You are on page 1of 36

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

Disampaikan Pada Acara : Training Manajemen Baitul Maal BMT Forum Baitulmaal BMT Jawa Tengah Pekalongan, 23 Juni 2012

2012

DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Amanat UU UMKM (No. 20/2008)

Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan Iklim Usaha dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang meliputi antara lain aspek pendanaan, yang meliputi : a) memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi UMKM untuk dapat mengakses kredit perbankan & lembaga keuangan selain bank; b) memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; c) memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan d) membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah.
Mr. P

[pasal 7 ayat (1) dan Pasal 8 UU No. 20/2008]

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

AKSES PENDANAAN UMKM

Peran yang dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM


dalam rangka mempermudah akses permodalan untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dan

Koperasi (UMKMK) adalah :


1. Membuka akses pendanaan bagi pelaku UMKMK 2. Memperluas sumber-sumber pendanaan UMKMK

3. Melaksanakan perumusan kebijakan (regulasi) dalam


pengendalian dan pengawasan Koperasi Simpan Pinjam

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

KONDISI UMKM DAN KOPERASI


DATA UMKM TAHUN 2011
Jumlah UKM 55. 206.444 Jumlah 4,95 ribu (0,01%)

Usaha Besar/Konglomerat : Kekayaan Bersih Lebih dari 10 M Hasil Penjualan/th Lebih dari 50 M Usaha Menengah: Kekayaan Bersih > Rp 500 Jt s.d 10 M Hasil Penjualan/th > Rp 2,5 M s.d 50 M
Usaha Kecil : Kekayaan Bersih > Rp 50 Jt s.d 500 Jt Hasil Penjualan/th > Rp 300 Jt s.d 2,5 M

Jumlah

44,28 ribu (0,08%)

Jumlah 602,19 Ribu (1,01%)

Usaha Mikro : Kekayaan Bersih < Rp 50 Jt Hasil Penjualan/th < Rp 300Jt

Jumlah 54,55 juta (98,85%)

Kreteria sesuai UU No. 20/2008 ttg UMKM

Data Kementerian KUKM 2010

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

KONDISI UMUM KOPERASI 2005-2011


2005 2006 2007 2008 2009

Perkembangan
Jumlah Koperasi (unit)

2010

2011*

134.963 141.326 149.793 154.905 170.411 177.482 188.181 27.287


45.508

Jumlah anggota (ribu orang)


Jumlah Koperasi yg RAT (unit) Jumlah tenaga kerja (orang) Modal sendiri (Rp. Miliar) Volume usaha (Rp. Miliar) SHU (Rp. Miliar) % SHU dari Volume Usaha **

27.776
46.057

28.888
48.262

27.173
47.153

29.240
58.534

30.461
55.818

30.849
58.004

308.771 350.435 371.405 357.005 325.161 358.768 377.238 14.836 40.832 2.198 5,38 16.791 62.718 3.217 5,13 20.232 63.081 3.470 5,50 22.314 67.995 5.025 7,39 28.349 82.099 5,303 7,52 30.102 76.822 5.622 7,32 35.794 95.062 6.336 6.67

Mr. P

Ket : * Per 31 Desember Tahun 2011 (Data Sangat Sementara) ** Rasio SHU/Volume usaha merupakan proxy efisiensi usaha koperasi

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Kontribusi UMKM Dalam Perekonomian Nasional


Sebagai mayoritas jumlah pelaku usaha (55,2 juta unit usaha atau 99,99% tahun 2011)
Penyerap tenaga kerja terbanyak (101, 7 juta pekerja atau 97,24%, tahun 2011)

1
2 3 4

Kontribusinya terhadap PDB (Rp 3.466,3 triliun atau 57,1%, tahun 2010 )
Nilai investasi yang cukup signifikan (Rp 927.11 triliun atau 44,89%, tahun 2010)
SUMBER : DIOLAH DARI DATA UMKM, BPS 2010 dan 2011

