You are on page 1of 4

KETIKA GEMA MAYDAY MEMANGGIL

Peringatan Hari Buruh 1 Mei 2012 di Kota Medan Pagi itu matahari bersinar dengan cerahnya di Kota Medan. Jam menunjukkan waktu hampir pukul sepuluh. Para buruh sudah mulai ramai berdatangan. Mereka memasuki sebuah lapangan secara berkelompok. Beberapa kelompok buruh lainnya sudah terlihat berkumpul di pinggir-pinggir lapangan. Para buruh mengenakan seragam dengan warna yang berbedabeda, sesuai dengan warna organisasi mereka. Ada yang berwarna putih, biru, merah, dll. Baju seragam mereka memiliki sebuah tulisan di bagian dada sebelah kanan. Tulisan itu berbunyi Mayday 2012. Mereka sengaja datang dan berkumpul hari ini. Mereka ingin merayakan Hari Buruh Sedunia, 1 Mei 2012. Acara dilakukan di Lapangan Merdeka, sebuah lapangan yang menjadi titik tengah kota Medan. Papan-papan bunga terlihat mengelilingi lapangan tersebut. Beberapa papan bunga juga berjajar di sepanjang jalan yang mengelilingi lapangan. Papan bunga itu bertuliskan kata-kata selamat dan sukes atas peringatan Hari Buruh Internasional yang dikirimkan oleh berbagai instansi dan perusahaan-perusahaan di Kota Medan. Selain papan bunga, spanduk dan baligo juga menghiasi Lapangan Merdeka. Masih dengan tema tulisan yang sama, mengucapkan selamat dan sukses atas perayaan Hari Buruh Internasional. Wajah Walikota Medan dan wakilnya tertampang di beberapa publikasi tersebut. Terdapat juga spanduk-spanduk lain dengan loga Polri dan logo-logo organisasi buruh. Di bagian depan lapangan, dua panggung sudah berdiri menemani Pendopo Lapangan Merdeka. Panggung paling kanan dilengkapi dengan seperangkat alat band, lengkap dengan sound system. Panggung ini terlihat sudah melakukan aksinya, memainkan beberapa nada untuk menyemarakkan suasana persiapan acara. Panggung lainnya berisikan beberapa sepeda motor dan banyak bingkisan. Sedangkan pendopo diisi oleh para tamu undangan yang merupakan para pejabat tinggi Kota Medan. Terlihat beberapa orang mengenakan seragam tentara dan polisi. Sedangkan yang lain mengenakan seragam-seragam kebesaran organisasi dan instansinya. Tidak berapa lama kemudian, sebuah suara pria terdengar memberi perintah dari pendopo. Suara itu memerintahkan para koordinator buruh untuk mengatur barisan di bagian luar lapangan sesuai dengan organisasinya dan juga untuk mengumpulkan undian luckydraw. Mungkin sepeda motor dan bingkisan-bingkisan lainnya yang terdapat di panggung tengah adalah hadiah untuk luckydraw tersebut. Terdengar juga perintah agar para anggota marching band mempersiapkan diri untuk memulai acara. Sekitar pukul sepuluh, acara pun dimulai. Barisan buruh memasuki lapangan membawa bendera organisasinya masing-masing, dimpimpin oleh pasukan marching band Kodam I Bukit Barisan. Pasukan tentara dengan alat musik tersebut berjalan agak memutari lapangan dan kemudian mengambil tempat di sisi kiri pendopo. Sedangkan para buruh mengambil tempat di tengah-tengah lapangan sesuai dengan organisasinya masing-masing, di tempat yang telah disediakan. Terdapat bendera-bendera organisasi buruh dan papan-papan usung
1

bertuliskan nama organisasi buruh di tengah lapangan sebagai penanda barisan buruh. Organisasi-organisasi tersebut adalah SBRI, SBMI BIRU, SPSI MEDAN, SPM, KBI, FNPBI, SPTP, SBSU, SBSI MEDAN, PPMI, dan SPN.

