You are on page 1of 17

Presentasi yang Efektif

Parlindungan Pardede Universitas Kristen Indonesia

Pendahuluan Berdasarkan pengalaman pribadi, baik sebagai peserta atau penyaji dalam forum ilmiah maupun sebagai pengamat ketika meminta mahasiswa melakukan presentasi, penulis menyadari bahwa presentasi yang memuaskan hadirin menuntut berbagai hal. Walaupun sebagian orang dapat melakukan presentasi yang baik dengan mudah, bagi kebanyakan orang hal itu terlihat sangat sulit. Jangankan mahasiswa yang masih dalam proses berlatih, tidak sedikit orang yang memiliki jam terbang tinggi sebagai guru, dosen, eksekutif maupun yang pengurusi organisasi tidak berhasil melakukan presentasi yang memuaskan. Makalah ini diarahkan untuk meningkatkan keterampilan pembaca dalam melaksanakan presentasi akademik (ilmiah). Pembahasan diawali dengan paparan singkat tentang hakikat presentasi dan tipenya. Setelah itu, pembahasan berpindah pada pengertian dan tujuan presentasi ilmiah. Pembahasan kemudian difokuskan pada faktor-faktor presentasi yang efektif untuk tujuan akademik. Sesuai dengan tujuannya--meningkatkan keterampilan presentasi, makalah ini lebih banyak menyoroti aspek-aspek praktis daripada teoritis. Pengertian Presentasi YourDictionary mendefinisikan presentasi sebagai the act of formally giving something to someone or of formally demonstrating or showing something. Wikipedia menyatakan Presentation is the practice of showing and explaining the content of a topic to an audience or learner. Kedua definisi ini mengungkapkan bahwa presentasi pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan atau tindak komunikasi formal di hadapan banyak hadirin. (public speaking) yang diarahkan untuk menyampaiakan atau menunjukkan sesuatu.

Definisi yang sepintas terlihat berbeda diutarakan oleh Kaul (2005, h. 22). Dia menyatakan, Presentations are ideas, concepts or issues that are talked about or shared with a group of people or an audience. It is immaterial whether the group size is small or large. Definisi sebenarnya tidak berbeda dengan beberapa definisi sebelumnya. Definisi Kaul ini lebih mementingkan presentasi dari sisi substansi, bukan presentasi sebagai aktivitas. Dengan demikian, definisi Kaul ini justru melengkapi definisi sebelumnya. Berdasarkan beberapa definisi di atas, terlihat bahwa presentasi pada hakikatnya merupakan sebuah tindak komunikasi bentuk public speaking. Namun, berbeda dengan pidato (salah satu bentuk lain public speaking) yang lebih sering dilakukan dalam acara-acara seremonial, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara acara akademis, bisnis, wawancara, atau hiburan. Kemudian, jika pidato cenderung hanya mengandalkan bahasa oral (dengan atau tanpa naskah) dan bahasa tubuh (body language), presentasi dilakukan dengan bahasa oral, bahasa tubuh, dan media visual atau audiovisual. Selain itu, dalam pidato berlangsung komunikasi satu arah, sedangkan dalam presentasi komunikasi bersifat interaktif (dua arah). Dilihat dari tujuannya, presentasi dibedakan menjadi tiga. Pertama, presentasi untuk menyampaikan atau memaparkan informasi (to inform), yang dilakukan di seminar, perkuliahan, atau pelaporan kegiatan tertentu. Kedua, presentasi untuk mempengaruhi atau membujuk (to persuade); lazim dilakukan di dunia bisnis, oleh wiraniaga, maupun di dunia politik. Ketiga, presentasi untuk menjamu dan menghibur (to entertain). Aktivitas seperti ini dilakukan di dunia entertainment. Pembagian ini pada hakikatnya bersifat sangat teoritis. Dalam tataran praktik, tidak ada presentasi yang benar-benar hanya memaparkan informasi atau hanya mempengaruhi atau menghibur saja. Agar menarik, sebuah presentasi ilmiah, misalnya, selalu mengikutsertakan unsur-unsur yang menghibur atau mempengaruhi. Forum Ilmiah (Akademis) Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni academos yang berarti sebuah taman umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena.

