Professional Documents
Culture Documents
PERTANIAN KONSERVASI
(PERTANIAN BERKELANJUTAN I) 3 SKS (2-1)
Team Teaching : Dr. Hj. Ika Mertikawati, Ir., MS. (Koordinator) Prof. Dr. Hj. Aisyah D. Suyono, Ir. Prof. Dr. H. E. Hidayat, Salim, Ir. Dr. Rachmat Harryanto Ir., MS. Tamyid Syammusa, Ir., MS. Nanang Komarudin, Ir., SU. Dr. Hj. Siti Mariam, Ir., MS. Dr. Rina Devnita, Ir., MS., MSc. Daud Siliwangi Saribun, Ir., MS. Ridha Hudaya, Ir., MS. Dr. Maya Damayani, Ir., MS. Santosa Yudha, SP., MSc. Fahmi Rizal, SP., MT.
Luas Wilayah Luas Daratan Luas Lautan Jumlah Pulau Panjang Pantai
: : : : :
NERACA KAWASAN LINDUNG BUDIDAYA DAN PENGGUNAAN TANAH DI INDONESIA DAN JAWA-BALI
Indonesia
Jawa Bali
No 1.
Kategori Sifat Lahan Lereng Curam -Perbukitan <500 m Sangat Tertoreh -Pegunungan <500 m Cukup Tertoreh -Pegunungan <500 m Sangat Tertoreh Tanah Dangkal Drainase Buruk Tekstur Kasar Tekstur Liat Berat Kesuburan Rendah Salinitas Sulfat Masam Gambut
Luas Lahan ( Juta Ha) Sumatera Jawa/Bali Kalimantan Sulawesi Maluku/NT Papua
Jumlah 88,18
4,43 0,81
3,58 1,25
3,99 8,05
2,60 3,34
4,05 4,50
3,14 12,28
21,79 30,24
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
NO. 1. 2.
% 8,52 13,52
3. 4.
5. 6. 7.
INCEPTISOLS ULTISOLS
OXISOLS ALFISOLS MOLLISOLS
80,721 38,669
8,140 0,553 4,721
42,27 20,25
4,26 0,28 2,47
8.
9 10. 11.
SPODOSOLS
ANDISOLS VERTISOLS LAINNYA
1,694
2,581 0,820 1,001
0,89
1,35 0,43 0,52
No. 1. 2. 3. 4.
Lahan Kering (>15%) (Juta Ha) 20,05 30,01 14,68 21,82 86,20
1.
2. 3. 4.
JAWA/BALI/MADURA
SUMATERA KALIMANTAN SULAWESI
0,21
7,78 1,32 1,97
2,47
26,30 23,29 2,11
3,52
5,21 13,26 3,43
6,20
39,29 37,87 7,51
5.
6. 7.
PAPUA
NUSA TENGGARA MALUKU J U M LAH
1,14
2,07 1,11 15,51
17,76
2,20 3,43 77,54
6,69
0,42 1,21 33,73
25,59
4,69 5,75 126,77
I. PERLADANGAN BERPINDAH
Pertanian
ekstensif dg merambah hutan. Sistem rotasi pada lahan kering berlereng. Pertanian primitif (tebang, tebas, bakar & tanam). Komoditas terbatas. Tanpa input pertanian. Tk. erosi tinggi menimbulkan lahan kritis.
Pertanian
dilakukan secara intensif pd lahan basah atau kering. Pertanian secara intensif (monokultur atau tumpangsari). Menggunakan input pertanian. Komoditas umumnya terdapat di pasaran. Tingkat erosi relatif tergantung pengelolaannya.
Pertanian
dilakukan sangat intensif pd lahan kering dg areal luas. Pengelolaan secara modern dg input pertanian tinggi. Pertanian komersial dg komoditas bernilai ekonomi tinggi. Sistem pertanian berkelanjutan dg tingkat erosi rendah.
DEFINISI
Usaha penggunaan tanah secara efisien dan efektif sesuai dengan kemampuannya agar dicapai produktivitas pertanian secara optimal dan berkelanjutan.
