You are on page 1of 58

TUTORIAL Page 1

Mr. Edison, 33 Tahun 1. 1 jam sebelum dating mengalami convulsion selama 1 menit . 2. Convulsion with : Starring, lips smacking, stiffness pada lengan kanan diikuti kepala dan mata bergeser ke arah kanan. 3. Seluruh tubuh mengalami kejang 4. Tidak sadarkan diri 5. Kemudian sadar kembali setelah tidak sadarkan diri.

Page 2
1. Pernah seizure umur 10 tahun. Yang diawali starring dan lips smacking sebelum convulsion. 2. Diobati carbamazepin 2x 300 mg 3. Memperlihatkan kelakuan aneh Setelah menikah : 4. Dia merasakan bahwa orang-orang di sekitar memperhatikannya setiap hari. 5. Dia percaya bahwa orang-orang dapat membaca pikirannya. 6. Mendengar suara untuk mencintai tetangganya 7. Dia percaya dia bisa berkomunikasi dengan buyutnya. Family History Ayahnya mendidik dengan kasar dan overprotektif, dan orang tuanya sering bertengkar didepan anak-anaknya.

Past History No head injury Febrile convulsion when 2-5 years.

Page 3

1. PE = confused 2. No meningeal irritation (neurological exam) 3. Lab exam = EEG sharp waves over the left temporal area MRI = left mesial temporal sclerosis 4. Psychiatric Exam = appeareance = rapih, kaku, Behaviour = menutup diri, curigaan. Speech = ragu-ragu Attention = buruk Perception = halusinasi visual dan auditory Thought = delusion of control, thought broadcasting, thought of insertion Insight of illness = the patient did not aware and understand about being mental illness, he exhibited complete denial about it.

Page 4
Psychiatric mendiagnosa pasien menderita schizophrenia tipe paranoid. Pasien diberikan Risperidone 2 mg .b.i.d, dan therapy psychotherapy and family therapy. Mr. Edison dianjurkan mengkonsumsi carbamazepin secara regular dan mengubah gaya hidupnya.

Mekanisme aksi potensial yang menyebabkan pelepasan neurotransmitter peran ion Ca2+
Bagaimana tepatnya mekanisme yang dipakai oleh ion Ca2+ untuk terjadinya pelepasan bahan pemancar tadi tidaklah diketahui, namun ada anggapan bahwa mekanismenya sebagai berikut,
1. Ion Ca2+ masuk ujung presinaps pada bagian membrane plasma-nya

2. Menyebabkan vesikel (biasanya berisikan 2000-10.000 asetilcholine) yang berisi transmitter akan melakukan eksositosis karena ada aksi potensial akibat kalsium tadi. 3. Eksositosis neurotransmitter ini memasukin synaptic cleft dan berikatan dengan reseptornya

4. Ikatan ini menyebabkan gerbang Na+ channel terbuka dan masuknya Na+ tersebut

kedalam postsynapt untuk menghasilkan depolarisasi sampai terbentuknya aksi dari postsynap-nya

Pengaturan Kanal Ion setelah dihasilkannya transmitter Kanal ion membrane postsinaps terdiri atas dua jenis 1. Kanal kation, sebagian besar memungkinkan ion natrium lewat ketika terbuka, tapi kadang melewatkan pula ion kalium dan/atau ion calsium 2. Kanal anion, memungkinkan ion clorida untuk lewat dan juga sedikit sekali anion yang lain

1. Kanal kation Menghantarkan ion natrium yang dibatasi oleh muatan negative. Hal ini akan menghasilkan eksitasi sehingga disebut kanal eksitasi atau transmitter eksitatory 2. Kanal anion Menyebabkan masuknya muatan listrik negative yang menghambat neuron sehingga disebut kanal inhibitory atau transmitter inhibitatory Penekanan pada system kerja kanal-kanal ini sangatlah sebentar maka dari itu system ini dibantu dengan adanya 2nd messenger untuk meningkatkan waktu eksitasi. Bentuk 2nd messenger yang biasa digunakan adalah protein G yang terdiri dari komponen (activator utama), komponen ,dan komponen .

Eksitasi 1. Pembukaan kanal natrium, natrium masuk ke intracellular 2. Penekanan hantaran kanal klorida atau kalium, atau keduanya 3. Membentuk potensial aksi 4. Perubahan metabolisme tubuh Inhibitatory
1. Pembukaan kanal ion klorida di postsinaps

2. Meningkatkan hantaran ion kalium yang keluar dari neuron 3. Ion kalium berdifusi kebagian eksterior yang menyebabkan peningkatan kenegatifan di dalam neuron, yang bersifat inhibisi 4. Aktivasi enzim reseptor hambat aktivitas metabolic selular dan menurunkan jumlah reseptor eksitasi

Perbedaan konsentrasi ion-ion yang melewati membrane soma neuron Hal inilah yang menyebabkan adanya pembentukan listrik yang nantinya akan dibentuk dalam bentuk impuls sebenarnya. Impuls ini multifungsi bagi beberapa sistem organ yang akan dipengaruhi, baik itu eksitasi ataupun inhibisi.

Pengaturan dalam keadaan yang tidak berjalan atau crossing ini akan menyebabkan resting atau dalam keadaan tenang tanpa ada perangsangan. Namun hal ini bisa menjadi sebuah pembentukan impuls kembali ketika adanya perbedaan yang menyebabkan crossingnya ion-ion tersebut. Hal ini sejalan dengan rumus di bawah ini,

Ini merupakan persamaan Nernst, potensial yang benar-benar dapat melawan pergerakan seuatu ion disebut sebagai potensial Nernst. Dari perhitungan-perhitungan sederhana ini akan menghasilkan potensial dalam bentuk voltasi dari setiap kejadiannya

Resting membrane - 65 mV Eksitasi - 45 mV

Inhibisi - 70 mV Kesimpulan yang dapat diambil antara lain semakin positive daerah intracellular maka semakin depolarisasi dan akan membentuk impuls, sebalikanya bila di intracellular lebih negative maka akan membentuk potensial aksi untuk inhibisi. Jenis-jenis gate yang berpengaruh dalam pengaturan impuls 1. Leakage channel Channel ini akan menghasilkan sebuah impuls dan rangsangan ketika banyaknya ionion yang berada di extracellular, dan hal ini nantinya akan menstimulasi pembukaan channelnya 2. Voltage gate channel Pembukaannya disebabkan adanya perbedaan voltage antara intra dan ekstracellular 3. Ligand gated channel Ketika adanya ligand yang berikatan dengan bagian sisi atau bagian spesifik dari channel, maka akan membuka channel tersebut dan siap untuk menghasilkan impuls 4. Mechanical gated channel Yang bisa terbuka ketika ada getaran, misalnya pada getaran-getaran akibat suatu yang terkumpul di auricle telinga dan nantinya dilanjutkan kebagian inner ear. Propagasi Proses penyampaian impuls dari neural cell ke neural cell lainnya. Mekanisme ini terjadi setelah pengaturan tingkat 1 sel neuron tentunya. Jenis dari propagasi ini ada 2 jenis yaitu,
1. Continueus pada axon non myelin 2. Saltatory myelinated axon

Circuit Setelah terjadinya propagasi, impuls saraf ini akan didistribusikan lebih luas dan membentuk seuatu perjalanan yang lebih rumit, yang disebut sirkuit. Sirkuit ini terbentuk beda-beda sesuai dari distribusinya. Terbagi menjadi 4 jenis yaitu, 1. Diverging 2. Converging 3. Reverbating 4. Paralel after-discharge

PENDEKATAN PSIKOANALISIS (PSIKODINAMIKA) TEORI KEPRIBADIANNYA MELIPUTI: STUKTUR KEPRIBADIAN, DINAMIKA KEPRIBADIAN, PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN # STRUKTUR KEPRIBADIAN MELIPUTI: ID (PRINSIP KENIKMATAN), EGO

(PRINSIP REALITA/REALITY PRINCIPLE), SUPER EGO (PRINSIP IDEAL/IDEALISTIC PRINSIPLE) # # # KETIGA KOMPONEN KEPRIBADIAN INI SALING BERHUBUNGAN EGO YG MENENTUKAN SKALA PRIORITAS komponen yg pertama: id, kemudian berkembang komponen yg kedua atau ego,

selanjutnya berkembang komponen yg ketiga atau super ego # fungsi super ego: mendorong ego menggantikan tujuan realistic menjadi tujuan

moralistic, merintangi id yg bertentangan dgn standard nilai, mengejar kesempurnaan

Sifat-sifat dari mekanisme pertahanan diri Mekanisme pertahanan bersifat tidak disadari. Mekanisme pertahanan selalu menolak, memalsu, mengingkari atau memutarbalikkan kenyataan. Mekanisme pertahanan itu mengubah persepsi nyata seseorang sehingga kecemasan menjadi kurang mengancam. Meskipun demikian tidak seluruhnya mekanisme pertahanan diri bersifat negatif. Menurut Freud individu tidak hanya menggunakan satu macam mekanisme pertahanan diri untuk melindungi dari kecemasan. Umumnya individu memakai beberapa mekanisme pertahanan diri baik digunakan secara bersama-sama ataupun bergantian sesuai dengan bentuk ancaman.

