You are on page 1of 82

Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa Melalui

Program Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam


(ROHIS) di SMA N Unggulan 57 Jakarta.













Disusun Oleh
M. Ridwansyah
104011000183



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
id13044531 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com


LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudl Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa Melalui Program
Mentoring Ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) SMAN Unggulan 57 Jakarta diajukan
kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 15 September 2008 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd.I)
dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 15 September 2008

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
DR. H. Abd. Fatah Wibisono, M.A .
NIP: 150236009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
NIP: 150299477


id13083140 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
ABSTRAK
M. Ridwansyah, nomor induk Mahasiswa : 104011000183. Skripsi dengan judul :
Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa Melalui Program Mentoring
Ekstrakulikuler Rohani Islam ( ROHIS ) di SMA N Unggulan 57 Jakarta.
Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini bertujuan untuk
mengetahui peranan program mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam dalam
pembinaan sikap keberagamaan siswa SMA N Unggulan 57 Jakarta. Penelitian
ini dilaksanakan di SMA N 57 Jakarta Kedoya Jakarta Barat pada bulan Februari
sampai dengan Mei 2008. Metode yang digunakan adalah Deskriptif Analisis.
Sampel penelitian sebanyak 25 orang yang merupakan peserta aktif mentoring
Rohis. Dari hasil penelitian dapat digambarkan bahwa Mentoring Rohis dapat
menjadi wadah serta memberikan kontribusi yang positif pembinaan sikap
kebergamaan siswa
id13113234 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI. i
BAB I. PENDAHULUAN .. 1
A. Latar belakang Masalah.. 1
B. Identifikasi ,Pembatasan dan perumusan masalah.. 5
C. Tujuan dan manfaat penelitian 6
D. Sistematika penulisan.. 6

BAB II. LANDASAN TEORI . 8
A. Sikap Keberagamaan Siswa. 8
1. Pengertian Sikap Keberagamaan .. 8
2. Pengertian tentang agama, beragama dan keagamaan...10
3. Terbentuknya Sikap Keberagamaan... 14
4. Manfaat dari Sikap Kebergamaan untuk kehidupan . 16
B. Program mentoring Rohis... 21
1. Pengertian Mentoring. 21
2. Strategi , Metode, Materi Mentoring 22
3. Tujuan dari Mentoring . 23

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN . 25
A. Tempat dan waktu penelitian. 25
B. Metode Penelitian... 25
C. Populasi dan sampel.. 26
D. Teknik pengumpulan data . 26
E. Teknik analisis data 26

BAB IV. HASIL PENELITIAN.. 29
A. Gambaran Umum SMA N 57 Jakarta 29
1. visi dan misi SMA N 57 Jakarta. 29
2. Guru , siswa dan karyawan serta Pembina Ekstrakulikuler... 30
id13193906 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

ii
3. Struktur Organisasi Ekstrakulikuler Rohani Islam.. 34
4. Sarana dan prasarana . 35
B. Deskripsi data dan Analisis data 36
BAB V. PENUTUP. 64
A. Kesimpulan... 64
B.Saran .. 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



































iii










DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Pegawai SMAN Unggulan 57 Jakarta
Tahun ajaran 2007 / 2008
Tabel 2 Daftar siswa dan siswi SMAN Unggulan 57 Jakarta
Tahun ajaran 2007 / 2008
Tabel 1 Daftar Ekstrakulikuler SMAN Unggulan 57 Jakarta
Tahun ajaran 2007 / 2008
Bagan 1 Struktur Organisasi SMAN 57 Jakarta
Bagan 2 Struktur Organisasi rohis SMAN 57 Jakarta

Tabel 1 Sarana dan Prasarana

Tabel 1 Apakah dalam mentoring Rohis selalu mengajarkan untuk sholat tepat
waktu
Tabel 1 Apakah dalam mentoring Rohis selalu mengajarkan untuk sholat tepat
waktu
Tabel 1 Apakah dalam mentoring Rohis mengajar bertingkah laku sopan dan
santun
Tabel 1 Apakah kamu bertingkah laku sopan dan santun kepada orang tua ?
Tabel 1 Apakah dalam mentoring Rohis selalu mengajarkan berpakaian rapi
Tabel 1 Apakah kamu selalu berpakaian rapi
Tabel 1 Apakah dalam mentoring Rohis selalu mengajarkan berpakaian sopan
Tabel 1 Apakah kamu selalu berpakaian sopan ?
Tabel 1 Apakah dalam mentoring Rohis mengajarkan untuk menjenguk teman
yang sedang sakit
Tabel 1

iv
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1
Tabel 1



Tabel 1


v
































vi

DAFTARA PUSTAKA.
Lubis , Satria had, Rahasia kesuksesan Halaqoh ( usroh ). Jakarta : FBA Press,
2006
Rusmiyati , dkk. Panduan Mentoring Agama Islam , Iqra Club :Jakarta Depag RI .
Al Quran dan terjemahan,Semarang : CV Toha Putra , 1998
Soelaiman M.I , Pendidikan dalam keluarga, Bandung : CV Alvabeta, 2001
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka Tim
Penyusun kamus pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa , kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999
Ngalim purwanto. M. MP, Psikologi Pendidikan , Bandung : PT . Remaja Rosda
Karya, 1990
Chaplin J.P, kamus Lengkap Psikologi, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995
Jalalludin , Psikologi Agama Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996
Azwar ,Saifudin , Sikap manusia Teori dan pengukurannya,Jakarta : Pustaka
Pelajar , 2000
Thouless ,Robert H, Pengantar Psikologi agama, Jakarta : Raja Grafindo Persada,
!995
Shihab , Quraish , Membumikan Al Quran , Bandung : mizan , 1999 Hendro
Puspito , Sosiologi Agama , Jakarta : Rajawali Press, 1995 Tim penyusun kamus
Alkaf, Idrus , Kamus Al Manar , Surabaya : Karya Utama
Tim penyusun , Ensiklopedi Islam ,Jakarta : PT Ikhtiar Baru Van Hoeve , 1994
Poerbakawatja Soegarda , Ensiklopedi pendidikan, Jakarta ; Gunung Agung,
1976
Dradjat , Zakiyah , Pembinaan Remaja, Jakarta: PT Bulan Bintang, 1982 Hadari
Nawawi dan Martini ,Mimi , Manusia berkualitas , Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada Pree: 1994
, 2003 ,
.Ruswandi ,M.Games For Islamic mentoring , Bandung: Syamil Cipta Media,
2004

vii
1
Anas Sudijono.Pengantar Statistik Pendidikan. ( PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta, 2006 ) h 190
1
Drs. Sentot Haryanto , MSi. Psikologi Shalat . ( Pustaka Pelajar , Yogyakarata :
2001 ) cet 1 h 91 - 100

1
Imam Ibnul Jauzi. Berbakti Kepada Orang Tua dikal Hidup dan Sesudah Mati
( PT Pustaka Progresif, Surabaya : 1996 ). Hal 53
1
M. Ali Hasan 50 Perbuatan dan Perilaku yang membawa malapetaka .(
Pedoman Ilmu Jaya , Jakarta: 1997 ) hal 92 - 93
1
Abdul Fattah Abu Ghuddah . 35 Adab Islam . (Jakarta : Pustaka Al
Kautsar, 1996
Mahdy Saeed Reziq Krezem , Adab Islam Dalam Kehidupan Sehari
hari . ( Jakarta : Media Dawah, 2001 ) h 58 59

Muhammad Ali Hasyimi . Apakah anad berkepribadian Muslim. (
Jakarta: Gema Insani Press, 1995 ) h68

1
M. Ali Hasan 50 Perbuatan dan Perilaku yang membawa malapetaka .(
Pedoman Ilmu Jaya , Jakarta: 1997 ) hal 92 - 93

Fuad Kauma. Sensasi Remaja di Masa puber . ( Jakarta: Kalam Mulia

Drs. Inu kencana Syafiie. Filsafat kehidupan (Jakarta: Bumi Aksara ,1995
) cet 1 h 55












viii
















KATA PENGANTAR

Segala Puja dan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmatNya dan hidayahNya kepada kita semua. Shalawat
dan salam kita sanjungkan kepada sang panglima perang badar, manusia yang
setiap detik kehidupannya hanya memikirkan umatnya, Dialah Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta para pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulis menyadari sepenuhnya bahawa didalam penulisan skripsi ini
masih banyaksekali kelemahan serta kekurangan. Tanpa adanya bantuan serta
dorongan dari berbagai pihak yang secara moril maupun materiil,
dimungkinkan skripsi ini tidak akan dapat selesai. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya
dan menghaturkan ucapan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan Pembantu Dekan
Bidang Akademik, Pembantu Dekan bidang Kemahasiswaan, Pembantu
Dekan bidang Administrasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam DR. Abdul Fatah Wibisono, juga
Bapak Drs Sapiudin Siddiq M.Ag serta para Staf Pegawai Jurusan PAI
beserta para dosen yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis dari
awal kuliah hingga selesainya skripsi ini.
3. Ayahanda yang tercinta M. Iskandar dan Ibunda yang tercinta Siti
Fatimah, yang telah membesarkan dengan penuh curahan kasih dan cinta
serta pengorbanan yang tiada dapat terbalaskan hingga penulis dewasa.
Kepada adik adikku yang terkasihi ( Heri Gunawan, Komala Sari,
Nilam Permata Sari ) yang telah memberikan dorongan dan keceriaan
terhadap penulis, dan juga seluruh Keluarga besar di Subang, mudah-
mudahnya Rahmat Allah SWT akan selalu menerangi kita.
id13235562 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
4. Ibu Nuraini Ahmad . M. Hum, Dosen pembimbing skripsi yang dengan
sabar serta tulus Ikhlas memberikan waktu serta ilmunya dalam
membimbing penulis dan juga memberikan motivasi untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini
5. Ibu Sururin yang menjadi Dosen Pembimbing Akademik .
6. Pimpinan serta Staf Perpustakaan Tarbiyah dan Perpustakaan UIN Jakarta
serta Perpustakan umum Iman Jama Lebak Bulus yang telah membantu
penulis dalam mengumpulkan bahan bahan referensi dalam
penyelesaian Skripsi.
7. Sahabat terbaik penulis ( Moh. Hanafi dan Mulyadi Batubara ), yang
selalu memberikan keceriaan dan dorongan kepada penulis serta teman
teman satu kelas ( kelas E ) angkatan 2004 ( Aida Fitriyati , Uswahtun
Hasanah , dkk ) dan teman teman Mahasiswa anggta LDK Syahid serta
Teman teman Para Pengajar Desa Binaan Pisangan ( PSU LDK Syahid )
serta adik adik desa Binaan Pisangan dan juga teman teman ESQ in
house angkatan 4 UIN Jakarta
8. Bapak Suhari Spd selaku Kepala Sekolah SMAN 57 Jakarta, Bapak
Suharsono beserta staf Kesiswaan SMA N Unggulan 57 , Bapak Abidan
(Pembina Rohis ) yang telah membantu penulis dalam kelancaran untuk
penelitian serta segenap guru serta para karyawan SMAN 57 Jakarta serta
para siswa dan siswi terutama adik adik yang mengikuti Ekstrakulikuler
Rohani Islam SMAN 57 ( Rudy, Opik, Ina dan kawan kawan ) teriam
kasih telah memberikan bantuan atas pelaksanaan penelitian yang penulis
lakukan hingga penulis dapat memperoleh data data yang dapat
mendukung dalam penulisan skripsi ini .
9. Guruku Ust. Syamsul Sinar dan teman teman 1 Pengajiaan di wilayah
kembangan Utara, Guru guru dan santri TPA Baiturrahmah, TPA An
Nur , TPA Nurul Hikmah dan TPA Khusnul Khatimah Jakarta, yang telah
memberikan doa serta dukungan kepade penulis.
10. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
Dengan memohon Ridha dan mengucapkan syukur Alhamdulillah, karena
hanya Allah SWT jualah penulis memohonkan semoga amal baik yang telah
diberikan menjadi amal sholeh dan dapat diterima disisi- Nya. Akhirnya penulis
berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi masyarakat umum. Semoga Allah SWT selalu memberikan
Rahmat Kepada kita semua.
Jakarta , 30 Agustus 2008
Penulis

M. Ridwansyah





1







BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah
Manusia selaku mahluk Allah SWT yang paling sempurna selalu
dihadapkan kepada perkembangan zaman sebagai efek dari kemajuan yang
semakin lama semakin berubah kearah modern, diakibatkan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia yang merupakan mahluk yang amat
memerlukan pendidikan, pendidikan merupakan suatu media yang pokok
dalam menciptakan manusia yang memiliki kemampuan dalam penyesuaian
hidupnya dan juga dalam mempertahankan hidupnya juga merubah
hidupnya kearah yang lebih baik.
Agama Islam merupakan agama yang amat memperhatikan masalah
pendidikan, ada banyak dalam al-Quran ayat-ayat yang berhubungan dengan
pendidikan, salah satunya adalah surat Al-Alaq, ayat 1 sampai 5 :
) 1 ( ) 2 (
) 3 ( ) 4 ( ) 5 ( )) : 1 -
5 ((
Artinya: Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan (1) dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah (3) Yang mengajarkan manusia dengan perantara
kalam (4) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahui (5).
1


1
Depag RI . Al Quran dan terjemahan ( Semarang : CV Toha Putra , 1998 ) h 1970
id13250000 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
2
Dalam surat Al-Alaq, manusia diharapkan dapat belajar dan dapat
mengetahui banyak ilmu sehingga manusia dapat menjadi manusia yang
seutuhnya, atas dasar keimanan kepada Allah SWT.
Dalam menghadapi tuntutan kondisi zaman serta pembangunan yang
semakin pesat ini pendidikan harus dapat secara tepat guna untuk dapat
menciptakan manusia-manusia yang berkualitas, dalam hal ini diharapakan
yang tercipta bukan hanya kualitas dari segi intelektual juga segi religiusnya.
Pendidikan disekolah formal berlangsung secara formal, artinya baik
kegiatan, tujuan pendidikan, materi dan bahan ajar, serta metode
penyampaiannya telah diprogram secara jelas dan dituangkan dalam
seperangkat aturan atau pegangan yang telah disyahkan.
2
Semua itu bertujuan
agar kegiatan pendidikan diselenggarakan di sekolah dapat berjalan dengan
lancar, tertib dan teratur serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Konsep pendidikan formal di sekolah dibagi atas intrakurikuler dan
ekstrakurikuler, kegitan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan
siswa diluar jam mata pelajaran. Menurut kamus Bahasa Indonesia kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan yang ada diluar yang tertentu dalam
kulikulum.
3
Banyak macam ekstrakurikuler yang ada di sekolah Palang
Merah Remaja ( PMR ), Pramuka, Olah raga dan juga Rohani Islam ( Rohis )
sebuah ekstrakulikuler yang berbasis agama Islam.
Tujuan pendidikan di dalam satu Negara harus berdasarkan falsafah
Negara. Tujuan sendiri merupakan khusus dan konkrit serta jelas
kedudukanya dalam hubungan tujuan akhir.
4
Dan pada hakikatnya tujuan
akhir dari pendidikan adalah pembinaan yang nantinya akan menciptakan
manusia yang cerdas, cerdas dari sisi intelektual juga cerdas sikap
keberagamaan, akan tetapi pada saat ini pendidikan hanya lebih condong
membangun aspek intelektual saja, dan sering sekali melupakan aspek

