Professional Documents
Culture Documents
)
D ()(
)
D
B. Pembahasan
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam skala
industri, sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
-Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
-Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan (undersize).
Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu
dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan
pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke
permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize), atau
halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedang yang di atas ukuran atau yang
besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lulus. Pengayakan lebih lazim dalam
keadaan kering .
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengayakan, yaitu:
1. Jenis ayakan
2. Cara pengayakan
3. Kecepatan pengayakan]
4. Ukuran ayakan
5. Waktu pengayakan
6. Sifat bahan yang akan diayak
Mesh : jumlah lubang dalam 1 inchi linear.
Contoh : Ayakan 10 mesh, artinya sepanjang 1 inch terdapat 10 lubang dan
kawatnya.
Maka: Jarak antar pusat kawat yang satu dengan kawat berikutnya = 1/10 =0,1 in.
Aperture = 0,1 (diameter kawat) in.
Dari table Tyler screen, untuk 10 mesh ternyata diameter kawat = 0,035 in, maka,
Aperture = 0,1 0,035 = 0,05 in.
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan
mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitumembaginya menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil. Dalam pengecilan ukuranada usaha penggunaan
alat mekanis tanpa merubah stuktur kimia dari bahan, dankeseragaman ukuran dan
bentuk dari satuan bijian yang diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai.
Operasi pengecilan ukuran ini dapat dibagimenjadi dua kategori utama,
tergantung kepada apakah bahan tersebut bahan cair atau bahan padat. Apabila bahan
padat, operasi pengecilan disebut penghancurandan pemotongan, dan apabila bahan
cair disebut emulsifikasi atau atomisasi.Penghancuran dan pemotongan mengurangi
ukuran bahan padat dengankerja mekanis, yaitu membaginya menjadi partikel-
partikel lebih kecil.
Penggunaan proses penghancuran yang paling luas di dalam industri pangan
barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum menjadi tepung, akan tetapi
penghancuran ini digunakan juga untuk berbagai tujuan, seperti penggilingan jagung
untuk menghasilkan tepung jagung, penggilingan gula dan penggilingan bahan
pangan kering seperti sayuran. Pemotongan dipergunakan untuk memecahkan
potongan besar bahan pangan menjadi potongan-potongan kecil yang sesuai untuk
pengolahan lebih lanjut, seperti dalam penyiapan daging olahan.
Pengecilan ukuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran dan pemotongan
mengurangi ukuran bahan padat dengan kerja mekanis, yaitu membaginya menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil. Penggunaan proses penghancuran yang paling luas
di dalam industri pangan barangkali adalah dalam penggilingan butir-butir gandum
menjadi tepung, akan tetapi penghancuran inidipergunakan juga untuk beberapa
tujuan, seperti penggilingan jagungmenghasilkan tepung jagung, penggilingan gula,
penggilingan bahan pangankering seperti sayuran (Earle, 1983).
Dalam pengecilan ukuran ada usaha penggunaan alat mekanis tanpamerubah
stuktur kimia dari bahan, dan keseragaman ukuran dan bentuk darisatuan bijian yang
diinginkan pada akhir proses, tetapi jarang tercapai (Hendersondan Perry, 1976).
Pemisahan partikel dan bahan cair secara mekanis biasanya menggunakantenaga yang
dikenakan terhadap partikelnya. Tenaga tersebut dapat secara langsung dikenakan
pada partikelnya seperti pada pengayakan dan penyaringan,atau secara tidak lengsung
seperti pada pengendapan.
Gaya atau tenaga ini dapat berasal dari gaya gravitasi atau kerja sentrifugasi,
yang dapat dikatakan sebagai kekuatan penahanan negatif gerakan relatif partikel
terhadap bahan cairnya.Dengan demikian proses pemisahan tergantung pada karakter
partikel yangsedang dipisahkan dan tenaga yang bekerja pada partikel yang
menyebabkan terjadinya pemisahan (Sutardi, 2001).Kriteria pengecilan ukuran antara
lain (Zhang, 1998) :
1.Memiliki kapasitas yang besar.
2.Menggunakan tenaga input yang kecil per satuan produk.
3.Tujuannya adalah mengecilkan ukuran suatu produk sesuai dengan yang
diinginkan.
Karakteristik partikel yang penting adalah: ukuran, bentuk, dan densitas.