Nama Academos adalah nama seorang pahlawan yang terbunuh pada saat perang legendaris Troya. Pada plasa inilah filosof Socrates berpidato dan membuka arena perdebatan tentang berbagai hal. Tempat ini juga menjadi tempat Plato melakukan dialog dan mengajarkan pikiran-pikiran filosofisnya kepada orangorang yang datang. Sesudah itu, kata academos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat perguruan. Para pengikut perguruan tersebut disebut akademisi, sedangkan perguruan semacam itu disebut akademi.Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian akademik adalah forum yang digunakan untuk menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa. Jika beberapa definisi presentasi di bagian awal makalah ini dihubungkan dengan pengertian akademik di atas, dapat dikatakan bahwa presentasi akademik (ilmiah) merupakan aktivitas yang digunakan untuk membagikan, membahas, menguji, mengembangkan ide, hasil penelitian, maupun keterampilan di bidang tertentu. Dengan demikian, kegiatan perkuliahan, ceramah, sidang skripsi, pelaporan hasil praktik, pelatihan (workshop), seminar, pertunjukan poster, maupun diskusi panel adalah bentuk-bentuk presentasi. Namun, karena topik makalah ini dibatasi hanya pada presentasi berbentuk seminar, aktivitas presentasi inilah yang akan dibahas pada bagian selanjutnya. Ditinjau dari segi bentuknya, presentasi dalam seminar cukup variatif, Meskipun demikian, secara umum presentasi ilmiah dalam seminar dibedakan ke dalam dua jenis. Pertama, presentasi pleno (plenary session). Kedua, presentasi di sesi paralel (parallel session). Presentasi pleno cenderung menyajikan topik yang lebih luas dan memiliki jumlah audien yang lebih besar. Oleh karena itu, waktu yang tersedia untuk presentasi pleno juga cenderung lebih panjang (satu hingga dua jam atau lebih) daripada sesi paralel (mulai 30 menit hingga satu jam). Dari total waktu yang tersedia, setengah biasanya dialokasikan untuk penyajian materi, dan setengah sisanya untuk tanya-jawab. Dilihat dari segi audien, peserta presentasi dalam seminar biasanya terdiri dari mahasiswa, guru, dosen atau peneliti di bidang ilmu yang disajikan. Dengan demikian, topik yang disajikan biasanya cukup akrab bagi mayoritas audien. Tugas utama penyaji adalah membuat audien

tertarik dan memberikan tanggapan atau masukan demi peningkatan kualitas, akurasi, dan kemutakhiran idea tau hasil penelitian yang disajikan. Dilihat dari muatan yang disajikan, presentasi dalam seminar cenderung memaparkan pokok-pokok pikiran saja. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu. Penyaji tidak mungkin seluruh detil topik yang dibicarakannya. Berdasarkan paparan tentang hakikat dan tipe presentasi serta pengertian forum ilmiah di atas, dapat disimpulkan bahwa presentasi ilmiah merupakan suatu tindak komunikasi yang dilakukan untuk memaparkan pemikiran atau hasil penelitian di bidang ilmu tertentu di hadapan banyak hadirin dengan menggunakan bantuan media visual atau audiovisual. Manfaat Melakukan Presentasi Mengapa presentasi dalam seminar perlu dilakukan? Presentasi di seminar merupakan sarana yang sangat efektif untuk mengembangkan keilmuan seseorang. Wallwork (2010, p.vi) menjelaskan bahwa seseorang yang melakukan presentasi dalam forum keilmuan yang ditekuninya berkesempatan memaparkan ide atau hasil penelitiannya kepada berbagai kolega dan pihak yang berkepentingan. Si penyaji biasanya akan memperoleh umpan balik yang bermanfaat untuk perbaikan dan pengembangan ide atau hasil penelitian tersebut. Selain itu, si penyaji memiliki kesempatan besar untuk berkenalan, membina jejaring, dan bekerjasama dengan banyak kolega atau kelompok peneliti lain. Tidak tertutup kemungkinan dia juga akan memperoleh dukungan dana atau fasilitas untuk penelitian lanjutan. Uraian ini senada dengan pandangan Kaul (2005, h. 22) bahwa presentasi (1) membantu mengarahkan si penyaji untuk mengembangkan ide atau penelitian yang lebih baik, (2) merupakan ajang untuk berbagi ide, (3) memfasilitasi pembelajaran, dan (4) membantu meningkatkan kepercayaan diri si penyaji. Presentasi yang Efektif. Presentasi yang efektif adalah presentasi yang berlangsung dengan lancar dan menyenangkan serta menghasilkan tujuan yang

