You are on page 1of 24

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Mikrokontroller AT89S51

Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini , yang mana hasil akhir/ouput dari alat ini adalah hasil perhitungan waktu yang dihitung oleh mikrokontroller yang digunakan didalam pembuatan alat ini, sehingga dalam pembuatan alat ini

mikrokontroller adalah otak dari semua system yang digunakan didalam membentuk fungsi dari alat ini. Di pasaran terdapat banyak jenis mikrokontroller yang beredar luas dengan fungsi dan spesifikasi bentuk yang berbeda-beda sebagai contoh :

Mikrokontroller AT89S51, Mikrokontroller AT89S52, Mikrokontroler AT89S53, AT Mega 8353, AT Mega 8252 dan masih banyak lagi yang beredar luas dipasaran dengan fungsi dan spesifikasi yang berbeda-beda.

Adapun jenis mikrokontroller yang digunakan didalam pembuatan alat ini adalah jenis Mikrokontroller AT89S51, dimana mikrokontroller jenis ini adalah salah satu keluarga dari mikrokontroller MCS 51 keluaran ATMEL, yang mana didalam penggunaannya mikrokontroller AT89S51 dapat mengolah data per bit ataupun secara 8 bit sekaligus yang dimasukkan oleh bagian input dan langung mengolahnya secara per bit ataupun secara bersamaan. Mikrokontroller AT8951 yang digunakan didalam pembuatan alat ini adalah mikrokontroller yang memiliki spesifikasi secara umum berikut :

Universitas Sumatera Utara

Terdapat Sebuah Central Processing Unit 8 bit yang berfungsi untuk mengolah data masukan yang diberikan oleh bagian input yakni Dipswitch/Saklar secara 8 bit sekaligus ataupun secara per bit.

Rangkaian pewaktu yang berfungsi untuk melakukan perhitungan waktu dalam melakukan suatu proses eksekusi data.

RAM ( Random Acess Memory ) yang bersifat internal yang berkapasitas sebesar 128 byte, yang mempunyai tugas sebagai memory data masukan didalam pembuatan alat ini.

Flash memori yang berkapasitas sebesar 4 Kbyte. Lima buah jalur interupsi (dua buah interupsi eksternal dan tiga buah interupsi internal).

Empat buah programable port I/0 yang masing-masing terdiri dari delapan buah jalur I/0.

Sebuah port serial dengan kontrol serial full duplex UART. Kemampuan untuk melaksanakan operasi aritmatika dan operasi logika. Kecepatan dalam melaksanakan instruksi per siklus 1 mikrodetik pada frekuensi 12 MHz.(www.google.com/ tutorial mikrokontroller AT89S51)

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 IC Mikrokontroller AT89S51

Dari gambar 2.1 diatas dapat dilihat spesifikasi dari pin/kaki dari IC mikrokontroller AT89S51 yang mana IC Mikrokontroller AT89S51 yang digunakan didalam pembuatan alat ini memiliki 40 buah kaki/pin yang mana ke 40 buah kaki/pin tersebut terdapat pada 4 buah port yang masing-masing port terdiri atas 8 buah kaki. Tidak semua kaki/pin pada IC Mikrokontroller AT89S51 itu digunakan, terdapat 8 buah kaki yang mempunyai fungsi tetap didalam IC Mikrokontroller AT89S51 ini.

Universitas Sumatera Utara

Mikrokontroller AT89S51 digunakan sebagai pengontrol dari semua system yang digunakan untuk membentuk fungsi dari alat ini. Fungsi mikrokontroller AT89S51 disini menerima data input/masukan yang diberikan oleh bagian input dan kemudian menanggapinya untuk mulai mengolah data masukan (untuk mulai menghitung waktu ) dan memberikan perintah kebagian output untuk menampilkan hasil dari perintah sesuai yang diprogramkan ke IC Mikrokontroller AT89S51 ini.

