You are on page 1of 22

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN : D.E.D PEMBANGUNAN JEMBATAN RANGKA BAJA BENTANGAN 40,00 METER


1. LATAR BELAKANG Pembangunan jaringan jalan dan jembatan telah dilakukan secara bertahap baik itu melalui Pemerintah Provinsi maupun Kabupaten. Karena sebagai urat nadi perekonomian nasional Pembangunan Jaringan Jalan dan Jembatan diharapkan mampu menghubungkan Jalan Provinsi, menghubungkan antar kabupaten/kota di Provinsi Gorontalo, maupun

meningkatkan penanganan non lintas agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas barang dan jasa. Dalam pendekatan kebijakan pemerintah khususnya penanganan infrastruktur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo melaksanakan Pembangunan Jembatan pada daerah Transmigrasi secara bertahap. Mengingat masih banyaknya ruas jalan Provinsi yang belum ada jembatan terutama jalan provinsi yang sangat strategis. Hal ini pula dilaksanakan untuk mendukung program Pemerintah Provinsi Gorontalo tentang Agropolitan dimana masih banyak pula ruas Jalan Akses Agro yang pembangunan jembatannya masih sangat dibutuhkan. Sehingga pada Tahun Anggaran 2012 Pemerintah Provinsi Gorontalo melaui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo melaksanakan kegiatan Perencanaan Jembatan. 2. MAKSUD DAN TUJUAN Jasa pelayanan ini dimaksudkan untuk membantu Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo dalam rangka melaksanakan pekerjaan Perencanaan Jembatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan perencanaan yang berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang tinggi sehingga tingkat pelayanan jembatan yang diinginkan selama ini dapat tercapai. 3. SASARAN Sasaran yang dicapai dari pekerjaan ini adalah :

a. Tersedianya Perencanaan Jembatan pada ruas ruas jalan yang ada di daerah Kota Terpadu Mandiri (KTM) yang sangat strategis yang belum ada jembatan dan jalan akses Agro yang pembangunan jembatannya masih sangat dibutuhkan. b. Ketersediaan Dokumen Lelang Perencanaan Jembatan. 4. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Pengguna Jasa adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo. 5. SUMBER PENDANAAN Untuk pelaksanaan kegiatan ini tersedia pagu anggaran sebesar Rp. 250.000.000 (Dua Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) termasuk PPN, sumber dana APBD Tahun Anggaran 2012. 6. LOKASI KEGIATAN Lokasi pelaksanaan pekerjaaan ini terletak di daerah Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kab. Boalemo Provinsi Gorontalo.

7.

LINGKUP DAN FASILITAS PENUNJANG a. Lingkup Kegiatan Lingkup Kegiatan ini adalah : 1) Melaksanakan survey dan perencanaan teknik jembatan pengguna jasa sesuai standar perencanaan; 2) Menyediakan dokumen pelelangan pengadaan jasa konstruksi, daftar kuantitas dan gambar tipikal sebagai bahan pelelangan konstruksi; 3) Menyediakan perencanaan teknik detail, gambar detail, dan perhitungan volume pekerjaan; 4) Jumlah jembatan yang direncanakan adalah 1 buah jembatan dengan menggunakan Rangka baja Bentangan 40,00 Meter.

8.

METODOLOGI a. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN 1). Tujuan Persiapan desain ini bertujuan :

a. Mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal. b. Menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan. c. Menetapkan ruas yang akan disurvey. 2) Lingkup Pekerjaan Kegiatan pekerjaan ini meliputi : b. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait baik di pusat maupun di daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan/ upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan. c Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan yang akan

direncanakan. b. SURVEY DAN INVESTIGASI Survey lapangan dan investigasi harus dilaksanakan untuk mendapatkan data di lapangan sampai dengan tingkat ketelitian tertentu dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau terlalu minimal. Jenis-jenis survey atau investigasi yang harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai acuan dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah sebagaimana tabel di bawah ini.

1).

