You are on page 1of 8

PEDHOSFER

KELOMPOK 5 PRISCILLA KIRANA/07 THERESIA RATIH / 13 CHYNTIA SONGTIANA/16 HELENA VICTORIA/20 VIONNY D SIRAIT/35 XI IPS 1

1. Pengertian Pedhosfer adalah lapisan paling atas dari permukaan bumi tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Secara sederhana pedosfer diartikan sebagai lapisan tanah yang menempati bagian paling atas dari litosfer. 2. Jenis-Jenis Tanah

3. Ciri-ciri dan pembentukan proses tanah Berubahnya batuan atau zat organik menjadi butir-butir tanah dikarenakan oleh beberapa faktor : 1. Pemanasan matahari pada siang hari dan pendinginan pada malam hari. 2. Batuan yang sudah retak, pelapukan dipercepat oleh air. 3. Akar tumbuh-tumbuhan dapat menerobos dan memecah batu-batuan sehingga hancur. 4. Binatang-binatang kecil seperti cacing tanah, rayap dan sebagainya yang membuat lubang dan mengeluarkan zat-zat yang dapat menghancurkan batuan. 5. Pemadatan dan tekanan pada sisa-sisa zat organik akan mempercepat terbentuknya tanah.

4.

LAPISAN TANAH

Dalam garis besarnya lapisan tanah itu dapat dibagi menjadi empat, yaitu : 1. Lapisan Tanah Atas.

Lapisan ini tebalnya antara 10 cm 30 cm, warnanya cokelat sampai kehitamhitaman, lebih gembur, yang disebut tanah olah atau tanah pertanian. Di sini hidup dan berkembang biak semua jasad hidup tanah dan merupakan lapisan tanah yang tersubur sebagai tempat hidupnya tanaman. Warna hitam/cokelat dan suburnya tanah disebabkan oleh bunga tanah. 2. Lapisan Tanah Bawah. Lapisan tanah kedua ini tebalnya antara 50 cm 60 cm, lebih tebal daripada lapisan atas, warnanya kemerah-merahan. Lebih terang atau lebih muda, dan lebih padat. Lapisan tanah ini sering disebut dengan tanah cadas atau tanah keras. Di sini kegiatan jasad hidup berkurang. Tanaman berumur panjang, yang mempunyai akar tunggang yang dalam dapat mencapai lapisan tanah ini. 3. Lapisan Bahan Induk Tanah. Lapisan tanah ketiga ini warnanya kemerah-merahan atau kelabu, keputih-putihan. Lapisan ini dapat pecah dan diubah dengan mudah, tetapi sukar ditembus oleh akar. Di lereng2 gunung lapisan ini sering kelihatan dengan jelas, dimana lapisan di atasnya telah hanyut oleh hujan. 4. Lapisan Batuan Induk. Lapisan yang keempat ini disebut batuan induk. Masih merupakan batuan pejal, belum mengalami proses pemecahan. Inilah merupakan bahan induk tanah yang mengalami perubahan beberapa proses dan memakan waktu yang lama. Di pegunungan2 sering kelihatan, tetapi tumbuh2an tak dapat hidup.

5. TERJADINYA TANAH

Tanah terjadi dari batuan induk, kemudian berubah menjadi bahan induk tanah, dan berangsur-angsur menjadi lapisan tanah bawah, yang akhirnya membentuk tanah atas dalam waktu yang lama sekali. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sinar matahari Air Udara Tumbuh-tumbuhan Makhluk hidup Jasad hidup dalam tanah.

Tingkatan-tingkatan dalam Proses Perubahan Tanah : 1) 2) 3) 4) Stadium Embrional : tanah yang masih berupa batuan segar. Stadium Yuvernil : tanah muda remaja yang belum begitu produktif. Stadium Veriil : tanah dewasa yang produktif Stadium Seriil : tanah sudah tua dan kurang produktif.

Macam-macam jenis tanah, yaitu : 1. Tanah Vulkanis, yaitu tanah yang berasal dari bahan2 yang dikeluarkan oleh letusan gunung berapi. Tanah ini terdapat banyak di sekitar gunung berapi. 2. Tanah Kapur, yaitu tanah yang tembus air, tanah ini kurang subur, dan banyak terdapat di pegunungan kapur. 3. Tanah Laterit, yaitu tanah vulkanis yang telah kena proses pelarutan karena hujan yang banyak serta suhu yang tinggi, sehingga warnanya dari kelabu berubah menjadi kemerah-merahan. 4. Tanah Padzol, yaitu tanah vulkanis yang terkena hujan banyak, tetapi dengan suhu yang rendah, dan banyak terdapat di daerah pegunungan. Warnaya kekuningkuningan. 5. Tanah Margalit, yaitu tanah yang terjadi dari batuan yang banyak mengandung kapur dengan pengaruh hujan yang tidak merata sepanjang tahun, sehingga warnanya berubah menjadi hitam. 6. Tanah Terrarosa, yaitu tanah yang terbentuk karena hasil pelarutan batuan kapur, tanah ini banyak ditemukan di dasar2 lembah dan dolina2 pegunungan kapur. 7. Tanah Liat, yaitu jenis tanah yang memiliki butiran2 yang halus, dan bentuknya berupa lempeng sifat dari tanah ini, bila kena air sangat lekat dan jika kering menjadi keras dan pecah2. 8. Tanah Napal, yaitu tanah liat yang tercampur dengan batu kapur. 9. Tanah Kaolin, yaitu jenis tanah liat yang baik untuk membuat barang2 keramik. 10. Tanah Rawang (organosol), yaitu tanah yang terbentuk dari sisa tumbuh2an dan terdapat di daerah yang berpaya-paya dan selalu tergenang air. 11. Tanah Padas, yaitu tanah yang padat, akibat mineral2 yang dikeluarkan oleh air dari lapisan bagian atas tanah. 12. Tanah Aluvival, yaitu tanah yang berasal dari endapan lumpur yang dibawa melalui sungai2. Tanah ini bersifat subur sehingga baik untuk pertanian.

