You are on page 1of 1

Profesionalitas Pemuda Dalam Bingkai Pendidikan Karekter Kebangsaan Oleh: M.

Nur Wahid Abdulloh Kondisi Pemuda Indonesia belakangan semakin memprihatinkan. Hal ini karena dipicu akses modernitas dan penerapan sistem demokrasi serta ekonomi kapitalis. Dampaknya muncul berbagai persoalan termasuk didalamnya yang terkait dengan karakter manusia dan aturan yang dibuatnya. Berbagai tindakan buruk manusia, lahir dari cara pandang terhadap kehidupan dan adanya aturan yang lahir dari cara pandang tersebut. Para pemuda diwarnai dunia gelap seperti: tawuran, kriminalitas, kekerasan, pergaulan bebas, miras dan obat terlarang. Untuk itu penanaman karakter kebangsaan sangat penting terus dilakukan. Pendidikan karakter kebangsaan penting dilakukan kepada generasi muda sebagai penanaman asas bernegera sekaligus bekal agar tumbuh menjadi warga negara yang produktif. Sebab, tanpa pondasi pemahaman karakter kebangsaan pemuda yang secara pshikologi masih rentan akan mudah terpengaruh. Seorang pemuda tumbuh karena pengaruh lingkungan dan keluarga. Selain itu juga peran lembaga pendidikan membekali intelijensi juga emosional agar tumbuh dengan baik. Contoh saja dalam hal ini adalah menanggapi perkembangan teknologi, pemuda selain tetap harus antusias menggunakan teknologi secara baik adakalanya melakukan tindakan yang salah dan berakibat kriminal, ini sudah banyak contoh yang disebut sebagai penyalahgunaan teknologi. Satu-satunya pondasi melalui pendidikan penanaman karakter kebangsaan. Gagasan pendidikan karakter kebangsaan kembali dikuatkan akhir-akhir ini seiring dengan mencuatnya isu radikalisme agama di kalangan pemuda. Adanya keinginan untuk mendirikan Negara Islam di Indonesia dengan cara-cara yang keliru semisal pencucian otak, penipuan dan yang lainnya, dipandang bahaya yang mengancam eksistensi bangsa. Terlebih pasca reformasi, pembahasan Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika dianggap tabu, yang akhirnya pilar-pilar kebangsaan itu pun mulai dilupakan. Sikap pembelaan kepada negara dan menjaga kesatuannya semakin luntur. Sebaliknya, radikalisme maupun semangat untuk mengubah negara ini kian menguat. Seperti kemunculan NII yang selama ini ditengarai pemerintah hendak mendirikan negara Islam di Indonesia dan membubarkan Indonesia. Berkaitan dengan penangkalan bahaya NII tersebut, Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengatakan bahwa pendidikan karakter tidak hanya untuk membangun karakter pribadi berbasis kemuliaan semata, tetapi secara bersamaan juga bertujuan membangun karakter kemuliaan sebagai bangsa, yang bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa dan negara. Pemerintah juga menyatakan bahwa bahaya idiologi NII harus dilawan dengan idiologi pula. Untuk meluruskan pemahaman keliru NII harus dilakukan dengan memberikan pemahaman yang benar khususnya kepada pemuda yang selama ini menjadi sasaran utama NII. Karena itulah penangkalan NII harus dilakukan melalui lembaga pendidikan seperti halnya PMII di mana para calon korban tersebut biasa menimba ilmu. Pendidikan karakter kebangsaan bertumpu pada kecintaan dan kebanggaan terhadap Bangsa dan Negara dengan Pancasila, UUD NKRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai pilarnya. Dengan konsep ini, diharapkan pemuda tidak mempan terindoktrinasi ajaran NII yang mengkafirkan negara dan warga negaranya yang tidak masuk golongan mereka.

You might also like