ditetapkan. Jika sebuah presentasi yang diarahkan untuk menyampaikan temuan-temuan sebuah penelitian berjalan mulus, dan pada akhir presentasi pihak audien ternyata memahami temuan-temuan tersebut, maka presentasi itu merupakan presentasi yang efektif. Yang menjadi pertanyaan adalah, Bagaimana merancang dan melaksanakan sebuah presentasi yang efektif? Untuk menjawab pertanyaan ini, dibutuhkan pemahaman atas faktor-faktor yang membentuk sebuah presentasi. Pengenalan akan faktor-faktor tersebut, akan memampukan kita memenuhi semua unsur yang diperlukan dalam melakukan presentasi yang efektif. Upaya untuk memahami faktor-faktor pembentuk presentasi sangat terbantu oleh hasil-hasil penelitian ilmu komunikasi. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, presentasi adalah sebuah tindak komunikasi. Dan sebagai sebuah tindak komunikasi, persentasi melibatkan paling tidak sebelas elemen, sebagaimana diilustrasikan oleh . O'Hair, Rubenstein, & Stewart (2006, h. 6) dalam gambar 1 berikut. Unsur pertama adalah si penyaji yang bertindak sebagai pengirim sumber (source) pesan. Elemen kedua, encoding, adalah aktivitas mengubah pikiran menjadi bahasa verbal maupun non-verbal. Dalam aktivitas ini, si penyaji membentuk, mengorganisasikan, dan memproduksi pesan. Unsur ketiga adalah audien yang bertindak sebagai penerima pesan. Si audien mengkonversi bunyi bahasa lisan atau symbol-simbol tertulis menjadi ide melalui aktivitas decoding. Respon verbal atau nonverbal yang diberikan audien disebut umpan balik (feedback). Unsur keenam, pesan (message) merupakan isi (content) komunikasi, yakni ide yang dikonversi menjadi ungkapan verbal maupun non-verbal. Media yang digunakan untuk mengirim pesan disebut saluran (channel). Saluran ini bisa berbentuk udara, tulisan, atau gambar. Sewaktu proses komunikasi berlangsung berbagai gangguan (noise) bisa saja muncul. Gangguan ini bisa berupa deringan telepon genggam, suara percakapan audien, atau gangguan psikologis, seperti ekspresi bosan yang ditunjukkan audien, dan sebagainya. Unsur kesembilan adalah kesepahaman (shared meaning) atau pemahaman yang sama bagi si penyaji dan audien atas pesan yang disampaikan. Dua elemen penting lainnya dalam sebuah komunikasi adalah konteks dan tujuan. Konteks mencakup semua hal yang mempengaruhi si

penyaji, audien, suasana dan lingkungan tempat berlangsungnya presentasi. Sedangkan tujuan merupakan sasaran yang ingin dicapai si penyaji melalui presentasi yang dilakukannya. Keberhasilan presentasi sangat ditentukan oleh keberadaan tujuan.

Gambar 1: Proses Komunikasi (O'Hair, Rubenstein, & Stewart, 2006, h. 6) Tujuh Kaidah Presentasi yang Efektif Berdasarkan pemahaman atas unsur-unsur komunikasi dan penelitian terhadap berbagai presentasi yang hebat, berbagai pakar komunikasi serta presenter kenamaan seperti Kaul, A. (2005), Nelson, P.E., Titsworth, S., and Pearson, J.C. (2009), Templeton, M (2010), Wallwork, A. (2010), dan Bowman, D.P. (1998) telah merumuskan tahapan-tahapan penyiapan presentasi yang efektif dalam berbagai versi. Meskipun rumusan-rumusan mereka cukup variatif, pada hakikatnya terdapat benang merah yang menyatukan berbagai rumusan tersebut. Sepuluh kaidah presentasi yang efektif berikut merupakan rangkuman dari berbagai rumusan dimaksud. 1. Pahami topik yang akan disajikan! Menguasai topik yang akan disajikan merupakan syarat mutlak sebuah presentasi yang efektif. Tidak mungkin seseorang dapat
6

