You are on page 1of 27

MODUL 01

PENGUKURAN PANJANG, MASSA DAN RAPAT JENIS

Tujuan Praktikum 1. Mempelajari metode pengukuran panjang, massa dan rapat jenis. 2. Mempelajari penggunaan teori ralat dalam pengukuran. 3. Membandingkan beberapa metode pengukuran rapat jenis.

Teori Tidak ada hasil pengukuran yang memiliki nilai tepat atau akurat, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengamatan dan perkiraan manusia termasuk alat bantunya yaitu peralatan ukur yang dibuatnya. Suatu pengukuran yang hasilnya mendekati nilai akurat dan presisi sangat bergantung pada metode dan alat ukur yang dipergunakan. Hasil pengukuran yang baik menjadi tidak berarti jika pengolahan datanya tidak tepat, sehingga pengetahuan tentang teori ralat dan statistik sangat dibutuhkan pada proses pengukuran, pengambilan dan pengolahan data. Percobaan ini melatih praktikan untuk belajar melakukan pengukuran dengan metode yang baik, menggunakan alat ukur dengan tepat, memahami dan menggunakan teori dan statistik, dan membandingkan beberapa metode percobaan.

Peralatan Praktikum 1. Penggaris 30 cm. 2. Jangka sorong 3. Mikrometer 4. Gelas ukur 5. Timbangan 6. Benda-benda ukur
1

Tugas Pendahuluan 1. Tentukan skala terkecil untuk penggaris, jangka sorong, mikrometer, gelas ukur, timbangan dan benda-benda ukur lainnya. 2. Terangkan metode pengukuran panjang da kawat dengan dimensi : panjang sekitar 40 cm dan diameter sekitar 0,01 cm. 3. Terangkan cara mengukur volume benda dengan gelas ukur. 4. Hitunglah rapat jenis dan tabung berongga : Hasil eksperimen : diameter luar diameter dalam tinggi massa = 20,00 + 0,05 mm = 15,05 + 0,05 mm = 50,20 + 0,10 mm = 400,5 gr

Dengan deviasi + 0,1 gr dan peralatan sistem + 0,2 gr.

Jawaban Tugas Pendahuluan 1. - Penggaris skala terkecil : milimeter (mm)

Jangka sorong skala terkecil : milimeter (mm) Micrometer skala terkecil Gelas ukur skala terkecil Timbangan skala terkecil : milimeter (mm) : mili liter (ml) : gram (gr)

Gambar 1. Silinder berongga

Langkah Kerja A. Mengukur panjang 1. Ukurlah panjang kawat yang diberikan. 2. Pilihlah alat ukur panjang yang sesuai. 3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk kawat yang berbeda. B. Mengukur massa jenis I. 1. Ukurlah panjang dan benda yang diberikan. 2. Pilihlah alat ukur panjang yang tepat. 3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk benda yang berbeda. II. Ukurlah massa dan benda pada percobaan B.I. III. Ukurlah volume benda pada percobaan B.I. dengan menggunakan gelas ukur.

Pengolahan Data A. Mengukur Panjang Panjang kawat 1 Panjang kawat 2 = 14,5 cm = 20 cm diameter diameter = 2,5 mm = 2,5 mm

B. Mengukur Massa Jenis No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Kawat 1 Kawat 2 Silinder Balok A Balok B Cincin/ Ring Benda Massa (gr) 6 8 166 186 181 34 Volume (ml3) 1 1 20 20 20 5 (gr/mm3) 6 8 8,3 9,3 9,05 6,8

Perhitungan 1. 2. 3. 4. Hitung volume dan kawat pada percobaan A. Hitung volume dan benda pada percobaan B. Hitung rapat jenis benda pada percobaan BI dan BII. Hitung rapat jenis benda pada percobaan BII dan BIII.

Modul 6

KOEFISIEN KEKENTALAN CAIRAN

Tujuan Praktikum Menentukan koefisien kekntalan (coefisient of viscodity) cairan dengan menggunakan metode bola jatuh, berdasarkan hukum Stokes.

