You are on page 1of 146

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E.

MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Oleh: MUHAMMAD HARIZKI EKO NIM: 060423019

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009


Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

RINGKASAN

PTPN IV PKS Pabatu merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil) dengan kapasitas pengolahan 30 Ton/Jam. Sebelummya PTPN IV PKS Pabatu belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas perusahaan, Perusahaan hanya menghitung profit (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran baik atau tidaknya produktivitas perusahaan. Berdasarkan data biaya produksi pengolahan minyak sawit yang terdapat dalam laporan manajemen bulanan dilihat bahwa pengeluaran biaya produksi mengalami peningkatan, hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Meningkatnya biaya yang dikeluarkan perusahaan disebabkan penurunan produktivitas pada beberapa input masukan seperti depresiasi, material, tenaga kerja, energi, maintenance Untuk dapat mengetahui produktivitas khususnya bagian produksi, maka perlu dilakukan pengukuran produktivitas yang bertujuan untuk mengetahui tingkat perkembangan indeks produktivitas perusahaan selama periode pengukuran, serta sumber daya (input) yang menyebabkan penurunan dan peningkatan produktivitas pada PTPN IV PKS Pabatu. Pada tugas sarjana ini penulis mengukur produktivitas perusahaan dengan menggunakan metode Marvin E Mundel. Pengukuran produktivitas meliputi produktivitas depresiasi, material, tenaga kerja, energi, mesin dan maintenence. Dari pengukuran yang dilakukan dengan menetapkan bulan januari 2006 sebagai periode dasar maka didapat indeks produktivitas energi, material, maintenence, depresiasi cenderung meningkat dibandingkan dengan periode dasarnya. Sedangkan indeks produktivitas tenaga kerja cenderung menurun bila dibandingkan dengan periode dasarnya, oleh karena itu diperlukan usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Indeks tertinggi terjadi pada bulan oktober 2007 sebesar 231,24% dan indeks terendah terjadi pada bulan juni 2006 sebesar 59,83%. Selain itu peningkatan ataupun penurunan agregat output sebanding dengan peningkatan ataupun penurunan resources input, hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan antara pengeluaran dan masukan biaya relatif seimbang.

Kata Kunci: Produktivitas, Marvin E. Mundel, Angka Indeks

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia yang tak terhingga banyaknya dan atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana pada waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini dilakukan di PTPN IV PKS Pabatu yaitu perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan pada Tugas Sarjana ini, oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca untuk dapat menyempurnakan Tugas Sarjana ini.

Universitas Sumatera Utara

Medan,

Desember 2009

M.Harizki Eko

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada : 1. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Bidang Manajemen Rekayasa dan Produksi Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Ir.Poerwanto, MSc, sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini. 5. Ibu Ir.Khawarita Siregar, MT, sebagai Dosen Pembimbing II atas bimbingan dan arahan yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini. 6. Pegawai Departemen Teknik Industri (Bang Mijo, Kak Dina, Bu Ani, Bang Numansyah dan terutama Bang Bowo) yang banyak membantu penulis dalam memberikan informasi tentang situasi kampus.

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

7. Kedua Orang Tua (Sugeng Sucipto dan Lis Winarni) dan saudara-saudara (Dek Agung, Dek Imam, Dek Dinda), yang selalu memberikan dukungan yang luar biasa besar dalam hal materi, motivasi dan Doa selama pengerjaan Tugas Sarjana ini. 8. Yuma Trisia yang selalu menjadi motivator dengan memberikan Doa, semangat dan perhatian yang luar biasa kepada penulis. 9. Bapak Ir.Mohd Nur Hutabarat, selaku Manager Pabrik yang telah memperbolehkan penulis untuk melakukan penelitian. 10. Seluruh Staf dan karyawan PTPN IV PKS Pabatu yang telah memberikan bantuan berupa informasi dan dukungan moril selama penulisan tugas sarjana ini. 11. Teman-teman seperjuangan penulis khususnya anak-anak Ekstensi 06 yang selalu hadir memberikan semangat untuk penulis. 12. Buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan laporan ini, terima kasih karena tanpa kalian penulis bukan siapa-siapa. Demikian penulis sampaikan untuk memulai pembahasan Tugas Sarjana ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana yang disajikan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI

BAB

HALAMAN HALAMAN JUDUL ........................................................................ LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. SERTIVIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA ............................. RINGKASAN .................................................................................. KATA PENGANTAR ..................................................................... UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................... DAFTAR ISI.................................................................................... DAFTAR TABEL ........................................................................... DAFTAR GAMBAR ....................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... i ii iii iv v vi viii xiv xvi xvii

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan ................................................... 1.2. Rumusan Permasalahan ............................................................ 1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 1.3.1. Tujuan Umum ................................................................. 1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................ 1.3.3. Manfaat Penelitian .......................................................... 1.4. Batasan Masalah ...................................................................... 1.5. Asumsi asumsi yang Digunakan ............................................. I-1 I-3 I-3 I-3 I-3 I-4 I-4 I-4

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ........................................... I-5

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan .................................................................... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ..................................................... II-2 2.3. Organisasi dan Manajemen ........................................................ II-2 2.3.1. Struktur Organisasi ......................................................... II-2 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ................................. II-4 2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ............................... II-9 2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang digunakan ........... II-11 2.4. Proses Produksi ......................................................................... II-13 2.4.1. Bahan bahan yang digunakan .......................................... II-13 2.4.1.1. Bahan Baku ........................................................ II-13 2.4.1.2. Bahan Tambahan ................................................ II-14 2.4.1.3. Bahan Penolong ................................................. II-14 2.4.2. Uraian Proses Produksi ................................................... II-15 2.4.2.1. Proses Pengolahan Minyak Sawit ....................... II-15 2.4.2.2. Proses Pengolahan Inti Sawit .............................. II-27 2.4.3. Mesin dan Peralatan ........................................................ II-30 2.4.3.1. Mesin Produksi................................................... II-30 2.4.3.2. Peralatan (Equipment) ........................................ II-37
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB III LANDASAN TEORI

HALAMAN

3.1. Pengertian produktivitas ............................................................ III-1 3.2. Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektivitas ......... III-2 3.3. Metode Pengukuran Produktivitas Perusahaan ........................... III-4 3.4. Manfaat Pengukuran Produktivitas ......................................... III-6 3.5. Syarat Pengukuran Produktivitas ............................................... III-8 3.6. Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan Rasio Output dan Input ............................................................. III-10 3.7. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks III-12 3.8. Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks Marvin E. Mundel .................................................................... III-13 3.9. Inflasi ....................................................................................... III-17 3.10. Evaluasi Produktivitas ............................................................. III-19 3.11. Perencanaan Strategi Peningkatan Produktivitas ...................... III-20

IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ......................................................................... IV-1 4.3. Rancangan Penelitian ............................................................... IV-2 4.4. Objek Penelitian ....................................................................... IV-2
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN 4.5. Pelaksanaan Penelitian............................................................... IV-2 4.6. Pengolahan Data menggunakan metode Marvin E Mundel......... IV-7 4.7. Analisis Pemecahan Masalah .................................................... IV-7 4.8. Kesimpulan dan Saran .............................................................. IV-7

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 5.1. Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel ......................................................... V-1 5.2. Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel ......................................................... V-2 5.2.1. Data Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan..................... V-2 5.2.2. Data Biaya Material ........................................................ V-2 5.2.3. Data Biaya Tenaga Kerja ................................................ V-3 5.2.4. Data Biaya Energi ........................................................... V-4 5.2.5. Data Biaya Maintenence ................................................. V-5 5.2.6. Data Indeks Harga .......................................................... V-5 5.2.7. Jumlah Produksi Di PTPN IV PKS Pabatu Dari Januari 2006 Sampai Desember 2008 .......................................... V-4 5.2.5. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di PTPN IV PKS Pabatu Selama Tahun 2006 2008 .......... V-5
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB

HALAMAN 5.3. Pengolahan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel..................................................................... V-7 5.3.1. Perhitungan Deflator ....................................................... V-7 5.3.1.1. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Depresiasi ..... V-7 5.3.1.2. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Material ........ V-8 5.3.1.3. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Tenaga Kerja . V-9 5.3.1.4. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Energi ........... V-10 5.3.1.5. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Maintenance . V-11 5.3.2. Perhitungan Harga Konstan............................................. V-12 5.3.2.1. Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi ......... V-13 5.3.2.2. Harga Konstan Masukan Material ...................... V-13 5.3.2.3. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja ..... V-14 5.3.2.4. Harga Konstan Masukan Biaya Energi ............... V-15 5.3.2.5. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance ..... V-15 5.3.3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) ............ V-16 5.3.4. Perhitungan Agregat Output ............................................ V-17 5.3.5. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial......................... V-22 5.3.6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total ........................... V-24

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. Analisa Hasil Pengukuran Produktivitas Dengan Metode

HALAMAN

Marvin E Mundel...................................................................... VI-1 6.1.1. Analisa indeks produktivitas parsial ................................ VI-1 6.1.1.1.Produktivitas Depresiasi ...................................... VI-2 6.1.1.2 Produktivitas Material ......................................... VI-2 6.1.1.3.Produktivitas Tenaga Kerja ................................. VI-3 6.1.1.4 Produktivitas Energi ............................................ VI-4 6.1.1.5.Produktivitas Maintenence .................................. VI-4 6.1.2. Indeks Produktivitas Total............................................... VI-5 6.1.3. Analisa Pengaruh Agregat Output dan Resources Input Partial ............................................................................ VI-7 6.2. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan .............. VI-8

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan .............................................................................. VII-1 7.2. Saran ....................................................................................... VII-2 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMAN

2.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu .................................... II-10 2.2. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan Komposisi Panen yang Ideal ........................................................................... II-13 5.1. Jam Olah Pabrik di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi ............... V-2 5.2. Data Biaya Depresiasi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing....................... V-3 5.3. Data Biaya Material PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi............... V-3 5.4. Data Biaya Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ...... V-4 5.5. Data Biaya Energi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ................ V-5 5.6. Data Biaya Maintenence PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi ........ V-2 5.7. Data Indeks Harga Januari 2006 Sampai Desember 2008 ................ V-3 5.8. Jumlah Produksi Selama Periode Pengukuran Produktivitas ............ V-3 5.9. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di PTPN IV PKS Pabatu Selama Tahun 2006 2008.......................... V-4 5.10.Deflator untuk Biaya Depresiasi ..................................................... V-8 5.11 Deflator untuk Biaya Material ........................................................ V-9 5.12.Deflator untuk Biaya Tenaga Kerja................................................. V-10 5.13. Deflator untuk Biaya Energi .......................................................... V-11 5.14 Deflator untuk Biaya Maintenance ................................................ V-12 5.15 Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi ..................................... V-13 5.16. Harga Konstan Masukan Biaya Material ....................................... V-13
Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)


TABEL HALAMAN

5.17. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja................................ V-14 5.18 Harga Konstan Masukan Biaya Energi ........................................... V-15 5.19. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance................................. V-16 5.20. Hasil Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) .................. V-17 5.21. Agregat Output Untuk Periode Pengukuran ................................... V-14 5.22 Indeks Produktivitas Penggunaan Depresiasi.................................. V-15 5.23. Indeks Produktivitas Penggunaan Material .................................... V-16 5.24. Indeks Produktivitas Penggunaan Tenaga Kerja ............................ V-17 5.25. Indeks Produktivitas Penggunaan Energi ...................................... V-15 5.26. Indeks Produktivitas Penggunaan Maintenence ............................. V-16 5.27. Indeks Produktivitas Total............................................................. V-17 6.1. Rekomendasi Upaya peningkatan Produktivitas ............................ VI-10

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi ............. II-3 2.2. Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak ............................................ II-18 2.3. Spesifikasi Mesin Di PKS Pabatu ................................................... II-38 3.1. Siklus Produktivitas ....................................................................... III-5 4.1. Gambar Blok Diagram Tahapan Penelitian ..................................... IV-8 4.2. Flow Chart Pengolahan Data .......................................................... IV-8 6.1. Grafik Indeks Produktivitas Depresiasi ........................................... VI-2 6.2. Grafik Indeks Produktivitas Material .............................................. VI-3 6.3. Grafik Indeks Produktivitas Tenaga Kerja ...................................... VI-3 6.4. Grafik Indeks Produktivitas Energi ................................................. VI-4 6.5. Grafik Indeks Produktivitas Maintenence ....................................... VI-4 6.6. Gabungan Indeks Produktivitas ...................................................... VI-5 6.7. Indeks Produktivitas PKS PTPN IV PKS Pabatu Dengan Metode Marvin E. Mundel . VI-6 6.8. Grafik Perkembangan Agregat Output dan Resources Input Partial VI-7

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. 2. 3. 4. 5.

HALAMAN

Surat Penjajakan Pabrik ............................................................. L-1 Surat Balasan Pabrik ................................................................... L-2 Surat Keputusan Tugas Sarjana .................................................. L-3 Surat Permohonan Tugas Sarjana ............................................... L-4 Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu ...... L-5

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Produktivitas sangat penting bagi perusahaan dalam rangka persaingan bisnis yang sangat kompetitif, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator keberhasilan perusahaan dalam pemanfaatan sumber daya dalam perusahaan untuk menghasilkan suatu produk yang diinginkan sehingga banyak perusahaan berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitasnya. Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara nilai yang dihasilkan suatu kegiatan terhadap nilai semua masukan yang digunakan dalam melakukan kegiatan tersebut. Pada tingkat perusahaan, produktivitas digunakan sebagai sarana manajemen menganalisa dan mendorong efisiensi produksi juga untuk mengetahui seberapa optimal perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dalam menghasilkan output yang ditargetkan, oleh karena itu dilakukan pengukuran produktivitas sebagai cara peningkatan/perbaikan

produktivitas. L.Greenberg mendefinisikan produktifitas sebagai perbandingan antara totalitas penggeluaran pada waktu tertentu bagi totalitas masukan selama periode tersebut. 1

Drs. Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana ed.2. Jakarta:Bumi Aksara,2005 hal 12

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

Produktivitas berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya (input) dalam memproduksi output. Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi dan efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output 2. Penelitian dilakukan di. PTPN IV PKS Pabatu, Perusahaan ini bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Ada beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan kelapa sawit yang harus bersaing untuk mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang ada. Sebelummya di PTPN IV PKS Pabatu belum pernah dilakukan pengukuran produktivitas perusahaan. Perusahaan hanya menghitung profit (keuntungan) dari hasil penjualan produksi sebagai ukuran baik atau tidaknya produktivitas perusahaan. Berdasarkan data biaya produksi pengolahan minyak sawit yang terdapat dalam laporan manajemen bulanan dilihat bahwa pengeluaran biaya produksi mengalami peningkatan, hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Biaya (realisasi) yang dikeluarkan perusahaan meningkat, hal ini disebabkan penurunan produktivitas pada beberapa input produktivitas seperti tenaga kerja, material, energi, maintenance, depresiasi. Inti kegiatan dalam industri adalah proses produksi. Untuk dapat mengetahui produktivitas khususnya bagian produksi, maka perlu dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode deskriptif sehingga gambaran tingkat
2

D.J.Summath. Productivity Enginering and Management (New York : Mc Graw Hill Book Company,1984)_

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

produktivitas dapat diketahui dan dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana peningkatan produktivitas perusahaan dimasa mendatang. PT. Mulia Keramik Indah Raya melakukan pengukuran produktivitas dalam proses produksi, produk yang dihasilkan yaitu keramik dinding. Dalam pasar global, cakupan persaingan telah berubah, pasar domestik menjadi bagian dari pasar dunia, oleh karena itu semakin banyak perusahaan yang merubah strateginya dan perusahaan yang berusaha memanfaatkan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan produktivitas. Perusahaan berusaha menemukan kombinasi optimal dari sumber daya perusahaan sehingga dapat meningkatkan produktivitas produksi. Hanya produk bermutu yang akan memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya dipasar, dan memiliki nilai produktivitas yang tinggi. Untuk menjaga konsisten produk yang dihasilkan dan sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar, perusahaan melakukan pengukuran produktivitas menggunakan pendekatan angka indeks model Marvin E. Mundel atas aktivitas proses produksi yang dijalani. Produktivitas memerlukan suatu proses perbaikan yang terus menerus (Countinous Improvement Process). Dengan sumber daya yang dapat diukur dan tujuan performansi nasional. Maka produktivitas sangat penting bagi suatu perusahaan, karena akan berdampak bagi perusahaan dalam hal reputasi perusahaan, penurunan biaya dan peningkatan pangsa pasar 3. PT.Sukuntex merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri penenunan kain mori. Mesin produksi yang digunakan dalam memproduksi kain yaitu mesin kain mori. Untuk mengetahui apakah produksi kain mori pada

http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=IND

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

PT.Sukuntex mengalami peningkatan atau penurunan, maka perusahaan melakukan pengukuran produktivitas dengan menggunakan model Marvin E. Mundel. Data yang diperlukan diambil dari tahun 2001 sampai 2002 antara lain: tenaga kerja langsung, energi, peralatan dan perawatan, kuantitas produksi. Data ini dianalisis dengan menggunakan model Marvin E. Mundel. Dari hasil analisis didapatkan tingkat indeks produktivitas di bulan september, oktober, november, dan desember tahun 2002 lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat indeks produktivitas tahun 2001. Peningkatan indeks produktivitas paling tinggi di bulan september 2002 dengan angka indeks mencapai 110,64%. Sedangkan penurunan indeks produktivitas terendah di bulan februari 2002 dengan angka indeksnya hanya sebesar 81,43%. Dengan kondisi indeks produktivitas yang tidak stabil dan cenderung banyak mengalami penurunan, maka diperlukan peningkatan output serta seefisien mungkin dalam penggunaan input untuk produksi4.

1.2.

Perumusan Masalah Permasalahan yang ada adalah pengeluaran biaya produksi mengalami

peningkatan, sehingga menyebabkan profit (keuntungan) perusahaan menurun. Hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan produktivitas. Berdasarkan hal diatas, maka sasaran yang ingin dicapai yaitu, ingin mengetahui sumber daya (input) yang menyebabkan penurunan dan peningkatan produktivitas di PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi.

http://one.indoskripsi.com/judul /teknik-industri/analisisproduktivitasdengan menggunakan indeks model marvin e mundel/

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat perkembangan indeks produktivitas perusahaan selama periode pengukuran dengan menggunakan metode Marvin E. Mundel pada PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi.