menjelaskan sesuatu yang tidak dikuasainya kepada orang lain. Audien dapat mendeteksi dengan mudah jika seorang penyaji tidak menguasai topik yang sedang dibicarakannya. Jika situasi seperti ini terjadi, para audien tidak akan tertarik lagi mendengar penjelasan si penyaji. Oleh karena itu, meneliti referensi-referensi yang relevan dan berdiskusi dengan kolega yang cukup banyak memahami topik yang akan disajikan merupakan kewajiban seorang penyaji. Semakin tinggi penguasaan Anda atas topic yang akan disajikan, semakin tinggi rasa percaya diri Anda! 2. Kenali Audien! Dalam banyak hal, sebuah presentasi mirip dengan percakapan dengan seorang individu lain. Kita akan menggunakan kosa kata, gaya bahasa, sikap, maupun bahasa tubuh yang berbeda ketika bercakapcakap dengan seorang teman dibandingkan dengan seorang atasan. Menyajikan presentasi dihadapan dosen pasti berbeda dengan melakukan hal yang sama di depan teman-teman sebaya di lingkungan Rukun Tetangga. Jadi, sebelum melakukan presentasi, analisis audien Anda. Cari informasi tentang usia, profesi, tingkat pendidikan, adat istiadat, maupun apa yang mereka harapkan dari presentasi Anda. Mengajak satu atau dua orang dari antara audien berbincang-bincang sebelum presentasi biasanya sangat membantu untuk mengenali audien secara umum. Semakin banyak informasi tentang audien yang diketahui, semakin mudah Anda beradaptasi. Jika sudah beradaptasi, Anda akan semakin percaya diri. Selain untuk mempermudah adaptasi sewaktu melakukan presentasi, analisis audien juga dibutuhkan untuk menetapkan tujuan (lihat kaidah tiga berikut). Presentasi adalah jembatan antara ide, keterampilan, atau informasi yang anda miliki dengan apa yang diharapkan audien. Mengikutsertakan informasi tentang audien dalam penetapan tujuan dan pelaksanaan presentasi berarti anda sedang membangun jembatan tersebut. 3. Tetapkan Tujuan! Smedley, R.C. (1956) mengatakan bahwa presentasi tanpa tujuan yang jelas sama dengan sebuah perjalanan tanpa arah. Presentasi yang

efektif hanya dapat berlangsung bila dilandaskan pada tujuan yang spesifik. Penetapan tujuan ini dapat dilakukan dengan menanyakan pada diri sendiri: Apa yang ingin saya capai melalui presentasi ini? Membuat audiens memahami ide yang dipaparkan? Mempengaruhi sikap audien? Memampukan audien melakukan sesuatu? Menghibur? Jika tujuan sudah ditetapkan, langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk merealisasikannya akan mudah dicari. 4. Organisasikan Materi Presentasi! Topik yang menarik dan argumen-argumen yang meyakinkan saja belum menjamin berlangsungnya resentasi yang berhasil. Materi dan argumen-argumen tersebut perlu ditata agar mudah dipahami audien. Secara umum, materi presentasi harus disusun ke dalam empat bagian: pendahuluan, tubuh, rangkuman, dan penutup. Bagian pendahuluan merupakan bagian paling krusial dalam sebuah presentasi, karena bagian pembuka ini akan mempengaruhi bagian-bagian presentasi berikutnya. Pada bagian ini, audien harus diperkenalkan kepada tujuan dan topik presentasi. Pada waktu menjelaskan tujuan, ibarat dalam sebuah pelayaran, pada bagian awal sang nakhoda (penyaji) harus menjelaskan di mana kapal akan berlabuh. Pengenalan topik dilakukan agar audien dapat menangkap gambaran umum isi presentasi. Untuk mencapai hal itu, secara ringkas, pokok-pokok bahasan juga perlu disajikan. Proses pengenalan topik ini dapat dianalogikan dengan tindakan seorang nakhoda yang menjelaskan daerah mana saja yang akan mereka lalui, dan apa saja yang akan mereka lihat atau alami. Bagian tubuh berisikan sebagian besar informasi tentang topik yang dipresentasikan. Bagian ini perlu dibagi-bagi ke dalam unit-unit yang lebih kecil. Masing-masing unit menyampaikan satu poin atau ide. Seluruh unit diurutkan satu dengan yang lain berdasarkan hubungan yang paling sesuai, seperti hubungan kronologis, sebab-akibat, perbandingan, atau masalah-solusi. Setiap unit ini juga perlu dilengkapi dengan bagian pendahuluan, tubuh dan rangkuman singkat tersendiri. Bagian rangkuman berfungsi untuk secara singkat menekankan ide pokok dan poin-poin kunci presentasi. Dalam presentasi yang diarahkan

