You are on page 1of 23

RANCANGAN UNDANG-UNDANG KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG : PEMILIHAN UMUM UNIVERSITAS

JENDERAL ACHMAD YANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

MENIMBANG : a. Bahwa diperlukan ketentuan yang mengatur tentang Pemiluhan Umum di lingkungan Universitas Jenderal Achmad Yani. b. Bahwa Pemillihan Umum memerlukan suatu ketentuan yang wajib diberlakukan untuk mengatur pelaksanaan pemilihan.

MENGINGAT : Undang Undang Dasar Keluarga Mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani Dengan Persetujuan Bersama, DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI dan BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

MEMUTUSKAN :

MENETAPKAN : UNDANG-UNDANG PEMILIHAN UMUM UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PEMILIHAN UMUM KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan : 1 Pemilihan umum mahasiswa Universitas Jendral Achmad Yani adalah sarana pelaksanaan demokrasi dalam Keluarga Mahasiswa Universitas Jendral Achmad Yani. 2 Keluarga Mahasiswa Universitas Jendral Achmad Yani selanjutnya disingkat KM UNJANI. 3 Dewan Perwakilan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Jendral Achmad Yani dan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Jendral Achmad Yani secara berurutan selanjutnya disingkat DPM KM UNJANI dan BEM KM UNJANI. 4 Pemilihan Umum Keluarga Mahasiswa Universitas Jendral Achmad Yani selanjutnya disebut Pemilu KM UNJANI. 5 Panitia pengawas pemilu Keluarga Mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani selanjutnya disingkat Panwaslu KM UNJANI. 6 Komisi Pelaksana Pemilihan Umum Keluarga Mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani selanjutnya disingkat KPPU KM UNJANI. 7 Panitia Pemilihan Umum Keluarga Mahasiswa Universitas Jenderal Achmad Yani adalah PPU KM UNJANI. 8 Kampanye kandidat pemilu KM UNJANI adalah serangkaian kegiatan kandidat pemilu untuk mensosialisasikan program-programnya. 9 Tempat Pemungutan Suara merupakan tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan suara yang selanjutnya disingkat TPS. 10 Pemilih adalah seluruh KM UNJANI yang masih aktif kuliah. BAB II ASAS, TEMPAT, MEKANISME PELAKSANAAN dan PESERTA PEMILU KM UNJANI

Pasal 2 Asas Pelaksanaan Pemilu KM UNJANI Pemilu KM UNJANI diselenggarakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pasal 3 Tempat Pelaksanaan Pemilu KM UNJANI 1. Pemilu KM UNJANI dilaksanakan serentak setiap akhir periode kepengurusan BEM KM UNJANI di lingkungan kampus UNJANI. 2. Pemilu KM UNJANI dilaksanakan kampus di Cimahi dan Bandung. Pasal 4 Mekanisme Pelaksanaan Pemilu KM UNJANI 1. Pemilu KM UNJANI dilaksanakan untuk memilih kandidat calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. 2. Pemilu KM UNJANI diselenggarakan oleh PPU KM UNJANI dan diawasi oleh Panwaslu. 3. Tahapan Pelaksanaan Pemilu KM UNJANI meliputi : a. Pendataan peserta Pemilu KM UNJANI. b. Penetapan kandidat calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. c. Masa kampanye. d. Masa tenang. e. Pendaftaran peserta Pemilu KM UNJANI. f. Pemungutan dan penghitungan suara Pemilu KM UNJANI. g. Penetapan hasil Pemilu KM UNJANI. Pasal 5 Peserta Pemilu adalah Mahasiswa aktif UNJANI yang dibuktikan dengan Kartu Pemilu. BAB III KOMISI PELAKSANA PEMILIHAN UMUM Pasal 6 KRITERIA ANGGOTA KPPU 1. 2. 3. 4. 5. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sehat jasmani dan rohani. Mahasiswa UNJANI yang aktif dan terdaftar. Mempunyai integritas yang kuat, jujur, dan adil. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya Pemilu, tegaknya demokrasi, dan keadilan. 6. Bersedia bekerja sepenuh waktu.

Pasal 7 PEMBENTUKAN KPPU 1. Pemilu diselenggarakan oleh KPPU yang bersifat netral. 2. Anggota KPPU terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota, dibantu seorang wakil ketua merangkap anggota dan para anggota. 3. Anggota KPPU ditetapkan dalam sidang DPM KM UNJANI yang diadakan khusus untuk itu dan bersifat terbuka. 4. Anggota KPPU diambil dari perwakilan Himpunan, BEM KMF, dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang aktif sebanyak 2 orang. 5. Ketua dan wakil ketua KPPU dipilih dari dan oleh anggota KPPU, serta setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Pasal 8 KEANGGOTAAN KPPU 1. Untuk menjaga kemandirian, integritas, dan kredibilitas, KPPU menyusun kode etik yang bersifat mengikat serta wajib dipatuhi oleh seluruh anggota KPPU. 2. Masa keanggotaan KPPU berakhir setelah menyerahkan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan pemilu kepada DPM KM UNJANI. 3. Laporan seperti yang dimaksud pada ayat 2 diatas selambat-lambatnya diserahkan 1 (satu) bulan setelah berakhirnya pemilu. 4. Anggota KPPU berhenti antar waktu karena : a. Meninggal dunia. b. Mengundurkan diri. c. Melanggar segala ketentuan yang terdapat pada Undang-Undang Pemilu KM UNJANI. d. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 8. 5. Pemberhentian anggota sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dilakukan oleh ketua KPPU atas sepengetahuan Ketua DPM KM UNJANI. Pasal 9 TUGAS dan WEWENANG KPPU Tugas dan wewenang KPPU : a. Merencanakan penyelenggaraan Pemilihan Umum. b. Menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan Pemilihan Umum. c. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan Pemilihan Umum berdasarkan peraturan yang berlaku. d. Menetapkan bakal calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. e. Menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye dan pemungutan suara. f. Menetapkan hasil Pemilu dan mengumumkan Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI terpilih. g. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan Pemilihan Umum. h. Melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur dalam Undang-Undang Pemilu. Pasal 10

