You are on page 1of 19

I. II.

Judul Tujuan

: ELEKTROGRAVIMETRI : Membandingkan jumlah elektron O2 dan Zn berdasarkan hasil percobaan dengan persamaan reaksi.

III. IV. V.

Hari/tanggal Selesai percobaan Dasar Teori

: Jumat , 25 Mei 2012 : Jumam , 25 Mei 2012 :

Pemisahan dan penentuan kadar ion-ion logam dalam suatu larutan cuplikan dapat dilakukan dengan cara mengendapkan ion-ion logam tersebut pada suatu jenis elektroda yang sesuai dalam suasana tertentu, sesuai dengan jenis jenis logam yang ditentukan. Cara ini disebut elektrogravimetri. Elektrogravimetri merupakan salah satu metode penentuan secara kuantitatif. Secara sederhana komponen yang dianalisis diendapkan pada suatu elektrode yang telah diketahui beratnya dan setelah terjadi pengendapan yang sempurna ditimbang kembali elektrode dan endapannya. Secara ideal endapan harus melekat kuat pada elektrode, rapat dan halus sehingga apabila dicuci, dikeringkan dan ditimbang tidak menyebabkan kehilangan berat. Endapan yang terbentuk haruslah berbutir halus, seragam dan nampak seperi logam. Apabila endapan berbentuk sponge, serbuk dan gumpalan yang tidak melekat baik apda elektrode maka mempunyai kemurnian yang kurang. Faktor utama yang mempengaruhi sifat fisis endapan adalah rapat arus, temperatur, ada tidaknya zat pengompleks. Besarnya rapat arus yang baik sehingga diperoleh endapan yang sempurna adalah < 0,1 A/cm2. Pengendapan bersama dengan gas hydrogen dapat merapuhkan dan tidak menguntungkan. Pembentukan gas hidrogen dapat dicegah dengan penambahan suatu depolarisasi katoda. Misal, ion nitrat. NO3- + 10H+ + 8e- NH4+ + 3H2O Pada umumnya digunakan elektrode Pt, keuntungannya adalah bersifat inert, dapat dipijarkan untuk menghilangkan lemak, bahan organik atau gas tanpa merusak logam Pt. Untuk logam-logam Zn, Bi dan Ga tidaklah diendapkan secara langsung pada elektrode Pt, tetapi elektrode Pt akan dilapisi dulu dengan logam tembaga.

Pengendapan Tembaga

Tembaga dapat diendapkan dari larutan H2SO4/HNO3 atau campuran diantara keduanya, dimana potensial listrik yang digunakan sebesar 2 3 Volt sehingga reaksi yang terjadi: Katode: Cu2+ + 2e Cu 2H+ + 2e H2 Anode: 4OH- O2 + 2H2O + 4e Konsentrasi asam di dalam larutan tidak boleh terlalu tinggi karena pengandapan tembaga tidaklah sempurna dan endapan tidak melekat secara sempurna. Asam nitrat yang digunakan haruslah asam nitrat yang bebas dari nitrit karena ion nitrit dapat merintangi pengendapan tembaga secara sempurna. Sebelumnya sam nitrat dididihkan terlebih dahulu sebelum digunakan dan ditambahkan dengan urea. 2H+ + 2NO2- + CO(NH2)2 2N2 + CO2 + H2O Asam nitrit dapat dihilangkan dengan penambahan sedikit asam sulfamat : H+ + NO2- + -O.SO2.NH2 N2 + HSO42- + H2O Alasan menghindarkan sistem dari ion klorida adalah: a. Klor yang dibebaskan pada anoda akan menyerang Pt. Hal ini dapat diatasi dengan suatu zat pendepolarisasi anodik seperti garam hidrazium atau hidroksilamonium. b. Cu(I) distabilkan sebagai suatu kompleks-kloro dan tetap tinggal dalam larutan sampai teroksidasi kembali pada anode.