1.3.2. Tujuan Khusus Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui input sumber daya yang berpengaruh terhadap produktivitas. 2. Mengetahui dan menganalisa pemborosan (waste) yang mungkin terjadi pada lantai produksi. 3. Memberikan usulan - usulan peningkatan produktivitas

1.3.3. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mencegah terjadinya pemanfaatan sumber daya yang berlebihan dan tidak efektif sehingga biaya produksi menjadi tinggi. 2. Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam mengambil suatu kebijakan dalam penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan agar diperoleh hasil yang optimum.

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

3. Perusahaan dapat menilai efisiensi dari sumber dayanya sehingga dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi peningkatan sumber daya tersebut.

1.4. Batasan Masalah Batasan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Pengukuran dilakukan pada bagian produksi PTPN IV PKS Pabatu 2. Periode pengukuran produktivitas penelitian tahun 2006 - 2008 3. Metode yang digunakan dalam pengukuran adalah metode Marvin E. Mundel. 4. Produktivitas yang diukur adalah produktivitas total dan parsial.

1.5. Asumsi-asumsi yang Digunakan. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Periode dasar yang digunakan dalam perhitungan deflator yaitu januari 2006 2. Kondisi perekonomian dan tingkat inflasi negara dalam keadaan stabil (harga barang, nilai mata uang tidak mengalami penurunan). 3. Kegiatan produksi berjalan dengan normal sesuai prosedur operasional. 4. Tenaga kerja dianggap sudah menguasai pekerjaannya

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana Agar lebih mudah dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB I

: PENDAHULUAN Berisikan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, asumsi yang digunakan dalam penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II

: GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Menguraikan secara singkat gambaran perusahaan secara umum meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, dan informasi lainnya.

BAB III : LANDASAN TEORI Menjelaskan teori-teori yang digunakan dalam pengambilan data maupun untuk mendapatkan pemecahan dari masalah yang diteliti. BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN Menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian. Metodologi penelitian menjelaskan tentang jenis

penelitian, metode pengumpulan data, teknik pengolahan data, serta metode analisis yang digunakan yang dijelaskan secara terperinci BAB V : PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Memuat dan mengumpulkan data detail yang berasal dari perusahaan dan literatur mengenai penelitian yang dilakukan, serta pengolahan data yang dilakukan sebagai dasar pada pembahasan masalah.

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB VI : ANALISA PEMECAHAN MASALAH Menganalisa hasil perhitungan dari pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya dan kemudian mendapatkan pemecahan masalah. BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari hasil analisa data maka dapat diambil suatu kesimpulan dan saran yang bermanfaat bagi perusahaan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah Perusahaan Pada mulanya Pabatu merupakan perkebunan tembakau dibawah

kekuasaan Belanda BOCM (Bandar Olie Culture Maschapay) yang dikonversi menjadi perkebunan sawit. Pabatu berasal dari hak konsesi Pabatu gunung hataran dan dolok merawan milik Handless Vereninging Amsterdam yang diambil alih dan dinasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dari BOCM pada tahun 1957 dengan luas areal keseluruhan saat itu 6.173 hektar pada awalnya sampai dengan tahun 1938. Pada tahun 1978 berubah menjadi PNP-VI. Berdasarkan konstatering No:110/-PPT/B, menteri dalam negeri.

direktorat jendral agraria melalui surat keputusan No: 19/HGU/DA/-1976 tanggal 26 Juni 1976, memberikan hak guna usaha kepada PNP-VI atas areal seluas 5.770 hektar yang terdiri atas pemeriksaan yang dilakukan oleh panitia B yang menetapkan bahwa areal tersebut bebas dari penduduk rakyat. Pada tahun 2005 dan 2007 berdasarkan keputusan kepala BPN nasional dalam SK

No:40/HGU/BPN/2005 tanggal 15 April 2005 dan No: 20-HGU-BPN RI-2007 tanggal 29 mei 2007 luas areal kebun Pabatu menjadi 5.754,04 hektar. Saat ini Pabatu merupakan salah satu unit dari PTPN IV (Persero) Medan - Sumatera Utara, yang bergerak dalam usaha perkebunan kelapa sawit.

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

2.2.

Ruang Lingkup Bidang Usaha PTPN IV PKS Pabatu adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang

pengolahan kelapa sawit menjadi CPO (Crude Palm Oil) dan inti sawit menjadi PKO (Palm Kernel Oil). Kemudian CPO dan PKO tersebut akan disalurkan kepada perusahaan yang membutuhkan seperti: PT MUSIM MAS, PT. SAN Belawan, dan PT. PACIFIC PALMINDO sebagai bahan baku yang akan diolah lebih lanjut. PTPN IV PKS Pabatu melaksanakan proses produksi dengan jaminan produksi yang memuaskan yang merupakan misi utama dari perusahaan tersebut serta memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan para karyawannya dan keharmonisan perusahaan dengan lingkungan sekitarnya.

2.3.

Organisasi dan Manajemen Perusahaan

2.3.1. Struktur Organisasi Bentuk struktur organisasi yang diterapkan di PTPN IV PKS Pabatu adalah berbentuk fungsional-lini, dimana untuk posisi top manajerial

menggunakan fungsional, sedangkan untuk level bawah menggunakan fungsi lini. Setiap personil diberikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan dasar kualifikasinya. Jadi setiap bawahan menerima perintah baik secara lisan maupun tulisan dari seorang atasan yang terkait didalamnya. Struktur organisasi PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada gambar 2.1

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

MANAJER

Asisten SDM dan Umum Pa. Pam K.D.Tanaman Sawit K.D. Teknik

K.D. Pengolahan Kelapa Sawit dan Inti K.D.Tata Usaha

Assisten Assisten AfdVII Assisten AfdVI Assisten AfdV Assisten AfdIV Assisten AfdIII Assisten Afd II Assisten Afd I Teknik I

Assisten Teknik II

Assisten Teknik Sipil

Assisten Transport

Assisten Pengolahan I

Assisten Pengolahan II

Assisten TU / Gudang

Ket : Hubungan lini Fungsional

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

Muhammad Harizki Eko : Analisis Pengukuran Produktivitas Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Marvin E. Mundel Di PTPN IV Pks Pabatu, Tebing Tinggi, 2010.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berikut ini akan diuraikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan di PTPN IV PKS Pabatu secara garis besar: 1. Manajer Adapun tugas-tugas Manajer yaitu : a. Mengkoordinasikan penyusunan rencana anggaran belanja perusahaan b. Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku. c. Mengarahkan kegiatan-kegiatan kepada kepala dinas dan asisten. d. Melaporkan data serta kegiatan yang ada ke direksi. e. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum perkebunan sesuai dengan norma pedoman dan instruksi dari pimpinan umum. 2. Kepada Dinas Tanaman Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Tanaman Sawit (KDTS) a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan di afdeling. b. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan norma dan instruksi atasan. c. Meneliti dan mengajukan permintaan bahan-bahan dan kebutuhan tanaman. d. Mengkoordinir pelaksanaan penyusunan anggaran belanja afdeling. e. Mengajukan saran dan usulan peningkatan efesiensi guna penekanan biaya tanaman sawit. d. Mempertanggung jawabkan hasil kerja semua afdeling kepada manajer.

3. Kepala Dinas Teknik Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Teknik (KDT) a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja di bidang teknik atau pengajuan permintaan kebutuhan bahan-bahan dan alat-alat keperluan teknik. b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan prasarana dan alat-alat produksi. c. Meningkatkan efesiensi dan mengawasi biaya di bidang teknik. d. Meneliti, memberikan petunjuk dan mengajukan rencana serta perhitungan guna memelihara, rehabilitas dan pembangunan. e. Mempertanggung jawabkann semua hasil kerja kepada manajer. 4. Kepala Dinas Pengolahan PKS Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Pengolahan PKS yaitu : a. Menilai dan mengendalikan mutu serta bertanggung jawab atas mutu hasil sepanjang masih dalam pabrik b. Mengkoordinir, memberi petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja pengolahan. c. Meneliti dan mengajukan permintaan kebutuhan bahan-bahan alat pengolahan. d. Mengatur dan mengawasi penggunaan mesin-mesin pengolahan. 5. Kepala Dinas Pengolahan PPIS Adapun tugas-tugas Kepala Dinas Pengolahan PPIS yaitu : a. Mengkoordinir, memberikan petunjuk dan mengawasi penyusunan rancangan anggaran belanja di bidang pengolahan PPIS yang meneliti dan mengawasi pembuatan laporan-laporan atau pengajuan permintaan kebutuhan bahan baku dan alat-alat keperluan pengolahan kelapa sawit.

b. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kebutuhan bahan baku untuk proses produksi. c. Meningkatkan efesiensi dan mengawasi biaya di bidang pengolahan PPIS. 6. Tata Usaha Adapun tugas-tugas Kepala Tata Usaha yaitu : a. Membuat dan mengadministrasi faktur penjualan lokal/ekspor hasil jadi. b. Mengurus dan mempersiapkan surat-surat masuk dan keluar. c. Mengkoordinasi dan mengawasi kelancaran juga mempersiapkan laporan manajemen dan laporan rugi-laba. d. Bertanggung jawab mempersiapkan daftar barang-barang dan mengawasi kegiatan bidang kesejahteraan. 7. Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) Adapun tugas-tugas asisten Sumber Daya Manusia dan Umum yaitu : a. b. c. Membina hubungan kekeluargaan yang baik antara karyawan dan perusahaan Memberikan informasi perusahaan kepada instansi pemerintahan. Bertanggung jawab kepada Manajer

8. Asisten Afdeling Adapun tugas-tugas Asisten Afdeling yaitu : a. Bertangung jawab kepada KDTS dan memberi petunjuk kepada bawahan. b. Mengawasi pelaksanaan kegiatan di afdeling c. Bertanggung jawab atas pemeliharaan perkebunan di afdeling 9. Asisten Teknik Pabrik Adapun tugas-tugas Asisten Teknik Pabrik yaitu :

a. Memimpin serta melaksanakan pemeliharaan, perbaikan, dan penggantian peralatan pabrik. b. Mengajukan permintaan bahan-bahan alat/mesin untuk kepentingan teknik sesuai perencanaan yang telah dibuat. c. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kalibrasi alat-alat pemeriksaan pengukuran dan alat-alat uji yang digunakan di pabrik. d. Merencanakan pemeliharaan semua peralatan/mesin-mesin baik secara rutin maupun break down maintenance. 10. Asisten Teknik Umum Adapun tugas-tugas Asisten Teknik Umum yaitu : a. Bertanggung jawab kepada kepala dinas PKS b. Menjamin bahwa semua aktivitas yang dilakukan di bagian teknik sesuai dengan prosedur mutu dan catatan mutu. c. Memelihara semua dokumen prosedur mutu dan catatan-catatan mutu di bagian teknik. d. Turut mengawasi pengoperasian semua mesin dan peralatan pabrik. 11. Asisten Dinas Teknik Sipil Adapun tugas-tugas Asisten Dinas Teknik Sipil yaitu : a. Memimpin dan mengawasi pembuatan bangunan atau merenovasi afdeling Jembatan dan blok perawatan jalan di kebun, bangunan pabrik dan kantor. b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik. 12. Asisten Transport Adapun tugas-tugas Asisten Transport yaitu : a. Memimpin dan mengawasi pengangkutan TBS (Tandan Buah Segar)

b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas teknik c. Membimbing bawahan dan menjalankan tugas masing-masing serta memberi petunjuk. 13. Asisten Pengolahan PKS Adapun Tugas-tugas Asisten Pengolahan PKS yaitu : a. Mengawasi proses dan mutu kelapa sawit dan inti sawit membuat laporanlaporan kepada kepala dinas pengolahan PKS. b. Bertanggung jawab kepada kepala dinas pengolahan PKS. c. Bertanggung jawab kebersihan terhadap seluruh lingkungan pabrik. d. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target produksi sesuai bahan baku yang diterima. e. Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan. 14. Asisten Tata Usaha dan Personalia Tugas dan tanggung jawab Asisten Tata Usaha dan Personalia yaitu : a. Mengkoordinir pekerjaan bidang personalia, umum, jamsostek dan bidang laporan peristiwa masalah umum. b. Menjamin bahwa semua personil dibagian personalia dan tata usaha mengerti, menerapkan dan memelihara kebijakan mutu yang telah ditetapkan oleh Top Management. c. Menjamin bahwa semua aktifitas-aktifitas pelatihan dengan prosedur mutu dan catatan mutu yang telah didokumentasikan dan diterapkan sampai dengan efektif. d. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan untuk semua personil yang ada di bagian personalia.

15. Pengamanan Adapun tugas-tugas Pengamanan yaitu : a. Menciptakan kondisi aman agar PTPN IV PKS Pabatu dapat melaksanakan program peningkatan produksi semaksimal mungkin. b. Memelihara keamanan dan ketertiban agar tercipta kondisi yang nyaman di lingkungan perusahaan c. Melaksanakan pengamanan terhadap gangguan yang datang dari luar dan dalam perusahaan.

2.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.3.3.1.Jumlah Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Adapun jumlah karyawan di PTPN IV PKS Pabatu diklarifikasikan berdasarkan karyawan pimpinan, karyawan pelaksana. Data jumlah karyawan PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu Karyawan Karyawan Pimpinan Pelaksana Total AFD/BAG Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh Manajer 1 1 1 Kepala Dinas 4 4 4 I 1 1 65 96 161 162 II 1 1 96 58 154 155 III 1 1 90 71 161 162 IV 1 1 38 32 70 71 V 1 1 93 32 125 126 VI 1 1 106 29 135 136 VII 1 1 72 41 113 114 PKS 2 2 106 106 108 Pengaman 1 1 41 41 42
Sumber: PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi

2.3.3.2. Jam Kerja Sesuai dengan peraturan DEPNAKER (Departemen Tenaga Kerja) jam kerja seseorang karyawan adalah 40 jam kerja per minggu, selebihnya diperkirakan jam lembur. Pengaturan jam kerja di PTPN IV PKS Pabatu adalah: 1. Semua karyawan kecuali bagian pengolahan dan pengamanan hari kerjanya adalah senin sabtu, dengan ketentuan jam kerja sebagai berikut: a. Senin kamis Jam 06.30 09.30 WIB Jam 09.30 10.30 WIB Jam 10.30 15.00 WIB b. Jumat - Sabtu Jam 06.30 09.30 WIB Jam 09.30 10.30 WIB Jam 10.30 12.00 WIB Waktu Kerja (dinas) Waktu Istirahat Waktu Kerja (dinas) Waktu Kerja (dinas) Waktu Istirahat Waktu Kerja (dinas)

2. Bagian pengolahan, jam kerja dibagi atas dua shift setiap harinya dan jam kerja ini melihat situasi buah (TBS) yang tersedia yaitu: a. Jika buah banyak, diterapkan: Shift I Shift II : jam 06.30 16.00 WIB : jam 16.00 06.30 WIB

3. Bagian pengamanan (security), jam kerja dibagi atas tiga shift setiap harinya: Shift I Shift II Shift III : jam 06.00 14.00 WIB : jam 14.00 22.00 WIB : jam 22.00 06.00 WIB

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan 2.3.4.1.Sistem Pengupahan Sistem pengupahan pada PTPN IV PKS Pabatu ditentukan menurut tingkat golongannya. Para karyawan mendapatkan gaji pada awal bulan dan dilakukan dalam sebulan sekali. Gaji pokok merupakan imbalan uang yang diterima setiap bulan oleh karyawan dari perusahaan atas pekerjaan yang dilakukan, tidak termasuk tunjangan, santunan sosial.

2.3.4.2.Fasilitas Lainnya Insentif dan fasilitas pendukung ini hanya diberikan pada karyawan tetap. Untuk membuat karyawan lebih berprsetasi dalam berkerja maka diberikan beberapa insentif yang dapat memotifasi kerja diantaranya: 1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu memberikan asuransi jaminan sosial tenaga kerja jika terjadi sesuatu/kecelakaan yang menimpa tenaga kerja. 2. Pemberian Cuti Perusahaan memberikan cuti tahunan/hari besar agama dan cuti sakit kepada karyawan. 3. Tunjangan Hari Besar Agama Perusahaan memberikan tunjangan hari besar agama kepada karyawan. 4. Fasilitas Kerja Fasilitas yang disediakan perusahaan diantaranya : a. Perumahan untuk karyawan b. Rumah sakit

c. Listrik dan air d. Sekolah Untuk menunjang kelancaran tugasnya perusahaan juga menyediakan peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh karyawan untuk meningkatkan keselamatan kerja seperti safety shoes, hand gloves, alat pemadam api, helm, masker, kacamata pelindung, dll.

2.4. Proses Produksi Proses produksi CPO (Crude Palm Oil) dan PKO (Palm Oil Kernel) yang menggunakan bahan baku utama kelapa sawit pada PTPN IV PKS Pabatu sudah baik karena perusahaan menjaga kualitas produk dimulai dari hasil panen, pengolahan air, proses pengolahan bahan baku sampai dengan produk jadi.

2.4.1. Bahan-bahan yang Digunakan 2.4.1.1.Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama dalam kegiatan proses produksi yang sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan baik fisik maupun kimia, dimana bahan ini langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya produk. Di PKS Pabatu, bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS). Kualitas bahan baku yang digunakan sangat menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan. Oleh karena itu bahan baku yang digunakan adalah TBS yang harus memenuhi standar mutu yang telah ditentukan pada tabel 2.2. berikut

Tabel 2.2. Kriteria Kematangan TBS, Persyaratan Mutu dan Komposisi Panen yang Ideal Fraksi Fraksi 00 Fraksi 0 Fraksi 1 Fraksi 2 & 3 Fraksi 4 & 5 Kematangan Sangat Mentah Mentah Kurang Matang Matang Lewat Matang Buah Luar Memberondol Tidak ada 0 - 12,5% 12,5% - 25% 25% - 75% 75% - 100% & buah dalam ikut memberondol Komposisi Panen Ideal Tidak boleh ada Tidak boleh ada Max. 20% Min. 68% Max. 12%

Sumber: PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi

Bahan baku tandan buah segar (TBS) yang dipakai untuk menghasilkan produk yang berkualitas adalah jenis buah jenis Tenera yang mempunyai tebal cangkang 0,5-4 mm dengan kandungan minyak 22-24 %. Kriteria matang panen merupakan faktor penting dalam pemeriksaan kualitas buah.