KEWAJIBAN KPPU KPPU berkewajiban : a. Memperlakukan peserta Pemilu secara adil dan setara, guna menyukseskan Pemilihan Umum. b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu berdasarkan peraturan perundang-undangan . c. Menyampaikan informasi kegiatan Pemilu kepada seluruh Mahasiswa UNJANI. d. Melaporkan hasil penyelenggaraan Pemilu kepada DPM. e. Mempertanggung jawabkan penggunan anggaran yang diterima dari dana kemahasiswaan yang diambil dari kas khusus KPPU. f. Melaksanakan kewajiban lain yang diatur Undang-Undang Pemilu. Pasal 11 PENDANAAN KPPU Keuangan KPPU bersumber dari Dana Kemahasiswaan yang diambil dari uang kas khusus untuk KPPU. BAB IV PANITIA PEMILIHAN UMUM Pasal 12 KRITERIA dan PEMBENTUKAN PPU 1. 2. 3. 4. Mahasiswa UNJANI yang aktif dan terdaftar. Terdaftar sebagai pemilih. PPU berkedudukan disetiap fakultas. PPU dibentuk oleh KPPU. Pasal 13 TUGAS dan WEWENANG PPU 1. Tugas dan wewenang PPU adalah : a. Melakukan pendataan pemilih. b. Menyampaikan data pemilih kepada KPPU. c. Melakukan rekapitulasi hasil perhitungan suara dari seluruh TPS. d. Membuat berita acara pemungutan serta perhitungan suara untuk disampaikan kepada KPPU. e. Uraian tugas dan tata cara kerja PPU lebih lanjut ditetapkan oleh KPPU selama tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Pasal 14 KEWAJIBAN PPU

Kewajiban PPU ialah membantu tugas KPPU. BAB IV PENYELENGGARAAN PEMILU Bagian pertama PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN BEM KM UNJANI Pasal 15 TATA CARA PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1. Jenis, bentuk, dan ukuran formulir untuk keperluan pencalonan Presiden dan/atau Wakil Presiden BEM KM UNJANI ditetapkan dengan keputusan KPPU. 2. Setiap Himpunan, BEM KMF, dan UKM yang mengajukan calon Presiden atau Wakil Presiden BEM KM UNJANI wajib meyerahkan : a. Formulir pendaftaran calon Presiden atau Wakil Presiden BEM KM UNJANI. b. Daftar riwayat hidup dari pendaftar. 3. Perseorangan yang mencalonkan diri sebagai calon Presiden atau Wakil Presiden BEM KM UNJANI wajib meyerahkan : a. Formulir pendaftaran calon Presiden atau Wakil Presiden BEM KM UNJANI. b. Daftar riwayat hidup dari pendaftar. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan jadwal waktu pencalonan Presiden dan/atau Wakil Presiden BEM KM UNJANI ditetapkan dengan keputusan KPPU. Pasal 16 KRITERIA PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1. Calon Presiden atau Wakil Presiden BEM KM UNJANI harus memenuhi syarat : a. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. b. Mahasiswa UNJANI yang aktif dan terdaftar. c. Bersedia melepaskan jabatan sebagai pengurus dari organisasi apapun dan dimanapun, jika terpilih. d. Aktif sebagai anggota Himpunan, BEM KMF, atau UKM yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang bersangkutan. 2. Nama calon yang telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 ditetapkan dalam rapat terbuka KPPU sebagai Bakal Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. 3. Nama Bakal Calon yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diumumkan dan dipublikasikan kepada seluruh mahasiswa aktif UNJANI. Bagian kedua UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN Pasal 17 TATA CARA UJI KELAYAKAN DAN KEPATUTAN