Tabel 1. Beberapa unsur yang dapat ditentukan secara elektrogravimetri. Ion C d2+ C o
2+

Ditimbang Sebagai Cd

Kondisi Larutan sianida basa

Co

Larutan sulfat beramoniak

C u2+ F e3+ P b2+ N i2+ C d


2+

Cu

Larutan dengan HNO3/H2SO4

Fe

Larutan [NH4]2C2O4

PbO2

Larutan HNO3

Ni

Larutan sulfat beramoniak

Cd

Larutan sianida basa

C o2+ C u2+

Co

Larutan sulfat beramoniak

Cu

Larutan dengan HNO3/H2SO4

Elektrogravimetri adalah suatu metoda analisa kimia fisika,dimana prinsip dari analisa elektrogravimetri sama dengan analisa secaragravimetri, hanya saja disini ada elektrogravimetri zat yang akan ditentukan akanmengendap atau menempel pada elektroda selama proses elektrolisa.Logam yang akan ditentukan didalam larutan harus berbentuk kation,dimana kation ini akan berpindah ke katoda selama elektrolisa, dan menempelsebagai logam bebas. Dan ada juga beberapa logam yang mengendap di anodaselama proses elektrolisa. Syarat - syarat yang harus dipenuhi untuk analisa secara elektrogravimetriadalah : 1. 2. ion logam dengan elektrolisa akan mengendap pada katoda efisiensi elektrolisa tidak perlu 100 %, tetapi efisiensi pengendapan harus 100%.

3.

bila sampel terdiri dari campuran logam - logam, maka untuk mengambilsalah satu logamnya cukup dengan mengatur potensial elektrolisa yang sesuaiuntuk logam yang diinginkan

2. Prinsip Dasar Elektrogravimetri Analisis secara elektrogravimetri didasarkan pada prinsip sel elktrolisis dimana penentuan jumlah listrik dan variabel waktu menjadi sangatlah penting. Secara kinetik, arus listrik menyatakan laju mengalirnya muatan listrik setiap saat, sesuai dengan persamaan:apabila ternyata i merupakan fungsi dari waktu t, maka i tidak dapat dikeluarkan dari persamaan di atas. Pada umumnya terdapat tiga macam kondisi yang dapat diterapkan pada suatu sel elektrolisis, yaitu:

a.

Elektrolisis

dilakukan

pada

suatu

harga

potensial

luar

yang

digunakan(Eapp) pada harga yang tetap. b. c. Elektrolisis dilakukan pada suatu harga arus yang tetap. Elektrolisis dilakukan dengan mempertahankan potensial salah satu elektrodenya (elektrode kerja) pada suatu harga tetap.

Apabila arus listrik mengalir ke dalam suatu sel elktrokimia, keseluruhan potensialnya dapat dipengaruhi oleh 3 fenomena lain yang timbul, yaitu dengan adanya potensial ohmik, polarisasi konsentrasi dan polarisasi kinetik. Potensial ohmik ini disebut juga sebagai potensial jatuh dimana harga dari potensial ohmik ini sebesar IR. Potensial ohmik ini dapat terjadi baik pada sel galvani maupun pada sel elektrolisis. Pengaruh dari potensial ohmik ini adalah dapat memperbesar potensial yang diperlukan untuk menggerakkan suatu sel elktrolisis dan sebaliknya dapat memperkecil potensial yang terukur pada suatu sel galvani. Bagaimana pun potensial ohmik ini selalu dikurangkan terhadap potensial teoritis dari suatu sel: Esel = Ekatode Eanode IR Untuk harga arus yang kecil, secara eksperimen didapatkan hubungan yang linier antara potensial dengan arus, akan tetapi jika harga arus cukup besar maka akan terjadi penyimpangan. Konsekuensi yang terjadi adalah suatu sel elktrolisis yang terpolarisasi memerlukan Eapp yang lebih besar daripada potensial teoritis, sebaliknya sel galvani