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

PERMASALAHAN K-UMKM

Terbatasnya modal dan akses kepada sumber dan lembaga keuangan Masih rendahnya kualitas SDM pelaku usaha
MEMBANGUN UMKMK YANG TANGGUH DALAM PEROKONOMIAN NASIONAL

Kemampuan pemasaran yang terbatas

Akses informasi usaha rendah

Belum terjalin dengan baik kemitraan saling menguntungkan antar pelaku usaha (UMKMK, Usaha Besar dan BUMN)

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

PERMASALAHAN PEMBIAYAAN K-UMKM

1. Terbatasnya fasilitasi kredit mikro bagi UMKM dari perbankan 2. Prosedur dan persyaratan kredit perbankan relatif rumit dan birokratis 3. Ketidakmampuan dalam menyediakan jaminan tambahan 4. Tingginya bunga kredit perbankan terutama untuk modal investasi 5. Terbatasnyan jangkauan pelayanan kredit perbankan di daerah 6. Belum ada Bank khusus untuk melayani Koperasi dan UMKM
Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

KONDISI EKSISTING & POLA PEMBIAYAAN UMKM


KONDISI EKSISTING
USAHA

POLA PEMBIAYAAN
BESAR
4,95 ribu (0,01%)

LAYAK GO PUBLIC
KLASTER 6 4,4 Rb (10%) Jumlah:*) 39,85 Rb (90%) Jumlah:*) 361,3 Rb (60%) Jumlah:*) 240,9 Rb (40%) Jumlah:*) 16,36 Jt (30%) KLASTER 5

Pasar Modal Perbankan Sumber Lainnya


Perbankan Plafon 2009:129,428 milyar UM 30,91% UK 32,34% UMi 36,75% Program KUMK SUP 005 Program LPDB KUKM Perbankan Program Pemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Program LPDB KUKM
Program Pemberdayaan Usaha Mikro Program Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

USAHA MENENGAH 44,28 ribu (0,08%)

LAYAK USAHA DAN BANKABLE


KLASTER 4

USAHA KECIL
602,19 Ribu (1,01%)

KLASTER 3

LAYAK USAHA DAN BELUM BANKABLE


KLASTER 2

BELUM LAYAK USAHA DAN KLASTER 1 BELUM BANKABLE

USAHA MIKRO
54,55 juta (98,85%)
MISKIN FAKIR MISKIN

Jumlah:*) 38,19 Jt (70%)

PENDUDUK MISKIN 29,89 juta jiwa (12,36%) Mr. P (Data BPS 2011)
Deputi Bidang Pembiayaan, Diolah dari Berbagai Sumber

PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL (PNPM)

Program Pemberdayaan Sosial Program pemberdayaan Fakir Miskin

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

JUMLAH UMKM DAN ESTIMASI KEBUTUHAN PEMBIAYAN


Jumlah Unit Jumlah Unit Berdasarkan Klaster 2011
3 4

Unit Usaha 2011


1 2

Klasifikasi

Asumsi Plafon Penyaluran Kredit/Pemb Perbankan


5

Kebutuhan Permodalan (Rp Milyar)/Unit Total Tahun 2011


6 Per Klaster Tahun 20110 Dgn Asumsi 40% Modal Sendiri dan 60% Pinjaman 7

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

54,559,969 Klaster1 Klaster2 602,195 Klaster3 Klaster4 44,280 Klaster5 Klaster6

38,191,978 16,367,991 240,878 361,317 39,852 4,428

10 Juta 100 Juta 1,000 Juta

545,599,690 1 229,151,870 2 98,207,944 60,219,500 3 14,452,680 4 21,679,020 44,280,000 5 23,911,200 6 2,656,800 650,099,190 390,059,514

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

SUMBER PEMBIAYAAN KUMKM


APBN APBD SUP-005
Kredit Komersial Kredit Mikro Kecill

TARGET/SASARAN

UMK belum-bankable UMK belum-bankable UMK bankable UMKM bankable UMK bankable UMK bankable & UMK belum--bankable UMK non-bankable