2.4.1.2. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dan ditambahkan pada proses produksi untuk membantu menghasilkan produk, namun bahan tambahan tersebut tidak terlihat atau tidak terkandung pada produk akhir. Bahan tambahan ini dibutuhkan jauh lebih kecil dibanding bahan baku. Proses produksi di PTPN IV PKS Pabatu tidak menggunakan bahan tambahan. 2.4.1.3. Bahan Penolong Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk dan keberadaan dari bahan penolong ini tidak mengurangi nilai produk yang dihasilkan. atau dengan kata lain, bahan ini tidak terdapat pada produk. Bahan penolong yang dipergunakan dalam proses produksi adalah steam, air panas, caustik soda, tawas yang berfungsi sebagai penjernihan air.

2.4.2. Uraian Proses Produksi 2.4.2.1.Proses Pegolahan Minyak Sawit Di PTPN IV PKS Pabatu proses produksi dilakukan melalui beberapa tahapan pengolahan, prosesnya adalah sebagai berikut: 1. Stasiun Penerimaan Buah Kelapa Sawit a. Jembatan Timbang (Weighting Bridge) Setiap truk pengangkut TBS yang tiba di pabrik ditimbang di jembatan timbang (Weighting Bridge). Penimbangan dilakukan 2 kali. Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi muatan. Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan setelah dibongkar muatan. b. Penumpukan buah (loading ramp) Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk membongkar muatannya di loading ramp. Buah sawit yang sudah di sortasi kemudian dituang ke penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat kemiringan 1350 terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal (turun naik) oleh tenaga elektris. c. pemindahan buah (transfer carier) TBS yang berada dalam lori rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah dengan bantuan transfer carier. Lori rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lori tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 2 cm dan jarak antar luang 5 cm. Dengan adanya lubang pada lori, uap (steam) lebih mudah masuk dan dapat memasak secara merata.

2. Stasiun Rebusan (Sterilizer) Ketel rebusan adalah bejana uap yang digunakan untuk merebus buah. Di PTPN IV PKS Pabatu, sterilizier dirancang untuk dapat memuat 10 lori dalam sekali proses perebusan dengan tekanan kerja tertinggi 2,8 3 Kg/cm2 dan lama waktu perebusan 90 menit. Lori lori yang sudah berisi TBS dimasukkan ke dalam ketel sesuai dengan kapasitasnya dengan bantuan alat penarik capstand yang digerakkan oleh electromotor. Lori rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata 2,5 ton/lori. Tujuan perebusan ini adalah sebagai berikut : a. b. c. Mengurangi peningkatan ALB (Asam Lemak Bebas) Mematikan enzim penghidrolisa minyak Melunakkan daging buah dan memudahkan pelepasan brondolan dari tandan pada threser d. Memudahkan inti lepas dari cangkang PTPN IV PKS Pabatu mempunyai 3 unit sterilizer dan memakai sistem perebusan triple peak(tiga puncak). Siklus Perebusan Triple Peak sebagai berikut: 1) Persiapan Perebusan (5 menit) Setelah lori-lori dimasukkan ke dalam rebusan selanjutnya pintu ditutup, kran uap bekas (outlet steam) dan kran kondesat ditutup. 2) Sistem Perebusan Peak pertama a. Kran uap masuk (inlet steam) dibuka selama 9 menit sampai tekanan mencapai 2,0 kg/cm2 b. Selanjutnya inlet steam ditutup, sedangkan outlet steam dan kran kondensat dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan waktu 2 menit.

c.

Kemudian semua kran ditutup kembali.

3) Sistem Perebusan Peak ke dua a. Kran Uap masuk (inlet steam) dibuka selama 12 menit sampai tekanan mencapai 2,5 kg/cm2. b. Selanjutnya inlet steam ditutup, sedangkan outlet steam dan kran kondensat dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan waktu 2 menit. c. Kemudian semua kran ditutup kembali.

4) Sistem Perebusan Peak ke tiga a. Kran Uap masuk (inlet steam) dibuka selama 8-10 menit sampai tekanan mencapai 2,8-3 kg/cm2. b. c. Setelah tercapai tutup kran inlet steam dan tahan. Selanjutnya kran outlet steam dan kran kondensat dan dibuka dengan cepat untuk menurunkan tekanan menjadi 0 kg/cm2 dengan waktu 5-10 menit. 5) Akhir proses (5 menit) Pintu sterilizer dibuka dan dengan bantuan capstand, lori-lori dikeluarkan untuk di proses lebih lanjut.

Tekanan 2 (Kg/cm ) 3.0 2.5 2.2 2.0

23

33 Waktu (menit)

88

96

Gambar 2.2 Grafik Sistem Perebusan Tiga Puncak (Triple Peak Sterilization Cyle)

3. Stasiun Penebah (Threser) Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke auto feeder dengan menggunakan hoisting crane, auto feeder berfungsi untuk menampung serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah (threser), buah yang masih melekat pada tandan akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar dengan kecepatan 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas searah dengan perputarannya kemudian tandan akan jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak akan tinggi. Janjangan hasil pembantingan masuk menuju hopper tandan kosong sedangkan brondolan yang telah berhasil dipipil masuk ke fruit elevator untuk diangkut menuju proses selanjutnya.

Timba buah (fruit elevator) adalah alat untuk mengangkut buah dari konveyor silang bawah ke konveyor silang atas, untuk kemudian dibawa ke konveyor pembagi. Alat ini terdiri dari sejumlah timba yang diikat pada rantai yang digerakkan oleh elektromotor.

4. Stasiun Pengempaan (Pressing) Pada stasiun ini terjadi proses pemisahan daging buah dengan biji (nut) dan proses pengambilan minyak kasar dari daging buah. Alur proses stasiun kempa sebagai berikut : a. Pengadukan (digesting) Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah dialirkan ke dalam digester, alat ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji dan menghancurkan sel-sel yang mengandung minyak. Dalam waktu cepat agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan. Alat ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga terjadi pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong minyak. Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut: a. Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal dari volumenya. b. Temperatur pemanasan (uap) 90-950 c. Waktu pengadukan 15-20 menit

d. Tekanan uap (steam) 2-3 kg/cm2 e. Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada saat pengempaan,akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan meningkat. b. Pengempaan ( pressing) Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk (digester) dialirkan ke dalam alat pengempa (Screw Press) berfungsi untuk memeras daging buah dari digester sehingga didapat hasil minyak kasar, serabut /fiber dan bijinya. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengepress pada tekanan tertentu, tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kg/cm2. Alat pengempa yang digunakan adalah jenis kempa ulir ganda (double screw press) alat ini terdiri dari sebuah silinder (press cylinder) yang berlubanglubang yang didalamnya terdapat 2 buah ulir (feet screw dan main screw) yang berputar yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme pengempaan adalah masuknya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi worm, volume setiap space worm berbeda, semakin mengarah ke ujung as screw volume semakin kecil, sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak terperas.

5. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Pada stasiun klarifikasi ini, minyak kasar (crude oil) hasil proses pemerasan di stasiun kempa diproses sehingga diharapkan minyak (CPO) terpisah dari air dan NOS (Non Oil Solid). Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan

minyak sawit mentah (crude palm oil) yang sudah dimurnikan dari kotoran lainnya.. Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan cukup banyak air demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi yang cepat. Pada stasiun pemurnian/klarifikasi minyak, terjadi beberapa tahapan proses: a. Pengenceran Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik. Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengenceran 80-900C. Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi sehingga sulit diketahui jika tidak menggunakan flow meter. Jumlah air pengencer yang digunakan sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press. b. Sand Trap Tank Keberhasilan proses pengendapan tergantung pada retention timenya. Bentuk sand trap tank adalah silinder sedangkan mekanisme kerjanya adalah memberikan aliran sirkulasi yang dapat mempercepat proses pengendapan pasir atau padatan yang BC nya lebih besar dari minyak. c. Saringan Bergetar (Vibro Sparator ) Vibro Separator berfungsi untuk menyaring crude oil dari serabut-serabut yang dapat mengganggu proses pemisahan minyak. Minyak dari Sand Trap Tank yang masih mengandung NOS disaring terlebih dahulu lewat Vibro Sparato.

Vibro Sparator mempunyai mekanisme pemisahan yang bekerja dengan cara getaran melingkar dan atas bawah, yang terdiri dari 2 tingkat ayakan dengan ukuran 30 dan 40 mesh. d. Tangki Minyak Kasar (Crude Oil Tank) Crude oil tank (COT) berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel yang tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Karena tangki ini berukuran kecil dapat dikatakan bahwa retention timenya relatif singkat sehingga lebih berfungsi untuk mengendapakan pasir atau lumpur partikel besar. e. Oil Settling Tank Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil settling tank untuk diendapkan. Fungsi dari settling tank adalah mengendapkan kotoran-kotoran yang terdapat dalam minyak. Proses pegendapan ini dapat berlangsung secara sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahantakan pada suhu 900C. f. Oil Tank Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil tank. Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. COT dilengkapi dengan pipa coil pemanas yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga 900C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki. Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan vacum dryer.

g. Pemurnian Minyak (Oil Purifier) Oil Purifier berfungsi untuk memurnikan minyak dengan prinsip kerja gaya sentrifugal, dimana dengan putaran diharapkan minyak dengan berat jenis lebih ringan (BJ < 1) berada di tengah sedangkan air yang berat jenisnya lebih besar (BJ =1)berada di pinggir. Minyak yang berada di bagian tengah dialirkan ke Vacuum Dryer, sedangkan kotoran, air akan keluar dan selanjutnya akan dibuang ke parit. h. Tangki Apung (Float Tank) Minyak yang telah dimurnikan dipompakan ke Float Tank sebelum masuk ke Vacuum Dryer. Fungsi dari tangki ini adalah untuk menjaga pengumpanan Vacuum Dryer agar tetap vacuum sehingga dapat bekerja optimal. i. Pengeringan Minyak (Oil Vacuum Dryer) Oil Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam kandungan minyak, karena minyak yang keluar dari oil purifier masih berkadar air 0,3 %. Pada Oil Vacum Dryer, minyak diuapkan dengan sistem mengabutkan minyak. Alat ini terdiri dari tabung hampa udara. Ujung pipa yang masuk ke dalam vacuum dryer dibuat sempit berbentuk nozzle-nozzle sehingga akibat ke vacuman dalam tangki vacuum dryer, minyak tersedot dan mengabut di dalam vacuum dryer. Temperatur minyak dibuat 90-950C supaya kadar air cepat menguap (mengabut) dan uap air tersebut akan terhisap oleh injection steam dan vacuum pump, selanjutnya dibawa ke luar. Minyak yang telah bersih akan dipompakan oleh Vacuum Pump ke tangki transfer dan dari tangki transfer dialirkan ke tangki timbun.

j.

Oil Storage Tank (Tangki Timbun) Minyak yang telah selesai diproses kemudian ditampung di Oil Storage Tank.

Tangki ini merupakan tempat penimbunan terakhir minyak yang telah siap di proses. Di dalam tangki ini temperatur minyak tetap dijaga dengan suhu 400-600C. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar minyak tidak beku sampai masa pengiriman dan menjaga kandungan ALB pada minyak tidak meningkat agar minyak mudah diolah sesuai dengan standart kualitas pasar saat dilakukan pengiriman.

k. Sludge Tank Sludge Tank berfungsi untuk menampung Sludge (lumpur) yang ke luar dari CST yang masih mengandung minyak akan diolah kembali. Lumpur yang berasal dari oil settling tank dipompakan pada sludge tank melalui desander, untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat pada sludge. Lumpur yang berasal dalam sludge tank mendapatkan pemanasan dengan menggunakan pipa uap tertutup suhu dalam tangki 800 - 900 C. l. Pre Cleaner Cairan yang keluar dari saringan berputar masih mengandung pasir, untuk membuang pasir itu digunakan Pre Cleaner. Alai ini pada bagian atas berbentuk silinder dan bagian bawah berbentuk konus yang terbuat dari bahan keramik. Di bawah konus terdapat tabung pengendapan pasir. Cairan dipompakan pada bagian samping atas dengan sistem siklus sehingga cairan berputar dalam tabung dan konusnya yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal. Gaya ini

menyebabkan pasir turun ke bawah dengan cepat melalui konus untuk dibuang, sedangkan cairan tanpa pasir bergerak ke atas dan keluar melaui poros.

m. Saringan Berputar (Strainer) Saringan ini dipakai untuk memisahkan serabut yang masih ada dalam sludge sebelum diolah dalam sludge separator. Alat ini terdiri dari tabung silinder yang berlubang halus dengan sikat yang berputar bersama poros di tengah - tengah silinder tersebut. Cairan yang telah tersaring keluar dari bagian atas untuk menuju ke pre cleaner, sedangkan serabut/sampah dibuang dari bagian bawah. n. Balance Tank (Tangki Tunggu) Tangki ini berfungsi untuk menampung cairan minyak yang mengandung lumpur yang berasal dari sludge tank yang telah dilewatkan melalui pre cleaner dan srainer dan selanjutnya akan dimasukkan kedalam sludge separator, fungsi alat ini adalah untuk mengatur pemasukan minyak yang masih bercampur dengan lumpur tadi kedalam sludge separator dengan menggunakan gaya grafitasi. 0. Sludge Separator Setelah melalui pre cleaner, cairan sludge lalu dimasukkan ke dalam sludge separator ini untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar melalui sudu sudu ke ruang pertama tangki pisah (CST). Air dan ampas yang mempunyai massa jenis lebih berat terdorong ke bagian dinding bowl dan keluar melalui nozel. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenisnya. p. Bak Penampung Sludge (Fat Pit) Bak ini dipergunakan untuk menampung lumpur yang masih mengandung minyak, dari parit yang berasal dari stasiun pemurnian minyak dan dari air

kondensat rebusan untuk kemudian diendapkan selanjutnya dipompakan kembali kedalam sandt trap tank. q. Limbah Cairan yang hampir tidak mengandung minyak akan ditempatkan kedalam kolam limbah guna pengendapan yang mana tujuannya adalah membersihkan cairan tersebut sehingga didapat cairan yang bersih (tidak berbahaya terhadap lingkungan). Hasil pengolahan dari kolam ini adalah air yang bersih yang akan dikembalikan kedalam sungai.

2.4.2.2. Proses Pegolahan Inti Sawit a. Cake Breaker Conveyor (CBC) Ampas press yang keluar dari screw press terdiri dari serat dan biji yang masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan, oleh sebab itu perlu dipecah dengan alat pemecah ampas yang disebut dengan cake breaker Conveyor (CBC). Alat ini berfungsi untuk memecah gumpalan ampas dan mengangkutnya ke fibre cyclone.

b. Pemisah Ampas dan Biji (Depericarper) Alat ini berfungsi untuk memisahkan ampas (fibre) dengan nut berdasarkan luas penampang dimana fibre terhisap pompa ke Fibre Cyclone, kemudian diangkut oleh Conveyor untuk bahan bakar Boiler, sedangkan nut yang lebih berat jatuh ke Nut Polishing Drum. Nut dan serat ampas yang dipecah/dipisah gumpalannya di CBC akan terbawa ke depericarper. Depericarper ini adalah alat

yang berbentuk corong laluan yang dihisap oleh blower dan digerakkan oleh elektromotor. c. Polishing Drum Polishing drum adalah alat yang digunakan untuk membersihkan nut. Polishing drum adalah suatu drum mendatar yang berputar yang di dalamnya terdapat sikatsikat yang berfungsi membersihkan serabut- serabut yang masih melekat pada nut. d. Destoner. Destoner adalah alat yang digunakan untuk memindahkan biji biji telah bersih akan keluar melalui lubang lubang polishing drum. Destoner merupakan blower yang menghisap biji - biji yang telah bersih dari serabut untuk dipindahkan menuju nut hopper. e. Nut Hopper Nut hopper adalah merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum diolah pada proses berikutnya. Di Nut hopper juga diberi injeksi uap agar biji tetap dalam keadaan kering agar mudah dalam proses selanjutnya. f. Ripple Mill (Pemisah Biji) Ripple Mill berfungsi untuk memecah cangkang yang terdapat pada nut (biji). Dari ripple mill ini akan dihasilkan inti dan cangkang . Biji (nut) masuk ke dalam ripple mill melalui corong pemasukan kemudian disambut oleh rotor dan stator. Akibat dari tekanan biji masuk dan juga putaran rotor dan stator yang tinggi akan menimbulkan tekanan antara biji dengan biji dan biji dengan dinding yang dipasang resisten. Kemudian hasil pecahan biji tersebut yang berupa inti dan cangkang dikeluarkan melalui corong pengeluaran.

g. LTDS I dan LTDS II LTDS I dan LTDS II merupakan alat pemisah inti dan cangkang. Inti dan Cangkang yng keluar dari ripple mill akan dimasukkan kedalam LTDS I dan II dengan perantaraan Crassel/timba-timba. Proses pemisahan ini berlangsung berdasarkan sifat kevakuman (hisapan) sehingga inti dapat terpisah dari cangkang. Pada LTDS I dan LTDS II pecahan Biji (nut) dimasukkan selanjutnya akibat adanya isapan maka cangkang yang berat jenisnya yang lebih ringan akan terhisap sedangkan inti yang berat akan jatuh kebagian bawah. h. Hydrocyclone Dari sekat kedua, cangkang yang masih bercampur dengan inti oleh pompa dihisap dan ditekan ke tabung pemisah. Inti naik keatas melaui vortex finder dikembalikan ke bak air sekat, sedangkan cangkang melalui konus masuk ke dalam bak air sekat. i. Kernel Drier (Silo Inti) Inti (kernel) yang telah terpisah dari cangkang selanjutnya dimasukkan ke dalam silo inti. Alat ini berfungsi untuk mengeringkan inti yang berasal dari hydrocyclone sampai kadar air sesuai dengan ketentuan ( 7%). Pengeringan dilakukan dengan cara peniupan udara oleh kipas dengan suhu yang digunakan: 1) Tingkat I (paling bawah) 2) Tingkat II (tengah) 3) Tingkat III ( atas) j. Kernel Bunker (Tempat Penimbunan Inti) Alat ini berupa tangki berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk kerucut yang kontruksinya sama dengan silo inti, alat ini berfungsi sebagai tempat = 50 - 60 C = 70 - 80 C = 60 - 70 C

penampungan inti sebelum dikirim ke pasaran. Inti yang telah dikeringkan di kernel drier selanjutnya dikirim ke kernel bunker dan dijaga suhunya sampai masa pengiriman.