Teori Jika ada gerak antar fluida (cairan atau gas) dengan benda lain selalu terjadi gaya yang melawan gerak tersebut yang disebut gaya kekentalan. Bila sebuah benda yang berbentuk bola, bergerak dengan kecepatan rendah didalam suatu medium (cairan atau gas) yang tetap sifat-sifatnya, besar gaya kekentalan adalah :

Dengan : = gaya yang melawan gerak/gaya gesek [Newton] = koefisien kekentalan [Newton. r v = jari-jari bola [m] = kecepatan bola relative terhadap medium [m/detik] berlawanan dengan arah . .detik]

Tanda minus (-) menunjukan

Rumus ini dikenal dengan nama Hukum Stokes dengan syarat-syarat pemakaiannya, adalah :

a. Ruang tempat mediun tak terbatas (ukurannya cukup besar) b. Tidak ada tebulensi (penggelinciran) pada medium. Praktisnya mi berarti kecepatan tidak besar

Satuaan S.I. untuk

adalah Newton.meter-2.detik atau N.

.S. Nilai bergantung

pada jenis cairan dan terpengaruh oleh temperatur. Dalam metode bola jatuh, sebuah bola kecl dijatuhkan dalam tabung yang tinggi berisi cairan. Mula-mula kecepatannya rendah, tetapi percepatan gravitasi menyebabkan kecepatan bertambah sehingga gaya bertambah besar. Gaya yang

dialami bola adalah gaya gravitasi Fg kebawah, gaya apung Fb (keatas) dan gaya gesekan Fv (ke atas). Pada satu nilai kecepatan tertentu, akan terjadi keseimbangan, dimana :

Dalam hal ini, gaya ke bawah dianggap positif sehingga gaya resultan menjadi nol. Sehingga. Kecepatan bola tidak mengalami perubahan melainkan teteap pada nilai maksimum atau nilai akhir yang ditulis dengan kecepatan akhir (terminal velocity). Gaya Fg dan Fg dapat ditulis sebagai fungsi jari-jari bola R, kerapatan massa bola dan rapat cairan o : , kecepatan ini juga disebut

Perhatikan, arah ke bawah diberi tanda + dalam semua persamaan. Setelah persamaan (I), (3), dan (4) disubtitusi ke dalam pesamaan (2) dengan r = R, diperoleh :

)g

Sehingga

Semua besaran dalam ruas kanan persamaan (5) dapat diukur dan dihitung. Menurut persamaan (5), perbandingan dibuktikan benar tidaknya hal ini. seharusnya konstan dan dari percobaan ini dapat

Beberapa hal yang perlu dalam pengukuran kekentalan adalah :

berdasarkan metode ini,

a. Perlu dipastikan bahwa kecepatan benda yang diukur adalah kecepatan konstan (akhir) b. Rumus (I) diatas hanya berlaku jika bola jauh lebih kecil dari ukuran tabung (paling tidak 1/10 dari diameter tabung) c. Temperatur harus konstan, khususnya untuk jenis-jenis minyak.

Peralatan Praktikum 1. Tabung berisi zat cair 2. Bola-bola kecil padat 3. Mikrometer skrup, jangka sorong, mistar 4. Termometer 5. Magnet untuk mengambil bola-bola dari dasar tabung 6. Kawat atau plastic tanda yang melingkar pada tabung 7. Stopwatch 8. Tim bangan

Tugas Pendahuluan 1. Sebuah pluru ditembakkan keatas menurut analisa sederhana berdasarkan percepatan gravitasi. Kecepatan pada saat peluru jatuh kembali akan sama dengan kecepatan pada saat ditembakkan. Bagaimana hal ini dalam prakteknya ? 2. Apakah akibatnya bila kecepatan bola-bola sangat besar terhadap medium ? 3. Dari grafik jarak yang ditempuh bola, d vs waktu (seperti ditunjukkan pada Gambar 1), coba hitung kecepatan akhir

Gambar 1. Contoh menentukan slope Langkah Kerja 1. Ukurlah diameter tiap-tiap bola masing-masing dilakukan beberapa kali (dengan meikrometer sekrup) 2. Timbanglah tiap-tiap bola dengan neraca torsi 3. Catatlah temperature cairan sebelum dan sesudah percobaan 4. Ukurlah rapat cairan itu dengan cara manual 5. Tempatkanlah satu kawat atau plastic tanda pada jarak k.l. 20 cm dibawah permukaan cairan, dan kawat kedua pada jarak d = 1,00 meter dibawahnya