Pengukuran Topografi a) Tujuan Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1:500 untuk perencanaan jembatan dan

penanggulangan longsoran. b) Lingkup Pekerjaan (1) Pemasangan patok-patok Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/ alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya aman dari gerusan air sungai. - Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, notasi dan nomor BM dengan warna hitam. Patok BM yang sudah terpasang, kemudian di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi. Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus, dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya

diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan patok bantu. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat kuning dan diberi nomor. (2) Pengukuran titik kontrol horizontal Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon. Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis. Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan

ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat. Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran dan untuk setiap interval + 5 km di sepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan menggunakan alat GPS Portable (Global Positioning System). Setiap pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar biasa). (3) Pengukuran titik kontrol vertikal Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan pergi- pulang. Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama. Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimiter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB. Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag (pengamatan) yang genap. (4). Pengukuran situasi Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang

mencakup semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya. Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman

penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi. Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

(5). Pengukuran Penampang Melintang. Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan:

Kondisi

Lebar koridor, (m) 75 + 75 75 + 75 50 (luar) + 100 (dalam)

Interval, (m) Jalan baru 50 25 25

Interval, (m) Jembatan/ Longsoran 25 25 25

- Datar, landai, dan lurus - Pegunungan - Tikungan

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit. (6). Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dari perkiraan garis perpotongan atau daerah sekitar sungai (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter. Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masingmasing minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran penampang melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter. Pada posisi lokasi jembatan interval pengukuran penampang melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m. Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut.

c) Persyaratan (1). Pemeriksaan dan koreksi alat ukur. Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut: a. Pemeriksaaan theodolit: Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

Sumbu II tegak lurus sumbu I. Garis bidik tegak lurus sumbu II Kesalahan kolimasi horizontal = 0. Kesalahan indeks vertikal = 0.

b. Pemeriksaan alat sifat datar: Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung. Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan. (2). Ketelitian dalam pengukuran Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah sebagai berikut : a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10n, (n adalah jumlah titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke

pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran GPS pertama ke pengukuran GPS berikutnya). b. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5. (3). Perhitungan Pengamatan Matahari. Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada tabel almanak matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan. Perhitungan Koordinat. Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, antara

pengamatan matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan. Perhitungan Sifat Datar. Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya. Perhitungan Ketinggian Detail. Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang

dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris. (4). Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi.

Keluaran Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk jembatan. Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm. Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)-nya. Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis. Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus. Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan

penampang melintang harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter. 2). Survey Lalu Lintas a) Tujuan Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta

menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian ratarata sebagai dasar perencanaan jembatan. b) Ruang Lingkup Survey lalu lintas meliputi kegiatan: (1) Survey volume kendaraan Seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah belakang harus dicatat. Setiap lajur minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1 orang 1 counter serta format survey yang telah ditentukan. (1.1) Pos-pos perhitungan lalu lintas yang terbagi dalam beberapa tipe pos :

Pos Kelas A : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang tinggi dan mempunyai LHR > 10.000 kendaraan.

Pos Kelas B : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang sedang dan mempunyai 5.000 < LHR< 10.000 kendaaan.

Pos Kelas C : yaitu pos perhitungan lalu lintas yang terletak pada ruas jalan dengan jumlah lalu lintas yang rendah dan mempunyai LHR < 5.000 kendaraan.

(1.2)

Pemilihan Lokasi Pos a. Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian rata-rata dari ruas jalan tidak terpengaruh oleh angkutan ulang alik yang tidak mewakili ruas (commuter traffic). b. Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua arah, sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan dengan mudah dan jelas. c. Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan.

(1.3)

Tanda Pengenal Pos Setiap pos perhitungan lalu lintas rutin mempunyai nomor pengenal, terdiri dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit angka. Huruf besar A,B,dan C memberikan identitas mengenai tipe kelas pos perhitungan. Tiga digit angka berikutnya identik dengan nomor ruas jalan dimana pos-pos tersebut terletak. Apabila pada suatu ruas jalan mempunyai pos perhitungan lebih dari satu, maka kode untuk pos kedua, digit pertama diganti dengan 4 dan seterusnya. Urutan pos hendaknya dimulai dari kilometer kecil kearah kilometer besar pada ruas jalan tersebut. Contoh: 1. Di ruas jalan 002 ada beberapa pos kelas A penulisan nomor posnya : A002; A302; A402 sampai dengan A902. 2. Di ruas jalan 157 ada beberapa pos kelas B, penulisan nomor posnya : B157; B357; B457; sampai dengan B957. 3. Di ruas jalan 057 ada beberapa pos kelas C, penulisan nomor posnya: C057; C357; C457 sampai dengan C957.