2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin Produksi Mesin dan peralatan adalah salah satu faktor utama dalam proses produksi, peralatan yang tepat akan meningkatkan produktivitas dan meminimumkan biaya. Mesin dan peralatan yang dipergunakan dalam proses produksi pada umumnya pada kondisi yang baik, hal ini disebabkan karena pengawasan dan pemeliharaan yang baik selama pelaksanaan proses produksi. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan oleh PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada tabel 2.3. beriukut :

Tabel 2.3. Spesifikasi Mesin Di PKS Pabatu

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Nama Mesin Loading Ramp Transfer Carriage Capstand Sterilizer Compressor Rebusan Hosting Crane Auto Feeder Thresher Empty Bunch Conveyor Fruit Elevator Top Cross Conveyor Digester Screw Press Cake Breaker Conveyor Depericarper Nut Polishing Drum Fibre Cyclone Nut Grading Drum Nut Hooper Ripple Mill LTDS 1&2 Hydro Cyclone Kernel Dryer Silo Inti Vibro Separator CST Sludge Tank Oil Tank Balance Water Tank Tangki Timbun Bak Fat Fit Turbin Uap

Jumlah Mesin 12 Bays 1 Unit 5 Unit 3 Unit 1 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 4 unit 2 Unit 1 Unit 4 Unit 4 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 2 Unit 3 Unit 4 Unit 1 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 2 Unit 1 Unit 3 Unit 3 Unit 3 Unit

Merk

Kapasitas

SAS 60 Ton SAS 7,5 Ton TECO 40 Ton SAS 30 Ton SWAN 10 kg/cm SAS 5 Ton SUMITOMO 30 Ton / Jam TSUBAKI 30 Ton / Jam SAS 30 Ton / Jam TECO 30 Ton / Jam TECO 30 Ton / Jam PMTD/D.ilir 10 Ton / Jam CB.10,VICKERS 10-12 Ton / Jam BREVINI 30 Ton / Jam PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam Eriez 55 m3 Hendra Jaya 6 Ton / Jam PMTD/D.ilir 30 Ton / Jam KEW,WARMAN 40 Ton / Jam NOVENCO 10 Ton SAS 35 Ton SWECO 30 Ton / Jam PMT 90 m3 LOKAL/PMT 20 m3 STORK 6 m3 WARMAN 3 m3 STORK 1500 ton WARMAN 30 m3/Jam TURBODYNE 600 kw

Sumber: PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi

2.4.3.2. Peralatan (Equipment) 1. Jembatan Timbang Fungsi Kapasitas Merk Jumlah 2. Lorri Fungsi Kapasitas Jenis Panjang Tinggi Jumlah 3. Hoisting Crane Fungsi Jumlah Kapasitas Jenis Merk 4. Fork Lift Fungsi Merk Kapasitas : Membawa hasil debu dari sisa pembakaran boiler : Komatsu : 3,5 ton : Membawa hasil rebusan ke alat bantingan : 2 unit : 5 ton : Elmot angkat, jalan, dan tuang : SAS : Tempat buah untuk direbus : 2,5-3 ton : Metal :3m :2m : 80 buah : Mengetahui berat kendaraan dalam keadaan berisi muatan. : 50 Ton : Tunas Jaya : 2 Unit

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian produktivitas Produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (Output) dan masukan (Input) pada perusahaan, 5 dapat diartikan sebagai rasio antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang digunakan. Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai ukuran seberapa optimal sumber daya yang digunakan secara bersama-sama dalam sebuah perusahaan. Produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu: sisi input dan sisi output. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output (barang dan jasa). Vincen Gasverz menyatakan hubungan antara profitabilitas dan

produktivitas. Jika perusahaan memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi sedangkan tingkat produktivitasnya rendah, maka yang akan terjadi adalah tingkat profitabilitas tidak akan berlanjut dalam jangka panjang, dalam jangka panjang produktivitas yang rendah akan menggerogoti keuntungan perusahaan. Profitabilitas merupakan konsep finansial yang diperoleh dengan

mengurangi nilai penjualan dengan nilai biaya. Karena dinyatakan dalam nilai(rupiah) maka nilai profitabilitas sangat dipengaruhi oleh variabel harga. Pada umumnya faktor yang menentukan tingkat harga berada diluar kontrol perusahaan. misalnya, kalau dalam pasar barang terjadi perubahan permintaan terhadap suatu barang tertentu maka perusahaan yang membuat barang tersebut
5

Ir.J.Sadiman,Penelitian Kerja dan Produktivitas (Penerbit Erlangga cetakan ketiga,1986)

cenderung mengalami laba (windfall profit), kenaikan laba tadi disebabkan faktor eksternal perusahaan yang tidak dapat dikuasai oleh perusahaan sedangkan konsep produktivitas memfokuskan pada hubungan output dipakai. 6 Berdasarkan Piagam Produktivitas Oslo tahun 1994, antara lain: 1. Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang dengan menggunakan sumber daya yang sesedikit mungkin. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana, pengembangan, dan pelaksanaan cara-cara produktif, dengan menggunakan sumber daya secara efisien namun tetap mempertahankan kualitas. 2. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber daya lainnya, untuk perbaikan mutu kehidupan yang baik bagi seluruh manusia, melalui pendekatan konsep produktivitas secara total. 3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk : a. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (input) yang sama. b. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit. c. Jumlah keluaran (Output) dalam mencapai tujuan jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih kecil. dan input yang

Drs. Muchdarsyah Sinungan. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta, PT Bumi Aksara ,2005

4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Produktivitas merupakan suatu istilah yang seringkali disama artikan dengan kata produksi. Antara produktivitas dan produksi mempunyai arti yang berbeda karena pada saat produksi tinggi belum tentu produktivitasnya juga tinggi, bisa jadi produktivitasnya malah semakin rendah. Tinggi rendahnya suatu

produktivitas berkaitan dengan efisiensi dari sumber-sumber daya (input ) dalam menghasilkan suatu produk atau jasa (Output ). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi Output (barang dan/atau jasa).

3.2

Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektivitas Whitmore memandang bahwa produktivitas sebagai suatu ukuran atas

penggunan sumber daya dalam organisasi biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Dengan kata lain pengertian produktivitas memiliki dua dimensi, yakni efektivitas dan efisiensi. Dimensi pertama berkaitan dengan pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Sedangkan dimensi kedua berkaitan dengan upaya membandingkan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Penjelasan tersebut mengutarakan produktivitas total atau secara keseluruhan, artinya keluaran yang dihasilkan diperoleh dari keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi. Masukan (Input) tersebut dinamakan faktor produksi, masukan atau faktor produksi dapat berupa tenaga

kerja, material, teknologi dan energi. Salah satu masukan seperti tenaga kerja, dapat menghasilkan keluaran yang dikenal dengan produktivitas individu, yang dapat juga disebut sebagai produktivitas parsial. Efektivitas beorientasi pada hasil atau keluaran (output ) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi kepada Input dan sering digunakan secara bersamaan, sehingga sering mengaburkan arti sesungguhnya. Beberapa definisi dari efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi dan efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output . Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output ) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada masukan (input), maka produktivitas berorientasi pada keduanya. Jika efektivitas membandingkan hasil yang dicapai, dan efisiensi membandingkan masukan sumber daya yang digunakan, maka produktivitas membandingkan hasil yang dicapai dan sumber daya yang digunakan, yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Produktivitas =

Efektivitas pelaksanaan tugas Output yang dihasilkan = Efisiensi penggunaan sumber daya Input yang dipergunakan

Efektivitas Efisiensi

3.3. Metode Pengukuran Produktivitas Perusahaan Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio Output /input dan angka indeks. Langkah-langkah pengukuran produktivitas model Summanth: 7
7

D.J.Summath. Productivity Enginering and Management (New York : Mc Graw Hill Book

1. Menetapkan jumlah periode pengukuran dan memilih periode dasar 2. Mengklasifikasi variabel pengukuran output dan input. 3. Mentabulasi data seluruh variabel selama periode yang telah ditetapkan. 4. Menghitung produktivitas total dan produktivitas parsial per periode. 5. Mengindekskan nilai produktivitas total dan produktivitas parsial masingmasing periode berdasarkan indeks produktivitas periode dasar. 6. Menginterpretasikan indeks produktivitas total dan parsial selama periode pengukuran. Sumanth memperkenalkan suatu konsep yang disebut sebagai siklus produktivitas (productivity cycle) untuk digunakan dalam peningkatan produktivitas terus menerus. Pada dasarnya konsep siklus produktivitas terdiri dari empat tahap yaitu pengukuran, penilaian, perencanaan, dan peningkatan produktivitas.
Pengukuran Produktivitas

Peningkatan Produktivitas

Penilaian Produktivitas

Perencanaan Produktivitas

Gambar 3.1. Siklus Produktivitas Dari gambar 3.1. tampak bahwa siklus produktivitas merupakan suatu proses yang kontiniu, yang melibatkan aspek-aspek pengukuran, penilaian, perencanaan dan peningkatan produktivitas. Berdasarkan konsep siklus produktivitas, program peningkatan produktivitas harus dimulai dari pengukuran produktivitas dari sistem

Company,1984)_

industri itu sendiri. Untuk keperluan ini berbagai teknik pengukuran dapat dipergunakan dan dikembangkan dari memilih indikator pengukuran yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Apabila produktivitas dari sistem industri itu telah dapat diukur, langkah berikutnya adalah mengevaluasi tingkat produktivitas aktual untuk dibandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Kesenjangan yang terjadi antara tingkat produktivitas aktual dan rencana (productivity gap) merupakan masalah produktivitas yang harus dievaluasi dan dicari akar penyebab yang menimbulkan kesenjangan produktivitas tersebut. Berdasarkan evaluasi ini, selanjutnya dapat direncanakan kembali target produktivitas yang akan dicapai baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

3.4. Manfaat Pengukuran Produktivitas Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, agar dapat membandingkan produktivitas standard yang ditetapkan manajemen, mengukur tingkat produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa. Hal ini penting agar perusahaan dapat membandingkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang kompetitif. Manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain: 8 1. Strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dapat ditetapkan berdasarkan tingkat kesenjangan produktivitas antara tingkat produktivitas yang

Gasperz, Vincen Manajemen Produktivitas Total (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2000)

direncanakan dan tingkat produktivitas yang diukur. 2. Perencanaan target tingkat produktivitas dimasa mendatang dapat dirubah kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas. 3. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka panjang. 4. Pengukuran tingkat produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas diantara organisasi perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global. 5. Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas. Perusahaan dapat menilai efisiensi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumbersumber daya itu. 6. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus-menerus (continuous productivity improvement). Hasil pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi landasan dalam membuat kebijakan perbaikan produktivitas secara keseluruhan dalam proses bisnis, kondisi-kondisi berikut sangat diperlukan untuk mendukung pengukuran produktivitas yang valid. Beberapa kondisi itu adalah :

1. Pengukuran harus dimulai pada permulaan program perbaikan produktivitas. Berbagai masalah yang berkaitan dengan produktivitas serta peluang untuk memperbaikinya harus dirumuskan secara jelas. 2. Pengukuran produktivitas dilakukan pada sistem industri. Fokus dari pengukuran produktivitas adalah sistem industri secara keseluruhan. 3. Pengukuran produktivitas seharusnya melibatkan semua individu yang terlibat dalam proses industri itu. Dengan demikian pengukuran produktivitas bersifat parsitipatif. 4. Pengukuran produktivitas seharusnya dapat memunculkan data, dimana nantinya data itu dapat ditunjukkan atau ditampilkan dalam bentuk peta-peta, diagram-diagram, tabel-tabel, hasil-hasil perhitungan statistik dan lain-lain. 5. Perlu adanya komitmen secara menyeluruh dari manajemen dan karyawan untuk pengukuran produktivitas dan perbaikannya.

3.5. Syarat Pengukuran Produktivitas Syarat utama yang harus diikuti oleh setiap organisasi atau perusahaan dalam melakukan pengukuran produktivitas yang benar, yaitu : 9 1. Keabsahan (validity) Keabsahan (validity) yaitu ukuran yang dapat menggambarkan perubahan tingkat produktivitas yang sebenarnya secara tepat. 2. Kelengkapan (completeness)

Bain,David. The productivity Pescription, The Manager Guide to Improving Profit,1982

Keikutsertaan seluruh faktor yang berpengaruh baik dari segi masukan maupun keluaran akan memberikan ketelitian yang tinggi pada hasil pengukuran produktivitas. 3. Dapat dibandingkan (comparability) Syarat utama dalam pengukuran tingkat produktivitas adalah ketersediaan data dan data yang tersedia harus dapat dibandingkan. Perbandingan dilakukan terhadap hasil pengukuran produktivitas di dalam periode yang berbeda. 4. Ketermasukan (inclusiveness) Pengukuran tingkat produktivitas menyatukan banyak kegiatan dalam fungsifungsi organisasi perusahaan. 5. Efektivitas ongkos (cost effectiveness) Disamping manfaat yang diperoleh, pengukuran tingkat produktivitas juga memerlukan ongkos di luar ongkos produksi. Agar ongkos yang dikeluarkan untuk kegiatan pengukuran tingkat produktivitas tidak mengurangi nilai manfaat yang dihasilkan, perlu dilakukan analisis rugi dalam pengukuran ini. 6. Tepat waktu (timeliness) Agar informasi yang diperoleh dari pengukuran produktivitas tepat guna maka periode waktu pengukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

3.6. Model Pengukuran Produktivitas berdasarkan Pendekatan Rasio Output dan Input

Pengukuran produktivitas berdasarkan pendekatan rasio input dan output akan mampu menghasilkan tiga jenis ukuran produktivitas, yaitu produktivitas parsial, produktivitas total faktor dan produktivitas total. a. Produktivitas Parsial Produktivitas parsial sering juga disebut dengan produktivitas faktor tunggal (single factor productivity) yang merupakan rasio dari output terhadap salah satu jenis input. Sebagai contoh, produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap input tenaga kerja Produktivitas Parsial Tenaga Kerja = b. Produktivitas Total Faktor Produktivitas total faktor merupakan rasio dari output bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Output bersih (net output ) adalah hasil pengurangan total output dengan barang-barang dan jasa antara (input) yang digunakan dalam proses produksi. Berdasarkan defenisi tersebut, maka jenis input yang dipergunakan dalam pengukuran produktivitas total faktor adalah hanya faktor modal dan tenaga kerja. Produktivitas Total Faktor (PTF) =
Output bersih Input tenaga kerja + Modal

Output periode tertentu Input tenaga kerja periode tertentu

Output total - Material & jasa Input tenaga kerja + Modal

c. Produktivitas Total

Produktivitas total merupakan rasio dari output total terhadap input total (semua input yang digunakan dalam proses produksi). Berdasarkan defenisi tersebut, tampak bahwa ukuran produktivitas total merefleksikan dampak penggunaan semua input secara bersama dalam memproduksi output . Produktivitas Total =
Total Output (tangiable) Total input (tangiable)

Total output (tangible) diartikan sebagai semua output yang dihasilkan oleh perusahaan yang jumlahnya dapat diukur. Total output (tangible) = nilai produk jadi + nilai produk setengah jadi + bunga dari saham + pendapatan lain-lain Sedangkan total input (tangible) terdiri dari : 1. Depresiasi mesin. 2. Material yang digunakan. 3. Tenaga kerja (karyawan). 4. Energi seperti listrik, air dan gas. 5. Maintenance mesin Beberapa metode pengukuran produktivitas menggabungkan ketiga konsep tersebut, seperti : a) Model produktivitas David J. Summanth Model ini dikembangkan oleh Summanth pada tahun 1979 untuk ruang lingkup perusahaan dengan mempertimbangkan seluruh faktor input dan

faktor output . Model ini dapat digunakan untuk mengukur produktivitas total, produktivitas total faktor, dan produktivitas parsial.

b) Model Kendrick Creamer

Kendrick Creamer melihat posisi dari perubahan produktivitas perusahaan dicapai dari pengukuran dan penganalisaan indeks total produktivitas dengan produktivitas parsial.

