Professional Documents
Culture Documents
Gambar 1. Kondisi Areal Perkebunan PT. ALM dan Kawasan sempadan sungai Sinar Mas Group adalah produsen terbesar minyak sawit, pulp dan kertas di Indonesia. Di sektor kelapa sawit, kekuasaan grup usaha ini telah mencapai 406.000 hektar lahan perkebunan kelapa sawit dan mengklaim diri sebagai perusahaan minyak sawit dengan lahan simpanan yang paling luas di dunia, dengan 1,3 juta hektar dari tanah tersedia untuk digarap. Lahan simpanan ini berada di provinsi dengan lahan hutan yang sangat luas yaitu Kalimantan dan Papua.
Gambar 2. Kegiatan pembukaan lahan dan kondisi lahan yang terbuka di PT. ALM (foto udara) Pada bulan Agustus 2009, sekitar + 1.269,20 Ha, lahan perkebunan di PT. ALM mengalami kebakaran. Sumber informasi mengenai kebakaran tersebut didapat dari data hotspot satelit NOOA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Areal yang terbakar tersebut meliputi empat estate yaitu Kyne (600,34 ha), Skke (226,15 ha), Pkwe (75,2 ha) dan Kyna (367,51 ha). Dampak yang paling dirasakan dengan adanya kebakaran tersebut adalah timbulnya asap yang mengganggu kesehatan masyarakat. Untuk itu, PT. ALM harus mempertanggung jawabkan kejadian kebakaran tersebut secara hukum. Sebagai instansi pemerintah yang bertugas dibidang lingkungan hidup, pada tahun 2009, Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Prov.Kalbar telah melakukan verifikasi dan pengambilan sampel tanah untuk memberikan bukti telah terjadinya kasus kebakaran di areal perekebunan PT. ALM bekerja sama dengan instanti terkait yaitu Dinas Perkebunan Prov. Kalbar, Kantor Lingkungan Hidup Kab. Ketapang dan Polda Kalbar.
Gambar 3. Kegiatan Verifikasi lapangan Dari hasil verifikasi dan pengambilan sampel tanah tersebut, terbukti bahwa di PT. ALM telah terjadi kebakaran yang menimbulkan kerusakan ekologis dan ekonomis yang dikarenakan oleh faktor kelalaian seperti belum adanya satuan brigade pemadam kebakaran, minimnya sarana prasarana pemadam kebakaran. Untuk itu, dari hasil pemeriksaaan yang dilakukan terhadap karyawan perusahaan PT. ALM yang bertanggung jawab terhadap kasus kebakaran tersebut, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BLHD Prov. Kalbar memberikan beberapa langkah-langkah rekomendasi yang harus ditempuh oleh perusahaan dalam mencegah terulangnya kebakaran diantaranya adalah : 1) Mensiagakan semua alat pemadam kebakaran di lokasi. 2) Mensiagakan tim patroli api sekalipun pada musim hujan. 3) Menerapkan kebijakan untuk melaporkan setiap kebakaran yang terjadi. 4) Membangun kerjasama dengan masyarakat dalam rangka mendeteksi dini terjadinya kebakaran. 5) Melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya membakar lahan. 6) Menambah papan pengumuman dilarang membakar lahan. 7) Menambah posko pemantauan api. 8) Membuat bendungan penampungan air. 9) Menganggarkan pengadaan mobil pemadam kebakaran. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang disarankan telah dilakukan oleh PT. ALM, BLHD Prov. Kalbar kembali melakukan pemantauan terhadap perkebunan sawit tersebut pada tanggal 9 Februari tahun 2012 lalu. Tim BLHD Prov. Kalbar melakukan pemantauan dengan tujuan untuk mengevaluasi sejauh mana perusahaan telah mentaati rekomendasi yang diberikan oleh BLHD Prov.Kalbar terkait kasus kebakaran lahan yang terjadi pada tahun 2009. Ketaatan yang harus dipenuhi dalam hal ini meliputi upaya antisipasi kebakaran dengan adanya kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh perusahaan serta peralatan-peralatan pemadam kebakaran yang harus dimiliki oleh perusahaan. Dari hasil pemantauan terhadap kasus kebakaran lahan yang terjadi pada PT. ALM, ditemukan hal-hal sebagai berikut : 1) Pengadaan peralatan pemadam kebakaran sesuai dengan yang direkomendasikan meliputi pompa air, selang, nozle, masker, sarung tangan kulit, helm pengaman, senter kepala, senter tangan, sepatu boot PMK, parang, sekop, garuk, karung goni bekas, APAR, jam dinding, terpal tenda, tandu, baju PMK, kaca mata PMK, slayer, kapak, mesin chain saw, tool box dan ember kecil.
Gambar 5. Beberapa peralatan pemadam kebakaran 2) Pengadaan menara api untuk memantau lokasi kebakaran lahan perkebunan sebanyak 5 titik.
Gambar 6. Menara api yang berada di bukit Selain peralatan, hal lain yang harus dilakukan oleh PT. ALM terkait antisipasi terjadinya kembali kebakaran hutan dan lahan adalah sosialisasi dan simulasi penanganan kebakaran hutan dan lahan, penambahan papan pengumuman dilarang membakar lahan, penambahan posko pemantauan api serta pembuatan bendungan penampungan air.
Gambar 10. Tempat penampungan air Dengan adanya kegiatan verifikasi lapangan ini diharapkan kasus kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di PT. Agro Lestari Mandiri dapat diatasi dan diantisipasi untuk jangka waktu mendatang.