(1.4)

Periode Perhitungan

a. Pos Kelas A Untuk Pos Kelas A perhitungan dilakukan dengan periode 40 jam selama 2 hari, mulai pukul 06.00 pagi pada hari pertama dan berakhir 22.00 pada hari kedua. Pembina jalan akan menginformasikan jadual perhitungan pada awal Tahun Anggaran. Apabila ada perubahan jadual, waktu survei akan ditentukan lebih lanjut oleh pembina jalan yang bersangkutan. b. Pos Kelas B Untuk pos kelas B, pelaksanaan perhitungan seperti pada pos kelas A. Pelaksanaan perhitungan pada pos-pos kelas B sesuai jadual yang telah ditentukan. c. Pos Kelas C Perhitungan dilakukan dengan periode 16 jam mulai pukul 06.00 pagi dan berakhir pada pukul 22.00 pada hari yang sama yang ditetapkan untuk pelaksanaan perhitungan. (1.5) Pengelompokan Kendaraan Dalam perhitungan jumlah lalu lintas, kendaraan dibagi kedalam 10elompok mencakup kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor. Golongan / Kelompok 1 Sepeda motor, sekuter, sepeda kumbang dan kendaraan bermotor roda 3 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 7c 8 Sedan, Jeep, dan Station Wagon. Opelet, Pick-up opelet, Suburban, Combi, Minibus Pick-up, Micro Truck dan Mobil hantaran atau Pick-up Box Bus Kecil Bus Besar Truk 2 sumbu Truk 3 cumbu Truk Gandengan Truk Semi Trailer Kendaraan tidak bermotor, sepeda, becak, andong/ dokar, gerobak sapi Jenis Kendaraan yang masuk kelompok ini adalah

Pengenalan ciri kendaraan : 1. 2. 3. Sepeda Kumbang: sepeda yang ditempeli mesin 75 cc (max) Kendaraan bermotor roda 3 antara lain: bemo dan bajaj. Kecuali Combi, umumnya sebagai kendaran penumpang umum maximal 12 tempat duduk seperti mikrolet, angkot, minibus, pick-up yang diberi penaung kanvas/ pelat dengan rute dalam kota dan sekitarnya atau angkutan pedesan. 4. Umumnya sebagai kendaraan barang maximal beban sumbu belakang 3,5 ton dengan bagian belakang sumbu tunggal roda tunggal (STRT). 5. a. Bus Kecil adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 16 s/d 26 buah, seperti kopaja, metromini, elf dengan bagian belakang sumbu tunggal roda ganda (STRG) dan panjang kendaraan maximal 9 m dengan sebutan bus . b. Bus Besar adalah sebagai kendaraan penumpang umum dengan tempat duduk antara 30 s/d 50 buah, seperti bus malam, bus kota, bus antar kota yang berukuran 12 m (+) dan STRG. 6. Truk 2 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan beban sumbu belakang antara 5-10 ton (MST 5,8,10 dan STRG). 7. a. Truk 3 sumbu adalah sebagai kendaraan barang dengan 3 sumbu yang letaknya STRT dan SGRG (sumbu ganda roda ganda). b. Truk gandengan adalah sebagai kendaraan no. 6 dan 7 yang diberi gandengan bak truk dan dihubungkan dengan batang segitiga. Disebut juga Full Trailer Truck. c. Truk semi trailer atau truk tempelan adalah sebagai kendaraan yang terdiri dari kepala truk dengan sumbu 2-3 sumbu yang dihubungkan secara sendi dengan pelat dan rangka bak yang beroda belakang yang mempunyai 2 atau 3 sumbu pula.

