You are on page 1of 3

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2011

Boks 3 PEMETAAN STRUKTUR PASAR DAN POLA DISTRIBUSI KOMODITAS STRATEGIS PENYUMBANG INFLASI DI AMBON
Inflasi pada dasarnya terbentuk dari interaksi sisi permintaan dan sisi penawaran sehingga upaya pengendalian inflasi sesungguhnya dapat dilakukan dari kedua sisi tersebut. Selama ini Bank Indonesia sudah aktif melakukan pengendalian inflasi dari sisi permintaan melalui kebijakan moneter. Namun mencermati pergerakan inflasi nasional dan daerah khususnya Ambon yang sangat dipengaruhi oleh sisi penawaran, maka pengendalian inflasi dari sisi penawaran juga penting untuk dilakukan. Harga yang diterima konsumen sangat tergantung dari harga yang ditentukan oleh produsen dan pedagang. Bila ditelusuri lebih jauh, pembentukan harga oleh produsen dan pedagang dipengaruhi oleh struktur pasar dan pola distribusi komoditas yang bersangkutan pada berbagai level pelaku usaha. Beranjak dari situ, maka perlu dilakukan pembedahan terhadap struktur pasar dan pola distribusi untuk melihat mekanisme pembentukan harga dari beberapa komoditas strategis pembentuk inflasi di Ambon. Komoditas strategis dimaksud antara lain komoditas pertanian (beras medium, bawang putih, bawang merah, kangkung, sawi hijau, cabe merah), komoditas peternakan (telur ayam ras, daging ayam ras), komoditas perikanan (ikan cakalang, ikan momar), dan komoditas industrI (gula pasir, minyak goreng, roti manis, seng, dan semen). Penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan tema Pemetaan Struktur Pasar dan Pola Distribusi Komoditas Strategis Penyumbang Inflasi di Ambon dengan responden 206 pelaku usaha pada triwulan IV-2011 menunjukkan bahwa struktur pasar pada level pedagang besar dan distributor cenderung mengarah pada pasar oligopoli, sedangkan struktur pasar pada level petani, nelayan, grosir, dan pengecer umumnya mengarah pada pasar persaingan sempurna. Dilihat dari daerah asal komoditas, ternyata untuk komoditas yang berasal dari Ambon (kangkung, sawi hijau, ikan cakalang, dan ikan momar), kompetisi yang terjadi cenderung mengarah pada pasar persaingan sempurna pada setiap level pelaku usaha. Hanya roti manis saja yang memiliki struktur pasar oligopoli pada level produsen. Di sisi lain, komoditas yang dihasilkan dari luar Ambon (beras medium, bawang putih, bawang merah, cabe merah, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, minyak goreng, seng, dan semen) memiliki struktur

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2011 pasar oligopoli pada level pedagang besar/distributor dan pasar persaingan sempurna pada pada level grosir/pengecer. Tabel Hasil Survei Pemetaan Struktur Pasar

Level/Komoditas
Pelaku Usaha Pedagang Besar dan Distributor Petani, Nelayan, Grosir dan Pengecer

Struktur Pasar

Pasar Oligopoli Pasar Persaingan Sempurna

Komoditas Asli Maluku Kangkung, Sawi Hijau, Ikan Cakalang, dan Ikan Momar Roti Manis Pasar Persaingan Sempurna Pasar Oligopoli

Komoditas dari Luar Maluku Pedagang besar/distributor Beras medium, bawang putih, bawang merah, cabe merah, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, minyak goreng, seng, dan semen Grosir/pengecer Beras medium, bawang putih, bawang merah, cabe merah, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, minyak goreng, seng, dan semen
Sumber: Hasil survei BI Ambon, 2011

Pasar Oligopoli

Pasar Persaingan Sempurna

Ketika ditanya mengenai kendala distribusi, sebagian besar pelaku usaha menyatakan bahwa cuaca buruk menjadi kendala distribusi utama. Komoditas yang tidak diproduksi di Maluku pada umumnya didatangkan dari Jawa Timur atau Sulawesi Selatan melalui kapal laut, sedangkan komoditas yang diproduksi di wilayah Maluku (Pulau Buru dan Pulau Seram) pada umumnya didatangkan melalui kapal fery. Saat cuaca memburuk dan laut tidak bersahabat untuk kegiatan pelayaran, maka arus barang menuju Ambon terhambat. Terkait dengan harga dan marjin, hasil survei membuktikan ternyata harga komoditas pertanian dan perikanan cenderung fluktuatif tergantung pada musim dan besarnya pasokan sehingga marjin komoditas pertanian dan perikanan cenderung tinggi. Sangat kontras dengan harga komoditas peternakan dan industri cenderung yang relatif stabil dengan marjin yang cenderung kecil terkait dengan kemampuan produsen peternakan dan industri menjaga kestabilan pasokan.

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Maluku Triwulan IV-2011 Mencermati pemain utama atau pihak yang memiliki kemampuan mempengaruhi harga, maka untuk komoditas yang berasal dari luar Ambon ternyata pedagang besar dan distributor memiliki kemampuan mempengaruhi harga. Pada sisi lain, untuk komoditas yang berasal dari wilayah Ambon, pihak yang mampu mempengaruhi harga adalah

pengumpul/tengkulak. Hal yang juga menarik adalah menyangkut strategi penetapan harga. Pada level pedagang besar dan grosir, strategi penetapan harga yang umum dipakai adalah biaya ditambah marjin. Sedangkan strategi penetapan harga pada level produsen dan pengecer pada umumnya mengikuti harga pasar tertinggi atau harga pesaing. Beberapa rekomendasi yang diajukan sebagai solusi untuk mengarahkan struktur pasar agar lebih kompetitif dan distribusi barang komoditas semakin lancar dengan tujuan agar harga tidak terlalu tinggi ketika sampai di tangan konsumen antara lain: Membuat pasar induk untuk komoditas pertanian sehingga petani dapat menjual langsung komoditas kepada konsumen Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi dan pelaksanaan

program terpadu Trans Maluku sebagai sarana penghubung antar pulau di wilayah Maluku sehingga arus perdagangan dapat mengalir dengan baik. Pengembangan klaster cakalang, momar, cabe merah, kangkung, sawi hijau, dan beras medium untuk meningkatkan produksi dan pasokan. Mengadakan kerjasama dengan sentra komoditas yang didatangkan dari luar Maluku seperti bawang merah, bawang putih, telur ayam, dan daging ayam. Hal ini ditujukan untuk menjamin kelancaran pasokan dan kestabilan harga perolehan. Memfasilitasi berdirinya usaha dagang terutama untuk komoditas strategis penyumbang inflasi sehingga pasar mengarah pada persaingan sempurna. Membangun sistem harga komoditas di media cetak dan elektronik lokal dengan tujuan informasi harga yang sempurna bagi seluruh pihak. Diversifikasi dan edukasi gizi pangan alternatif untuk mengurangi permintaan komoditas beras medium, ikan cakalang, dan ikan momar. Pelaksanaan rekomendasi tersebut dapat disinergikan dengan program kerja Pemerintah Daerah melalui Tim Ekonomi Maluku dalam rangka mewujudkan kestabilan harga yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

You might also like