untuk membuat audien melakukan sesuatu, bagian ini merupakan tempat menyuruh aksi itu dilakukan. Begitu penyaji selesai merangkum, sesi tanya-jawab segera dilakukan. Jika waktu masih memungkinkan, sangat penting bagi presenter mempersilahkan audien mengajukan pertanyaan. Jika ternyata pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab, langkah terbaik adalah melempar pertanyaan tersebut pada audien lain. Hal ini jauh lebih baik untuk menghidupkan diskusi daripada mencoba menjawab padahal tidak mampu! Dalam presentasi yang tertata baik, bagian penutup digunakan untuk merangkum poin-poin yang muncul di sesi tanya jawab. Bagian ini kemudian diakhiri dengan membagikan hand-out kepada audien. Handout memang sebaiknya dilakukan di akhir presentasi, kecuali bila isi handout itu sangat diperlukan audien untuk memahami topik. Hand-out yang tidak bersifat kritis, bila dibagikan di awal presentasi, cenderung mengganggu konsentrasi audien. 5. Bina hubungan akrab! Sejak awal penyaji harus membangun hubungan saling menghargai dengan penonton. Di awal presentasi, presenter harus menciptakan suasana yang diinginkan hingga akhir presentasi. Dia harus menggunakan segala yang dimilikinya, seperti cara berjalan, postur, ekspresi wajah, gerakan tangan, dan pakaian (yang sejak awal diamati audien) untuk membangun hubungan baik. Pengamatan awal audien terhadap penyaji biasanya akan membentuk penilaian apakah dia bersahabat, menyenangkan, layak didengar, atau tidak. Ingat, kesan pertama sangat menentukan bagaimana presentasi akan berlangsung hingga akhir. Jika hubungan baik sudah terbina di awal presentasi, hal itu harus dipertahankan terus dengan cara melakukan kontak mata maupun dialog dengan audien. Ingat, presentasi adalah komunikasi dua arah. Walaupun presenter mengambil porsi berbicara terbanyak, pada saat-saat tertentu, ajukan pertanyaan atau konfirmasi pada satu atau dua audien. Menyelipkan humor yang relevan disela-sela pemaparan juga sangat efektif untuk mempertahankan hubungan dengan audien.

6. Gunakan media visual yang sesuai! Media visual merupakan sarana yang sangat efektif untuk membantu keberhasilan presentasi jika sang penyaji kreatif membuatnya dan mahir menggunakannya. Seiring dengan intensitas penggunaan teknologi komputer dewasa ini, slide PowerPoint sudah menjadi media visual wajib dalam presentasi. Karena pembahasan tentang media ini memerlukan uraian yang panjang, hal ini akan dibahas pada sub-topik tersendiri pada bagian berikut (Lihat Sepuluh Perintah Pembuatan dan Penggunaan PowerPoint).