Didalam kenyataannya fungsi dari IC Mikrokontroller AT89S51 disini dapat juga digantikan dengan beberapa jenis mikrokontroller jenis lain yang memiliki seri dan tipe yang lain. Dimana fungsi utama dari IC Mikrokontroller AT89S51 didalam pembuatan alat ini adalah untuk menghitung waktu. Adapun jenis mikrokontroller jenis lain yang telah dicoba untuk menggantikan fungsi dari IC Mikrokontroller AT89S51 ini adalah jenis mikrokontroller AT89S52, mikrokontroller AT89C51 yang memiliki fungsi yang berbeda namun dapat dimasukkan program yang sama dengan program yang dimasukkan kedalam IC Mikrokontroller AT89S51 yang digunakan didalam percobaan untuk melihat perbedaan waktu yang dihasilkan oleh masingmasing mikrokontroller tersebut. Adapun spesifikasi dari masing-masing IC Mikrokontroller ditinjau dari material penyusun dari IC mikrokontroller yang

digunakan untuk menggantikan fungsi dari IC Mikrokontroller AT89S51 didalam pembuatan alat ini adalah :

Mikrokontroller AT89S51 dengan bahan/materi pembuatannya adalah terbuat dari bahan silikon, dengan beberapa spesifikasi sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Memiliki kapasistas flash memory sebesar 4 Kbyte, sehingga isi memorynya dapat diisi dan dihapus sesuai dengan kebutuhan sebanyak 1000 kali penggunaan.

Tegangan operasi dari IC ini berkisar diantara 4.0 5.5 volt DC. Besar nilai frekwensi dari IC ini berkisar antara 0 33 MHz. Memiliki kapasitas internal RAM ( Random Access Memory ) sebesar 128 x 8 bit.

Memiliki 2 timer/counter dengan nilai sebesar 16 bit. Memiliki 6 jalur interupt . ( www.google.com/ datasheet IC Mikrokontroller AT89S51)

Gambar 2.2 IC Mikrokontroller AT89S51

Universitas Sumatera Utara

10

2. Mikrokontroller AT89S52 dengan bahan/materi pembuatnya adalah terbuat dari bahan silikon, dengan beberapa spesifikasi berikut : Memiliki kapasitas flash memory sebesar 8 Kbyte, sehingga isi memorynya dapat diisi dan dihapus sesuai dengan kebutuhan sebanyak 10.000 kali penggunaan. Tegangan operasi dari IC ini berkisar diantara 4.0 5.5 volt DC. Besar nilai frekwensi dari IC ini berkisar antara 0 33 MHz. Memiliki kapasitas internal RAM ( Random Access Memory ) sebesar 256 x 8 bit. Memiliki 3 timer/counter dengan nilai sebesar 16 bit. Memiliki 8 jalur interupt. ( www.google.com/ datasheet IC Mikrokontroller AT89S52 )

Gambar 2.3 IC Mikrokontroller AT89S52

Universitas Sumatera Utara

11

3. Mikrokontroller AT89C51 dengan bahan/materi pembuatannya adalah terbuat dari bahan karbon, dengan beberapa spesifikasi berikut : Memiliki kapasitas flash memory sebesar 4 Kbyte, sehingga isi memorynya dapat diisi dan dihapus sesuai dengan kebutuhan sebanyak 1000 kali penggunaan. Tegangan operasi dari IC ini berkisar diantara 4.0 5.5 volt DC. Besar nilai frekwensi dari IC ini berkisar antara 0 24 MHz. Memiliki kapasistas internal RAM ( Random Access Memory ) sebesar 128 x 8 bit. Memiliki 2 timer/counter dengan nilai sebesar 16 bit. Memiliki 6 jalur interupt. ( www.google.com/ datasheet IC Mikrokontroller AT89C51 )

Gambar 2.4 IC Mikrokontroller AT 89C51

Universitas Sumatera Utara

12

Dari hasil percobaan dengan menggantikan fungsi dari IC Mikrokontroller AT89S51 didalam pembuatan alat ini dengan menggunakan beberapa jenis IC Mikrokontroller seperti mikrokontroller AT89S51, Mikrokontroller AT89S52, Mikrokontroller AT89C51, dan Mikrokontroller AT mega 8535. Yang mana didalam melakukan percobaan ini dilakukan untuk melihat perbedaan waktu antara satu jenis IC Mikrokontroller dengan jenis yang lainnnya, maka didapatkan data sebagai berikut: Jenis Mikrokontroller Mikrokontroller AT89S51 Mikrokontroller AT89S52 Mikrokontroller AT89C51 Perbedaan Waktu dengan Jam Biasa 3 menit 2 menit 5 menit

