You are on page 1of 9

Perubahan Sistem Sensori Persepsi Pada Lansia

Gangguan sensori atau indra adalah perubahan dalam persepsi derajat serta jenis reaksi seorang yang diakibakan oleh meningkat, menurun atau hilangnya rangsang indra. A) Penglihatan 1. Pupil mengecil, yang membutuhkan pencahayaan tiga kali lebih terang agar dapat melihat dengan
jelas; penurunan penglihatan malam.

2. Pandangan dalam area yang suram dan adaptasi terhadap kegelapan berkurang (sulit melihat
dalam cahaya gelap) menempatkan lansia pada risiko cedera. Sementara pada cahaya yang menyilaukan dapat menyebabkan nyeri dan membatasi kemampuan untuk membedakan objekobjek dengan jelas.

3. Kornea rata dan kehilangan kilauan


Arcus senilis, merupakan manifestasi proses penuaan pada kornea yang sering di jumpai. Ini memberikan keluhan. Kalainan ini berupa infiltrasi bahan lemak yang bewarna keputihan, berbentuk cincin dibagian tepi kornea.

4. Pelebaran lensa; kehilangan transparansi dan elastisitas yang mengurangi akomodasi. 5. Menurunnya lapang pandang; berkurang luas pandangannya. 6. Lensa menguning dan berangsur-angsur menjadi lebih buram mengakibatkan katarak, sehingga
mempengaruhi kemampuan untuk membedakan dan menerima warna-warna

7. Kelopak mata kendur dan berkerut akibat penurunan elastisitas, dengan mata tampak jauh ke
dalam disoket mata. Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh jaringan kelopak mata. Perubahan ini juga disebut dengan perubahan infolusional, terjadi pada : a) Muskulus Orbikularis Perubahan pada Muskulus orbicularis bisa menyebabkan perubahan kedudukan palbebra, misalnya kelopak mata jatuh. b) Retraktor Palpebra inferior Kekendoran retractor palpebra inferior mengakibatkan tepi bawah tarsus rotasi / berputar kearah luar. c) Tarsus Apabila tarsus kurang kaku oleh karena proses atropi akan menyebabkan tepi atas lebih melengkung kedalam. d) Tendo Kantus medial / lateral

Perubahan involusional pada usia lanjut juga mengenai tendon kantus medial / lateral sehingga secara horizontal kekencangan palpebra berkurang.

8. Penurunan reabsorbsi cairan intraokuler, yang menyebabkan glukoma 9. Penurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak dalam aparatus lakrimal dan akibat kegagalan fungsi pompa pada sistem kanalis lakrimalis disebabkan oleh karena kelamahan palpebra, malposisi palpebra sehingga akan menimbulkan keluhan epipora (sumbatan), yang mengakibatkan kelenjar lakrimal secara progresif berkurang. 10. Perubahan muskulus siliaris Dengan bertambahnya usia, bentuk daripada muskuls siliaris akan mengalami perubahan. Mengenai manifestasi klinis yang dikaitkan dengan perubahan muskulus siliaris pada lanjut usia, dikatakan bahwa degenarasi muskulus siliaris bukan merupakan faktor utama yang mendasari terjadinya presbiofia. Ini dikaitkan dengan perubahan serabut-serabut lensa yang menjadi padat, sehingga lensa kurang dapat menyesuaikan bentuknya. Untuk mengatasi hal tersebut muskulus siliaris mengadakan kompensasi sehingga mengalami hipertrofi. 11. Perubahan replaksi Dengan bertambahnya usia penurunan daya akomdasi akan menurun. Karena proses kekeruhan dilensa dan lensa cenderung lebih cembung. 12. Perubahan struktur jaringan dalam bola mata Semakin bertambahnya umur nucleus makin membesar dan padat, sedangkan volume lensa tetap, sehingga bagian kortek menipis, elastisitas lensa jadi berkurang, indeks bias berubah (jadi lemah). Yang mula-mula bening trasparan, menjadi tampak keruh ( sclerosis ). 13. Perubahan fungsional Proses degenerasi dialami oleh berbagai jaringan di dalam bola mata, media refrakta menjadi kurang cemerlang dan sel-sel reseptor berkurang, visus kurang tajam dibandingkan pada usia muda. Keluhan silau ( foto fobi ) timbul akibat proses penuaan pada lensa dan kornea.

