You are on page 1of 19

BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Keadaan ruangan Sebelum percobaan Sesudah percobaan

P (cm) Hg 74,7 74,7

T( ) 30 31

C(%) 65% 66%

A . Data pengamatan Tabel I Jenis lensa L S1 S 1 Cembung ++ 100 11 8 9 1,4 3,8 78 22 1,4 H1 H1 8,2 89 S2 S2 H 11 2 1, 4 1, 4 0,3 H2 0,2 5,8 6 2,7 1 0,1 4 0,7 1 17,1 6 17,1 6 9,79 9,79 M1 M2 F1 F2

Cembung + 100 22 7 8

M=

f=

Tabel II Jenis lensa S(cm) S1 (cm) H (cm) Cekung ( ) 32,5 18 1,4 6,7 H (cm) e (cm) 14,53 F (cm) 11,58

e=

L = s+s

Tabel III Warna S (cm) Merah biru 10,5 12 S (cm) 60,8 59,7 L (cm) 71,3 71,7 F (cm) 8,95 9,99 50,31 47,70 e (cm)

Tabel IV Posisi S (cm) Vertikal horizontal 18,5 20,5 S (cm) 52,5 51 L (cm) 71 71,5 F (cm) 13,6 14,62 34,33 30,51 e (cm)

Tabel V Lensa bersusun (++)( - ) S (cm) 16,5 S (cm) 55 L (cm) 71,5 F (cm) 38,51 12,69 e (cm)

B. perhitungan

Tabel I lensa cembung (++) m1 = m2 = -> = 5,86 = 0,14 f1 = f2= = 9,79 = 9,79

lensa cembung ( +) m1 = m1 = -> -> = 2,71 = 0,71 f1 = f1 = = 17,16

Tabel II Lensa cekung L = s+s = 32,5 + 18 = 50,5 = = = 14,53 e= = = 11,58 f=

Tabel III

Aberasi kromatik 1. Merah f= = 8,95 2. Biru f= = 9,99

e= = = 50,31

e= = = 47,70

Tabel IV

Astigmatisme 1. Vertikal L = s+s = 18,5 + 52,5 = 71 f= = 13,6

e= = = 34,33

2. Horizontal L = s+s = 20,5 + 51 = 71,5 f= = 14,62

e= = = 30,51 Tabel V L = s+s = 16,5 + 55 = 71,5 e= = = 38,51 f= = 12,69

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I SIFAT LENSA DAN CACAT BAYANGAN

Disusun oleh:

-. Rio mairsya -.Jefry restu sugiarto

0661 11 048 0661 11 058

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

DAFTAR ISI

Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ A. Tujuan percobaan ........................................................................... B. Dasar teori ...................................................................................... BAB II ALAT DAN BAHAN ......................................................................... Alat dan Bahan ................................................................................................. BAB III METODE PERCOBAAN ................................................................. BAB IV DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN ............................ A. Data Pengamatan............................................................................ B. Perhitungan..................................................................................... BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. BAB VI KESIMPULAN . Daftar pustaka .................................................................................................. Lampiran .

BAB I PENDAHULUAN

A. Tujuan Percobaan Mengenal dandan memahami sifat sifat pembiasan cahaya pada lensa Menentukan jarak fokus lensa Mengamati cacat bayangan (aberasi) dan penyebabnya Mengurangi terjadinya cacat-cacat bayangan

B. Dasar Teori Lensa merupakan suatu benda bening yang dibatasi oleh dua permukaan bidang lengkung atau salah satunya datar. Pembagian lensa berdasarkan banyaknya penyusupan yaitu: a) Lensa tunggal dengan dua permukaan pembiasan. b) Lensa gabungan dengan permukaan pembiasan lebih. Berdasarkan jenisnya, lensa terbagi atas:

1. Lensa cembung (lensa + atau konveks) Lensa cembung adalah lensa konvergen yang bersifat mengumpulkan sinar. Selain itu, lensa cembung juga merupakan lensa + karena dapat mengumpulkan bayangan yang bisa ditangkap layar dan nyata. Kombinasi lensa cembung yaitu: bikonveks (cembung-cembung) dan plankonveks (cekung cembung). Sinar-sinar utama pada lensa cembung adalah sbb : a) Sinar datang sejajar pada sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F1. b) Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama.

c) Sinar datang melalui titik pusat oktik O diteruskan tanpa membias. Bayangan yang dibentuk adalah: nyata, terbalik, dan diperbesar. 2. Lensa cekung (lensa atau konkaf) Lensa cekung disebut juga sebagai lensa divergen yang bersifat menyebarkan sinar. Selain itu, lensa cekung juga merupakan lensa -, karena tidak dapat membentuk bayangan yang bisa ditangkap layar dan memiliki harga fokus negatif. Kombinasi lensa cekung yaitu: bikonkav (cekung-cekung), plankonkav (datar cekung), dan konvek konkav (cembung cekung).