2
M.I Soelaiman, Pendidikan Dalam Keluarga, ( Bandung : CV Alvabeta, 2001 ) hlm 167
3
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta : Balai Pustaka ) cet 7 hlm 225
4
Winarto Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, ( Bandung ; Jemmars, 1980 )
hlm 26
3
keagamaan. Hal ini dapat menyebabkan tidak optimalnya tujuan dari
pendidikan tersebut.
Ekstrakurikuler Rohani Islam atau yang biasa disebut dengan Rohis,
merupakan salah satu dari ekstrakurikuler yang menjadi suatu kegiatan yang
berbasiskan agama. Dampak edukatif kegiatan tambahan ( ekstrakurikuler ),
pada dasarnya penyelegaraan kegiatan ekstrakurikuler dalam dunia
persekolahan ditujukan untuk menggali dan memotivasi siswa dalam bidang
tertentu. Karena itu, aktivitas ekstrakurikuler itu harus disesuaikan dengan
hobi serta kondisi siswa sehingga melalui kegiatan tersebut, siswa dapat
memperjelas identitas diri. Kegiatan itu pun harus ditujukan untuk
membangkitkan semangat, dinamika, dan optimisme siswa sehingga mereka
mencintai sekolahnya dan menyadari posisinya di tengah-tengah masyarakat.
Hal ini dapat tergali dari kegiatan tersebut adalah pemenuhan kebutuhan
psikologis siswa, baik kebutuhan akan penghargaaan, permainan, dan
kegembiraan.
Sebagian pendidik barat memandang bahwa kegiatan tambahan itu
merupaan sarana langsung untuk proses belajar-mengajar sehingga mereka
memasukkannya dalam materi kurikulum yang akan diajarkan. Biasanya,
kegiatan ekstrakurikuler disusun bersamaan dengan penyusunan kisi-kisi
kurikulum dan materi pelajar. Itu artinya, kegiatan tersebut merupakan bagian
dari pelajaran disekolah dan kelulusan siswapun dipengaruhi oleh aktivitasnya
dalam kegiatan eksrakulikuler tersebut.
Pelaksanaan kegiatan tambahan aplikasi praktis kegiatan
ekstrakurikuler cenderung kurang menunjukan hubungan signifikan
dengan tujuan-tujuan yang tertera dalam kurikulum. Akibatnya, siswa
akan menduga bahwa kegiatan ekstrakurikuler tersebut merupakan tempat
bersenang-senang, bergembira, mendapatkan keuntungan, atau
mendapatkan kemenangan. Atau ada juga siswa siswa yang
menganggap bahwa kegiatan tersebut hanya dilakukan untuk
menyenangkan orang lain agar dia diterima secara wajar dalam
lingkungan pergaulan, tanpa berorientasi pada tujuan pendidikan itu
sendiri. Kegiatan olah raga misalnya, dewasa ini olah raga mendapat
tempat di hati para siswa walaupun mereka kurang memahami esensi
kaitannya dengan akidah seseorang. Mereka pun kurang memahami
olah raga dalam kaitannya dengan interaksi masyarakat, kedisiplinan, serta
4
kekuatan yang menjadikannya sanggup memikul beban berat demi
mempertahankan akidah, jiwa, tanah air dan lain-lain.
5

Tidak banyak yang mengetahui bahwa peningkatan pretasi seorang
anak dalam prestasi belajar bukan hanya ditentukan oleh sering dan kerasnya
seorang siswa itu belajar tetapi ada faktor-faktor lain, salah satu adalah
dengan mengikuti kegiatan ekstrakuliker. Hal ini tidak banyak diketahui oleh
siswa dan masyarakat pada umumnya, sebenarnya ekstrakurikuler yang ada
merupakan suatu sarana pendukung karena disanalah memuat segala cara yang
dapat menciptakan kreatifitas khususnya dalam aspek agama yang nantinya
(daya kreatifitas itu) dapat mendukung daya fikir anak tetapi ada anggapan
dari beberapa pihak (orang tua) bahwasanya kegiatan ekstrakurikuler hanyalah
sebagai kegiatan yang biasa saja ataupun dianggap sebagai pemicu kurang
seriusnya belajar anak karena kesibukan anak tersebut dalam mengikuti
ekstrakurikuler.
Ekstrakurikuler Rohis merupakan salah satu kegiatan ekstra yang
berbentuk suatu organisasi yang bersifat kesiswaan, Rohis yang menjadi
ekstrakurikuler yang berbasis keagamaan menjadikan ekstrakurikuler ini
memiliki peran yang cukup penting di dalam sekolah. Siswa yang
notabenenya adalah siswa muslim diharapkan dapat mengamalkan nilai-nilai
yang islami dalam setiap tindakan serta perbuatannya dalam kesehariannya.
Pembinaan sikap keberagamaan dapat dilakukan dalam berbagai
cara, dalam kegiatan ekstrakulikuler Rohis terdapat program-program yang
diusahakan dapat menciptakan dan membangun sikap keberagamaan siswa.
Kegiatan Rohis dimungkinkan memberikan dukungan terhadap pelajaran
agama Islam, yang salah satunya dari program tersebut adalah mentoring.
Dengan bertitik tolak dari permasalahan diatas, setelah penulis
mengkaji beberapa literatur bahwasanya penelitian tentang pembinaan sikap
keberagamaan melalui kegiatan pendidikan Agama Islam yang sudah pernah
ada, akan tetapi membahas tentang aspek kegiatan pendidikan agama Islam

5
Abdurrahman An Nahlawi. Pendidikan Di Rumah, Sekolah, Dan Masyarakat. ( Dar Al
Firk Al Muasyir, Bairut : libanon : 1983 ) Cet II h 1887 188.

5
secara umum, maka penulis tertarik untuk melakukan sebuah penelitian
tentang kegiatan mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam (Rohis) dalam
membina sikap keberagamaan siswa. Maka Skripsi ini saya beri judul
Pembinaan Sikap Keberagamaan Siswa Melalui Program Mentoring
Ekstrakurikuler Rohani Islam ( ROHIS ) di SMA N Unggulan 57
Jakarta.

B. Identifikasi, Pembatasan dan perumusan masalah
1. Identifikasi masalah
Masalah-masalah tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a. Apakah mentoring ekstrakulikuler Rohani Islam itu dapat
mempengaruhi sikap keberagamaan siswa ?
1). Apakah mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam berkaitan dengan
sikap keberagamaan siswa ?
2). Bagaimana Mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam
b. Faktor apa saja yang mempengaruhi sikap keberagamaan siswa ?
1). Faktor intern yang mempengaruhi sikap keberagamaan siswa ?
2).. Faktor ekstern yang mempengaruhi sikap keberagamaan siswa ?
c. Bagaimanakah peran ekstrakurikuler Rohani Islam melalui mentoring
dalam pembinaan sikap keberagamaan siswa ?
2. Pembatasan masalah
Untuk memperjelas serta memberi arah yang tepat dalam
pembahasan ini dan berdasarkan Identifikasi masalah diatas, maka penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut :
a. Fokus penelitian diarahkan hanya pada satu bentuk program
ekstrakurikuler Rohani Islam yaitu mentoring.
b. Kegiatan mentoring dalam membina sikap keberagamaan siswa
c. Penelitian dan pembahasan difokuskan pada siswa dan siswi yang
mengikuti kegiatan mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam


6
3. Perumusan masalah
Belum maksimalnya proses pembinaan keberagamaan siswa yang
menjadi tugas utama dari mata pelajaran Agama Islam sehingga dengan
adanya mentoring maka diharapkan siswa mendapatkan waktu untuk
lebih memperdalam pelajaran agama Islam yang telah diajarkan didalam
kelas. Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalahnya sebagai berikut :
Bagaimana peranan mentoring Rohis terhadap pembinaan sikap
keberagamaan siswa di SMA N Unggulan 57 Jakarta ?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian.
1. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan program
mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam dalam pembinaan sikap
keberagamaan siswa SMA N Unggulan 57 Jakarta.
2. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat :
a. Bagi guru dan Pembina Rohis sebagai tolak ukur keberhasilan
Program mentoring Rohis dalam upaya pembinaan sikap religius
siswa
b. Bagi siswa sebagi media untuk tertarik agar lebih aktif mengikuti
mentoring Rohis untuk membina sikap kebergamaan dalam dirinya.
c. Bagi masyarakat umum sebagai gambaran tentang pentingnya
kegiatan Rohis khususnya mentoring dalam membina sikap
kebergamaan .

D. Sistematika penulisan
Agar pembuatan skripsi ini berjalan sesuai dengan ketentuan, maka
penulis berpedoman pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan
oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2007, adapun sistematika
penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab yaitu :
7
BAB I Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, Identifikasi,
Pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
dan sistematika penulisan
Bab II Kajian teori yang meliputi aspek teori tentang Sikap Keberagamaan
Siswa: Pengertian Sikap Keberagamaan. Pengertian tentang agama,
beragama dan keagamaan, Terbentuknya Sikap Keberagamaan.
Manfaat dari Sikap Kebergamaan untuk kehidupan juga tentang
Program mentoring Rohis: Pengertian Mentoring. Strategi, Metode,
Materi Mentoring. Tujuan dari Mentoring
Bab III Metodologi penelitian yang meliputi, tempat dan waktu penelitian.
Populasi dan sampel. Teknik pengumpulan data. Teknik analisis
data.
Bab IV Hasil penelitian, yang mencakup gambaran Umum SMA N Unggulan
57 Jakarta: Sejarah, visi dan misi SMA N Unggulan 57 Jakarta.
Keadaan Guru, siswa dan karyawan. Sarana dan prasarana. Juga
Struktur dan Organisasi ekstrakurikuler Rohani Islam, Peranannya
dalam Pembinaan Siswa. Deskripsi data. Analisisa dan interpretasi
data
Bab V Penutup yang berisikan kesimpulan dan Saran


8







BAB II
LANDASAN TEORI
A. Sikap keberagamaan
1. Pengertian sikap
Dalam kamus bahasa Indonesi, sikap didefinisikan sebagai
berikut: sikap adalah perilaku ;gerak dan gerik, atau perbuatan yang
berdasarkan pada pendirian ( pendapat atau keyakinan ).
1

Menurut M. Ngalim purwanto , Sikap atau yang dalam bahasa
Inggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu
perangsang ; suatu kecendrtungan untuk bereaksi dengan cara tertentu
terhadap suatu perangsang atau situasi yang terjadi
2

Menurut kamus Chaplin bahwa sikap adalah suatu
prediposisi atau kecendrungan yang relative stabil dan berlangsung terus
menerus untuk bertingkah laku atau untuk bereaksi dengan satu cara
tertentu terhadap pribadi lain, objek atau lembaga atau persoalan
tertentu.
3

Dr Jalaluddin dalam bukunya Psikologi agama menyatakan bahwa
sikap merupakan predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang
terhadap objek tertentu yang mencakup komponen kognisi, afeksi dan
konasi . Dengan demikian sikap yang ditampilkan seseorang merupakan

1
Tim penyusun kamus pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa , kamus Besar
Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka, 1999) cet -10
2
M. Ngalim purwanto. MP, Psikologi Pendidikan , ( Bandung : PT . Remaja Rosda
Karya, 1990 ) cet 5 h 141
3
J.P Chaplin , kamus Lengkap Psikologi, ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995 ) h
43.
id13274796 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
9
hasil dari prosese berfikir, merasa, dan memilih non motif tertentu
sebagai reaksi terhadap suatu objek.
4

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sikap
merupakan suatu pendirian dari seseorang untuk menerima dan menolak
tentang sesuatu hal atau juga sesuatu yang dilakukan seseorang, untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu merupakan hasil proses
berfikir.
Menurut Drs Saifuddin Azwar menerangkan tentang
struktur sikap yang terdiri dari komponen komponen yang
saling menunjang antara satu dengan yang lainnya yaitu,
komponen komponen sikap ada tiga, pertama komponen
kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap. Kedua komponen afeksi merupakan
perasaan yang menyangkut aspek emosional . Ketiga komponen
konatif merupakan aspek kecendrungan berprilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.
5


Sikap timbul karena ada stimulus. Terbentukannya suatu sikap
itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan
kebudayaan misalnya : keluarga, norma, golongan agama dan adat
istiadat. Dalam hal ini keluaraga mempunyai peranan yang besar dalam
pembentuk sika putra putranya . Sebab keluargalah sebagai kelompok
primer bagi anak merupakan pengaruh yang paling dominan. Sikap
seseorang tak selalu tetap, ia dapat berkembang manakala mendapat
pengaruh, baik dari dalam maupun dari luar yang bersifat positif dan
mengesan.
Faktor faktor yang menyebabkan perubahan sikap :
a. Faktor Intern: yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk
menerima dan mengolah pengaruh - pengaruh yang datang dari luar.
Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan
motif dan sikap di dalam diri manusia, terutama yang menjadi

4
Jalalludin , Psikologi Agama ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996 ) cet 1 h 188
5
Saifudin Azwar , Sikap manusia Teori dan pengukurannya, ( Jakarta : Pustaka Pelajar
, 200 ) cet 4 H 24.
10
minat perhatiannya. Misalnya : orang yang sangat haus, akan lebih
memperhatikan perangsang dapat menghilangkan hausnya itu dari
perangsang perangsang yang lain.
b. Faktor ekstern: yaitu faktor yang tedapat diluar pribadi manusia .
Faktor ini berupa interkasi sosila diluar kelompok . Misalnya :
Interkasi antara manusia yang dengan hasil kebudayaan manusia
yang sampai apadnya memlalui alat la komunikasi seperti : suarat
kabar , radio , televisi , majalah dan lain sebagainya
6

2. Pengertian tentang agama, beragama dan keagamaan
Menurut etimologi kata agama berarti percaya atau kepercayaan
sedangkan menurut terminologi pendapat Quraish Shihab bahwa agama
adalah sebagai hubungan antara mahkluk dengan khaliknya, hubungan
ini terwujud dalam sikap batinnya serta tampak pada ibadahnya yang
dilakukannya, dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.
7

Secara istilah agama berarti peraturan Allah yang
diturunkan Nya kepada manusia dengan perantara Rasul Nya
untuk jadi pedoman bagi manusia dalam melaksankaan
kehidupan dan penghidupan mereka di dalam segala aspeknya
agar mereka mencapai kejayaan hidup secara lahir dan bathin
serta dunia dan akhirat.