7. Berlatih, berlatih, dan berlatih! Melakukan presentasi adalah keterampilan. Sama halnya dengan keterampilan lain, kemampuan presentasi juga akan semakin baik bila dilatih. Ingat, Practices make perfect!. Adalah lebih baik melakukan beberapa kali latihan presentasi di hadapan teman-teman sebelum mellakukan presentasi yang sebenarnya daripada terjun langsung ke arena seminar tapi hasilnya tidak memuaskan. Sepuluh Perintah Pembuatan dan Penggunaan PowerPoint Seperti dinyatakan sebelumnya, media visual, termasuk PowerPoint merupakan alat bantu presentasi. Secanggih apapun sebuah slide, dia tidak akan pernah menggantikan tempat si penyaji. Untuk memastikan bahwa slide PowerPoint yang digunakan menjalankan fungsinya dengan baik, kesepuluh perintah berikut dapat digunakan sebagai panduan. 1. Jangan gunakan slide yang terlalu banyak, ramai dan rumit Slide PowerPoint adalah alat untuk menyederhanakan konsep dalam rangka mempermudah penyaji menjelaskan pikirannya dan mempermudah audien memahami penjelasan tersebut. Peran utama tetap dipegang oleh penyaji. Oleh karena itu, jangan slide tidak boleh menggantikan tempat penyaji, dan slide tidak boleh dialihfungsikan sebagai halaman buku teks. Menggunakan terlalu banyak slide akan memaksa audien hanya terpaku pada layar. Akibatnya, presentasi seolah-olah tanpa penyaji.
10

Sebaiknya sebuah slide ditunjukkan pada audien hanya sekitar satu menit. Setelah itu, ada baiknya slide dihilangkan agar audien terfokus pada penyaji. Setelah selesai menjelaskan slide sebelumnya, slide berikutnya ditunjukkan, dihilangkan selama penjelasan, lalu pindah pada slide berikut, dan seterusnya. Jadi, jika penampilan dan penjelasan poinpoin dalam sebuah slide berlangsung selama sekitar tiga menit, sebuah presentasi berdurasi 30 menit sebaiknya menggunakan tidak lebih dari 10 slide. Presentasi berdurasi 45 menit menggunakan 15 lembar slide, dan seterusnya. Menempatkan terlalu banyak informasi dalam satu halaman slide akan membuat audien jenuh. Tuliskan hanya kata kunci dan kombinasikan dengan gambar yang sesuai. Ingat pepatah Inggris, "A picture is worth a thousand words." Bandingkan kedua slide berikut. Mana yang lebih efektif?
Fungsi Lembaga Pendidikan Mempersiapkan anggota masyarakat mencari nafkah. Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat. Melestarikan kebudayaan.

Lembaga Pendidikan mengembangkan

Survival

Bakat

Budaya

Selain gambar, sarana lain yang efektif untuk menghindari penggunaan banyak kata adalah tabel. Tabel merupakan daftar yang berisi sejumlah besar data berbentuk kata-kata atau bilangan yang disusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah dicermati. Tabel memungkinkan kita mengungkapkan data dengan jelas dan mudah dipahami secara singkat dan padat. Data berbentuk bilangan bahkan dapat lebih dipadatkan lagi dengan menggunakan keterangan tertentu. Sebagai contoh, diantara kedua tabel berikut, mengapa yang disebelah kanan lebih efektif?

11

Jlh Penduduk di 5 kota besar (2010)

Jlh Penduduk di 5 Kota Besar (2010)

No 1 2 3 4 5

Kota Jakarta Surabaya Bandung Bekasi Medan

Jlh Pddk 9.500.000 2.800.000 2.400.000 2.300.000 2.100.000

No 1 2 3 4 5

Kota Jakarta Surabaya Bandung Bekasi Medan

Jlh Pddk (juta) 9,5 2,8 2,4 2,3 2,1

Alternatif lain yang dapat digunakan untuk menyajikan data secara kompak adalah grafik. Bentuk-bentuk grafik yang lazim digunakan adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, grafik area, dan grafik XY (scattered chart). Dibandingkan dengan grafik, tabel tidak bisa

menampilkan perbandingan secara visual. Akibatnya, tabel bisa lebih lama untuk dibaca dan dicerna. Lihat kedua slide berikut.
Pertumbuhan Pengguna Facebook di Empat Negara (2008-2009)