Sedangkan karakter bahan cair yang penting adalah: viskositas dan densitas.Rekasi
komponen yang berbeda atau gaya yang diberikan akan menimbulkan gerakan relatif
bahan cair dan petikel yang berada di dalamnya, serta antara partikel-partikel yang
berbeda karakternya (Earle, 1983).Separasi dalam suatu operasi filtrasi dilakukan
dengan memberikan gaya pada fluida untuk dapat melewati suatu membran berpori
(Foust dkk, 1980).
Pemisahan padatan dari fluida menyebabkan pembentukan ampas yang melapisi
medium filter sehingga tahanan terhadap aliran fluida yang disaringmakin besar.
Faktor tersebut menggambarkan kecepatan filtrasi. Selanjutnya dapatdikatakan bahwa
kecepatan filtrasi ini tergantung dari beberapa faktor, antaralain :
1.Tekanan yang diberikan diatas medium filter.
2.Luas permukaan penyaringan.
3.Viskositas dari cairan .
4.Tahanan dari bahan ampas filter cake yang tersusun oleh padatan yangdipisahkan
dari cairannya.
5.Tahanan dari medium.(Heldman dan Singh, 1981)
Pengecilan ukuran secara umum digunakan untuk menunjukkan pada suatu
operasi, pembagian atau pemecahan bahan secara mekanis menjadi bagian yang
berukuran kecil (lebih kecil) tanpa diikuti perubahan sifat kimia. Pengecilanukuran
dilakukan untuk menambah permukaan padatan sehingga pada saat penambahan
bahan lain pencampuran dapat dilakukan secara merata (Rifai,2009).
Tujuan Pengecilan Ukuran
1. Mempermudah ekstraksi unsur tertentu dan struktur komposisi.
2. Penyesuayan dengan kebutuhan spesifikasi produk ataumendapatkan bentuk
tertentu.
3. Untuk menambah luas permukaan padatan
4. Mempermudah pencampuran bahan secara merata
Pengecilan ukuran bahan dibedakan menjadi dua yaitu pengecilan ukuran pada
bahan padat atau disebut dengan pengahcuran dan pemotongan serta pengecilan
ukuran pada bahan cair disebut dengan emulsifikasi atau atomisasi(Dwiari, 2008).
Size reduction (pengecilan ukuran) meliputi :
1. Cutting (pemotongan), contohnya adalah pemotongan pada buah dan sayur untuk
canning.
2. Crushing (penghancuran), contohnya adalah chopping batang jagung untuk
pakan ternak.
3. Grinding (penggilingan), contohnya adalah penggilingan batu kapur untuk
pupuk dan biji-bijian untuk pakan ternak.
4. Milling (penggilingan), contohnya adalah penggilingan biji-bijian untuk
menghasilkan tepung.
Manfaat dari size reduction diantaranya adalah:
1. Meningkatkan rasio luasan permukaan terhadap volume dari bahan
pangansehingga dapat meningkatkan kecepatan pengeringan, pemanasan, atau
pendinginan.
2. Memperbaiki efisiensi dan kecepatan ekstraksi dari komponen
terlarut,contohnya adalah pemotongan buah-buahan dalam pembuatan jus.
3. Menyebabkan pencampuran bahan-bahan lebih sempurna, contohnya adalah
tercampurnya tepung (beras yang telah direduksi) dengan bumbu dalam adonan
mendoan. Selain memberikan manfaat, reduksi pada bahan pangan akan
menimbulkan efek negatif yaitu terjadinya penurunan kualitas makanan akibat
hilangnya enzim-enzim karena adanya rugi panas yang ditimbulkan selama
proses ataupun terjadinya oksidasi akibat perluasan permukaan bahan pangan.
Terdapat berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mereduksiukuran
bahan pangan. Performansi dari alat tersebut ditentukan oleh kapasitas bahan, daya
yang dibutuhkan perunit bahan, ukuran dan bentuk bahan sebelumatau sesudah size
reductionsertarangeukuran dan bentuk.
Karakteristik ideal dari size reductor adalah:
1.Keseragaman hasil dari bahan yang direduksi.
2.Temperatur minimum selama proses.
3.Memerlukan daya seminimal mungkin.
4.Beroperasi tanpa kendala.Ukuran bahan setelah direduksi tentunya akan
memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran sebelumnya.
Keseragaman ukuran dari bahanyang telah mengalami size reduction dapat
diketahui dengan melakukan analisisayakan, dari analisis tersebit akan diketahui
fineness modulus (persamaan 1) yangnantinya akan digunakan untuk menghitung
diameter keseragaman (persamaan 2)dari bahan yang telah mengalami reduksi.