Pemerintah
S U M B E R

Bank Non Pemerintah Non Bank

Lemb. Keuangan
(Perusahaan Pembiayaan, Modal Ventura dan Pegadaian)

KSP/USP-Kop KJKS/UJKS
Per. Swasta : CSR

UMK belum-bankable

Dana Maal (ZISWAF) dari BAZ & LAZ

UMK belum-bankable
UMK bankable & UMK belum-bankable UMK belum-bankable UMK belum-bankable

Perbankan/KUR Pemerintah dan Non Pemerintah


Mr. P

Sertifikat Tanah

Laba BUMN

BUMN/PKBL

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

DESKRIPSI UMUM SKIM PEMBIAYAAN KUMKM


Besar Dana (Rp)
Tergantung Kelayakan Usaha

No
1.

Nama Program
Dana ZISWAF KJKS/UJKS KOPERASI

Status
- Qordhul Hasan (Pembiayaan Kebajikan) - Pembiayaan Lain Belanja Sosial Pinjaman Kredit Komersil Kredit Bank dengan Jaminan Pemerintah Pinjaman/ Pembiayaan

Tujuan
Penumbuhan Wirausaha Baru dari kalangan Mustahik Pembiayaan UMK Pengembangan Usaha Simpan Pinjam Koperasi Pemberdayaan usaha mikro/koperasi Perluasan Akses Kredit Mengerakan usaha produktif di sektor riil Mengembangkan usaha koperasi dan anggota (KUMK) Menumbuh -kembangkan UKM Ekspor

2. 3. 4. 5.

Bantuan Sosial PKBL KUMK SUP-005 Kredit Usaha Rakyat (KUR)

50 Juta 500 ribu s. d. 50 juta Mikro < 50 Juta Kecil < 500 Juta Mikro < 20 Juta Kecil < 500 Juta Linkage < 2 Milyar Tergantung Kelayakan Usaha

6.

Dana Bergulir (LPDB KUKM) Pembiayaan Ekspor melalui LPEI

7.

< 50 juta >50 Juta 1 Milyar >1 Milyar 3 Milyar > 3 Milyar 10 Milyar

Pembiayaan, Penjaminnan dan Asuransi Ekspor

Mr. P

12

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Pemberdayaan Usaha Mikro Melalui Pendayagunaan ZISWAF


Jumlahnya Terbatas Dirasakan Belum Memadai Kebutuhan Lebih Besar Membutuhkan Sumber Pendanaan Baru ?

Program dan Kegiatan Pemerintah dan Masyarakat

KEBUTUHAN YANG ADA DI MASYARAKAT Untuk Mendorong Masyarakat Miskin Berusaha

Solusi : mencari sumber-sumber pendanaan masyarakat dan salah satu peluangnya berasal dari dana ZISWAF (zakat, infaq, shadaqah dan wakaf).
Mr. P

13

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

POTENSI ZISWAF

Potensi pendanaan dari dana ZISWAF :


1. Zakat di Indonesia mencapai Rp100 triliun (ADB, 2011) 2. Wakaf mencapai nilai minimal Rp 3 triliun (BWI, 2011)

Mr. P

Pendayagunaan ZISWAF merupakan potensi pendanaan yang sangat strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin untuk berusaha

14

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Peran Strategis KJKS/UJKS Koperasi

1. Permen No. 91/2004 Koperasi_ dapat menjalankan kegiatan pembiayaannya (tamwil), juga dapat menjalankan kegiatan maalnya yaitu menghimpun dan menyalurkan zakat, infak dan sadaqah, termasuk wakaf. 2. KJKS/UJKS Koperasi memiliki peran strategis dalam perluasan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan. Bentuk konkrit tercermin pada pengembangan Baitul Maal dengan memanfaatkan optimalisasi zakat, infaq, sedeqah dan waqaf (ZISWAF) yang akan bermuara kepada pengurangan jumlah penduduk miskin dan mendorong mereka melakukan kegiatan usaha produktif yang berkesinambungan. Di sinilah KJKS/UJKS Koperasi dapat berperan sebagai agent of asset distribution untuk memberdayakan ekonomi ummat. Melalui kegiatan Baitul Mal, KJKS/UJKS Koperasi dapat berfungsi sebagai lembaga sosial, dan melalui kegiatan Baitul Tamwil dapat berfungsi sebagai lembaga bisnis yang profit oriented dengan konsep syariah (bagi hasil). Mr. P 15