No Negara 1 2 3 4 UK INA Turki Prancis

2008 11,171,540 209,760 3,464,640 2,461,140

2009 18,711,160 6,496,960 12,382,320 10,781,480

2010 26,543,600 25,912,960 22,552,540 18,942,220

Pertumbuhan Pengguna Facebook di Empat Negara selama 2008-2009 (dalam ribuan)


30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 2008 UK INA 2009 Turki 2010 Prancis

12

Berikut ini adalah lima jenis grafik yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan data statistik. Masing-masing grafik memiliki kekhususan dalam penggunaan. No Nama 1 Garis Kegunaan Menunjukkan perubahan atau trend dalam periode waktu atau interval tertentu, atau memperlihatkan hubungan antara dua variable. Menunjukkan perbandingan antar beberapa item. Menunjukkan ukuran suatu item dalam suatu rangkaian data secara proporsional terhadap jumlah dari keseluruhan item. Poin atau nilai dari item-item tersebut ditunjukkan dalam bentuk presentase dari keseluruhan data (dalam bentuk satu lingkaran). Grafik area sangat sesuai dibunakan untuk menunjukkan trend kelompok-kelompok data berdasarkan hasil membandingkan kelompolkelompok menunjukkan hubungan antar dua variabel atau sapek

2 3

Batang Lingkaran (Pie Chart)

Grafik Area

XY (Scattered Chart)

2. Jangan langgar hukum 8 x 8! Berhubungan erat dengan aturan pertama di atas, teks dalam satu slide tidak boleh lebih dari 8 kata per baris dan 8 baris per halaman (bahkan ada yang menggunakan hukum 7X7). Untuk merealisasikan hal ini, teks dalam slide harus berbentuk kata atau frasa. Jangan gunakan kalimat lengkap jika tidak terpaksa. Bandingkan kedua slide berikut.

Hasil survey menunjukkan hanya empat dari sepuluh guru bahasa Inggris yang sering mengakses internet Sedangkan guru yang memanfaatkan internet dalam pembelajaran hanya 20%.

Guru bahasa Inggris & internet

40% mengakses 20% menngunakan dalam mengajar

13

3. Jangan gunakan ukuran font yang lebih kecil dari 20! Agar mudah dibaca, font yang digunakan tidak boleh kurang dari 20. Bahkan, jika ruangan yang digunakan untuk presentasi cukup besar, sehingga sebagian audien duduk cukup jauh dari layar, disarankan untuk menggunakan font yang lebih besar.

4. Jangan gunakan jenis font yang sulit dibaca! Sebagai alat bantu, slide PowerPoint harus mudah dibaca dan dipahami oleh audien. Oleh karena itu, meskipun terlihat artistik, jenis font yang sulit dibaca, seperti Kunstler Script, Freestyle Script, dan Script MT Bold harus dihindari. Arial, Tahoma dan Cambria merupakan tipe font yang sesuai untuk slide PowerPoin. Lihat keenam jenis font berikut. Mana yang paling mudah dibaca?

Apakah saya efektif untuk slide PowerPoint?

Apakah saya efektif untuk slide PowerPoint?


Apakah saya efektif untuk slide PowerPoint?
Apakah saya efektif untuk slide PowerPoint?

Apakah saya efektif untuk slide PowerPoint? Apakah saya efektif untuk slide PowerPoint? 5. Jangan kurangi esensi slide sebagai media visual! Slide PowerPointyang dirancang sebagai media visual yang dapat digunakan untuk menumbuhkan semangat, mengundang pertanyaan, menciptakan rasa ingin tahu, atau menggugah emosi audien. Oleh karena itu, gunakan gambar yang relevan dengan konteks yang sedang dijelaskan. Tata letak gambar dan teks juga harus dibuat sebaik mungkin. Bandingkan kedua slide berikut. Mana yang lebih efektif?