6. Ambilah satu bola dengan pinset/sendok, jangan dipegang, agar temperaturnya tidak naik, lepaskan bola pelan pelan dari jarak 1 cm diatas cairan, dipertengahan tabung. Ukurlah waktu jatuh T dari kawat atas ke kawat bawah. Ulangi minimal dua kali lagi. Bola dapat diangkat dengan magnit. Tentukanlah hasil untuk T langsung pada table data seperti di bawah ini. 7. Ubahlah jarak d menjadi 0,9;0,8;;0,4 meter dan ukurlah waktu T untuk setiap jarak d seperti no.6 diatas 8. Ulangi prosedur diatas (6&7), untuk bola lain kyang berbeda diameternya

Data

Tulislah data dalam bentuk seperti table, untuk setiap bola. Jenis Cairan : Bola I : diameter = 2 =. = Besar : 5,5 mm

Sedang : 4,68 mm Kecil : 3.86 mm

Jari-jari

= Besar

: 2.75 mm

Sedang : 2,34 mm Kecil : 1,93 mm

Massa,m

= Besar

: 1 gr

Sedang : 0,4 gr Kecil : 0,2 gr

Massa jenis bola,

= Besar

: 0,157 gr/

Sedang : 0,084 gr/ Kecil : 0,05 gr/

Tabel Pengambilan Data

Jenis Cairan
Glyserin

Diameter Bola (m)


Besar Sedang Kecil 1.28 1.47 1.96 0.61 0.83 1.02 0.880 1.27 1.40 1.00 1.28 1.82 0.97 1.23 1.49 1.41 1.71 2.34 2.21 2.95 3.83 2.67 3.12 4.07 1.11 1.69 2.07 1.77 2.35 2.77 1.98 2.73 3.56 1.99 2.49 2.92 2.92 3.44 4.52 4.75 5.85 7.58 4.21 5.02 6.31 1.86 2.63 3.23 2.75 3.58 4.22 2.97 4.04 5.16 3.16 3.62 4.56 4.30 5.07 6.85 7.14 8.68 11.47

t rata-rata (s)
2.72 3.20 4.11 1.19 1.71 2.10 1.77 2.40 2.79 1.98 2.68 3.51 2.04 2.44 2.99 2.87 3.40 4.57 4.70 5.88 7.62

SAE 20

Besar Sedang Kecil

SAE 30

Besar Sedang Kecil

SAE 40

Besar Sedang Kecil

SAE 80

Besar Sedang Kecil

SAE 90

Besar Sedang Kecil

SAE 140

Besar Sedang Kecil

Temperatur semula Temperatur Akhir

= 28 = 30

Analisa 1. Buatlah Grafik d vs t rata-rata untuk setiap bola 2. Hitunglah kecepatan akhir Seharusnya dan perbandingan untuk setiap bola.

hampir sama untuk setiap bola


10

3. Hitunglah rapat massa bola memekai nilai rata-rata

dan berdasarkan persamaan (5) dengan dan ketiga bola

Ulasan 1. Tuliskanlah hasil anda untuk tersedia di laboratorium ? 2. Buktikan bahwa kecepatan (kecepatan terminal) 3. Apakah hasil untuk ketiga bola saling mendekati ? Jelaskanlah yang anda peroleh benar-benar konstan . Apakah sesuai dengan range nilai yang

mengapa hal ini diharapkan menurut teori ? 4. Sebutkanlah sumber-sumber ralat dalam penentuan ini

90 Jarak tempuh bola d 60 30 0

2.72

Waktu tempuh bola t rata-rata

Grafik d vs t rata-rata bola besar berdiametr 5,5 mm


90 jarak tempuh bola d

60

30

0 0 3.20 waktu tempuh bola t rata-rata

11

Grafik d vs t rata-rata bola sedang berdiametr 4,63 mm


90 Jarak tempuh bola d

60

30

0 0 4.11 waktu tempuh bola t rata-rata

Grafik d vs t rata-rata bola sedang berdiametr 3,86 mm

12

Modul 7

HUKUM JOULE
Tujuan Pratikum Menentukan nilai bahang air dengan metode joule Teori Dalam sebuah kawat yang dialiri listrik terjadi pemanasan akibat perubahan energi listrik menjadi energi panas. Karena daya yang ditimbulkan oleh arus DC melalui tegangan V sama dengan I.V, maka dalam waktu t, energi panas yang dihasilkan adalah : E = Vlt (1)