Tabel 2.1 Perbedaan Waktu Untuk Masing-Masing IC

Dari hasil data pada tabel 2.1 yang didapat setelah melakukan percobaan dengan menggantikan fungsi dari IC Mikrokontroller AT89S51 dengan jenis IC Mikrokontroller jenis lain, dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan waktu untuk setiap jenis IC mikrokontroller berbeda beda dikarenakan oleh beberapa faktor, yakni : 1. Besar nilai frekwensi untuk tiap-tiap IC mikrokontroller, dimana : IC mikrokontroller AT89S51, besar nilai frekwensi pada IC ini adalah sebesar 0 33 MHz ( www.google.com/datasheet ic mikrokontroller AT89S51 ). IC mikrokontroller AT89S52, besar nilai frekwensi pada IC ini adalah sebesar 0 33 MHz. ( www.google.com/datasheet ic mikrokontroller AT89S52 ).

Universitas Sumatera Utara

13

IC mikrokontroller AT89C51, besar nilai frekwensi pada IC ini adalah sebesar 0 24 MHz. ( www.google.com/datasheet ic mikrokontroller AT89C51 ).

2. Besar internal memory data internal RAM ( Random Access Memory ) pada masing-masing IC mikrokontroller, dimana : IC mikrokontroller AT89S51, besar nilai RAM nya sekitar 128 byte. ( www.google.com/datasheet ic mikrokontroller AT89S51 ) IC mikrokontroller AT89S52, besar nilai RAM nya sekitar 256 byte. (www.google.com/datasheet ic mikrokontroller AT89S52 ) IC mikrokontroller AT89C51, besar nilai RAM nya sekitar 128 byte. ( www.google.com/datasheet ic mikrokontroller AT89C51 )

Rangkaian pewaktu untuk masing-masing rangkaian sistem minimum yang digunakan untuk tiap-tiap IC mikrokontroller yang berfungsi untuk menetukan kecepatan dalam mengolah data. Yang mana komponen utama dari rangkaian pewaktu tersebut adalah sebuah kristal yang besarnya sangat tergantung dalam menentukan siklus pulsa yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara

14

2.2 Beberapa Jenis Aplikasi dari Mikrokontroller AT89S51

Didalam perkembangan dunia elektronika pada saat ini banyak dibuat alat-alat yang dapat membantu pekerjaan manusia. Pada umumnya alat tersebut dibuat dengan alasan untuk mempermudah pekerjaan manusia yang dianggap sulit dilakukan, memperbaharui alat-alat yang sudah ada sebelumnya dengan fungsi dan bentuk yang berbeda, dan juga menciptakan alat-alat yang sebelumnya belum pernah dibuat. Adapun dari kesemua alat yang dibuat tersebut sudah pastilah membutuhkan sebuah komponen utama yang dapat mengolah dan mengatur fungsi dari alat yang akan atau yang ingin dibuat tersebut. Salah satu komponen utama dari alat-alat yang akan dibuat tersebut adalah sebuah IC yang mampu menampung, menyimpan dan mengeksekusi hasil dari keputusan alat tersebut yang pada akhirnya untuk mendapatkan tujuan akhir dari alat tersebut. Adapun IC yang digunakan adalah IC Mikrokontroller yang dapat menampung, menyimpan, dan mengeksekusi data. Dipasaran banyak terdapat jenisjenis IC Mikrokontroller seperti AT89S51,AT89S52,AT mega 8535,IC 74LS244 dan masih banyak lagi. Yang mana dari kesemua jenis IC tersebut mempunyai spesifikasi dan fungsi yang berbeda-beda. Namun untuk beberapa aplikasi yang ditemukan banyak digunakan penggunanaan IC Mikrokontroller AT89S51 dikarenakan jenis IC ini sangat familiar dengan para pengguna yang biasa menciptakan atau membuat rangkaian-rangkaian otomatisasi dan logika digital. Dikarenakan IC ini mempunyai harga yang cukup murah namun IC ini mempunyai spesifikasi dan fungsi yang tidak kalah pentingnya dengan jenis IC yang lainnya. Beberapa aplikasi dengan

menggunakan IC jenis AT89S51 yang telah ada dibuat adalah :

Universitas Sumatera Utara

15

1. Thermometer Digital dengan menggunakan LM35 berbasis mikrokontroller AT89S51, dimana cara kerja dari alat ini adalah LM 35 sebagai sensor suhu yang berfungsi untuk mendeteksi suhu ruangan yang inigin dideteksi, yang sebelumnya pada IC mikrokontroller AT89S51 telah diisikan program untuk nilai batas-batas suhu yang dapat dideteksi oleh alat tersebut. Data tersebut kemudian diumpankan ke LM35 tersebut untuk mendeteksi suhu yang terdapat pada suatu ruangan.