Sinar-sinar utama pada lensa cekung:

a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus aktif F1. b) Sinar datang seolah-olah menuju ketitik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama. c) Sinar datang melalui pusat optik O diteruskan tanpa membias. Bayangan yang dibentuk adalah: maya, tegak, dan diperkecil.

A. Menentukan jarak fokus f lensa positif (konvergen).


+ Lensa S F S L F Layar

Sebuah benda O diletakkan sebelah kiri lensa positif dan bayangan O` yang terbentuk disebelah kanan lensa dapat diamati pada sebuah layar. Jika m pembesaran bayangan

(perbandingan panjang O` dan O), dan L jarak antara benda dan bayangan (layar) maka jarak fokus lensa f dapat ditentukan dari persamaan:

mL (1 m) 2

Jarak fokus f juga ditentukasn dengan persamaan :


f S' 1 m

Jika S` jarak bayangan (layar) terhadap lensa, dan m perbesaran bayangan.


+ I F e L II 0 + Layar

Sebuah benda O diletakkan pada jarak L dari layar (L tetap) kemudian lensa positif yang akan ditentukan jarak fokusnya digeser-geserkan antara benda O dan layar, sehingga diperoleh kedudukan ( I dan II ) dimana lensa pada masing masing kedudukan tersebut dapat memberikan bayangan yang jelas dari benda O pada layar (O). Bayangan yang satu diperbesar dan yang lain diperkecil. Jika e = jarak antara dua kedudukan lensa yang dapat memberikan

bayangan yang jelas pada layar, maka jarak fokus f dari lensa menurut Bessel dapat ditentukan dengan rumus:
L2 e 2 f 4L

dimana, f = jarak titik fokus lensa. L = jarak benda ke layar. E = jarak dua lensa. o+i=L o = L-i o1 + i1 = L o1= L-i1 i-i1 = e i =e + i1

Pada kedudukan lensa I 1/f1 = 1/o + 1/i -------- 1/f = (o + I) / oi 1/f = p / (p-1)i.(1) Pada kedudukan lensa II 1/f1 = 1/o1 + 1/i1 -------- 1/f1 = o1 + i1/ o1 x i1 1/f = p/(p-i1)i1.(2)

B. Menentukan jarak fokus lensa negatif (divergen).


+ F + 0 + Layar

+ S +

Layar

0 +

Jarak fokus lensa negatif dapat dapat ditentukan dengan persamaan

S .S ' S S'

(1-4)

Lensa negatif tidak memberikan gambar pada layar karena memberikan gambar secara tidak ril untuk sebuah benda sejati,untuk mengatasinya kita letakkan lensa positif pada lensa negatif yang jarak fokusnya sudah diketahuji. Penentuan titik api kedua lensa dapat diketahui besarnya titik api lensa negatif,

C. Jarak fokus lensa bersusun. Jika dua lensa tipis dengan jarak fokus masing-masing f1 dan f2 digabungkan (dirapatkan) akan diperoleh satu lensa bersusun yang jarak fokusnya f dapat ditentukan dengan persamaan:

1 1 1 f f1 f 2

D. Cacat Bayangan Rumus rumus persamaan lensa yang telah diberikan di atas diturunkan dengan syarat hanya berlaku untuk sinar paraksial , jika syarat tersebut tidak dipenuhi, maka akan terjadi cacat cacat bayangan (aberasi).

BAB II ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan

1. Lensa positif kuat (tanda ++) 2. Lensa positif lemah (tanda +) 3. Lensa negatif ( tanda - ) 4. Benda yang berupa anak panah 5. Lampu pijar untuk benda 6. Layar untuk menangkap bayangan 7. Diafragma 8. Bangku optik 9. Kabel kabel penghubung dan sumber tegangan listrik

BAB III METODE PERCOBAAN

1) Menentukan jarak fokus lensa 1. Mengukur tinggi (panjang) anak panah yang dipergunakan sebagai benda. 2. Menyusun sistem optik berurutan sebagai berikut: benda dengan lampu dibelakangnya. Lensa positif lemah ( tanda +) Layar.

