You are on page 1of 3

MANAJEMEN STUDI ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) wajib dilakukan bagi setiap

perencanaan kegiatan pembangunan maupun bagi kegiatan pembangunan yang sudah beroperasi. Hal-hal yang mendasari pernyataan di atas adalah sebagai berikut : 1. Undang-undang No. 4 tahun 1982 pasal 16. 2. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1986 Pasal 1, 2, dan 3 kemudian dipeerbaharui dengan Peraturan pemerintah No. 51 Tahun 1993. 3. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999. 4. Keputusan Kepala Bapedal No. 9 Tahun 2000. Pelaksanaan Studi AMDAL bersifat holistik dan komprehensif, memiliki studi dampak lingkungan yang luas, serta bersifat komplek karena melibatkan pihak internal maupun eksternal. Penanggung jawab studi AMDAL harus memiliki pengetahuan mengenai AMDAL, serta memiliki pengetahuan yang luas mengenai hubungan antara faktor Abiotik, Biotik, Sosekbud, dan Kesehatan Masyarakat. Pelaksanaan studi AMDAL yang merupakan studi terapan (Applied study) atau bahkan action study misalnya pada penelitian untuk pengukuran dan pengamatan parameter/faktor lingkungan menggunakan dasar-dasar penelitian ilmiah dimana penelitian ini dilakukan oleh pakar-pakar dari disiplin ilmu masing-masing dengan ilmiah dan terpadu. Dalam penelitian studi AMDAL deskripsi tugasnya adalah sebagai berikut : 1. Mencandra/mengadakan diskripsi yaitu menggambarkan secara jelas dan cermat hal yang dipersoalkan. 2. Menerangkan/eksplanasi yaitu menerangkan kondisi-kondisi yang mendasari terjadinya sesuatu peristiwa. 3. Menyusun teori yaitu mencari dan merumuskan hukum atau tata hubungan antara kondisi yang satu dan kondisi lain atau hubungan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya. 4. Prediksi yaitu membuat prediksi/ramalan, estimasi dan proyeksi mengenai peristiwa yang akan terjadi/gejala yang akan muncul. 5. Pengendalian yaitu melakukan tindakan untuk mengendalikan sesuatu peristiwa/gejala. Dalam pelaksanaan studi AMDAL terdapat berbagai parameter lingkungan yang harus diteliti, sehinggal penelitian dapat digolonglan seperti berikut ini : 1. Pembagian penelitian menurut alasannya a. Penelitian Dasar (Basic Research) b. Penelitian Terpakai (Applied Research) 2. Pembagian penelitian menurut tempatnya a. Penelitian Perpustakaan b. Penelitian Laboratorium c. Penelitian Lapangan 3. Pembagian penelitian menurut cara pelaksanaannya a. Penelitian Eksperimen b. Penelitian Evaluasi c. Grounded Research d. Survei e. Penelitian Tindakan (Action Research) 4. Pembagian penelitian atas dasar metoda a. Metoda Filosofis b. Metoda Deskripftif c. Metode Historis d. Metode Eksperimen