Mencegah kerusakan tanah akibat erosi. - Memperbaiki tanah rusak & pemulihan tanah kritis. - Meningkatkan produktivitas tanah; pemanfaatan tanah rawa, pasang surut & reklamasi tanah bergaram. - Menetapkan kelas kemampuan lahan beserta dg tindakan / perlakuannya agar lahan dapat digunakan selama-lamanya.
-
RUANG LINGKUP
DEFINISI Upaya penggunaan air secara efisien dan efektif sesuai dengan penggu-naannya agar di-capai produktivitas pertanian yang berkelanjutan
RUANG LINGKUP
Memelihara
jumlah dan kualitas air melalui pengelolaan tanah dan tanaman yang baik. Pengaturan waktu aliran untuk mencegah banjir dan kekeringan. Pemanfaatan air secara maksimum dg cara yg efisien.
DEFINISI
Proses deposisi materi partikel tanah yang terlepas dr agregatnya akibat tumbukan hujan dan penggerusan pada permukaan lahan oleh energi kinetik air
AKIBAT
Degradasi tanah/lahan kritis Sedimentasi sungai/waduk Banjir/kekeringan Penurunan produktivitas tanah pertanian Pencemaran lingkungan Kondisi DAS kritis Kerugian secara ekonomi Program pembangunan terganggu
Th
Degradasi Tanah
Penurunan produktifitas lahan akibat erosi yg merusak sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga menimbulkan lahan-lahan kritis
Degradasi Tanah
ASPEK KRITERIA
LAHAN KRITIS Lahan tidak/kurang produktif dr segi pertanian. Lahan dengan pengelolaan/penggunaan tidak memperhatikan daya dukung, kemampuan dan konservasi tanah.
LAHAN KRITIS
DEGRADASI LAHAN
(7 Juta Ha Potensial Kritis, 6 Juta Ha Semi Kritis dan 4,9 Juta Ha Kritis).
Deptan. : 18 Juta Ha Degradasi Lahan Dephut. : 13,2 Juta Ha Lahan Kritis (5,9
1180 5090 4010 1260 2020 20102040 2050 2100 2080 2090 2120 21302140 5150 5160 5170
SIKLUS AIR
P = ET + RO + I
NERACA AIR
Pe = In + Po + Ro + Ev + Tr + Dws
Perlindungan Tanah & Pengaturan Tata Air Presipitasi Infiltrasi Perkolasi Runoff- Transpirasi Aliran Sungai Evaporasi
TIPE EROSI
I. EROSI NORMAL
(NORMAL EROSION/GEOLOGICAL EROSION)
- Terjadi secara alamiah. - Kehilangan tanah < / = pembentukan tanah.
E = f ( C, T, S, V, H )
E = Erosion (Erosi) C = Climate (Iklim) T = Topography (Topografi) S = Soil (Tanah) V = Vegetation (Tumbuhan) H = Human (Manusia)
PROSES EROSI
1). DETACHMENT 2). TRANSPORTABILITY 3). BETWEEN SETTLEMENT
4). SEDIMENTATION
Proses Erosi
Hancuran Tanah dlm Perjalanan Total Tanah Hancur Bandingkan TTH < TDA TTH > TDA Tanah yang Diangkut ke Lereng Bawah Total Daya Angkut
Detachment
Pelepasan partikel tanah dr agregatnya akibat tumbukan butiran hujan (splash erosion/raindrop erosion). Kekuatan tumbukan: - Diameter butir hujan - Kecepatan hujan Energi kinetis hujan : m = masa butir hujan V = percepatan
Ek = m.V2
JENIS EROSI
1). Erosi Percikan (Splash
Erosion)
Erosi yang disebabkan oleh tumbukan / percikan langsung butiran air hujan pd permukan tanah.
Erosion)
Pengangkutan lapisan tanah secara tipis & merata berbentuk lembar pd permukaan bidang tanah.