MACAM-MACAM DEFENSE MECHANISM

Defense mechanism Menurut valiant bahwa setiap orang akang membentuk suatu ketahanan tubuh untuk menanggulangi masalah psikis dan fisik. Maka dari itu setiap manusia akan membentuk sifat defense mechanism nya. Umumnya valiant ini membuat defense mechanismnya hampir sama dengan bentukan defense mechanism yang disusun oleh pakar psikoanalisis, Sigmund Freud. 1. Level 1 Pathological Keadaan defense mechanism ini terjadi pada orang-orang yang mengalami psychosis atau gangguan yang sering terjadi pada orang yang ada gangguan jiwa. a. Denial Keadaan seseorang yang menyangkal kenyataan dan tidak mengindahkan masalah dalam, justru masalah eksternal lebih di ambil. Jika realita eksternal terlalu tidak menyenangkan untuk dihadapi, orang dapat menyangkal terjadinya realita tersebut. Orangtua dari anak yang menderita penyakit mematikan mungkin menolak mengakui anaknya menderita penyakit serius, walaupun mereka telah mendapatkan informasi lengkap tentang diagnosa dan kemungkinan penyakitnya. Mereka tidak dapat mentoleransi kepedihan karena mengetahui realita, mereka menggunakan mekanisme pertahanan penyangkalan (denial). Bentuk penyakalan yang kurang ekstrim dapat ditemukan pada individu yang secara terus menerus mengabaikan kritik, tidak merasa orang lain marah kepada dirinya, atau membuang semua tanda yang Kadang menyatakan menyangkal fakta bahwa mungkin pasangannya lebih baik berselingkuh. dengan dibandingkan

menghadapinya. Pada krisis yang parah, penyangkalan memberikan waktu kepada orang untuk menghadapi fakta buruk dengan kecepatan yang lebih bertahap. Sebagai contoh, penderita stroke dan medula spinalis mungkin akan menyerah sama sekali jika mereka mengetahui sepenuhnya keseriusan kondisi mereka. Harapan

memberikan mereka insentif untuk terus mencoba. Contoh lain adalah tentara yang menghadapi peperangan, penyangkalan kemungkinan mati membantu mereka untuk terus bekerja. Pada situasi tersebut, penyangkalan jelas memiliki nilai adaptif. Di lain pihak, aspek negatif dari penyakalan menjadi jelas jika orang menunda-nunda mencari bantuan medis, seorang wanita meungkin menyangkal bila suatu ketika ia menemukan sebuah benjolan pada payudaranya sebagai suatu kemungkinan kanker dan dengan demikian terlambat menghubungi dokter. b. Projection Persepsi dan reaksi terhadap impulse yang tidak dapat diterima dan dilemparkan keluar dari jati dirinya. Menyangkal keadaan yang sebenarnya dan melemparkannya ke luar dari dirinya. c. Delusional projection Proyeksi yang disertai adanya pikiran yang salah terhadap suatu keadaan karena ada masalah yang luar biasa mengganggu pasien terrsebut d. Splitting Suatu defense yang primitive dikarenakan seseorang yang tidak menerima kesalahan atau keadaan yang sebenarnya, seseorang tersebut membentuk pemahaman baru yang membuat seseorang tersebut ketakutan. Melihat seseorang seperti setan atau musuh yang berbahaya. e. Extreme distortion Membentuk keadaan yang baru yang dibutuhkan tubuh sebenarnya, karena seseorang tersebut tidak sanggup untuk merealisasikan cita-citanya. 2. Level 2 Immature defense mechanism Bentuk ini sangat sering terjadi pada kaum remaja. Hal ini disinyalir untuk mengurangi rasa gelisah dan mengurangi stress yang hadir dalam kehidupan remaja a. Acting out

Ekspresi secara langsung namun tidak sadar terhadap suatu aksi, tanpa adanya kepedulian terhada emosi yang mengatur tingkah laku seseorang dalam berekspresi. Hal ini dibentuk untuk mencegah keadaan yang sebenarnya terjadi dan membuat seseorang yang sebenarnya tidak dapat berekspresi. b. Passive-aggressive behavior Ekspresi agresi terhadap seseorang secara tidak langusng namun dengan tinkah yang pasif. c. Regression Keadaan cemas seseorang dan frustrasi. Hal ini menyebabkan seseorang lebih senang tinggal pada tingkat sebelumnya yang lebih bisa membuat rasa stress hilang dan sebaliknya menghasilkan rasa senang. d. Fantasi Kecenderungan seseorang untuk membentuk hal yang menyenangkan dengan membayangkan hal tersebut menyenangkan e. Idealization Pembentukan persepsi secara tidak sadar yang memang menurut seseorang tersebut pantas namun menurut orang lain terlihat berlebihan f. Projection Semua orang memiliki sifat yang tidak diinginkan yang tidak kita akui, bahkan oleh diri sendiri. Salah satu mekanisme bawah sadar, proyeksi, melindungi kita dari mengetahui kualitas diri kita yang tidak layak dengan menampakan sifat itu secara berlebihan pada diri orang lain. Contoh; misalkan Anda adalah seorang yang cenderung suka mengkritik atau tidak ramah pada orang lain tetapi Anda tidak mau mengakui kecenderungan itu. Jika Anda memperlakukan orang lain secara kasar, bukan berdasarkan kualitas buruk diri, Anda mengatakannya sebgai, "memberi mereka perlakuan yang pantas". Proyeksi merupakan suatu bentuk rasionalisasi yang meresap dalam kultur kita, mekanisme ini terjadi secara begitu saja menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada

obyek di luar diri, sehingga sifat-sifat batin itu dihayati sebagai sifat-sfat orang lain diluar dirinya. Misalkan, seseorang yang membenci orang lain, tetapi ia menghayati orang lain itulah yang membenci kepadanya. Kultur melarang orang membenci orang lain. g. Blocking Menekan sesuatu yang tidak menyenangkan dengan cara menginhibisinya, namun suatu saat masalah ini akan naik kembali kepermukaan. h. Hypochondriasis Perasaan melebih-lebihkan terhadap suatu penyakit, padahal tidak terdapat penyakit secara signifikan. i. Schizoid fantasi Fantasi yang dibentuk untuk menetralisir keadaan demi terciptanya kesenangan j. Introjections Menekan lebih dalam suatu masalah supaya tidak naik kepermukaan sehingga masalah tersebut kadang terlihat dalam kepribadiannya namun tidak tersadari k. Somatization Merubah keadaan atau masalah psikis seseorang menjadi masalah atau penyakit yang lebih clinis 3. Level 3 neurotic defense Terjadi pada orang dewasa, namun pada orang yang neurotic kadang pula terjadi. a. Controlling Mengatur dan meregulasi diri ketika masalah itu justru ada dan meminimalisir keadaan b. Dissociation Memodifikasi keadaan dan karakter seseorang dikarenakan keadaan atau masalah yang semakin mengganggu

c. Displacement Mengganti objek dengan objek lain untuk mencapai tujuan yang lebih pasti dan meredakan ketegangan. Melalui mekanisme pengalihan (displacement), suatu motif yang tidak dapat dipuaskan dalam suatu bentuk diarahkan ke saluran lain. Contoh dari pengalihan adalah kemarahan yang tidak dapat diekspresikan kepada sumber frustrasi dan diarahkan ke pada obyek yang kurang mengancam. Freud merasa bahwa pengalihan merupakan cara yang paling memuasakn untuk menangangani impuls agresif atau seksual. Dorongan dasar tidak dapat diubah, tetapi kita dapat mengubah obyek yang menjadi tujuan dorongan itu. Impuls erotik yang tidak dapat langsung di ekspresikan dapat diekspresikan secara tidak langsung dalam aktivitas kreatif seperti seni, puisi dan musik. Impuls permusuhan mungkin menemukan ekspresi yang diterima secara sosial dengan peran serta dalam olahraga kontak. Kecil kemungkinan pengalihan dapat menghilangkan impuls yang mengalami frustrasi akan tetapi aktiitas pengganti dapat membantu menurunkan ketegangan saat dorongan dasar terancam. Sebagai contohnya, aktivitas merawat orang lain atau mencari persahabatan dapat membantu menurunkan ketegangan yang berhubungan sosial yang tidak terpuaskan.

d. Externalization Mempresepsikan hal yang lebih pasti pada hal-hal yang sebenarnya diluar dirinya baik itu sifat, emosi, dll e. Inhibition Mengurangi dampak masalah dengan secara sadar namun perlahan dan lebih memperbaiki ego. f. Reaction formation