Untuk dapat mengelola suatu studi AMDAL dengan baik maka pelaksanannya dilakukan dengan pendekatan suatu sistem yang memiliki sub-sub sistem. Sistem penelitian secara internal harus berorientasi pada : 1. Tim Peneliti/Pakar Studi AMDAL, kualitas tim pelaksana penyusun AMDAL merupakan penentu keberhasilan studi AMDAL. Bbbbbbbbbbb Berbagai aspek dalam manajemen internal yang berhubunagn dengan pelaksanaan pengaturan organisasi mencakup : a. Penetapan bidang keahlian untuk pakar b. Keahlian dari ketua tim c. Anggota tim dan sub ketua tim 2. Waktu Elaksanaan studi antara kegiatan proyek yang satu dengan yang laintidak sama, tergantung dari jenis dan macam proyek yang distudi. Waktu sering menjadi kendala dalam pelaksanaan studi AMDAL, namun pada umumnya lama waktu pelaksanaan penyusunan studi dapat direncanakan oleh penyusun, namun yang sulit direncanakan adalah saat menunggu penilaian oleh komisi AMDAL. Oleh karena itu kontrak kerja antara pemrakarsadan konsultan penyusun sebaiknya dibatasi waktunya sampai dengan menghasilkan dokumen yang siap dipresentasikan pada sidang komisi AMDAL. 3. Anggaran Biaya Seorang ketua tim studi AMDAL harus dapat memanfaatkan anggaran biaya seefektif dan seefisien mungkin karena studi AMDAL belum memiliki pedoman besar anggaran biaya, namun biasanya ditentukan dengan cara negosiasi antara proponen dengan konsultan. Unsurunsur dalam anggaran studi AMDAL adalah sebagai berikut : a. Honorarium Pakar b. Perjalanan c. Analisis Laboratorium d. Penyusunan, pengetikan dan penggandaan, dan lain-lain. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan studi AMDAL adalah : 1. Proponen atau pemrakarsa, dapat berupa instansi, badan-badan pemerintah, swasta, atau bahkan dapat perorangan. Pemrakarsa yang tertutup terhadap informasi yang ada biasanya berasal dari swasta, dan pemrakarsa yang terbuka terhadap informasi yang ada biasanya berasal dari instansi/badan pemerintah. 2. Instansi yang bertanggungjawab Penyusunan AMDAL harus berpedoman pada pedoman teknis yang telah ada. Apabila departemen yang bertanggungjawab terhadap kegiatan pembangunan telah memiliki pedoman teknis maka konsultan harus menyusun sesuai pedoman yang telah ada. Konsultan harus mampu mendapatkan data/informasi sebanyak-banyaknya tentang peraturan perundangan. Instansi yang bertanggungjawab/pemerintah daerah bertindak sebagai pengambil kebijaksanaan/keputusan atas dasar bahan dari komisi. Beberapa kemungkinan keputusan yang diambil oleh komisi AMDAL terhadap dokumen yang dipresentasikan : a. Alternatif pertama, AMDAL diterima tanpa syarat. b. Alternatif kedua, AMDAL ditolak yaitu rencana kegiatan pembangunan tidak boleh diteruskan. c. Alternatif ketiga, AMDAL diterima dengan perbaikan-perbaikan dan tidak perlu dipresentasikan lagi. d. Alternatif keempat, AMDAL perlu diperbaiki dan harus dipresentasikan lagi di depan komisi. e. Alternatif kelima, AMDAL ditolak rencana kegiatan tidak boleh diteruskan kecuali pindah lokasi atau mengganti proses atau mengganti peralatan.

Menurut Erickson (1979) di Kanada, seorang manajer penyusun AMDAL harus bertindak : a. Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan untuk AMDAL. b. Menjalin hubungan dan kontak kepada semua lembaga yang terkait dengan pengambilan keputusan. c. Selalu siap untuk memberi penjelasan dan pengertian kepada para pengambil kebijaksanaan/pengambil keputusan. d. Dan belajar mengerti dan mengetahui sistem pembangunan yang dilaksanakan dan batasan dari pengambilan keputusan. Hal yang sangat menentukan adalah kemampuan mengarahkan dan mendorong aktivitas pakar dalam menyelesaikan laporan. Untuk menjaga kebenaran, kesesuaian dan kesempurnaan AMDAL yang dilakukan oleh konsultan seringkali dibuat suatu tim yang dibentuk oleh proyek yang disebut Tim Pendamping/Tim pengarah. 3. Komisi dan Tim Teknis Hubungan antara konsultan dan komisi/tim teknis harus berjalan dengan baik, karena sering terjadi gejala hubungan yang tidak baik diantara keduanya karena tidak berorientasi pada kesempurnaan dokumen AMDAL melainkan berorientasi pada bisnis dan uang. Hal ini dikarenakan karena tidak adanya anggaran khusus bagi komisi dan tim teknis AMDAL dalam melaksanakan tugasnya. 4. Instansi Pemilik Data 5. Masyarakat

You might also like