c) Persyaratan Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia. 3). Survey Penyelidikan Tanah (Mektan) a) Tujuan Tujuan penyelidikan tanah dalam pekerjaan ini adalah untuk memenentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jembatan, serta buku

mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya. b) Ruang Lingkup Kegiatan penyelidikan tanah meliputi : (2.1). Sondir (Pneutrometer Static) Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan dan daya tanah lekat berdasarkan tanah setiap

tahanan ujung konus

kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang mengandung komponen berangkal dan kerakal serta batu gamping yang berongga, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah. Ada dua macam alat sondir yang digunakan : 1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton 2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir dihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukan harga >150 kg/cm2, alat sondir terangkat keatas, apabila pembacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakan pada baja kanal jangkar. Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif. (2.2). Boring

(3)

Lokasi Quarry Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan. Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan,

perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitankesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto. c) (1). Persyaratan Pengujian Lapangan Metoda pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti yang dijelaskan pada Tabel Pengujian Lapangan pada halaman berikut ini: Tabel Pengujian Lapangan No 1. 2. Pengujian Resistivity Standard Penetration Test termasuk Split Spoon Sampling Acuan ASTM G57-78 ASTM D1586-94 Pada daerah rencana jembatan, harus mencapai kedalaman lapisan keras. 3. Stand Pipe AASHTO T252-84 Keterangan

(2)

Pekerjaan Laboratorium Pekerjaan Laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada Tabel berikut :

Tabel Spesifikasi Pengujian Tanah di Laboratorium. NO. PENGUJIAN SIFAT INDEKS 1 Kadar air 2 Batas susut 3 Batas plastis 4 Batas cair 5 6 7 8 9 10 Analisa saringan Berat Jenis Berat isi Chloride Content Carbonate Content Sulphate Content SIFAT KUAT GESER TANAH Direct Shear ACUAN ASTM D 2216-92 ASTM D 427-93 ASTM D 4318-93 SK-SNI M-07-1989-F SNI-03-3423-1994 ASTM D 854-92 SNI-1742-1989 K.H. Head, Vol.1, 1984 K.H. Head, Vol I, 1984 K.H. Head, Vol. 1, 1984 KETERANGAN

- Fresh Condition - oven dried 100 oC Gunakan ' Wet method '

11

SNI 03-2813-1992 ASTM D 3080-90

- Fresh sample dengan Penjenuhan - Fresh sample tanpa Penjenuhan - Fresh sample dioven 70 oC selama satu hari

12

SIFAT PEMAMPATAN TANAH Swelling KEPADATAN Pemadatan SIFAT KELULUSAN Permeabilitas

ASTM D 4546-90

- Fresh Condition - Dioven 40 oC dan 70 oC selama satu hari

13

14

KH Head Vol. 2 1984

Manual of Soil Laboratory Testing. Gunakan metode Falling Head

4).

Survey Hidrologi

a) Tujuan Tujuan survey hidrologi dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan. b) Ruang Lingkup Lingkup pekerjaan survey hidrologi ini meliputi: a. Mengumpulkan data curah hujan harian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/ atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan. b. Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi: lokasi , dimensi, kondisi, tinggi muka air banjir. c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai. d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman. e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan. f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/ jembatan termasuk

pengaruhnya akibat adanya bangunan air ( aflux). g. Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertikal. c) Persyaratan Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724-1989 SKBI1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai).

c.

PROSES ANALISA STRUKTUR JEMBATAN Setelah semua data dikumpulkan kemudian data tersebut dianalisa dan dilakukan desain jembatan, baik itu bangunan bawah maupun bangunan atas jembatan. Dalam perencanaan tekbik jembatan konsultan harus berdasarkan peraturan perencanaan yang telah ditetapkan atau sesuai SNI. Terutama diharapkan desain yang tahan terhadap gempa. Untuk hal ini Konsultan mengacu pada SNI 2833 tahun 2008 tentang Perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan. Dalam standar ini dijelaskan dinamika struktur agar setiap perencana akan menguasai segi kekuatan, keamanan dan kinerja ketahanan gempa jembatan dalam suatu proses perencanaan utuh.

d.

PENGGAMBARAN 1). Rancangan (Draft Perencanaan Teknik) Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap detail perencanaan dan mengajukannya kepada pengguna jasa untuk diperiksa dan disetujui. a. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas Jembatan.

b. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

2).