Pembentukan formasi baru demi terciptanya hal yang lebih menyenangkan dibandingkan hal-hal yang menjadi masalah. Sebagian individu dapat mengungkapkan suatu motif bagi dirinya sendiri dengan memberikan ekspresi kuat pada motif yang berlawanan. Kecenderungan ini dinamakan pembentukan reaksi. Seorang ibu yang merasa bersalah karena ketidakinginannya mempunyai anak mungkin menjadi terlalu memperhatikan dan terlalu protektif untuk meyakinkan anak akan cintanya dan meyakinkan dirinya bahwa ia adalah ibu yang baik. Sebagian orang yang berperang dengan semangat fanatik untuk melawan kekenduran moral, alkohol dan perjudian mungkin manifestasi pembentukan reaksi. Sebagianindividu tersebut mungkin memiliki latar belakang sulit dengan masalah tersebut dan mungkin merupakan cara untuk melindungi diri mereka sendiri terhadap kemungkinan kembali pada kebiasaan lama. g. Repression Penekanan masalah dari tingkat sadar kea rah tidak sadar. ara untuk melindungi diri mereka sendiri terhadap kemungkinan kembali pada kebiasaan lama. Freud menganggap bahwa represi sebagai mekanisme pertahanan yang paling dasar dan yang paling penting. Dalam represi, impuls atau memori yang terlalu menakutkan atau menyakitkan dikeluarkan dari kesadaran. Memori yang menimbulkan rasa malu, bersalah, atau mencela diri, seringkali direpresi. Freud yakin bahwa represi impuls masa kanak-kanak tertentu terjadi secara universal. Represi dijelaskan oleh Freud pada konflik oedipus, dimana anak laki-laki mengalami ketertarikan seksual pada ibunya dan menimbulkan persaingan dan permusuhan kepada ayahnya. seiring pertumbuhan, impuls tersebut direpresi untuk menghindari konsekuensi menyakitkan jika mewujudkan impuls tersebut. Pada perkembangan selanjutnya, perasaan permusuhan terhadap orang yang dicintai dan pengalaman kegagalan perlu dihapus dari memori sadar. Represi berbeda dari supresi, Supresi adalah proses melepaskan kendali diri, mempertahankan impuls dan keinginan secara terkendali (menahan impuls tersebut secara pribadi sementara menyangkalnya di hadapan publik) atau secara sementara menyingkirkan memori yang menyakitkan. Individu menyadari pikiran yang disupresi tetapi sebagian besar tidak menyadari impuls atau memori yang direpresi.

Freud yakin bahwa represi jarang berhasil sepenuhnya, impuls yang direpresi mengancam masuk ke kesadaran; individu menjadi cemas (walaupun tidak menyadari alasannya) dan menggunakan beberapa mekanisme lain untuk mempertahankan impuls yang direpresi agar tidak masuk ke kesadaran. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahawa orang dengan gaya represif tampaknya memiliki kerentanan yang lebih tinggi terhadap penyakit pada umunya, termasuk lebih sering mengalami penyakit jantung koroner dan perjalanan penyakit kanker yang lebih cepat. (Bonnano & Singer, 1990). Riset lain membuktikan bahwa orang yang menceritakan kepada orang lain tentang peristiwa traumatik dan emosi yang mereka alami sebagai reaksi terhadap peristiwa tersebut cenderung menunjukkan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan orang tidak terbuka kepada orang lain (Pennebaker & Beall, 1986). Sebagai contoh, istri yang suaminya meninggal akibat bunuh diri lebih mungkin mengalami penyakit fisik selama bertahun-tahun setelah kematian suaminya jika mereka tidak pernah menceritakan kepada orang lain bahwa suaminya melakukan bunuh diri (Pennebaker & O'Heeron, 1984). h. Intellectualization Pembentukan hal-hal yang bersifat intelektual namun tidak tepat sasaran. Intelektualisasi adalah upaya melepaskan diri dari situasi stres dengan menghadapinya menggunakan istilah-istilah yang abstrak dan intelektual. Jenis pertahanan ini seringkali diperlukan oleh orang yang harus menghadapi masalah hidup dan mati dalam pekerjaannya. Dokter yang terus menerus berhadapan dengan penderitaan manusia tidak dapat berusaha untuk terlibat secara emosional dengan tiap pasiennya. Faktanya, suatu pembebasan (detachment) mungkin penting bagi dokter agar dapat berfungsi secara kompeten. Jenis intelektualisasi ini baru menjadi masalah jika ia menjadi gaya hidup yang meresap sehingga individu memutuskan dirinya dari semua pengalaman emosional. i. Isolation Pemisahan ide yang timbul ketika ada masalah, yang diikuti dengan represi j. Rasionalisasi

Membetuk semua hal yang terjadi menjadi hal yang masuk akal, walaupun hal itu sebenarnya tidak rasional. Rasionalisasi bukanlah berarti "bertindak secara rasional", rasionalisasi adalah motif yang dapat diterima secara logika atau sosial yang dilakukan sedemikian rupa sehingga kita tampaknya berindak secara rasional. Rasionalisasi mempunyai dua fungsi: menghilangkan kekecewaan saat kita gagal mencapai tujuan dan memberikan motif ayng dapat diterima atas perilaku kita. Saat mencari alasan baik ketimbang alasan sesungguhnya, orang sering membuat sejumlah dalih. Dalih tersebut biasanya masuk akal; hanya saja mereka tidak menceritakan keseluruhan cerita. Sebagai contoh; Seseorang yang gagal mengikuti ujian, "Kawan sekamar saya tidak membangunkan saya." Alasan tersebut mungkin saja benar tetapi bukan merupakan alasan sesungguhnya atas kegagalan seseorang melakukan perilaku yang dimaksud. Individu yang benar-benar peduli akan memasang alarm jam atau meluangkan waktunya. k. Sexualization Membentuk semua objek masalah dan menetralisirnya dengan hal-hal yang bersifat sexualitas l. Undoing Mengalihkan perhatian atau masalah kepada arah yang lebih baik dan biasanya bersifat religious demi terciptanya ketenangan dan hal yang menyebabkan masalah tersebut terungkap. 4. Level 4 mature defenses Sering terjadi pada emosional seseorang yang sehat, pada orang dewasa dan lebih matang. a. Altruism Hal yang lebih memberatkan pada kepentingan orang lain, tanpa memikirkan dirinya sendiri b. Humor Mengalihkan masalah kepada candaan

c. Anticipating Membentuat sebuah persiapan terhadap masalah yang nantinya bisa hadir d. Asceticism Mengurangi rasa senang-senang untuk membentuk pengalaman baru dan bahkan mengeliminasi kebahagiaan e. Sublimation Mengalihkan masalah kepada hal yang sama dan lebih social f. Supression Menekan masalah dari sifat yang lebih sadar kea rah setengah sadar

EPILEPSY
Epilepsy adalah suatu gangguan sistem saraf pusat yang menetap yang disebabkan kerena kelebihan discharge jaringan saraf cerebral pada otot, (recurrent seizure). Perbedaan epilepsy dengan seizure dan convulsion adalah Seizure merupakan transient epileptic event dengan gejala berasal dari fungsi otak yang terganggu. Seizure merupakan suatu serangan biasanya mempengaruhi baik motorik maupun sensoriknya. Convulsion merupakan kontraksi otot berulang, secara involunter atau disebut juga kejang. Biasanya bersifat motorik Insidensi epilepsy : 40-70 per 100.000 di negara-negara industry dan 100-109 per 100.000 di Negara-negara miskin sumber daya Komplikasi epilepsy 1. status epilepticus 2. bunuh diri akibat depresi 3. trauma dari kejang 4. sudden unexpected death in epilepsy Klasifikasi seizure berdasarkan perkiraan etiology : idiopathic (primary) atau aymptomatic (secondary) berdasarkan tempat asalnya : generalize atai focal berdasarkan frekuensi : isolated, cyclic, repetitive

Klasifikasi berdasarkan ILAE (International League Against Epilepsy), berdasarkan gambaran klinis seizure dan EEG

Generalize Seizure A. Generalize tonic-clonic seizure - Kehilangan kesadaran tiba-tiba dengan perpanjangan tonic pada trunk dam limb (tonic phase) - Pasien merasa mendekati seizure dengan satu atau beberapa fenomena yaitu merasa apathetic depresi irritable myoclonic jerk pada trunk, limb - Gejala awal : 1. Abdominal pain / cramps 2. Gripping feeling of epigastrium 3. Pallor / redness pada wajah

4. Sakit kepala yang berdenyut 5. konstipasi / diare - Tanda motorik awal : 1. Fleksi singkat pada trunk 2. Membukanya mulut dan kelopak mata 3. elevasi dan abduksi arm, elbow semifleksi, hand pronasi 4. Diikuti dengan perpanjangan fase (tonic yang lama), meliputi back, Neck, arm, leg - Ciri-ciri peralihan tonic- clonic : Wajah mulai berwarna keunguan, grimace, lidah digigit Tanda autonom yang mencolok : pulse cepat, BP , tekanan blader enam kali lipat, pupil dilatasi, saliva dan keringat B. Idiopathic nonconvulsive seizure (absence, petit mal) - Karena sangatsingkat, terkadang pasien tidak sadar ( mirip linglung atau bermimpi) - Serangan datang tanpa peringatan menyebabkan gangguan kesadaran yang tiba (absence) - Pasien secara cepat berhenti berbicara dan berespon - Terdapat minor automatism seperti lip smacking, chewing, fumbling movement on finger Absence (petit mal) epilepsy - Gangguan bermula antara umur 4-12 tahun - Aktivitas EEG selama serangan absence : stereotyped,, bilateral,, 3-Hz spike wave discharge - Anak yang memiliki absence epilepsy memiliki neurologis dan intelektual yang baik C. Juvenile Myoclonic Epilepsy (JME) - Terjadi pada orang sehat antara 8-20 tahun - Ciri-ciri : 1. Morning myoclonic jerks

