You are on page 1of 22

MODUL SARAF LBM 5 SGD

15

MODUL SARAF LBM 5 KEJANG SGD : 15


STEP 1 Kejang : Gerakan otot tonik-klonik yang involunter dikarenakan ada muatan listrik yg berlebihan di sel neuron saraf pusat. EEG : (Elektro Encephalography )Teknik untuk merekam aktifitas elektrik otak melalui tengkorak yg utuh, untuk mengetahui tanda2 gangguan fungsi otak fokal atau global

STEP 2 Bagaimana bisa terjadi kejang? Mengapa tidak disertai demam? Mengapa keluar buih setelah kejang berhenti? Mengapa dari px.neurologi tidak didapat kelainan, kelainannya berada dimana? Apakah ada hubungan kejang sekarang dengan kejang yg dahulu?

STEP 3 Bagaimana bisa terjadi kejang? Ada gangguan pd otak idiopatik, kriptogenik, asimptomatik mengubah potensi membran sel saraf otakmenghasilkan impuls yg berlebih& merangsang Ach berlebih thalamus terganggu terjadi gejala epilepsi Mengapa keluar buih setelah kejang berhenti? Kejang(aktifitas motorik)hiperaktivasigg,saraf otonomhipersalivasi Buih karena didominasi pernafasan lewat mulut. Mengapa dari px.neurologi tidak didapat kelainan, kelainannya berada dimana? Karena ada transmisi yg terganggu, dan juga berlangsung tidak terus menerus. Apakah ada hubungan kejang sekarang dengan kejang yg dahulu? Berbeda, Dahulu kejang didapatkan demam (hiperpireksi) .

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

Apakah jika waktu kecil ada kejang demam, kemungkinan dewasanya kejang lagi? DD: EPILEPSI Syncope disritmia jantung

KEJANG
a. Definisi Gerakan otot tonik-klonik yang involunter dikarenakan ada muatan listrik yg berlebihan di sel neuron saraf pusat. b. Etiologi Trauma A. Cerebral - Kronik berulang .cth: epilepsi - Akut sesaat .cth: Hiponatremi, infeksi B. Non cerebral Cth: tetanus , demam c. Faktor Resiko Anak2 usia 4 bulan - 6 tahun Orang2 dengan ambang kejang rendah d. Patogenesis (berhubungan dg neurotransmitter) EKSITATORIK glutamat, inhibitorikGABA Ketika eksitatorik meningkat, inhibitorik menurun muatan listrik tidak terkontrol Neurotransmitter terikat di presinappotensial membrancanal ion Na membuka depolarisasi ikatan aktinmiosinkontraksi otot (Jika neurotransmitter eksitatorik berlebihan , dan inhibitorik berkurang -->depolarisasi berlebihan )

e. Klasifikasi Umum - Mioklonik

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
- Atonik - Absence - Tonik-Klonik Parsial - Simple - Komplek

Secara etiologi: A. Cerebral - Kronik berulang .cth: epilepsi - Akut sesaat .cth: Hiponatremi, infeksi B. Non cerebral Cth: tetanus , demam f. Diagnosis - Aloanamnesis : RPS: Sejak kapan kejangnya Berapa kali kejang Kualitas kejangnya RPD RPK R.SosEk PF Iris tidak kelihatan Defisit neurologis cerebral Px Penunjang CT SCAN EEG Laboratorium : Darah rutin, elektrolit, Gula darah, faal hati

g. Penatalaksanaan Medikamentosa

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
Sesuai causa: - Diazepam - Fenobarbital - Karbamazepin - Lamotrigin Non medikamentosa - Menghindari pasien menggigit lidah tongue spatel, sendok h. Komplikasi Trauma i. Prognosis Jika tidak ada trauma prognosis baik.

Perbedaan Kejang epilepsi dengan kejang umum? Apa Status convulsi?