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Pendayagunaan Zakat melalui Pembentukan Unit Manajemen Zakat Pada Koperasi


BADAN AMIL ZAKAT
(NASIONAL DAN DAERAH)

UNIT PENGUMPUL ZAKAT (Hanya Mengumpulka n)

KEGIATAN ZIS
KOPERASI terobosan agar KJKS/UJKS secara legal memiliki ijin operasional

LEMBAGA AMIL ZAKAT


(PUSAT DAN CABANG DAERAH)

Mitra Pengelola Zakat

UNIT MANAJEME N ZAKAT Pembinaan dan Pelaporan


(Mengumpulk an & Menyalurkan Zakat)

Mr. P

Berdasarkan UU Zakat No. 38/199, Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif. Untuk itu pendayagunaan Zakat dapat diperuntukan sebagai modal awal usaha masyarakat miskin sebagai wirausaha baru.

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

1) Merumuskan program dan rencana Optimalisasi Penghimpunan dan Pendayagunaan Zakat untuk Pemberdayaan Usaha Mikro 2) Sosialisasi dan Edukasi program kepada lintas pelaku terkait 3) Bimbingan Teknis bagi Mitra Pengelolaan Zakat dalam pengelolaan zakat 4) Fasilitasi dan koordinasi kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana Zakat oleh KJKS untuk pendanaan/pembiayaan usaha produktif . 5) Supervisi, monitoring dan evaluasi Pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Mikro Melalui KJKS Sebagai Mitra Pengelolaan Zakat.
Mr. P

17

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

1) Memfasilitasi kerjasama Pengelola Zakat oleh KJKS dalam rangka optimalisasi peran sosial KJKS. 2) Mengembangkan model pendanaan awal usaha melalui instrumen zakat bagi pemberdayaan usaha skala mikro. 3) Meningkatkan kapasitas KJKS dalam melakukan penghimpunan dan Penyaluran zakat secara profesional, amanah dan berkelanjutan 4) Mengurangi kemiskinan dan pengangguran
Mr. P

18

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Pendayagunaan Wakaf untuk Pemberdayaan Koperasi dan UMK

a. Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.

b. Unsur Wakaf : 1) Wakif; 2) Nazhir; 3) Harta Benda Wakaf; 4) Ikrar Wakaf; 5) Peruntukan harta benda wakaf; 6) Jangka waktu wakaf.
Mr. P

19

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

KJKS sebagai Nazir dan LKS PWU ?

Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya Perorangan NAZIR
Organisasi Badan Hukum
Koperasi
Badan Hukum Indonesia Kop erasi dapat mengelola Wakaf

Mr. P

20

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

KJKS

Wakaf Uang

LKS PWU

Lembaga Keuangan Syariah KJKS dapat menjadi LKS PWU

Nazir
Dalam Pengelolaan Wakaf, harta benda wakaf tidak dapat berkurang untuk itu pengelola harus profesional sehingga KJKS yang akan menjadi Nazir dan atau LKS PWU harus Profesional, Akuntable dan Terpercaya. Untuk Itu KJKS Harus Mempersiapkan Kelembagaannya Dengan Baik 21

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Model Pengelolaan Wakaf Oleh KJKS?