2. generalized tonic-clonic seizure setelah bangun 3. normal intelligence 4. memiliki family history of seizure 5. EEG menunjukkan generalized spike, 4-6 Hz spike wave 6. lemahnya loci pada kromosom 6p, 5q, dan 15q juga mutasi alpha subunit GABA reseptor yang ditemukan pada French Canadian Family with JME

Partial or Focal Seizure Meliputi neuron hanya unilateral, onset local (focal), berasal dari jaringan cortical brain, kesadaran dapat dipertahankan penuh. A. Simple 1. Frontal Lobe Partial Seizure (focal, motor, dan Jacksonion seizure) Jacksonion Motor Seizure Dimulai dengan kontraksi tonic jari-jari tangan salah satu sisi, muka pada satu sisi atau otot salah satu kaki. Berubah bentuk menjadi clonic movement seperti pada generalized tonicclonic seizure. Seizure menyebar ke kepala, up the arm, ke muka, dan down the leg atau jika gerakan pertama di kaki, seizure menyebar ke up yhe leg, down the arm, dan ke muka. Kesadaran dapat dipertahankan. Todds paralysis ada beberapa menit atau beberapa jam setelah seizure menganggu limbs. Proses penyakit atau exsitasi focus biasanya pada area 4 Brodmann. Postictal aphasia sudah umum terjadi. Adverse Seizure Turning movement kepala dan mata ke sisi berlawanan dari gangguan focusnya. Sering berhubungan dengan kontraksi tonic trunk dan limbs pada sisi tubuh.

Focal lesion : superolateral frontal region (area 8) 2. Somatosensory, Visual, dan Other types of Sensory Seizure Sensory disorder digambarkan dengan numbness, tingling atau pins-and-needles feeling, dan terkadang sensasi crawling, electricity, pain, dan thermal. Onset sensory seizure : bibir, jari-jari tangan atau kaki, dan menyebar ke bagian adjacent tubuh. Visual Seizure Focal lesion : di / dekat striate cortex lobus occipital Menghasilkan sensasi darkness atau sparks dan sorotan cahaya yang mungkin stasioner atau berpindah dan colorlee atau colored. Merah merupakan laporan tersering, diikuti oleh biru, hijau, dan kuning. Focal lesion yang lain : Permukaan lateral lobus occipital (area 18 dan 19) Sensasi twinkling atau pulsatile lights Bagian posterior lobus temporal Berhubungan dengan halusinasi visual Auditory Hallusination Focal lesion : One superior temporal Buzzing atau roaring di telinga Posterior part of one temporal lobe Pegulangan kata atau music yang tidak dikenal Vertiginous Sensations Focal lesion : superoposterior temporal region atau junction diantara parietal dan temporal lobes. Olfactory Hallucinations Focal lesion : inferior dan medial temporal lobe, biasanya di region parahippocampal.

Gustatory Hallucinations Focal lesion : temporal lobe, insula, dan parietal operculum Salivation dan sensasi haus dapat berhubungan. Visceral Hallucination Seizure discharge : upper bank of the Sylvian fissure

B. Complex Complex Partial Seizures (Psychomotor, Temporal Lobe Seizures) Paling umum terjadi pada orang dewasa. Manifestasi klinis : Yang membedakan dengan Major Generalized dan Absence Seizure : Aura Peristiwa awal yang terjadi pada seizure, indikasi berasal dari lobus temporal. Tipe simple focal seizure atau hallusinasi / ilusi persepsi. Kehilangan lengkap control pikiran dan aksi Merubah behavior dan kesadaran Dapat menjadi amnestic Emotional experiences : sadness, loneliness, anger, happiness, rangsangan sexual. Affective experiences : fear dan anxiety Automatism : lip-smacking, chewing, swallowing movement, salivation, fubling of the hand atau shuffling of the feet, laughter (gelastic epilepsy), walk repetitively in small circles (volvular epilepsy), run (epilepsia procursiva). Setelah serangan, tidak mempunyai memori atau hanya fragment of recall. Amnestic Seizure :

Transient epileptic amnesia, kecenderungan terjadi awakening, gangguan penampilan pada complex cognitive task.

Behavioral dan Psychiatric disorder : EEG memperlihatkan tidak ada seizure discharge.

Epileptic Personality disorder : Lambat dan kaku dalam berpikir, berbicara, percakapan tidak langsung dan membosankan, cenderung mistis dan khusuk dengan kepolosan agamanya dan ide filosofi. Ledakan sifat jelek, humorless sobriety, emosional, dan cenderung paranoidea. Mengurangi sexual interest dan potency pada pria juga masalah menstrual pada wanita.

Special Epileptic Syndrome Febrile Seizure Terjadi pada bayi atau anak-anak berhubungan dengan demam, tetapi tidak ada tandatanda infeksi intracranial atau penyebab jelas. Terjadi antara usia 6 bulan dan 5 tahun, dengan insidensi tertinggi pada usia 920 bulan. Cenderung inherediter pada gen : - FEB1 (8q13-q21) - FEB2 (19p) - FEB3 (2q23-q24) - FEB4 (5q14-q15) Faktor resiko : 80% berulang pada : - familial history - terjadi pertama kali pada usia <15 bulan

- suhu rendah saat kejang - cepatnya kejang sesudah demam Manifestasi klinis : Febrile seizure terjadi early in febrile illness dalam 24 jam pertama. Dibagi menjadi 2 macam : Simple - paling umum terjadi - isolated dan brief generalized convulsion Complex - focal atau diikuti oleh defisit postictal antara 10-15 menit (Todds paresis) Diawali dengan single generalized motor seizure dan adanya peningkatan temperature yang tinggi. Durasi jarang hingga mencapai beberapa menit. Biasanya EEG-nya terlihat normal, tidak ada ketidakabnormalan. Kesembuhan dapat komplit. Tidah berhubungan dengan mental retardasi, IQ rendah, prestasi sekolah turun atau masalah behaviour.

MANAGEMENT EPILEPSI 1. Surgical

Extra temporal cortical resection : frontal,parietal atau occipital epileptogenic focus Anterior temporal labectomy : epileptogenic (hipocampus dan amygdala).setengah pasien free seizure (sembuh).30 % mengalami peningkatan kontrol terhadap seizure

Selective amygdalo-hipocampectomy Hemispheretomy/hemisphereotomy : digunalan untuk anak-anak dengan kerusakan irreversible untuk hemisphere.good result 80 %

2. Non surgical Choice of antiepileptic drug by type of adult seizure disorder Seizure type Tonic clonic Myoclonic partial Absence Unclassiflabl Initial choice Phenytoin,carbamazepin,valproate Valproate,carbamazepine,phenytoi n Valproate Valproate Secondline Lemotrigine,oxcarbazepine Lamotrigine,valproate,axcarbazin e Ethasuximide,lamotrigine Lamotrigine

Choice of antileptic drug in chilldhood seizure disorder Seizure type Tonic clonic Myocloni c Absence Partial Infantle spasme Initial choice Valproate,carba mazepine Valproate Valproate Carbamazepine, phenytoin Vigabatrin,corti costeroid Secondline Lamotrigine,oxcarbazine Lamotrigine Thirdline Phenytoin Phenobarboital,clobazem

Lamotrigine,ethosuximide Clobazem Valproate,gabapentine,oxc Lamotrigine,vigabatrine,topi arbazine Valproate ramate lamotrigine

Combination indication Valproate dan lamotrigine atau Partial atau generalized seizure levetiracetam Valproate dan ethosuximide Generalized absence Carbamazepine dan valproate Complex partial seizure Vigabatrine dan lamotrigine atau Partial seizure tiagabine Topiramate dan lamotrigine atau Numerous type leveriracetam

CARBAMAZEPIN Merupakan antiepilepsi Moa : menurunkan abnormal impuls di otak dengan memblok sodium channel Parmakokinetik : puncak level plasma 6-12 jam,plasma half-life 30-50 jam,eliminasi predominan extrarenal

Side efek : pusing,vertigo,ataksia,diplopia,penglihatan kabur Indikasi : major tonic cloric seizure dan trigeminal neuralgia Dosis : 1. Dosis anak dibawah 6 tahun : 100mg sehari 2. Dosis anak 6-12 tahun : 2X 100mg sehari 3. Dosis dewasa : dosis dewasa 2X 200mg sehari pertama,selanjutnya dosis ditingkatkan secara bertahap 4. Dosis pemeliharaan berkisar antara 800-1200mg sehari untuk dewasa atau 2030mg/kg BB untuk anak.