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
STEP 4:

(Normal)membran sel neuron dilewati Na+, ekcuali ClPotensial membran dari neuron Na, K, ATP harus seimbang
Jika tidak seimbang Eksitatorik >>, inhibitorik << muatan listrik tidak terkontrol Depolarisasi berlebihan

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

STEP 5: Bagaimana bisa terjadi kejang? Mengapa keluar buih setelah kejang berhenti? Mengapa dari px.neurologi tidak didapat kelainan? Apakah ada hubungan kejang sekarang dengan kejang yg dahulu?

DD: KEJANG (UMUM)

KEJANG
a. Definisi Gerakan otot tonik-klonik yang involunter dikarenakan ada muatan listrik yg berlebihan di sel neuron saraf pusat. b. Etiologi Trauma A. Cerebral - Kronik berulang .cth: epilepsi - Akut sesaat .cth: Hiponatremi, infeksi B. Non cerebral Cth: tetanus , demam c. Faktor Resiko Anak2 usia 4 bulan - 6 tahun Orang2 dengan ambang kejang rendah d. Patogenesis (berhubungan dg neurotransmitter) EKSITATORIK glutamat, inhibitorikGABA Ketika eksitatorik meningkat, inhibitorik menurun muatan listrik tidak terkontrol

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
Neurotransmitter terikat di presinappotensial membrancanal ion Na membuka depolarisasi ikatan aktinmiosinkontraksi otot (Jika neurotransmitter eksitatorik berlebihan , dan inhibitorik berkurang -->depolarisasi berlebihan )

e. Klasifikasi Umum - Mioklonik - Atonik - Absence - Tonik-Klonik Parsial - Simple - Komplek

Secara etiologi: C. Cerebral - Kronik berulang .cth: epilepsi - Akut sesaat .cth: Hiponatremi, infeksi D. Non cerebral Cth: tetanus , demam f. Diagnosis g. Penatalaksanaan Medikamentosa Sesuai causa: - Diazepam - Fenobarbital - Karbamazepin - Lamotrigin Non medikamentosa - Menghindari pasien menggigit lidah tongue spatel, sendok h. Komplikasi

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

i. Prognosis Jika tidak ada trauma prognosis baik.

Perbedaan Kejang epilepsi dengan kejang umum?

STEP 6 Belajar mandiri

STEP 7: Bagaimana bisa terjadi kejang? Ada gangguan pd otak idiopatik, kriptogenik, asimptomatik mengubah potensi membran sel saraf otakmenghasilkan impuls yg berlebih& merangsang Ach berlebih thalamus terganggu terjadi gejala epilepsi

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

Mengapa keluar buih setelah kejang berhenti? Kejang(aktifitas motorik)hiperaktivasigg,saraf otonomhipersalivasiotot spasme Buih karena didominasi pernafasan lewat mulut. Mengapa dari px.neurologi tidak didapat kelainan, kelainannya berada dimana? Karena ada transmisi ygterganggu(fungsional), dan juga berlangsung tidak terus menerus.

Apakah ada hubungan kejang sekarang dengan kejang yg dahulu? Secara umum, Kejang Demam dapat dibagi dalam dua jenis yaitu : - Simple febrile seizures (Kejang Demam Sederhana) : kejang menyeluruh yang berlangsung <15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam. - Complex febrile seizures / complex partial seizures (Kejang Demam Kompleks) :kejang fokal (hanya melibatkan salah satu bagian tubuh), berlangsung > 15 menit, dan atau berulang dalam waktu singkat (selama demam berlangsung). Ada beberapa faktor yang mempengaruhiterjadinyakejang demam berulang antara lain: - Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama - Riwayat kejang demam dalam keluarga - Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif normal - Riwayat demam yang sering - Kejang pertama adalah complex febrile seizure Jika kejang terjadi segera setelah demam atau jika suhu tubuh relatif rendah, maka besar kemungkinannyaakan terjadi kembali kejang demam. Risiko berulangnya kejang demam adalah 10% tanpa faktor risiko, 25% dengan 1 faktor risiko, 50% dengan 2 faktor risiko, dan dapat mencapai 100% dengan = 3 faktor risiko. Sebenarnya, apa sih yang terjadi dalam tubuh saat anak mengalami kejang demam? Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1 oCakanmengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10% - 15% dan kebutuhan oksigen 20%. Akibatnya terjadi perubahan keseimbangan dari membran sel otak dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion Kalium maupun ion Natrium melalui membran tadi, sehingga terjadi lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik yang cukup besar dapat meluas ke seluruh sel/membran sel di dekatnya dengan bantuan neurotransmiter, sehingga terjadi kejang. Kejang tersebut kebanyakan terjadi bersamaan dengan kenaikan suhu badanyang tinggi dan cepat yang