Erosion)
Penggerusan aliran permukaan secara terkonsentrasi dg membentuk alur dangkal memanjang pd permukaan tanah.
Rill Erosion
Gully Erosion
Pedestrial Erosion
Landslide
C. Gully erosion
C. Erosi Parit
I.
METODE VEGETATIF
I. METODE VEGETATIF
No.
1
2
3 4 5 6
Lanjutan No.
7
8
9
Sistem Talun
Penghijauan (Regreening)
10
11
Reboisasi (Reforestation)
Wanatani (Agroforestry / Agrosilvyculture)
No.
1
2 3 4 5
2. Tanaman Penutup Tanah Sedang (Medium Cover Crop) Jenis Tanaman No. Penutup Tanah Sedang
1 2 3 Lamtoro Merah (Acacia vilosa) Petai Cina (Leucaena glauca) Turi (Sesbania grandiflora)
4
5 6 7
3. Tanaman Penutup Tanah Tinggi (High Cover Crop) Jenis Tanaman No. Penutup Tanah Tinggi
1 2 Sengon Laut (Albizia valcata) Gamal (Griricidia maculata)
3
4
3 4 5 6
Rumput Belulang (Eleusine indica) Jukut Pait (Anastrophus compressus) Jawawut (Setaria viridae) Rumput Setaria (Setaria sphacelata)
Lanjutan
No.
7
8 9 10 11
12
13
Jagung Jagung
Kedelai
Lanjutan
No. 9 Jenis Tanaman Jambu Air (Psidium guajava)
10 11 12 13 14
15 16
Coklat (Theobroma cacao) Kopi (Coffea sp) Karet (Hevea braziliensis) Teh (Thea sinensis) Cengkeh (Eugenia aromatica)
Petai (Parkia speciosa) Turi (Sesbania grandiflora)
Lanjutan
No. 17 Jenis Tanaman Belimbing (Averrhoa carambola)
18
19 20 21
22
23 24
2
3 4
5
6
7
8
Lanjutan
No. 9 10 11 Jenis Tanaman Jati (Tectona grandis) Pinus (Pinus merkusii) Kaliandra (Calliandra sp.)
12
13 14 15
16
Dll.
16 17
Mulsa Kasar
Mulsa Organik
Mulsa Halus
Mulsa Plastik
Bendungan Irigasi ( Saluran Penyadap, Saluran Utama, Saluran Primer, Saluran Sekunder, Jaringan Tersier & Jaringan Kwarter)
Level Terrace (1 3 %)
Graded Terrace (3 8 % )
Dike (1 6%)
Dike Terrace (6 15 %)
Credit Terrace (6 15 %)
Step Terrace
Irrigation Terrace
PERANCANGAN TERAS
Ketentuan :
1). Pemilihan teras berdasarkan: kemiringan lahan, kedalaman solum, stabilitas / permeabilitas tanah, toksisitas tanah & curah hujan.
2). Tinggi teras (VI) & lebar bidang olah (HI) ditentukan oleh kemiringan lahan (S). 3). Kelengkapan teras (rorak, tanggul, talud, s.p.a., terjunan, saluran pembagi & pelimpas) ditentukan oleh jenis teras.