2. Robot pengikut garis ( linefollower ) berbasis mikrokontroller AT89S51, dimana pada robot ini IC mikrokontroller AT89S51 adalah otak untuk menyimpan semua data yang ingin dikerjakan oleh robot tesebut.

Dan masih banyak lagi aplikasi dari penggunaan IC mikrokontroller AT89S51 yang telah dibuat didalam dunia elektronika digital pada saat ini.

2.3 Hubungan Pin Pin pada Mikrokontroller AT89S51

Didalam pembuatan alat ini mikrokontroller AT89S51 sangat memegang peranan penting didalam menerima, mengolah dan mengeksekusi data yang diberikan untuk menjadi tujuan akhir didalam pembuatan alat ini. Mikrokontroller AT89S51 yang digunakan adalah jenis mikrokontroller yang memiliki 40 kaki/pin yang pada masingmasing kaki tersebut mempunyai fungsi dan tugas tertentu. Kaki/pin pada mikrokontroller AT89S51 ini terbagi didalam 4 buah port yang terdapat didalam IC mikrokontroller ini, yang mana port-port itu adalah P0, P1, P2, P3 yang pada masingmasing port terdiri atas 8 buah kaki/pin. Dalam alat ini masing-masing kaki/pin mempunyai hubungan dan fungsi sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

16

Gambar 2.6 Pin/kaki IC mikrokontroller AT89S51

Port 0 ( kaki 34 39 ) Pada port ini juga terdapat 8 buah kaki/pin dari ic mikrokontroller, port ini merupakan port yang digunakan untuk bagian output, yang berfungsi untuk menampilkan tampilan akhir dari fungsi alat ini. Pada port ini dihubungkan 6 buah LED yang membentuk suatu gabungan menjadi display LED, keenam buah LED tersebut dihubungkan di kaki 34 39 atau diport P3.0 P3.5, yang sebelumnya rangkaian display LED tersebut dihubungkan dengan 6 buah resistor dengan nilai tahanan 100 ohm, yang berfungsi untuk menjaga kestabilan arus yang masuk ke rangkaian display LED tersebut.

Universitas Sumatera Utara

17

Port 1 ( kaki 1 8 ) Pada port ini terdapat 8 buah kaki/pin ic dari mikrokontroller, didalam penggunaannya hanya akan digunakan 6 buah kaki/pin saja, sedangkan yang 2 kaki lagi tidak digunakan. Port 1 ini merupakan port input yang berhubungan dengan sebuah dipswitch/saklar yang mempunyai 6 buah saklar yang bertugas untuk memberikan input ke bagian mikrokontroller. Keenam buah saklar tersebut terhubung dengan kaki P1.0 P1.5 yang sebelumnya dihubungkan terlebih dahulu dengan sebuah resistor dengan nilai tahanan sebesar 4K7 ohm.

Port 2 ( kaki 21 28 ) Pada port ini juga terdapat 8 buah kaki/pin dari ic mikrokontroller, port ini merupakan port yang digunakan untuk bagian output, yang berfungsi untuk menampilkan tampilan akhir dari fungsi alat ini. Pada port ini dihubungkan 6 buah LED yang membentuk suatu gabungan menjadi display LED, keenam buah LED tersebut dihubungkan di kaki 23 28 atau diport P2.0 P2.5, pada port ini juga terdapat sebuah buzzer yang digunakan sebagai bagian ouput yang bertugas untuk memberikan output berupa suara, buzzer ini dihubungkan di kaki 22 atau pada port P2.6.

Port 3 ( kaki 10 17 ) Pada port ini terdapat 8 buah kaki/pin ic dari mikrokontroller, didalam penggunaannya hanya akan digunakan 6 buah kaki/pin saja, sedangkan yang 2 kaki lagi tidak digunakan. Port 3 ini merupakan port input yang berhubungan dengan sebuah dipswitch/saklar yang mempunyai 6 buah saklar yang bertugas untuk memberikan input ke bagian mikrokontroller. Keenam buah saklar tersebut terhubung

Universitas Sumatera Utara

18

dengan kaki P3.0 P3.5 yang sebelumnya dihubungkan terlebih dahulu dengan sebuah resistor dengan nilai tahanan sebesar 4K7 ohm. Terlepas dari ke 4 port tersebut, terdapat 8 buah kaki/pin yang mempunyai fungsi tetap didalam rangkaian mikrokontroller AT89S51, yakni :

Kaki/pin 9 Pada kaki/pin ini berfungsi sebagai bagian reset, yang mana pada bagian ini terhubung dengan sebuah resistor dengan nilai sebesar 10 kilo ohm.

