You are on page 1of 6

Definisi Penyakit Menular Penyakit menular adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit yang spesifik

atau racun yang dihasilkannya, yang ditularkan melalui reservoir atau kontak tidak langsung melalui vektor kepada orang (Chandra: 2009). Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi tertentu atau produk beracun yang timbul melalui penularan dari orang yang terinfeksi, hewan atau reservoir benda mati ke pejamu yang rentan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuhan atau hewan perantara, vektor atau lingkungan mati (Gale Encyclopedia of Public Health: 2002). Penyakit menular adalah penyakit yang ditransmisikan dari orang, hewan, atau sumber mati ke orang lain baik secara langsung, dengan bantuan vektor atau dengan cara lain. Penyakit menular melingkupi ruang yang lebih luas, bukan sekadar transmisi dari orang ke orang (Webber: 2005). Berdasarkan penjabaran dari tiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penyakit menular adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh agen penyakit spesifik atau produk beracun yang ditransmisikan dari orang yang terinfeksi, hewan, atau reservoir benda mati ke pejamu yang rentan, melalui tumbuhan atau hewan perantara, vektor, atau lingkungan mati, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum penyakit menular dapat dibagi berdasarkan etiologi, cara penularan, dan aspek epidemiologi seperti yang terlihat pada diagram di bawah ini.

Diagram 1. Penyakit Menular Berdasarkan Etiologi, Cara Penularan, dan Epidemiologi

Karaktersitik Penyakit Menular Karakteristik utama penyakit menular adalah sebagai berikut. 1. Penyakit-penyakit tersebut sangat umum terjadi di masyarakat 2. Beberapa penyakit dapat menyebabkan kematian atau kecacatan 3. Beberapa penyakit dapat menyebabkan epidemik 4. Penyakit-penyakit tersebut sebagian besar dapat dicegah dengan intervensi sederhana 5. Penyakit-penyakit tersebut banyak menyerang bayi dan anak-anak Penyakit menular termasuk penyakit parasit di mana vektor yang digunakan, zoonosis dan semua penyakit yang mudah ditularkan. Transmisi itulah yang membedakan penyakit ini dengan penyakit tidak menular.

Jika penyakit ini menular, maka bentuknya epidemik atau endemik, sedangkan jika tidak menular bentuknya akut atau kronis. Menular: Epidemik (contoh: campak) Endemik (contoh: malaria)

Tidak menular: Akut (contoh: penyakit akibat kecelakaan) Kronik (contoh: penyakit jantung koroner)

Semua penyakit tersebut dapat terjadi pada waktu dan tempat yang sama, tetapi penyakit menular lebih sering terjadi di negara berkembang sedangkan penyakit tidak menular sering terjadi di negara maju. Penyakit epidemik menyerang semua populasi, seperti saat campak menyerang Fiji, membunuh orang dewasa dan anak-anak. Kemudian populasi harus memulai lagi dari orangorang yang selamat untuk memulihkan kekuatan mereka. Populasi ini masih muda dan terus tumbuh. Dengan penyakit endemik, anak-anaklah yang sangat rentan, sehingga ada tingkat kelahiran yang tinggi untuk mengimbanginya. Dengan banyaknya orang muda dalam populasi tersebut, penyakit tidak menular kronis jarang terjadi, tetapi karena orang-orang tersebut hidup lebih lama, beberapa penyakit bisa lebih sering terjadi. Oleh karena itu, penyakit tidak menular kronis merupakan masalah bagi populasi orang tua seperti yang terlihat di dunia Barat. Ketika terjadi wabah atau kematian yang diketahui tersebar di Eropa, terjadi kerusakan besarbesaran. Populasi tersebut memulai lagi dari orang-orang yang selamat seperti yang telah dilakukan di negara berkembang. Lebih dari 100 tahun yang lalu, campak merupakan hal serius yang menyebabkan kematian anak di kota-kota besar Eropa, seperti saat ini, di negara-negara tanpa program vaksinasi yang terorganisir dengan baik. Lingkungan tropis lebih menguntungkan untuk banyak penyakit daripada daerah beriklim dingin, tetapi penyakit tropis seperti malaria pernah sering terjadi di Eropa.