Masalah-masalah lainnya yang sering muncul pada lansia dengan gangguan penglihatan adalah sfinter pupil timbul sclerosis dan hilangnya respon terhadap sinar, kornea lebih

berbentuk sferis (bola), lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarrak, susah melihat dalam keadaan gelap, hilangya daya akomodasi.

B) Pendengaran Berbagai pengertian mengenai kelainan pendengaran dan organ yang berhubungan dengan gangguan pendengaran : 1. Gangguan pendengaran tipe konduktif Gangguan yang bersifat mekanik, sebagai akibat dari kerusakan kanalis auditorius, membran timpani atau tulang-tulang pendengaran. Salah satu penyebab gangguan pendengaran tipe konduktif yang terjadi pada usia lanjut adalah adanya serumen obturans, yang justru sering dilupakan pada pemeriksaan. 2. Gangguan pendengaran tipe sensori neural Penyebab utama dari kelainan ini adalah kerusakan neuron akibat bising, presbiakusis, obat yang ototoksik, hereditas dan reaksi pasca radang. 3. Persepsi pendengaran abnormal Sering terdapat pada sekitar 50 % lansia yang menderita presbiakusis, yang berupa suatu peningkatan sensitivitas terhadap suara bicara yang keras. 4. Gangguan terhadap lokalisasi suara Pada lansia sering kali sudah terdapat gangguan dalam membedakan arah suara, terutama lingkungan yang agak bising.

Masalah-masalah lainya yang sering muncul adalah presbiakusis (hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam terutama terhadap bunyi atau suara/nada yang tinggi ;suara yang tidak jelas dan sulit mengerti kata-kata, membrane tympani menjadi atropi, terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin, pendengaran bertambah menurun.

C) Pengecap

Menurunnya kemampuan pengecap sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak dilidah dan dipermukaan bagian dalam pipi. Saraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah banyak sejalan dengan bertambahnya usia. Selain itu, terjadi penurunan sensitivitas papil-papil pengecap terutama terhadap rasa manis dan asin yang terjadi karena papil-papil pada lidah mengalami atropi.

D) Penghidu Pada sistem penciuman terjadi pembentukan kartilago yang terus menerus terbentuk didalam hidung sesuai proses penuaan, menyebabkan hidung menonjol lebih tajam. Atropi progresif pada tonjolan olfaktorius juga terjadi, mengakibatkan kemunduran terhadap dalam indra penciuman. Masalah yang sering terjadi pada lansia adalah gangguan pada penciuman terhadap bau bauan. Menurunnya kemampuan penciuman mengakibatkan selera makan berkurang yang sebagian karena pertumbuhan sel didalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu rambut dilubang hidung.

E) Peraba 1. Kemunduran dalam merasakan sakit Pada lansia terjadi penurunan kemampuan merasakan sakit, ini terjadi karena penurunan korpus free nerve ending pada kulit. Rasa sakit tersebut berbeda untuk setiap bagian tubuh. Bagian tubuh yang ketahanannya sangat menurun, antara lain adalah bagian dahi dan tangan. 2. Kemunduran dalam merasakan tekanan, raba, panas dan dingin. Penurunan kemampuan ini terjadi akibat penurunan korpus paccini (untuk merasakan tekanan), korpus meissner (untuk merasakan rabaan), korpus ruffini (untuk merasakan panas), dan korpus krause (untuk merasakan dingin).

Perubahan Sistem Indera pada Penuaan Perubahan Morfologis dan Struktur Penglihatan 1. Penurunan sekitar mata. 2. Penurunan elastisitas dan tonus jaringan. 3. Penurunan kekuatan otot mata. 4. Penurunan ketajaman kornea. 5. Degenerasi pada sklera, pupil dan iris. 6. Peningkatan penyakit mata. 6. Penurunan ketajaman mengenali jaringan lemak 1. Penurunan penglihatan jarak dekat (Presbiopi) 2. Penurunan koordinasi gerak bola mata. 3. Distorsi bayangan. 4. Pandangan biru merah. 5. Penurunan penglihatan malam. Perubahan Fungsional

warna hijau, biru dan ungu. 7. Peningkatan densitas & rigiditas lensa. 8. Perlambatan sistem informasi dari SSP. 9. Penurunan produksi air mata. 7. Kesulitan mengenali benda yang bergerak. 8. Berkurangnya kegelapan . 9. Mata menjadi kering. Pendengaran 1. Penurunan sel rambut koklea. 1. Kesulitan mendengar suara adaptasi terhadap

berfrekuensi tinggi. 2. Degenerasi pusat pendengaran. 2. Penurunan kemampuan dan

penerimaan bicara. 3. Hilangnya fungsi neurotransmitter. 4. Atrofi organ korti dan saraf auditorius. 3. Penurunan ucapan. 4. Hilangnya kemampuan (daya) fungsi membedakan

pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata (presbikusis).