yang terpolarisasi memberikan potensial yang lebih rendah dibanding potensial yang diramalkan. Polarisasi sel dapat menjadi sangat ekstrim sehingga arus tidak tergantung lagi pada potensial, dimana keadaan seperti ini disebut sebagai keadaan terpolarisasi sempurna. Polarisasi merupakan suatu fenomena pada suatu elektrode sehingga kedua jenis elektrode pada suatu sel elektrokimia dapat dipengaruhi. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya polarisasi, yaitu: ukuran, bentuk dan komposisi elektrode, temperatur, laju pengadukan, besarnya arus, dan keadaan fisik dari spesispesi yang terlibat di dalam reaksi sel. Fenomena dari polarisasi ini dapat digolongkan menjadi polarisasi konsentrasi dan polarisasi kinetika. Polarisasi konsentrasi timbul apabila gaya difusi, gaya tarik-menarik elektrostatik dan pengadukan mekanik tidak cukup untuk mengangkut reaktan dari atau menuju ke elektrode pada suatu laju yang diperlukan oleh arus secara teoritis. Polarisasi ini dapat menyebabkan potensial dari suatu sel galvani menjadi lebih rendah dari harga potensial teoritis dan akibat adanya penurunan sebesar IR dan sebaliknya, polarisasi konsentrasi pada sel elktrolisis akan meningkatkan potensial terpasangnya. Pada elektrolisis, katode merupakan kutub negatif dan anode merupakan kutub positif. Pada katode akan terjadi reaksi reduksi dan pada anode terjadi reaksi oksidasi. Beberapa hukum yang mendasari analisis sistem elektrogravimetri : H. Faraday : bahwa banyaknya zat yang diendapkan pada elektroda selama elektrolisis berlangsung sebanding dengan jumlah arus listrik yang mengalir melalui larutan tersebut. w = massa zat yang diendapkan e = massa ekivalen i = arus (amper) t = waktu (detik) F = tetapan Faraday 96487 Coulomb Hukum Ohm Kuat arus yang mengalir melalui suatu penghantar berbanding terbalik dengan tahanan dan berbanding lurus dengan tegangan I = arus (Amper) E = tegangan (Volt) R = tahanan (Ohm)

Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat pula leburan garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara larutan elektrolit dan elektrode menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu: 1. Elektrolisis larutan dengan elektrode inert 2. Elektrolisis larutan dengan elektrode aktif 3. Elektrolisis leburan dengan elektrode inert

TABEL POTENSIAL ELEKTRODA STANTAR (E0)

VI.

Metode Elektrogravimetri Metode ini digunakan untuk analisis kuantitatif. Komponen yang dianalisis diendapkan pada suatu elektroda yang telah diketahui beratnya dan kemudian setelah pengendapkan sempurna kembali dilakukan penimbangan elektroda beserta endapannya. Untuk tujuan ini maka endapan harus kuat menempel padat dan halus, sehigga bila dilakukan pencucian, pengeringan serta penimbangan tidak mengalami kehilangan berat. Selain itu sistem ini harus menggunakan elektroda yang Inert.

VII. Alat dan Bahan Alat Amplas Kabel PCB Resistor Penjepit buaya Travo Diode Kapasitor Gelas kimia

Bahan : Tembaga Larutan ZnSO4 Aseton Aquades VIII. Cara Kerja

Elektroda Cu

Dicuci dengan aquades Dibilas dengan aseton o Di oven selama 2 menit (110 C) ditimbang

Wo

ZnSO4 0,001 M

Dimasukkan dalam gelas kimia dielektrolisis

Elektroda Cu dengan endapan Zn

Elektroda Cu dengan endapan Zn Dipasangkan pada kutub negative pada alat elektrogravimetri (yang berbentuk spiral) Dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4 Ditunggu selama beberapa menit Diamati gelembung yang terbentuk

Endapan Zn pada elektroda Cu

Elektroda Cu Dicuci dengan aquades Dibilas dengan Aseton Dioven selama 20 menit pada suhu 110oC ditimbang