Dalam metode joule, kawat hambatan tersebut terletak di dalam air (atau cairan lain) di dalam sebuah bejana khusus yang disebut kalorimeter. Menurut teori kalori dasar, energi E yang diperlukan untuk memanaskan suatu benda massa m melalui perbedaan suhu T adalah : E = mcT (2)

Dimana c disebut sebagai nilai bahang benda tersebut. Bila diterapkan pada kalorimeter massa mk dan nilai bahang ck, yang berisi massa air ma dengan nilai bahang ca, maka persamaan (2), menjadi E = (maca + mkck) T Persamaan (1) dan (3), jika disamakan akan menjadi : Vlt = (maca + mkck) T (4) (3)

Nilai ca dapat ditentukan dalam eksperimen dimana ck diketahui dan semua besaran lain dapat diukur.

13

Peralatan Pratikum 1. Sumber arus searah (PSA DC). 2. Amperemeter DC dan Voltmeter DC 3. Kabel Penghubung 4. Tahanan Geser 5. Thermometer 6. Tabung kalorimeter dan pengaduk 7. Stopwach 8. Es untuk membuat air dibawah suhu kamar 9. Timbangan

14

Tugas Pendahuluan 1. Definisikan nilai bahang c, berilah satuannya dalam SI. 2. Jelaskan bagaimana daya listrik dalam kawat hambatan berubah menjadi pasa 3. Dalam suatu percobaan dengan metode Joule, grafik suhu vs waktu diperoleh seperti dibawah ini. Coba terangkan bentuk kurva ini, dibandingkan dengan rumus (4)
100 90 80 | 20 | 40 | 60 | 80 | 100 | 120 | 140 | 160 | 180 | 200

Kurva. T(t) vs-t

Temperatur, T(t) [0C]

70 60 50 40 30 20 10

Waktu t[detik]

Gambar 1. Kurva Temperatur versus waktu

Langkah Kerja 1. Timbanglah bejana kalorimeter (yang didalam) bersama pengaduknya 2. Isilah bejana kalori meter dengan air dingin (sebaiknya dibawah 15oC) sampai + 2 cm dibawah tepi bejana. Timbang kembali untuk menentukan massa air. 3. Pasanglah untai sesuai dengan gambar 2. Jangan hidupkan PSA sebelum untai diperiksa oleh asisten. Coba hidupkan PSA dan aturlah tegangan keluaran dari PSAsehingga daya (VI) kira-kira 15 watt, lalu matikanlah PSA. Perhatikan bahwa suhu air semula harus setidaknya beberapa derajat dibawah suhu kamar.

15

4. Aduklah air perlahan-lahan terus menerus selama percobaan awal, serentak hidupkanlah stopwach dan PSA lalu catatlah I dan V, dan usahakan supaya tetap selama pengamatan, 5. Catat nilai I , V 6. Sebaiknya percobaan ini di ulang sekali lagi.

Gambar 2. Peralatan untuk metoda joule

Data Suhu Kamar Nilai bahang tembaga, ck Massa kalorimeter serta pengaduk, mk Massa air + kalorimeter, mk + ma Massa air ma = 28 / 29 o C = 386 J.kg-1 oC-1 = 768 gr = 1096 gr = 300
16

Waktu T (s) 0 51 123 218 336 513 618 745 844 950 1110 1231 1340 1502 1617 1716 1840

Suhu T (oC) 9 10 11 12 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Arus I (ampere) 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,3 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

Tegangan V (volt) 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15

Daya P (watt) 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5 19,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5

Analisa 1. Buatlah grafik T(t)-vs-t. Tandailah suhu kamar 2. Tentukanlah laju kenaikan suhu (T/t) pada suhu kama dengan membuat garis singgung pada kurva di suhu tersebut. 3. Hitunglah nilai bahang air. Jika pengamatan dilakukan dua kali, bandingkanlah kedua hasil.
17

Ulasan 1. Bandingkan hasil anda dengan nilai bahang air menurut buku 2. Sebutkanlah sumber-sumber ralat dalam metode ini. Tanyalah asisten

ketelitian (persentasi) ammater dan voltmeter yang anda gunakan. Dapatkah anda menjelaskan selisih antara hasil anda dan ndata dari buku. 3. Mengapa dipakai air dingin dan mengapa kenaikan suhu diukur pada suhu kamar