Agama mengandung unsur unsur
peraturan Allah yang diberikan- Nya kepada manusia, yang
berisi pedoman pelaksanaan kehidupan dan penghidupan
manusia di dalam segal aspeknya, yang bertujuan agar manusia
mencapai kejayaan hidup secara lahir dan bathin serta dunia
dan akhirat.
8


J. Milton Yinger seorang ahli sosiologi Agama berpendapat
bahwa agama adalah sistem kepercayaan dan praktek dengan makna,
suatu masyarakat atau kelompok manusia berjaga jaga untuk
menghadapi masalah terakhir di dunia ini.
9


6
.. Abu Ahmadi dkk. Psikologi Sosial.(Jakarta: PT Rineka Cipta , 1991 ) cet I
7
Quraish Shihab , membumikan Al Quran ( Bandung : mizan , 1999 ) cet 17 h 210
8
. Syahminan Zaini. Mengapa Manusia harus beragama .( Jakarta : Kalam mulia , 1986 )
hal 2

9
Hendro puspito , Sosiologi Agama ( Jakarta : Rajawali Press, 1995 ) cet -2 h 22
11
Dalam konteks kata beragama menurut Quraish Shihab
adalah sebagai upaya manusia untuk mencontoh sifat sifat yang
suci.
10
Sedangkan mengenai kata beragama dan keagamaan dalam
Kamus Bahasa Indonesia adalah menganut atau memeluk agama,
beribadah atau taat kepada agama atau lebih kongkretnya kata beragama
dan keagamaan diartikan sebagai memeluk atau taat menjalankan ajaran
agama yang dianut
11

Jadi dapat diketahui bahwa keagamaan merupakan suatu sikap
yang kuat dalam memeluk dan menjalankan ajaran agama serta sebagai
cerminan dirinya atas ketaatannya terhadap ajaran agama yang
dianutnya.
Menurut Dr Jalaluddin tentang sikap keberagamaan , yaitu
merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang
mendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya
terhadap agama, sikap keberagamaan tersebut boleh adanya konsisten
antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku
terhadap agama sebagai unsur konatif.
12

Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan sikap
keberagamaan adalah suatu keadaan diri seseorang dimana setiap
melakukan atas aktivitasnya selalu bertautan dengan agamanya. Dalam hal
ini pula dirinya sebagai hamba yang mempercayai Tuhannya berusaha
agar dapat merealisasikan atau mempraktekan setiap ajaran agamanya
atas dasar iman yang ada dalam batinnya.
Dari segi konteks keberagamaan dalam agama Islam menurut
Yusuf Al Qardhowy memiliki dimensi dimensi atau pokok pokok

10
Tim penyusun kamus pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa , kamus Besar
Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka, 1999) cet -10
11
Tim penyusun kamus pusat Pembinaan dan pengembangan bahasa , kamus Besar
Bahasa Indonesia ( Jakarta : Balai Pustaka, 1999) cet -10
12
Jalalludin , Psikologi Agama ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996 ) cet 1 h 197
12
Islam yang secara garis besar dibagi 3 yaitu aqidah, ibadah atau praktek
agama atau syariah, akhlak
13

1. Aqidah
Aqidah secara etiomologi yaitu kepercayaan
14
sedangkan secara
terminologi disamakan dengan keimanan, yang menunjukkan pada
seberapa tingkat keyakinan seseorang terhadap kebenaran ajaran
ajaran agamanya yang bersifat fundamental dan dogmatis.
15

2. Ibadah atau praktek agama ( syariah )
Ibadah atau praktek agama atau syariah merupakan peraturan -
peraturan yang mengatur hubungan langsung seseorang muslim
dengan Kholiknya dan sesama manusia, yang menunjukan seberapa
patuh tingkat ketaatan seseorang muslim dalam mengerjakan
kegiatan kegiatan ritual keagamaan yang diperintahkan dan
dianjurkan, baik yang menyangkut ibadah (ritual ) dalam arti khusus
maupun dalam arti yang luas yang merupakan media komunikasi
langsung dan integral serta sarana konsultasi antara Kholik dan
mahluknya. Ibadah juga merupakan perwujudan dari sikap
keberagamaan seseorang dalam kehidupan.
3. Akhlak
Kata akhlak secara etimologi adalah tabiat, budi pekerti , kebiasaan
atau adat, keperwiraan, kesatriaan, kejantanan dan kemarahan.
16
.
Sedangkan menurut Imam Ghozali yang merupakan definisi secara
terminologi adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan
perbutan perbuatan yang dengan gampang dan mudah , tanpa
memerlukan pemikian dan pertimbangan .
17


13
Yusuf Al Qardhowy, Pengantar Kajian Islam, Penerjemah Setiawan Budi Utomo
(Jakarta: Pustaka Al Kausar, 1997) h 55
14
Idrus Alkaf , Kamus Al Manar ,( Surabaya : Karya Utama )
15
Yusuf Al Qardhowy, Pengantar Kajian Islam, Penerjemah Setiawan Budi Utomo
(Jakarta: Pustaka Al Kausar, 1997) h 55
16
Tim penyusun , Ensiklopedi Islam ( Jakarta : PTIkhtiar Baru Van Hoeve , 1994 ) jilid
III h 58
17
Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, ( Kairo: Maktabah Mathbah al Masyad al Husainy
1958 ) juz III h 56
13
Soegarda Poerbakawatja menjelaskan bahwa Akhlak adalah
budi pekerti, watak, kesusilaan ( kesadaran etik dan moral ) yaitu kelakuan
baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
Khaliknya dan terhadap sesama manusia .
18

Dalam penjelasan Yusuf Al Qardhowy diatas yang merupakan
pokok pokok Islam yang dapat dijadikan ruang lingkup dari sikap
keberagamaan:
1. Aspek Aqidah, ruang lingkup aqidah merupakan hal yang paling
mendasar dari diri seseorang dikarenakan dengan aqidahlah seseorang
memiliki pondasi atas sikap keberagamaan, aqidah juga merupakan
alasan utama seseorang dapat berperilaku sebagai hamba yang
percaya atas kekuasaan Tuhannya . Aqidah berkaitan dengan iman dan
taqwa, hal inilah yang melahirkan keyakinan keyakinan atas setiap
yang ada pada dirinya merupakan pemberian dari Tuhannya , dan ia
mengetahui bahwa ia akan kembali kepada Tuhannya pula.
2. Aspek Syariah, ruang lingkup syariah merupakan realisasi atas
aqidah, iman yang tertanam dalam dirinya, ia berusaha melakukan
setiap kewajiban yang diperintahkan Sang Kholik, hal ini berkaitan
dengan ritual atau praktek ibadah seperti Sholat lima waktu, sholat
sunnah contohnya sholat dhuha dan tahajud serta sebagainya, berdoa,
membayar zakat dan lain - lain. Aspek syariah ini bertautan sekali
dengan rukun Iman.
3. Aspek Akhlak, ruang lingkup akhlak berkaitan dengan perilaku
dirinya sebagai muslim yang taat, dalam menjalankan kehidupannya
sehari hari yang semuanya itu sesuai dengan ajaran agama Islam.
Hal ini disebabkan ia memiliki kesadaraan yang terdapat dalam
jiwanya tentang ajaran agama yang sesungguhnya, juga setiap ajaran
agamanya itu telah meresap dengan sebenar - benarnya dalam hatinya.
Sehingga lahirlah sikap yang mulia, dan dalam perilaku kehidupan

18
Soegarda Poerbakawatja , Ensiklopedi pendidikan ( Jakarta : Gunung Agung, 1976)
h 9
14
sehari harinya dapat mencerminkan sikap keberagamaan, seperti
mudah menolong, jujur dan bersedekah dan sebagainya.

3. Terbentuknya sikap keberagamaan .
Pembentukan sikap keberagamaan seseorang dapat dilakukan
dengan melalui 3 pendekatan yaitu pendekatan rasional , emosional dan
keteladanan.
a. Pendekatan rasional
Pendekatan rasional adalah usaha memberikan peranan pada
rasio ( akal) peserta didik dalam memahami dan membedakan
berbagai bahan ajar dalam standar materi serta kaitannnya dengan
prilaku yang buruk dalam kehidupan duniawi.
19

b. Pendekatan emosional
Pendekatan emosional adalah upaya untuk mengugah
perasaan emosi peserta didik dalam menghayati prilaku yang sesuai
dengan ajaran Islam dan budaya bangsa (serta dapat merasakan mana
yang baik dan buruk)
20
. Dalam konteks ini terdapat dua metode
yaitu:
1) Metode nasehat yang merupakan salah satu metode dalam
membentuk sikap keberagamaan anak, mempersiapkannnya
secara moral, psikis dan sosial, dikarenakan nasehat sangat
berperan dalam menjelaskan kepada anak tentang segala
hakekat, menghiasi dengan moral mulia dan mengajari tentang
prinsip prinsip Islam.Dalam menggunakan metode nasehat,
hendaknya pendidik menghindari perintah atau larangan secara
langsung, sebaiknya menggunakan teknik teknik tidak
langsung seperti membuat perumpamaan.
21


19
Ramayulis.Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mulia, 2004 ) Cet 4 h 152
20
Ramayulis.Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mulia, 2004 ) Cet 4 h 151
21
Hery Neor. Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : logos, 1995 ) h 1192

15
2) Metode pengawasan yaitu seorang pendidik mendampingi dan
mengawasi anak didiknya baik dalam hal jasmani maupun
rohani dalam upaya membentuk aqidah, moral dan sosial yang
baik. Aspek pengawasan juga harus memberikan nilai yang
positif dan optimal oleh karena itu harus dilakukan dengan cara
yang tidak terlalu mengekang anak, akan tetapi dengan cara
menjelaskan dengan baik dan mudah dimengerti oleh anak.
c. Pendekatan keteladanan
Pendekatan keteladanan adalah menjadikan figur guru agama
dan non agama dan seluruh warga sekolah sebagai cerminan manusia
yang berkepribadian agama. Keteladanan dalam pendidikan amat
penting dan lebih efektif, apalagi dalam usaha pembentukan sikap
kebergamaan, seorang anak akan lebih mudah memahami atau
mengerti bila ada seeorang yang dapat ditirunya. Keteladanan ini pun
menjadi media yang amat baik bagi optimalnya pembentukan jiwa
keberagamaan seseorang.
Keteladanan Pendidik terhadap peserta ddidik kunci
keberhasilan dalam mempersiapakan dan membentuk moral spiritual
dan sosial anak.
22

Sehubungan dengan pembentukan Sikap ibu Zakiyah
Drajat ,mengemukakan bahwa hendaknya setiap pendidik
menyadari bahwa pembinaan pribadi anak sangat diperlukan
pembiasaan pembiasan dan latihan latihan yang cocok dan
sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan
latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak yang
lambat laun sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, karena telah
masuk menjadi bagian dari pribadinya
23







22
Ramayulis .Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta : Kalam Mulia, 2004 ) Cet 4 h 154
23
Zakiyah Dradjat , Pembinaan Remaja ( Jakarta: PT Bulan Bintang, 1982 )h 126
16
4. Manfaat sikap keberagamaan dalam kehidupan
a. Aspek Akidah
Manfaat sikap keberagamaan dalam aspek akidah merupakan
hal yang krusial, yaitu menambah kuatnya akidah atau sebuah
pemahaman. Dengan adanya sikap keberagamaan yang merupakan
realisasi dari sebuah pemahaman maka akan terjadi keseimbangan
yang baik antara ranah teotiris dengan ranah empiris.
Menurut Imam Al Ghazali ada tiga cara untuk memantapkan
aqidah yaitu :
a. Membaca Al Quran dengan mempelajari arti dan tafsirnya.
b. Membaca hadits dengan memahami maknanya.
c. Konsekuensi menegakkan segala tugas ibadah
Menurut Imam Al Ghazali bahwa dengan tekun mengerjakan
tiga macam ibadah tersebut aqidah akan semakin bertambha mantap.
Dan ini memang bisa kita rasakan sendiri , asal kita melakukannya
dengan hati yang ikhlas, bukan karena ingin dipuji .
24

Ciri aqidah yang benar berdasarkan keterangan dalam Al
Quran dan hadits bahwa diantara ciri ciri aqidah yang benar
terhadap Allah itu adalah sebagai berikut :

1) Yakin akan keeasaan Allah, Tuhan yang sebenarnya dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Allah memerintahkan
Ummat manusia menyembah Nya dan melarang manusia
mempersekutukannnya dengan sesuatu. Kita harus yakin bahwa
Allah itu Esa ( satu ), tidak ada dua Nya. Penegasan semacam itu
sudah ada sejak Nabi Adam hingga Nabi nabi sesudahnya ,
sampai Nabi dan Rasul terakhir Muhammad SAW.
2) Tidak ada rasa takut kepada selain Allah, karena patuh kepada
perintah dan larangan Allah. Dalam surat Ali Imran ayat 175:

) : 175 (
Artinya: mereka itu hanyalah syetan yang menakut nakuti
kamu dengan pemimpin pemimpinnya; Janganlah kamu takut

24
Abubakar Muhammad . Pembinaan Manusia dalam Islam. (, Surabaya : Al
Ikhlas 1994 )cet 1 h 280
17
kepada mereka tetapi takutlah kepada Aku, jika kamu semua betul
betul beriman .
3) Berani menegakkan kebenaran dan keadilan seusai dengan ajaran
Agama Islam , karena yakin bahwa barang siapa yang membela
kebenaran dan keadilan sesuai dengan agama Allah itu pasti akan
ditolong oleh Allah SWT, sebagaimana firman Nya dalam surat
Muhammad ayat 7:

) : 7 (
Artinya : wahai orang orang yang beriman, jika kamu semua
menolong agama Allah, maka pasti Allah akan menolong kamu
dan Dia akan mengokohkan kedudukanmu.
4) Orang yang betul - betul beriman kepada Allah pasti tidak akan
tunduk begitu saja kepada kehendak orang orang kafir dan
munafik maupun sesama Islamnya bila bertentangan dengan
aqidahnya. Mereka lebih mengutamakan kepatuhannya kepada
Allah dan Rasulnya dari pada kepada manusia. Memang Allah
SWT melarang orang orang yang beriman tunduk kepada
mereka , sebagaimana firmaNya dalam surat Al Ahzab ayat 48,

) : 48 (
Artinya dan janganlah kamu menuruti orang- orang kafir dan
munafik itu dan biarkan siksaan mereka dan bertawakallah
kepada Allah ; dan cukuplah Allah sebagai Penolong.
5) Orang yang beriman kepada Allah itu tidak akan berani angkuh
dan sombong di kala ia kuat , baik kuat dalam arti fisik maupuan
kuat dalam arti mempunyai kekuasaan. Adanya larangan untuk
bersikap angkuh dan sombong itu adalah demi kemaslahatan dan
kebahagiaan manusia itu sendiri, sehingga seandainya masih juga
tidak mau memperhatikan larangan itu, maka berarti orang itu
sudah nekat untuk masuk neraka jahanam.
6) Orang yang benar dan baik imannya kepada Allah tidak akan
berani bersikap pura puara baik di hadapan orang , karena
yakin bahwa niat hatinya pasti diketahui oleh Allah. Allah
mengingat kan hal itu dengan firman Nya dalam surat Al An am
ayat 3:

) : 3 (
18
Artinya: Dialah Allah yang disembah di langit dan dibumi.
Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu
nampakan dan Dia mengetahui segala amal perbuatanmu.
25


b. Aspek diri Pribadi
Manfaat sikap keberagamaan dalam kehidupan seseorang
berpengaruh biasanya pada saat ia sudah mengerti atau dewasa. Dalam
hal ini secara pribadi atau individual diri paham akan kesehatan
sebagai anugrah dari Tuhan dan harus dijaga, dengan adanya sikap
keberagamaan ia akan berpikir untuk tidak merusak kesehatan atau
tubuhnya dengan melakukan hal hal yang buruk sehingga
mengakibatkan kerusakan atas tubuhnya , meningkatkan kualitas
psikologi subtansi psikologis ( kejiwaan/Rohaniah) .
Kualitas jasmaniah berhubungan dengan bidang kesehatan
dipengaruhi oleh jenis dan kualitas makanan sejak dilahirklan,
pada masa kanak kanak , remaja dan bahkan setelah dewasa.
Kualitas jasmaniah ini sejak masa konsepsi dalam kandungan,
lahir dan hingga dewasa sangat ditentukan oleh orang tua, yang
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas diri /individu secara
keseluruhan setelah dewasa.
26

Kualitas psikologi subtansi psikologis (
kejiwaan/Rohaniah) bersifat abstrak yang hanya berfungsi dalam
kesatuan nya dengan jasmani ( tubuh ) .Perwujudan fungsinya itu
dikongkritkan dalam perkataan yang mengambarkan sikap, hasil
berpikir dan berupa perilaku dalam merespon perangsang (
stimulus ) dari dalam dan luar diri manusia. Kualitas psikologis
diukur dari tingkat pengembangan dan pendayagunaan potensi
potensi yang terdapat didalamnya seperti kemampuan berpikir,
pengendalian emosi , kepedulian sosial, dan lainlain.
27

Dengan adanya sikap keberagamaan dalam jiwanya
potensipotensi yang ada akan dapat lebih meningkatkan kualitas
kehidupan psikologisnya.