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, misalnya tonsilitis (peradangan pada amandel), infeksi pada telinga, dan infeksi saluran pernafasan lainnya. Kejang umumnya berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti, anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi beberapa detik/menit kemudian anak akan terbangun dan sadar kembali tanpa kelainan saraf. Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama (> 15 menit) sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kerusakan permanen dari otak. Melihat paparan kejadian dalam tubuh diatas, saya tarik benang merah gejala yang bisa anda lihat saat anak mengalami Kejang Demam antara lain : anak mengalami demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba), kejang tonik-klonik atau grand mal, pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam). Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit), lidah atau pipinya tergigit, gigi atau rahangnya terkatup rapat, inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya), gangguan pernafasan, apneu (henti nafas), dan kulitnya kebiruan. Saat anak mengalami Kejang Demam, hal hal penting yang harus kita lakukan antara lain : - Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk mencegah luka. - Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda yang keras atau tajam - Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah dapat mengalir keluar dari mulut - Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan lidahnya sendiri. - Hubungi dokter anak anda Akhirnya timbul pertanyaan bagaimana cara mencegah agar anak tidak mengalami Kejang Demam, seperti yang saya tulis diatas kejang bisa terjadi jika suhu tubuh naik atau turun dengan cepat. Pada sebagian besar kasus, kejang terjadi tanpa terduga atau tidak dapat dicegah. Dulu digunakan obat anti kejang sebagai tindakan pencegahan pada anak-anak yang sering mengalami kejang demam, tetapi hal ini sekarang sudah jarang dilakukan. Pada anak-anak yang cenderung mengalami kejang demam, pada saat mereka menderita demam bisa diberikan diazepam (baik yang melalui mulut maupun melalui rektal). Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, perjalanan penyakitnya baik dan tidak menimbulkan kematian.

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

DD: KEJANG

KEJANG (UMUM)
a. Definisi Kejang adalah suatu kondisi dimana otot tubuh berkontraksi dan relaksasi secara cepat dan berulang, oleh karena abnormalitas sementara dari aktivitas elektrik di otak, dapat karena kelainan intracranial(meningitis), ekstrakranial(Kejang demam, tetanus) atau metabolic. Nelson, 1994; Wikipedia, 2008 b. Etiologi Trauma A. Cerebral - Kronik berulang .cth: epilepsi - Akut sesaat .cth: Hiponatremi, infeksi Tumor,trauma kepala, B. Non cerebral Cth:hipoglikemia, hyperkalemia, dehidrasi, hipoksia, alkalosis, tetanus , demam c. Faktor Resiko Anak2 usia 4 bulan - 6 tahunkejang demam Orang2 dengan ambang kejang rendah Orang yg pernah mengalami trauma kepala Riwayat keluarga

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

d. Patogenesis (berhubungan dg neurotransmitter)

