You are on page 1of 8

KERUSAKAN AKIBAT INTRUSI AIR LAUT DI PANTAI UTARA JAWA TENGAH Hamam, dkk Badan Penelitian dan Pengembangan

Provinsi Jawa Tengah Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang Telp. 0243540025

RINGKASAN

Pendahuluan Dalam dua dekade terakhir ini, intrusi air laut di beberapa wilayah pantai utara Jawa Tengah semakin lama semakin jauh masuk ke daratan, baik intrusi permukaan (rob) maupun intrusi di bawah permukaan. Dalam banyak hal, intrusi air laut menimbulkan dampak yang sangat luas terhadap berbagai aspek kehidupan. Pada saat ini hanya 24 % dari jumlah seluruh kebutuhan air bersih yang dapat disediakan dari air sungai sedangkan 76 % dipasok dari air tanah yang diusahakan oleh penduduk setempat maupun oleh PDAM. Pada kenyataannya tidak semua penggunaan air bawah tanah mempunyai ijin resmi, sehingga inventarisasi data sumur-sumur eksploitasi yang memperoleh ijin resmi akan dilakukan dalam kajian ini. Jumlah sumur bor produksi pada tahun 1900 hanya 16 buah dengan pengambilan 427.050 m3/tahun, sedangkan pada tahun 2002 meningkat menjadi 1194 buah dengan pengambilan 45.032.906 m3/tahun. Besarnya pengambilan ini menyebabkan penurunan muka air tanah sehingga membentuk kerucut depresi muka air tanah berbentuk elips, selanjutnya akan menimbulkan amblesan tanah.

Kedudukan muka air tanah di derah Semarang pada tahun 70-an umumnya masih berada di atas muka tanah setempat (positif) atau kondisi artesis akan tetapi pada saat ini sudah mencapai 27,7 m bmt atau sekitar 26,7 m di bawah muka laut seperti pada umumnya di daerah pantai sekitar Brangsong, Kaliwungu, Mangkang, Guntur maupun daerah Demak. Saat ini kerucut depressi juga sudah mulai terlihat di daerah Nolokerto dengan kedudukan muka air tanah mencapai 31 m di bawah muka laut. Penurunan kualitas air tanah akibat intrusi air laut diperlihatkan oleh peningkatan nilai Daya Hantar Listrik (DHL) dan jumlah unsur klorida. Berkaitan dengan hal-hal tersebut maka perlu dilakukan kajian tentang kerusakan akibat intrusi di pantai Kota Semarang dan Pekalongan yang diperkirakan merupakan dua kota di pantai utara Jawa Tengah yang paling parah terintrusi.

Permasalahan yang terjadi adalah Intrusi air laut yang terjadi di kota Semarang dan Pekalongan telah menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, sarana dan prasarana umum, serta menurunkan kualitas air tanah, khususnya air tanah dangkal.

Tujuan Penelitiannya adalahs ebagai berikut : 1. 2. 3. Menginventarisasi penyebab timbulnya instrusi air laut di pantai Kota Semarang Menginventarisasi kerusakan yang diakibatkan oleh intrusi air di Kota

dan Pekalongan. Semarang dan Pekalongan. Merumuskan pola penanggulangan intrusi air laut di Kota Semarang dan Pekalongan.

Manfaat Penelitiannya adalah sebagai berikut : (1) Kebijakan tentang skala prioritas penanggulangan intrusi air laut; (2) Kebijakan penentuan anggaran yang memadai untuk penanggulangan intrusi air laut sesuai dengan skala prioritas; (3) Kebijakan penentuan arah pengembangan dan tata ruang wilayah, termasuk kebijakan pengendalian penggunaan lahan.

Hipotesis Ketidakseimbangan antara pengisian dan pengambilan air tanah menyebabkan intrusi air laut makin jauh ke darat, dan meningkatkan kerusakan lingkungan.

Gambar Bagan Alir Penelitian

Persiapan

Survey penentuan lokasi penelitian dan titik sampling Penelitian lapangan Pengukuran tinggi bibir sumur, kedalaman muka air, dan DHL air tanah Digitasi dan processing data

Persiapan alat, pustaka, ijin, dll

Penentuan pengambilan sampel air tanah

Peta kontur muka tanah, sebaran DHL, dan muka air tanah

Analisa laboratorium dan hidrokimia

Visualisasi diagram trilinier piper, diagram stiff, dan Khlorida-Bicarbonat Ratio Kesimpula n

Analisa data

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa deskriptif yaitu metode yang membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah secara aktual, dengan jalan mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasikan, menganalisa, dan menginterpretasikannya (Surakhmad, 1984). Analisa yang digunakan adalah analisa fasies hidrokimia, yaitu memisahkan dalam suatu zona tertentu dan memprediksi pross kejadian air tanah berdasarkan kandungan ion utama. Visualisasi fasies hidrokimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk Diagram Trilinier Piper. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahap yaitu tahap persiapan, penelitian lapangan, analisa laboratorium, dan analisa data. Hasil dan Pembahasan Dari hasil penelitian diperoleh beberapa hal, antara lain : 1. Kota Semarang bawah memiliki elevasi muka tanah antara 0,2 30 meter sehingga termasuk daerah yang landai Nilai daya hantar listrik (DHL) pada air tanah dangkal adalah tertinggi 10700 S/cm dan terendah 300 S/cm. Sedangkan pada air tanah dalam nilai daya hantar listrik (DHL) adalah tertinggi 1700 S/cm dan terendah 140 S/cm. 2. Air tanah dangkal di Kota Semarang memiliki persebaran kondisi air tanah sebagai berikut : a. Air tanah tawar Ditunjukkan oleh garis kesamaan DHL 1500 S/cm yang melalui daerah selatan Kecamatan Tugu (meliputi Mangkang Kulon, Mangunharjo, Mangkang Wetan,