1. Uji kelayakan dan kepatutan secara tertutup : a. Uji kelayakan dan kepatutan di fasilitasi oleh KPPU. b. Uji kelayakan dan kepatutan ditunjukan sebagai seleksi awal sebelum ditetapkan sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. c. Pada uji kelayakan dan kepatutan setiap Ketua Himpunan Mahasiswa dan Presiden BEM KMF di lingkungan KM UNJANI, Ketua UKM yang aktif menurut undangundang keorganisasian mahasiswa, Presiden BEM KM UNJANI, Ketua DPM KM UNJANI dan Pimpinan MPM memiliki hak suara dan hak bicara. d. Tata cara penilaian dalam uji kelayakan dan kepatutan diputuskan bersama oleh mereka yang memiliki hak suara dengan memperhatikan rekomendasi yang diberikan oleh KPPU. 2. Uji kelayakan dan kepatutan secara terbuka : a. Uji kelayakan dan kepatutan di fasilitasi oleh KPPU. b. Uji kelayakan dan kepatutan ditunjukan sebagai seleksi awal sebelum ditetapkan sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. c. Pada uji kelayakan dan kepatutan setiap Keluarga Mahasiswa memiliki hak suara dan hak bicara. e. Tata cara penilaian dalam uji kelayakan dan kepatutan diputuskan bersama oleh mereka yang memiliki hak suara dengan memperhatikan rekomendasi yang diberikan oleh KPPU. Bagian ketiga KAMPANYE Pasal 18 TATA CARA KAMPANYE 1. Dalam penyelenggaraan Pemilu, dapat diadakan kampanye Pemilu yang dilakukan oleh pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI dan/atau yang difasilitasi oleh KPPU. 2. Keluarga Mahasiswa UNJANI mempunyai kebebasan menghadiri kampanye pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden mana saja tanpa ada paksaan dan ancaman dari siapapun. 3. Kegiatan kampanye dilakukan oleh pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden dan berakhir 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara. 4. Materi kampanye Pemilu berisi program pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI jika terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. 5. Penyampaian materi kampanye Pemilu dilakukan dengan cara yang sopan, tertib, dan bersifat edukatif. 6. Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPPU. 7. Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui : a. Pertemuan terbatas. b. Tatap muka. c. Penyebaran melalui pamflet atau diflet. d. Penyiaran melalui radio kampus. e. Penyebaran bahan kampanye kepada mahasiswa UNJANI. f. Pemasangan alat peraga di tempat umum.

g. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan Undang-Undang Pemilu. Pasal 19 ATURAN KAMPANYE 1. Setiap pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan melakukan kampanye dengan cara pertemuan terbatas, harus mengikuti waktu dan jadwal kampanye yang telah ditetapkan oleh KPPU. 2. Media elektronik kampus harus memberikan kesempatan yang sama kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI untuk menyampaikan tema dan materi kampanye Pemilu. 3. Media elektronik kampus harus memberikan kesempatan yang sama kepada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI untuk memasang iklan Pemilu dalam rangka kampanye. 4. Pemasangan alat peraga kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud pada pasal 29 huruf f oleh pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika, estetika, kebersihan, dan keindahan kampus. 5. Alat peraga dan atribut kampanye lainnya harus sudah dibersihkan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari pemungutan suara. 6. Dalam kampanye Pemilu dilarang : a. Mempersoalkan AD/ART KM UNJANI. b. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, fakultas, calon dan atau peserta Pemilu lain. c. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan ataupun antar kelmpok mahasiswa. d. Mengganggu ketertiban umum. e. Merusak dan atau menghilangkan alat peraga/atribut kampanye pasangan caoln Presiden dan Wakil Presiden yang lain. f. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota mahasiswa, dan atau peserta Pemilu lainnya. g. Meyebar berita atau isu yang bisa merugika peserta Pemilu lainnya. h. Menggunakan tempat ibadah sebagai lokasi kampanye. i. Mengumpulkan masa untuk kampanye diluar waktu yang telah ditentukan oleh KPPU. j. Menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih. Pasal 20 SANKSI PELANGGARAN ATURAN KAMPANYE 1. Pelanggaran atas ketentuan mengenai pelaksanaan kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 5 dan pasal 19 ayat 6 huruf a, b, c, d, dan e yang merupakan pelanggaran tata cara kampanye dikenai sanksi : a. Peringatan tertulis apabila peserta kampanye Pemilu melanggar larangan walaupun belum terjadi ganguan. b. Penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau diseluruh tempat pemilihan yang bersangkutan apabila terjadi gangguan terhadap keamanan yang berpotensi menyebar ke daerah pemilihan lain.

