You are on page 1of 9

IKHTISAR ANTROPOLOGI ANTROPOLOGI SEBAGAI ILMU

(disusun guna memenuhi UAS take home mata kuliah Antropologi)

OLEH: M. Ari Wibowo (100210302009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2012

Antropologi Sebagai Ilmu

A. Definisi Antropologi Secara umum, Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan. Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : Antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya. David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. M.J. Herskovits : Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia. Anthropology is the science of man. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. William A. Havilland: Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. David Hunter:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. Koentjaraningrat: Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Berdasarkan etimologinyaKata antropologi berasal dari kata yunani Antropo yang berarti manusia dan logy atau logos berarti ilmu yang mempelajari tentang manusia Menurut Ralfh L Beals dan Harry Hoijen : 1954: 2 antropologi adalah ilmu yang mempelajarai manusia dan semua apa yang dikerjakannya.

B. Sejarah Perkembangan Antropologi. a. Fase Pertama (Sebelum 1800) Sejak akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, suku-suku bangsa di benua Asia, Afrika, Amerika, dan Oseania mulai kedatangan orang-orang Eropa Barat selam kurang lebih 4 abad. Orang-orang eropa tersebut, yang antara lain terdiri dari para musafir, pelaut, pendeta, kaum nasrani, maupun para pegawai pemerintahan jajahan, mulai menerbitkan buku-buku kisah perjalanan, laporan dan lain-lain yang mendeskripsikan kondisi dari bangsa-bangsa yang mereka kunjungi. Deskripsi tersebut berupa adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, atau cirri-ciri fisik. Deskripsi tersebut kemudian disebut sebagai etnografi (dari kata etnos berarti bahasa. b. Fase kedua (kira-kira Pertengahan Abad ke-19) Pada awal abad ke-19, ada usaha-usaha untuk mengintegrasikan secara serius beerapa karangan-karangan yang membahas masyarakat dan kebudayaan di dunia pada berbagai tingkat evolusi. Masyarakat dan kebudayaan di dunia tersebut mentangkut masyarakat yang dianggap primitiv yang tingkat evolusinya sangat lambat, maupun masyarakat yang tingkatannya sudah dianggap maju. Pada sekitar 1860, lahirlah antropologi setelah terdapat bebarapa karangan yang mengklasifikasikan bahan-bahan mengenai berbagai kebudayaan di dunia dalam berbagai tingkat evolusi. c. Fase Ketiga ( Awal Abad ke-20) Pada awal abad ke-20, sebagian besar Negara penjajah di Eropa berhasil memantapkan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan mereka. Dalam era colonial tersebut, ilmu Antropologi menjadi semakin penting bagi kepentingan kolonialisme. Pada fase ini dimulai ada anggapan bahwa mempelajari bangsa-bangsa non Eropa ternyata makin penting karena masyarakat tersebut pada umumnya belum sekompleks bangsa-bangsa Eropa. Dengan pemahaman mengenai masyarakat yang tidak kompleks, maka hal itu akan menambah pemahaman tentang masyarakat yang kompleks. d. Fase Keempat (Sesudah Kira-kira 1930)

Pada fase ini, antropologi berkembang pesat dan lebih berorientasi akademik. Penembangannya meliputu ketelitian bahan pengetahuannya maupun metode-metode ilmiahnya. Di lain pihak muncul pula sikap anti kolonialisme dan gejala makin berkurangnya bangsa-bangsa primitive (yaitu bangsa-bangsa yang tidak memperoleh pengaruh kebudayaan Eropa-Amerika) setelahPerang Dunia II. Menyebabkan bahwa antropologi kemudian seolah-olah kehilangan lapangan. Oleh karena itu sasaran dan objek penelitian para ahli antropologi sejak tahun 1930 telah beralih dari suku-suku bangsa primitiv non Eropa kepada penduduk pedesaan, termasuk daerah-daerah pedesaan Eropa dan Amerika. Secara akademik perkembangan antropologi pada fase ini ditandai dengan symposium internasional pada tahun 1950-an, guna membahas tujuan dan ruang lingkup antropologi oleh para ahli dari Amerika dan Eropa.