25
Drs. Abubakar Muhammad . Pembinaan Manusia dalam Islam. ( Al Ikhlas , Surabaya
; 1994)cet 1 hal 536-542
26
Hadari Nawawi dan Mimi Martini. Manusia berkualitas ( yogyakarta : universitas
Gajah Mada Pree: 1994 ) cet I h 49
27
Hadari Nawawi dan Mimi Martini. Manusia berkualitas ( Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada Pree: 1994 ) cet I h 52
19
c. Aspek rasa tanggung jawab sosial
Edgar Sheffield Brightman dalam buku A Philosophy
of Religion mengatakan bahwa agama suatu unsur mengenai
pengalaman pengalaman yang dipandang mempunyai nilai
yang tertinggi , pengabdian kepada suatu kekuasaan -
kekuasaan yang dipercayai sebagai sesuatu yang menjadi
asal mula , yang menambah dan melestarikan nilai nilai ini,
dan sejumlah ugkapan yang sesuai tentang urusan serta
pengabdian tersebut, baik dengan jalan melakukan upacara
upacara yang simbolis maupun melalui perbuatan - perbutan
yang lain yang bersifat perseorangan , serta yang bersifat
kemasyarakatan.
28

Di dalam al Quran dan Sunnah sudah terdapat prinsip
prinsip umum tentang pembinaan masyarakat yang harus kita
jadikan landasan. Ada beberpa kaidah sosial atau prinsip prinsip
kemasyarakatan yang perlu diperhatikan oleh manusia dalam
menusun konsepsi bagi masyarakat , bangsa dan Negara. Prinsip -
prinsip sosial itu adalah sebagi berikut:
1) Baik dan buruknya masyarakat tergantung kepada baik dan
buruknya akhlaq individu masyarakat itu.
Dalam surat Al Anfal ayat 53:

) : 53 (
Artinya adalah Siksaan itu adalah karena sesungguhnya Allah
tidak akan merubah sesuatu nimat yang telah ia karuniakan
kepada suatu kaum sehingga yang merubah nimat yag ada pada
diri mereka. Dana sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui .
Maksud ayat tersebut menurut keterangan Tafsir Al Maraghi
ialah bahwa nikamat Allah yang telah di karuniakanNya kepada
Ummat manusia dan individu masyarakat tergantung kepada
akhlaq serta sifat sifat dan amal pebuatan ummat dan orang
itu. Selama akhlak dan sifat serta perbuatannya baik, maka nikmat
tersebut akan tetap juga; Allah tidak akan menarik kembali
nikmat itu dari mereka tanpa kezholiman mereka sendiri .
Apabila mereka merubah aqidah dan akhlaq serta amal baiknya
menjadi jelek, maka Allah akan merubah pula keadaan mereka
dari merampas kembali nikamt yang telah Dia berikan, sehingga
orang kaya bisa menjadi miskin, yang mulia dan berpangkat

28
Drs. Inu kencana Syafiie. Filsafat kehidupan ( bumi aksara , Jakarta: 1995 ) cet 1 hal 55
20
menjadi orang yang hina dina dan yang kuat akan menjadi
lemah.
2) Rusaknya masyarakat banyak disebabkan oleh rusaknya rusaknya
moral para pemimpin dan tokoh tokoh masyarakat itu.
Qaedah sosial kedua ini menegaskan bahwa penyebab utama
kerusakan moral masyarakat adalah karena meniru pemmpin dan
tokohnya yang sudah rusak itu. Dengan kata lain bahwa rusaknya
moral masyarakat adalah cermin rusaknya moral para pemimpin
dan tokoh masyarakat itu. Kebejatan moral rakyat kecil adalah
merupakan kebejatan moral orang orang besar itu. Kenakalan
para remaja, muda dan mudi sebenarnya sebgai korban kenakalan
orang tua dan orang orang yang dituakan dalam suatu bangsa
atau masyarakat .
3) Hanya kepada orang orang yang shaleh yang bisa
dipercayakan untuk memperbaiki keadaan dunia ini .
Dalam surat Al Anbiya ayat 105:

) : 105 (
Artinya sungguh kami telah menulis di dalam Zabur setelah
kami tulis dalam Lauhul Mahfuzh, bahwasanya bumi ini akan di
wariskan oleh hamba hamaba ku yang shaleh.
Kaidah sosial yang ketiga ini penting sekali diperhatikan dan
direnungkan oleh generasi sekarang untuk dijadikan landasan
dalam usaha pembinaan kualitas generasi muda yang nantinya
akan memegang estafet kepemimpinan bangsa dan negara.
Pembinaan kualitas manusia tidak hanya dinilai dari segi
intelektualnya, keterampilannya dan kesehatan jasmaninya, akan
tetapi yang paling penting adalah kualitas rohaninya, kualitas
akhlaqnya. Atau dengan kata lain kita harus mengusahakan
generasi penerus ini menjadi manusiamanusia yang shaleh
bukan manusia tang bangga dengan amal perbuatan salah .
29

Dalam pemeliharaan lingkungan hidup, alam lingkungan
disekitar kita adalah ciptaan Allah untuk menjadi sumber
kebahagiaan hidup manusia di dunia. Dia akan dapat dijadikan
alat untuk mencapai kebahagiaan hidup di akhirat bilamana
kita dapat memanfaatkannya sesuai dengan petunjuk Allah dan
Rasul Nya. Oleh karena kita harus memelihara lingkungan hidup
ini dengan penuh rasa tanggung jawab, demi kebahagiaan
hidup kita sendiri. Untuk memelihara lingkungan hidup kita

29
Drs. Abubakar Muhammad . Pembinaan Manusia dalam Islam. ( Al Ikhlas , Surabaya ; 1994)
cet 1 hal 266 276
21
harus memelihara keseimbangannya dan memperbaiki yang sudah
rusak.
30


B. Program Mentoring Agama Islam
1. Pengertian
Kata Mentoring adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu
Halaqah (lingkaran) atau usroh, sebuah istilah yang ada hubungannya
dengan dunia pendidikan, khusunya pendidikan atau pengajaran Islam
(tarbiyah Islamiyah ) . Istilah mentoring ( halaqah ) biasanya digunakan
untuk menggelarkan sekelompok kecil muslim yang secara rutin
mengkaji ajaran Islam. Jumlah peserta dalam kelompok kecil tersebut
berkisar antara 3 12 orang. Mereka mengkaji Islam dengan kurikulum
( manhaj ) tertentu. Biasanya kurikulum tersebut berasal dari murobbi
yang mendapatkannya dari jamaah ( organisasi ) yang menaungi halaqah
tersebut. Beberapa kalangan, halaqah /usrah disebut juga dengan
mentoring, talim, pengajian kelompok. Mentoring ( Halaqah ) adalah
sekelompok orang yang ingin mempelajari dan mengamalkan Islam
secara serius. Bisanya mereka terbentuk karena kesadaraan mereka
sendiri untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara bersama
sama ( amal jamaah ). Kesadaran itu muncul setelah mereka
bersentuhan dan menerima dakwah dari orang orang yang telah
mengikuti mentoring (halaqah ) ini.
31


Mentoring agama Islam adalah suatu kegiatan pembinaan
pemuda pelajar yang berlangsung secara periodik dengan bimbingan
seorang mentor. Pola pendekatan teman sebaya ( friendship ) yang
diterapkan menjadi program ini lebih menarik , efektif serta memiliki
keunggulan tersendiri.
32

Dalam suatu mentoring ada seorang pembina .Pembina merupakan
seseorang yang ditunjuk oleh guru atau penanggungjawab kegiatan.
Biasanya pembina atau tutor merupakan kakak kelas atau senior dari suatu
tingkatan.
Biasanya peserta halaqah dipimpin dan dibimbing oleh seorang
murobbi ( Pembina) . murabbi disebut juga dengan mentor , Pembina ,
ustadz ( guru ), masul ( penanggungjawab ) atau naqib (pemimpin ).

30
Drs. Abubakar Muhammad . Pembinaan Manusia dalam Islam. ( Al Ikhlas , Surabaya ; 1994
)cet 1 hal 561
31
Satria hadi lubis. Rahasia kesuksesan Halaqoh ( usroh ). ( Jakarta : FBA Press, 2006) h 1- 2
32
Rusmiyati , dkk. Panduan Mentoring Agama Islam ( Iqra Club :Jakarta, 2003 ) cet I h xiv
22
Murabbi bekerjasama dengan peserta halaqah untuk mencapai tujuan
halaqah yaitu terbentuknya muslim yang Islami dan berkarakter Dai (
takwinul Islamiyah wa daiyah ). Dalam mencapai tujuan tersebut,
murobbi berusaha agar peserta hadir secara rutin dalam pertemuan
halaqah tanpa merasa jemu dan bosan dan juga penting artinya dalam
menjaga kekompakan dan tetap produktif untuk mencapai tujuannya.
33


2. Metode dan Bahan mentoring
Adapun strategi atau metode untuk mentoring ini, tercakup dalam
motto Mentoring itu sendiri yaitu fun, fresh, focus, sedangkan kegiatan
dari mentoring sebagai metode adalah :
a. Tutorial
Ajang diskusi, konsultasi dan curhat ( curahan hati ). Disini
para siswa atau siswi dapat membahas dan mendiskusikan berbagai
masalah, dari masalah seputar Islam, pelajaran samapai masalah
pribadi.
34

b. Tafakur alam
Piknik atau jalan-jalan yang memiliki tujuan untuk
menumbuhkan rasa syukur atas Kekuasaan Allah SWT, juga dalam
acara ini diadakan acara acara yang menumbuhkan rasa kepedulian
terhadap kawan ataupun rasa kepemimpinan
35

c. Games
Dalam berbagai kegiatan mentoring, games dapat dilakukan
dengan berfungsi sebagai berikut :
1) Ice Breaker. Games digunakan untuk memberikan sedikit
pemanasan sebelum pemberian materi . Games juga diharapkan
dapat menumbuhkan cita cita dan harapan yang lebih besar
pada setiap peserta.
2) Pelibatan peserta. Games membutuhkan partisipasi aktif peserta
, baik verbal, fisik, maupun aktivitas intelektual. Oleh karena itu,
semakin banyak pelibatan peserta mentoring dalam kegiatan
mentoring, rasa memiliki atau a Part of Mentoring semakin
meningkat. Games juga dapat membantu peserta untuk lebih
percaya diri karena mereka dipaksa untuk memberikan respon.

33
Satria hadi lubis. Rahasia kesuksesan Halaqoh ( usroh ). ( Jakarta : FBA Press, 2006) h 2
34
Rusmiyati , dkk. Panduan Mentoring Agama Islam ( Iqra Club :Jakarta, 2003 ) cet I h xiv
35
Rusmiyati , dkk. Panduan Mentoring Agama Islam ( Iqra Club :Jakarta, 2003 ) cet I h xv
23
3) Ilustrator. Pemberian materi dengan cara ceramah saja dapat
membuat peserta jenuh. Games akan menjelaskan secara
gamblang dan akan tertanam dalam ingatan..
4) Penutup. Games dapat dijadikan sebagai penguat dan tambahan
kesimpulan serta dapat memberikan Clink pada pikiran di akhir
pertemuan atau mentoring. Games juga merangsang peserta
untuk bereaksi, mengamalkan materi yang baru didapat.
36


Sedangkan bahan Mentoring merupakan materi yang dapat
mendukung Pelajaran Agama Islam di sekolah, juga dapat menumbuhkan
pemahaman pemahaman yang lebih baik tentang agama Islam seperti:
a. Al Quran yang mulia
b. Mengenal Allah
c. Makna sayahadat
d. Bangunan Islam
e. Mengenal Rasulullah SAW
f. Mengenal jati diri manusia
g. Manajemen cinta
h. Adab muslim dalam bergaul
i. Kesombongan
j. Menyebarakan salam
k. Waktu dalam kehidupan
l. Hukum dalam Islam
m. Symbol sukses
n. Ukhuwah Islamiyah
o. Wanita dalam pandangan Islam dan sebagainya.
37


3. Tujuan Mentoring adalah :
a. Mengajak para siswa untuk lebih mengenal dan mencintai Islam
melalui kegiatan yang kreatif.
b. Mengajak para siswa untuk dapat aktif membaca Al Quran
c. Memunculkan pemahaman yang benar terhadap Islam.


d. Menangkal gerakan gerakan yang bertujuan merusak moral
generasi muda.
38


36
M.Ruswandi . Games For Islamic mentoring ( Bandung: Syamil Cipta Media, 2004) Cet 2. h v -
vi
37
Rusmiyati , dkk. Panduan Mentoring Agama Islam ( Iqra Club :Jakarta, 2003 ) cet I h xiv
24

38
Rusmiyati , dkk. Panduan Mentoring Agama Islam ( Iqra Club :Jakarta, 2003 ) cet I h xiii
25







BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Unggulan Negeri
57, Jalan Kedoya Raya, Jakarta Barat .Waktu yang digunakan untuk
pelaksanaan penelitian ini mulai dari tanggal Juli 2008 sampai November
2008.

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan survey atau penelitian
langsung ke objek penelitian dengan tujuan memperoleh data. Adapun
pendekatannya yaitu :
1. Metode penelitian lapangan ( field Research ) . yaitu dengan mengadakan
penelitian terhadap objek yang dituju untuk memperoleh data data
yang benar dan terpecaya (valid), tentang Pembinaan kegiatan Mentoring
Rohis terhadap sikap keberagamaan siswa di SMA Negeri Unggulan 57
Jakarta
2. Metode penelitian kepustakaan (library Research),yakni untuk
membantu menganalisa penelitian yang dilakukan atau menganalisa
buku buku serta tulisan tulisan yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti


id13294890 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
26

C. Populasi dan sampel
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Populasi juga memiliki
pengertian , yaitu keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia ,
benda benda, hewan, tumbuh tumbuhan, gejala gejala, nilai tes atau
peristiwa peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik
tertentu di dalam suatu penelitian ( Hadari Nawawi, 1983 :141 ).
1


Sedangkan sampeladalah sebagai bagian dari populasi, sebagai
contoh ( monster ) yang diambil dalam menggunakan cara cara tertentu.
2

Populasi yang dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 57 yang mengikuti ekstrakurikuler
Rohani Islam yang berjumlah 60 orang dan penelitian mengambil sebagai
sampel adalah Siswa kelas 11, berjumlah 25 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dapat melalui :
1. Obsevasi yaitu mengamati secara langsung baik berupa gejala yang
tampak maupun dokumen serta kondisi fisik objek penelitian tersebut.
2. Quesioner atau angket yaitu daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh
responden sejumlah sampel yang telah ditentukan.
3. Wawancara yaitu mencari keterangan secara lisan kepada respoden
(para siswa anggota Rohis ) dengan pedoman wawancara.