IX. No 1

TABEL PENGAMATAN Prosedur Percobaan Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah Elektroda Cu Elektroda Cu berwarna berwarna cokelat cokelat kekuningan kekuningan tampak kotor tampak mengkilat Dugaan Reaksi Kesimpulan

Elektroda Cu

Dicuci dengan aquades Dibilas dengan aseton o Di oven selama 3 menit (110 C) ditimbang

Wo

2
ZnSO4 0,001 M

Larutan ZnSO4: tak berwarna


Dimasukkan dalam gelas kimia Dimasukkan elektro Cu

Larutan ZnSO4: tak berwarna

Massa Cu dalam yang ditimbang mengalami pertambahan berat setelah dielektrolisis karena adanya Zn yang menngendap (melapisi) elektroda Cu

Elektroda Cu

No

Prosedur Percobaan
Elektroda Cu Dipasangkan pada kutub negative pada alat elektrogravimetri (yang berbentuk spiral) Dimasukkan ke dalam larutan ZnSO4 Ditunggu selama beberapa menit Diamati gelembung yang terbentuk

Hasil Pengamatan Sebelum Sesudah Larutan Larutan ZnSO4 tak ZnSO4 tak berwarna berwarna Elektroda Cu berwarna kuning kecokelatan Elektroda Cu terdapat zat yang menempel berwarna hitam Terdapat gelembung pada anoda W0= 2,447g W1 = 2, 448 g t1 = 180 s W2= 2,449 g t2 = 600 s W3= 2,450 g t3= 720 s W4 = 2,450 g t4= 840 s W5 = 2,450 g t5= 960 s Cu kuning keperakan W1= 0,001g W2= 0,001g W3= 0,001g W4= 0,00g W5= 0,000g

Dugaan Reaksi Anoda : 2H2O(l) 4H+(aq) +4e+O2(g) Katoda : Zn2+(aq)+2e Zn(s)

Kesimpulan

Endapan Zn pada elektroda Cu

Elektroda Cu dengan endapan Zn W Dicuci dengan aquades Dibilas dengan Aseton Dioven selama 20 menit pada suhu 110oC ditimbang

X.

ANALISIS DATA Pada percobaan elektrogravimetri ini bertujuan untuk membandingkan jumlah elektron O2 (teori) dan Zn yang terlibat dalam percobaan dengan jumlah elektron yang terdapat dalam persamaan reaksi. Percobaan ini dimulai dengan merangkai alat elektrolisis yang terdiri dari trafo, diode yang berarus 500 mA/ 0,5 A, kapasitor/ elektrolit kondensator 1000 mikro Faraday, Kabel, PCB, Resistor, Penjepit buaya. Percobaan ini juga menggunakan tembaga sebagai elektroda (salah satu elektroda berbentuk kumparan dan yang lainnya berbentuk lurus), tembaga berbentuk lurus diletakkan pada kutub positif yang berfungsi sebagai anoda sedangkan yang berbentuk kumparan diletakkan pada kutub negatif yang berfungsi sebagai katoda. Namun, sebelum tembaga yang berfungsi sebagai anoda digunakan, harus di amplas dulu sampai warna tembaga lebih mengkilat agar menghilangkan zat pengotor yang terdapat pada tembaga. Kumparan tembaga yang telah di cuci dengan aquades. Selanjutnya kumparan dibilas dengan aseton, hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat pengotor pada tembaga karena aseton sebagai pelarut kotoran. sehingga zat pengotor dapat dengan mudah larut dalam aseton. Untuk mendapatkan berat bersih tembaga maka harus di oven terlebih dahulu 3 menit dan ditimbang sebagai W0. Setelah kumparan tembaga ditimbang, maka kumparan siap untuk dielektrolisis. Elektroda yang berfungsi sebagai katoda dan anoda dicelupkan ke dalam gelas kimia yang berisi larutan ZnSO4 0,001M yang dialiri arus listrik sebesar 0,5 A dengan tegangan 4,5 volt. Pada percobaan awal elektrolisis, membutuhkan waktu 180 sekon. Selama proses elektrolisis berlangsung, terjadi reaksi sebagai berikut : pada anoda : 2 H2O(l) 4H+(aq) + 4 e + O2(g) pada katoda : Zn2+(aq) + 2e Zn(s)