SKIZOFRENIA
Definisi skizofrenia adalah sindrom klinis yang mengganggu, psikopatologi yang melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku epidemiologi prevalensi skizofrenia waktu sekitar 1 persen, yang berarti bahwa sekitar 1 orang dari 100 akan mengembangkan skizofrenia selama hidup mereka. menurut DSM-IV-TR, kejadian skizofrenia tahunan berkisar dari 0,5 sampai 5,0 per 100.000 dengan beberapa variasi geografis (insiden lebih tinggi untuk orang yang lahir di daerah perkotaan dari industri). a. Gender and age

onset lebih awal pada pria daripada wanita. lebih dari setengah dari semua pasien skizofrenia laki-laki, yang pertama dimasukkan ke rumah sakit jiwa sebelum usia 25. usia puncak onset adalah 10 sampai 25 tahun untuk pria dan 25 sampai 30 tahun untuk wanita.
b. Reproductive factors

penggunaan obat psychopharmacological, dan penekanan pada rehabilitasi dan perawatan berbasis masyarakat untuk pasien memiliki semua mengakibatkan peningkatan dalam perkawinan dan tingkat kesuburan antara orang dengan skizofrenia. karena faktor-faktor ini, jumlah anak yang lahir bagi orang tua dengan skizofrenia yang terus meningkat. sanak saudara derajat pertama biologis para penyandang skizofrenia memiliki risiko sepuluh kali lebih besar untuk mengembangkan penyakit daripada populasi umum.

c. Medical illness

orang dengan skizofrenia memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari kecelakaan dan sebabsebab alamiah daripada populasi umum. atau institusi-perawatan yang berhubungan dengan variabel tidak menjelaskan angka kematian meningkat, tetapi tingkat yang lebih tinggi mungkin berhubungan dengan fakta bahwa diagnosis dan pengobatan kondisi medis dan bedah pada pasien skizofrenia dapat tantangan klinis. beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sampai 80 persen dari semua pasien skizofrenia memiliki penyakit medis yang signifikan dan yang bersamaan hingga 50 persen dari kondisi ini mungkin tidak terdiagnosis.

d. Infection and birth season

orang yang mengembangkan skizofrenia lebih mungkin telah dilahirkan pada musim dingin dan bulan awal dari musim semi. Januari-April. di belahan bumi utara, termasuk amerika serikat, orang dengan skizofrenia lebih sering lahir di di belahan bumi selatan, orang dengan skizofrenia lebih sering lahir dalam bulan-bulan dari

Juli-September. studi telah menunjuk eksposur kehamilan dan komplikasi kelahiran, untuk epidemi influenza, atau kelaparan ibu selama hamil, ketidakcocokan faktor rhesus, dan kelebihan kelahiran musim dingin dalam penyebab skizofrenia. beberapa penelitian menunjukkan bahwa frekuensi skizofrenia meningkat setelah pajanan dengan influenza-yang terjadi di musim dingin selama trimester kedua kehamilan
e. Substance abuse

penyalahgunaan zat adalah umum pada skizofrenia. prevalensi seumur hidup dari penyalahgunaan obat (selain tembakau) seringkali lebih besar 50 persen. untuk penyalahgunnan semua obat (selain tembakau), penyalahgunaan terkait dengan fungsi yang lebih buruk. dalam sebuah studi berbasis populasi, prevalensi seumur hidup alkohol dalam skizofrenia adalah 40 persen. penyalahgunaan alkohol meningkatkan risiko rawat inap dan, pada beberapa pasien, dapat meningkatkan gejala psikotik. orang dengan skizofrenia memiliki peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkoba umum.
f. Population density

prevalensi skizofrenia telah berkorelasi dengan kepadatan penduduk lokal di kota-kota dengan populasi lebih dari 1 juta orang. korelasi yang lemah di kota-kota 100.000 hingga 500.000 orang dan tidak ada di kota-kota dengan kurang dari 10.000 orang. pengaruh kepadatan penduduk adalah konsisten dengan pengamatan bahwa kejadian skizofrenia di childern baik satu atau dua orang tua dengan skizofrenia adalah dua kali lebih tinggi di kota-kota . ETIOLOGI a. Stress Diathesis Model Dhiatesis = keadaaan tubuh yang membuat jaringan mengadakan reaksi dengan cara khusus terhadap rangsangan luar.

Yang dipengaruhi oleh factor biological, psychological dan lingkungan yang memperberat. Contoh biological yaitu infeksi sedangkan contoh dari psychological adalah stress karena kondisi keluarga.

b. Neurobiologi Penyebabnya belum diketahui namun pada decade terakhir ditemukan adanya indikasi dari kerusakan area pada otak meliputi system limbic, frontal korteks, cerebellum dan basal ganglia. Apabila terjadi kerusakan pada salah satu area tersbut maka akan menimbulkan proses patologi pada yang lain

c. Dopamine Hipotesis Diakibatkan karean terlalu banyak aktiviatas dopaminergic. Hiperactiviti dopaminergic dikarenakan oleh terlalu banyak reseptor dopamine, release dari dopamine ataupun gabungan keduanya.

d. Neurophatologi Pada abad ke 19, ilmuan gagal menemukan penyebab dasar untuk schizophrenia, maka schizophrenia digolongkan kedalam gangguan fungsional. Namun pada abad ke 20, telah ditemukan adanya keabnormalan pada korteks serebral thalamus dan brain stem. Berkurangnya volume otak dilaporkan terjadi karena berkurangnya densitas dari akson dendrti dan sinaps yang memediasi fungsi asosiasi otak. System limbic

Dikarenakan fungsi system limbic adalah mengatur emosi, maka dijadikan hipotesis patofisiological , dimana terdapat penurunan ukuran dari amigdala, hippocampus dan parahipocampal gyrus.

Basal ganglia Ditemukan adanya kelainan di basal ganglia karena pasien mengalami kelainan pergearakan.

e. Factor Genetik Orang yang memiliki riwayat keluarga mengalami schizophrenia biasanya terkena juga penyakit ini. Berkaitan dengan kromosom lengan panjang 5, 11, dan 18 lengan pendek 19, dan kromosom x.

f. Faktor psycososial Berhubungan dengan ego, super ego, dan Id.

g. Family dynamic o o Double bind Expressed emotion

h. Prenatal & perinatal factor : infection, malnutritional, birth deffect, neonatal asphyxia.

Clinical Manifestation Psychotic symptoms : hallucination, delusion Disoranized sympom: speech, behaviour

Negative symptoms

Kriteria diagnostik Schizophrenia A. Karakteristik gejala : Dua (atau lebih) berikut ini, masing-masing hadir untuk sebagian besar waktu selama periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil diobati): (1) delusions (2) hallucinations (3) disorganized speech (eg, frequent derailment or incoherence) (4) grossly disorganized or catatonic behavior (5) negative symptoms , ie, affective flattening , alogia , or avolition Catatan: Hanya satu Kriteria Gejala adalah diperlukan jika delusi yang aneh atau halusinasi terdiri dari suara mengikuti komentar tentang perilaku seseorang atau pikiran, atau dua atau lebih suara bercakap-cakap dengan satu sama lain. B. Sosial / disfungsi pekerjaan: Untuk sebagian besar dari waktu sejak mulai dari gangguan, satu atau lebih fungsi utama seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri-ciri di bawah tingkat yang dicapai sebelum mula ( atau ketika mulai berada dalam masa kanakkanak atau remaja, kegagalan untuk mencapai tingkat yang diharapkan, akademis, atau prestasi kerja interpersonal). C.Bulan ini periode 6 harus menyertakan minimal 1 bulan gejala (atau kurang jika berhasil merawat) yang memenuhi Kriteria A (yaitu, fase aktif gejala) dan termasuk periode prodromal atau gejala sisa. Selama periode prodromal atau sisa, tanda-tanda gangguan itu dapat diwujudkan dengan hanya gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang terdaftar dalam Kriteria Hadiah dalam bentuk yang dilemahkan (misalnya, kepercayaan aneh, pengalaman persepsi yang tidak biasa).

D . schizoafektif dan Mood Disorder pengecualian: Gangguan schizoafektif dan Mood Disorder Dengan Fitur Psikotik telah dikesampingkan karena baik (1) tidak Depressive Mayor , Manic atau Mixed Episode yang terjadi bersamaan dengan gejala fase aktif, atau (2) jika suasana hati episode telah terjadi pada masa-gejala fase aktif, total lamanya telah relatif singkat dengan durasi dan sisa masa aktif. E. zat / kondisi medis umum pengecualian: Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, penyalahgunaan obat, pengobatan) atau kondisi medis umum. F. Hubungan ke Pervasif Pembangunan Disorder : Jika ada riwayat Autistic Disorder atau yang lain Pervasif Pembangunan Disorder, diagnosis Skizofrenia tambahan dibuat hanya jika delusi atau halusinasi terkemuka juga hadir untuk setidaknya satu bulan (atau kurang jika berhasil diobati ). Kriteria diagnostik schizophrenia subtype 1. 1. Paranoid Type Sebuah jenis Skizofrenia di mana memenuhi kriteria sebagai berikut:

Keasyikan dengan satu atau lebih delusi atau halusinasi pendengaran yg sering. Tidak ada dari pernyataan berikut yang mencolok: bicara tidak teratur, tidak teratur atau perilaku katatonik, atau flat atau mempengaruhi tidak pantas.