2. Pelanggaran atas ketentuan mengenai pelaksanaan kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat 6 huruf e, f, g, h, i, dan j yang merupakan pelanggaran tata cara kampanye dikenai sanksi berupa pencoretan sebagai calon Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI. 3. Tata cara pengenaan saksi terhadap pelanggaran kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat 1 ditetapkan oleh KPPU. 4. Tata cara pembatalan calon sebagaimana pada ayat 2 ditetapkan oleh KPPU. Bagian keempat PEMUNGUTAN, PERHITUNGAN, DAN PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM Pasal 21 PEMUNGUTAN SUARA 1. Pemungutan suara Pemilu dilaksanakan secara serentak selama 1 (satu) hari. 2. Hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNJANI untuk semua daerah pemilihan ditetapkan oleh KPPU. 3. Jumlah surat suara yang disediakan disetiap daerah pemilihan adalah sama dengan jumlah pemilih terdaftar di daerah pemilihan yang bersangkutan ditambah 2,5% (dua setengah persen). 4. Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat 3 digunakan sebagai cadangan disetiap TPS. 5. Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat 4 dibuatkan berita acara. 6. Format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat 5 ditetapkan oleh KPPU. 7. Pemberian suara dilakukan dengan cara pencoblosan. 8. Ketentuan selanjutnya mengenai mekanisme pemungutan suara ditentukan oleh KPPU. Pasal 22 PERHITUNGAN SUARA 1. Perhitungan suara dilakukan di TPS. 2. Perhitungan suara dapat dilakukan melalui : a. Pembukaan kotak suara. b. Pengeluaran seluruh isi kotak suara. c. Pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan, serta d. Penghitungan setiap jenis dokumen dan peralatan. 3. Rangkaian kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dihindari oleh saksi dari pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden BEM KM UNJANI, Panwaslu dan KM UNJANI. 4. Rangkaian kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh koordinator dari tiap-tiap TPS . 5. Perhitungan suara yang dilakukan dapat dihadiri oleh saksi dari pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden BEM KM UNJANI, KPPU, Panwaslu, dan KM UNJANI. 6. Hasil perhitungan suara yang dilakukan di TPS dibuat berita acara yang ditandatangani oleh koordinator tiap-tiap TPS dan para saksi dari pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden BEM KM UNJANI.

7. PPU memberikan berita acara hasil perhitungan suara, kemudian KPPU membuat berita acara penerimaan dan melakukan rekapitulasi jumlah suara untuk setiap daerah pemilihan dapat dihadiri oleh saksi dari pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden BEM KM UNJANI, KPPU, Panwaslu, dan KM UNJANI. Pasal 23 PENETAPAN HASIL PEMILIHAN UMUM 1. Penetapan hasil Pemilu Presiden BEM KM UNJANI dilakukan secara serentak oleh KPPU. 2. Penentuan perolehan suara Presiden BEM KM UNJANI diperoleh dari urutan teratas akumulasi perolehan suara yang sah. 3. Apabila terdapat dua atau lebih calon Presiden BEM KM UNJANI yang mendapat suara sah yang sama, maka diadakan pemilihan ulang untuk calon tersebut, sehingga didapatkan satu calon yang mendapat suara sah terbanyak untuk menjadi Presiden BEM KM UNJANI. 4. Pengumuman hasil penetapan Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah pemungutan suara.

1. Pemilu KM UNJANI diselenggarakan oleh KPU yang bersifat independen. 2. KPU bertanggung jawab atas penyelenggaraan pemilu KM UNJANI. 3. Dalam melaksanakan tugasnya, KPU menyampaikan laporan dalam tahap penyelenggaraan pemilu KM UNJANI kepada Presiden BEM KM UNJANI dan DEMA FKIP UNS. 4. Dalam pelaksanaan pemilu KM UNJANI, KPU membentuk PPU. 5. Untuk mengawasi pelaksanaan pemilu KM UNJANI, KPU membentuk Panwaslu. Pasal 13 1. KPU beranggotakan KM UNJANI selain anggota DEMA yang berjumlah 12 orang, dipilih melalui uji kelayakan dan kepatutan yang diatur oleh BEM KM UNJANI dan diketahui oleh DEMA FKIP UNS. 2. Keanggotaan KPU terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, dibantu seorang wakil merangkap anggota, sekretaris merangkap anggota, bendahara merangkap anggota dan para anggota. 3. Ketua, wakil, sekretaris dan bendahara KPU dipilih dari dan oleh anggota. 4. Setiap anggota KPU mempunyai hak suara yang sama. Pasal 14 Syarat untuk menjadi anggota KPU :

1. KM UNJANI dibuktikan dengan fotokopi kartu mahasiswa. 2. Mempunyai integritas yang kuat, jujur dan adil. 3. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya pemilu KM UNJANI. 4. Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, serta sistem dan proses pelaksanaan pemilu KM UNJANI. Pasal 15 1. Setiap KM UNJANI yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 14 berhak untuk menjadi anggota KPU. 2. Setiap mahasiswa calon anggota KPU mendaftarkan diri kepada BEM KM UNJANI. 3. Calon anggota KPU diusulkan oleh BEM KM UNJANI untuk mendapatkan persetujuan DEMA FKIP UNS untuk ditetapkan sebagai anggota KPU. 4. Untuk bisa ditetapkan menjadi anggota KPU, BEM KM UNJANI mengadakan uji kelayakan dan kepatutan kepada calon anggota KPU dan kemudian disetujui oleh DEMA FKIP UNS. 5. Penetapan keanggotaan KPU dilakukan oleh BEM KM UNJANI. 6. Masa keanggotaan KPU berakhir maksimal 1 bulan setelah penyelenggaraan pemilu KM UNJANI dan dapat diperpanjang apabila dibutuhkan. Pasal 16 Tugas KPU adalah : 1. Merencanakan penyelenggaraan pemilu KM UNJANI. 2. Membentuk dan mengkoordinasikan kerja PPU dan Panwaslu. 3. Melaporkan penyelenggaraan pemilu KM UNJANI kepada BEM KM UNJANI dan DEMA FKIP UNS. 4. Menetapkan tata cara pelaksanaan pemilu KM UNJANI. 5. Menetapkan jumlah Tempat Pemungutan Suara. 6. Menetapkan waktu dan tata cara pelaksanaan kampanye. 7. Menetapkan waktu pemungutan suara. 8. Menyeleksi dan menetapkan peserta pemilu KM UNJANI. Pasal 17 Wewenang KPU adalah :