3.7. Model Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks Angka indeks adalah suatu bilangan atau angka yang secara statistik dapat menunjukkan perubahan atau perbedaan harga dari suatu atau beberapa macam barang tertentu. Pada dasarnya angka indeks merupakan suatu besaran yang menunjukkan variasi perubahan dalam waktu atau ruang mengenai suatu hal tertentu. Penggunaan angka indeks yang telah umum dilakukan terutama dalam bidang ekonomi adalah indeks harga dan indeks produksi yang biasanya dipergunakan untuk mengukur perubahan harga atau perubahan produksi sepanjang waktu tertentu. Agar dapat mengukur laju perubahan itu, sederet angka harga atau produksi dibakukan berdasarkan periode tahun dasar dengan demikian angka indeks yang diperoleh dapat diperbandingkan terhadap keadaan periode dasar itu. Disini akan terlihat apakah perubahan bersifat meningkat, tetap atau menurun. Menurut DR. Winardi, angka indeks merupakan sebuah alat angka matematik yang digunakan untuk menyatakan tingkat harga, volume perniagaan dan sebagainya dalam periode tertentu, dibandingkan dengan tingkat harga, volume perniagaan suatu periode dasar, yang nilainya dinyatakan dengan 100 Dalam menghitung angka indeks, waktu atau tahun yang lalu disebut sebagai tahun dasar (base periods), yaitu waktu atau tahun yang dijadikan dasar untuk menentukan perkembangan suatu harga atau berfungsi sebagai waktu atau tahun

pembanding. Penentuan tahun dasar untuk menghitung angka indeks perlu memperhatikan tiga faktor, yaitu: 1. Tahun dasar hendaknya dipilih pada waktu kondisi perekonomian relatif stabil 2. Jarak antara tahun dasar dengan tahun sekarang tidak terlalu jauh 3. Penentuan tahun dasar hendaknya memperhatikan kejadian-kejadian penting, misalnya tahun pada saat terjadinya kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik dan lain-lain

3.8. Pengukuran Produktivitas Berdasarkan Angka Indeks Marvin E. Mundel Pada dasarnya model Mundel merupakan suatu model pengukuran produktivitas yang berdasarkan konsep-konsep dalam ilmu teknik dan manajemen industri. Model ini mensyaratkan bahwa perusahaan yang akan diukur produktivitasnya itu mempunyai waktu standard untuk operasi (operation time standard),suatu persyaratan yang masih sulit dipenuhi oleh kebanyakan perusahaan industri di Indonesia yang masih bersifat tradisional. Marvin E Mundel memperkenalkan penggunaan angka indeks produktivitas pada tingkat perusahaan berdasarkan 2 (dua) bentuk pengukuran:
AOMP RIMP x 100 IP = AOBP RIBP

Indeks Produktivitas = (Indeks performansi periode pengukuran / indeks performansi periode dasar)

AOMP AOBP x100 IP = RIMP RIBP

Indeks Produktivitas = (Indeks Output / indeks input ) Dimana: IP AOMP AORP RIMP RIBP = Indeks Produktivitas = Output agregat untuk periode yang diukur = Output agregat untuk periode dasar = Input untuk periode yang diukur = Input untuk periode dasar Dari dua bentuk pengukuran yang dikemukakan oleh Marvin E Mundel tampak bahwa pada dasarnya kedua bentuk pengukuran itu serupa, kita dapat melakukan salah satu penerapan produktivitas pada tingkat perusahaan. Bentuik pengukuran pertama merupakan rasio antara indeks performansi pada periode pengukuran dan indeks performansi pada periode dasar, sedangkan bentuk pengukuran kedua merupakan rasio antara indeks output dengan indeks input . Model yang digunakan sebagai pengukuran produktivitas disini adalah model pengukuran produktivitas faktor total dari Marvin E Mundel. Pengukuran produktivitas dapat bervariasi sesuai dengan aspek output dan input yang

digunakan sebagai agregat, seperti indeks produktivitas material, produktivitas tenaga kerja, produktivitas energi, produktivitas maintenance Adapun langkah langkah dalam pengukuran produktivitas dengan model Marvin E Mundel ini adalah:

1. Perhitungan deflator Deflator adalah penyeimbang atau penyesuaian harga terhadap faktor faktor yang datang dari perusahaan. Pada pengukuran produktifitas dengan menggunakan model mundel, data yang dikumpulkan adalah data biaya yang dikeluarkan selama periode pengukuran. Data yang dikumpulkan ini berupa biaya yang dikeluarkan berdasarkan current price yaitu harga berlaku yang ada pada setiap periode sehingga jika data ini langsung digunakan dalam perhitungan produktivitas, tentu saja perkembangan yang diukur tidak riil karena biaya tersebut dipengaruhi oleh perubahan harga yang terjadi pada setiap periode yang diakibatkan oleh adanya laju inflasi. Nilai deflator ini diperoleh dari indeks harga pada biro pusat statistik (BPS) yang selanjutnya digunakan untuk memperoleh nilai konstan masukan. Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai deflator ini adalah: Deflator Bulan penelitian =

I . H Bulan Penelitian I .H BulanDasar I .H Bulan Dasar

Contohnya: Deflator Bulan Februari =

I . H Bulan Februari 06 I .H BulanJanuari 06 I .H Bulan Januari 06

2. Perhitungan harga konstan. Harga berlaku yang ada di konstankan dengan nilai deflator. Untuk nilai output tidak perlu didefinisikan karena untuk mendapat nilai keluaran (output) setiap periode adalah dengan mengkalikan jumlah hasil produksi setiap periode dengan harga jual produk yang berlaku. Harga konstan ini dapat dihitung menggunakan rumus:

Nilai periode yang bersangkutan x 100 100 + deflator

Contohnya:
Biaya Material februari 2006 x 100 100 + deflator

3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan total resources input partial yang merupakan penjumlahan dari seluruh input dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya depresiasi, material, tenaga kerja, energi dan maintenance. RIP = Biaya depresiasi + biaya material + biaya tenaga kerja + biaya energi + biaya maintenance.

4. Perhitungan Agregat Output Pada langkah ini dilakukan perhitungan agregat output. Untuk mengetahui hasil output produksi maka digunakan rumus: Agregat Output = (Jumlah produksi minyak sawit x harga jual minyak CPO perkilogram) + (Jumlah produksi inti sawit x harga jual inti sawit perkilogram) 5. Perhitungan Indeks Produktivitas parsial Perhitungan indeks produktivitas parsial dengan membandingan nilai indeks salah satu input (biaya material, tenaga kerja, depresiasi, energi, maintenence) terhadap keluaran (output) yang dihasilkan perusahaan. 6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total

Perhitungan indeks produktivitas total adalah perbandingan nilai total nilai indeks produktivitas output dengan total nilai indeks produktivitas input suatu periode dengan indeks produktivitas periode sebelumnya.
AOMP AOBP x 100 IP = RIMP RIBP

IP AOMP AORP RIMP RIBP

= Indeks Produktivitas = Output agregat untuk periode yang diukur = Output agregat untuk periode dasar = Input untuk periode yang diukur = Input untuk periode dasar

3.9. Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan yang mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara. Inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga-harga secara tajam yang berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu cukup lama. Seirama dengan kenaikan harga-harga tersebut, nilai mata uang turun secara tajam pula sebanding dengan kenaikan harga-harga tersebut. Deflasi adalah suatu keadaan ekonomi dimana harga barang-barang dan jasa mengalami penurunan dengan tujuan untuk menggairahkan produksi, industri, kesempatan kerja, dan meningkatkan nilai uang. Inflasi sebagai salah satu produk dari perhitungan indeks harga konsumen (IHK) merupakan problem dominan dalam perekonomian di beberapa negara khususnya negara yang sedang berkembang. Laju

inflasi biasanya dihitung dari persentase perubahan indeks harga pada suatu periode waktu, sedangkan pengertian indeks harga adalah mengukur rata-rata perubahan harga antara waktu, indeks harga dihitung mulai pada tahun dasar. Adapun kegunaan indeks harga adalah : 1. Sebagai barometer nilai tukar rupiah atau sebagai indikator inflasi. 2. Landasan untuk memperbaiki atau menyesuaikan gaji dan upah karyawan. 3. Merupakan pengukur atau perubahan harga konsumen. 4. Indikator pengeluaran rumah tangga dan indikasi nilai tambah bisnis. Indeks harga konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang dapat memberikan informasi mengenai perkembangan harga barang/jasa yang dibayaar oleh konsumen. Perkembangan IHK menggambarkan tingkat kenaikan (inflasi) atau tingkat penurunan (deflasi) dari barang dan jasa. Indeks harga konsumen (IHK) paling banyak digunakan untuk menghitung angka inflasi, termasuk di Indonesia yang dilakukan oleh biro pusat statistik. Harga berlaku adalah harga yang berdasarkan harga pasar, sedangkan harga konstan adalah harga pada tahun tertentu yang dijadikan sebagai harga dasar.

3.10. Evaluasi Produktivitas Tujuan dari evaluasi produktivitas adalah untuk mendapatkan gambaran sejauh mana program produktivitas mencapai sasaran perbaikan yang telah ditetapkan dan bagi perusahaan yang baru mulai melaksanakan program produktivitas. Evaluasi produktivitas merupakan fase kedua dalam siklus produktivitas. Evaluasi produktivitas pada dasarnya suatu proses mencari sumber-sumber

penyebab yang membawa perubahan tingkat produktivitas Evaluasi terhadap produktivitas perusahaan harus mampu menjawab apa yang mendorong peningkatan produktivitas dan apa yang menjadi akar penyebab penurunan produktivitas perusahaan.

3.11. Perencanaan Strategi Peningkatan Produktivitas Perencanaan strategi peningkatan produktivitas adalah suatu usaha untuk mengatasi penghambat produktivitas dan untuk meningkatkan produktivitas melalui penggunaan suatu teknik atau metode tertentu. Perencanaan peningkatan produktivitas harus bersifat spesifik, terukur, dapat dicapai, bukan angan-angan, dapat diambil tindakan dan memiliki jadwal waktu spesifik untuk implementasi program peningkatan produktivitas. Strategi peningkatan produktivitas dirancang berdasarkan identifikasi penyebab timbulnya produktivitas yang rendah sebagaimana telah diperoleh melalui analisis sebab akibat. Strategi-strategi harus dirancang berdasarkan informasi yang diperoleh dan analisis situasi yang telah dilakukan. Dalam perancangan strategi ini harus diusahakan agar perencanaan-perencanaan yang ditetapkan melibatkan semua pihak dalam organisasi. Berbagai jalan alternatif untuk mencapai sasaran peningkatan produktivitas perlu diidentifikasi dan kemudian memilih prioritas mana yang akan dilaksanakan. Perencanaan produktivitas dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian yaitu perencanaan jangka panjang dan perncanaan jangkan pendek. Perencanaan produktivitas jangka panjang digunakan untuk merencanakan produktivitas dalam jangka waktu satu tahun ke depan atau lebih. Sedangkan perencanaan jangka

pendek meliputi perencanaan dengan jangka waktu kurang dari satu tahun. Peningkatan produktivitas baru akan bisa dilakukan, apabila hubungan antara output dan input menunjukkan perubahan-perubahan, sebagai berikut : 1. Output meningkat dengan input sama. 2. Output sama, input berkurang. 3. Output menurun lebih kecil, dibanding penurunan input. 4. Output meningkat, input menurun. 5. Output meningkat lebih tinggi, dibanding peningkatan input. Sedangkan menurut Ross (1994), paling sedikit terdapat lima cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, yaitu : 1. Menerapkan program reduksi biaya Reduksi biaya berarti dalam menghasilkan output dengan kuantitas yang sama digunakan input dalam jumlah yang lebih sedikit. Dengan melaksanakan program reduksi biaya tidak berarti bahwa semua komponen biaya harus dikurangi. Program reduksi biaya mengacu pada menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan pada aktifitas-aktifitas yang tidak perlu. Dalam situasi perekonomian dengan tingkat kompetensi yang ketat, upaya peningkatan produktivitas melalui program reduksi biaya akan sangat efektif, karena kita mampu menekan biaya per unit output sehingga mampu meningkatkan daya kompetisi melalui penetapan harga yang kompetitif. Perusahaan juga akan mampu memuaskan konsumen karena produk-produk berkualitas yang dihasilkan pada tingkat biaya produksi yang rendah.

2. Mengelola pertumbuhan Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti

meningkatkan output dalam kuantitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input dalam kuantitas yang lebih kecil. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan lebih banyak output dari investasi itu sehingga angka rasio output terhadap input akan meningkat. Peningkatan penggunaan teknologi, desain ulang sistem produksi,

meningkatkan aktivitas pelatihan dan pengembangan organisasi merupakan aktivitas nyata dalam mengelola pertumbuhan. 3. Bekerja lebih tangkas Peningkatan produktivitas dengan cara ini dilakukan melalui jumlah input yang sama. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk merupakan aktivitas nyata dari cara ini. 4. Mengurangi aktifitas Dalam situasi perekonomian yang sulit seperti resesi ekonomi, tingkt inflasi tinggi, penerapan cara ini akan efektif. Peningkatan produktivitas perusahaan dilakukan melalui pengurangan aktivitas yang tidak produktif. 5. Bekerja lebih efektif Dengan cara ini akan didapatkan output yang lebih banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan suatu cara berpikir yang dimulai dari menentukan suatu permasalahan, pengumpulan data baik melalui buku-buku panduan maupun studi lapangan, melakukan penelitian berdasarkan data yang ada sampai dengan penarikan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PTPN IV PKS Pabatu, berlokasi di desa pabatu kecamatan dolok merawan yang berjarak 07 km dari kota tebing tinggi dan 87 km dari kota medan serta 40 km dari kota pematang siantar. Penelitian dimulai pada bulan agustus 2009 hingga bulan September 2009.

4.2. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (deskriptif Research), yaitu penelitian yang berusaha untuk

memaparkan pemecahan masalah terhadap suatu masalah yang ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. Jadi penelitian ini meliputi proses pengumpulan, penyajian dan pengolahan data, serta analisis dan pemecahan masalah.

4.3. Rancangan Penelitian Tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian yaitu dimulai dari tahap perumusan masalah dan penetapan tujuan sampai pada tahap akhir adalah kesimpulan dan saran. Rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pendahuluan Pendahuluan penelitian dilakukan dengan pengenalan perusahaan, membuat permohonan tugas akhir pada jurusan dan perusahaan, konsultasi dengan koordinator tugas akhir dan dosen pembimbing, serta membuat proposal. 2. Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Menetapkan perumusan masalah dalam penelitian dan tujuan penelitian yang akan dilakukan. 3. Peninjauan Lapangan Peninjauan lapangan dilakukan untuk mengenal kondisi perusahaan dan menemukan permasalahan yang berkaitan dengan produktivas. 4. Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari perusahaan dikumpulkan dengan cara mencatat data yang tersedia di perusahaan dan melakukan wawancara dengan pihak perusahaan. Data yang diperlukan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan, laporan, buku dan bagian yang terkait. Data sekunder merupakan data yang telah dimiliki perusahaan, baik data umum perusahaan seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi dan proses produksi maupun data yang diperlukan dalam pengukuran produktivitas seperti data biaya material, gaji tenaga kerja, energi dan maintenence mesin.

5. Pengolahan Data Data yang diperoleh dari pengumpulan data akan diolah dengan dengan metode Marvin E. Mundel mengikuti tahapan-tahapan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. Perhitungan Deflator Perhitungan Harga Konstan Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) Perhitungan Agregat Output Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Perhitungan Indeks Produktivitas Total

6. Analisa Pemecahan Masalah Setelah dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode Marvin E Mundel, selanjutnya dilakukan penganalisaan terhadap indeks produktivitas perusahaan baik secara parsial maupun total. Sebagai tindak lanjut dari pengukuran produktivitas, dilakukan perencanaan peningkatan produktivitas terhadap perusahaan untuk mengetahui penyebab naik dan turunnya tingkat produktivitas perusahaan pada tiap periodenya. 7. Kesimpulan dan Saran Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan saran. Berdasarkan hasil analisis produktivitas yang dilakukan maka diperoleh suatu kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan dalam usaha peningkatan produktivitas oleh perusahaan.

Pendahuluan

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Peninjauan Lapangan

Studi Pustaka

Pengumpulan Data - Data Primer - Data Skunder

Pengolahan Data Menggunakan Metode Marvin E. Mundel

Analisa Pemecahan Masalah

Kesimpulan Dan Saran

4.1. Blok Diagram Tahapan Penelitian Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahapan pengolahan data yang dimulai dengan melakukan perhitungan deflator sampai dengan perhitungan Indeks produktivitas. Secara rinci tahapan-tahapan tersebut dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :

Perhitungan Deflator

Perhitungan Harga Konstan

Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP)

Perhitungan Agregat Output

Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial

Perhitungan Indeks Produktivitas Total

Gambar 4.2. Flow Chart Pengolahan Data

4.4. Objek Penelitian Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas dimana produktivitas ini dibagi menjadi produktivitas parsial dan produktivitas total yang terkait PTPN IV PKS Pabatu, tebing tinggi.

4.5.

Pelaksanaan Penelitian Pada penelitian ini dilaksanakan beberapa teknik pengumpulan data yang

mencakup: 1. Teknik observasi, yakni melakukan pengamatan langsung terhadap proses yang terjadi pada bagian produksi. 2. Teknik dokumentasi, yaitu memfoto copy data yang dibutuhkan untuk bahan penelitian yang ada di perusahaan. 3. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara atau

mensosialisasikan kepada pekerja dan asisten tentang dilakukannya penelitian ini, sehingga data yang diperoleh dapat dicapai secara akurat.

4.6.

Pengolahan Data menggunakan metode Marvin E Mundel Langkah langkah pengolahan data dengan menggunakan metode Marvin E

Mundel adalah sebagai berikut: 1. Deflator adalah penyeimbang atau penyesuaian harga terhadap faktor faktor yang datang dari perusahaan. Pada pengukuran produktifitas dengan menggunakan model mundel, data yang dikumpulkan adalah data biaya yang dikeluarkan selama periode pengukuran. Data yang dikumpulkan ini berupa biaya yang dikeluarkan berdasarkan current price yaitu harga berlaku yang ada pada setiap periode sehingga jika data ini langsung digunakan dalam perhitungan produktivitas, tentu saja perkembangan yang diukur tidak riil karena biaya tersebut dipengaruhi oleh perubahan harga yang terjadi pada setiap periode yang diakibatkan oleh adanya laju inflasi. Nilai deflator ini diperoleh dari indeks harga pada biro pusat statistik (BPS) yang selanjutnya digunakan untuk

memperoleh nilai konstan masukan. Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai deflator ini adalah: Deflator Bulan penelitian =

I . H Bulan Penelitian I .H BulanDasar I .H Bulan Dasar

2. Perhitungan Harga Konstan Harga berlaku yang ada di konstankan dengan nilai deflator. Untuk nilai output tidak perlu didefinisikan karena untuk mendapat nilai keluaran (output) setiap periode adalah dengan mengkalikan jumlah hasil produksi setiap periode dengan harga jual produk yang berlaku. Harga konstan ini dapat dihitung menggunakan rumus:
Nilai periode yang bersangkutan x 100 100 + deflator

3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) Setelah harga konstan setiap input diperoleh, maka dilakukan perhitungan total resources input partial yang merupakan penjumlahan dari seluruh input dengan harga konstan yang terdiri dari masukan biaya depresiasi, material, tenaga kerja, energi dan maintenance. RIP = Biaya depresiasi + biaya material + biaya tenaga kerja + biaya energi + biaya maintenance. 5. Perhitungan Agregat Output Pada langkah ini dilakukan perhitungan agregat output. Untuk mengetahui hasil output produksi maka digunakan rumus: Agregat Output = (Jumlah produksi minyak sawit x harga jual minyak CPO perkilogram) + (Jumlah produksi inti sawit x harga jual inti sawit perkilogram)

5. Perhitungan Indeks Produktivitas parsial Perhitungan indeks produktivitas parsial dengan membandingan nilai indeks salah satu input (biaya material, tenaga kerja, depresiasi, energi, maintenence) terhadap keluaran (output) yang dihasilkan perusahaan. 6. Perhitungan Indeks Produktivitas Total Perhitungan indeks produktivitas total adalah perbandingan nilai total nilai indeks produktivitas output dengan total nilai indeks produktivitas input suatu periode dengan indeks produktivitas periode sebelumnya.

AOMP AOBP IP Total = x 100 RIMP RIBP


IP AOMP AORP RIMP RIBP = Indeks Produktivitas = Output agregat untuk periode yang diukur = Output agregat untuk periode dasar = Input untuk periode yang diukur = Input untuk periode dasar

4.7. Analisis Pemecahan Masalah Setelah dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode Marvin E Mundel selanjutnya dilakukan penganalisaan terhadap hasil pengukuran dengan metode tersebut. Sebagai tindak lanjut dari pengukuran produktivitas, dilakukan perencanaan peningkatan produktivitas terhadap perusahaan untuk mengetahui penyebab naik turunnya tingkat produktivitas perusahaan pada tiap periodenya.

