Professional Documents
Culture Documents
Informasi merupakan hal yang paling penting di era yang serba cepat ini. Bahkan
seseorang bisa menderita kerugian besar hanya karena tidak mendapatkan informasi dengan
cepat atau terlambat dalam beberapa detik. Maka dari itulah sekarang informasi begitu
dominan dan memegang peranan penting.
Informasi juga merupakan sumber pengetahuan (knowledge). Dari informasi informasi
yang terkumpul inilah seseorang bisa mendapatkan pengetahuan. Informasi-informasi itu bisa
di dapat lewat berbagai media seperti televisi, radio, majalah, koran, dan internet. Dari sini
bisa diambil kesimpulan bahwa, pengakses informasi terbesarlah yang akan memiliki banyak
pengetahuan sehingga bisa memiliki daya saing dengan orang lain. Oleh karena itulah istilah
knowledge based begitu sering terdengar di telinga kita. Dari berbagai media untuk
mengakses informasi, Internet lah yang paling kaya akan informasi. Tidak seperti media lain,
internet tidak hanya memberikan
informasi tetapi juga melayani informasi apa yang kita inginkan sehingga
efektivitasnya lebih tinggi. Jika dibandingkan, dengan mengakses internet selama satu jam
kita bisa mendapatkan lebih dari apa yang kita inginkan daripada kita menonton televisi
selama satu jam dan belum tentu kita mendapatkan apa yang kita inginkan apabila kita
menonton televisi. Banyak prestasi buruk disandang Indonesia, mulai dari terkorup, termiskin,
dll. Daya saing Indonesia juga kalah dengan negara-negara lain bahkan di tingkat Asia
tenggara Indonesia masih kalah engan Malaysia. Salah satu indikasi daya saing bangsa adalah
pendidikan dan produktivitas (GDP). Semakin cerdas dan produktif suatu negara maka
semakin tinggi pula tingkat daya saingnya. Cerdas sendiri ditentukan akan pengetahuan yang
didapatkan. Untuk itulah mengapa akses informasi begitu penting bagi bangsa ini dalam hal
ini internet sebagai salah satu layanan Teknologi informasi.
Dengan biaya murah, mereka bisa memperoleh banyak pengetahuan tentang teknologi
informasi untuk bisa digunakan sebagai komponen pendukung proses pembelajaran secara
berkelanjutan. Dengan pengetahuan teknologi informasi inilah masyarakat juga bisa
berpartisipasi aktif dalam mengembangkan dunia teknologi informasi di Indonesia.
1
1.1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis kemukakan adalah
bagaimana informasi dan pengetahuan dapat diperoleh masyarakat dengan cepat dan tepat,
yakni dengan pendidikan teknologi informasi kepada masyarakat lewat cluster-cluster “IT
Training Center”.
Tujuan dan manfaat yang bisa diambil dalam penulisan karya tulis ini adalah :
2
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ini adalah metode deskriptif
analitis. Metode deskriptif analitis adalah mendeskripsikan data yang diperoleh, baik dari
literatur maupun lapangan, kemudian dianalisis. Dalam pengumpulan data, teknik yang
penulis gunakan adalah :
a. Studi literatur
b. Wawancara ( dengan pak Onno W Purbo lewat email)
3
BAB II PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
4
memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi
bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu saat si
pengirim menyampaikan informasi
melalui ucapannya. Setelah ucapan itu selesai maka informasi berada ditangan si
penerima. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Sampai jarak tertentu meskipun masih
terdengar informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang
sama sekali. Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar.
Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan
disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada bertahan lebih lama. Beberapa
gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang
dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.
Adanya alfabet dan angka arabik memudahkan penyampaian informasi dari yang
sebelumnya satu gambar mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau
penulisan angka yang tadinya MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi ini memudahkan
penulisan informasi. Teknologi percetakan memungkinkan pembuatan pintu informasi lebih
cepat
lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer bahkan membuat informasi
menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.Internet adalah
salah satu teknologi informasi yang paling mutakhir saat ini.Dengan internet informasi dapat
dicari, tidak hanya disebarkan.
