric (
vol
)

( )
c k Z
rp
vol
) 1 (
1
.
1 1

= q
Untuk Z : faktor kompresibilitas

masuk litas kompresibi faktor
keluar litas kompresibi faktor
1
2
= =
Z
Z
Z
Faktor kompresibilitas keluar dan masuk didapat dari table compressibility
dengan membandingkan antara suhu ( T
r
) dan tekanan ( P
r
).

Untuk faktor kompresibilitas masuk ( Z
1
)

kritis titik pada udara temperatur
kompresor masuk udara temperatur
=
r
T

kritis titik pada udara tekanan
kompresor masuk udara tekanan
=
r
P

Untuk faktor kompresibilitas keluar ( Z
2
)

kritis titik pada udara temperatur
kompresor masuk udara temperatur
=
r
T

kritis titik pada udara tekanan
kompresor keluar udara tekanan
=
r
P
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
Untuk nilai tekanan udara kritis sebesar 3744356,28 Pa dan untuk nilai
temperatur udara kritisnya 132,41 K.
- Persen Clearance ( c )

Sc p
Sc g
V
V
C
s
c


= =
2
4
2
4
t
t

dengan Sc : panjang clearance
Ss : panjang stroke

G. JALAN PERCOBAAN
1. PROSEDUR PENGAMBILAN DATA
Sebelum menjalankan pengujian kompresor torak, harus dilakukan beberapa
pemeriksaan terhadap peralatan pengujian. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Buang air dan udara sisa yang terdapat dalam receiver melalui saluran
pembuangan yang ada.
2. Pastikan kondisi air pembawa pada wet bulb thermometer, jangan sampai
kering.
3. Pastikan tekanan udara dalam receiver menunjukan angka 0 bar dengan
melihat petunjuk pada pressure gauge tersebut.
4. Pastikan tombol pengatur putaran kecepatan pada posisi nol.
5. Pastikan semua katup keluaran dalam keadaan tertutup.
2. CARA MENGOPERASIKAN ALAT UJI
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1. Hubungkan aliran listrik kompresor pada saklar kontak PLN.
2. Aktifkan MCB pada posisi ON.
3. Tekan switch ON pada panel kontrol untuk menjalankan kompresor.
4. Putar tombol pengatur putaran secara perlahan sampai posisi 15Hz
5. Tutup katup pengaturan aliran massa udara sehingga tekanan keluar dari
kompresor naik secara perlahan.
6. Pada saat tekanan dalam receiver mencapai 3 bar, buka katup pengatur
aliran massa udara perlahan-lahan untuk mempertahankan keseimbangan
tekanan pada kondisi tersebut.
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
7. Untuk beberapa saat (minimal 5 menit) diamkan semua alat pada kondisi
seperti ini untuk pemanasan atau penyesuaian dalam keadaan tekanan
tersebut.
8. Catat data yang diperlukan pada alat penguji tersebut.
9. Lakukan kembali pengujian untuk putaran yang berbeda pada 17, 5, 20,
22, 5.25 Hz.
10. Sebelum menaikkan dapat dipertahankan pada putaran tinggi, buka katup
pengatur aliran massa terlebih dahulu agar tekanan keluar tidak melebihi
pada 3 bar sehingga dapat dipertahankan pada kondisi tersebut.
11. Untuk menghentikan motor,maka putar tombol pengatur putaran kembali
ke posisi nol dan tekan switch OFF pada inverter.

TUGAS
1. Jelaskan mengenai mesin torak!
2. Buatlah diagram kurva untuk axial flow, centrifugal dan positive
displacement kompresor!
3. Jelaskan perbedaan reciprocating dan centrifugal compressor!
4. Buatlah diagram P vs V untuk kompresor torak dan penjelasannya!
5. Jelaskan mengenai hyper kompresor!













Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
F. Perhitungan Data
1. Laju aliran massa udara
( ) ( )
kg/s 0,099
303 2871
101325 2 101325 8 , 11 1 2
10 . 327 , 1
m 10 327 , 1 013 , 0
4 4
2
4
1
2 4 2 2
2
3
3
2
=


=
= = =

A
=

ud
ud
M
d A
T R
P P Qe
A M
t t

( ) ( )
=


=

303 2871
101325 2 101325 9 , 11 1 2
10 . 327 , 1
4
2 ud
M 0,099 kg/s
( ) ( )
=


=

304 2871
101325 2 101325 9 , 17 1 2
10 . 327 , 1
4
3 ud
M 0,122 kg/s
( ) ( )
169 , 0
304 2871
101325 5 , 3 101325 8 , 19 1 2
10 . 327 , 1
4
4
=


=

ud
M kg/s

2. Ratio kompresi
10
2 , 0
2
1 1
1 2
1
= = =
P
P
R
p

20
1 , 0
2
2 1
2 2
2
= = =
P
P
R
p

20
1 , 0
2
3 1
23
3
= = =
P
P
R
p

5 , 17
2 , 0
5 , 3
4 1
24
4
= = =
P
P
R
p

3. Daya politropik
4500
N W
P
pol
pol

=
|
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|

=

1
1
1
1
2
1 1
n
n
pol
P
P
V P
n
n
W
-
|
|
.
|

\
|

=
11
21
1
1
11
21
ln
1
ln
P
P
n
n
T
T

Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016

997 , 0
10 ln
1
304
302
ln
1
1
1
=

=
n
n
n

998 , 0
20 ln
1
304
302
ln
ln
1
ln
2
2
2
12
22
2
2
2 1
2 2
=

=
|
|
.
|

\
|

=
n
n
n
P
P
n
n
T
T

477 , 0
20 ln
1
304
303
ln
ln
1
ln
3
3
3
13
23
3
3
3 1
3 2
=

=
|
|
.
|

\
|

=
n
n
n
P
P
n
n
T
T

465 , 0
5 , 17 ln
1
304
303
ln
ln
1
ln
4
4
4
14
24
4
4
4 1
4 2
=

=
|
|
.
|

\
|

=
n
n
n
P
P
n
n
T
T

-
3 4 2 2
1
m 10 . 13 , 1 04 , 0 06 , 0
4 4

= = =
t t
l d V
- ( ) Nm 5,24 1 10 10 . 13 , 1 101325 2 , 0
1 997 , 0
997 , 0
003 , 0 4
1
= |
.
|

\
|

=

pol
W
( ) Nm 3,41 1 20 10 . 13 , 1 101325 1 , 0
1 998 , 0
998 , 0
002 , 0 4
2
= |
.
|

\
|

=

pol
W
( ) Nm 1 1 20 10 . 13 , 1 101325 1 , 0
1 477 , 0
477 , 0
096 , 1 4
3
= |
.
|

\
|

=

pol
W
( ) Nm 1,92 1 5 , 17 10 . 13 , 1 101325 2 , 0
1 465 , 0
465 , 0
15 , 1 4
4
= |
.
|

\
|

=

pol
W

-
rpm 5652
60 15 2
60 2
1 1
=
=
=
t
t f N

Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
rpm 7536
60 20 2
60 2
2 2
=
=
=
t
t f N

rpm 9420
60 25 2
60 2
3 3
=
=
=
t
t f N

rpm 11304
60 30 2
60 2
3 4
=
=
=
t
t f N

- =

=
4500
5652 24 , 5
1
pol
P 6,58 W
71 , 5
4500
7536 41 , 3
2
=

=
pol
P W
09 , 2
4500
9420 1
3
=

=
pol
P W
82 , 4
4500
11304 92 , 1
4
=

=
pol
P W

4. Daya mekanis
- l F T
Q
=
18 , 3 212 , 0 15
1
= =
Q
T Nm
24 , 4 212 , 0 20
2
= =
Q
T Nm
3 , 5 212 , 0 25
3
= =
Q
T Nm
36 , 6 212 , 0 30
4
= =
Q
T Nm