4.8. Kesimpulan dan Saran Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil analisa produktivitas yang dilakukan maka diperoleh suatu kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan dalam usaha peningkatan produktivitas oleh perusahaan.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Metode Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel Berikut ini akan disajikan data yang diperlukan dalam pengolahan data dengan menggunakan metode Marvin E Mundel. Data yang dikumpulkan antara lain : 1. 2. Jam olah pabrik tahun 2006 - 2008 di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi Biaya material, biaya gaji tenaga kerja, biaya energi, biaya pemeliharaan mesin & instalasi 3. Indeks harga tahun 2006 - 2008 mulai bulan januari desember diperoleh dari biro pusat statistik 4. Besar output setiap bulan, yang dimaksud dengan output adalah jumlah produksi minyak sawit dan inti sawit selama tahun 2006-2008. 5. Harga rata - rata minyak CPO dan Inti di PTPN IV PKS Pabatu selama tahun 2006 - 2008. yang

5.2.

Pengumpulan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel Berdasarkan data yang diperoleh dari PTPN IV PKS Pabatu data jam olah

pabrik dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1. Jam Olah Pabrik di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 jam 290 312,5 380 386 329,5 287 446,5 511,5 495 403,5 463 302,5 252,5 216,5 275 229,5 228,5 248 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 jam 339 443,25 278,5 288 260 236 254 268,5 298 193,5 347 318,5 424 519,25 538,25 450 404,5 361,25

Sumber : PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

5.2.1. Data Biaya Depresiasi Mesin dan Peralatan Penyusutan adalah nilai susutnya suatu barang modal tetap dalam kegiatan produksi, akibat bertambahnya umur barang modal tersebut. Dalam proses produksi PTPN IV PKS Pabatu menggunakan mesin dan peralatan. Menurut data yang diperoleh dari perusahaan nilai buku mesin dan peralatan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.64.958.402.381. dengan taksiran rata rata umur ekonomis 16 tahun. Nilai akhir dari mesin dan peralatan tersebut adalah Rp.52.711.996.809 Besarnya depresiasi mesin dan peralatan diperoleh dengan menggunakan depresiasi garis lurus (Straight Line). Depresiasi Tahunan =
Harga Awal - Harga Akhir Umur Peralatan

64.958.402.381 - 52.711.996.809 16

= Rp.765.400.348 / Tahun Perhitungan selanjutnya adalah menghitung depresiasi fasilitas perjamnya. Dengan demikian maka didapat rata rata depresiasi mesin dan peralatan perjamnya, dengan cara membagikan total depresiasi fasilitas pertahun dengan jumlah jam olah pabrik selama periode pengukuran. Jam olah pabrik selama januari 2006 desember 2008 adalah 12.278 jam. Sehingga diperoleh rata rata depresiasi mesin dan peralatan untuk setiap jamnya adalah: =
765.400.348 = Rp.62.339/ Jam 12.278

Depresiasi mesin perjam ini akan dipergunakan untuk menghitung total input partial dari depresiasi dengan cara menghitung input partial dari depresiasi tiap bulan selama periode pengukuran yaitu jam tersedia pada masing masing periode dikali depresiasi mesin perjamnya: Depresiasi = (Jam tersedia x Depresiasi mesin perjamnya) = 290 x 62.339 = Rp.18.078.310/ Bulan Dari hasil perhitungan untuk periode pengukuran dapat dilihat pada tabel 5.2. berikut ini: Tabel. 5.2. Data Biaya Depresiasi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Biaya (Rp) 18.078.310 19.480.938 23.688.820 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Biaya (Rp) 21.132.921 27.631.762 17.361.412

Tabel. 5.2. Input Partial ... (Lanjutan) Periode Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 24.062.854 20.509.531 17.891.293 27.834.364 31.886.399 30.857.805 25.153.787 28.862.957 18.857.548 15.740.598 13.496.394 17.143.225 14.306.801 14.244.462 15.460.072 Periode Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 17.953.632 16.208.140 14.712.004 15.834.106 16.738.022 18.577.022 12.062.597 21.631.633 19.854.972 26.431.736 32.369.526 33.553.967 28.052.550 25.216.126 22.519.964

5.2.2. Data Biaya Material Data ini meliputi biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengadaan material untuk pelaksanaan proses produksi kelapa sawit pada periode januari 2006 hingga desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut: Tabel 5.3.Data Biaya Material PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Biaya (Rp) 3.655.921.656 5.045.395.795 6.056.503.995 5.081.509.292 3.202.680.050 5.966.324.782 4.397.117.504 5.316.211.324 5.625.752.528 4.082.447.027 5.870.083.537 4.775.245.421 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Biaya (Rp) 4.973.827.319 6.636.880.823 3.392.921.740 2.163.100.395 5.736.804.563 3.366.939.131 5.075.564.479 6.894.288.005 9.441.512.216 4.649.863.283 16.458.604.413 9.451.358.280

Tabel 5.3.Data Biaya Material (Lanjutan) Periode Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 3.015.121.261 3.193.978.569 3.825.484.906 3.521.858.535 4.711.146.788 5.577.041.183 Periode Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 8.065.587.420 7.557.082.636 6.295.832.362 5.206.211.304 4.791.044.950 2.716.664.007

Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

5.2.3. Data Biaya Tenaga Kerja Data ini meliputi biaya tenaga kerja di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi dalam pelaksanaan proses produksi kelapa sawit pada periode januari 2006 hingga desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.4. berikut: Tabel 5.4.Data Biaya Tenaga Kerja PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 132.557.114 158.478.797 251.626.546 184.836.231 184.355.656 254.849.520 162.641.156 223.430.611 197.701.653 223.549.545 281.023.020 211.187.980 177.080.046 185.664.173 315.046.160 229.530.847 231.699.249 270.985.735 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 189.784.780 221.584.892 290.220.329 122.574.390 167.584.931 182.871.052 160.505.157 193.702.011 290.155.879 251.602.604 269.971.047 270.552.912 195.392.373 274.088.845 297.875.899 198.040.536 243.154.617 220.000.020

Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

5.2.4. Data Biaya Energi Data ini meliputi biaya energi di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi dalam pelaksanaan proses produksi kelapa sawit pada periode januari 2006 hingga desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut: Tabel 5.5.Data Biaya Energi PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 152.864.490 112.296.210 212.609.808 158.512.493 145.945.736 193.124.314 149.428.929 178.855.363 194.404.622 178.572.702 187.063.303 187.898.823 188.600.423 175.163.836 179.687.496 172.489.388 178.814.181 225.477.686 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 176.958.101 169.721.920 194.827.512 174.999.238 186.115.601 221.248.920 148.019.167 164.494.321 182.678.801 197.206.821 193.352.298 183.417.510 167.124.605 180.056.458 183.007.084 210.018.883 166.219.539 229.423.114

Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

5.2.5. Data Biaya Maintenence Data ini meliputi biaya pemeliharaan dan perawatan serta perbaikan mesin dan peralatan di PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi selama periode januari 2006 hingga desember 2008 dapat dilihat pada tabel 5.6. berikut:

Tabel 5.6.Data Biaya Maintenence PTPN IV PKS Pabatu,Tebing Tinggi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 242.612.519 217.944.483 459.849.197 322.907.019 566.111.725 684.212.339 435.557.920 529.453.925 226.491.483 228.315.392 247.812.057 342.167.525 315.152.677 512.830.168 469.083.959 308.788.478 370.578.639 431.865.197 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 349.249.364 311.332.079 206.467.490 169.161.770 300.986.088 538.404.971 166.420.950 339.194.562 274.601.693 271.029.724 405.060.099 370.140.837 538.637.710 302.628.734 929.477.812 297.279.874 369.039.058 534.442.873

Sumber : Laporan Manajemen Bulanan (LMB) PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

5.2.6. Data Indeks Harga Tabel 5.7.Data Indeks Harga Januari 2006 Sampai Desember 2008 Indeks Harga Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Material 326,27 332,40 362,09 349,90 351,78 345,60 347,49 337,11 341,35 343,76 345,90 364,07 372,8 Tenaga Kerja 404,11 407,94 416,66 416,98 418,64 420,08 421,09 421,69 421,69 429,85 440,07 436,65 460,4 Depresiasi 275,08 279,84 280,30 280,36 280,79 285,35 285,03 284,93 284,96 289,96 290,55 290,11 302,2 Energi 134,20 135,29 136,36 137,41 138,16 139,14 140,31 141,14 141,86 152,90 154,14 154,68 158,67 Maintenence 325,71 327,20 327,20 327,64 338,21 338,66 338,66 338,66 338,66 339,14 339,14 340,96 332,2

Tabel 5.7.Data Indeks Harga (Lanjutan) Indeks Harga Periode Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Material 375,5 374,8 376,3 409,7 391,0 383,6 385,6 404,8 424,9 433,4 447,6 440,23 435,69 440,85 440,79 449,06 464,57 462,55 465,56 474,70 477,88 485,25 497,28 Tenaga Kerja 465,2 475,0 475,0 475,0 475,0 475,0 500,4 500,4 500,4 500,4 500,4 513,80 514,13 519,96 519,96 522,23 533,32 534,58 546,49 547,12 547,75 547,75 560,19 Depresiasi 304,4 304,4 304,4 304,4 304,4 304,4 304,4 304,4 304,4 308,8 304,4 320,61 321,57 321,55 321,66 323,83 325,70 326,66 327,58 327,62 331,70 331,76 334,41 Energi 164,35 164,99 165,66 166,28 166,45 166,61 166,93 167,16 168,25 169,08 170,92 171,04 171,39 171,16 170,73 171,10 172,27 17242 173,04 173,77 174,03 175,10 176,51 Maintenence 344,4 346,2 346,2 346,2 346,2 344,5 357,3 357,3 357,3 357,3 357,3 357,33 362,85 362,85 362,85 362,85 380,49 380,49 374,25 376,84 376,84 376,84 376,84

Sumut dalam angka (2007,2008,2009), BPS Sumatera Utara

5.2.7. Jumlah Produksi Di PTPN IV PKS Pabatu Dari Januari 2006 Sampai Desember 2008 PTPN IV PKS Pabatu menghasilkan produk minyak CPO dan inti sawit. Tabel 5.8. berikut ini menunjukkan jumlah produk yang dihasilkan selama periode januari 2006 sampai desember 2008

Tabel 5.8. Jumlah Produksi Selama Periode Pengukuran Produktivitas Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Jumlah Produksi (Kg) 6.933.420 9.253.090 10.486.820 9.056.160 9.482.820 9.377.050 10.927.760 12.827.960 12.285.280 8.255.960 11.306.960 8.888.230 6.447.620 6.576.880 7.191.500 6.309.390 6.561.530 7.065.070 8.484.600 10.518.760 6.632.900 7.202.180 7.489.220 6.837.650 7.251.720 7.802.680 8.595.260 5.728.700 10.910.640 9.333.880 9.746.990 11.782.160 10.990.670 9.338.870 8.095.110 8.945.110 Minyak (Kg) 1.489.083 1.965.109 2.226.582 1.842.300 2.056.471 2.061.189 2.377.843 2.792.556 2.681.157 1.796.719 2.458.696 1.900.901 1.400.960 1.465.758 1.612.125 1.436.995 1.468.169 1.562.106 1.892.994 2.245.841 1.452.398 1.695.006 1.751.670 1.611.927 1.704.622 1.840.046 1.982.982 1.363.886 2.503.802 2.104.924 2.219.925 2.689.632 2.511.218 2.231.775 2.000.960 2.222.067 Inti Sawit (Kg) 310.690 429.520 523.730 411.220 430.720 452.970 534.690 622.630 595.370 376.870 525.520 417.841 312.009 306.760 341.710 301.160 313.240 334.430 404.810 513.940 340.790 370.580 365.710 338.310 347.820 389.780 434.630 296.220 507.130 452.370 479.740 680.340 541.310 462.060 406.730 446.320

Sumber : PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

5.2.8. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di PTPN IV PKS Pabatu Selama Tahun 2006 - 2008. Pada tabel 5.9. berikut menunjukkan harga rata - rata minyak CPO dan Inti sawit di PTPN IV PKS Pabatu selama tahun 2006 2008. Tabel 5.9. Harga Rata - Rata Minyak CPO dan Inti Sawit Di PTPN IV PKS Pabatu Selama Tahun 2006 2008 Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Minyak CPO (Rp) 4552,06 4124,09 3330,76 3257,80 3341,29 3245,05 3490,81 3854,66 3690,48 3696,62 4016,36 4544,36 4445,07 4703,43 4922,99 5653,28 5996,64 6204,67 7598,64 6529,64 6443,50 5537,27 7210,99 7109,70 8069,14 8879,59 8875,38 8328,56 8966,24 8652,17 Inti Sawit (Rp) 1941,46 1973,70 1881,95 1803,77 1788,22 1737,01 1745,99 1799,68 1731,16 1722,42 1851,37 2123,49 2272,13 2320,99 2414,96 2718,40 2926,04 3072,81 3626,79 3334,07 3417,31 3615,90 3858,86 3869,41 4395,17 4704,23 4623,75 4380,28 4672,50 4714,22

Tabel 5.9. Harga Rata - Rata ..(Lanjutan) Periode Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Minyak CPO (Rp) 6278,03 5336,28 3994,82 4423,83 4772,59 4256,18 Inti Sawit (Rp)) 4395,17 4704,23 4623,75 4380,28 4672,50 4714,22

Sumber : PTPN IV PKS Pabatu, Tebing Tinggi

5.3. Pengolahan Data Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel Metode ini dimulai dengan perhitungan deflator berdasarkan indeks harga yang diperoleh dari BPS, selanjutnya deflator tersebut digunakan untuk mendapatkan harga konstan dari setiap input. dengan harga konstan ini akan digunakan untuk menghitung resources input partial (RIP) dan dari segi output yang dihasilkan akan dilakukan perhitungan agregat output. Indeks produktivitas diperoleh dengan membandingkan antara agregat output dengan resources input partial (RIP).

5.3.1. Perhitungan Deflator Nilai Deflator digunakan untuk memperoleh nilai konstan masukan. Nilai deflator diperoleh dari indeks harga tahun 2006,2007,2008. Nilai deflator dicari menggunakan rumus: Deflator Bulan penelitian =

I . H Bulan Penelitian I .H BulanDasar I .H Bulan Dasar

5.3.1.1. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Depresiasi Deflator (Februari 2006) = I.H Feb 06 - I.H Jan 06 I.H Jan 06 =

279,84 - 275,08 275,08

= 0,017

Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya material pada periode berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.10.berikut: Tabel 5.10.Deflator untuk Biaya Depresiasi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Indeks Harga 275,08 279,84 280,30 280,36 280,79 285,35 285,03 284,93 284,96 289,96 290,55 290,11 302,2 304,4 304,4 304,4 304,4 304,4 Deflator 0 0,017 0,018 0,019 0,020 0,037 0,036 0,035 0,035 0,054 0,056 0,054 0,098 0,106 0,106 0,106 0,106 0,106 Bulan Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Indeks Harga 304,4 304,4 304,4 304,4 308,8 304,4 320,61 321,57 321,55 321,66 323,83 325,70 326,66 327,58 327,62 331,70 331,76 334,41 Deflator 0,106 0,106 0,106 0,106 0,122 0,106 0,165 0,169 0,168 0,169 0,177 0,184 0,187 0,190 0,190 0,205 0,206 0,215

5.3.1.2. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Material Deflator (Februari 2006) =


I H Feb 06 - I H Jan 06 I H Jan 06

332,4 - 326,27 326,27

= 0,018 Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya material pada periode berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.11.berikut: Tabel 5.11.Deflator untuk Biaya Material Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Indeks Harga 326,27 332,40 362,09 349,90 351,78 345,60 347,49 337,11 341,35 343,76 345,90 364,07 372,8 375,5 374,8 376,3 409,7 391,0 Deflator 0 0,018 0,109 0,072 0,078 0,059 0,065 0,033 0,046 0,053 0,060 0,115 0,142 0,150 0,148 0,153 0,255 0,198 Bulan Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Indeks Harga 383,6 385,6 404,8 424,9 433,4 447,6 440,23 435,69 440,85 440,79 449,06 464,57 462,55 465,56 474,70 477,88 485,25 497,28 Deflator 0,175 0,181 0,240 0,302 0,328 0,371 0,349 0,335 0,351 0,350 0,376 0,423 0,417 0,426 0,454 0,464 0,487 0,524

5.3.1.3. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Tenaga Kerja Deflator (Februari 2006) =
I H Feb 06 - I H Jan 06 I H Jan 06

407,94 - 404,11 404,11

= 0,009 Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya tenaga kerja pada periode berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.12.berikut:

Tabel 5.12.Deflator untuk Biaya Tenaga Kerja Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Indeks Harga 404,11 407,94 416,66 416,98 418,64 420,08 421,09 421,69 421,69 429,85 440,07 436,65 460,4 465,2 475,0 475,0 475,0 475,0 Deflator 0 0,009 0,031 0,031 0,035 0,039 0,042 0,043 0,043 0,063 0,088 0,080 0,139 0,151 0,175 0,175 0,175 0,175 Bulan Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Indeks Harga 475,0 500,4 500,4 500,4 500,4 500,4 513,80 514,13 519,96 519,96 522,23 533,32 534,58 546,49 547,12 547,75 547,75 560,19 Deflator 0,175 0,238 0,238 0,238 0,238 0,238 0,271 0,272 0,286 0,286 0,292 0,319 0,322 0,352 0,353 0,355 0,355 0,386

5.3.1.4. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Energi Deflator (Februari 2006) =


I H Feb 06 - I H Jan 06 I H Jan 06

135,29 - 134,20 134,20

= 0,008 Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya energi pada periode berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.13.berikut:

Tabel 5.13.Deflator untuk Biaya Energi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Indeks Harga 134,20 135,29 136,36 137,41 138,16 139,14 140,31 141,14 141,86 152,90 154,14 154,68 158,67 164,35 164,99 165,66 166,28 166,45 Deflator 0 0,008 0,016 0,023 0,029 0,036 0,045 0,051 0,057 0,139 0,148 0,152 0,182 0,224 0,229 0,234 0,239 0,240 Bulan Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Indeks Harga 166,61 166,93 167,16 168,25 169,08 170,92 171,04 171,39 171,16 170,73 171,10 172,27 172,42 173,04 173,77 174,03 175,10 176,51 Deflator 0,241 0,243 0,245 0,253 0,259 0,273 0,274 0,277 0,275 0,272 0,274 0,283 0,284 0,289 0,294 0,296 0,304 0,315