6
Jumlah pengguna internet yang sedikit di Indonesia menunjukkan bahwa akses
manusia Indonesia terhadap informasi sangatlah rendah. Hal ini sangat memprihatinkan
mengingat tren ke depan internet akan menjadi dominan sebagai alat akses dan
penyebarluasan informasi.
Banyak pelaku bisnis infrastuktur internet masih percaya bahwa pasar internet di Indonesia
pasti ada. Mereka tidak mencoba untuk membuat pasar (market creation) lewat pendidikan
atau pelatihan ke masyarakat. Hal itulah yang dilakukan oleh praktisi internet seperti Pak
Onno W Purbo. Beliau adalah salah satu tokoh yang paling aktif dalam pendidikan teknologi
informasi. Beliau juga gencar mempromosikan pentingnya teknologi informasi kepada
masyarakat.
Selain itu beliau juga mengajarkan hal-hal teknis mulai dari bagaimana membuat
jaringan internet,internet murah, VOIP, dll. Dari situlah masyarakat bisa mempraktekkan
secara langsung sehingga mereka pun antusias untuk berpartisipasi dalam meramaikan dunia
internet di Indonesia.
Onno W Purbo juga berpendapat bahwa praktisi dan pelaku bisnis teknologi informasi
sekarang cenderung lamban dan statis. Mereka tidak berusaha membuat pasar dengan
mencerdaskan masyarakat lewat training, workshop, dan sebagainya. Pendidikan teknologi
informasi di Indonesia juga dilakukan lewat jalur formal, seperti sekolah dan universitas.
Akan tetapi tidak ada kurikulum baku nasional bagaimana sistem pendidikan teknologi
informasi dan sasarannya pun kurang jelas. Harusnya pendidikan teknologi informasi
diberikan untuk mendukung ilmu lainnya. Dalam buku “The world is flat” dijelaskan 12
kompetensi dasar yang harus dimiliki manusia di era baru ini yaitu searching, surfing,
transaksi online, game online, dll. Kompetensi seperti itulah yang harusnya menjadi sasaran
pendidikan teknologi informasi di sekolah, terutama di sekolah-sekolah dasar. Nantinya
kedepan kompetensi-kompetensi tersebut bisa digunakan untuk mendukung pengembangan
ilmu di tingkat sekolah menengah dan perguruan tinggi.
7
3.1 Daya Saing Indonesia di Internasional
Sebenarnya daya saing manusia Indonesia tidak kalah dengan bangsa lain asalkan
semua penduduk merata mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal pendidikan. Fakta itu
ditunjukkan dengan kemenangan Tim Olimpiade Fisika Indonesia dalam Olimpiade Fisika
Internasional. Dalam ajang ini Indonesia mampu menyingkirkan negara lain yang notabene
negara maju.
Globalisasi telah menjadi isu penting di berbagai negara di dunia terutama negara
dunia ketiga seperti Indonesia. Mereka takut globalisasi akan menghancurkan ekonomi
mereka seperti layaknya negara jajahan. Ketakutan itu wajar mengingat mereka belum siap
dengan adanya globalisasi. Tingkat daya saing negara dunia ketiga (dalam hal ini juga
Indonesia) sangatlah rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju.
10
3.5 Upaya Pemerintah
11
informasi. Akhir-akhirnya teknologi informasi disalahgunakan oleh siswa untuk melakukan
hal-hal negatif seperti membuka situs porno, hacking, carding, dll.
12
Indonesia memiliki 33 provinsi, 350 kabupaten, dan ribuan kecamatan.Dengan adanya
otonomi daerah, setiap daerah memilki hak untuk mengatur daerahnya sendiri tanpa campur
tangan pemerintah pusat. Anggaran pun diperoleh dari pemerintah pusat dan pendapatan
daerah kemudian dikelola sendiri oleh pemerintah daerah setempat. Kebijakan otonomi
daerah ini membuat antar daerah saling berlomba-lomba memajukan daerahnya. Iklim ini
tentunya sangat bagus untuk kemajuan Indonesia ke depan.