E. Teknik Pengolahan data
Untuk menganalisis data agar dapat lebih mudah dalam mengambil
kesimpulan maka penulis akan memproses data data .Setelah di dapat data

1
S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ) cet 4
hal 118
2
. S. Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ) cet 4
hal 121


27
primer dari lapangan maka dilakukan pengolahan data dengan menggunakan
perhitungan yang meliputi tahap :
1. Editing, yaitu dengan mempelajari kembali seluruh berkas berkas yang
ada atau yang telah dikumpulkan, sehingga berkas data tersebut dapat
diketahui semuanya dan dapat dinyatakan baik, kemudian dapat
disiapkan untuk proses selanjutnya.
2. Tabulating, yaitu pertanyaan pertanyaan yang telah dijawab kemudian
dinyatakan dalam bentuk tabel, yang mana sebelumnya telah diberikan
kode dan dihitung presentasenya, sehingga dapat diketahui kecenderungan
tiap-tiap altenatif jawaban.
3. Analisa, yaitu membunyikan data yang telah ada dalam bentuk verbal
( kata- kata ) sehingga kata - kata prosentase yang telah dihitung dapat
dimaknai
4. kesimpulan. Kesimpulan yang penulis maksud adalah memberikan
kesimpulan dari hasil analisa.
F. Teknik Analisis data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih
mudah dibaca. Berdasarkan jenis data yang terkumpul, maka teknik yang
digunakan adalah teknik deskritif dengan menggunakan rumus statistik
(prosentase ) sebagai berikut :


P= F/ N x 100 %

Keterangan :
P = Tingkat prosentase
F = Frekuensi dari hasil jawaban ( penyebaran angket )
N = Jumlah seluruh obyek penelitian

28
Pencarian prosentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang
dipresentasikan , kemudian dijelaskan dngan kalimat yang bersifat kualitatif
yang mudah dipahami
29







BAB IV
HASIL PENELITIAN


A. Profil Sekolah
Berdasarkan observasi dan pengumpulan data yang penulis telah
lakukan di SMA N Unggulan 57 Jakarta. Dihasilkan gambaran mengenai
profil sekolah yang meliputi visi dan misi, keadaan guru dan karyawan,
struktur organisasi dan sarana dan prasarana yang ada di SMA N Unggulan
57 Jakarta. Penjelasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Visi dan Misi
Visi SMA N Unggulan 57 adalah berakhlak, berprestasi, berbudaya.
Adapun misi SMA N Unggulan 57 adalah sebagai berikut :
a. Menumbuh kembangakan sikap positif dalam menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianut
b. Memenuhi disiplin dengan mematuhi seluruh tata tertib sekolah
secara utuh
c. Menumbuh kembangkan sikap toleransi, saling menghormati,
menghargai dan tata krama
d. Memelihara diri mewujudkan lingkungan sekolah yang aman,
nyaman, bersih, indah dan asri
e. Menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara efektif dan
efisien untuk meningkatakan prestasi akademik
id13313843 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
30
f. Memberikan bimbingan dan dorongan dalam rangka pembinaan
bakat dan kreatifitas, guna menunjang terwujudnya prestasi sekolah
g. Melaksanakan kerjasama dengan seluruh pihak guna menunjang
terwujudnya prestasi sekolah
2. Kondisi Guru , siswa dan karyawan
Untuk mengetahui gambaran tentang kondisi guru yang ada di
SMAN Unggulan 57 Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1
Daftar Guru- guru SMA Negeri Unggulan 57 Jakarta.

No Nama Nip / Nrk Jabatan / Bidang studi
1 Drs. Suhari 130794969/133282 Kepala sekolah
2 Drs. Isbandi 130874171/144559 Guru
3 JB . Sinaga Sth. MM 131291991/144560 Guru
4 Drs. F Telaumbanua M.Pa 130878963/144567 Guru
5 Drs. Samsu 131835805/144563 Guru
6 Dra. Eny Purwiastuti 131431790/144564 Guru
7 Dra. Hj Samsiatun 131471294/144566 Guru
8 Drs. H. Suharsono 131473809/144568 Guru
9 Drs. Edelisma S 131476397/144567 Guru
10 Rds. Hj. Surti Ramadanti 131781219/144570 Guru
11 Espita Sitori S. Pd 130540226/144569 Guru
12 Dra. Romenti S 131785805/144572 Guru
13 Rosmaida Siagian 131121501/144592 Guru
14 Drs. H. Nurohman 131896493/144596 Guru
15 Drs. Osman Marbun 130896493/144596 Guru
16 Molina Monihuluk 130878492/144586 Guru
17 Drs. Haryana 131252565/144585 Guru
18 Dra. Tridewi Setiani 131782682/144571 Guru
19 Drs. Sudono M .pd 131950264/144577 Guru
20 Saswita Thamrin 130808448/144585 Guru
21 Dra. Hj Umairoh 131466566/144590 Guru
31
22 Andonia Silaholo 130929839/144593 Guru
23 Drs. Anwar Musadat 131432782/144589 Guru
24 Drs Parmono M. Pd 131851220/144575 Guru
25 Hj. Erna Sofyan 131432782/144591 Guru
26 Bakerlan Sianturi 131414730/144576 Guru
27 Hj. Siti Hajar S. PAI 150223091 Guru
28 H . Sutanto 131597874/144597 Guru
29 Suminta Silitonga 1315476449/144595 Guru
30 Drs. Asnawi PTT Guru
31 Irwan Riyanto S Pd PTT Guru
32 Imam Faturahman PTT Guru
33 Nurhayati S pd PTT Guru
34 Sri Wahyun ST PTT Guru
35 Abidan Harahap Honorer Guru
36 Siti Rahayu S Pd Honorer Guru
37 Jedhendry Honorer Guru
38 Dian Fitriah S Pd Honorer Guru
39 Elfina. S Honorer Guru
40 Rosani S Pd Honorer Guru
41 Masduki S. kom Honorer Guru
42 Samsul Bakri S. kom Honorer Guru
43 Syukur Eko Raharja S. Pd Honorer Guru
44 Muhadi Hariyanto Honorer Guru
45 R. Rian Suhartati SE Honorer Guru
46 Baihaki Jamil Honorer Guru
47 Harun S. Pd Honorer Guru

Untuk mengetahui gambaran tentang kondisi karyawan yang ada di SMA N 57
Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini :



32
Tabel 2
Daftar Pegawai SMAN Unggulan 57 Jakarta
Tahun ajaran 2007 / 2008
No Nama karyawan Nip / Nik Jabatan
1 Drs Sudibyo 130929822/134599 Kepala Tata Usaha
2 Tiomsi Purba 130916121/144594 Pelaksana
3 Wartiyono 131116427/144583 Pelaksana
4 Dra. Dwi Kurniasih 131583275/144584 Pelaksana
5 Ori Samsudin 130818292/144580 Pelaksana
6 Sardino 131108662/144581 Pelaksana
7 Lasmono 132065271/144578 Pembantu Pelaksana
8 Paeran - Pembantu Pelaksana
9 Bambang - Pembantu Pelaksana
10 Mulyadi - Pembantu Pelaksana
11 Wawa Kartiwa - Pembantu Pelaksana
12 Ivan Noviadi - Keamanan Sekolah

Untuk mengetahui gambaran tentang siswa dan siswi yang ada di SMA N 57
Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3
Daftar siswa dan siswi SMAN Unggulan 57 Jakarta
Tahun ajaran 2007 / 2008

No Kelas Jenis kelamin Jumlah siswa
1 X = 6

L = 109
P = 119
228
2 XI = 6

L = 99
P = 128
227
3 XII = 6

L = 101
P = 111
212
Jumlah 667 siswa
33
Untuk mengetahui gambaran tentang kegiatan ekstrakurikuler yang ada di MAN
57 Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4
Daftar Ekstrakurikuler SMA N Unggulan 57 Jakarta
Tahun ajaran 2007 / 2008

No Ekstrakulikuler Nama Pembina
1 Rohani Islam( Rohis)/Mentoring Abidan H. S.Ag
2 Rohani Kristen ( Rokris ) JB Sinaga STH. MM
3 Seni JB Sinaga STH. MM
4 Paskibraka Drs. Haryana
5 Palang Merah Remaja ( PMR ) Dra. Romenty
6 Majalah Blitz Siti Rahayu S.Pd
7 Olah raga ( Basket, Voli, Futsal ) Irwan Riyanto S.Pd
8 Bela Diri Parmono
9 Karya Ilmiah Remaja ( KIR ) H. Sutanto
10 Praja Muda Karana ( Pramuka ) Parmono
11 Fotografi Parmono

3. Strukur Organisasi
Dalam suatu Lembaga pendidikan, Struktur organisasi sangat penting
peranannya. Struktur organisasi merupakan hal amat penting demi berjalannya
suatu lembaga pendidikan tersebut agar dapat teratur dan dapat dengan baik
saling berkerjasama antara satu pihak dengan pihak lainnya. Penempatan personil
yang sesuai dengan keahliannya dalam struktur organisasi merupakan faktor
yang akan mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu organisasi.
Berikut ini adalah struktur organisasi yang ada di SMA N 57 Jakarta




34
Bagan 1
STRUKTUR ORGANISASI
SMA NEGERI 57 JAKARTA




























KEPALA SEKOLAH
Drs. SUHARRI

KOMITE SEKOLAH
Drs. H. SYAHRUDIN

KEPALA TU
Drs. SUDIBYO

Wakasek Sarpras
DRS. SUHARSONO, MM

Wakasek Kesiswaan
Drs. SUDONO, M.Pd

S I S W A

Wakasek Kurikulum
Dra. ERRY. P
Staf Sarpras
1. Dra. Hj. UMAIROH
2. Drs. TELAUMBANUA
Wakasek Sarpras
Staf Kesiswaan
1. Drs. SAMSU
2. Drs. PRAMONO
sek Kesiswaan
Staf Kurikulum
1. Dra. TRI DEWI. S
2. Drs. ANWAR MUSADAT

Staf Litbang
Drs. ISBANDI

Pembim
bing
Perpus
takaan

Pembim
bing
Ekskul

Koord
BK / Lab

Guru
BK

Koor
Guru
Mata
Pelajaran

Guru
Mata
Pelajaran

Guru
Piket

Wali
Kelas
35
Ekstrakurikuler Rohani Islam merupakan salah satu ekstrakurikuler yang diadakan
di SMA N 57, untuk mengetahui gambaran tentang kepengurusan ekstrakurikuler
yang ada di SMA N 57 Jakarta dapat dilihat pada bagan berikut ini :

Bagan 2
Struktur Kepengurusan ROHIS










3. Sarana dan Prasarana
Peran sarana dan prasarana dalam menunjang proses pencapaian tujuan
dalam suatu pembelajaran amatlah penting. Sarana dan prasarana menjadi salah
satu komponen yang tidak bisa dipisahkan dari sistem belajar mengajar.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, sarana dan prasarana yang
dimiliki oleh SMA N 57 Jakarta adalah sebagai berikut :

Tabel 5
Sarana dan Prasarana
SMAN 57 Jakarta
No Jenis Jumlah Kondisi
1 Ruang kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang kesiswaan 1 Baik
3 Ruang guru 1 Baik
4 Ruang perpustakaan 1 Baik
Ketua Rohis
M. Reza
Ketua Keputrian
Ina E
Sekretaris
Yandi dan Uswatun
Divisi . Dakwah
( Akbar, Syafrezan, Romidan, Nuzul, Tyasti)
Bendahara
( Handry , Emi , Intan )
PO2
( Danny, Ervian, Eva, Firli , Alis )
Selaming
( Azwar, A. Aziz, Novia , Nonil, Melly )
Masjid dan Mading
( Rudy, Taufik, Iqbal , Sonia , Dewi dkk )
36
5 Ruang lab IPA 1 Baik
6 Ruang Tata Usaha 1 Baik
7 Ruang kelas Baik
8 Masjid 1 Baik
9 Ruang OSIS 1 Baik
10 Ruang UKS 1 Baik
11 Ruang PB/BK 1 Baik
12 Ruang Penjaga Sekolah 1 Baik
13 Lapangan Upacara dan olah raga 1 Baik
14 Ruang Lab Komputer 1 Baik
15 Ruang Dapur 1 Baik
16 Kantin 1 Baik
17 Ruang Smoking area 1 Baik
18 Ruang security 1 Baik
19 Parkir area 1 Baik
20 Ruang Pemeriksaan soal 1 Baik

B. Deskripsi Data dan Analisis data
Pengumpulan data dilapangan baik dengan wawancara atau
kuesinoer atau angket baik dengan guru Agama selaku Pembina Rohis dan
peserta mentoring di SMA Negeri Unggulan 57 Jakarta Barat dapat berjalan
dengan baik dan seluruh pertanyaan pertanyaan yang diajukan dapat sesuai
dengan yang sebenarnya.
Pengumpulan data dengan cara penyebaran angket dan wawancara
terhadap para peserta mentoring yang telah diperoleh berasal dari kelas 9
(sembilan) yang berjumlah 25 peserta mentoring. Hasil dari angket dan
wawancara yang dperoleh ini merupakan data yang konkrit yang dapat dijadikan
sebagai bahan penulisan skripsi. Untuk mengolah data hasil penelitian yang
telajh terkumpul, penulis menggunakan dua kelompok data , yaitu data kuantitatif
dan kualitatif. Data yang diperoleh dengan penyebaran angket diolah setelah itu
37
penulis menggunakan data kualitatif yaitu dengan cara menggambarkan dengan
kata kata agar dapat memperoleh kesimpulan .
Dari data yang telah dikumpulkan, penulis menjabarkan dengan teknik
analisis deskriptif, yaitu terlebih dahulu menyusun data data kedalam tabel
table frekuensi untuk selanjutnya dilakukan interpretasi data dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

P= F/ N x 100 %


Keterangan :
P = Tingkat prosentase
F = Frekuensi dari hasil jawaban ( penyebaran angket )
N = Jumlah seluruh obyek penelitian

Dalam penelitian yang peneliti lakukan , untuk penyebaran angket dibagi dalam 2
kategori yaitu katerogi 1 yang berisikan antar lain latar belakang serta keaktifan
dari para peserta mentoring dan kategori 2 yang menerangkan pengaruh yang
terjadi pada diri peserta mentoring setelah mengikuti mentoring Rohis.
Berikut ini adalah hasil angket dari penelitian yang penulis lakukan :

1. Katerogi kuesioer 1
Tabel 6
Alasan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Rohis ( mentoring )
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 a. menambah pengetahuan tentang Islam 23 92 %
2 b. sekedar ingin tahu saja 1 4 %
3 c. Karena ada teman 1 4 %
4 d. coba coba saja 0 0 %
Jumlah 25 100 %
38
Tabel diatas menunjkkan mayoritas responden yang mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler Rohani Islam ( mentoring ) memiliki alasan yang bagus dalam
mengikuti kegiatan mentoring yaitu ingin menambah pengetahuan tentang
Islam ( 27 orang atau sebesar 97 % ). Hal ini merupakan cerminan yang positif ,
berarti para peserta mentoring mempunyai semangat yang baik untuk menuntut
ilmu pengetahuan khususnya tentang Islam. Sedangkan 1 orang ( 4 % )
menyatakan sekedar ingin tahu dan 1 orang ( 4 % ) karena ada teman , hal ini
menunjukan adanya daya tarik dari kegiatan mentoring sehingga menimbulkan
rasa ingin tahu dan juga menunjukan faktor teman yang menjadi daya tarik bagi
seseorang.
Tabel 7
Kehadiran dalam mengikuti kegiatan Rohis ( Mentoring )
NO Jawaban Freukensi Presentase
a. selalu hadir 10 40 %
b. kadang kadang 14 56 %
c. jarang hadir 1 4 %
1
2
3
4 Jumlah 25 100%


Tabel di atas menunjukkan bahwa dari tingkat kehadiran hanya 40 %
(10 orang )yang menyatakan selalu hadir sedangkan mayoritas menyatakan
kadang kadang sebesar 56 % ( 14 orang ) dan 4 % ( 1 oarang ) menyatakan
jarang hadir , hal ini menunjukkan aspek kerajinan para peserta mentoring yang
agak kurang baik. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor , salah satunya
faktor jam keluar sekolah yang cukup lama yaitu pukul 14.30 WIB. Banyak para
peserta mentoring yang merasa kelelahan dan sudah tidak konsentrasi lagi pada
saat pulang sekolah , dikarenakan mentoring biasanya dilaksanakan pada jam
pulang sekolah .