Randugarut, Karanganyar, Tugurejo, dan Jerakah), sebagian Kecamatan Semarang Barat (meliputi Kalibanteng Kulon, Karangayu), Pindrikan Lor, Pandansari, Rejosari, ke selatan melalui Sambirejo selanjutnya ke timur laut menuju Pedurungan Lor. b. Air tanah agak payau Meliputi daerah bagian selatan Kecamatan Tugu, Krapyak, Kalibanteng Kulon, Karangayu, Krobokan, Panggung Kidul, Bulu Lor, Plambokan, Purwosari, Kuningan, Dadapsari, Tanjung Mas, Kemijen, Rejomulyo, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejosari, Tambak Rejo, Kaligawe, Sawah Besar, Sambirejo, Siwalan, ke timur hingga Tlogosari Wetan, Tlogosari Kulon, Pedurungan Tengah, Pedurungan Lor, Pedurungan Kidul, Bangetayu Wetan, dan Sambungharjo. c. Air tanah payau Meliputi daerah bagian utara Kecamatan Tugu, Tambak Harjo, Tawang Sari, Tawang Mas, Panggung Lor, Bandarharjo, Terboyo Kulon, Terboyo Wetan, Trimulyo, Genuk Sari, Gebang Sari, Banjardowo, dan Karangroto. 3. Sedangkan air tanah dalamnya memiliki persebaran air tanah, yaitu : a. Air tanah tawar Ditunjukkan dengan nilai DHL < 1500 S/cm, dijumpai di bagian barat wilayah penelitian yaitu semua titik sumur di Kecamatan Ngaliyan dan Tugu, juga beberapa di bagian selatan wilayah penelitian, mulai dari Kecamatan Gajahmungkur, Candisari, sebagian besar Kecamatan Semarang Selatan, dan beberpa sumur di Kecamatan Pedurungan, khususnya sepanjang Jalan Majapahit. Bahkan daerah mulai dari Semarang Timur ke arah Gayamsari hingga daerah Genuk selanjutnya ke bagian tengah daerah penelitian yaitu wilayah Semarang Tengah, beberapa Kecamatan Semarang Selatan di daerah Simpang Lima, sampai ke utara menuju Kecamatan Semarang Utara, di sekitar daerah Panggung, Kokrosono, sampai ke daerah Tawang.

b. Air tanah agak payau Air tanah agak payau ditunjukkan dengan nilai DHL antara 1500-5000 S/cm hanya dijumpai di satu wilayah, yaitu di Perumnas Tlogosari dan Ruko Jl. Supriyadi. 4. Kota Pekalongan mempunyai elevasi muka tanah antara 1 hingga 10 m diatas muka laut dan mempunyai morfologi landai. Airtanah dangkal di Kota ini berkisar antara 246 hingga 2.220 S/cm, sedangkan nilai DHL untuk airtanah dalamnya berkisar antara 233 hingga 1.602 S/cm. 5. Kaitannya dengan keasinan airtanah, airtanah dangkal Kota Pekalongan mempunyai sebaran sebagai berikut : a. Airtanah tawar dengan DHL < 1500 S/cm dijumpai di bagian selatan dengan batas utara melalui Dukuh, Krapyak Kdul hingga Dehayu bagian selatan. b. Airtanah agak payau sebagian Degayu. 6. Berdasarkan analisis fasies hidrokimia diketahui bahwa airtanah dangkal Kota Semarang sebagian besar telah mengalami intrusi air laut dan beberapa tempat keasinan air tanah merupakan connate water, yaitu di daerah Bubakan dan Pedurungan. Sedangkan untuk airtanah dalam terlihat adanya tanda-tanda mulai terjadinya intrusi. Connate water diperkiran dijumpai di Semarang Tengah dan Gayamsari. Untuk Kota Pekalongan intrusi air lautkal pada akifer dangkal terjadi merata pada bagian tepi pantai, sedangkan untuk akifer dalam juga tampak mulai muncul tanda-tanda intrusi, namun belum sampai membuat airtanah menjadi asin. 1500 S/cm 2.200 S/cm dijumpai di sebelah utara, meliputi Desa Bandengan, Kandang Panjang, Panjang Wetan, Krapyak Lor, dan

Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Intrusi air asin meyebabkan kerusakan lahan sawah, kesulitan air bersih khususnya untuk air sumur dangkal baik di Semarang maupun Pekalongan. Saran 1. Penelitian tentang intrusi air laut dapat juga dilakukan dengan menggunakan

metode geolistrik sehingga dapat proses intrusi dapat terpetakan dengan lebih baik karena akan diketahui pula ketebalan lapisan air asinnya. 2. Kualitas dan kadar keasinan air tanah serta proses intrusi air laut dipengaruhi oleh curah hujan sehingga perlu dilakukan penelitian yang multi temporal sehingga dapat diketahui jangkauan intrusi maupun sebaran air asin baik pada musim kemarau maupun musim hujan. 3. Pemerintah perlu memfasilitasi pengadaan air bersih melalui jaringan PDAM pada daerah-daerah yang air sumurnya terkena intrusi air laut. Hak Cipta 2006 Balitbang Prov. Jateng Jl. Imam Bonjol No. 190 Semarang 50132 Telp : (024) 3540025, Fax : (024) 3560505 Email : sekretariat@balitbangjateng.go.id

You might also like