-
3300
19 , 2 2 N T
P
Q
b

=
t

91 , 74
3300
5652 19 , 2 18 , 3 2
1
=

=
t
b
P W
17 , 133
3300
7536 19 , 2 24 , 4 2
2
=

=
t
b
P W
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
07 , 208
3300
9420 19 , 2 3 , 5 2
3
=

=
t
b
P W
63 , 299
3300
11304 19 , 2 36 , 6 2
4
=

=
t
b
P W

5. Efisiensi mekanis
% 100 =
b
pol
mek
P
P
q
% 78 , 8 % 100
91 , 74
58 , 6
1
= =
mek
q
% 29 , 4 % 100
17 , 133
71 , 5
2
= =
mek
q
% 1 % 100
07 , 208
09 , 2
3
= =
mek
q
% 61 , 1 % 100
73 , 299
82 , 4
4
= =
mek
q

6. Daya isothermal
( )
( )
2 4 2
4 2
2
2
m 10 . 269 , 1 041 , 0 0039 , 0 06 , 0
4

4

= + =
+ =
t
t
l l d V

-
1
2
1 1
ln
V
V
V P W
ist
=
266 , 0
10 . 13 , 1
10 . 269 , 1
ln 10 . 13 , 1 101325 2 , 0
4
4
4
1
= =

ist
W Nm
133 , 0
10 . 13 , 1
10 . 269 , 1
ln 10 . 13 , 1 101325 1 , 0
4
4
4
2
= =

ist
W Nm
133 , 0
10 . 13 , 1
10 . 269 , 1
ln 10 . 13 , 1 101325 1 , 0
4
4
4
3
= =

ist
W Nm
266 , 0
10 . 13 , 1
10 . 269 , 1
ln 10 . 13 , 1 101325 2 , 0
4
4
4
4
= =

ist
W Nm

Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
-
4500
N W
P
ist
ist

=
334 , 0
4500
5652 266 , 0
1
=

=
ist
P W
223 , 0
4500
7536 133 , 0
2
=

=
ist
P W
278 , 0
4500
9420 133 , 0
3
=

=
ist
P W
668 , 0
4500
11304 266 , 0
4
=

=
ist
P W

7. Efisiensi isothermal
% 100 =
b
ist
ist
P
P
q
% 446 , 0 % 100
91 , 74
334 , 0
1
= =
ist
q
% 167 , 0 % 100
17 , 133
223 , 0
2
= =
ist
q
% 134 , 0 % 100
, 07 , 208
278 , 0
3
= =
ist
q
% 223 , 0 % 100
63 , 299
668 , 0
4
= =
ist
q

8. Daya adiabatik
-
|
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|

=

1
1
1
1
2
1 1
k
k
ad
P
P
V P
k
k
W
( ) 21 , 334 1 ) 12 / 2 , 0 ( 10 . 13 , 1 101325 12
1 4 , 1
4 , 1
29 , 0 4
1
= |
.
|

\
|

=

ad
W Nm
( ) 92 , 360 1 ) 12 / 1 , 0 ( 10 . 13 , 1 101325 12
1 4 , 1
4 , 1
29 , 0 4
2
= |
.
|

\
|

=

ad
W Nm
( ) 34 , 561 1 ) 18 / 1 , 0 ( 10 . 13 , 1 101325 18
1 4 , 1
4 , 1
29 , 0 4
3
= |
.
|

\
|

=

ad
W Nm
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
( ) 67 , 590 1 ) 20 / 2 , 0 ( 10 . 13 , 1 101325 20
1 4 , 1
4 , 1
29 , 0 4
4
= |
.
|