39

Tabel 8
Keaktifpan dalam kegiatan Rohis
NO Jawaban Freukensi Presentase
a. sejak SD/ MI 0 0 %
b. Sejak SMP / MTs 6 24 %
c. sejak sekolah di SMAN 57 19 76 %
1
2
3
4 Jumlah 25 100%

Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar atau mayoritas para
peserta mentoring mengikuti kegiatan Rohis ( mentoring ) sejak bersekolah di
SMA N Unggulan 57 sebesar 76 % ( 19 orang )dan 24 % ( 6 orang ) menyatakan
dari SMP/ MTs, hal ini menunjukkan bahwa adanya ketertarikan yang muncul
dalam diri siswa untuk lebih dekat dengan kegiatan kegiatan yang bernuansakan
keislaman, apalagi bagi siswa yang telah mengikuti kegitan ini dari SMP/MTs
mereka mengetahui manfaat dari kegitan tersebut kehingga setelah masuk SMA,
mereka tetap aktif

Table 9
Latar belakang mengikuti kegitan Rohis ( mentoring )
NO Jawaban Freukensi Presentase
a.Kemauan sendiri 22 88 %
b. disuruh guru 0 0%
c. diajak teman 3 12 %
d. perintah orang tua 0 0%
1
2
3
4
Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tidak adanya bagi setiap siswa
untuk mengikuti ekstrakulikuler apa saja , sebagian besar para peserta mentoring
menyatakan karena kemauan sendiri yaitu 88 % ( 22 orang ) hanya 3 orang saja
atau sebesar 12 % yang menyatakan karena diajak teman. Hal ini menunjukkan
40
bahwa para siswa memiliki pemahaman akan pentingnya kegiatan keagamaan
walaupun masih ada yang dikarenakan diajak teman.

Tabel 10
Sikap orang tua terhadap kegiatan yang diikuti ( Rohis / Mentoring )
NO Jawaban Freukensi Presentase
a. sangat mendukung 7 28 %
b.mendukung 12 48 %
c. biasa saja 6 24 %
d. tidak senang 0 0%
5
Jumlah 25 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 48 % ( 12 orang ) para peserta
mentoring mendapatkan dukungan dari orang tua, orang tua mendukung anaknya
untuk mengikuti kegiatan Mentoring ekstrakulikuler Rohis, dengan adanya
dukungan dari orang tua para peserta Mentoring akan lebih bersemangat lagi dan
serius dalam mengikuti kegiatan mentoring ini, hanya 6 orang saja atau sebesar
24 % yang menyatakan biasa saja. Dan 28 % ( 7 orang) menyatakan bahwa orang
tua mereka sangat mendukung, hal ini menunjukkan bahwa adanya manfaat yang
dirasakan oleh orang tua sehingga mereka sangat mendukung anaknya dalam
mengikuti mentoring.

Tabel 11
Perasaan mengikuti kegiatan Rohis ( Mentoring )
NO Jawaban Freukensi Presentase
a. sangat senang 9 36 %
b. senang 14 56 %
c. biasa saja 2 8 %
d. tidak senang 0 0 %
1
2
3
4
Jumlah 25 100%

41
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap siswa yang mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler Mentoring Rohis merasa senang ( 56 % atau14 orang )
dan sangat senang (36 % atau 9 orang ) sedangkan yang menjawab biasa saja
sebesar 8 % (2 orang), hal ini menunjukkan bahwa adanya keseriusan dan para
peserta mentoring terhadap kegiatan mentoring itu sendiri dan juga para peserta
mentoring dapat merasakan manfaat langsung mengikuti mentoring .

Table 12
Kegiatan Rohis ( mentoring ) mengganggu kegiatan belajar
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 a. sangat menganggu 0 0%
2 b. cukup menganggu 2 8 %
3 c. tidak menganggu 23 92 %
Jumlah 25 100 %

Dari tabel diatas dapat diketahui mayoritas yaitu 23 orang ( 92 % )
peserta Mentoring merasa tidak terganggu setelah ia mengikuti ekstrakulikuler
Rohis ( mentoring ) . dengan demikian dapat diketahui bahwa mentoring Rohis
tidak memberikan dampak negatif terhadap kinerja belajar siswa. Hanya 2
responden saja yang merasa cukup terganggu kegiatan belajar mereka .

Tabel 13
Motivasi beribadah setelah mengikuti kegiatan Rohis ( mentoring )
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 a. sangat meningkat 9 36 %
2 b. cukup meningkat 14 56 %
3 c. biasa saja 2 8 %
4 d. kurang meningkat 0 0%
Jumlah 25 100 %

42
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa 56 % ( 14 orang ) para peserta
mentoring menyatakan bahwa motivasi beribadah mereka meningkat setelah
mengikuti program mentoring ini dan 36 % respoden menjawab sangat
meningkat. Hal ini memcerminkan bahwa mentoring Rohis memberikan dampak
yang amat baik bagi diri siswa dari segi kereligiusan diri siswa, sedangkan 2
responden menyatakan biasa saja.

Tabel 14
Pemahaman agama setelah mengikuti kegiatan Rohis ( mentoring )
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 a. sangat meningkat 7 28 %
2 b. cukup meningkat 17 68 %
3 c. biasa saja 1 4 %
4 d. kurang meningkat 0 0%
Jumlah 25 100 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas respoden cukup meningkat
( 68 % atau 17 orang ) pada aspek pemahaman agama setelah mengikuti
mentoring, hal ini mencerminkan bahwa adanya usaha untuk membentuk suatu
paham yang baik atas agama Islam, sebagai agama yang suci. Sedangkan 28 %
responden menyatakan amat meningkat dan 4 % menyatakan biasa saja.

Tabel 15
Hubungan antara materi Rohis ( mentoring ) dengan pelajaran di sekolah
(baik pelajaran Agama Islam maupun non Agama)
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 a. sangat berhubungan 5 20 %
2 b. berhubungan 17 68 %
3 c. tidak ada hubungan 3 12 %
Jumlah 25 100 %

Dari tabel diketahui antara materi Mentoring yang diajarakan terdapat
hubungan dengan pelajaran di sekolah ( 68 % atau 17 orang ), sedangkan yang
43
menyatakan sangat berhubungan sebesar 5 orang ( 20 % ). Hal ini dikarenakan
dalam mentoring pun diajarkan tentang materi materi keIslaman yang biasanya
sudah diajarkan di dalam kelas, juga adanya waktu untuk tanya jawab sekitar
masalah pelajaran di dalam kelas. Sedangkan yang menjawab tidak ada hubungan
hanya 12 % yang ini terjadi karena jarangnya responden mengikuti mentoring itu
sendiri .

2. kategori kuesioner 2 ( berisikan hubungan antara materi dan implikasi dari
materi mentoring itu sendiri )
Tabel 16
Mentoring Rohis selalu mengajarkan untuk sholat tepat waktu
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 17 68 %
2 Sering 4 16 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 2 8 %
5 Tidak pernah 2 8 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring Rohis selalu
mengajarkan untuk sholat tepat waktu, menunjukkan bahwa 68 % peserta
mentoring ( 17 orang ) menyatakan selalu dan 16 % ( 4 orang ) menyatakan
sering, , menyatakan jarang adalah 8 % ( 2 orang ) dan 8% ( 2 orang )
menyatakan tidak pernah .
Dengan demikian mayoritas peserta mentoring menyatakan bahwa dalam
pembinaan dalam mentoring diajarkan untuk sholat tepat pada waktunya, hal ini
juga dapat menjadi cerminan bahwa mentoring mengutamakan aspek aqidah yang
baik dan benar.

Tabel 17
Kamu Sholat tepat waktu
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 7 28 %
2 Sering 1 4 %
44
3 Kadang kadang 15 60 %
4 Jarang 2 8 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menanyakan, apakah kamu ( siswa / peserta
mentoring ) sholat tepat waktu., menunjukkan bahwa 28 % ( 7 orang )
menyatakan selalu dan 4 % ( 1 orang ) menyatakan sering, 60 % ( 15 orang )
menyatakan kadang kadang , 8 % ( 2 orang ) menyatakan jarang. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa peserta mentoring kurang dapat
mengimplementasikan apa yang sudah diajarakan dalam mentoring, hal ini dapat
terlihat 60 % para peserta mentoring menyatakan kadang kadang sholat tepat
pada waktunya.
Hal ini pun dapat menjadi cerminan bahwa peserta mentoring perlu usaha
yang maksimal agar dapat mengimplementasikan pemahamannya dalam
kehidupan terutama dalam aspek ketepatan waktu Sholat.
Melalui sholat tepat waktu ini, merupakan suatu usaha agar dapat
membentuk sikap keberagamaan dari kepribadian yang baik. Kepribadian
seseorang senantiasa perlu dibentuk sepanjang hanyatnya , dan pembentukkannya
bukan merupakan pekerjaan yang mudah . Shalat merupakan kegiatan harian ,
kegiatan mingguan , kegiatan amalan tahunan ( sholat Idul Adha dan Idul Fitri )
dapat sebagai sarana pembentukan kepribadian yang bercirian :
a. Disiplin , taat, dan kerja keras
b. Mencintai kebersihan
c. Senantiasa berkata baik
d. Membentuk pribadi Allahu Akbar yang menandakan hanya Allah
tujuan hidup.
e. Manusia yang seimbang antara dunia dan akhirat.
f. Cinta damai, penyebar kedamaian ( dimensi sosial)
1




1
. Sentot Haryanto , MSi. Psikologi Shalat . (Yogyakarata :Pustaka Pelajar , 2001 ) Cet 1
h 91 - 100
45

Tabel 18
Mentoring Rohis selalu mengajarkan untuk sopan kepada orang tua
NO Jawaban Freukensi Presentase
3 Selalu 19 76 %
Sering 2 8 %
Kadang kadang 3 12 %
Jarang 0 0 %
Tidak pernah 1 4 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring Rohis selalu
mengajarkan untuk sopan kepada orang tua, menunjukkan 76 % ( 19 orang )
menyatakan selalu dan 8 % ( 2 orang ) menyatakan sering, 12% ( 3 orang )
menyatakan kadang kadang dan 4 % ( 1 orang ) menyatakan tidak pernah.
Dengan demikian mayoritas peserta mentoring menyatakan bahwa
mentoring mengajarkan untuk berprilaku sopan terhadap orang tua , hal ini
merupakan perhatian atas adab peserta mentoring sebagai seorang anak akan
tetapi ada yang menyatakan tidak pernah sebanyak 4 % hal ini dimungkinkan
peserta mentoring tersebut jarang mengikuti kegiatan mentoring.

Tabel 19
Kamu Sopan kepada orang tua
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 14 56 %
2 Sering 4 16 %
3 Kadang kadang 7 28 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

46
Pada tabel diatas yang menyatakan, siswa sopan kepada orang tua,
sebanyak 56 % ( 14 orang ) menyatakan selalu dan 16 %( 4 orang )menyatakan
sering dan sebanyak 28 % ( 7 orang ) menyatakan kadang kadang. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa dominant peserta mentoring menyatakan selalu
sebanyak 56 %, hal ini menunjukkan bahwa para peserta mentoring dapat
mengimplementasikan apa yang telah dibina dalam mentoring Rohis, walaupun
sebanyak 28 % masih menyatakan kadang kadang . Akan tetapi dapat dilihat
adanya pemahaman yang baik akan aspek penghormatan terhadap orang tua.
Bersikap sopan merupakan satu cara seorang anak berbakti kepada orang
tua. Berbakti kepada orang tua adalah dengan cara menaati apa yang mereka
perintahkan selama hal itu tidak dilarang oleh agama . Apa yang mereka
perintahkan harus didahulukan dari pada melakukan perkara perkara yang
sunnat. Anak tidak diperkenankan meninggikan suaranya, memejamkan
pandangann dan memanggil orang lain dengan namanya. Ia harus berjalan
dibelakang mereka dan sabar terhadap apa yang tidak disukai yang keluar dari
perkataan mereka .
2


Hendaknya seseorang tidak mendahului ayahnya jika dia berjalan, tidak
boleh mendahuluinya berbicara dan pada saat duduk, meskipun dia tahu bahwa
hal itu adalah lebih utama. Hendaknya juga seorang anak berusaha untuk
membahagiakan mereka dengan mengerjakan sesuatu yang menunjukkan
kepada perbuatan baik kepada kedua orang tuanya. Dia harus pula cepat
cepat menjawab panggilan mereka jika mereka memanggilnya. Jika dia sedang
melakukan sholat Sunah, hendaknya dia cepat cepat menyelesaikan shalat itu
dan menjawab panggilan keduanya. Dan janganlah dia berbicara kepada
keduanya kecuali dengan perkataan yang baik. Bersikap sopan yang merupakan
kewajiban seorang yang nantinya anak tersebut kan memiliki hubungan yang baik
dengan Allah SWT, maka sudah seharusnya seorang anak berbakti kepada kedua
orang tua, berbuat yang terbaik untuk mereka dan mendahulukan kepentingan
serta kebutuhan mereka dari pada dirinya sendiri.