Kaki 18 19 Pada kaki/pin ini berfungsi sebagai bagian pembangkit pulsa, yang berperan penting dalam kecepatan mengolah data. Pada bagian ini kaki 18 19 dihubungkan dengan sebuah kristal dengan nilai 12 MHz dan 2 buah kapasitor dengan nilai 30 piko-farad.

Kaki 20 ( ground ) Pada kaki ini berfungsi sebagai kaki ground pada rangkaian mikrokontroller AT89S51.

Kaki 40 ( VCC ) Pada kaki ini diberikan tegangan sebesar 5 volt DC ( direct current ), yang mana pada kaki ini merupakan kaki input untuk tegangan pada IC mikrokontroller AT89S51.

Namun secara umum kaki/pin dari mikrokontroller AT89S51 dapat dituliskan sebagai berikut : VCC (Pin 40) Suplai tegangan DC.

Universitas Sumatera Utara

19

GND (Pin 20) Ground.

Port 0 (Pin 39-Pin 32) Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data ataupun penerima kode byte pada saat flash progamming Pada fungsi sebagai I/O biasa port ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsi sebagai low order multiplex address/data, port ini akan mempunyai internal pull up. Pada saat flash progamming diperlukan eksternal pull up, terutama pada saat verifikasi program.

Port 2 (Pin 21 pin 28) Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau high order address, pada saat mengakse memori secara 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan mengeluarkan isi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull up dan berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. Sebagai output, port ini dapat memberikan output sink keempat buah input TTL.

Port 3 (Pin 10 pin 17) Port 3 merupakan 8 bit port I/O dua arah dengan internal pullup. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

20

Nama Pin P3.0 (pin 10) P3.1 (pin 11) P3.2 (pin 12) P3.3 (pin 13) P3.4 (pin 14) P3.5 (pin 15) P3.6 (pin 16) P3.7 (pin 17)

Fungsi RXD (Port input serial) TXD (Port output serial) INTO (interrupt 0 eksternal) INT1 (interrupt 1 eksternal) T0 (input eksternal timer 0) T1 (input eksternal timer 1) WR (menulis untuk eksternal data memori) RD (untuk membaca eksternal data memori)

Tabel 2.2 fungsi dari port 3

RST (pin 9) Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.

ALE/PROG (pin 30) Address latch Enable adalah pulsa output untuk me-latch byte bawah dari alamat selama mengakses memori eksternal. Selain itu, sebagai pulsa input progam (PROG) selama memprogam Flash.

PSEN (pin 29) Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.

EA (pin 31) Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan progam yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. Jika

Universitas Sumatera Utara

21

kondisi high, pin ini akan berfungsi untuk menjalankan progam yang ada pada memori internal. Pada saat flash progamming, pin ini akan mendapat tegangan 12 Volt.

XTAL1 (pin 19) Input untuk clock internal.

XTAL2 (pin 18) Output dari osilator. ( www.google.com/tutorial mikrokontroller AT89S51 )

2.4 Komponen Pendukung

2.4.1 Dipswitch/Saklar Dipswitch/saklar didalam pembuatan alat ini digunakan sebagai bagian input yang memberikan data input ke bagian mikrokontroller AT89S51, yang kemudian pada bagian mikrokontroller AT89S51 data tersebut diolah sesuai dengan yang telah diprogramkan. Saklar digunakan untuk mengontrol aliran arus kedalam rangkaian. Arus mengalir ketika kontak-kontak saklar saling bersentuhan ( saklar dinaikkan kedalam keadaan ON ). Dalam keadaan seperti ini, saklar dikatakan membuka atau sambungan ( atau kontak ) dilakukan yang mengakibatkan arus masuk kebagian mikrokontroller sebagai input data masukan. Arus tidak dapat mengalir kedalam rangkaian apabila kontak-kontak tidak saling bersentuhan. Dalam keadaan ini saklar dikatakan menutup atau sambungan diputuskan ( dalam keadaan ini saklar dalam keadaan OFF ). ( Owen Bishop,dasar-dasar elektronika,2002,hal 52 )

Universitas Sumatera Utara

22

Gambar 2. 7 Dipswitch/Saklar

Pada gambar 2.7 diatas tampak bahwa dipswitch/saklar yang digunakan memiliki 6 buah saklar yang merupakan bagian yang memberikan data masukan kebagian mikrokontroller AT89S51. Didalam pembuatan alat ini digunakan sebanyak 8 buah dipswitch/saklar yang pada masing-masing dipswitch/saklar terdapat 6 buah saklar pada masing-masing dipswitch/saklar.