Jawaban analisa 1.
2000 1800 1600 Temperatur T(t) [oC] 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 9 10 11 12 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Waktu t [detik]

Grafik T(t) vs - t Modul 8

ELEKTROLISA

Tujuan Praktikum

18

1. Mengamati bahwa air merupakan isolator 2. Mengamati larutan yang bersifat konduktor 3. Menentukan berat atom suatu unsur

Teori Michael Faraday mengamati air murni hampir merupakan isolator yang sempurna, sedang larutan sesuatu bahan adalah konduktor. Jika dua buah elektroda dimasukan kedalam bejana berisi air, yang satu dihubungkan dengan ujung positif dan yang lain dengan ujung negatif suatu sumber arus searah maka tidak terdapat arus. Tetapi jika kedalam air dimasukan larutan atau garam, misalnya H2S04 maka terlhat adanya arus mengalir. Larutan yang terjadi pada elektroda-elektroda disebut dengan elektrolisa. Menurut Paraday mengenai elektrolisa bahwa jumlah berat ekivalen zat yang menempel, dibebaskan, larut atau bereaksi pada suatu elektroda sama dengan jumlah faraday muatan listrik yang dipindahkan melalui elektrolit itu. Hubungan ini ditulis sebagai berikut :

Keterangan: i t = Arus yang mengalir = Waktu (detik)

m = Massa yang menempel pada elektroda negatif (katoda) dalam gram


19

= Valensi

F = tetapan Faraday (96.000 coul/gram atom) M = Berat atom / Nomor Atom

Peralatan Praktikum 1. Sumber Tegangan (PSA) 2. Ammeter 3. Voltmeter 4. Sakiar 5. Tabung /Bejana tempat larutan 6. Elektroda dan tembaga 7. Stop Watch 8. Kertas pasir 9. Kompor 10. Larutan Aquades 11. Larutan Asam Sulfat (H2S04) 12. Larutan Tembaga Sulfat(CuSO4) 13. Alkohol

20

Tugas Pendahuluan

1. Coba terangkan timbulnya arus listrik dalam larutan tembaga sulfat (CuSO4) 2. Mengapa pada elektroda negative menempel ion-ion Cu++ 3. Sebutkan larutan-larutan yang dapan dan tidak dapat menghantarkan arus listrik, berikan contohnya. 4. Jika sebuah Accu (batere basah) dengan tegangan 24 volt yang hambatan dalamnya 1 ohm, dipasang suatu lampu yang hambatannya 6 ohm, berapakan arus yang mengalir pada lampu tersebut.

Langkah Kerja

1. Bersihkan elektroda dengan kertas pasir dan cucilah dengan air 2. Susunlah rangkaian seperti gambar (1), periksakan pada asisten apakah rangkaian sudah benar, isiah bejana dengan air atau equades, tutuplah saklar S, perhatikan pada ammeter dan voltmeter apakah ada arus dan tegangan yang mengalir.

21

Gambar 1. Susunan untai Elektrolisa

3. Gantilah air yang ada dibejana dengan CuSO4yang konsentrasinya telah ditentukan asisten (bejana harus kering betul sebelum diisi larutan CuSO4), tutplah kembali saklar S biarkan arus mengalir beberapa detik, catatlah arus dan tegangan pada ampemeter dan voltmeter. 4. Ulangi percobaan (3) dengan mengganti larutan CuSO4 dengan larutan yang tersedia lainnya (H2S04, dll) yang konsentrasinya berbeda-beda (tanyakan pada asisten) catat kembali arus dan tegangan untuk tiap-tiap konsentrasi larutan. 5. Bersihkan kembali plat katoda K, lalu timbanglah lat mi, catatlah massanya (mg). 6. Hubungkan kembalisaklar S, aturlah tahanan variable agar arus tetap konstan sebesar 2A, dan biarkan arus mengalir selama 5 menit kemudian buka saklar S, dan keluarkan elektroda K, lalu celupkan kedalam aquadest dan keringkan dengan alkohol (untuk mempercepat pengeringan gunakan hair dyer), timbanglah kembali elektroda K, ini dan catatlah massanya (m2).
22