3. Mengambil jarak ke layar lebih besar dari 1 m. 4. Mengukur dan mencatat jarak benda ke layar. 5. Menggeser-geserkan lensa hingga didapat bayangan yang jelas pada layar. 6. Mencatat kedudukan lensa dan ukur tinggi bayangan pada layar. 7. Menggeserkan lagi kedudukan lensa sehingga didapat bayangan jelas yang lain. (jarak benda ke layar jangan diubah ). 8. Mengulangi kembali percobaan no. 3 s/d 7 beberapa kali (ditentukan asisten) dengan harga L yang berlainan. 9. Mengulangi percobaan no. 2 s\d 8 untuk lensa positif kuat ( tanda ++). 10. Membuat bayangan yang jelas dari benda O pada layar dengan pertolongan lensa positif untuk menentukan jarak lensa negatif f. 11. Kemudian meletakkan lensa negatif antara lensa positif dan layar ,Mengukur jarak lensa negatif ke layar (S) 12. Menggeserkan layar sehingga terbentuk bayangan yang jelas pada layar .Mengukur jarak lensa negatif ke layar (S) 13. Mengulangi percobaan 10 s/d 12 beberapa kali 14. Merapatkan lensa positif kuat (++) dan lensa positif lemah (+) serapat mungkin untuk menentukan jarak fokus lensa bersusun 15. Menggunakan cara Bessel untuk menentukan jarak fokus lensa tersebut

B. Mengamati cacat bayangan 16. Mengggunakan lensa positif kuat dan lampu pijar sebagai benda untuk mengamati aberasi khromatik. 17. Menggeser- geserkan layar ,maka anda dapat mengamati bahwa suatu kedudukan akan terdapat bayangan dengan tepi merah dan pada kedudukan lain bayangan dengan tepi biru . 18. Mencatat masing-masing kedudukan lensa yang memberikan bayangan dgn tepi berbeda warna. 19. Memasang diafragma pada lampu pijar.Mengulangi percobaan 17 dan 18 20. Mengulangi percobaan 14 dengan menggunakan diagfragma yang berlainan 21. Meletakan lensa miring terhadap sumbu sistem benda dan layar, meletakan kaca baur di depan lampu untuk mengamati astigmatisme. 22. Menggeser-geserkan layar dan amati bayangan dari benda. 23. Kemudian meletakan diafragma di depan benda, dan menggeser-geser lagi layar, mencatat perubahan apa yg terjadi pada bayangan dari benda.

BAB V PEMBAHASAN Sebuah benda O diletakkan sebelah kiri lensa positif dan bayangan O` yang terbentuk disebelah kanan lensa dapat diamati pada sebuah layar. Jika m pembesaran bayangan (perbandingan panjang O` dan O), dan L jarak antara benda dan bayangan (layar) maka jarak fokus lensa f dapat ditentukan dari persamaan:
f mL (1 m) 2

Jarak fokus f juga ditentukasn dengan persamaan : f

S' 1 m

Jika S` jarak bayangan (layar) terhadap lensa, dan m perbesaran bayangan.


+ I F e L II 0 + Layar

Sebuah benda O diletakkan pada jarak L dari layar (L tetap) kemudian lensa positif yang akan ditentukan jarak fokusnya digeser-geserkan antara benda O dan layar, sehingga diperoleh kedudukan ( I dan II ) dimana lensa pada masing masing kedudukan tersebut dapat memberikan bayangan yang jelas dari benda O pada layar (O). Bayangan yang satu diperbesar dan yang lain diperkecil. Jika e = jarak antara dua kedudukan lensa yang dapat memberikan bayangan yang jelas pada layar, maka jarak fokus f dari lensa menurut Bessel dapat ditentukan dengan rumus:
f L2 e 2 4L

BAB V KESIMPULAN 1. perhitungan menggunakan metode Bessel diperoleh nilai fokus lensa positif (+) dan nilai fokus lensa positif kuat (++) yang berbeda-beda. 2. Nilai fokus antara lensa cembung dan cekung jauh berbeda 3. Titik kesulitan menentukan aberasi kromatik sangat tinggi 4. Lensa tunggal dengan dua permukaan pembiasan. 5. Lensa gabungan dengan permukaan pembiasan lebih

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/36168447/Lap-Akhir-Sifat-Lensa-Dan-Cacat-Bayangan-D-1 di akses pada tanggal 11 desember pukul 12.30 http://geo-facts.blogspot.com/2008/11/percobaan-v-d-1-sifat-lensa-dan-cacat.html di akses pada tanggal 13 desember pukul 20.45
Gabrielle, J.F. Fisika Kedokteran . Jakarta : Erlangga.

You might also like