You are on page 1of 8

Sarah Khoirunnisa Azahrah 1211503126 BSI / II / D

Penyatuan Inggris dan Skotlandia Menurut saya penyatuan Inggris dan Skotlandia membawa dampak baik untuk kedua Negara meskipun, dengan latar belakang yang berbeda mengapa kedua Negara tersebut ingin bersatu. Di sisi Inggris, Inggris ingin bersatu dengan Skotlandia karena sudah dari abad ke-13 Inggris sudah memiliki misi untuk membuat Kepulauan Britania Raya yaitu dengan menyatukan Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia. Penyatuan Ingris dengan kedua Negara lainnya selain Skotlandia terjadi sebelum penyatuan Inggris yang sah pada abad ke-17. Tidak banyak orang yang tahu bahwa sesungguhnya Inggris dan Skotlandia pernah bersatu pada tahun 1333 yang saat itu Inggris tengah dipimpin oleh Seorang Raja yang bernama Edward III. Namun, beberapa tahun kemudian Skotlandia membebaskan diri dari genggaman Inggris, Skotlandia pada saat itu dipimpin oleh David Bruce. Di bawah ini adalah kutipan yang memperkuat hipotesa di atas :

Adapun dengan para bangsawan agung, Edward III tidak menemui kesulitan seperti ayahnya, karena Ia tidak lagi berusaha merongrong hak-hak mereka. Maka para bangsawan ini dengan senang hati membantunya dalam kegiatan dalam kegiatan yang disukainya, yaitu berperang. Skotlandia berhasil ditaklukannya pada tahun 1333, tetapi 8 tahun kemudian negeri itu di bawah pimpinan David Bruce berhasil membebaskan diri lagi. Tetapi, pada saat itu Edward III telah disibukkan oleh perang dengan Perancis yang secara terputus-putus akan berlangsung selama lebih dari 100 tahun. (Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris : 65-66). Lalu, penyatuan Inggris dan Skotlandia juga terjadi ketika Dinasti Stuart. Akan tetapi, kedua Negara tersebut tidak menjalankan pemerintahannya secara bersama-sama namun, sendiri-sendiri. Karena penyatuan ini sendiri terjadi hanya dengan alasan Raja dan Ratu kedua Negara tersebut menikah. Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa ada hal-hal yang melatarbelakangi Inggris dan Skotlandia bersatu. Bila ditanya mengapa Inggris ingin bersatu dengan Skotlandia, maka jawabannya adalah karena Inggris ingin menghindari terjadinya tikaman dari belakang oleh Skotlandia karenai Skotlandia berhubungan dekat dengan Perancis. Perancis sendiri memiliki hubungan Skotlandia karena yang dijadikan calon Raja oleh bangsa Inggris, besar kemungkinan ialah James III (Putra James II) yang saat itu tinggal di Perancis dan di dukung penuh oleh Louis XIV.

Awal mula terjadinya penyatuan yang sah antara Inggris dan Skotlandia adalah ketika bishop war terjadi pada tahun 1693. Pada tahun itu, Inggris sangat bernafsu untuk menyerang Skotlansida namun, bukan menang yang di dapat. Justru kekalahan yang harus diterima. Pada saat perang terjadi Raja yang saat itu tengah memimpin, Charles I, tidak mempunyai cukup pasukan dan dana untuk melakukan perang. Lalu, pada tahun 1640 perang dimulai lagi, dan lagi-lagi perang itu dimenangkan oleh Skotlandia. Dengan hasil kemenangan yang gemilang itu Skotlandia menyebrangi perbatasan lalu menduduki Northtumberland dan Durham agar Raja mau membayar uang tebusan. Di bawah ini adalah kutipan yang memperkuat hipotesa di atas : Maka pecahlah apa yang dikenal sebagai Bishop War (Perang paa Uskup) pada tahun 1639. Charles I berhasrat menyerbu Skotlandia, tetapi tidak mempunyai cukup orang dan uang untuk melaksanakannya... Pada tahun 1640 perang dimulai lagidan dengan mudah pasukan-pasukan tentara Skotlandia menyeberangi perbatasan dan menduduki Northtumberland dan Durham. Mereka baru mau meninggalkan tempat-tempat itu apabila raja bersedia membayar uang tebusan. (Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris : 147).