1. Meminta laporan hasil kerja dari PPU. 2. Meminta laporan hasil pengawasan Panwaslu. 3. Memberikan sanksi terhadap pelanggaran-pelanggaran dalam pemilu KM UNJANI. 4. Menetapkan hasil-hasil pemilu KM UNJANI. Pasal 18 1. Anggota KPU berhenti antarwaktu karena : a. Meninggal dunia b. Mengundurkan diri c. Melanggar sumpah/janji d. Melanggar kode etik e. Tidak lagi memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 2. Pemberhentian anggota KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Presiden BEM KM UNJANI dan atas persetujuan DEMA FKIP UNS. Pasal 19 Untuk menjaga kemandirian, integritas dan kredibilitas, KPU menyusun kode etik yang bersifat mengikat dan wajib dipatuhi oleh KPU. Pasal 20 1. Keuangan KPU bersumber dari dana FKIP UNS. 2. KPU wajib melaporkan penggunaan keuangan pemilu KM UNJANI kepada Presiden BEM KM UNJANI dan DEMA FKIP UNS. Pasal 21 1. PPU dibentuk oleh KPU untuk membantu menyelenggarakan pemilu KM UNJANI. 2. PPU bertanggung jawab kepada KPU. 3. Jumlah anggota PPU sebanyak-banyaknya 30 orang. 4. Keanggotaan PPU terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, dibantu seorang wakil merangkap anggota, sekretaris merangkap anggota, bendahara merangkap anggota dan para anggota. 5. Ketua, wakil, sekretaris dan bendahara PPU dipilih dari dan oleh anggota. 6. Setiap anggota PPU mempunyai hak suara yang sama.

Pasal 22 Syarat untuk menjadi anggota PPU : 1. KM UNJANI dibuktikan dengan fotokopi kartu mahasiswa. 2. Mempunyai integritas yang kuat, jujur dan adil. 3. Mempunyai komitmen dan dedikasi terhadap suksesnya pemilu KM UNJANI. 4. Mempunyai pengetahuan yang memadai tentang sistem kepartaian, serta sistem dan proses pelaksanaan pemilu KM UNJANI. 5. Tidak menjabat sebagai anggota KPU. Pasal 23 1. Setiap KM UNJANI yang memenuhi syarat sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 22 berhak untuk menjadi anggota PPU. 2. Setiap mahasiswa calon anggota PPU mendaftarkan diri kepada KPU. 3. Penetapan keanggotaan PPU dilakukan oleh KPU. 4. Masa keanggotaan PPU berakhir maksimal 15 hari setelah penyelenggaraan pemilu KM UNJANI dan dapat diperpanjang apabila dibutuhkan. Pasal 24 Tugas PPU adalah : 1. Melakukan segala persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemilu KM UNJANI. 2. Melaksanakan tahapan-tahapan pemilu KM UNJANI. 3. Mengumpulkan dan menghitung hasil pemungutan suara. 4. Mensosialisasikan hasil-hasil pemilu KM UNJANI. 5. Mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada KPU. BAB VI JUMLAH KURSI Pasal 25 1. Jumlah kursi anggota DEMA adalah sebanyak 30 kursi. 2. Jumlah kursi anggota DEMA FKIP UNS ditentukan sebagai berikut : a. Perwakilan partai berjumlah 18 kursi

b. Perwakilan mahasiswa utusan HMP/HMJ berjumlah 12 kursi (1 jurusan = 2 kursi) BAB VII PENCALONAN ANGGOTA DEMA FKIP UNS DAN PRESIDEN BEM KM UNJANI Pasal 26 Pencalonan anggota DEMA FKIP UNS dan Presiden BEM KM UNJANI sebagai peserta pemilu KM UNJANI dengan mendaftarkan ke KPU. Pasal 27 Syarat menjadi calon anggota DEMA FKIP UNS adalah : 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Sehat jasmani dan rohani 3. KM UNJANI dibuktikan dengan fotokopi kartu mahasiswa 4. Mencalonkan diri atau dicalonkan oleh salah satu partai atau utusan HMP/HMJ 5. Tidak rawan drop out, dibuktikan dengan fotokopi KHS semester terakhir. Pasal 28 Syarat menjadi calon Presiden BEM KM UNJANI adalah : 1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Sehat jasmani dan rohani 3. KM UNJANI dibuktikan dengan fotokopi kartu mahasiswa 4. Dicalonkan oleh partai atau mencalonkan diri secara independen 5. Tidak rawan drop out, dibuktikan dengan fotokopi KHS 2 semester terakhir. BAB VIII KAMPANYE Pasal 29 1. Dalam penyelenggaraan pemilu KM UNJANI, dapat diadakan kampanye pemilu KM UNJANI yang dilakukan oleh peserta pemilu KM UNJANI 2. Dalam kampanye pemilu KM UNJANI, mahasiswa mempunyai kebebasan untuk menghadiri kampanye 3. Materi kampanye berisi visi, misi dan program peserta pemilu FKIP UNS