Gambar Rencana (Final Desain) Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan perencanaan disetujui oleh pengguna jasa dengan memperhatikan koreksi dan saran yang diberikan. Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah diperbaiki dan dilengkapi dengan: a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam. b. Daftar isi.

c. Peta lokasi proyek. d. Peta lokasi Sumber Bahan Material (Quarry). e. Daftar simbol dan singkatan. f. Daftar bangunan pelengkap dan volume.

g. Daftar rangkuman volume pekerjaan. i. PERHITUNGAN KUANTITAS PEKERJAAN FISIK a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan spesifikasi yang dipakai, b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item) c. Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan yang akan digunakan di lokasi pekerjaan. d. Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga Satuan No.

028/T/BM/1995 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bina Marga. e. Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan konstruksi.

9.

JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Keseluruhan jadwal waktu jasa konsultansi ini terdiri dari pekerjaan perencanaan teknik yang dilakukan dalam periode 3 bulan Kalender (90 hari kerja).

10.

PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA Perkiraan Kebutuhan Personil (Man Month) adalah sebagai berikut: Kebutuhan Tenaga Ahli Perencanaan Teknik terdiri dari:

a. Ketua Tim (Team Leader) Adalah seorang sarjana (S1) atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya minimal 5 (Lima) tahun yang terkait, dimana tugas utama ketua tim adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut: Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan dan personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan, Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap pengumpulan

data, pengolahan, dan penyajian akhir dari hasil keseluruhan pekerjaan.

b. Soil and Material Engineer (Ahli Mekanika Tanah) Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (Tiga) tahun, dimana tugas ahli material adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup

pelaksanaan pelaksanaan penyelidikan tanah dan penyelidikan material di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data material, dan harus menjamin

bahwa data, analisis dan Penelitian Material yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan. c. Ahli Hidrologi (Hydrology Engineer) Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (Tiga) tahun, dimana tugas ahli teknik hidrologi/ hidraulik adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan. d. Ahli Quantity & Cost Estimator Adalah seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi dibidang teknik sipil dan berpengalaman dibidangnya selama minimal 3 (Tiga) tahun, dimana tugas Quantity & Cost Estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan akurat.

Semua Tenaga Ahli adalah Lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan

Tinggi Swasta yang telah terakreditasi, Memiliki NPWP & Sertifikat Keahlian konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Kebutuhan Asisten Tenaga Ahli Perencanaan Teknik terdiri dari: a. Asisten Soil and Material Engineer (Ahli Mekanika Tanah) Adalah seorang Diploma 3 teknik sipil atau STM Teknik Sipil dan berpengalaman

dibidangnya selama minimal 2 (Dua) tahun untuk Diploma 3 atau 4 (Empat) tahun untuk STM, dimana tugas ahli material adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah dan material di lapangan dan di laboratorium, pengolahan dan analisis data material, dan harus

menjamin bahwa data, analisis dan Penelitian Material yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan. b. Asisten Ahli Hidrologi (Hydrology Engineer) Adalah seorang Diploma 3 teknik sipil atau STM Teknik Sipil dan berpengalaman

dibidangnya selama minimal 2 (Dua) tahun untuk Diploma 3 atau 4 (Empat) tahun untuk STM, dimana tugas ahli teknik hidrologi/ hidraulik adalah merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknik jalan dan jembatan. c. Asisten Quantity & Cost Estimator Engineer Adalah seorang Diploma 3 teknik sipil atau STM Teknik Sipil dan berpengalaman

dibidangnya selama minimal 2 (Dua) tahun untuk Diploma 3 atau 4 (Empat) tahun untuk STM, dimana tugas quantity & cost estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan jalan dan jembatan, membuat perkiraan biaya pekerjaan konstruksi, serta harus menjamin bahwa data, perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan adalah benar dan akurat.

Semua Asisten Tenaga Ahli adalah Lulusan Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah terakreditasi,

Staf Pendukung dan Tenaga Teknis : a. b. c. d. e. Surveyor Estimator Auto Cad Specialist Drafter Office Administration

11.