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel / organ otak diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah glucose,sifat proses itu adalah oxidasi dengan perantara pungsi paru-paru dan diteruskan keotak melalui system kardiovaskuler. Berdasarkan hal diatas bahwa energi otak adalah glukosa yang melalui proses oxidasi, dan dipecah menjadi karbon dioksidasi dan air. Sel dikelilingi oleh membran sel. Yang terdiri dari permukaan dalam yaitu limford dan permukaan luar yaitu tonik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui oleh ion NA + dan elektrolit lainnya, kecuali ion clorida. Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi NA+ rendah. Sedangkan didalam sel neuron terdapat keadaan sebaliknya,karena itu perbedaan jenis dan konsentrasi ion didalam dan diluar sel. Maka terdapat perbedaan membran yang disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim NA, K, ATP yang terdapat pada permukaan sel. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah dengan perubahan konsentrasi ion diruang extra selular, rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya. Perubahan dari patofisiologisnya membran sendiri karena penyakit/keturunan. Pada seorang anak sirkulasi otak mencapai 65 % dari seluruh tubuh dibanding dengan orang dewasa 15 %. Dan karena itu pada anak tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dalam waktu singkat terjadi dipusi di ion K+ maupun ion NA+ melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ini sedemikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmitter sehingga mengakibatkan terjadinya kejang. Kejang yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
gejala sisa. Tetapi kejang yang berlangsung lama lebih 15 menit biasanya disertai apnea, NA meningkat, kebutuhan O2 dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang akhirnya terjadi hipoxia dan menimbulkan terjadinya asidosis. http://askep.blogspot.com/2008/01/asuhan-keperawatan-pada-anakdengan_2591.html

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15

e. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinik serangan kejang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Grand mal Perasaan baal atau nausea, bau, visual image atau suatu kilasan ingatan. Biasanya terjadi kehilangan kesadarandan terjatuh ke lantai. Penderita mungkin sering menjerit dan sering mengalami cedera pada tubuhnya. Konvulsi kemudian terjadi, penderita berbaring kaku dan sedikit rigid selam 1-2menit. Otot mengalami kontraksi klonik yang ringan. Stadium klonik diikuti dengan gerakan kejang yang berirama, sinkron dan hebat. Control usus besar dan kandung kemih sering menghilang dan lidah tergigit. Setelah penderita benar2 pulih dari serangan kejang, sering ia menyadari adanya nyeri pada otot2. 2. Petit mal Dapat terjadi pada penderita yang mengalami serangan ringan atau abortif tanpa disertai gerakan terjatuh atau kejang pada tubuh.Hilangnya kesadaran berlangsung sebentar atau transient sehingga tersamar dalam aktivitas biasa yang tidak disadari oleh pasien atau orang lain. Trias petit mal mencakup : o Kejang myoclonus Pada ekstremitas atau otot2 dapat terjadi tanpa penurunan kesadaran yang jelas atau disertai menghilangnya kesadaran yang tipikal.Lebih sering terjadi pada pagi hari dan pada waktu akan tidur. Serangan akinetik Serangan kejang mendadak, tonus postural menghilang sebentar dan penderitanya merasa lemas sebelum menyadarinya atau pulih tepat setelah tubuh atau lutut menyentuh tanah.

o Menghilangnya kesadaran yang singkat 3. Epilepsi psikomotor Sering terjadi automatisme,gerakan2 bercorak, gerakan2 yang tampak bertujuan, percakapan yang inkoheren, gerakan menengok dan melirik yang berulang2, mengecap2, gerakan melilit danmemilin pada ekstremitas, mengaburnya kesadaran serta amnesia. 4. Epilepsi jacksonian Serangan kejang akibat iritasi fokal pada suatu bagian kortex motorik dapat terbatas pada daerah perifer yang sesuai.Kesadaran tetap ada dan serangan kejangnya dapat menyebar keseluruhkortex motorik didekatnya dan mengenai bagian2 perifer yang berdekatan.Tipe serangan epilepsy ini paling sering menyertai lesi2 organik seperti jaringan parut atau tumor pada otak. 5. Status epileptikus Terdiri atas serangkaian serangan kejang dengan masa interval yang relative singkat atau tanpa masa interval diantara serangn kejangnya. Penderita menjadi letih dan terkadang hiperthermik. 6. Epilepsia partialis continua (epilepsy kojevnokoff)