Hanya sumber daya yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang. Masingmasing negara tersebut sama-sama dapat mengabdi untuk perbaikan kesehatan penduduknya. Penyakit menular dapat dikurangi agar sesuai proporsi yang mudah dikelola jika sumber dayanya cukup, baik dalam sumber daya keuangan maupun pendidikan, dapat dihabiskan untuk mereka dan ada banyak alasan mengapa penyakit tertentu (seperti digambarkan pada Tabel 1) lebih sering terjadi dibanding penyakit lain karena kemiskinan.

Tabel 1. Penyakit menular di dunia. Data dari The World Health Report WHO 2002 di Genewa

Perbedaan antara penyakit menular dan penyakit tidak menular cukup jelas. Ketika organisme tertular, maka penyakit itu menular; jika tidak maka penyakit itu diklasifikasikan sebagai penyakit tidak menular. Berbagai kanker adalah contoh yang baik; hubungan antara virus hepatitis B dan kanker hepatoseluler telah ditetapkan dan sekarang dapat dicegah dengan vaksinasi rutin. Virus Epstein-Barr (EBV) tampaknya menjadi sebuah faktor patogen dalam limfoma Burkitt, tetapi ada juga hubungan kausal dengan malaria; jadi mengendalikan malaria di Afrika dan Papua Nugini, di mana tumor ini ditemukan, bisa memiliki manfaat ganda. EBV tersebut mungkin juga memiliki dampak kausal pada limfoma non-Hodgkin dan kanker nasofaring. Sarkoma Kaposi mungkin ditularkan melalui jalur seksual seperti yang ditunjukkan oleh jumlah orang yang terinfeksi virus (HIV) melalui transmisi seksual, dibandingkan dengan mereka yang terinfeksi dari transmisi darah, di mana dalam hal ini tumor jarang terjadi. Cacing trematoda Schistosoma haematobium dan Opisthorcerchis sinensis masing-masing merupakan faktor penyebab kanker kandung kemih dan karsinoma cholangio. Akibatnya, pengendalian mereka sebagai penyakit menular juga akan mengurangi kejadian kanker. Helicobacter pylori, organisme yang tumbuh subur di sekresi lambung, mungkin merupakan faktor penyebab kanker lambung. Kanker yang paling umum dengan penyebab yang mudah menular adalah kanker leher rahim, yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus. Pencegahan infeksi ini dengan vaksinasi, yang sekarang masih dalam masa uji coba. Vaksinasi menawarkan harapan terbesar untuk mengurangi penyebab penting kematian perempuan ini. Hal lain yang menarik adalah kemungkinan bahwa ateroma memiliki penyebab infeksi atau asosiasi. Dengan arteriosklerosis yang sebagian besar bertanggung jawab untuk penyakit jantung koroner (PJK) dan pembunuh utama di negara-negara Barat, kemungkinan untuk mencegah sebuah infeksi kausal agen menjadi sangat menarik. Chlamydia pneumoniae ditemukan dalam lesi ateroma, tetapi tidak pada arteri normal, sedangkan virus sitomegalo mampu menginfeksi sel-sel otot polos arteri dinding. Hubungan H. pylori dan PJK sekarang tampaknya tidak mungkin, tetapi virus herpes 1 bisa merangsang respon sel endotel. Penyebabnya mungkin akan ditemukan dalam bentuk multi-faktorial, tetapi mungkin dalam perjalanan waktu, hampir semua penyakit akan ditunjukkan memiliki faktor mudah menular pada penyebabnya. Bahkan pada kecelakaan di jalan, di mana tampaknya tidak penting untuk mencari predisposisi penyebab seperti pada penyakit menular, mungkin dibuat lebih mungkin untuk terjadi karena infeksi toksoplasmosis. Kunci untuk setiap penyakit menular adalah memikirkan faktor agen, transmisi, pejamu dan

lingkungan. Perlu ada agen penyebab, yang membutuhkan sarana transmisi dari satu pejamu ke pejamu yang lain, tetapi hasil infeksi juga akan dipengaruhi oleh lingkungan di mana penyakit tersebut menular.

Sumber: Chandra, Budiman. 2009. Ilmu Kedokteran Pencegahan & Komunitas. Jakarta: EGC. Hinman, Alan R. 2002. Communicable Disease Control. The Gale Group Inc., Macmillan Reference USA. http://www.healthline.com/galecontent/communicable-disease-control [diakses pada 9 Februari 2012]. Waithaka, Peter. 2007. Communicable Disease Course. Nairobi: The African Medical Research and Foundation (AMREF). Webber, Roger. 2005. Communicable Disease Epidemiology and Control: A Global Perspective. London: CABI Publishing.

You might also like