2. 2. Catatonic Type Sebuah jenis Skizofrenia di mana gambaran klinis didominasi oleh setidaknya dua dari berikut:

motorik imobilitas sebagaimana dibuktikan oleh katalepsi (termasuk fleksibilitas lilin) atau keadaan pingsan motor aktivitas yang berlebihan (yang ternyata memiliki tujuan dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan eksternal) negativisme yang ekstrim (motif perlawanan ternyata semua instruksi atau pemeliharaan sikap kaku terhadap upaya yang akan dipindahkan) atau sifat bisu

keanehan gerakan sukarela yang dibuktikan dengan sikap (asumsi sukarela dari postur yang tidak tepat atau aneh), gerakan stereotip, perangai menonjol, atau menonjol meringis Echolalia atau echopraxia

3. 3. Disorganized Type Jenis berantakan Sebuah jenis Skizofrenia di mana memenuhi kriteria sebagai berikut:

Semua berikut yang menonjol/mencolok:


o o o

disorganized speech( kacau pidato ) disorganized behavior (perilaku tidak teratur ) flat or inappropriate affect (datar atau tidak patut mempengaruhi)

Kriteria tersebut tidak terpenuhi untuk Jenis katatonik.

4. 4. Undifferentiated Type . Sebuah jenis Skizofrenia di mana gejala yang memenuhi Kriteria A yang hadir, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk paranoid, tidak teratur, atau katatonik Jenis. 5. 5. Residual Type jenis Skizofrenia di mana memenuhi kriteria sebagai berikut:

Tidak Adanya delusi menonjol, halusinasi, bicara tidak teratur, dan sangat tidak teratur atau perilaku katatonik. Ada bukti terus gangguan, seperti ditunjukkan oleh adanya gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang terdaftar dalam Kriteria A untuk Skizofrenia, hadir dalam bentuk yang dilemahkan (misalnya, kepercayaan aneh, pengalaman persepsi yang tidak biasa).

6.6. Associated features Learning Problem Hypoactivity Psychosis

Euphoric Mood Depressed Mood Somatic or Sexual Dysfunction Hyperactivity Guilt or Obsession Sexually Deviant Behavior Odd/Eccentric or Suspicious Personality Anxious or Fearful or Dependent Personality Dramatic or Erratic or Antisocial Personality

Sign and symptom subtype schizophrenia Paranoid type Secara klasik,, jenis skizofrenia paranoid terutama dicirikan oleh adanya delutions penganiayaan atau kemegahan. pasien dengan skizofrenia paranoid biasanya memiliki episode pertama mereka dari penyakit pada usia tua dibanding pasien dengan skizofrenia katatonik atau disorganized schizophrenia. pasien dengan jenis paranoid skizofrenia biasanya tegang, curiga, dijaga, dilindungi, dan kadang-kadang bermusuhan atau agresif, tetapi mereka kadang-kadang dapat melakukan sendiri aktivitas dalam situasi sosial. Disorganized type dicirikan oleh regresi ditandai untuk primitif, disinhibited, dan perilaku tidak terorganisir dan tidak adanya gejala yang memenuhi kriteria untuk jenis katatonik. disorganized patients biasanya aktif tapi tanpa tujuan nonconstructive. gangguan berpikir mereka diucapkan, dan kontak mereka dengan realitas adalah buruk. mereka penampilannya tidak rapih dan berantakan, perilaku sosial mereka dan reponses emosional mereka tidak sesuai catatonic type

cacatonic jenis skizofrenia, fitur klasik dari tipe katatonik adalah ditandai gangguan fungsi motor, gangguan ini mungkin melibatkan pingsan, negativisme, kekakuan, gelisah, atau sikap. kadang-kadang, pasien menunjukkan perubahan yang cepat antara ekstremdari gelisah tiba-tiba menjadi pingsan. fitur terkait termasuk stereotip, tingkah laku, dan fleksibilitas lilin.

Undifferentiad type sering, pasien yang menderita skizofrenia jelas tidak bisa dengan mudah masuk ke dalam satu jenis atau yang lain. DSM-IV-TR mengklasifikasikan pasien skizofrenia ini memiliki tipe yang berdiferensiasi. Residual type menurut DSM-IV-TR, jenis residu skizofrenia dicirikan dengan bukti terus dari gangguan skizofrenia karena tidak ada satu set lengkap gejala gejala aktif atau cukup untuk memenuhi diagnosis skizofrenia jenis lain. menumpulkan emosional, penarikan sosial, perilaku eksentrik, berpikir logis, dan melonggarkan ringan asosiasi umumnya muncul di jenis residu. Pathophysiology Dopamine hypothesis Dopamine pathways are altered in different ways:
a. Mesocortical decrease hydopaminergic transmission in the dorsal lateral frontal

cotrex impaired in the initiation & maintenance of goal directed activity & solving cognitive problem related to working memory negative symptoms
b. Mesolimbic increase hyperdopaminergic secretion in temporal lobes structure

including the hippocampal formation & amygdala impaired emotional regulation, memory function & diverse cortical information positive symptoms

Prognosis

Selama periode 5 sampai 10 tahun setelah dirawat di rumah sakit jiwa pertama untuk skizofrenia, hanya sekitar 10 sampai 20 persen pasien dapat digambarkan sebagai memiliki hasil yang baik. Lebih dari 50 persen pasien dapat digambarkan sebagai memiliki hasil yang buruk, dengan rawat inap ulang, eksaserbasi gejala, episode gangguan mood utama, dan usaha bunuh dan beberapa faktor telah diri. dihubungkan dengan prognosis yang baik. Meskipun angka-angka ini murung, skizofrenia tidak selalu menjalankan kursus memburuk, tarif pengampunan Dilaporkan berkisar 10-6 - persen, dan perkiraan yang wajar adalah 20-30 persen dari semua pasien skizofrenia dapat memimpin agak hidup normal. Tentang 20-30 dan 40-60 persen pasien terus mengalami gejala sedang, dan 4-60 persen pasien tetap signifikan dirugikan oleh gangguan mereka untuk seluruh hidup mereka.

Treatment Hospitalisasi Bertujuan untuk keamanan pasien yang mengalami ideation of suicidal. Biological theraphy : a. b. Pharmacotheraphy; dopamine receptor antagonist, serotonindopamine antagonist. Other biological theraphy ; e;ectro convulsive theraphy. Vocational theraphy Psychosocial theraphy : a. b. c. d. e. f. g. Social skill training Family oriented theraphy Case management Assertive community treatment Group theraphy Cognitive behavioral theraphy Individual psychotheraphy

Psychosocial treatment and rehabilitation in schizophrenia

Goals: Improved social skills in specific situations Moderate generalization of acquired skills in specific situations Acquisition or relearning of social and conversational skills Decreased social anxiety

TETANY
Definisi : sindrom yang bermanifestasi sebagai fleksi tajam sendi pergelangan tangan dan kaki (spasme karpopedal), kedutan otot, kram dan kejang, laryngospasm disertai trousseau dan chvostex sign Etiologi : Penurunan kalsium (hipocalcemia) Defisiensi vitamin D Alkalosis Hipomagnesia

Sign and symptom : Parestesia Stridor laryngeal Perubahan pada : Kulit : kasar, kering, bersisik Kuku : tipis, rapuh Rambut, alis dan bulu mata menjadi hilang/bercak-bercak Carpopedal spasm

Patfis :

Muscle cramp Numbness Tingling

Penurunan kadar calcium ekstraselullar

System saraf secara progresif menjadi semaikn peka

Permeabilitas membrane saraf terhadap ion natrium meningkat

Timbul perangsangan potensial aksi dengan mudah

Serat-serat saraf perifer menjadi sangat tereksitasi

Serat saraf mulai terangsang secara spontan

Mulai perjalanan impuls saraf ke otot rangka perifer

Kontraksi otot tertentu

TETANUS

Definisi : gangguan neurologis yang dikarakteristikan dengan adanya peningkatan muscle tone dan spasm yang disebabkan oleh tetanospasmin (komponen neurotoksik eksotoksin/toksin tetanus) yang dihasilkan oleh clostridium tetani Etiology : Clostridium tetani ; ditemukan di tanah, kotoran hewan dan kotoran manusia Epidemiology : Selalu terjadi pada orang yang tidak di imunisasi Menurut data WHO tahun 2002 kematian pada orang tetanus : 213.000 pada semua kelompok usia dan 180.000 pada neonates tetanus sering terjadi di : tanah yang dipelihara, area pedalaman, iklim panas wanita lebih sering daripada pria di unites states, tetanus diikuti : puncture wound, laceration, abrasion/other trauma tetanus berhubungan : bertani, berkebun juga, berhubungan dengan : luka bakar, middle-ear infection, surgery, abortion, childbirth, body piercing, drug abuse Patgen :

kontaminasi luka dengan spora C. tetani pertumbuhan dan produksi toksin pada luka yang merusak jaringan dan terjadi inflamasi toxin dilepaskan didalam luka pada terminal motor neuron masuk ke axon dan di transporkan ke nerve cell body di brainstem dan spinal cord oleh regtrograde intraneuronal transport toxin bermigrasi ke sinaps untuk ke presynaptic terminal dan akan memblock release inhibitory neurotransmitter glycin dan GABA dari vesicle berkurangnya inhibisi berkurangnya aktivitas reflex yang membatasi penyebaran impuls pada polysynaptic spasm