Penampang S P A
Penampang Terjunan
Teras Irigasi
Sistem Garpu
Penampang Sekat
Krilium (Van Bavel, 1950) Garam Na dr Polyacrylonitrile yg terhidrolisa (HPAN) yg dpt memperbaiki agregat tanah
Fungsi
Meningkatkan produktivitas tanah pertanian Stabilisasi tanah (konstruksi/fondasi) Menjaga kelestarian lingkungan
Persyaratan(Schamp,1976)
Memperbaiki agregat tanah Tahan thd aktivitas mikrobia Meningkatkan infiltrasi dan permeabilitas tanah Bersifat non toksik bg tanaman Mempengaruhi KTK tanah Mempengaruhi kurva pF dan kapasitas menahan air tanah (water holding capacity) Meningkatkan kelembaban tanah
Bahan hrs bersifat adhesif Dapat menyebar dan bercampur dg tanah Dapat membentuk agregat tanah yg stabil dlm air Tidak bersifat racun bagi tanaman (phytotoxic) Daya tahan cukup memadai Harus mudah diperoleh dan ekonomis
Jenis
Humus
Latex Emulsi Bitumen Polyurethane Lignosulphonate Polyvynil Alcohol (PVA) Polyvynil Acetat (PVAc) Polyethylene Glycol (PEG) Polyacrylamide (PAM) Polyacrylic Acid (PAA) Rubber Emulsion Polysacharride
Bentuk
Padat
Cairan Cairan Cairan Cairan Serbuk Cairan Cairan Cairan Cairan Cairan Serbuk
Keterangan
B.O. Alam
Karet Alam Aspal Alam Uresol 310 _ Elvanol 52 - 22 _ _ _ _ Petroset SB Terratack
13
Cairan
Krilium
1
Sebelum SC
Tanah
Setelah Dicampur
Tanah
2
Sebelum Digali
20 25 cm Setelah
SC
Tanah
PREDIKSI EROSI
Persamaan Umum Kehilangan Tanah (Universal Soil Loss Equation) (USLE) (Wischmeier & Smith, 1969)
A=R.K.L.S.C.P
A R K L S C P
= Jumlah Tanah Tererosi (Ton/Ha/Th) = Jumlah Faktor Erosivitas Hujan (Joule) = Nilai Faktor Erodibilitas Tanah (K = A/R) = Indeks Faktor Panjang Lereng ( 22,1 m = 1) = Indeks Faktor Kemiringan Lereng (9 % = 1) = Indeks Faktor Pengelolaan Tanaman (Non Tanaman = 1) = Indeks Faktor Pengolahan Tanah/Praktek Konservasi Tanah (Non Konservasi = 1 )
I. Rumus
1). Erosivitas Hujan Harian (Bols, 1978)
2 2,467( Rh) RH ( 0,02727Rh 0,725)
.(Days) m
0,47
.(Max.P) m
0,53
RM = Erosivitas hujan bulanan (Rain)m = Jumlah curah hujan bulanan (cm) (Days)m = Banyaknya hari hujan (Max.P)m = Hujan harian max. dlm 1 bln (cm)
Tanpa data (Days)m dan (Max.P)m RM = Erosivitas hujan bulanan (Rain)m = Jumlah Curah hujan bulanan (cm)
II. Peta Iso-Erodent (Bols, 1978) III. Data Sekunder Hasil Penelitian
Peta Iso-erodent
M = Parameter ukuran butir : (% debu+ % pasir sangat halus) (100 -% liat), jika hanya fraksi pasir, debu dan liat; % pasir sangat halus=1/3X % pasir a = % bahan organik ; ( % C X 1,724) b = Kode Struktur Tanah
Tipe Struktur Very Fine Granular Fine Granular Medium Coarse Granular Blocky Platty - Massif Nilai 1 2 3 4
3 4
5 6
Erosi pd panjang lereng tertentu Indeks Faktor L Erosi pd panjang lereng 22,1 m Erosi pd kemiringan lereng tertentu Indeks Faktor S Erosi pd kemiringan lereng 9 %
I. Rumus
1). LS ( L)
LS L S m
m 22,1
= Indeks faktor panjang & kemiringan lereng = Panjang lereng (m) = Kemiringan lereng (%) = Eksponensial menurut S
S (%) <1 13 35 >5 m 0,2 0,3 0,4 0,5
No. 1 2 3 4
2).