Setelah 180 sekon, kumparan diangkat dan dimasukkan ke dalam aseton kemudian dioven dan ditimbang kembali sebagai W1. Langkah tersebut diulangi sebanyak 4 kali dengan waktu yang berbeda yaitu; t2 = 600 sekon, t3 = 720 sekon, t4 = 840 sekon, t5 = 960 sekon. Dari data hasil percobaan didapat WZn sebesar : Untuk t = 3 menit WZn = 0,001 g Untuk t = 5 menit WZn = 0,001 g

Untuk t = 7 menit WZn = 0,001 g Untuk t = 9 menit WZn = 0,00 g Untuk t = 11 menit WZn = 0,00 g

Berdasarkan data pengamatan maka kita dapat menghitung W O2 dan WZn dengan menggunakan rumus

Sehingga diperoleh No. 1 2 3 4 5 t (sekon) 180 600 720 840 960 W Zn g g g g g W O2 g g g g g

Dari data tersebut jika dinyatakan dalam grafik maka diperoleh


0.12000 0.10000 y = 0.0002x 0.08000 0.06000 0.04000 0.02000 0.00000 0 100 200 300 400 500 600 700 y = 4E-05x R = 1 R = 1 W O2 W Zn

Dari grafik yang diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat persamaan regresi y=0,000x untuk massa Zn dan y=4E-05x. hal ini menunjukkan bahwa nilai slope O2=0,00004 sedangkan untuk Zn=0,0000. Rumus slope adalah

Sehingga untuk membandingkan jumlah elektron yang terlibat adalah dengan menggunakan rumus slope tersebut Untuk pembuktian slope O2

0,00004 = 3, 86 n = 16 n = 4, 14 (terbukti) Untuk pembuktian slope Zn

0,0002 = n = 1.6935 n = (terbukti, mendekati 2)

Setelah melalui proses elektrolisis, kumparan tembaga yang awalnya berwarna kuning kecoklatan menjadi kuning perak karena kumparan tersebut mengalami reduksi ion Zn2+ Zn. Pada anoda terjadi proses oksidasi yang ditandai dengan adanya gelembung, gelembung ini menunjukkan adanya molekul air (H2O) yang teroksidasi menjadi O2.

XI.

DISKUSI Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan mengenai elektrogravimetri yang bertujuan untuk membandingkan jumlah elektron O2 dan Zn melalui percobaan dengan jumlah elektron yang terlibat dalam persamaan reksi. Dari data hasil percobaan dapat diperoleh grafik massa terhadap waktu, dari grafik tersebut dapat dicari jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi melalui kemiringan (slope) pada grafik. Ternyata ada perbedaan yang cukup besar pada jumlah elektron Zn dari hasil percobaan dengan jumlah elektron Zn yang terlibat dalam persamaan reaksi berdasarkan teori. Perbedaan tersebut terlihat pada besarnya massa Zn yang dihasilkan sehingga dapat mempengaruhi nilai dari slope (kemiringan). Akibatnya jumlah elektron yang dihasilkan berdasarkan data hasil percobaan sebesar 0. Pada percobaan ini, besarnya massa Zn seharusnya bertambah seiring dengan bertambahnya waktu pengaliran arus listrik. Massa Zn mengalami penambahan jika waktu yang diperlukan selama proses elektrolisis cukup lama dan kandungan ion Zn2+ dalam larutan ZnSO4 cukup banyak. Sedangkan pada percobaan yang kami lakukan, pada waktu tertentu massa Zn tidak mengalami penambahan. Hal ini mempengaruhi pada pencarian nilai jumlah elektron Zn yang terlibat selama percobaan. Sehingga saat dibandingkan dengan jumlah elektron pada persamaan reaksi tidak sesuai atau berbeda. Kesalahankesalahan tersebut mungkin dikarenakan dari kandungan ion Zn2+ dalam larutan ZnSO4 habis, rancangan atau penyusunan alat elektrolisis yang kurang tepat , atau karena saat melakukan proses elektrolisis kurang benar. Atau bisa saja kurang pengamplasan pada elektroda tembaga, yang menyebabkan hasil yang diperoleh kurang tepat.