4. Kampanye pemilu KM UNJANI dilakukan dengan cara edukatif 5. Kampanye dilakukan maksimal 7 hari dan berakhir 2 hari sebelum pemungutan suara 6. Pedoman dan jadwal pelaksanaan kampanye ditetapkan oleh KPU dengan memperhatikan usul dari peserta pemilu KM UNJANI Pasal 30 Kampanye pemilu KM UNJANI dapat dilakukan dengan cara : 1. Pertemuan terbatas; 2. Tatap muka; 3. Penyebaran media cetak dan atau media elektronik; 4. Penyebaran jeniskampanye kepada umum; 5. Pemasangan peralatan di tempat umum; 6. Rapat umum; 7. Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan Pasal 31 Segala macam kegiatan kampanye dan peralatan harus sudah dibersihkan 2 hari sebelum hari pemungutan suara oleh peserta pemilu KM UNJANI BAB IX PEMUNGUTAN, PENGHITUNGAN SUARA DAN PENETAPAN HASIL PEMILU KM UNJANI Pasal 32 1. Pemungutan suara untuk pemilihan anggota DEMA FKIP UNS dan Presiden BEM KM UNJANI dilakukan secara serentak selama 1 hari 2. Dalam pemungutan suara, setiap pemilih memberikan hak pilihnya di TPS masing-masing 3. Waktu pemungutan suara bagi pemilihan anggota DEMA FKIP UNS dan Presiden BEM KM UNJANI ditetapkan oleh KPU Pasal 33 Setiap peserta pemilu KM UNJANI mengirimkan saksi dengan menyerahkan surat mandat dari peserta pemilu KM UNJANI kepada PPU Pasal 34

1. Untuk memberikan suara dalam pemilu KM UNJANI, dibuat surat suara pemilu KM UNJANI bagi anggota DEMA FKIP UNS dan Presiden BEM KM UNJANI 2. Surat suara pemilu KM UNJANI untuk anggota DEMA FKIP UNS memuat nomor, tanda gambar, nama caleg dan nama partai mahasiswa peserta pemilu KM UNJANI 3. Surat suara pemilu KM UNJANI untuk Presiden BEM KM UNJANI memuat nomor, foto dan nama calon Presiden BEM KM UNJANI 4. Jumlah, jenis, bentuk, ukuran dan warna surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan oleh KPU 5. Tambahan jumlah surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) digunakan sebagai cadangan di setiap TPS 6. Penggunaan tambahan jumlah surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dibuatkan berita acara 7. Format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan oleh KPU Pasal 35 1. Pemberian suara dilakukan di TPS pada hari pemungutan suara 2. Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu oleh PPU atau orang lain atas permintaan pemilih 3. Di sekitar TPS dipasang contoh surat suara untuk pemilihan anggota DEMA FKIP UNS dan Presiden BEM KM UNJANI 4. Tata cara pemberian dan pemungutan suara lebih lanjut diatur oleh KPU Pasal 36 1. TPS berada di tempat yang mudah dijangkau, serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil 2. Jumlah, lokasi, bentuk dan letak TPS ditetapkan oleh KPU dengan dibantu oleh PPU Pasal 37 1. Untuk keperluan pemungutan suara dalam pemilihan anggota DEMA FKIP UNS dan Presiden BEM KM UNJANI disediakan kotak suara untuk tempat surat suara yang digunakan oleh pemilih 2. Jumlah, jenis, bentuk, ukuran dan warna kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh KPU Pasal 38 1. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, PPU melakukan :

a. Pembukaan kotak suara; b. Pengeluaran seluruh isi kotak suara; c. Pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan; d. Penghitungan jumlah dokumen dan peralatan 2. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihadiri oleh saksi peserta pemilu KM UNJANI, Panwaslu dan mahasiswa FKIP. 3. Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam berita acara yang ditandatangani PPU serta dapat ditandatangani oleh saksi dan atau peserta pemilu KM UNJANI, Panwaslu dan mahasiswa FKIP di sekitar TPS Pasal 39 1. Surat suara untuk pemilihan anggota DEMA FKIP UNS dan Presiden BEM KM UNJANI dinyatakan sah apabila : a. Surat suara ditandatangani PPU; b. Terdapat coblosan pada gambar partai atau nama calon anggota DEMA FKIP UNS dan tanda coblos pada foto calon Presiden BEM KM UNJANI pada kolom yang disediakan; c. Surat suara dilengkapi cap/stempel KPU 2. Teknis pelaksanaan tentang ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut oleh KPU Pasal 40 1. Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh PPU setelah pemungutan suara berakhir 2. Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh PPU dan dapat dihadiri oleh saksi dan atau peserta Pemilu FKIP UNS, Panwaslu, dan Mahasiswa 3. Sebelum penghitungan suara dimulai, PPU menghitung: a. Jumlah pemilih yang membrikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap untuk TPS b. Jumlah surat suara yang tidak terpakai c. Jumlah surat suara yang dikembalikan karena rusak 4. Penggunaan surat suara tambahan, dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh ketua PPU serta minimal dua anggota PPU 5. Penghitungan suara dilakukan dengan cara yang memungkinkan saksi peserta Pemilu FKIP UNS, Panwaslu, dan Mahasiswa yang hadir dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara

6. Peserta Pemilu FKIP UNS dan Mahasiswa melalui saksi Peserta Pemilu FKIP UNS yang hadir dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh PPU apabila terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan perundang-undangan 7. Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi Peserta Pemilu FKIP UNS atau mahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat diterima PPU dan seketika itu juga mengadakan pembetulan 8. Segera setelah penghitungan suara di TPS, PPU membuat berita acara yang ditandatangani oleh ketua PPU dan minimal 2 anggota serta dapat ditandatangani oleh dan atau peserta Pemilu FKIP UNS. Pasal 41 1. Pelaksanaan penetapan hasil Pemilu FKIP UNS dilakukan oleh KPU 2. Pelaksanaan penetapan hasil penghitungan suara dilakukan ditempat dan keadaan yang memungkinkan semua yang hadir dapat menyaksikan penetapan hasil penghitungan suara 3. Dalam pelaksanaan penetapan hasil penghitungan suara dapat dihadiri oleh saksi dan atau peserta Pemilu FKIP UNS. 4. Segera setelah hasil penghitunga suara ditetapkan, KPU mengumumkan hasil kepada seluruh mahasiswa paling lambat 2 hari setelah penetapan hasil penghitungan suara 5. Apabila terdapat keberatan dari peserta Pemilu FKIP UNS, Panwaslu, atau KM UNJANI atas hasil Pemilu FKIP UNS, maka pengajuan keberatan tersebut dapat diajukan kepad KPU maksimal 2 hari setelah penetapan hasil Pemilu FKIP UNS. BAB X PENETAPAN PEROLEHAN KURSI DEMA FKIP UNS Pasal 42 1. Penentuan perolehan jumlah kursi anggota DEMA FKIP UNS didasarkan atas seluruh hasil penghitungan suara sah yang diperoleh peserta Pemilu FKIP UNS 2. Penentuan perolehan kursi anggota DEMA FKIP UNS yang berasal dari a. Partai Mahasiswa, didasarkan pada jumlah surat suara yang sah dibagi dengan kuota kursi proporsional (bilangan pembagi) b. Mahasiswa Utusan HMP/HMJ, didasarkan pada jumlah perolehan surat suara yang sah dibagi kuota kursi distrik. 3. Dua atau lebih Partai Mahasiswa dapat menggabungkan sisa suaranya (stambus accord) untuk mendapatkan kursi anggota DEMA FKIP UNS 4. Ketentuan penggabungan sisa surat suara disertai dengan pernyataan dari partai-partai terkait kepada KPU.

BAB XI PENETAPAN PEROLEHAN SUARA PRESIDEN BEM FKIP Pasal 43 1. Penentuan perolehan suara Presiden BEM KM UNJANI diperoleh dari urutan teratas akumulasi perolehan suara yang sah. 2. Apabila terdapat dua atau lebih calon Presiden BEM KM UNJANI yang mendapat suara sah yang sama, maka diadakan pemilihan ulang untuk calon tersebut, sehingga didapatkan satu calon yang mendapat suara sah terbanyak untuk menjadi Presiden BEM KM UNJANI. BAB XII PENGHITUNGAN DAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG Pasal 44 1. Penghitungan ulang surat suara di TPS dilakukan apabila hasil penelitian dan pemeriksaan terbukti terdapat penyimpangan sebagai berikut: a. Penghitungan suara dilkukan secara tertutup b. Saksi dan atau peserta Pemilu FKIP UNS, Panwaslu, dan KM UNJANI yang hadir tidak dapat menyaksikan proses penghitungan suara secara jelas; dan atau c. Terjadi ketiidakkonsistenan dalam penghitungan suara yang sah dan surat suara yang tidak sah 2. Segera setelah selesai dilakukan penghitungan suara di semua TPS, maka akan dilakukan rekapitulasi ulang secara keseluruhan ditingkat fakultas oleh PPU yang dapat dihadiri oleh saksi peserta Pemilu FKIP UNS, Panwaslu, dan KM UNJANI. 3. Pelaksanaan penghitungan ulang secara keseluruhan ini dilkukan ditempat dan keadaan yang memungkinkan semua dapat hadir Pasal 45 Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila: 1. Terjadi kerusuhan 2. Seorang pemilih meanggunakan hak pilih lebih dari satu kali; dan atau 3. Kejadian lain yang mengakibatkan hasil pemungutan suara tidak dapat digunakan Pasal 46 Penghitungan dan pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada pasal 44 dan pasal 45 dilaksanakan selambat-lambatnya 2 hari setelah pemungutan suara

