Professional Documents
Culture Documents
Akhmad Satori
Latar Belakang
Perbaikan sistem pemilu merupakan hal yang mutlak dilakukan. Merupakan bagian dari proses penguatan dan pendalaman demokrasi (deepening democracy) serta upaya mewujudkan tata pemerintahan presidensiil yang efektif Menciptakan derajat kompetisi yang sehat, partisipatif, dan mempunyai derajat keterwakilan yang lebih tinggi, serta memiliki mekanisme pertanggungjawaban yang jelas.
Problematika Pemilu
Problem Kultural :calon-pendukung tidak siap kalah, vote-buying, dll. Problem Struktural : minimnya regulasi, batasan spending kampanye, faktor incumbency, money politik Problem Administrasi dan independensi penyelenggara : DPT, undangan memilih, parsialitas KPU
Ps.8(1)
Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu terakhir yang memenuhi ambang batas perolehan suara dari jumlah suara sah secara nasional ditetapkan sebagai Partai Politik Peserta Pemilu pada Pemilu berikutnya. (2) Jumlah kursi setiap daerah pemilihan anggota DPR paling sedikit 3(tiga) kursi dan paling banyak 10 (sepuluh) kursi. (3) Dalam hal penentuan daerah pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat diberlakukan, penentuan daerah pemilihan menggunakan bagian kabupaten/kota. Ayat (4) Dalam hal masih terdapat sisa kursi dilakukan penghitungan perolehan kursi tahap kedua dengan cara membagikan jumlah sisa kursi yang belum terbagi kepada Partai Politik Peserta Pemilu yang memperoleh suara sekurang-kurangnya 50% (lima puluh perseratus) dari BPP DPR
Ps. 22
Ps. 205
Ps. 208
Partai Politik Peserta Pemilu harus memenuhi ambang batas perolehan suara sekurang-kurangnya 3,5% (tiga koma lima persen) dari jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.
Parliamentary Threshold
Ambang batas parlemen disepakati sebesar 3,5% yang berlaku secara nasional. Dari aspek penyederhanaan partai, ketentuan ini akan efektif memangkas kuantitas partai peserta pemilu. Munculnya problema baru yaitu isu representativitas dan isu suara hangus. Beberapa partai-partai kecil yang basis massanya besar dan populer namun hanya di beberapa daerah saja, sementara secara nasional perolehan suaranya tidak melampaui ambang batas. UU Pemilu Memungkinkan Jual Beli Suara
Spending Kampanye
Tidak dimasukan pembahasan mengenai pembatasan dana kampanye bagi calon. Terjadinya liberalisasi politik, dimungkinkan para caleg dengan secara cara dapat dilakukan agar lolos menjadi anggota DPR Kekhawatiran adanya pengaruh donatur untuk partai politik dan kandidat calon legislatif terhadap kebijakan-kebijakan politik pemerintah yang kelak dihasilkan
Penutup
terlihat bahwa yang menjadi materi perdebatan antar fraksi selama berbulanbulan yang mewarnai proses perumusan UU tersebut berkutat pada isu seputar nasib partai politik dan masa depan wakil rakyat, bukan pada kepedulian terhadap nasib rakyat dan pengembangan demokrasi.