- Cephalic tetanus : kontaminasi luka dengan spora C. tetani pertumbuhan dan produksi toksin pada luka yang merusak jaringan dan terjadi inflamasi berefek pada preganglionic sympathetic neuron di lateral gray matter pada spinal cord dan parasympathetic center loss inhibisi pada preganglionic sympathetic neuron menghasilkan sympathetic hyperactivity dan high circulating cathecolamine level tetanospasmin memblock neurotnasmitter release di neuromuscular junction weakness/paralysis Generalized tetanus : kontaminasi luka dengan spora C. tetani

pertumbuhan dan produksi toksin pada luka yang merusak jaringan dan terjadi inflamasi

masuk ke lympathic dan pembuluh darah

menyebar dengan luas ke nerve terminal

memblock BBB secara langsung masuk ke dalam CNS

transport intraneuronal di semua nerve

mengenai nerve bagian kepala, trunk, dan ekstremitas

Local tetanus : hanya masuk ke nerve yang menyuplai otot yang terserang

Sign and symptom : Generalized tetanus = a. Peningkatan muscle tone dan generalized spasm b. Mild ; muscle rigidity and few/no spasm c. Moderate ; trismus, dysphagia, rigidity dan spasm d. Sever e ; frequent explosive paroxysms e. Deep tendon reflex meningkat f. Autonomic dysfunction dapat terganggu pada kasus yang parah : hypertension, tachycardia, dysrhytmia, dll. Neonatal tetanus = Biasanya dalam bentuk generalized tetanus Local tetanus = Terbatas pada otot di dekat luka Cephalic tetanus = Diikuti dengan head injury / ear infection dan mengenai 1/lebih facial cranial nerve

Shock Induced Vicious Circle

Hypovolem ia

Diffuse by stander cell injury/ multiple organ dysfunction

Hemorrha ge capillary leak

Interstitial edema and decrease cardiac complianc e

Turunnya CO dan terjadi hipoperfu si

Pro-inflammatory phenotype/ inflammatory mediator

Apoptos i/organ injury

Hypoxi a

Innate Immune Activation

Dysregulated symphatetic/ neuroendocrine activation andothelial cell activation/ damage

Cell damage/ damage associated molecular pattern (DAMPs)

Fibrinolysis / reperfusion Consumpti ve coagulopat hy

Microvascular statis/thrombo sis

Shock

Merupakan suatu syndrome klinis yang merupakan hasil dari inadekuatnya perfusi jaringan.

Klasifikasi Shock : 1. Hypovolemic Merupakan hasil dari : Kehilangan masa sel darah merah dan volume plasma. Normal fisiologis response dari tubuh yaitu : a. Meningkatnya aktivitas simpatis b. Hyperventilasi c. Kolapsnya kemampuan pembuluh vena d. Dikeluarkan stress hormone Berikut ini merupakan kriteria Hypovolemic Shock : a. Mild (<20% Blood Volume Loss) Ditandai dengan : anggota gerak tubuh terasa dingin, tingginya capillary reffil time, cemas. b. Moderate (20-40% Blood Volume Loss) Tanda-tanda sama dengan mild dan disertai tachycardia, tachypnea dan oliguria. c. Severe (>40% Blood Volume Loss) Tanda-tanda sama dengan mild disertai dengan tachycardia, coma dan hypotensi yang berat. 2. Traumatic Merupakan keadaan shock dimana diawali dengan adanya trauma. Biasanya di akhir dari shock ini terdapat multiple organ failure.

3. Cardiogenic Intrinsic Compressive Dikarakterisyikan dengan systemic hypoperfusion

Berikut merupakan etiology dari cardiogenic shock :

Table 266-1 Etiologies of Cardiogenic Shock (CS)a and Cardiogenic Pulmonary Edema

Etiologies of Cardiogenic Shock or Pulmonary Edema Acute myocardial infarction/ischemia (LV failure, VSR, Papillary muscle/chordal rupture severe MR, Ventricular free wall rupture with subacute tamponade, Other conditions complicating large Mis (Hemorrhage, Infection, Excess negative inotropic or vasodilator medications, Prior valvular heart disease, Hyperglycemia/ketoacidosis)) Post-cardiac arrest,Post-cardiotomy, Refractory sustained tachyarrhythmias, Acute fulminant myocarditis, End-stage cardiomyopathy, Left ventricular apical ballooning , Takotsubo cardiomyopathy, Hypertrophic cardiomyopathy with severe outflow obstruction, Aortic dissection with aortic insufficiency or tamponade, Pulmonary embolus Severe valvular heart disease(Critical aortic or mitral stenosis,Acute severe aortic or MR) Toxic-metabolic(Beta-blocker or calcium channel antagonist overdose) Other Etiologies of Cardiogenic Shock RV failure due to: Acute myocardial infarction , Acute coronary pulmonale Refractory sustained bradyarrhythmias Pericardial tamponade Toxic/metabolic (Severe acidosis, severe hypoxemia) 4. Septic Hyperdynamic Hypodynamic 5. Neurogenic

Biasanya terjadi karena adanya spinall cord injury, ataupun anesthesia head injury Biasanya pasien ektremitasnya hangat tidak seperti biasanya yang dingin.

6. Hypoadrenal

Bisa disiagnosis dengan ACTH stimulation test Biasanya pada pasien yang Hypoadrenal shock terjadi kehilangan homeostasis.

Pathogenesis dan Respon organ : 1. Mikrosirkulasi Normalnya ketika CO turun maka systemic vascular resistensinya akan meningkat untuk mempertahankan level tekanan systemic supaya tercapainya perfusi yang adekuat pada jantung dan otak dan juga pada jaringan lainnya seperti otot, kulit dan terutama pada GIT. Pada saat itulah arteriol mulai mengeluarkan mediator vasokontriktor seperti angiotensin II, vasopressin, endothelin 1, dan thromboxane A2 yang kadarnya nanti akan meningkat. 2. Respon Sel Pada saat shock Interstitial transport dari nutrisi itu gagal dan mengacu untuk dilakukannya anaerobik metabolisme yang nantinya akan menghasilakn ion hydrogen, laktat dan produk lainnya. Produk tersebut nantinya akan meningkat di dalam sel. 3. Respon Neuroendocrine Pengeluaran norepinefrin dari adrenergik neuron merupakan sebuah induksi untuk vasokontriksi baik di perifer maupun sphlanic yang berfungsi untuk mempertahankan perfusi organ central dan meningkatkan heart rate dan juga CO. Selain itu juga epinefrin dekeluarkan untuk meningkatkan glycogenolysis dan gluconeogenesis untuk menurunkan dikeluarkannya insulin oleh pankreas. 4. Respon Cardiovascular Peningkatan heart rate dilakukan supaya mempertahankan CO agar tidak menurun saat shock. 5. Pulmonary response

Shock menginduksi tachypnea yang nantinya akan menurunkan tidal volume dan meningkatkan antara atau kedua dari dead space dan minute ventilation. 6. Respon Ginjal Fisiologis respon ginjal terhadap shock (hypoperfusi) adalah menyimpan garam dan air. Selain itu juga dengan menurunkan renal blood flow, meningkatkan afferent arteriolar resistance supaya mengurangi kecepatan filtrasi glomerulus dan juga berperan di dalam RAA pathway untuk meningkatkan tekanan darah juga meningkatkan aldosteron dan vasopressin untuk mengurangi urine formation. 7. Inflammatory Response Aktivasi dari beberapa proinflammatory mediator system bermain sangat signifikan didalam progresi shock. Hypoglicemic Hypoglicemic merupakan suatu keadaan dimana kadar glucosa darah menurun : Pada newborn (<35 mg/dl) Pada children and adults (45-60 mg/dl)
-

Etiology dari Hypoglicemic ini ada 3 : 1. Endogenous (Organic hypoglycemia, Extrapancreatic neoplasma, Inborn errors of metabolism) 2. Exogenous (Insulin, Sulfonyurea agents, Alcohol, Other agents, Exercise) 3. Functional (Alymentari hypoglicemia, Spontaneous reactive hypoglicemia, etc)

Mekanisme Hypoglicemic :
Kadar Glucose turun Glucose ke otak turun

Glucose sebagai ATP di otak menurun sehingga Keadaan di sel neuron ++ terus Na/K ATP-ase pump sehingga mudah terdepolarisasi SEIZURE terganggu

ELEKTROENCEFALOGRAM ( EEG ) Electroencephalogram ( EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi kelainan aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006). Sedangkan menurut dr.Darmo Sugondo membedakan antara Electroencephalogram dan Electroencephalografi. Electroencephalografi adalah prosedur pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram. Jadi Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala disebut Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai, mata tertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada area visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang, kalau subyek membuka matanya yang tertutup. Gelombang yang terjadi adalah gelombang beta (> 14 siklus/detik). Gelombang beta direkam dengan baik di regio frontal, merupakan tanda bahwa orang terjaga, waspada dan terjadi aktivitas mental. Meski gelombang EEG berasal dari kortek, modulasinya dipengaruhi oleh formasio retikularis di subkortek. Indikasi 1. Mendiagnosa dan mengklasifikasikan Epilepsi 2. Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, Infeksi otak, perdarahan otak, Parkinson, 3. Mendiagnosa Lesi desak ruang lain 4. Mendiagnosa Cedera kepala

5. Periode keadaan pingsan atau dementia. 6. Narcolepsy. 7. Memonitor aktivitas otak saat seseorang sedang menerima anesthesia umum selama perawatan. 8. Mengetahui kelainan metabolik dan elektrolit

