You are on page 1of 3

Penatalaksanaan 1 Ileus obstruktif dapat diterapi dengan baik selama feses dan flatus masih dapat melewati usus.

Dekompresi dapat menggunakan nasogastric tube atau long intestinal tube. Tindakan bedah diperlukan bila obstruksi berlanjut beberapa hari selama beberapa hari meskipun obstruksi tidak komplit. Ada pengecualian untuk aturan umum bahwa operasi harus dilakukan segera: obstruksi tidak lengkap, obstruksi pasca operasi, riwayat operasi sebelumnya, terapi radiasi, inflammatory bowel disease, dan abdominal carcinomatosis. Persiapan Nasogastric suction Nasogastric tube (NGT) harus segera dipasang untuk mencegah muntah, menghindari aspirasi, dan mengurangi tertelannya udara agar tidak terjadi distensi abdomen. Resusitasi cairan dan elektrolit Tergantung level dan durasi obstruksi, defisit cairan dan elektrolit dapat ringan sampai berat. Hemokonsentrasi yang diakibatkan obstruksi berlama-lama tidak dapat dikoreksi hanya dengan cairan dekstrosa saja. Konsentrasi serum elektrolit dan analisa gas darah adalah panduan untuk terapi elektrolit. Operasi Laparoskopi adhesiolisis dapat dilakukan pada pasien yang diseleksi ketat oleh dokter bedah yang kompeten dalam hal ini. Operasi dapat dilakukan setelah pasien direhidrasi dan organ vital berfungsi dengan baik. Prosedur operasi secara detail berbeda tergantung penyebab obstruksi. Perlekatan harus dilisis, tumor yang mengobstruksi harus direseksi, dan benda asing yang mengobstruksi harus dibuang dengan enterotomi. Gangren usus harus dibuang, tapi sulit menentukan apakah usus yang obstruksi masih viabel atau tidak. Penggunaan USG Doppler selama operasi dapat menentukan viabilitas dari usus yang obstruksi.

Pengangkatan lesi obstruksi tidak mungkin dilakukan pada sebagian pasien dengan karsinoma atau trauma radiasi. Anastomosis usus halus proksimal ke usus yang kecil atau besar yang lebih distal dari obstruksi adalah prosedur yang terbaik. Dekompresi lumen usus halus yang dilatasi membantu penutupan abdomen dan dapat mempersingkat waktu untuk pemulihan fungsi usus pasca operasi. Dekompresi dilakukan dengan memasukkan selang melalui mulut atau aspirasi dinding usus menggunakan jarum. Upaya untuk mencegah pembentukan perlekatan yang tidak terkontrol dengan penjahitan lumen usus sehingga tetap dalam hubungan yang stabil (Nobel placation procedures) tidak berhasil. Namun, prosedur lain di mana sebuah tabung panjang dimasukkan melalui gastrostomi atau jejunostomi selama 10 hari untuk memberikan stenting intraluminal dianut oleh beberapa ahli. Upaya untuk mencegah adhesi dengan penempatan berbagai jenis zat dalam rongga peritoneal telah menunjukkan beberapa keberhasilan, larutan polietilen glikol 4000 adalah salah satu contohnya. Prognosis 1,2 Angka kematian pada obstruksi tipe non strangulasi adalah 2%, kebanyakan kematian terjadi pada orang tua. Obstruksi strangulasi memiliki angka mortalitas sekitar 8% jika operasi dilakukan dalam waktu 36 jam setelah munculnya gejala dan menjadi 25% jika operasi dilakukan setelah lebih 36 jam. Obstruksi lengkap yang diterapi secara non operatif memiliki kecenderungan berulang yang tinggi dibandingkan terapi operatif. Obstruksi berulang setelah lisis jarang terjadi. Komplikasi 3 Komplikasi ileus obstruktif berupa :

Sepsis Abses intra abdominal Wound dehiscence Aspirasi Short-bowel syndrome (akibat bedah multipel) Kematian (akibat penanganan yang telambat)

1. Shelton AA, Schrock TR, Welton ML. Small Intestine. In. Way LW and Doherty GM.

Current Surgical Diagnosis & Treatment 11th Edition. United States: McGrawHill;2003.p.328
2. Nobie, BA. Small Bowel Obstruction in Emergency Medicine. Downloaded from:

http://emedicine.medscape.com/article/774140-followup#a2650
3. Nobie, BA. Small Bowel Obstruction in Emergency Medicine. Downloaded from:

http://emedicine.medscape.com/article/774140-followup#a2649

You might also like