\
|

=

ad
W Nm

-
4500
N W
P
ad
ad

=
77 , 419
4500
5652 21 , 334
1
=

=
ad
P W
42 , 604
4500
7536 92 , 360
2
=

=
ad
P W
07 , 1175
4500
9420 34 , 561
3
=

=
ad
P W
76 , 1483
4500
11304 67 , 590
4
=

=
ad
P W


9. Efisiensi adiabatik
% 100 =
b
ad
ad
P
P
q
% 37 , 560 % 100
91 , 74
77 , 419
1
= =
ad
q
% 87 , 453 % 100
17 , 133
42 , 604
2
= =
ad
q
% 75 , 564 % 100
07 , 208
07 , 1175
3
= =
ad
q
% 03 , 495 % 100
73 , 299
76 , 1483
4
= =
ad
q







Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
Grafik Percobaan





0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
p

i
s
t
(
w
a
t
t
)

n ist(%)
Grafik n ist vs P ist
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
0 200 400 600
P

a
d
(
w
a
t
t
)

n ad(%)
Grafik n ad vs P ad
0
1
2
3
4
5
6
7
0 2 4 6 8 10
P

p
o
l
(
w
a
t
t
)

n mek(%)
Grafik n mek vs P pol
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016





0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
0.45
0.5
0 5 10 15 20 25
n

i
s
t
(
%
)

Rp
Grafik Rp vs n ist
0
100
200
300
400
500
600
0 5 10 15 20 25
n

a
d
(
%
)

Rp
Grafik Rp vs n ad
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 5 10 15 20 25
n

m
e
k
(
%
)

Rp
Grafik Rp vs n mek
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016





0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0 5 10 15 20 25
W

i
s
t
(
N
m
)

Rp
Grafik Rp vs W ist
0
1
2
3
4
5
6
0 5 10 15 20 25
W

p
o
l
(
N
m
)

Rp
Grafik Rp vs W pol
0
100
200
300
400
500
600
700
0 5 10 15 20 25
W

a
d
(
N
m
)

Rp
Grafik Rp vs W ad
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016





0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0 5 10 15 20 25
P

i
s
t
(
w
a
t
t
)

Rp
Grafik Rp vs P ist
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
0 5 10 15 20 25
P

a
d
(
w
a
t
t
)

Rp
Grafik Rp vs P ad
0
50
100
150
200
250
300
350
0 5 10 15 20 25
P
b
(
w
a
t
t
)

Rp
Grafik Rp vs Pb
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
























0
1
2
3
4
5
6
7
0 5 10 15 20 25
P

p
o
l
(
w
a
t
t
)

Rp
Grafik Rp vs P pol
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
TUGAS
1. Jelaskan mengenai mesin torak !
Unit torak ini pada umumnya mempunyai efisiensi yang lebih tinggi
pada unit sentrifugal, tetapi kemajuan pada pendesainan unit-unit sentrifugal
telah mengimbangi efisiensi yang tinggi ini. Bila beroperasi pada kondisi
untuk unit sentrifugal ini paling sesuai.
Pompa torak mempunyai keuntungan, yakni dapat di-start tanpa
melakukan pemancingan bila beroperasi pada kecepatan yang konstan mesin
torak ini akan menghantar fluida pada kapasitas yang tetap dengan berbagai
tekanan buang. Mesin-mesin torak sangat sesuai untuk keperluan-keperluan
yang membutuhkan tekanan tinggi dan kapasitas kecil.
Kompresor torak akan menyebabkan bercampurnya udara dengan
minyak pelumas yang berasal dari pelumas silinder, dan bila digunakan alat
pendingin, uap minyak ini akan berkondensasi pada tabung pendingin dan
mengganggu perpindahan kalor. Uap minyak pelumas tidak disukai pada
keperluan dimana udara atau gas yang dialirkan digunakan untuk industri
makanan atau yang khusus.