Gambaran EEG Normal

Gb. EEG dari atas kebawah : alfa, beta, teta, delta (sumber : Louis, 2006) Salah satu penemuan Hans Berger adalah bahwa kebanyakan EEG orang dewasa normal mempunyai irama dominant dengan frekuensi 10 siklus per detik, yang di sebutnya sebagai irama alfa. Pada umumnya kini yang dimaksud dengan iarama alfa adalah irama dengan frekuensi antara 8-13 spd, yang paling jelas terlihat di daerah parieto-oksipital, dengan voltase 10-150 mikrovolt, berbentuk sinusoid, relative sinkron dan simetris antara kedua hemisfer. Suatu asimetri ringan dalam voltase adalah normal, mengingat adanya dominasi hemisfer. Pada umumnya suatu perbedaan voltase 2 : 3 adalah dalam batas-batas normal, asalkan voltase yang lebih tinggi terlihat pada hemisfer non dominant. Yang lebih penting maknanya adalah bila terdapat perbedaan frekwensi antara kedua hemisfer. Suatu perbedaan frekwensi yang konsisten dari 1 spd atau lebih antara kedua hemisfer mungkin sekali

diakibatkan suatu proses patologis di sisi dengan frekwensi yang lebih rendah. Irama alfa terlihat pada rekaman individu dalam keadaan sadar dan istirahat serta mata tertutup. Pada keadaan mata terbuka irama alfa akan menghilang, irama yang terlihat adalah irama lamda yang paling jelas terlihat bila individu secara aktif memusatkan pandangannya pada suatu yang menarik perhatiannya. Suatu irama yang lebih cepat dari irama alfa ialah irama beta yang mempunyai frekuensi di atas 14 spd, dapat ditemukan pada hamper semua orang dewasa normal. Biasanya amplitudonya daopat mencapai 25 mikrovolt, tetapi pada keadaan tertentu bisa lebih tinggi. Pada keadaan normal terlihat terutama di daerah frontal atau presentral. Irama yang lebih lambat dari irama alfa adalah tidak jarang pula ditemukan pada orang dewasa normal. Irama teta mempunyai frekuensi antara 4-7 spd. Suatu irama yang lebih pelan dari teta disebut irama delta adalah selalu abnormal bila didapatkan pada rekaman bangun, tetapi merupakan komponen yang normal pada rekaman tidur. Frekuensi irama delta ialah - 3 spd. Gambaran EEG Abnormal EEG sampai saat ini masih digolong-golongkan atas dasar hubungan frekuensivoltase,dengan frekwensi sebagai parameter utama. Berbagai penyelidikan mengungkapkan bahwa tidak semua individu normal memperlihatkan EEG yang normal dan sebaliknya tidak semua abnormalitas dalam EEG berarti ada abnormalitas pada individu yang bersangkutan. EEG abnormal disebut spesifik bila gelombang yang timbul mempunyai gambaran yang khas dan berkorelasi tinggi dengan kelainan klinik tertentu, disebut nonspesifik (aspesifik) bila gelombangnya tidak khas dan dapat ditimbulkan oleh banyak kelainan-kelainan neurologik atau sistemik. EEG pada penyakit konvulsif EEG paling banyak digunakan untuk mendiagnosa dan mengklasifikasikan epilepsy. Paroksismal merupakan pemunculan yang episodic dan mendadak suatu gelombang atau kelompok gelombang yang secara kuantitatif dan kualitatif berbeda dengan gambaran irama dasarnya. Tipe aktivitas paroksismal yang timbul ketika serangan, sampai derajat tertentu mempunyai korelasi dengan tipe klinis. Petit mal dalam serangan ditandai oleh aktivitas spike and wave dengan frekuensi 3 spd, menyeluruh disemua saluran, bersifat sinkron dan simetris dengan voltase yang tinggi yang dapat mencapai 1000 mikrovolt. Grand mal dalam serangan sangat sulit direkam karena terganggu oleh gerakan-gerakan motorik individu; gambaran kejangnya adalah berupa aktivitas

cepat yang menyeluruh bervoltase tinggi berbentuk polyspike dengan frekuensi 8-12 spd, diselingi gelombang gelombang lambat dari 1,5-3 spd. Epilepsi psikomotor ditandai oleh aktivitas spike didaerah temporal depan. Kebanyakan rekaman penderita epilepsy merupakan rekaman di luar serangan (interictal), yang tidak jarang tidak memperlihatkan abnormalitas, walaupun klinis jelas merupakan suatu epilepsy. Karenanya usaha-usaha provokatif dipergunakan untuk merangsang timbulnya aktivitas EEG abnormal yang tak terlihat secara spontan. Keadaan tidur (alamiah maupun akibat induksi obat) mengaktifkan paroksismalitas yang umum maupun fokal. Dalam keadaan tidak tidur hanya kira-kira sepertiga individu dengan diagnosa klinik epilepsy memperlihatkan paroksismalitas spesifik, 15 % memperlihatkan EEG yang normal dan sisanya memperlihatkan perlambatan atau percepatan yang spesifik. Dalam keadaan tidur gambaran serangan dua kali lebih sering terlihat, terutama untuk epilepsy psikomotor. Hiperventilasi paling efektif dalam mengaktifkan gelombang-gelombang serangan petit mal; kadang-kadang hiperventilasi dapat mengaktifkan abnormalitas yang bersifat fokal atau menimbulkan response. Korelasi gambaran rekaman diluar serangan adalah tertinggi untuk petit-mal (90%), kemudian tipe psikomotor dan pada tipe grand-mal korelasinya adlah tidak begitu tinggi. Jadi jelaslah tidak adanya gambaran epileptiform dalam rekaman tunggal tidaklah menyingkirkan kemungkinan penyakit konvulsif. Prosedur EEG 1. Persiapan pasien Sebelum dilakukan electroencephalogram ( EEG) agar berhenti meminum obat tertentu ( seperti obat penenang ) karena dapat mempengaruhi aktivitas elektrik dan hasilnya. Hindari makanan yang mengandung kafein ( seperti kopi, teh, cola, dan coklat) sedikitnya 8 jam sebelum test. Makanlah dalam porsi kecil sebelum test, sebab gula darah rendah ( hypoglycemia) dapat menghasilkan test abnormal. Karena electroda terikat dengan kulit kepala, maka rambut harus bebas dari minyak rambut, atau cairan yang mengandung obat kulit, dan sampolah rambut serta membilas dengan air bersih saat mandi sore atau pagi hari sebelum di lakukan test. gambaran kejang yang partial. Stimulasi fotik dapat menimbulkan paroksismalitas menyeluruh berupa kompleks spike and wave yang disebut photoparoxysmal

Tidur dapat mempengaruhi hasil EEG maka usahakan agar pasien tidak tertidur saat dilakukan test, jika anak-anak akan di EEG coba untuk tidur sebentar tepat sebelum dilakukan test.

2. Pelaksanaan EEG EEG pada umumnya berlangsung selama 2 jam. Setelah test, pasien boleh beraktivitas seperti biasa. Pasien dalam posisi tiduran berbaring pada suatu tempat tidur atau relax di kursi dengan mata tertutup. Electroda EEG ditempelkan ke tempat berbeda di atas kepala dengan menggunakan suatu pasta lengket agar electroda dapat menempel. Electroda dihubungkan lewat kawat suatu mesin yang memperkuat suara dan arsip aktivitas dalam otak . Arsip aktivitas elektrik sebagai rangkaian berbentuk ombak/keriting yang digambar oleh suatu baris pena pada kertas atau sebagai suatu gambaran pada layar komputer. Coba untuk tenang, dengan mata tertutup sepanjang perekaman, dan yang melakukan perekaman akan mengamati pasien secara langsung untuk memberi intruksi agar pasien : Bernafas dengan cepat ( hyperventilasi). Pada umumnya lama pernapasan kurang lebih 20 x per menit. Melihat cahaya terang untuk rangsangan stroboscopic atau photic. Tidur, Jika pasien tidak mampu untuk tertidur maka akan diberi suatu obat penenang, dengan tujuan untuk mengevaluasi masalahpada saat tidur. 3. Setelah Prosedur Setelah selesai test, electroda akan di lepas dan pasta electroda akan dicuci Pasien dianjurkan mencuci rambut dengan sampo. Kulit kepala akan merah akibat penempatan electroda, tetapi ini akanmenghilang dalam beberapa jam. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil test : 1. Kelebihan bergerak (kepala, badan, mata, atau lidah). 2. Ketidakmampuan untuk bekerja sama 3. Ketenangan 4. Obat-oabatan (antiepilepsi, penenang, dan obat tidur). 5. Tidak sadar akibat obat-obatan atau hypothermia 6. Rambut yang kotor, berminyak, atau pemakaian hairspray bersih dengan air hangat.

Schizophrenia (Dopamine hypothesis)

Dopamine pathway are altered in different ways

Mesocortical

Mesolimbic

Hypodopaminergic transmission in dorsal lateral frontal cortex

Hyperdopaminergic secretion in temporal lobes structure including the hippocampal formation and amygdala

Impaired in the initiation and maintenance of goal directed activity and solving cognitive problem related to working memory

Impaired emotional regulation, memory function, and diverse cortical information

Negative symptoms: Social withdrawn Blunt affected

Positive symptoms: Delusion Hallucination Thought disorder (bizarre)

You might also like