2
Imam Ibnul Jauzi. Berbakti Kepada Orang Tua dikal Hidup dan Sesudah Mati
(Surabaya : PT Pustaka Progresif, 1996 ).h 53
47
Tabel 20
Dalam mentoring Rohis selalu mengajarkan berpakaian rapi dan sopan
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 14 56 %
2 Sering 4 16 %
3 Kadang kadang 5 20 %
4 Jarang 2 8 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring Rohis selalu
mengajarkan berpakain rapi dan sopan , sebanyak 56 % ( 14 orang ) menyatakan
selalu dan 16 % ( 4 orang )menyatakan sering, 20 % ( 5 orang ) menyatakan
kadang-kadang dan sebanyak 8 % ( 2 orang ) menyatakan jarang. Dengan
demikian mayoritas peserta mentoring menyatakan bahwa dalam mentoring
diajarkan untuk selalu berpakaian yang sopan, hal ini mencerminkan adanya
perhatian akan penampilan yang baik sebagai seorang muslim.
Tabel 21
Kamu selalu berpakaian rapi dan sopan
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 13 52 %
2 Sering 5 20 %
3 Kadang kadang 7 28 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menyatakan, siswa berpakaian sopan dan rapi
sebanyak 52 % ( 13 orang ) menyatakan selalu dan 20 % ( 5 orang ) menyatakan
sering dan sisanya sebanyak 28 % ( 7 orang ) menyatakan kadang-kadang.
Dengan demikian dapat diketahui adanya korelasi yang baik antara pemahaman
peserta mentoring dengan realisasinya berpakaian. Para peserta mentoring dapat
48
mengimplementasikan apa yang telah diajarkan dalam mentoring dengan
kehidupannya dengan memperhatikan aspek penampilannya.
Penampilan seorang muslim harus mengikuti adab abad yang telah
diajarakan dalam hal berpakaian . Adapun adab berpakaian adalah :
1. Hendaknya pakaian yang dikenakan menutupi aurat, baik untuk laki
laki maupun perempuan.
2. Pakaian yang dikenakan hendaknya yang bersih , rapi dan longgar.
3. Memakai wangi wangian secukupnya .
4. Tidak boleh saling menyerupai, antara laki laki dan perempuan dalam
hal berpakaian .
5. Tidak boleh sombong dan angkuh dalam berpakaian
3


Tabel 22
Mentoring Rohis selalu mengajarkan untuk menolong temanmu yang
terkena musibah
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 19 76 %
2 Sering 6 24 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas menyatakan, dalam mentoring Rohis selalu mengajarkan
untuk menolong temanmu yang terkena musibah, para peserta mentoring
menjawab sering dengan presentasi 24 % ( 6 orang ) dan mayoritas responden
sebanyak 19 orang ( 76 % ) menyatakan selalu. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa dalam mentoring diajarakan tentang kepedulian terhadap sesama, hal ini
pula merupakan cerminan dari apa yang telah diajarkan agama Islam yang
menjadi agama berkasih sayang serta agama yang penuh rahmat.




3
Mahdy Saeed Reziq Krezem , Adab Islam Dalam Kehidupan Sehari hari . ( Jakarta :
Media Dawah, 2001 ) h 58 59
49


Tabel 23
Kamu menolong temanmu yang terkena musibah
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 11 44 %
2 Sering 6 24 %
3 Kadang kadang 8 32 %
4 Jarang 0 0 %
5

Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas menyatakan, siswa menolong temanmu yang terkena
musibah, para peserta mentoring menjawab selalu sebesar 44 % ( 11 orang ) dan
24 % ( 6 orang ) menyatakan sering dan sisanya yaitu sebanyak 32 % ( 8 orang )
menyatakan kadang-kadang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa para
peserta mentoring sudah dapat merealisasikan apa yang telah diajarkan dalam
mentoring. Hal ini dapat terlihat dari mayoritas peserta mentoring sering
menolong teman yang terkena musibah. Hal ini pula menunjukkan adanya sikap
keberagamaan yang baik yang dimiliki peserta mentoring dalam aspek
kepedulian sosial.
Dalam aspek kepedulian sosial ini merupakan wujud dari sikap
keberagamaan yang baik, dengan demikian usaha agar dapat menciptakan
kehidupan bermasyarakat yang baik dapat tercipta.

Tabel 24
Mentoring Rohis mengajarkan untuk menjenguk teman yang sedang sakit

NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 19 76 %
2 Sering 3 12 %
50
3 Kadang kadang 3 12 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas menyatakan, dalam mentoring Rohis mengajarkan
untuk menjenguk teman yang sedang sakit, para peserta mentoring menjawab
selalu sebanyak 19 orang ( 76 % ) dan sering sebanyak 3 orang (12 %) dan
sebanyak 3 orang (12 %) menjawab kadang kadang. Dengan demikian diketahui
bahwa dalam menoring diajarakan adan ditanamkan untuk dapat mewujudkan
kesetiakawanan atau yang dikenal dengan kata ukhuwwah, terlebih lagi
kesetiakawanan yang berlandasakan kepedulian atas sesama .



Tabel 25
Kamu menjenguk temanmu yang sedang sakit
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 9 36 %
2 Sering 5 20 %
3 Kadang kadang 7 28 %
4 Jarang 4 16 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menyatakan, siswa menjenguk temanmu yang
sedang sakit sebanyak 9 orang ( 36 % )menyatakan selalu dan sebanyak 5 orang (
20 %) menjawab sering, 28 % ( 7 orang ) menjawab kadang kadang
sedangkan sisanya yaitu 16 % ( 4 orang )menjawab jarang. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa mayoritas peserta mentoring sering menjenguk teman
yang sedang sakit, dengan hal ini dapat disimpulakan usaha untuk
51
mengimplementasikan apa yang sudah diajakan dalam mentoring Rohis sehingga
dapat dilihat korelasi yang cukup baik antara keduanya.
Dalam Agama Islam diajarkan untuk selalu peduli kepada saudara atau
sahabat yang sedang sakit. Pada saat mengujungi seorang yang sedang sakit,
hendaknya kita tidak terlalu lama duduk dihadapannya, karena penyakit tertentu
yang tidak memperbolehkan kita untuk duduk dihadapannya.
4
Agama Islam
pun mengajarkan adab-adab pada saat menjenguk orang sakit :
1. Tidak terlalu lama berkunjung kepada orang sakit , agar tidak mmebuat
jenuh orang yang sedang sakit dan tidak mengganngu kondisi
kesehatannya.
2. Sering sering mengunjungi orang yang sedang sakit untuk memberikan
semangat dan motivasi untuk sembuh kepadanya.
3. Membawa oleh oleh untuk orang yang sedang sakit .
4. Disunnahkan bagi orang yang menjenguk orang sakit untuk
memberikan semangat kepada orang sakit , dan menganjurkannya untuk
selalu tabah dan sabar.
5. Yang menjenguk orang sakit agar masuk dan keluar ruangan dengna
tenang
6. Tidak bersuara keras , tertawa dan bergurau.
5


Tabel 26
Mentoring Rohis Melarang untuk memakai narkoba
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 22 88 %
2 Sering 2 8 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 1 4 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring Rohis Melarang
untuk memakai narkoba, sebanyak 22 orang ( 88 % )menjawab selalu dan

4
Abdul Fattah Abu Ghuddah . 35 Adab Islam . (Jakarta : Pustaka Al Kautsar, 1996 ) h 72
5
Mahdy Saeed Reziq Krezem , Adab Islam Dalam Kehidupan Sehari hari . ( Jakarta :
Media Dawah, 2001 ) h 50

52
sebanyak 2 orang ( 8%) menjawab sering dan sisanya 1 orang (4 %) menjawab
tidak pernah . Dalam pertanyaan yng cukup klusial ini para peserta mentoring
mayoritas menjawab selalu . dan 4 % ( yang mewakili hanya 1 orang) menjawab
tidak pernah, dimungkinkan peserta mentoring yang menjawab tidak pernah,
merupakan peserta yang jarang datang atau jarang mengikuti mentoring. Dengan
demikian dapat diketahui bahwa mentoring memberikan suatu pemahaman
kepada peserta mentoring untuk tidak memakai narkoba .


Tabel 27
Kamu memakai narkoba
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 0 0 %
2 Sering 0 0 %
3 Kadang kadang 1 4 %
4 Jarang 1 4 %
5 Tidak pernah 23 92 %
Jumlah 25 100%

Pada tabel diatas yang menyatakan, siswa memakai narkoba , jawaban
dari para peserta mentoring sebanyak 23 orang (92 % ) menjawab tidak pernah, 1
orang ( 4 % ) menjawab jarang dan kadang kadang, dalam hal ini siswa yang
menjawab kadang kadang dan jarang menganggap narkoba bukan hanya obat
obatan terlarang saja, tetapi juga rokok dan sejenisnya yang mengandung zat zat
berbahaya sehingga mereka yang merokok menjawab kadang kadang atau
jarang . Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas menjawab tidak
pernah, sehingga dapat digambarkan bahwa para peserta mentoring Rohis ini
dapat memahami tentang bahayanya narkoba. Sehingga para peserta mentoring
dapat menghindarkan diri dari bahayanya narkoba, sedangkan yang menjawab
kadang kadang dan jarang sebesar 4 % hal ini dapat tejadi karena jarangnya ia
mengikuti mentoring atau tidak adanya pengawasan yang maksimal dari
53
lingkungan sekitar.ataupun adanya indikator yang lain yang menyebabkan ia
memakai narkoba.
Adapun akibat dari menggunakan Narkoba ini sangat banyak seperti
rusaknya jaringan saraf otak dan rusaknya organ organ tubuh manusia, sehingga
seseorang yang menggunkan narkoba akan mengalami kondisi tubuh yang buruk
dan juga tidak akan dapat berpikir dengan jernih .



Tabel 28
Mentoring melarang untuk merokok
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 20 80 %
2 Sering 2 8 %
3 Kadang kadang 1 4 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 2 8 %
Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring Rohis melarang
untuk merokok, jawaban para peseta mentoring sebanyak 20 orang (80%)
menjawab selalu dan sebanyak 2 orang ( 8 % ) adalah sering, kadang kadang
sebanyak 1 orang ( 4 % )dan jarang adalah 1 orang ( 4 % ). Dengan demikian
dapat diketahui bahwa dalam mentoring Rohis selalu mengajarkan tentang
bahaya rokok, sehingga para peserta mentoring dapat menghindari mengisap
rokok, dikarenakan mereka memahami bahaya dari rokok tersebut bagi diri sendiri
maupun lingkungan .






54
Tabel 29
Kamu merokok di dalam lingkungan sekolah
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 0 0 %
2 Sering 0 0 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 25 100%
Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas yang menyatakan, siswa peserta mentoring merokok di
dalam lingkungan sekolah, jawaban dari para peserta mentoring adalah tidak
pernah sebanyak 100%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa adanya
pemahaman yang baik dalam melaksanakan atau mengimplementasikan apa
yang telah diajarkan dalam mentoring, selain itupun didalam sekolah adanya
larangan atau diberlakukannya aturan tentang merokok dan sangsi yang berat
terhadap para siswa yang merokok.

Tabel 30
Kamu merokok di luar lingkungan sekolah
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 0 0 %
2 Sering 1 4 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 1 4 %
5 Tidak pernah 23 92 %
Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas yang menyatakan, siswa peserta mentoring tentang
merokok di luar lingkungan sekolah, para peserta mentoring sebanyak 23 orang
(92% ) menjawab tidak pernah sedangkan yang menjawab sering adalah 1 orang
55
(4 %) dan jarang sebanyak 1 orang ( 4 % ). Dengan demikian dapat diketahui
bahwa mayoritas para peserta mentoring tidak merokok walaupun di luar
lingkungan sekolah, hal ini mencerminkan bahwa adanya suatu pemahaman yang
amat baik terhadap masalah rokok ini, sehingga dapat dilihat adanya perngaruh
mentoring terhadap sikap mereka baik disekolah maupun di luar sekolah.
Walaupun ada 2 orang yang masih merokok, hal ini menunjukkan adanya faktor
kebiasaan, dimungkinkan sebelum mengikuti mentoring para peserta mentoring
ini sudah terbiasa merokok. Adapun efek atau akibat dari merokok amat banyak
seperti gangguan jantung dan organ organ lainnya dalam tubuh, baik laki laki
dalam jangka panjang akan mengakibatkan impoten ( tidak bisa memiliki anak )
dan bagi wanita yang hamil, janinnya akan mengalami gangguan serta
tersumbatnya aliran darah yang dapat mengakibatkan penyakit penyakit lainnya.

Tabel 31
Mentoring Rohis selalu melarang untuk tawuran
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 17 68 %
2 Sering 3 12 %
3 Kadang kadang 1 4 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 2 8 %
Jumlah 25 100%
Abstain : 2 orang

Dari tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring Rohis selalu
melarang untuk tawuran, sebanyak 17 orang peserta mentoring menjawab selalu
( 68 % ) sebanyak 3 orang (12%) menjawab sering sedangkan yang menjawab
kadang kadang 4 % yang mewakili 1 orang dan tidak pernah sebanyak 8 % 9 2
orang ). Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas mejawab selalu,
sehingga dapat diketahui bahwa dalam mentoring Rohis mengajarkan untuk tidak
tawuran.
56

Tabel 32
kamu tawuran
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 1 4 %
2 Sering 0 0 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 1 4 %
5 Tidak pernah 23 92 %
Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas yang menyatakan, siswa peserta mentoring tawuran,
sebanyak 23 orang ( 92 %) menjawab tidak pernah, sedangkan kadang kadang
sebanyak 4 % (1 orang ) dan jarang 4 % (1 orang ). Dengan demikian dapat
diketahui bahwa para peserta mentoring mayoritas tidak tawuran, hak ini
menunjukkan adanya kolerasi yang baik antara apa yang telah diajarakn dalam
mentoring dengan apa yang peserta mentoring lakukan.
Tawuran merupakan kebiasaan dari sebagian siswa yang mencoba
menunjukkan dirinya yang terhebat, banyak faktor terjadinya tawuran seperti
adanya ketersinggungan antar 2 kelompok pelajar atau hanya ingin menunjukkan
bahwa sekolahnyalah yang terhebat. Di sekolah sudah ada peraturan yang
mengaskan bahwa siswa yang ikut tawuran akan langsung dikeluarkan
dikarenakan dengan adannya tawuran akan menganggu ketertiban umum dan
mencoret nama baik sekolahnya.


Tabel 33
Mentoring melarang untuk suka membicarakan keburukan orang lain
( ghibah )
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 20 80 %
57
2 Sering 3 12 %
3 Kadang kadang 2 8 %
4 Jarang 0 0 %
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring melarang untuk
suka membicarakan keburukan orang lain ( ghibah ), sebanyak 20 orang ( 80 %
) menjawab selalu dan sebanyak 3 orang (12% ) menjawab sering dan sisanya
yaitu 8 % ( 2 orang ) menyatakan kadang- kadang. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa dalam mentoring Rohis diajarkan juga tentang keburukan dari
suka membicarakan orang lain.


Tabel 34
kamu suka membicarakan orang lain
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 0 0 %
2 Sering 1 4 %
3 Kadang kadang 17 68 %
4 Jarang 4 16 %
5 Tidak pernah 3 12 %
Jumlah 25 100%

Dari tabel diatas yang menyatakan, siswa para peserta mentoring suka
membicarakan orang lain, sebanyak 17 orang ( 68 % ) menjawab kadang-kadang,
sering sebesar 4 % ( 1 orang ), jarang sebesar 16 % ( 4 orang ) dan yang
menjawab tidak pernah sebanyak 3 orang atau12 %. Dengan demikian dalam hal
ini korelasi antara apa yang telah diajarkan dalam mentoring dengan
mengimplementasian dalam kehidupan sehari hari agak kurang baik,
dikarenakan hanya 3 orang atau sebesar 12 % saja yang dapat melaksanakan apa
yang telah diajarakan dalam mentoring.
58
Dalam agama Islam seseorang dilarang untuk ghibah, digambarkan
orang yang suka menggunjing sesamanya, bagaikan makan daging bangkai
orang. Muslim yang menjaga kehormatan diri tentu menghindarkan dari ghibah
6


Tabel 35
Mentoring Rohis selalu mengajarkan untuk tidak mencuri
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 21 84 %
2 Sering 3 12 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 1 4 %
5

Tidak pernah 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel diatas yang menyatakan, dalam mentoring Rohis selalu
mengajarkan untuk tidak mencuri , sebanyak 21 orang peserta ( 84 % )
mentoring menjawab selalu dan sebanyak 3 orang ( 12 % ) menjawab sering,
hanya 1 orang saja yang mejawab jarang atau sebesar 4 % . Dengan demikian
dapat diketahui bahwa dalam mentoring Rohis diajarkan tentang larangan
mencuri.