LAPORAN TEKNIK Laporan Teknik yang dihasilkan dari jasa konsultansi ini, adalah sebagai berikut : 1. Laporan penyelidikan tanah Laporan Penyelidikan Tanah harus mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut: - Data proyek. - Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar terdekat. - Hasil Penyelidikan Sondir dan Boring - Rekomendasi. 2. Laporan Topografi Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut: Data proyek. Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar terdekat. Kegiatan perintisan untuk pengukuran. Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal. Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal. Kegiatan pengukuran situasi. Kegiatan pengukuran penampang melintang. Kegiatan pengukuran khusus (bila ada). Perhitungan dan penggambaran. Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya. Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi termasuk

kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan perencanaan jalan. Deskripsi BM (sebagai lampiran). Data ukur hasil ploting dan negatip film harus diserahkan.

3. Laporan Hidrologi Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi : Data proyek. Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar terdekat, pos pencatat curah hujan. Data curah hujan untuk setiap pos yang diambil. Analisis/ perhitungan. Penentuan dimensi dan jenis bangunan air. Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

4. Laporan Survey Lalu lintas Hasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap yang berisi : 1. Foto dokumentasi 2. Data lapangan 3. Perhitungan 4. Laporan teknik 5. Laporan Hasil Analisa Struktur Bangunan Bawah Jembatan Hasil dari lapangan harus dibuat dalam bentuk laporan lengkap yang berisi : 1. Data lapangan 3. Perhitungan 4. Laporan teknik 12. KELUARAN Keluaran yang diperoleh dari kegiatan ini adalah: 1. Laporan Pendahuluan Laporan pendahuluan merupakan apresiasi terhadap kerangka acuan kerja kegiatan yang antara lain meliputi latar belakang masalah, maksud dan tujuan, ruang lingkup yang diharapkan, metode / cara pendekatan, teknik dan prosedur pengumpulan data serta analisis. Pada pelaporan ini dicantumkan juga pentahapan pekerjaan, jadwal rencana kerja dan organisasi pelaksanaan studi yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 30 (Tiga Puluh)

setelah diterbitkan SPMK dan diserahkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku dan soft copy (CD). 2. Laporan Antara Laporan ini berisi hasil pengumpulan bahan dan kajian yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Penyedia Jasa. Laporan ini diserahkan pada hari kalender ke 75 (Tujuh Puluh Lima) setelah diterbitkan SPMK dan dibuat sebanyak 10 (Sepuluh) buku dan soft copy (CD).

3. Draft Laporan Akhir Laporan ini merupakan produk akhir sementara yang akan dibahas dalam pertemuan dengan Pengguna Jasa. Konsep laporan akhir ini yang diserahkan pada hari ke 135 (Seratus Tiga Puluh Lima) setelah dikeluarkannya SPMK. Jumlah buku yang akan diserahkan sebanyak 10 (Sepuluh) buku dan soft copy (CD).

4. Laporan Akhir yang berisi: - Hasil Penyelidikan Tanah - Hasil Analisis Topografi - Pembuatan Gambar Topografi - Hasil Analisis Hidrologi - Hasil Analisis LHR - Hasil Analisis Struktur Jembatan - Perhitungan & Perencanaan jembatan Laporan ini merupakan penyempurnaan dari Draft Laporan Akhir. Laporan ini akan diserahkan pada akhir masa kontrak pada hari ke 150 (Seratus Lima Puluh) setelah dikeluarkannya SPMK berjumlah sebanyak 5 (lima) buku dan soft copy (CD).

5. Pembuatan Dokumen Pelelangan. Dokumen ini terdiri dari o Gambar Rencana / gambar kerja o Engineering Estimate (EE) o Rencana Kerja & Syarat-syarat / Spesifikasi Teknis diserahkan bersama Laporan Akhir sebanyak 10 (Sepuluh) buku dan soft copy (CD).

13.

LAIN - LAIN Apabila ada hal-hal lain yang belum tercakup dalam KAK ini dan sangat dibutuhkan demi terselesaikannya pekerjaan tersebut maka perlu dikoordinasikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Gorontalo,

Juni 2012

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

TTD

Ir. Hi. AMIR H. HADJU, S.Sos Nip. 19710831 200212 1 005

You might also like