Pemerintah lewat Menteri Dalam Negeri telah membuat program sistem egovernment
untuk daerah-daerah. Meliputi penggunaan standar perangkat teknologi informasi, pembuatan
web, dan sebagainya. Tujuannya adalah agar setiap daerah bisa memamerkan potensi masing-
masing lewat dunia internet. Akan tetapi program ini tidak berjalan dengan lancer dikarenakan
sumber daya manusia masing-masing daerah di bidang teknologi informasi sangatlah kurang.
Kelemahan itu merupakan potensi besar bagi pemerintah pusat untuk membangun “IT
Training Center” di tiap-tiap daerah sebagai pusat pelatihan teknologi informasi.
Tujuannya yaitu untuk melatih para pejabat-pejabat pemerintahan, guru-guru, atau
siswa-siswa untuk bisa memanfaatkan teknologi informasi. Selain itu pusat pelatihan ini bisa
juga dimanfaatkan pemerintah daerah sebagai tempat melakukan riset di bidang teknologi
informasi. Untuk dapat membangun pusat pelatihan seperti itu di daerah-daerah dibutuhkan
SDM yang handal. Pemerintah dapat melakukan pelatihan secara terpusat dan intensif bagi
calon-calon trainer-trainer di pusat pelatihan tersebut. Jumlah tenaga teknologi informasi
Indonesia yang kurang juga merupakan potensi bagi masing-masing pemerintah daerah.
Pemerintah daerah setempat bisa melakukan pelatihan teknologi informasi kepada para
penganggur sehingga mereka memiliki kompetensi dan siap pemerintah yaitu pengangguran.
Pusat pendidikan teknologi informasi merupakan salah satu jalur efektif untuk
mencerdaskan anak bangsa. Lewat pendidikan langsung inilah masyarakat akan berinteraksi
langsung dan dapat berpartisipasi dalam pengembangan dunia teknologi informasi. Penulis
sangat yakin, akan lebih efektif dan strategis jika dana pendidikan digunakan untuk
13
membangun cluster “IT Training Centre” di daerah digunakan untuk pembelian perangkat
kebutuhan sekolah dan pemerintahan yang berlebihan seperti Televisi layar
Dengan cluster ini juga diharapkan proses penyamaan pengetahuan antara negara
Indonesia dengan negara maju lainnnya bisa terwujud. Sangat mustahil untuk maju apabila
informasi yang diperoleh sangat jauh ketinggalan bila dibandingkan dengan negara maju. Bisa
diibaratkan dalam lomba lari kita berada ditrack yang salah yaitu jalur lambat. Negara maju
sudah memikirkan teknologi yang akan berkembang ke depan sementara negara kita masih
memikirkan hal negara maju. Hal itu digambarkan dalam tabel berikut
14
Pendidikan merupakan modal dasar dari sebuah negara yang paling penting. Dengan
pendidikan penduduk bisa memperoleh kecerdasan. Pendidikan teknologi informasi
merupakan alat untuk mendukung proses pendidikan tersebut. Sehingga, dengan memperoleh
pendidikan teknologi informasi diharapkan objek bisa mengembangkan ke hal-hal yang
positif seperti riset dengan mahasiswa di negara lain, dan lain-lain yang bisa dimanfaatkan.
Fenomena yang terjadi saat ini adalah penyelesaian masalah pendidikan yang tidak
berkelanjutan, contohnya dengan memberikan bantuan operasional sekolah kepada siswa.
Dengan memberikan bantuan berupa uang, masyarakat akan semakin konsumsi. Hal ini
dikarenakan mereka belum cerdas sehingga tidak bijak dalam mempergunakan dana ini. Apa
yang terjadi justru menguntungkan bagi para pebisnis asing yang bermain di Indonesia
dikarenakan produk mereka semakin lagi dengan konsumtifnya masyarakat Indonesia yang
didapat dari dana bantuan pemerintah. Peristiwa ini penulis gambarkan dalam model berikut :
15
Gambar 5 Siklus pendidikan IT yang berkelanjutan
16