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
Khasnya kejang dapat terus terjadi (dengan interval singkat) selama jangka waktu yang panjang. Dapat terjadi serangan kejang fokal motorik atau myoclonus yang terbatas serta menetap, biasanya tidak menyebar. 7. Epilepsi reflek Serangan kejang fokal atau umum yang disertai perubahan pada EEG, dapat ditimbulkan pada sebagian penderita setelah stimulasi pada suatu somatic trigger zone. 8. Kejang demam` Terjadi pada anak, merupakan konvulsi pertama pada anak yang menderita epilepsy. 9. Spasme massif Spasme ditandai dengan kontraksi mendadak dan kuat pada sebagian besar otot tubuh yang sering menimbulkan gerakan membungkuk dan fleksi-adduksiekstremitas yang transient.Serangan dapat tunggal atau srangkaian dengan kontraksi kuat dan lama yang akan menjadi lemah dengan interval yang semakin panjang. Terjadi pada anak dengan retardasi mental dan motorik serta dapat hilang setelah usia 3 th. Neuroanatomi korelatif dan neurology fungsional, J.G.Chusid, bag 2, 1993 Faktor Presipitasi kekurangan tidur tekanan haid pengobatan alcohol; infeksi

cahaya bunyi sentuhan kurang tidur dapat mengganggu aktivitas dari sel-sel otak sehingga dapat mencetuskan serangan. stres emosional dapat meningkatkan frekuensi serangan .untuk itu penderita epilepsi perlu belajar menghadapi stres. infeksi biasanya disertai demam.demam ini yang merupakan pencetus serangan karena demam dapat mencetuskan terjadinya perubahan kimiawi dalam otak,sehingga mengaktifkan sel-sel otak yang menimbulkan serangan.

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
obat-obat tertentu beberapa obat dapat menimbulkan serangan seperti penggunaan obat-obat antidepresan trisiklik,obat tidur atau fenotiasin.menghentikan obat secara mendadak seperti barbiturat dapat mencetuskan kejang. alkohol biasanya peminum alkohol mengalami pula kurang tidur sehingga memperburuk keadaannya.penghentian minum alkohol secara mendadak dapat menimbulkan serangan perubahan hormonal pada masa haid dapat terjadi perubahan siklus hormon ,masa kehamilan dan stres,ini juga dapat mencetuskan serangan. terlalu lelah terjadi hiperventilasi,CO2 dalam darah meningkat mengakibatkan menciutnya pembuluh darah otak yang dapat mencetuskan serangan. fotosensitif ada sebagian kecil penyandang epilepsi yang sensitif terhadap kilatan sinar mis:TV dapat mencetuskan serangan

f. Diagnosis - Aloanamnesis : Kejang: Berulang/tidak Lama kejang Tipe kejang Kronologi kejangnya Ada trauma, Luka (tetanus)

Px.Penunjang: RPS: Sejak kapan kejangnya Berapa kali kejang Kualitas kejangnya RPD RPK

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
R.SosEk PF Iris tidak kelihatan Defisit neurologis cerebral Px Penunjang EEG Mencari kelainan Fungsi otak CT SCANlesi, kelainan organik LumbalPungsi CT SCAN Laboratorium : Darah rutin, elektrolit, Gula darah, faal hati

g. DD: *KEJANG DEMAM - Usia (ANAK-ANAK : 4bulan-8tahun) - tipe kejang - berulang / tidak *EPILEPSI *Tetanus - fokal infeksicari port dentry,, - tipe kejang : Klonik *MENINGITIS - LP - abses *Alkohol *Obat-obatan *GANGGUAN METABOLIK

h. Penatalaksanaan Medikamentosa

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
pemiliahan OAE didasarkan atas jenis bangkitan
OAE lini I umum sodium valproat lamotrigine topiramate carbamazepine sodium valproat lamotrigine sodium valproat topiramate OAE lini ke-2 clobazam levetiracetam oxcarbazepine OAE lain yg dipertimbangkan clonazepam phenobarbital phenytoin acetazolamide dpt OAE yg sebaiknya dihindari