C. Sistematika Antropologi a. A.R Radcliffe-Brown adalh tokoh antropologi yang mengembangkan teori-teori antropologi sinkronik yang kemudian menjadi sub ilmu antropologi social. b. R. frith adalah tokoh yang menggunakan metode-metode antropologi dalam hal analisis, yang bisa disebut antropologi terapan. Tokoh sarjana antropologi dalam fase perkembangannya yang keempat adalah F. Boas yang mula-mula adalah ahli geografi bangsa jerman, kemudian menjadi warga Negara Amerika, yang dianggap sebagai tokoh pendekar antropologi pada masa kejayaannya. c. Ruth Benedict, Margaret Mead dan R. Linton adalah tokoh antropologi wanita yang lebih mengarah tentang antropologi psikologi.

D. Ruang Lingkup Studi Antropologi a. Etnologi Atau dikenal dengan ilmu bangsa-bangsa. Etnologi menurut Haviland (1985:17) adalah cabang dari antropologi budaya yang memusatkan perhatian terhadap kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang. Sub disiplin ini lebih mengkhususkan diri kepada prilaku manusia dengan sebagaimana orang-orang yang dapat disaksikan, dialami, dan didiskusikannya yang kebudayaannnya hendak dipahami.

Sementara itu, menurut Ihromi (1994:10) berpendapat bahwa seorang ahli etnologi berusaha memahami bagaimana perbedaan dari cara berpikir dan cara berlaku yang sudah membaku pada orang-orang masa sekarang dan masa lalu, serta memahami sebab-sebab dari perbedaan itu. Dengan kata lain etnologi mempelajari pola-pola kelakuan seperti adat istiadat perkawinan, struktur kekerabatan, sistem politik dan ekonomi, agama, cerita-cerita rakyat, kesenian dan musik. b. Linguistik Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu tentang bahasa ini agak lebih tua dibandingkan dengan antropologi. Kedua disiplin tersebut menjadi amat erat hubungannya, karena ketika para ahli antropologi melakukan penelitian lapangan, mereka meminta bantuan tenaga-tenaga ahli bahasa untuk mempelajari bahasa-bahasa primitive. Terdapat perbedaan antara ahli linguistic dengan ahli-ahli bahasa yang lain. Ahli linguistic lebih tertarik pada sejarah dan struktur bahasa-bahasa yang tidak tertulis. Pusat perhatian demikian memerlukan tekhnik analisa dan penelitian yang lebih las jenisnya dibandingkan dengan yang digunakan oleh para ahli bahasa yang lain. c. Arkeologi Arkeologi menurut Havilland (1985:14) adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatian dipusatkan kepada masa lampau, karena apa yang tertinggal di masa lampau seringkali hanya berupa benda dan bukan gagasan. Ahli arkeologi mempelajari alat-alat, tembikar, dan peninggalan lain yang tahan lama,

yang masih ada sebagai warisan dari kebudayaan yang telah punah. Atau dengan kata lain menurut Ihromi (1994:7) berusaha mengkonstruksikan dan menyusun kembali cara hidup sehari-hari dan adat istiadat dari bangsa-bangsa masa prasejarah, serta menelusuri perubahan kebudayaan dan mengajukan keterengan tentang kemungkinan sebab dari perubahan kebudayaan itu.

E. Daftar pustaka Coleman, Simon dan Helen Watson, Pengantar Antropologi (Jakarta: Nuansa, 2005) Fedyani, Achmad Saifudin, Ph.D, Antropologi Kontemporer (Jakarta: Kencana, 2006) Koentjaraningrat, Pengantar ilmu Antropologi (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990) Boas, F, Primitive art (New York: Dover, 1927) Nash, M, Primitive and PeasentEconomic System (San Fransisco: Chandler Publishing Company, 1966)

You might also like