Lahan tanpa tanaman (Indeks Faktor C = 1) Lahan tanpa tindakan konservasi (Indeks Faktor P = 1)
Erosi pd lahan dg tanaman tertentu Indeks Faktor C Erosi pd lahan tanpa tanaman
Erosi pd lahan dg tindakan konservasi tertentu Indeks Faktor P Erosi pd lahan tanpa tindakan konservasi
Jenis Vegetasi
Rumput Brachiaria decumbens Th I Rumput Brachiaria decumbens Th II
Kacang Tunggak Sorghum Kedelai Sereh Wangi Kacang Tanah
Nilai Faktor C
0,287 0,002
0,161 0,242 0,399 0,434 0,200
7 8
9 10
0,561 0,010
0,495 0,010
Lanjutan
No.
11 12 13 14 15
Jenis Vegetasi
Semak Sebagian Berumput Alang-alang Permanen Alang-alang Dibakar Habis Pohon Tanpa Semak Pohon di Bawah Diolah Hutan Tidak Terganggu Albizzia dg Semak Campuran Albizzia Tanpa Semak dan Serasah Kentang Searah Lereng Kentang Searah Kontur Kapas + Tembakau *)
Nilai Faktor C
0,10 0,02 0,70 0,32 0,21 0,001 0,012 1,0 1,0 0,35 0,6
16
17
Lanjutan
No.
18 19 20 21
Jenis Vegetasi
Savana & Padang Rumput *) Hutan Rapat + Mulsa Tebal *) Kopi, Coklat *) Cover Crop *)
Nilai Faktor C
0,01 0,001 0,3 0,1
22
Tanpa Vegetasi
Pola Tanam Berurutan
1,0
0,498 0,357 0,588
23
Jenis Vegetasi
Tanah Diberakan + Diolah Periodik Sawah Beririgasi Sawah Tadah Hujan Tegalan Ubi Kayu Jagung Kacang-kacangan Kentang Padi Tebu
Nilai Faktor C
1,0 0,01 0,05 0,7 0,8 0,7 0,6 0,4 0,5 0,2
Lanjutan
No.
11 Pisang
Jenis Vegetasi
Sereh Wangi
Kopi + Cover Crop Cabe + Jahe Kebun Campuran Kerapatan Sedang Kerapatan Tinggi Shifting Cultivation Perkebunan dg Penutup Tanah Buruk Karet Teh Kelapa Sawit
Nilai Faktor C
0,6
12
13 14 15 16
0,4
0,2 0,9 0,3 0,5 0,4 0,8 0,5 0,5
17
Lanjutan
No.
18
19 20 21 22
Jenis Vegetasi
Hutan Alam Penuh Serasah Hutan Alam Sedikit Serasah Hutan Produksi Tebang Habis Hutan Produksi Tebang Pilih Belukar/Rumput Kc. Tanah + Mulsa Jerami 4 ton/ha Kc. Tanah + Mulsa Jerami 2 ton/ha
Nilai Faktor C
0,001 0,005 0,5 0,2 0,3 0,049 0,377
23
24 25
0,096
0,181 0,195
26
27
Padi + Kedele
Tumpang Gilir (Jagung Padi - Singkong) + Mulsa Jerami 6 ton/ha
0,417
0,079
28
Nilai Faktor P
0,04 0,15 0,35 0,40 0,30 0,50 0,75 0,90 0,30 0,50 0,80
Lanjutan
No.
6 7
Nilai Faktor P
0,193 0,083
0,008 0,014 0,013 0,063 0,105 0,041 0,006 0,056 0,024 0,09 0,039
Lanjutan
No. Jenis Konservasi Tanah
Teras Gulud + Sorghum Sorghum Teras Gulud + Padi Jagung Teras Gulud + Ubi Kayu Teras Gulud + Kc. Tanah Kedelai Teras Gulud + Kc. Tanah + Mulsa Strip Crotalaria Sorgum Sorgum Strip Crotalaria Kc.Tanah Ubi Kayu Strip Crotalaria Padi Gogo Kedelai Strip Rumput Padi Gogo Contour Cultivation Tanpa Tindakan Konservasi
Nilai Faktor P
0.041 0,013 0,063 0,105 0,006 0,264 0,405 0,193 0,841 1,0 1,0
10
11
12 13
2
3
2,24
4,48
8,96
11,21
13,45