Jenis bangkitan Bangkitan tonik-klonik

Bangkitan lena

clobazam topiramate clobazam topiramate lamotrigine levetiracetam piracetam clobazam topiramate levetiracetam clobazam topiramate levetiracetam clobazam Gabapentin Levetiracetam Phenytoin Tiagabine phenobarbital acetazolamide

Bangkitan mioklonik -

- Carbamazepine - Gabapentin - Oxcarbazepine - Carbamazepine - Oxcarbazepine

Bangkitan tonik

sodium valproat lamotrigine

Carbamazepine Oxcarbazepine phenytoin Carbamazepine Oxcarbazepine phenytoin

Bangkitan atonik

sodium valproat lamotrigine

phenobarbital acetazolamide

Bangkitan fokal dn g / tanpa umum sekunder -

Carbamazepine Oxcarbazepine sodium valproat topiramate lamotrigine

Clonazepam phenobarbital acetazolamide

pemilihan OAE didasarkan atas jenis sindrom epilepsi


OAE lini I sodium valproat lamotrigine OAE lini ke-2 levetiracetam topiramate OAE lain yg dipertimbangkan dpt OAE yg sebaiknya dihindari - Carbamazepine - Oxcarbazepine - Phenytoin

Sindrom epilepsi Epilepsi lena pada anak kecil (CAE) -

Epilepsi lena pada anak kecil (JAE) Epilepsi mioklonik pada anak (JME) -

sodium valproat lamotrigine sodium valproat lamotrigine

levetiracetam topiramate levetiracetam acetazolamide

- Carbamazepine - Gabapentin - Phenytoin - Carbamazepine - Oxcarbazepine - Phenytoin

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
Epilepsi umum tonik klonik sodium valproat lamotrigine Carbamazepine Topiramate Levetiracetam phenobarbital acetazolamide clobazam Clonazepam Phenytoin Oxcarbazepine acetazolamide Clonazepam phenobarbital

Epilepsi kriptogenik simtomatik

fokal - topiramate / - levetiracetam - Oxcarbazepine - sodium valproat - lamotrigine - steroid (prednisolon / ACTH)

clobazam gabapentine levetiracetam Phenytoin

Spasmus infantil

clobazam Clonazepam topiramate sodium valproat levetiracetam topiramate

Carbamazepine Oxcarbazepine

Epilepsi benigna dng gelombang paku didaerah sentrotemporal Epilepsi benigna dng gelombang paroksismal pd daerah oksipital

Carbamazepine lamotrigine Oxcarbazepine sodium valproat Carbamazepine lamotrigine Oxcarbazepine sodium valproat clobazam Clonazepam topiramate sodium valproat clobazam Clonazepam lamotrigine sodium valproat topiramate sodium valproat lamotrigine

levetiracetam topiramate

Epilepsi mioklonik berat pd bayi (SMEI) Gelombang paku yg kontinu pd stadium tidur dalam Sindrom gastaut lennox- landau

levetiracetam

phenobarbital

Carbamazepine Lamotrigine Oxcarbazepine

levetiracetam topiramate

Carbamazepine Oxcarbazepine

clobazam Clonazepam levetiracetam levetiracetam topiramate

Carbamazepine Oxcarbazepine

Sindrom kleffner

Epilepsi astatik

- sodium valproat - lamotrigine - steroid (prednisolon / ACTH) mioklonik- - clobazam Clonazepam - topiramate - sodium valproat

Carbamazepine Oxcarbazepine

lamotrigine levetiracetam

Carbamazepine Oxcarbazepine

Sumber : pedoman tatalaksana epilepsi edisi ke-2 ; Perdossi ; 2006

MODUL SARAF LBM 5 SGD


15
Non medikamentosa - Menghindari pasien menggigit lidah - Menjauhkan pasien (saat kejang) dari keadaan yg berbahaya

i. Komplikasi Trauma j. Prognosis Jika tidak ada trauma prognosis baik.

Apa Status convulsi? Keadaan aktivitas kejang yg kontinu/ intermittenyg berlangsung selama 20 menit / lebih saat pasien kehilangan kesadaranny

You might also like