Ketika perang para uskup terjadi, Inggris tak mampu untuk mengatasi perpecahan antara golongan Puritan dan golongan Anglikan. Dan akhirnya Inggris angkat tangan bahwa Inggris kewalahan untuk menghadapi kedua golongan tersebut. Lalu, Inggris meminta bantuan Skotlandia untuk melakukan perundingan dengan kedua golongan tersebut. Namun ternyata tidak mudah untuk mendapatkan bantuan dari Skotlandia. Inggris harus membayar bantuan Skotlandia dengan menjadikan Gereja Presbyter sebagai Gereja Nasional di Inggris. Pada Dinasti Stuart terjadi sebuah ikatan antara Inggris dan Skotlandia. Pada saat itu Raja dan Ratu yang berkuasa ialah William dan Marry, yang pada saat itu menggantikan posisi James. Ikatan itu melemah dan cenderung akan putus. Karena Skotlandia takut jika terjadi penggabungan identitas bangsa skot-nya akan hilang seperti yang terjadi pada wales. Namun, pada saat itu William dan Marry jauh lebih takut lagi apabila Skotlandia memihak James II yang pada saat itu ada di Perancis. Dan akhirnya terjadi suatu perundingan antara Inggris dan Skotlandia yaitu dengan Skotlandia mengakui bahwa William dan Marry lah pengganti James II dan sebagai bayarannya Gereja Presbyter diakui sebagai Gereja resmi di Skotlandia dan berbagai konsesi diberikan kepada parlemen Skotlandia. Walaupun tidak semua warga Skotlandia mematuhinya, William dengan mudah mengatasinya, baik itu secara halus maupun kasar. Kemudian ketika terjadi perang antara Inggris, Perancis dan Spanyol, terjadi peristiwa besar yang tak akan pernah dihapus dari sejarah Inggris, yaitu terjadinya

penyatuan antara Inggris dan Skotlandia. Meski awalnya kedua Negara ini enggan untuk bersatu karena satu atau dua hal yaitu Inggris yang enggan bersatu karena takut Skotlandia akan ikut menikmati perdagangan dunia yang ada di tangan Inggris, di sisi lain Skotlandia juga takut bila Ia bersatu dengan Inggris hal itu akan membuat Skotlandia kehilangan identitas mereka sebagai orang Skot. Ketika parlemen Skotlandia mensahkan Act of Security (Undang-Undang Pengamanan) pada tahun 1704, yang isinya berbunyi Ahli waris mahkota Skotlandia sesudah Ratu Anne meninggal tidaklah harus sama dengan ahli waris mahkota Inggris. Dan karena isi dari undang-undang tersebutlah membuat Inggris menjadi kalang kabut karena Inggris tahu kemungkinan besar yang akan dicalonkan menjadi Raja oleh Bangsa Skot itu ialah James II, putra James I, yang saat itu tinggal di Perancis dan didukung penuh oleh Louis XIV. Inggris tahu bila James II menjadi Raja Skotlandia maka kemungkinan besar akan terjadi pengkhianatan karena hasutanhasutan yang dilakukan oleh Louis XIV. Jadi, saat itu Inggris berinisiatif menawarkan penyatuan kepada Skotlandia dan memberikan imbalan yang menarik untuk Skotlandia. Dan akhirnya terwujudlah penyatuan antara Inggris dan Skotlandia pada tanggal 1 Mei 1707 dengan disahkannya Act of Union yang berisi : 1. Gereja Presbyter akan tetap merupakan gereja resmi di Skotlandia dan terpisah dari Gereja Inggris, demikian pula peradilan dua ngeri tersebut akan tetap terpisah.

2. Parlemen Skotlandia hapus, dan sebagai gantinya bangsa Skot akan mengirimkan 45 wakil ke Majelis Rendah dan 16 wakil ke Majelis Tinggi di London. 3. Privy Council yang menjalankan pemerintahan eksekutif kedua Negara dipersatukan. 4. Orang Skot dapat menikmati semua hak dalam dunia usaha seperti yang dimiliki orang Inggris.(Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris : 180181). United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland

Bendera

Lambang

Motto: Dieu et mon droit (Motto kerajaan) (Bahasa Perancis: Tuhan dan Hakku)1 Lagu kebangsaan: God Save the Queen4 Ibu kota (dan kota terbesar) London Bahasa resmi Tidak ada; Inggris secara de facto Pemerintahan Monarki konstitusional

Ratu

Elizabeth II : David Willian Donald Cameron

Perdana Menteri

Legislatif -

Parlemen : House of Lords : House of Commons

Majelis Tinggi Majelis Rendah

Pembentukan Luas Total : 244,820 km2 Air (%) : 1,3% Acts of Union 1707 Act of Union 1800 : 1 Mei 1707 : 1 Januari 1801

Perjanjian Anglo-Irish : 12 April 1922 Bergabung ke UE :1 Januari 1973

Penduduk Perkiraan 2006 58.716.581

Sensus 2001 58.789.194 Kepadatan 246.5/km2

PDB (KKB) -

Perkiraan 2005

Total AS$1.739.572 juta Per kapita AS$28.877

Mata uang

Pound sterling () (GBP)

Zona waktu -

GMT (UTC+0)

Musim panas (DST) BST (UTC+1) .uk5

Ranah Internet Kode telepon 44

You might also like