14

6. Jangan abaikan kontras warna teks dengan latar belakang Agar audien dapat melihat isi slide dengan baik, warna huruf harus dibuat sekontras mungkin dengan warna latar belakang. Pilihan terbaik adalah latar belakang gelap (hitam atau biru tua) dengan teks berwarna terang, atau sebaliknya, warna latar terang dengan teks berwarna gelap. Sehubungan dengan itu, menggunakan latar yang berwarna-warni harus dicegah. Hal itu akan membuat teks sulit dibaca. Bandingkan kedua slide berikut.
Jangan gunakan warna teks dengan latar berwarna warni font berwarna warni gambar yang tidak relevan Jangan gunakan warna teks dengan latar berwarna warni font berwarna warni gambar yang tidak relevan

7. Jangan gunakan font yang berwarna warni! Menggunakan font dengan warna yang sama dalam selembar slide merupakan pilihan terbaik. Jika memang sangat diperlukan sebagai penekanan, menggunakan warna berbeda pada satu atau dua kata dimungkinkan. Tapi jangan gunakan terlalu banyak variasi warna. 8. Jangan gunakan animasi jika tidak sangat perlu. Tujuan penggunaan slide adalah untuk membantu pemahaman audien. Oleh karena itu, begitu slide dibuka, diharapkan audien langsung membaca teks atau melihat ilustrasi yang disajikan, kemudian fokus

15

kembali kepada penyaji. Skenario ini akan terganggu jika slide menggunakan animasi gerak maupun bunyi. Jadi, jika tidak sangat esensial, hindari penggunaan animasi. 9. Jangan gunakan desain slide yang monoton. Berbagai pihak menyatakan slide yang baik harus menggunakan satu desain tema dari awal sampai akhir demi menjaga konsistensi. Pendapat ini tidak seluruhnya benar. Memandang belasan slide dengan desain yang sama bisa membuat audien bosan. Konsistensi tidak harus dicapai dengan menggunaklan desain yang sama. Hal itu juga bisa dicapai melalui penempatan judul setiap slide di posisi yang tetap maupun melalui penggunaan jenis font yang sama. Agar lebih efektif, desain slide justru harus disesuaikan dengan konten slide tersebut. 10. Jangan berbicara kepada slide. Bicaralah pada audien. Penyaji yang menguasai topik yang dibahas dan isi slide-nya hanya akan melihat sepintas pada layar lalu kembali berkomunikasi dengan audien. Oleh karena itu, cegah diri anda membaca teks yang tertera di slide dalam waktu yang lama. Yang menjadi pusat perhatian adalah audien, bukan slide Anda. Penutup Presentasi adalah komunikasi. Agar berlangsung efektif, penyaji harus mempertimbangkan setiap factor yang terlibat dalam tindak komunikasi tersebut. Terdapat tujuh prinsip utama yang harus dipatuhi oleh penyaji untuk melakukan presentasi yang efektif. Selain itu, dia juga perlu mematuhi 10 perintah penggunaan media powerpoint yang baik. Sesuai dengan tujuannyauntuk meningkatkan keterampilan pembaca dalam melaksanakan presentasi ilmiahpaparan dalam makalah ini dibuat sepraktis mungkin. Penjelasan teoritis dikurangi dan petunjuk-petunjuk praktis dimaksimalkan. Semoga meningkatkan keterampilan presentasi kita semua. bermanfaat

16

Referensi Bowman, D.P. (1998), Presentations: Proven techniques for creating presentations that get results. Holbrook, MA: Adams Media. Kaul, A. (2005) The effective presentation : talk your way to success. New Delhi: Response Book Nelson, P.E., Titsworth, S., and Pearson, J.C. (2009). iSpeak : Public speaking for contemporary life. New York: McGraw-Hill Higher Education. O'Hair, D., Rubenstein, H., and Stewart, B. (2006) A pocket guide to public speaking. New York: Bedford Books. Templeton, M. (2010). Public speaking and presentations demystified. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Wallwork, A. (2010). English for presentations at international conferences. New York: Springer. Smedley, R. C. (1956). Speech evaluation: The art of constructive criticism. Santa Margarita: Toastmasters International Wikipedia. Presentation. Diunduh pada tanggal 11 Juni 2011 dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Presentation YourDictionary. Presentation. Diunduh pada tanggal 11 Juni 2011 dari: http://www.yourdictionary.com/presentation

17

You might also like