Sebelas orang kemudian tampil maju ke depan pelataran pendopo. Mereka adalah para pemimpin organisasi buruh. Di hadapan para buruh kini sudah berdiri Walikota Medan. Salah seorang dari pemimpin buruh melangkahkan kakinya menuju mikrofon. Dia membacakan tuntutan para buruh yang hadir di lapangan tersebut. Ada sembilan tuntutan yang diajukan. Yaitu: (1) Jadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional, (2) Hapuskan outsourcing, (3) Stop pemberangusan SP/SB, (4) Tolak sistem upah murah, (5) Wujudkan sistim jaminan sosial nasional, (6) Buat perda tentang ketenagakerjaan di Kota Medan, (7) Hapuskan PPH 21 bagi buruh/pekerja, (8) Revisi UMK Kota Medan sesuai harga pasar sebagai dampak kenaikan harga/pembatasan BBM, (9) Cabut permenaker no. 17 tahun 2005. Pernyataan sikap para buruh diterima oleh Walikota Medan. Dalam sambutannya, Walikota Medan menyambut baik perayaan Hari Buruh Internasional yang damai seperti yang dilakukan di Lapangan Merdeka ini, dimana terjalin kerjasama yang baik antara organisasi buruh, pemerintah daerah, TNI-POLRI, dan para pengusaha. Seusai memberikan sambutan, acara dilanjutkan dengan atraksi pasukan marching band Kodam I Bukit Barisan. Sedangkan para buruh duduk di tenda-tenda di sebelah kanan dan kiri pendopo, menonton atraksi. Seorang tentara yang berada di panggung pendopo memberikan penjelasan melalui mikrofon tentang atraksi yang dilakukan pasukan marching band sebagai bentuk ketangguhan dan kesiapan TNI. Pada pukul sebelas, acara atraksi selesai dan kotak makan siang dibagi-bagikan kepada para buruh. Ada yang makan di tenda-tenda, di tengah lapangan, dan di pinggir-pinggir lapangan. Di sela-sela makan siang, lantunan musik mengalun dari panggung paling kanan. Seorang perempuan dengan pakaian seksi tampak asik bernyanyi dan mengundang para buruh yang telah selesai makan untuk ikut berjoget di depan panggung. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian doorprize.
2

Dewan Buruh Sumatera Utara Tidak berapa jauh dari Lapangan Merdeka, sekitar 10 menit berjalan kaki, terdapat konsentrasi ribuan massa buruh yang lain. Mereka tidak ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan di Lapangan Merdeka. Para buruh tersebut berkumpul di depan gedung DPRD Sumatera Utara dan melakukan longmarch menuju ke arah Bandara Polonia. Mereka mengendarai sepeda motor, menumpangi mobil angkutan umum, ada juga yang berjalan kaki. Beberapa orang buruh perempuan sempat terlihat sedang mendorong mobil angkutan umum yang mereka tumpangi karena mogok. Ribuan buruh tersebut adalah massa buruh dari Dewan Buruh Sumatera Utara.

Di bagian paling depan terdapat sebuah mobil pick-up yang berisikan seperangkat sound system. Mobil itu berfungsi sebagai mobil komando. Beberapa orang terlihat berdiri di atas mobil itu. Salah seorangnya memegang mikrofon, asik memberi semangat kepada ribuan buruh di belakang mobil tersebut. Dia meneriakkan yel-yel, memimpin lagu-lagu, dan terkadang memberikan orasi bertemakan perjuangan buruh. Di belakang mobil, barisan buruh terdepan membawa spanduk bertuliskan Bangkit Bersatu Lawan Penindasan dan 100 Ribu Buruh Turun ke Jalan. Bendera-bendera organisasi buruh berbaris di belakang barisan spanduk. Beberapa orang buruh membawa kertas karton bertuliskan Hormati Hak Buruh, Mayday Hari Buruh Sedunia, Hari Libur Nasional, STOP Buruh Kontrak, Outsourcing, Kriminalisasi Buruh, Naikkan Upah Buruh, Bukan Harga BBM, Kenaikan BBM Rakyat/Buruh Jadi Korban, UMP adalah Upah Layak, Bukan Upah Murah, LAWAN Rejim Upah Murah. Ribuan buruh ini membawa sembilan tuntutan yang tertulis jelas dalam sebuah baligo. Yaitu: (1) hapuskan sistim buruh kontrak atau outsourcing, (2) stop upah minimum, tuntut upah layak, (3) tolak kenaikan harga BBM, (4) stop pemberangusan serikat buruh, (5) nasionalisasi perusahaan asing, (6) hentikan perampasan tanah pada rakyat, (7) tangkap dan
3

adili para koruptor, (8) usut, ungkap, dan selesaikan pelanggaran HAM, (9) tolak rancangan RUU pendidikan tinggi. Di perempatan Jalan Imam Bonjol, massa buruh memblokir jalur yang menuju Bandara Polonia Medan. Sempat terjadi kericuhan kecil ketika beberapa penumpang yang menuju bandara mencoba masuk dengan berjalan kaki. Para massa aksi kemudian melakukan pengusiran dan melarang para penumpang menuju bandara. Namun akhirnya, setelah negosiasi antara para pimpinan organisasi terjadi, massa membolehkan para penumpang lewat dengan berjalan kaki. Massa buruh kemudian menyampaikan orasinya secara bergantian di depan Rumah Sakit TNI-AU Medan. Mereka juga meminta dihadirkannya pemimpin pemerintahan Provinsi Sumatera Utara, Kepala BPN Provinsi, dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan Provinsi untuk menerima tuntutan para buruh. Beberapa saat kemudian, hujan pun mulai turun. Massa buruh dengan segera mencari tempat berteduh. Banyak juga yang meninggalkan lokasi aksi.

You might also like