5.3.1.5. Perhitungan Deflator Untuk Biaya Maintenance Deflator (Februari 2006) = I H Feb 06 - I H Jan 06 I H Jan 06 =

327,20 - 325,71 325,71

= 0,004 Hasil Perhitungan nilai deflator untuk biaya maintenance pada periode berikutnya dapat dilihat pada tabel 5.14.berikut:

Tabel 5.14.Deflator untuk Biaya Maintenance Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Indeks Harga 325,71 327,20 327,20 327,64 338,21 338,66 338,66 338,66 338,66 339,14 339,14 340,96 332,2 344,4 346,2 346,2 346,2 346,2 Deflator 0 0,004 0,004 0,005 0,038 0,039 0,039 0,039 0,039 0,041 0,041 0,046 0,019 0,057 0,062 0,062 0,062 0,062 Bulan Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Indeks Harga 344,5 357,3 357,3 357,3 357,3 357,3 357,33 362,85 362,85 362,85 362,85 380,49 380,49 374,25 376,84 376,84 376,84 376,84 Deflator 0,057 0,096 0,096 0,096 0,096 0,096 0,097 0,114 0,114 0,114 0,114 0,168 0,168 0,149 0,156 0,156 0,156 0,156

5.3.2. Perhitungan Harga Konstan Harga harga berlaku yang ada, di konstankan dengan nilai deflator. Dibutuhkan suatu harga konstan yang berfungsi sebagai penyeimbang terhadap berbagai kondisi perekonomian yang dapat mempengaruhi harga - harga yang berlaku. Harga konstan ini akan diperhitungkan dengan menggunakan rumus:
Nilai periode yang bersangkutan x 100 100 + deflator

Contoh harga konstan untuk biaya material bulan februari 2006 adalah:
Nilai periode yang bersangkutan x 100 19.480.938 x 100 = = 19.477.627 100 + 0,017 100 + deflator

5.3.2.1. Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi (RIP1) Nilai harga konstan masukan depresiasi mesin untuk setiap periode pengukurannya dapat dilihat pada table 5.15. berikut:

Tabel 5.15. Harga Konstan Masukan Biaya Depresiasi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 18.078.310 19.477.627 23.684.557 24.058.283 20.505.430 17.884.676 27.824.347 31.875.243 30.847.009 25.140.211 28.846.803 18.847.370 15.725.187 13.482.103 17.125.072 14.291.652 14.229.379 15.443.702 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 21.110.544 27.602.503 17.343.028 17.934.621 16.188.390 14.696.426 15.808.023 16.709.782 18.545.865 12.042.246 21.593.413 19.818.506 26.382.401 32.308.141 33.490.335 27.995.160 25.164.288 22.471.650

5.3.2.2. Harga Konstan Masukan Biaya Material (RIP2) Nilai harga konstan masukan material untuk setiap periode

pengukurannya dapat dilihat pada table 5.16. berikut: Tabel 5.16. Harga Konstan Masukan Biaya Material Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Biaya (Rp) 3.655.921.656 5.044.487.787 6.049.909.594 5.077.853.238 3.200.183.907 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Biaya (Rp) 4.965.138.327 6.624.889.773 3.384.798.224 2.156.587.501 5.718.049.361

Tabel 5.16. Harga Konstan Masukan Biaya Material (Lanjutan) Periode Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 5.962.806.726 4.394.261.234 5.314.457.553 5.623.165.872 4.080.284.476 5.866.563.599 4.769.760.197 3.010.845.860 3.189.194.777 3.819.831.555 3.516.478.323 4.699.163.920 5.566.020.462 Periode Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 3.354.493.958 5.057.912.365 6.871.269.253 9.408.488.422 4.633.645.524 16.396.951.874 9.411.547.434 8.032.093.590 7.525.026.025 6.267.378.464 5.182.166.054 4.767.825.639 2.702.502.892

5.3.2.3. Harga Konstan Masukan Tenaga Kerja Nilai harga konstan masukan tenaga kerja untuk setiap periode pengukurannya dapat dilihat pada table 5.17. berikut: Tabel 5.17. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja (RIP3) Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Biaya (Rp) 132.557.114 158.464.535 251.548.566 184.778.950 184.291.154 254.750.167 162.572.875 223.334.577 197.616.678 223.408.798 280.775.937 211.019.165 176.834.246 185.384.243 314.495.792 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Biaya (Rp) 189.453.237 221.058.772 289.531.245 122.283.356 167.187.026 182.436.852 160.071.364 193.176.571 289.328.400 250.885.073 269.185.027 269.692.593 194.765.229 273.127.436 296.828.096

Tabel 5.17. Harga Konstan Masukan Biaya Tenaga Kerja (Lanjutan) Periode Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 229.129.870 231.294.484 270.512.338 Periode Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 197.339.979 242.294.472 219.154.085

5.3.2.4.Harga Konstan Masukan Biaya Energi (RIP4) Nilai harga konstan masukan energi untuk setiap periode

pengukurannya dapat dilihat pada table 5.18. berikut: Tabel 5.18. Harga Konstan Masukan Biaya Energi Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 152.864.490 112.287.227 212.575.796 158.476.044 145.903.424 193.054.814 149.361.716 178.764.193 194.293.875 178.324.831 186.786.858 187.613.650 188.257.794 174.772.346 179.276.952 172.086.705 178.387.834 224.937.835 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 176.532.657 169.310.496 194.351.351 174.557.607 185.634.807 220.646.555 147.614.703 164.039.930 182.177.812 196.671.874 192.823.960 182.899.903 166.651.315 179.537.594 182.470.620 209.399.062 165.715.763 228.702.701

5.3.2.5. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance (RIP5) Nilai harga konstan masukan maintenance untuk setiap periode pengukurannya dapat dilihat pada Pada table 5.19. berikut:

Tabel 5.19. Harga Konstan Masukan Biaya Maintenance Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 Biaya (Rp) 242.612.519 217.935.766 459.830.804 322.890.875 565.896.684 683.945.600 435.388.119 529.247.519 226.403.186 228.221.821 247.710.496 342.010.200 315.092.809 512.538.021 468.793.307 308.597.148 370.349.023 431.597.607 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 Biaya (Rp) 349.050.405 311.033.487 206.269.471 168.999.531 300.697.419 537.888.598 166.259.678 338.808.321 274.289.004 270.721.102 404.598.856 369.520.043 537.734.316 302.178.488 928.030.085 296.816.840 368.464.254 533.610.441

5.3.3. Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) Setelah harga konstan setiap masukan didapatkan maka dilakukan perhitungan total resources input partial (RIP) yang merupakan penjumlahan dari seluruh input harga konstan. Sebagai contoh perhitungan total RIP untuk bulan januari 2006 adalah sebagai berikut: RIP Total = 18.078.310+ 3.655.921.656+ 132.557.114+152.864.490+242.612.519 = Rp 4.202.034.089

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 5.20. berikut:

Tabel 5.20. Hasil Perhitungan Total Resources Input Partial (RIP) Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 RIP Total (Rp) 4.202.034.089 5.552.652.942 6.997.549.317 5.768.057.389 4.116.780.599 7.112.441.983 5.169.408.291 6.277.679.084 6.272.326.619 4.735.380.135 6.610.683.693 5.529.250.582 3.706.755.896 4.075.371.490 4.799.522.678 4.240.583.698 5.493.424.640 6.508.511.943 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Juni 08 Mei 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 RIP Total (Rp) 5.701.285.170 7.353.895.030 4.092.293.319 2.640.362.615 6.387.757.002 4.310.162.389 5.547.666.133 7.584.003.857 10.172.829.503 5.363.965.819 17.285.153.130 10.253.478.479 8.957.626.851 8.312.177.684 7.708.197.600 5.913.717.095 5.569.464.416 3.706.441.768

5.3.4. Perhitungan Agregat Output Nilai agregat output setiap bulan mulai tahun 2006-2008 dapat diperoleh dengan mengalikan jumlah output (minyak dan inti sawit) dengan harga per kilogram. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai penjualan adalah : Agregat Output = (Jumlah produksi minyak sawit bulan penelitian x harga jual minyak CPO perkilogram) + (Jumlah produksi inti sawit bulan penelitian x harga jual inti sawit perkilogram) Agregat Output = (1.489.083 x 4552,06) + (310.690 x 1941,46) = Rp. 7.381.586.925

Dengan cara yang sama maka akan diperoleh nilai output untuk bulan selanjutnya, nilai output selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.21. berikut: Tabel 5.21. Agregat Output Untuk Periode Pengukuran Periode Jan 06 Feb 06 Mar 06 Apr 06 Mei 06 Juni 06 Juli 06 Agust 06 Sept 06 Okt 06 Nop 06 Des 06 Jan 07 Feb 07 Mar 07 Apr 07 Mei 07 Juni 07 AOP (Rp) 7.381.586.925 8.952.031.202 8.401.843.890 6.743.592.762 7.641.490.498 7.475.480.489 9.234.171.488 11.884.874.049 10.925.445.953 7.290.915.301 10.847.943.125 9.525.655.721 6.936.291.946 7.606.077.781 8.761.686.821 8.942.409.307 9.720.629.567 10.719.987.536 Periode Juli 07 Agust 07 Sept 07 Okt 07 Nop 07 Des 07 Jan 08 Feb 08 Mar 08 Apr 08 Mei 08 Juni 08 Juli 08 Agust 08 Sept 08 Okt 08 Nop 08 Des 08 AOP (Rp) 15.852.332.818 16.378.042.840 10.523.110.736 10.725.679.828 14.042.505.511 12.769.376.874 15.283.566.455 18.172.475.881 19.609.346.733 12.656.729.081 24.819.243.611 20.344.740.071 15.455.599.704 16.564.271.492 11.234.674.414 10.640.060.696 10.299.011.221 11.065.534.568

5.3.5. Perhitungan Indeks Produktivitas Parsial Produktivitas parsial didapat dari perbandingan salah satu input (biaya material, tenaga kerja, depresiasi, energi juga maintenence) terhadap keluaran (output).

5.3.5.1.Produktivitas Depresiasi Produktivitas depresiasi adalah perbandingan antara indeks keluaran dengan indeks depresiasi. Dengan menggunakan rumus indeks produktivitas maka indeks produktivitas untuk bulan februari dapat dihitung:

AOMP 8.952.031.202 AOBP x 100 = 7.381.586.925 x 100 = 107,74 IP Parsial = 19.477.627 RIMP 18.078.310 RIBP

Dengan cara yang sama dapat ditentukan indeks produktivitas untuk bulan bulan berikutnya seperti pada tabel 5.22. berikut: Tabel 5.22. Indeks Produktivitas Penggunaan Depresiasi Keluaran Depresiasi (Rp) Jan-06 7.381.586.925 Feb-06 8.952.031.202 Mar-06 8.401.843.890 Apr-06 6.743.592.762 Mei-06 7.641.490.498 Jun-06 7.475.480.489 Jul-06 9.234.171.488 Agust-06 11.884.874.049 Sep-06 10.925.445.953 Okt-06 7.290.915.301 Nop-06 10.847.943.125 Des-06 9.525.655.721 Jan-07 6.936.291.946 Feb-07 7.606.077.781 Mar-07 8.761.686.821 Apr-07 8.942.409.307 Mei-07 9.720.629.567 Jun-07 10.719.987.536 Jul-07 15.852.332.818 Agust-07 16.378.042.840 Sep-07 10.523.110.736 Okt-07 10.725.679.828 Nop-07 14.042.505.511 Des-07 12.769.376.874 Jan-08 15.283.566.455 Feb-08 18.172.475.881 Mar-08 19.609.346.733 Apr-08 12.656.729.081 Mei-08 24.819.243.611 Periode Indeks Keluaran 1,000 1,213 1,138 0,914 1,035 1,013 1,251 1,610 1,480 0,988 1,470 1,290 0,940 1,030 1,187 1,211 1,317 1,452 2,148 2,219 1,426 1,453 1,902 1,730 2,070 2,462 2,657 1,715 3,362 Masukan Depresiasi (RP) 18.078.310 19.477.627 23.684.557 24.058.283 20.505.430 17.884.676 27.824.347 31.875.243 30.847.009 25.140.211 28.846.803 18.847.370 15.725.187 13.482.103 17.125.072 14.291.652 14.229.379 15.443.702 21.110.544 27.602.503 17.343.028 17.934.621 16.188.390 14.696.426 15.808.023 16.709.782 18.545.865 12.042.246 21.593.413 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,000 100,00 1,077 107,74 1,310 131,01 1,331 133,08 1,134 113,43 0,989 98,93 1,539 153,91 1,763 176,32 1,706 170,63 1,391 139,06 1,596 159,57 1,043 104,25 0,870 86,98 0,746 74,58 0,947 94,73 0,791 79,05 0,787 78,71 0,854 85,43 1,168 116,77 1,527 152,68 0,959 95,93 0,992 99,21 0,895 89,55 0,813 81,29 0,874 87,44 0,924 92,43 1,026 102,59 0,666 66,61 1,194 119,44

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Tabel 5.22. Indeks Produktivitas Penggunaan Depresiasi (Lanjutan) Keluaran Depresiasi (Rp) 20.344.740.071 15.455.599.704 16.564.271.492 11.234.674.414 10.640.060.696 10.299.011.221 11.065.534.568 Indeks Keluaran 2,756 2,094 2,244 1,522 1,441 1,395 1,499 Masukan Depresiasi (RP) 19.818.506 26.382.401 32.308.141 33.490.335 27.995.160 25.164.288 22.471.650 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,096 109,63 1,459 145,93 1,787 178,71 1,853 185,25 1,549 154,85 1,392 139,20 1,243 124,30

No 30 31 32 33 34 35 36

Periode Jun-08 Jul-08 Agust-08 Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08

5.3.5.2.Produktivitas Material Produktivitas material adalah perbandingan antara indeks keluaran dengan indeks material. Indeks produktivitas penggunaan material setiap periodenya dapat dilihat pada tabel 5.23 berikut: Tabel 5.23. Indeks Produktivitas Penggunaan Material Keluaran Material (Rp) Jan-06 7.381.586.925 Feb-06 8.952.031.202 Mar-06 8.401.843.890 Apr-06 6.743.592.762 Mei-06 7.641.490.498 Jun-06 7.475.480.489 Jul-06 9.234.171.488 Agust-06 11.884.874.049 Sep-06 10.925.445.953 Okt-06 7.290.915.301 Nop-06 10.847.943.125 Des-06 9.525.655.721 Jan-07 6.936.291.946 Feb-07 7.606.077.781 Mar-07 8.761.686.821 Apr-07 8.942.409.307 Mei-07 9.720.629.567 Periode Indeks Keluaran 1,000 1,213 1,138 0,914 1,035 1,013 1,251 1,610 1,480 0,988 1,470 1,290 0,940 1,030 1,187 1,211 1,317 Masukan Material (RP) 3.655.921.656 5.044.487.787 6.049.909.594 5.077.853.238 3.200.183.907 5.962.806.726 4.394.261.234 5.314.457.553 5.623.165.872 4.080.284.476 5.866.563.599 4.769.760.197 3.010.845.860 3.189.194.777 3.819.831.555 3.516.478.323 4.699.163.920 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,000 100 1,380 87,89 1,655 68,78 1,389 65,77 0,875 118,26 1,631 62,09 1,202 104,08 1,454 110,76 1,538 96,23 1,116 88,50 1,605 91,58 1,305 98,91 0,824 114,10 0,872 118,12 1,045 113,60 0,962 125,95 1,285 102,45

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Tabel 5.23. Indeks Produktivitas Penggunaan Material (Lanjutan) Keluaran Material (Rp) 10.719.987.536 15.852.332.818 16.378.042.840 10.523.110.736 10.725.679.828 14.042.505.511 12.769.376.874 15.283.566.455 18.172.475.881 19.609.346.733 12.656.729.081 24.819.243.611 20.344.740.071 15.455.599.704 16.564.271.492 11.234.674.414 10.640.060.696 10.299.011.221 11.065.534.568 Indeks Keluaran 1,452 2,148 2,219 1,426 1,453 1,902 1,730 2,070 2,462 2,657 1,715 3,362 2,756 2,094 2,244 1,522 1,441 1,395 1,499 Masukan Indeks Indeks Material Produktivitas Masukan (RP) (%) 5.566.020.462 1,522 95,39 4.965.138.327 1,358 158,13 6.624.889.773 1,812 122,44 3.384.798.224 0,926 153,98 2.156.587.501 0,590 246,32 5.718.049.361 1,564 121,63 3.354.493.958 0,918 188,53 5.057.912.365 1,383 149,66 6.871.269.253 1,879 130,99 9.408.488.422 2,573 103,23 4.633.645.524 1,267 135,28 16.396.951.874 4,485 74,97 9.411.547.434 2,574 107,06 8.032.093.590 2,197 95,30 7.525.026.025 2,058 109,02 6.267.378.464 1,714 88,78 5.182.166.054 1,417 101,69 4.767.825.639 1,304 106,98 2.702.502.892 0,739 202,79

No 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Periode Jun-07 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Nop-07 Des-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08 Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08

5.3.5.3.Produktivitas Tenaga Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah perbandingan antara indeks keluaran dengan indeks tenaga kerja. Indeks produktivitas penggunaan tenaga kerja setiap periodenya dapat dilihat pada tabel 5.24.berikut : Tabel 5.24. Indeks Produktivitas Penggunaan Tenaga Kerja Keluaran Tenaga Kerja (Rp) 7.381.586.925 8.952.031.202 8.401.843.890 6.743.592.762 7.641.490.498 7.475.480.489 Indeks Keluaran 1,000 1,213 1,138 0,914 1,035 1,013 Masukan Tenaga Kerja (RP) 132.557.114 158.464.535 251.548.566 184.778.950 184.291.154 254.750.167 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,000 100 1,195 101,45 1,898 59,98 1,394 65,54 1,390 74,46 1,922 52,70