13. Tanah Pasir, yaitu tanah yang berasal dari batu pasir yang telah melapuk. Tanah ini sangat miskin dan kadar air di dalamnya sangat sedikit. Tanah pasir yang terdapat di pantai2 pasir disebut sand dune. Contohnya pantai parangtirtis, Yogyakarta. 14. Tanah Humus (Bunga Tanah), yaitu tanah yang terjadi dari tumbuh2an yang telah membusuk. Tanah yang mengandung humus bersifat sangat subur dan umumnya berwarna hitam. 15. Tanah Lempung (debu), Yaitu tanah yang tidak mudah merembaskan air. Tanah lempung lebih berat daripada tanah pasir, tetapi lebih ringan daripada tanah liat. Butir2nya lebih halus daripada tanah pasir, tetapai lebih longgar daripada tanah liat.

6. SIFAT-SIFAT TANAH Memperhatikan dari sifat2 tanah sangat penting sekali, terutama bila tanah itu akan digunakan sebagai areal tumbuhnya tumbuh2an. Sifat2 yang penting dari tanah terdiri atas unsur : 1. Warna Tanah Warna tanah dipengaruhi oleh kandungan organik atau kimiawi. Pada umumnya tanah yang banyak kandungan organiknya akan berwarna gelap, dan memiliki tingkat kesuburan yang cukup tinggi. 2. Tekstur Tanah. Yang dimaksud dengan tekstur tanah yaitu besar kecilnya butiran2 tanah, dimana tekstur ini dapat kita bedakan jadi 3 kelas yaitu tanah pasir, lempung dan debu. Tekstur tanah yang baik adalah tanah lempung dengan perbandingan antara pasir, debu dan tanah liat harus sama, sehingga tanah tidak terlalu lepas dan tidak terlalu lekat.

3. Struktur Tanah. Yang dimaksud dengan struktur tanah yaitu susunan dari butiran2 tanah, dimana struktur ini dapat kita bedakan menjadi 3 macam yaitu struktur lepas butir, struktur remah, dan struktur gumpal. Tanah dikatakan memiliki struktur lepas butir, bila butir2 tanah letaknya berderai atau terlepas satu sama lainnya, sedangkan tanah berstruktur remah bila butir2 tanah berkumpul membentuk semacam kerak roti. Dan struktur remah merupakan struktru tanah yang paling baik untuk dijadikan sebagai tanah pertanian. Tanah yang berstruktur gumpal ditandai dengan butir2 tanah melekat sangat rapat satu sama lain. 4. Derajat Keasaman ( pH ) Tanah. Bila dilihat dari derajat keasamannya, tanah ada yang bersifat asam, dan ada yang alkalis/basa serta ada yang bersifat netral. Keasaman ini bisa terjadi karena tanah selalu tergenang air. Dan umumnya akar tanaman akan rusak bila tanah terlalu asam maupun terlalu basa. Umumnya tanaman memerlukan pH tanah yang netral. Dipermukaan bumi, lahan atau tanah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tekstur tanah Permeabilitas tanah Ketebalan atau solum tanah Kemiringan lereng Tingkat erosi Penyaluran air.

Berkenaan dengan warna pada tanah yang berbeda-beda, maka adapun asal-usul dari warna2 tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kuning,berasal dari mineral limonit (2Fe2O33H3O). 2. Cokelat, berasal dari bahan 2 organis asam yang lapuk sebagian. 3. Putih, berasal dari mineral2 silika-kuarsa (SiO2), kapur (CaCO3), kaolin, bauksit, aluminium dan silikat, gypsum (CaCO42H2O), nitrat, garam2 yang sudah larut serta koloida2 organis tertentu. 4. Hitam, berasal dari bahan2 organis yang telah terurai dengan hebat, dan biasanya ada hubungannya dengan unsur2 karbon (C), magnesium (Mg), serta beleran (S). 5. Merah, berasal dari mineral hematite (Fe2O3) atau turgit (2Fe2O3H2O). 6. Hijau, berasal dari oksida ferrous. 7. Biru, berasal dari mineral lilianit. Untuk menjaga kesuburan tanah dan mengurangi dampak erosi terhadap tanah, maka dapat dilakukan beberapa langkah berikut : 1. Terassering, yaitu menanam tanaman dengan sistem berteras-teras untuk mencegah erosi tanah 2. Contour Farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur, sehingga perakaran dapat menahan tanah. 3. Pemupukan 4. Pembuatan Tanggul Pasangan untuk menahan hasil erosi. 5. Contour Plowing, yaitu membajak searah garis kontur sehingga terjadilah alur2 horisontal. 6. Contour Strip Cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang2 tanah itu dalam bentuk sempit dan memanjang dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok. 7. Crop Rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara akibat diisap terus oleh salah satu jenis tanaman. 8. Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan2 yang gundul. 9. Drainase, yaitu pengaturan sirkulasi air untuk kesuburan tanah.

Sumber: http://geotvoneline.blogspot.com/p/pedhosfer.html http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/03/makalah-pedosfer.html http://belajargeodenganhendri.wordpress.com/2011/04/14/litosfer-pedosfer/

You might also like