Tabel 36
kamu suka mencuri
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 0 0 %
2 Sering 0 0 %
3 Kadang kadang 0 0 %
4 Jarang 2 8 %
5 Tidak pernah 21 84 %
Jumlah 25 100%

6
Muhammad Ali Hasyimi . Apakah anda berkepribadian Muslim. ( Jakarta: Gema Insani
Press, 1995 ) h 68
59
Abstain : 2 orang ( sebesar 8 % )
Dari tabel diatas yang menyatakan, siswa para peserta mentoring suka
mencuri, sebanyak 21 peserta mentoring atau sebesar 84 % menyatakan tidak
pernah , sedangkan 8 % ( 2 orang ) menyatakan jarang dan abstain atau tidak
menjawab. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mayoritas menjawab tidak
pernah, hal ini merupakan cerminan adanya korelasi antara pemahaman peserta
mentoring dengan apa yang sudah diajarkan dalam mentoring, sebesar 8 %
menjawab jarang dan tidak pernah, dimungkinkan adanya faktor faktor lain
yang menyebabkan adanya peserta mentoring yang mencuri walaupun hanya 2
orang atau sebesar 8 % saja dan juga yang tidak menjawab, hal ini dimungkinkan
adanya peserta didik yang mengakui bahwa ia suka mencuri ataupun ada alasan
lainnya.
Akal sehat tidak dapat membenarkan, apabila harta orang lain (yang
diperolehnya dengan susah payah), diambil / dicuri begitu saja. Adakalanya orang
mencuri karena terdesak untuk memenuhi keperluan pokok seperti, untuk
keperluan bahan makanan. Ada juga orang yang mencuri, karena ingin hidup
mewah, ingin berfoya-foya, memuaskan hawa nafsu.
Pencurian yang dilakukan karena terdesak pun tidak dibenarkan oleh
agama, apalagi pencurian karena ingin berfoya-foya memuasakan hawa nafsu.
Dalam agama Islam, hak individu (perseorangan), diakui dan dijamin keselamatan
harat itu. Tidak boleh bertindak sewenang-wenang. oleh sebab itu, hukumannya
pun dipandang berat, yaitu potong tangan. Kebijaksana hukuman potong tangan
adalah merupakan pelajaran bagi orang yang bersangkutan dana peringatan
juga bagi orang lain, supaya tidak melakukannya.
7



Tabel 37
Mentoring Rohis selalu melarang untuk meyontek
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 21 84 %
2 Sering 0 0 %
3 Kadang kadang 2 8 %
4 Jarang 1 4 %

7
M. Ali Hasan .50 Perbuatan dan Perilaku yang membawa malapetaka .( Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya 1997 ) hal 92 - 93
60
5 Tidak pernah 0 0 %
Jumlah 25 100%
Abstain : 1 orang

Dari tabel diatas yang menanyakan tentang apakah dalam mentoring
Rohis selalu melarang untuk meyontek , menunjukkan 84 % ( 21 orang)
menjawab selalu, 8 % ( 2 orang ) menjawab kadang kadang dan 4 % ( 1 orang
) menjawab jarang dan abstain atau tidak menjawab. Dengan demikian antara
mentoring Rohis memberikan perhatian terhadap sikap siswa dalam hal
menyontek, dengan mengajarkan akan buruknya kebiasaan menyontek.

Tabel 38
kamu sering menyontek
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 1 4 %
2 Sering 5 20 %
3 Kadang kadang 10 40 %
4 Jarang 6 24 %
5 Tidak pernah 2 8 %
Jumlah 25 100%
Abstain : 1 orang

Dari tabel diatas yang menyatakan, kebiasaan menyontek para peserta
mentoring, menunjukkan bahwa sebesar 4 % menyatakan selalu, sebanyak 20%
menjawab sering, 40 % menyatakan kadang kadang, 24 % menyatakan jarang ,
4 % menyatakan tidak pernah . dengan demikian dapat diketahui bahwa belum
ada pengimplementasian yang baik dari para peserta mentoring dalam hal
menyontek, hal ini dapat dilihat hanya 1 orang saja yang menyatakan tidak
pernah, mayoritas jawaban yaitu kadang kadang sebesar 40 %.
Menyontek merupakan hal lekat sekali dengan pelajar. Dalam hal ini
menyontek merupakan salah satu kebiasaan buruk , dengan menyontek maka para
siswa memiliki rasa ketergantungan dan juga menimbulkan rasa malas atu tidak
mau berusaha.
61
Tabel 39
Kegiatan mentoring melarang untuk membaca buku atau menonton
blue film
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 19 76 %
2 Sering 1 4 %
3 Kadang kadang 1 4%
4 Jarang 1 4 %
5 Tidak pernah 3 12 %
Jumlah 25 100%
Dari tabel diatas yang menyatakan, dalam kegiatan mentoring melarang
untuk membaca buku atau menonton blue film, menunjukkan sebanyak 19 orang
atau 76% menjawab selalu , 1orang ( 4 % ) menyatakan sering, 1 orang ( 4 %)
menyatakan kadang kadang, 1 orang (4 % )menyatakan jarang dan 12 %
menyatakan tidak pernah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa didalam
mentoring memberikan pemahaman tentang keburukan membaca buku atau
menonton blue Film. Perbedaan jawaban dari responden diakibatkan perbedaan
kerajinan peserta mentoring.



Tabel 40
Kamu suka membaca buku dan menonton Blue Film ?
NO Jawaban Freukensi Presentase
1 Selalu 0 0 %
2 Sering 1 4 %
3 Kadang kadang 1 %
4 Jarang 4 16 %
5 Tidak pernah 19 76 %
Jumlah 25 100%

62
Dari tabel diatas yang menyatakan, siswa suka membaca buku dan
menonton Blue Film , menunjukan 76 % ( 19 orang ) menyatakan tidak pernah ,
4 % ( 1 orang ) menyatakan sering ,4 % ( 1 orang ) menyatakan jarang dan 16 %
( 4 orang ) menyatakan jarang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa adanya
kolerasi yang baik antara apa yang telah diajarakan didalam mentoring dengan apa
yang dilakukan oleh para peserta mentoring , hal ini terliahat dengan mayoritas
peserta mentoring menyatakan tidak pernah membaca buku atau menonton blue
film.
Dalam hal ini para peserta mentoring ada yang menyatakan ia sering
membaca atau menonton blue film, hal ini menunjukkan bahwa ia mbelum dapat
mengimplementasikan pada yang telah diajarkan di Mentoring . Adapun dampak
negative dari buku atau film ini seperti hilangnya akal sehatnya seseorang ,
sehingga tidak mustahil terjadi tindak perkosaan.
8
Selain itu dengan membaca
atau menonton buku atau film tersebut, peserta didik akan terganggu
konsentrasinya dalam belajar, sehingga menyebabkan tidak maksimalnya hasil
belajar dirinya.
Setelah data tersebut dikumpulkan, dideskripsi dan dianalii , maka langkah
selanjutnya penulis ingin mencoba untuk menafsirkan data sebagai berikut:
1. Mentoring ekstrakuRikuler Rohani Islam ( Rohis ) di SMA N Unggulan
57 Jakarta merupakan sarana Pembinaan generasi muda yaitu adnya usaha
untuk membina manusia yang berkepribadian dan berwatak dan berbudi
luhur serta memiliki keyakinan agama yang amat kuat.
2. Pelaksaan Mentoring Ekstraurikuler Rohani Islam di SMA N Unggulan
57 Jakarta berjalan dengan baik, dikarenakan sudah menjadi program kerja
rutin,. Mentoring Rohis pun mendapatkan dukungan dari pihak sekolah.
Diharapakan dengan adanya mentoring ini dapat memberikan nilai Islami
terhadap para siswa khususnya yang mengikuti mentoring Rohis.
3. Pelaksanaan Mentoring Rohis merupakan suatu kegiatan yang amat
mendukung pelajaran agama. Karena pelajaran agama hanya 2 jam sekali
dalam seminggu, dengan mentoring Rohis yang didalamnya terdapat

8
Fuad Kauma. Sensasi Remaja di Masa puber . ( Jakarta: Kalam Mulia , 1999 ) h 55
63
aktivitas pengulangan serta penjelasan yang lebih detail lagi tentang
pelajaran agama atau yang dibahas di dalam kelas.
4. Mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam di SMUN Unggulan 57 Jakarta
memberikan pengaruh terhadap sikap kebergamaan siswa. Dengan siswa
mengikuti mentoring Rohis, siswa diberikan pemahaman-pemahaman
tentang keIslaman pada dirinya. Sesuai dengan tujuan dari mentoring itu
sendiri yaitu membina sikap Islami siswa yang baik dan nantinya akan
berpengaruh dalam setiap aspek kehidupannya.
5. Mentoring ekstrakulikuler Rohani Islam di SMA N Unggulan 57 Jakarta,
memberikan suatu pemahaman yang baik atas diri siswa yang notabenenya
adalah beragama Islam, maka diusahakan dalam kehidupannya sikap
kebergamaannya dapat berdampak positif bagi dirinya sebagai seorang
anak yang memiliki tangung jawab atas dirinya sendiri, juga memiliki
tanggung jawab sebagai seorang anak terhadap orang tuanya. Dan juga
dirinya sebagai seorang siswa dan juga sebagai anggota masyarakat.
64







BAB V
PENUTUP


A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan dilanjutakan dengan penganalisaan serta
penafsiran data yang telah penulis lakukan tentang Pembinaan Sikap
Keberagamaan Siswa Melalui Program Mentoring Ekstrakulikuler Rohani Islam
(ROHIS ) di SMA N 57 Jakarta, maka penulis dapat menyimpulkan :
Ekstrakurikuler Rohani Islam yang lebih khususnya kegiatan mentoring
memiliki peranan yang amat penting yaitu menjadi adalah pembinaan sikap
keberagamaan siswa. Dengan adanya mentoring Rohis yang didalam aktivitasnya
menggunakan metode khusus Pendidikan Agama Islam menjadi mentoring Rohis
dapat menjadi media pendukung Pelajaran agama Islam. Mentoring Rohis
memberikan suatu pemahaman pemahaman tentang KeIslaman yang baik , yang
memjadikan para peserta mentoring dapat memahami makna Islam tidak hanya
dari segi teoritis juga dari aspek prakteknya .
Kegiatan Mentoring Rohani Islam memberikan pembinaan terhadap para
siswa, yang nantinya ia akan menjadi orang orang yang bermanfaat, bermanfaat
tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi bagi keluarganya serta untuk masyarakat
lingkungan sosialnya .
Pada aspek pengimplementasian, para pesera mentoring dapat dikatakan
cukup baik, hal ini terlihat dari mayoritas para peserta mentoring telah berusaha
melakukan agar teori teori yang diberikan pada kegiatan mentoring dapat
id13334812 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
65
terlaksana dalam kehidupannya sehari hari, sehingga dirinya dapat merasakan
sikap keberagamaan pada dirinya.

B. Saran
1. Hendaknya setiap sekolah memperhatikan dan memberi dukungan untuk
terselenggaranya Mentoring ekstrakurikuler Rohani Islam di sekolah.
Karena kegiatan tersebut mempunyai peranan yang berpengaruh dalam
pembinaan watak peserta didik dalam sikap keberagamaannya.
2. Hendaknya diusaha dari pihak sekolah untuk memberikan waktu yang
optimal terhadap kegiatan Mentoring ini, dikarenakan mentoring Rohis ini
merupakan media untuk mendukung pelajaran agama yang dilaksanakan
di dalam kelas. Dengan adanya hubungan antara Pelajaran agama Islam
di dalam kelas dengan Mentoring diharapkan pembinaan sikap
keberagamaan siswa dapat tumbuh dengan maksimal.
3. Diharapkan kepada para siswa agar dapat mengikuti rutinitas mentoring
yang telah berjalan di kegiatan Rohani Islam, sehingga adanya usaha untuk
membina diri menjadi lebih baik lagi.Dan juga kepada para Mentor yang
selalu memaksimalkan pengajaran dalam mentoring Rohis










64







DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1991

Ali Hasyii, Muhammad, Apakah anda berkrepibadian Muslim, Jakarta: Gema
Insani Press, 1995

Alkaf, Idrus, Kamus Al Manar , Surabaya : Karya Utama

An Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan di Rumah , Sekolah dan Masyarakat,
Beirut: Dar Al firk Al Muasyir, 1983

Azwar, Saifudin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Jakarat : Pustaka
Pelajar , 2000

Chalpin, p,Kamus lengkap psikologi , Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995

Daradjat, Zakiyah, Pendidikan Remaja, Jakarta : PT Bulan Bintang, 1982

Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahan, Semarang : CV Toha Putra ,
1998

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Ghuddah, Abdul Fattah Abu Ghuddah. 35 Abad Islam, Jakarta: Pustaka Al
Kautsar, 1996.

Hasan, M Ali, 50 Perbuatan dan perilaku yang membawa malapetaka, Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1997

Haryanto, Sentot. Psikologi Shalat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001

Jalalludin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996

Kauma Fuad, Sensasi remaja di masa Puber , Jakarta : Kalam Mulia, 1999

Krezem , Mahdy Saeed Reziq, Adab Islam dalam kehidupan sehari hari,
Jakarta: Media Dawah, 2001.

Lubis, Satria Hadi, Rahasia Kesuksesan Halaqoh ( Usroh ), Jakarta : FBA Press,
2006

id13366546 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
65
Nawawi, Hadari dan Mimi Martini . Manusia berkualitas, Yogyakarta :
Universitas Gajah Mada Press, 1994

Muhammad, Abu Bakar, Pembinaan Manusia dalam Islam. Surabaya: Al Ikhlas,
1994

Purwanto, M. Ngalim , Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosda
Karya, 1990

Puspito, Hendro, Sosiologi Agama, Jakarta: Rajawali Press, 1995

Poerbakawatja, Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta : Gunung Agung,
1976

Rusmiyati, dkk, Panduan Mentoring Agama Islam, Jakarta: Iqra Club, 2003

Ramayulis .Ilmu Pendidikan Islam Jakarta : Kalam Mulia, 2004 Cet 4

Ruswandi, M, Games for Islamic Mentoring, Bandung: Syamil Cipta Media, 2004

Surakhmad, Winarto, metodolodi Pengajaran Nasional, Bandung : Jemmars,
1980

Soelaiman, M.I, Pendidikan dalam Keluarga, Bandung : CV Alvabeta, 2001

Syafiie, Inu Kencana, Filsafat Kehidupan, Jakarta : Bumi Aksara, 1995

Shihab, Quraish, Membumikan Al Quran, Bandung : Mizan, 1999

Tim penyusun kamus pusat Pembinaan dan pengembangan Bahasa, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1999

Tim penyusun, Ensiklopedi Islam, Jakarta : PT Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1994

Thouless, Robert H, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta Raja Grafindo
Persada, 1995

Zaini, Syaminan , Mengapa Manusia harus Beragama, Jakarta : Kalam
mulia,1986

You might also like