2.4.2 LED ( Light Emitting Diode ) Didalam pembuatan alat ini LED sangat berperan penting, dikarenakan LED digunakan sebagai penampil dari data yang ingin ditampilkan yang merupakan tujuan akhir dari pembuatan alat ini. Didalam pembuatan alat ini dibutuhkan sebanyak 48 buah LED yang kemudian digabungkan menjadi satu yang akhirnya membentuk display LED yang berfungsi sebagai penampil dari data akhir yang diinginkan didalam pembuatan alat ini. Secara umum Light emitting diode atau yang biasa disingkat dengan nama LED menghasilkan cahaya ketika arus mengalir melewatinya. Pada sebuah LED terdapat 2 buah kaki atau yang sering dikenal dengan nama katoda dan anoda. Untuk membedakan kaki anoda dan katoda adalah dengan memperhatikan bagian rim dari LED tersebut. Bagian rim ini terletak disamping dari LED tersebut, biasanya rim ini dibuat berbentuk datar pada sisi yang berdekatan dengan kaki katoda, yang sekaligus menandakan bahwa kaki tersebut adalah kaki katoda dan kaki

Universitas Sumatera Utara

23

selebihnya adalah kaki anoda yang merupakan kutub postif dari LED tersebut. Sebuah LED membutuhkan arus sekitar 20 mA untuk memancarkan cahaya dengan kecerahan maksimum. ( Owen Bishop,dasar-dasar elektronika,2002,hal 60)

Gambar 2. 8 Simbol LED

2.4.3 Buzzer/Alarm Didalam penggunaannya buzzer/alarm digunakan sebagai pemberi output berupa suara, suara yang dihasilkan oleh buzzer/alarm tersebut berfungsi untuk memberikan peringatan jikalau ada komputer yang waktunya telah habis/selesai digunakan. Buzzer/alarm yang digunakan didalam pembuatan alat ini adalah buzzer/alarm jenis piezo elektris, buzzer jenis ini beroperasi pada tegangan 6 volt dan membutuhkan arus sebesar 20mA, yang mana kabel dayanya diberi warna merah dan hitam. Sambungan kabel merah ke jalur negatif yang pada pembuatan alat ini terhubung pada port 2, tepatnya pada kaki 22 pada mikrokontroller. Intensitas suara yang dihasilkannya berkisar antara 100 dB hingga 110 dB. Suara yang dihasilkannya bersifat kontinu namun dapat dimodifikasi untuk menghasilkan bunyi dengan periode-periode pendek.( Owen Bishop,dasar-dasar elektronika,2002,hal 158)

Universitas Sumatera Utara

24

Gambar 2.9 Simbol Buzzer/Alarm

Dari gambar 2.9 diatas terlihat simbol buzzer/alarm yang digunakan didalam rangkaian skematik didalam pembuatan alat ini.

2.5. Perangkat Lunak

2.5.1 Bahasa Pemrograman dengan Menggunakan BASCOM-8051 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC AT89S51 yang digunakan didalam pembuatan alat ini adalah Bahasa BASCOM-8051. BASCOM-8051 adalah program BASIC compiler berbasis Windows untuk mikrokontroler keluarga 8051 seperti AT89C51, AT89C2051, dan yang lainnya. BASCOM-8051 merupakan bahasa pemrograman tingkat tinggi ayng menggunakan bahasa BASIC yang dikembangkan dan dikeluarkan oleh MCS Elektronik sebagai perusahaan yang mempunyai hak paten atas software tersebut. Berikut dijelaskan spesifikasi dari BASCOM 8051:

1.Tipe Data Setiap variabel dalam BASCOM memiliki tipe data yang menunjukkan daya tampungnya. Hal ini berhubungan dengan penggunaan memori mikrokontroler. Berikut adalah tipe data pada BASCOM berikut keterangannya.