7. Ulangilah percobaan (6) untuk waktu 10, 15 dan 20 menit.

Data a. Larutan Asam Sulfat (H2S04) Konsentrasi Larutan H2S04 C (%) 30 % 30 % 30 % I (ampere) 0,5 0,5 0,5 V (volt) 15 15 15

I/R

0,5 / 15 0,5 / 15 0,5 / 15

I = 0,5 Ampere T (detik) 5 7,5 10 M1 (gram) 41 41 41 M2 (gram) 41 41 41 M = M2-M1 (gram) 0 0 0 Q = i.t 2,5 3,75 5

b. Larutan Tembaga Sulfat (CuSO4) Konsentrasi Larutan H2S04 C (%) 20 % 20 % 20 % I (ampere) 0,5 0,5 1 V (volt) 15 15 15

I/R

0,5 / 15 0,5 / 15 1 / 15

I = 0,5 Ampere
23

T (detik) 5 7,5 10

M1 (gram) 41 41 41

M2 (gram) 41 41 41

M = M2-M1 (gram) 0 0 0

Q = i.t 2,5 3,75 5

Analisa 1. Hitunglah I/R untuk setiap larutan yang konsentrasi berbeda. Buatlah grafik 1/R dengan konsentrasi (1/R vs C ). Grafik ini seharusnya mendekati garis lurus. 2. Hitunglah M dan Q untuk setiap waktu yang berbeda. 3. Buatlah grafik m vs Q, tentukanlah kemiringan (slope)dari garis terbaik. 4. Perhatikan bahwa slope tersebut merupakan nilai rata-rata untuk m/Q. hitunglah berat atom m dari nilai slope m1.

Ulasan

1. Mengapa air tidak dapat menghantarkan arus listrik. Jelaskan! 2. Bagaimana hubungan konsentrasi suatu larutan yang bersifat elektrolit dengan besarnya arus. Jelaskan! 3. Bandingkan berat atom yang anda peroleh dari percobaan dengan berat atom teoritis.tentukan ralatnya!

Sebenarnya air murni adalah penghantar listrik yang buruk. Akan tetapi bila dilarutkan asam, basa, atau garam ke dalam air maka larutan ini dapat menghantarkan arus listrik. Zat-zat yang larut dalam air dan dapat membentuk suatu larutan yang menghantarkan arus listrik dinamakan larutan elektrolit.

24

Konsentrasi

larutan

tersebut

sangat

mempengaruhi

kuat

arus

yang

dihasilkannya. kedua berat atom tersebut sangat jauh berbeda

25

PENUTUP
KESIMPULAN :

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan yaitu pada alat ukur. Ada bebrapa alt ukur yang kita gunakan yaitu alat ukur panjang untuk mengukur diameter dalam/luar serta kedalaman dari suatu benda. Adapun alat yang digunakan yaitu jangka sorong 26lectron26r sekrup, dan mistar.Ketiga alat ini mempunyai ketelitian masing-masing. Ada juga alat ukur waktu yang menggunakan stopwatch. Dalam praktikum ini penulis mengukur waktu jatuhnya bola dengan 3 ukuran yang berbeda ke dalam berbagai cairan yang berbeda kekentalannya. Selain itu penulis juga menentukan nilain bahang jenis air dengan menggunakan motede Joule. Pengertian Kalor/Bahang, Kalor didefinisikan sebagai 26lectr panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor 1. 2. 3. massa zat jenis zat (kalor jenis) perubahan suhu Terakhir penulis melakukan praktikum tentang Elektrolisa, elektrolisa adalah reaksi non-spontan yang berjalan akibat adanya arus (aliran 26lectron) eksternal yang dihasilkan oleh suatu pembangkit listrik. Semoga dengan Praktikum yang kami lakukan ini, dapat menambah pengetahuan kami dan pembaca mengenai konsep Fisika Dasar. Terima Kasih
26

DAFTAR PUSTAKA

1. Asep Suheri, S,T.,M.T, & Mulya Juarsa, S.Si, M.Esc. Modul Modul Praktikum Fisika Dasar Fakultas Teknik Informatika UIKA Bogor, 2011 2. http://www.scribd.com/doc/36787778/M-Yafie-Z-A-131 3. http://issuu.com/sonsprint/docs/bab-4-luas-dan-volume 4. http://labdasar.trunojoyo.ac.id/Fisika%20Dasar,%20Fakultas%20Pertanian,%20P raktikum.pdf

27

You might also like