BAB XIII PEMANTAUAN PEMILU FKIP UNS Pasal 47 1. Untuk melakukan pemantauan Pemilu FKIP UNS, dibentuk Panitia Pengawas Pemilu yang selanjutnya disebut Panwaslu. 2. Panwaslu dibentuk oleh KPU 3. Panwaslu melaporkan hasil pemantauannya kepada KPU 4. Jumlah anggota Panwaslu sebanyak-banyaknya 10 orang 5. Keanggotaan Panwaslu terdiri atas seorang ketua merangkap anggota, dibantu seorang wakil merangkap anggota, sekretaris merangkap anggota, dan anggota. 6. Ketua, wakil, dan sekretaris, dipilih dari dan oleh anggota 7. Setiap anggota Panwaslu mempunyai hak suara yang sama 8. Panwaslu wajib mematuhi segala peraturan yagng ditentukan oleh KPU dan peraturan perundang-undangan 9. Tata cara untuk menjadi anggota Panwaslu dan tata cara pemantauan Pemilu FKIP UNS ditetapkan oleh KPU Pasal 48 Tugas dan wewenang Panwaslu adalah: 1. Memantau semua tahapan penyelenggaraan Pemilu FKIP UNS 2. Mencatat dan mendokumentasikan terjadinya pelanggaran dalam Pemilu FKIP UNS 3. Meneruskan temuan dan laporan pelanggaran kepada KPU Pasal 49 1. Penetapan keanggotaan Panwaslu dilakukan oleh KPU 2. Masa keanggotaan Panwaslu berakhir maksimal 7 hari setelah penyelenggaaraan Pemilu FKIP UNS dan dapat diperpanjang apabila dibutuhkan. Pasal 50 1. KM UNJANI dapat melakukan pemantauan terhadap Pemilu FKIP UNS dengan membentuk lembaga Pemantau Pemilu FKIP UNS yang bersifat Independent 2. Tata cara pembentukan lembaga Pemantau Pemilu Independent diatur dan ditetapkan oleh KPU

3. Pemantau Independen Pemilu FKIP UNS mendafarkan diri kepada KPU . BAB XIV PELANGGARAN DAN SANKSI Pasal 51 Di dalam Pemilu FKIP UNS dilarang: 1. Menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, dan atau peserta Pemilu FKIP UNS yang lain 2. Menghasut dan mengadu domba antar perseorangan maupun antar kelompok mahasiswa 3. Mengganggu ketertiban umum 4. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaaan kekerasan kepada saesaeorang, sekelompok anggota mahasiswa, dan atau peserta Pemilu FKIP UNS yang lain 5. Merusak dan atau menghilangkan peralatan kampanye peserta Pemilu FKIP UNS yang lain 6. Merusak dan atau menghentikan kegiatan perkuliahan 7. Menjanjikan dan atau memberi uang untuk mempengaruhi pemilih Pasal 52 1. Peserta Pemilu FKIP UNS yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada pasal (51) dinyatakan batal sebagai peserta Pemilu FKIP UNS 2. Tata cara pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh KPU Pasal 53 Laporan pelanggaran Pemilu FKIP UNS yang diterima KPU dapat diajukan oleh: 1. KM UNJANI 2. Pemantau Pemilu FKIP UNS 3. Peserta Pemilu FKIP UNS Pasal 54 1. Laporan sebagaimana dimaksud pada pasal (53) disampaikan kepada KPU selambatlambatnya 2 hari sejak terjadinya pelanggaran Pemilu FKIP UNS 2. Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksut pada ayat 1 lebih lanjut diatur oleh KPU Pasal 55

1. KPU mengkaji setiap laporan pelanggaran yang diterima 2. KPU memutuskan untuk menindaklanjuti atautidak menindaklanjuti laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selambat-lambatnya dua hari setelah laporan diterima 3. Jika KPU memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk melengkapi laporannya, putusan sebagimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan selambat-lambatnya dua hari setelah laporan diterima 4. Laporan yang bersifat sengketa aka diselesaikanoleh KPU maksimal tiga hari setelah laporan diterima Pasal 56 Sanksi atas pelanggaran berupa: 1. Teguran lisan 2. Peringatan tertulis 1 3. Peringatan tertulis 2 4. Skorsing 5. Pembatalan Pasal 57 1. Sanksi sebagaimana dimaksud pada pasal (56) bisa dikenakan kepada Partai Mahasiswa peserta Pemilu FKIP UNS, Mahasiswa FKP UNS, saksi Partai Mahasiswa Peserta Pemilu FKIP UNS, Panwaslu dan juga PPU 2. Tata cara pemberian sanksi akan ditetapkan oleh KPU Pasal 58 1. Bagi Peserta Pemilu baik Parati Mahasiswa maupun perseorangan dapat mengajukan keberatan terhadap hasil penghitungan suara 2. Keberatan terhadap hasil perhitungan suara diajukan kepada KPU paling lambat 2x24 jam sejak penetapan hasil Pemilu oleh Panwaslu. 3. Pengajuan kebertan terhadap hasil penghitungan suara setelah 2x24 jam tidak diterima oleh KPU

BAB XV KETENTUAN PENUTUP Pasal 59

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Undang-undang ini akan diatur lebih lanjut dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis tentang Pemilu FKIP UNS oleh KPU 2. Undang-undang ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat ditinjau ulang Copyright : DEMA FKIP UNS Kategori : UU Pemilu Mahasiswa

You might also like