KJKS sebagai LKS BWU

KJKS sebagai Nazir (Wakaf Uang dan atau wakaf melalui Uang)
KJKS Bekerjasama LKS PWU (penerima Manfaat Wakaf Uang) KJKS Bekerjasama Dgn Nazir Wakaf Uang KJKS Bekerjasama Dgn Nazir Wakaf melalui Uang

Mr. P

22

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Kementerian Koperasi dan UKM (Dep. Kelembagaan):

MODEL DEPUTI KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KUKM

Alternatif Model Kelembagaan Pengelolaan Wakaf Oleh KJKS


1) 2) 3) 4) 5) Nazhir Membentuk Koperasi; Nazhir Sebagai Anggota Koperasi; Nazhir Bermitra Dengan Koperasi; Koperasi Sebagai Nazhir; Koperasi Sebagai Penyalur Hasil/Manfaat Harta Benda Wakaf.
23

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

1. Nazhir Membentuk Koperasi


MODEL DEPUTI KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KUKM

Mr. P

24

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

2. Nazhir Sebagai Anggota Koperasi


MODEL DEPUTI KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KUKM KOPERASI

ANGGOTA KOPERASI

NAZHIR/Penerima Wakaf

BUKAN NAZHIR

Harta Wakaf

Harta Wakaf

Mr. P

25

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

3. Nazhir Bermitra dengan Koperasi MODEL DEPUTI KELEMBAGAAN KEMENTERIAN


KUKM

NAZHIR

MENGELOL A: Gedung, Pasar, Kantor, dll


KOPERASI

Mr. P

26

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

4. Koperasi Sebagai Nazhir


MODEL DEPUTI KELEMBAGAAN KEMENTERIAN KUKM

WAKIF

KOPERASI

Menyerahkan harta wakaf

Mr. P

27

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

5. Koperasi Sebagai Penyalur Hasil/Manfaat Harta Benda Wakaf

WAKIF

KOPERASI

Menyerahkan harta wakaf

Menyalurkan manfaat harta wakaf kepada: 1. Masyaraka t 2. Usaha Mikro Kecil 3. Dhuafa

Mr. P

28

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

MODEL DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BI

Bank Indonesia (Direktorat Perbankan Syariah):

Alternatif terbaik untuk Pengembangan UMKM

Mr. P

29

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

LKS sbg Nazhir


MODEL DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BI

KJKS
Wakif
UANG SWU UNIT PENERIMA

UNIT KELOLA UNIT PENYALUR

Mawquf alaih
Mr. P

HASIL PENGELOLAAN

30

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Alternatif Terbaik Untuk Pengembangan UMKM


MODEL DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BI

KJKS sbg nazhir


UNIT PENERIMA

Terbaik 1

UNIT KELOLA UNIT PENYALUR HASIL

DANA KELOLAAN

UMKM
31

Mr. P

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Alternatif Terbaik Untuk Pengembangan UMKM


MODEL DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BI

Terbaik 2
KJKS Wakif
UANG SWU LAPORAN

Nazhir

Kelola
HASIL

Mr. P

Cat : Nazhir adalah anggota KJKS

Mawquf alaih

UMKM
32

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Alternatif Terbaik Untuk Pengembangan UMKM


MODEL DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BI

Terbaik 3
KJKS Wakif
UANG SWU HASIL

Nazhir

Kelola
HASIL

Mr. P

Cat : Nazhir adalah anggota KJKS

UMKM

Mawquf alaih
33

Contoh Kerjasama
KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

ALT 1

wakaf uang wakaf tanah


MODEL DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BI

UANG

Wakif

KJKS
Nazhir A
Wadiah nazhir A

SWU

UMKM

Tanah Wakaf

Mr. P

Cat : Nazhir A adalah anggota KJKS

34

Contoh Kerjasama
KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

wakaf uang wakaf tanah

ALT 2

MODEL DIREKTORAT PERBANKAN SYARIAH BI

UANG

Wakif

KJKS

Nazhir A

SWU

Wadiah nazhir A

Nazhir B UMKM Tanah Wakaf


35

Mr. P

Cat : Nazhir A adalah anggota KJKS

KEMENTERIAN KUKM
DEPUTI PEMBIAYAAN

Mr. P

36

You might also like