FM = % hasil/%bahan tertahan ..........................................persamaan 1
D = 0,0041 x 2
FM
..................................................................persamaan 2
Berdasarkan persamaan 1 dapat diketahui bahwa fineness modulus
(FM)merupakan perbandingan antara persen hasil (jumlah %bahan tertahan
setelahdikalikan dengan faktor pengali pada masing-masing ukuran dengan
jumlahkeseluruhan dari % bahan tertahan atau bisa disebut dengan derajat kehalusan
bahan.
Pada praktikum pengecilan ukuran digunakan beberapa bahan seperti tepung
beras, tepung roti dan kacang giling. Kelompok kami menggunakan kacang giling
sebagai bahan sampel untuk analisis pengayakan. Pertama-tama kaang yang sudah
digiling kemudian di timbang ssebanyak 200 gram dan ditempatkan diwadah. Ayakan
yang digunakan dalam praktikum ini adalah ayakan yang memiliki beberapa mesh
meliputi 7, 80,100 dan 200.
Bahan dimasukkan kedalam ayakan mesh terbesar yaitu 7 mesh. Setelah itu
diayak selama 10 menit secara terus menerus. Setelah sepuluh menit satupersatu
mesh dibuka dan bahan yang tersisa didalam mesh tersebut ditimbang. Dari
penimbangan didapat bahan yang tertahan di mesh 7 sebanyak 45 g, mesh 80
sebanyak 153 g, mesh 100 sebanyak 0,5 g, dan mesh 200 serta pan tidak tertampung.
Data-data tersebut kemudian dipresentasikan dan dikalikan dengan koefisien tertentu
sehingga menghasilakn jumlah hasil dalam persen sebanyak 320%.
Nilai FM didapat dari hasil bagi antara % jumlah hsil dengan %jumlah bahan
yang tertahan. Nilai FM untuk kacang yang dihasilkan adalah 3,224. Sementara itu
penrhitungan indeks keseragaman dibagi menjadi tiga ukuran ayitu kasar, sedang dan
halus. Untuk yang kasar didapat angka sebanyak 2,25%.
Indeks keseragaman sedang sebanyak 7,675% dan yang halus tidak ada. Disini
diketahui indeks keseragaman yang paling tinggi adalah sebesar 7,675 yautu dengan
ukuran yang sedang. Beratri dapat dikatakan ukuran partikel kacang relative sedang,
tidak terlalu kasar namun tidak halus. Diameter butiran bahan didapat dengan
perhitungan sesuai rumus seperti pada hasil. Diamerter bahan kacang adalah 0,038.
Diameter tersebut dapat dilihat karena bahan yang tertahan hanya sampai pada mesh
100 dan hanya sebanyak 0,5 g. bahan yang paling banyak tertampung adalah dimesh
ke 80 yaitu sebanyak 153 g.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum ini antara lain:
1. Pengecilan ukuran adalah penghancuran dan pemotongan mengurangi ukuran
bahan padat dengan kerja mekanis, yaitumembaginya menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil.
2. Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel.
3. Nilai FM kacang yang telah mengalami pengayakan adalah 3,224.
4. Nilai indeks keseragaman kacang yang telah diayak yang paling besar adalah
ukuran sedang dengan nilai 7,675 %. Sisanya adalah ukuran yang kasar
sebesar 2,25%, sedangkan ukuran halus tidak ada.
5. Nilai diameter kacang setelah pengayakan adalah 0,038.
B. Saran
Sebaikanya peralatan praktikum seperti ayakan untuk lebih diperbanyak lagi
sehingga lebih efisien dalam penggunaan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2009.http://brownharinto.blogspot.com/2009/11/screeningpengayakan.html.
distantina.staff.uns.ac.id/files/2009/08/2-screen.pdf
Anonym.2009.www.muthiaelma.zoomshare.com/files/Kelompok_I.ppt.distantina.staf
f.uns.ac.id/files/2009/.../1-cara-menentukan-ukuran-partikel.pdf
Anonym.2009.http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-iii-pengolahan-
bahangalian. html
Anonym.2009.http://kuliahd3fatek.blogspot.com/2009/05/bab-ii-pengolahan-bahan-
galian. html
Toledo. T Romeo.1979.Fundamental of Food Process Engineering.AVIPublishing
Company. Westport, Connecticut.
Zain,Sudaryanto. 2005.Teknik Penanganan Hasil Pertanian. Bandung : Giratuna.
Suhadi, Ujang. 2005.Karakteristik Bahan Hasil Pertanian. Materi Kuliah MK.Teknik
Penanganan Hasil Pertanian. Fakultas Pertanian UniversitasPadjadjaran.