Universitas Sumatera Utara

25

Tipe Data Bit Byte Integer Word Long Single String

Ukuran (byte) 1/8 1 2 2 4 4 Hingga 254 byte

Range 0 255 -32,768 - +32,767 0 65535 -214783648 - +2147483647 -

Tabel 2.3 Tipe data BASCOM 2. Variabel Variabel dalam sebuah pemrograman berfungsi sebagai tempat penyimpanan data atau penampungan data sementara, misalnya menampung hasil perhitungan, menampung data hasil pembacaan register, dan lainnya. Variabel merupakan pointer yang menunjukkan pada alamat memori fisik dan mikrokontroler.

Sebelum digunakan, maka variabel harus dideklarasikan terlebih dahulu. Dalam BASCOM, ada beberapa cara untuk mendeklarasikan sebuah variabel. Cara pertama adalah menggunakan pernyataan DIM diikuti nama tipe datanya. Contoh pendeklarasian menggunakan DIM sebagai berikut: Dim nama as byte Dim tombol1 as integer Dim tombol2 as word Dim tombol3 as word Dim tombol4 as word

Universitas Sumatera Utara

26

Dim Kas as string*1 3. Alias Dengan menggunakan alias, variabel yang sama dapat diberikan nama yang lain. Tujuannya adalah mempermudah proses pemrograman. Umumnya, alias digunakan untuk mengganti nama variabel yang telah baku, seperti port mikrokontroler. LEDBAR alias P1 Tombol1 alias P0.1 Tombol2 alias P0.2 Dengan deklarasi seperti diatas, perubahan pada tombol akan mengubah kondisi P0.1. Selain mengganti nama port, kita dapat pula menggunakan alias untuk mengakses bit tertentu dari sebuah variabel yang telah dideklarasikan. Dim LedBar as byte Led1 as LedBar.0 Led2 as LedBar.1 Led3 as LedBar.2

4. Konstanta Dalam BASCOM, selain variabel kita mengenal pula konstanta. Konstanta merupakan variabel pula. Perbedaannya dengan variabel biasa adalah nilai yang dikandung tetap. Dengan konstanta, kode program yang kita buat akan lebih mudah dibaca dan dapat mencegah kesalahan penulisan pada program kita. Misalnya, kita akan lebih mudah menulis phi daripada menulis 3,14159867. Sama seperti variabel, agar konstanta bias dikenali oleh program, maka harus dideklarasikan terlebih dahulu. Berikut adalah cara pendeklarasian sebuah konstanta.

Universitas Sumatera Utara

27

Dim A As Const 5 Dim B1 As Const &B1001 Cara lain yang paling Mudah: Const Cbyte = &HF Const Cint = -1000 Const Csingle = 1.1 Const Cstring = test

5. Array Dengan array, kita bisa menggunakan sekumpulan variabel dengan nama dan tipe yang sama. Untuk mengakses variabel tertentu dalam array, kita harus menggunakan indeks. Indeks harus berupa angka dengan tipe data byte, integer, atau word. Artinya, nilai maksimum sebuah indeks sebesar 65535.

Proses pendeklarasian sebuah array hampir sama dengan variabel, namun perbedaannya kita pun mengikutkan jumlah elemennya. Berikut adalah contoh pemakaian array; Dim kelas(10) as byte Dim c as Integer For C = 1 To 10 a(c) = c p1 = a(c) Next

Universitas Sumatera Utara

28

Program diatas membuat sebuah array dengan nama kelas yang berisi 10 elemen (1-10) dan kemudian seluruh elemennya diisikan dengan nilai c yang berurutan. Untuk membacanya, kita menggunakan indeks dimana elemen disimpan. Pada program diatas, elemen-elemen arraynya dikeluarkan ke Port 1 dari mikrokontroler. ( BASCOM- MCS 51 )

2.5.2 Software Downloader Untuk mengeksekusi program-program yang telah dimasukkan kedalam IC mikrokontroller dibutuhkan sebuah software yang berfungsi untuk mengkompile program-program yang telah dimasukkan. Software yang digunakan untuk mengkompile program-program yang dimasukkan tersebut digunakan software ISPFlash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet. Tampilannya seperti gambar di bawah ini

Gambar 3.0 ISP- Flash Programmer 3.a Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file dan kemudian dengan menekan write untuk mengisikan program kedalam IC mikrokontroller.

Universitas Sumatera Utara

You might also like