Pengecap 1. Penurunan kemampuan pengecapan. Penghidu 1. Degenerasi sel sensosik mukosa hidung. Peraba 1. Penurunan kecepatan hantaran saraf. 1. Penurunan respon terhadap stimulasi taktil. 2. Penyimpangan persepsi nyeri. 3. Risiko terhadap bahaya termal yang berlebihan. 1. Penurunan sensitivitas terhadap bau sehingga kehilangan selera makan. 1. Penurunan sensitivitas terhadap rasa.

Tabel 1. Penurunan Sistem Sensori Persepsi Pada Lansia

Daftar Pustaka Maryam. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika.
Anonim. 2012. Perubahan Fisiologis Pada Lansia. http://k-holistik.blogspot.com/2012/01/perubahanfisiologis-pada-lansia.html. (Akses: 21 Juni 2012) Rinjani, Santi. 2010. Perubahan Pada Lansia. http://keperawatansantirinjani.wordpress.com/2010/12/21/perubahan-pada-lansia/. (Akses: 21 Juni 2012)

Beberapa perubahan fisiologis yang terjadi ketika memasuki usia lanjut adalah : A. Perubahan pada panca indera terutama rasa Sekresi saliva berkurang mengakibatkan pengeringan rongga mulut. Papil-papil pada permukaan lidah mengalami atrofi sehingga terjadi penurunan sensitivitas terhadap rasa terutama rasa manis dan asin. Keadaan ini akan mempengaruhi nafsu makan, dan dengan demikian asupan gizi juga akan terpengaruh. Keadaan ini mulai pada usia 70 tahun. Perubahan indera penciuman, penglihatan dan pendengaran juga mengalami penurunan fungsi seiring dengan bertambahnya usia. Anonim. 2012. Perubahan Fisiologis Pada Lansia. http://k-holistik.blogspot.com/2012/01/perubahanfisiologis-pada-lansia.html. (Akses: 21 Juni 2012)

1. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 2. 1.

1. 1. 2. 2. 1. 2.

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia. 1. Penglihatan Kornea lebih berbentuk skeris. Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa). Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap. Hilangnya daya akomodasi. Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang. Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala. 2. Pendengaran Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) : Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis. Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin. 3. Pengecap dan penghidu. Menurunnya kemampuan pengecap. Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang. 4. Peraba. Kemunduran dalam merasakan sakit. Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

1. h. Perubahan sistem kulit & karingan ikat. Seorang wanita pada masa menopause akan mengalami perubahan kulit. Lemak dibawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor. Kulit mudah terbakar sinar matahari menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit timbul bintik hitam. Otot bawah kulit muka mengendor sehingga jatuh dan lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit menjadi kering dan keriput (Manuaba, 1999). 1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak. 2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adipose

3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi. 4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen. 5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik. 6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh. 7. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu. 8. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun. 9. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun. 10. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot. Langkah untuk menghambat proses penuaan kulit : Jangan terlalu gemuk, sehingga hilangnya lemak bawah kulit tidak terlalu kentara. Hindari sebanyak mungkin sinar matahari, karena ultraviolet dapat merusak kulit dan menimbulkan kanker kulit. Kelancaran peredaran darah kulit dengan mengurangi kulit keriput melalui aktivitas fisik dan melakukan pengurutan (massage) diri sendiri atau ke salon kecantikan. Memberikan pelembab kulit, sehingga kulit tampak terpelihara (Manuaba, 1999).

Rinjani, Santi. 2010. Perubahan Pada Lansia. http://keperawatansantirinjani.wordpress.com/2010/12/21/perubahan-pada-lansia/. (Akses: 21 Juni 2012)

You might also like