2. Diagram kurva axial flow, centrifugal & positive displacement

1 2

3
Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016

keterangan :
1: axial flow compresors
2: centrifugal compresors
3: positive displacement flow

3. Jelaskan perbedaan antara reciprocating & centrifugal kompresor !
- Analitik gas
Pada reciprocating, kompresor partikel keras akan membuat biaya
perawatan menjadi mahal dengan mempercepat penggunaan katup, piston,
silinder, batang piston, dan palang. Benda keras yang melewati sentrifugal
kompresor akan mengikis impeller dan cangkang, jika memungkinkan,
semua partikel padat seharusnya dipindahkan dari aliran gas sebelum
sampai pada kompresor.
- Berat molekul
Untuk perubahan efisiensi untuk memperbesar atau memperkecil
losses katup, reciprocating kompresor tidak dipengaruhi oleh berat
molekul. Perubahan periodik pada kompresi gas akan memberi sedikit
pengaruh pada kompresi daya dan tekanan. Tekanan yang dibesarkan oleh
kompresor sentrifugal pada kecepatan tertentu sangat dipengaruhi oleh
kepadatan berat molekul. Dan juga jalur aliran dalam dari sentrifugal
kompresor di desain untuk menangani perubahan kepadatan gas sewaktu
melewati kompresor.
- Eksponen politropik
Temperatur sangat penting pada reciprocating kompresor. Temperatur
pada silinder yang diberi pelumasan tidak boleh melebihi 350F.
Eksponen kompresi sangat mempengaruhi desain dari sentrifugal
kompresor. Tekanan yang dibuat oleh impeller akan lebih sedikit pada gas
bereksponen tinggi daripada gas bereksponen rendah pada kepadatan
yang sama.


Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
4. Diagram P & V untuk kompresor torak dan penjelasan!


Diagram P-V ideal untuk kompresor reciprocating pada kompresor double
acting, perputaran langkah hanya sekali pada tiap sisi, pada setiap piston
untuk setiap revolusi pada crankshaft. Pada langkah pertama, kompresi
terjadi pada satu sisi piston.
a. Mulai langkah kompresi, kedua katup tertutup
b. Pengertian katup terbuka dan gas kompresi masuk keluar silinder anatar
No. 2 dan No. 3
c. Katup bergantian menutup ketika piston pada titik mati atas, gas yang
terjebak kembali melakukan langkah ekspansi untuk menekan kembali
piston itu ke tempat awal
d. Gerakan katup membuka, gas masuk melalui silinder dan piston
kembali meneruskan langkahnya ke titik mati bawah.

5. Jelaskan mengenai Hyper kompresor!

Teknik yang menggunakan tekanan tinggi disempurnakan dari
perkembangan manufaktur dari poliethilene berdensitas rendah. Sekarang
hanya industri yang membutuhkan reciprocating kompresor yang besar
untuk tekanan yang sangat tinggi, itu ketika tekanan dibutuhkan untuk proses
kimia yang telah berlangsung dikurangi sejak 1945. Berdasarkan sisa
inklasik ini reciprocating kompresor bertekanan tinggi bisa bekerja dengan
baik sampai batas 1000 Nm. Kompresor bekerja pada 2 batas. Sisi penghisap
bekerja pada 100-300 atm dan pembuangannya 1500-3500 atm.

Wahyudi Komala 515090010 Denny Handoko 515090014
Chandra Manan 515090012 Stefanus Gary 515090015
Adiyan Wiradhika 515090013 Andreas Hadi 515090016
Kesimpulan
1. Temperatur pada proses kerja kompresor torak tidak menunjukkan
peningkatan yang signifikan terkecuali pada temperatur udara yang
keluar dari kompresor (T
2
).
2. Besarnya massa yang didapatkan berbanding lurus dengan besarnya
tekanan.
3. Dilihat dari tabel hasil perhitungan daya, kerja, dan efisiensi isothermal
yang paling kecil dibanding dengan besaran yang lain.
4. Kesalahan percobaan dapat terjadi, seperti kesalahan pembacaan alat
ukur, fluktuasi data dari alat ukur, kebocoran udara pada bagian
kompresor yang mempengaruhi tekanan yang dihasilkan, dll.
5. Inti dari praktikum ini mengenai proses pemampatan udara dengan daya
mekanik (torak pada kompresor) yang dihasilkan dari tenaga listrik.

You might also like