XII.

KESIMPULAN Berdasarkan data hasil percobaan jumlah electron Zn yang didapat sesuai dengan jumlah elektron yang ada pada persamaan reaksi (teori) yaitu jumlah electron yang didapat sejumlah 1,69 sedangkan berdasarkan teori jumlah elektronnya sebesar 2. Nilainnya berdekatan. Sedangkan jumlah electron O2 yang di dapat dari percobaan sesuai dengan jumlah electron yang ada pada persamaan reaksi atau teori yaitu sebesar 4.

XIII.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah,Utiyah, dkk.2007. Penuntun Praktikum Mata Kuliah Kimia Analitik II DasarDasar Pemisahan Kimia. Surabaya : FMIPA UNESA. Soebagio, dkk. 2002. Kimia Analitik II. Malang : FMIPA UNM. Underwod,A.L.dan Day.1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

LAMPIRAN PERHITUNGAN Massa Zn pengukuran 1. W0 = 2,447 g W1 = 2,448 g t1 = 3 menit = 180 s WZn = W1 W0 = (2,448 2,447) g = 0,001 g 2. W1 = 2,448 g W2 = 2,449 g t2 = 5 menit = 300 s WZn = W2 W1 = (2,449 2,448) g = 0,001 g 3. W2 = 2,449 g W3 = 2,450 g t3 = 7 menit = 420 s WZn = W3 W2 = (2,450 2,449) g = 0,001 g

4. W3 = 2,450 g W4 = 2,450 g t4 = 9 menit = 540 s WZn = W4 W3 = (2,450 2,450) g = 0 g 5. W4 = 2,450 g W5 = 2,450 g t5 = 11 menit = 660 s WZn = W5 W4 = (2,450 2,450) g = 0 g

Zn dan O2 pengukuran 1. pada t 1= 180 sekon

2. pada t2 = 300 sekon

3. pada t3 = 420 sekon 4. pada t4 = 540 sekon g

5. pada t5 = 660 sekon

Tabel perhitungan T 180 300 420 540 660 Grafik berat O2 dan Zn terhadap waktu
0.12000 0.10000 y = 0.0002x 0.08000 0.06000 0.04000 0.02000 0.00000 0 100 200 300 400 500 600 700 y = 4E-05x R = 1 R = 1 W O2 W Zn

W O2 0,00746 0,01244 0,01741 0,02238 0,02736

W Zn 0,03044 0,05073 0,07102 0,09131 0,11160

Keterangan : y = regresi linier a = E0(potensial standar) b = slope / kemiringan Dari grafik diatas, dapat diketahui persamaan O2, yakni y= 4E-05x dan persamaan Zn yakni y = 0,000x. Sehingga dapat diketahui nilai slope pada O2 yakni 0,00004 dan nilai slope pada Zn yakni 0,0000. Sedangkan rumus slope adalah

Sehingga untuk untuk membuktikan elektron yang terlibat dalam masing-masing unsur/ senyawa saat elektrolisis berlangsung dapat dibuktikan dengan rumus slope diatas Untuk pembuktian slope O2

0,00004 = 3, 86 n = 16 n = 4, 14 (terbukti) Untuk pembuktian slope Zn

0,000000 = 0 n = 32,685 n = 0 (tidak terbukti, seharusnya 2)

You might also like