No 1 2 3 4 5 6

Periode Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Jun-06

Tabel 5.24. Indeks Produktivitas Penggunaan Tenaga Kerja (Lanjutan) Keluaran Tenaga Kerja (Rp) Jul-06 9.234.171.488 Agust-06 11.884.874.049 Sep-06 10.925.445.953 Okt-06 7.290.915.301 Nop-06 10.847.943.125 Des-06 9.525.655.721 Jan-07 6.936.291.946 Feb-07 7.606.077.781 Mar-07 8.761.686.821 Apr-07 8.942.409.307 Mei-07 9.720.629.567 Jun-07 10.719.987.536 Jul-07 15.852.332.818 Agust-07 16.378.042.840 Sep-07 10.523.110.736 Okt-07 10.725.679.828 Nop-07 14.042.505.511 Des-07 12.769.376.874 Jan-08 15.283.566.455 Feb-08 18.172.475.881 Mar-08 19.609.346.733 Apr-08 12.656.729.081 Mei-08 24.819.243.611 Jun-08 20.344.740.071 Jul-08 15.455.599.704 Agust-08 16.564.271.492 Sep-08 11.234.674.414 Okt-08 10.640.060.696 Nop-08 10.299.011.221 Des-08 11.065.534.568 Periode Indeks Keluaran 1,251 1,610 1,480 0,988 1,470 1,290 0,940 1,030 1,187 1,211 1,317 1,452 2,148 2,219 1,426 1,453 1,902 1,730 2,070 2,462 2,657 1,715 3,362 2,756 2,094 2,244 1,522 1,441 1,395 1,499 Masukan Tenaga Kerja (RP) 162.572.875 223.334.577 197.616.678 223.408.798 280.775.937 211.019.165 176.834.246 185.384.243 314.495.792 229.129.870 231.294.484 270.512.338 189.453.237 221.058.772 289.531.245 122.283.356 167.187.026 182.436.852 160.071.364 193.176.571 289.328.400 250.885.073 269.185.027 269.692.593 194.765.229 273.127.436 296.828.096 197.339.979 242.294.472 219.154.085 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,226 102,00 1,685 95,56 1,491 99,28 1,685 58,61 2,118 69,38 1,592 81,06 1,334 70,44 1,399 73,68 2,373 50,03 1,729 70,09 1,745 75,47 2,041 71,16 1,429 150,26 1,668 133,05 2,184 65,27 0,922 157,51 1,261 150,83 1,376 125,69 1,208 171,46 1,457 168,93 2,183 121,71 1,893 90,59 2,031 165,57 2,035 135,47 1,469 142,50 2,060 108,91 2,239 67,97 1,489 96,82 1,828 76,33 1,653 90,67

No 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

5.3.5.4.Produktivitas Energi Produktivitas energi adalah perbandingan antara indeks keluaran dengan indeks energi. Indeks produktivitas penggunaan energi setiap periodenya dapat dilihat pada tabel 5.25. berikut:

Tabel 5.25. Indeks Produktivitas Penggunaan Energi Keluaran Energi (Rp) Jan-06 7.381.586.925 Feb-06 8.952.031.202 Mar-06 8.401.843.890 Apr-06 6.743.592.762 Mei-06 7.641.490.498 Jun-06 7.475.480.489 Jul-06 9.234.171.488 Agust-06 11.884.874.049 Sep-06 10.925.445.953 Okt-06 7.290.915.301 Nop-06 10.847.943.125 Des-06 9.525.655.721 Jan-07 6.936.291.946 Feb-07 7.606.077.781 Mar-07 8.761.686.821 Apr-07 8.942.409.307 Mei-07 9.720.629.567 Jun-07 10.719.987.536 Jul-07 15.852.332.818 Agust-07 16.378.042.840 Sep-07 10.523.110.736 Okt-07 10.725.679.828 Nop-07 14.042.505.511 Des-07 12.769.376.874 Jan-08 15.283.566.455 Feb-08 18.172.475.881 Mar-08 19.609.346.733 Apr-08 12.656.729.081 Mei-08 24.819.243.611 Jun-08 20.344.740.071 Jul-08 15.455.599.704 Agust-08 16.564.271.492 Sep-08 11.234.674.414 Okt-08 10.640.060.696 Nop-08 10.299.011.221 Des-08 11.065.534.568 Periode Indeks Keluaran 1,000 1,213 1,138 0,914 1,035 1,013 1,251 1,610 1,480 0,988 1,470 1,290 0,940 1,030 1,187 1,211 1,317 1,452 2,148 2,219 1,426 1,453 1,902 1,730 2,070 2,462 2,657 1,715 3,362 2,756 2,094 2,244 1,522 1,441 1,395 1,499 Masukan Energi (RP) 152.864.490 112.287.227 212.575.796 158.476.044 145.903.424 193.054.814 149.361.716 178.764.193 194.293.875 178.324.831 186.786.858 187.613.650 188.257.794 174.772.346 179.276.952 172.086.705 178.387.834 224.937.835 176.532.657 169.310.496 194.351.351 174.557.607 185.634.807 220.646.555 147.614.703 164.039.930 182.177.812 196.671.874 192.823.960 182.899.903 166.651.315 179.537.594 182.470.620 209.399.062 165.715.763 228.702.701 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,000 100 0,735 165,10 1,391 81,85 1,037 88,12 0,954 108,46 1,263 80,19 0,977 128,03 1,169 137,68 1,271 116,45 1,167 84,67 1,222 120,27 1,227 105,14 1,232 76,30 1,143 90,12 1,173 101,21 1,126 107,61 1,167 112,85 1,471 98,69 1,155 185,96 1,108 200,32 1,271 112,13 1,142 127,25 1,214 156,65 1,443 119,85 0,966 214,41 1,073 229,41 1,192 222,91 1,287 133,27 1,261 266,55 1,196 230,35 1,090 192,06 1,174 191,06 1,194 127,50 1,370 105,23 1,084 128,70 1,496 100,20

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

5.3.5.5.Produktivitas Maintenence Produktivitas maintenence adalah perbandingan antara indeks keluaran dengan indeks maintenence. Indeks produktivitas penggunaan maintenence setiap periodenya dapat dilihat pada tabel 5.26.berikut: Tabel 5.26. Indeks Produktivitas Penggunaan Maintenence Keluaran Periode Maintenence (Rp) Jan-06 7.381.586.925 Feb-06 8.952.031.202 Mar-06 8.401.843.890 Apr-06 6.743.592.762 Mei-06 7.641.490.498 Jun-06 7.475.480.489 Jul-06 9.234.171.488 Agust-06 11.884.874.049 Sep-06 10.925.445.953 Okt-06 7.290.915.301 Nop-06 10.847.943.125 Des-06 9.525.655.721 Jan-07 6.936.291.946 Feb-07 7.606.077.781 Mar-07 8.761.686.821 Apr-07 8.942.409.307 Mei-07 9.720.629.567 Jun-07 10.719.987.536 Jul-07 15.852.332.818 Agust-07 16.378.042.840 Sep-07 10.523.110.736 Okt-07 10.725.679.828 Nop-07 14.042.505.511 Des-07 12.769.376.874 Jan-08 15.283.566.455 Feb-08 18.172.475.881 Mar-08 19.609.346.733 Apr-08 12.656.729.081 Mei-08 24.819.243.611 Jun-08 20.344.740.071 Jul-08 15.455.599.704 Indeks Keluaran 1,000 1,213 1,138 0,914 1,035 1,013 1,251 1,610 1,480 0,988 1,470 1,290 0,940 1,030 1,187 1,211 1,317 1,452 2,148 2,219 1,426 1,453 1,902 1,730 2,070 2,462 2,657 1,715 3,362 2,756 2,094 Masukan Maintenence (RP) 242.612.519 217.935.766 459.830.804 322.890.875 565.896.684 683.945.600 435.388.119 529.247.519 226.403.186 228.221.821 247.710.496 342.010.200 315.092.809 512.538.021 468.793.307 308.597.148 370.349.023 431.597.607 349.050.405 311.033.487 206.269.471 168.999.531 300.697.419 537.888.598 166.259.678 338.808.321 274.289.004 270.721.102 404.598.856 369.520.043 537.734.316 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,000 100 0,898 135,01 1,895 60,05 1,331 68,64 2,333 44,38 2,819 35,92 1,795 69,71 2,181 73,81 0,933 158,61 0,941 105,00 1,021 143,94 1,410 91,54 1,299 72,35 2,113 48,78 1,932 61,43 1,272 95,24 1,527 86,27 1,779 81,64 1,439 149,27 1,282 173,07 0,850 167,68 0,697 208,59 1,239 153,49 2,217 78,03 0,685 302,14 1,396 176,29 1,131 234,97 1,116 153,66 1,668 201,62 1,523 180,96 2,216 94,47

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

Tabel 5.26. Indeks Produktivitas Penggunaan Maintenance (Lanjutan) Keluaran Maintenence (Rp) 16.564.271.492 11.234.674.414 10.640.060.696 10.299.011.221 11.065.534.568 Indeks Keluaran 2,244 1,522 1,441 1,395 1,499 Masukan Maintenence (RP) 302.178.488 928.030.085 296.816.840 368.464.254 533.610.441 Indeks Indeks Produktivitas Masukan (%) 1,246 180,17 3,825 39,79 1,223 117,82 1,519 91,87 2,199 68,16

No 32 33 34 35 36

Periode Agust-08 Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08

5.3.6.

Perhitungan Indeks Produktivitas Total Indeks produktivitas total diperoleh dari perbandingan antara seluruh

keluaran yaitu produk dengan masukan yaitu material, tenaga kerja, depresiasi, energi dan maintenance.
AOMP 8.952.031.202 AOBP x 100 = 7.381.586.925 x 100 = 91,78 IP Total = 5.552.652.942 RIMP 4.202.034.089 RIBP

Pada tabel 5.27. dapat dilihat indeks produktivitas total setiap periode pengukuran. Tabel 5.27. Indeks Produktivitas Total AOP Total (Rp) 7.381.586.925 8.952.031.202 8.401.843.890 6.743.592.762 7.641.490.498 7.475.480.489 9.234.171.488 11.884.874.049 10.925.445.953 7.290.915.301 RIP Total (Rp) 4.202.034.089 5.552.652.942 6.997.549.317 5.768.057.389 4.116.780.599 7.112.441.983 5.169.408.291 6.277.679.084 6.272.326.619 4.735.380.135 Indeks Produktivitas (%) 100,00 91,78 68,35 66,55 105,66 59,83 101,69 107,77 99,16 87,65

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Periode Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Jun-06 Jul-06 Agust-06 Sep-06 Okt-06

Tabel 5.27. Indeks Produktivitas Total (Lanjutan) Indeks Produktivitas (%) 10.847.943.125 6.610.683.693 93,41 9.525.655.721 5.529.250.582 98,07 6.936.291.946 3.706.755.896 106,52 7.606.077.781 4.075.371.490 106,24 8.761.686.821 4.799.522.678 103,92 8.942.409.307 4.240.583.698 120,04 9.720.629.567 5.493.424.640 100,73 10.719.987.536 6.508.511.943 93,76 15.852.332.818 5.701.285.170 158,28 16.378.042.840 7.353.895.030 126,78 10.523.110.736 4.092.293.319 146,38 10.725.679.828 2.640.362.615 231,24 14.042.505.511 6.387.757.002 125,14 12.769.376.874 4.310.162.389 168,65 15.283.566.455 5.547.666.133 156,83 18.172.475.881 7.584.003.857 136,40 19.609.346.733 10.172.829.503 109,73 12.656.729.081 5.363.965.819 134,32 24.819.243.611 17.285.153.130 81,74 20.344.740.071 10.253.478.479 112,95 15.455.599.704 8.957.626.851 98,22 16.564.271.492 8.312.177.684 113,44 11.234.674.414 7.708.197.600 82,97 10.640.060.696 5.913.717.095 102,42 10.299.011.221 5.569.464.416 105,27 11.065.534.568 3.706.441.768 169,95 AOP Total (Rp) RIP Total (Rp)

No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36

Periode Nop-06 Des-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 Mei-07 Jun-07 Jul-07 Agust-07 Sep-07 Okt-07 Nop-07 Des-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 Mei-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08 Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08

BAB VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Pada pembahasan ini akan diuraikan hubungan antara faktor-faktor input dengan hasil pengukuran produktivitas yang telah dilakukan. Pembahasan ini dimaksudkan untuk memudahkan didalam melakukan pengendalian produktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pada periode selanjutnya. Dalam mengusahakan peningkatan produktivitas diperlukan informasi mengenai tingkat produktivitas masa lalu, pada saat ini dan tingkat produktivitas yang ingin dicapai. Untuk mengetahui data seperti diatas maka tingkat produktivitas perusahaan perlu diukur sehingga dengan adanya informasi tersebut pihak manajemen dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki tingkat produktivitas perusahaan.

6.1. Analisa Hasil Pengukuran Produktivitas Dengan Metode Marvin E Mundel 6.1.1. Analisa indeks produktivitas parsial Dengan metode pengukuran Marvin E Mundel diperoleh indeks produktivitas selama periode pengukuran yang merupakan perbandingan antara agregat output dan resources input partial (RIP). Agregat output merupakan nilai ekonomi atau nilai financial dari keseluruhan output yang dihasilkan pada suatu periode tertentu sedangkan RIP merupakan input perusahaan dalam menjalankan aktivitas produksi. aktual yang dikeluarkan

6.1.1.1.Produktivitas Depresiasi Periode pengukuran indeks produktivitas depresiasi cenderung meningkat jika dibandingkan dengan periode dasarnya. Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan september-08 sebesar 185,25%. dan indeks terendah terjadi pada bulan februari-07 sebesar 74,58%. Peningkatan indeks mengindikasikan bahwa naiknya depresiasi berarti jam olah mesin lebih lama beroperasi juga diikuti oleh kenaikan jumlah produksi. Menaiknya jumlah produki tentu saja akan meningkatkan output, terlihat pada gambar 6.1. berikut:
200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00
Ja nFe 0 6 bMa 06 rAp 06 r- 0 Me 6 i-0 Ju 6 n-0 Ju 6 Ag l-06 us tSe 06 pOk 06 tNo 06 pDe 06 s-0 Ja 6 n-0 Fe 7 bMa 07 rAp 07 r- 0 Me 7 i-0 Ju 7 n-0 Ju 7 Ag l-07 us tSe 07 pOk 07 tNo 07 p-0 De 7 s-0 Ja 7 n-0 Fe 8 bMa 08 rAp 08 rMe 08 i-0 Ju 8 n-0 Ju 8 Ag l-08 us tSe 08 pOk 08 tNo 08 p-0 De 8 s-0 8

Gambar 6.1. Grafik Indeks Produktivitas Depresiasi

6.1.1.2. Produktivitas Material Periode pengukuran indeks produktivitas material cenderung berfluktuasi. Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan oktober-07 sebesar 246,32%. dan indeks terendah terjadi pada bulan juni-06 sebesar 62,09%. Penurunan produktivitas ini disebabkan karena input material mengalami pemborosan yaitu banyaknya terjadi lossis minyak dilantai produksi, kebutuhan material yang besar menyebabkan biaya material semakin meningkat, terlihat pada gambar 6.2. berikut:

300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00


Ja nFe 0 6 bMa 06 r- 0 Ap 6 rMe 06 i-0 Ju 6 n-0 Ju 6 Ag l-06 us tSe 06 pOk 06 tNo 06 p-0 De 6 s-0 Ja 6 n-0 Fe 7 bMa 07 rAp 07 rMe 07 i-0 Ju 7 n-0 Ju 7 Ag l-07 us tSe 07 pOk 07 tNo 07 p-0 De 7 s-0 Ja 7 nFe 0 8 bMa 08 rAp 08 r- 0 Me 8 i-0 Ju 8 n-0 J 8 Ag ul-08 us tSe 08 pOk 08 tNo 08 p-0 De 8 s-0 8

Material

Gambar 6.2. Grafik Indeks Produktivitas Material

6.1.1.3.Produktivitas Tenaga Kerja Periode pengukuran indeks produktivitas tenaga kerja cenderung menurun. Indeks produktivitas tertinggi dicapai pada bulan januari-08 sebesar 171,46%. dan indeks terendah terjadi pada bulan maret-07 sebesar 50,03%. Kinerja tenaga kerja yang kurang baik dan sedikitnya jam lembur yang diperoleh menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas. Terlihat pada gambar 6.3. berikut:
200,00 180,00 160,00 140,00 120,00 100,00 80,00 60,00 40,00 20,00 0,00
Ja n-0 Fe 6 b- 0 Ma 6 r- 0 Ap 6 r- 0 Me 6 i-0 6 Ju n-0 6 Ju Ag l-06 us t- 0 Se 6 p- 0 Ok 6 t- 0 No 6 p-0 De 6 s-0 Ja 6 n-0 Fe 7 b- 0 Ma 7 r- 0 Ap 7 r- 0 Me 7 i-0 7 Ju n-0 7 Ju Ag l-07 us t- 0 Se 7 p- 0 Ok 7 t- 0 No 7 p-0 De 7 s-0 Ja 7 n-0 Fe 8 b- 0 Ma 8 r- 0 Ap 8 r- 0 Me 8 i-0 8 Ju n-0 8 Ju Ag l-08 us t- 0 Se 8 p- 0 Ok 8 t- 0 No 8 p-0 De 8 s-0 8

Gambar 6.3. Grafik Indeks Produktivitas Tenaga Kerja

6.1.1.4.Produktivitas Energi Periode pengukuran indeks produktivitas energi cenderung meningkat jika dibandingkan dengan periode dasarnya. Indeks produktivitas tertinggi dicapai

pada bulan mei-08 sebesar 266,55%. dan indeks terendah terjadi pada bulan januari-07 sebesar 76,30%. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya pemborosan dalam penggunaan energi didalam pabrik. Terlihat pada gambar 6.4. berikut:
350,00 300,00 250,00 200,00 Energi 150,00 100,00 50,00 0,00
Ja nFe 06 b0 M 6 ar Ap 06 r-0 M 6 eiJu 06 n0 Ju 6 Ag l-06 us tSe 0 6 p0 O 6 ktNo 0 6 pDe 0 6 s0 Ja 6 nFe 07 b0 M 7 ar Ap 07 r-0 M 7 eiJu 07 n0 Ju 7 Ag l-07 us tSe 0 7 pO 07 ktNo 0 7 pDe 0 7 s0 Ja 7 nFe 08 bM 08 ar -0 Ap 8 r-0 M 8 eiJu 08 n0 Ju 8 Ag l-08 us tSe 0 8 pO 08 ktNo 0 8 pDe 0 8 s08

Gambar 6.4. Grafik Indeks Produktivitas Energi 6.1.1.5.Produktivitas Maintenence Pada grafik periode pengukuran indeks produktivitas maintenence cenderung berfluktuasi. Indeks masukan tertinggi dicapai pada bulan januari-08 sebesar 302,14%. dan indeks terendah terjadi pada bulan juni-08 sebesar 35,92%. Hal ini di sebabkan karena besarnya output agregat (keluaran) sedangkan masukan kecil sehingga indeks produktivitas mengalami peningkatan.
350,00 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00
Ja n0 Fe 6 bM 06 ar -0 Ap 6 r- 0 M 6 ei0 Ju 6 n0 Ju 6 Ag l-06 us tSe 06 p0 Ok 6 t- 0 No 6 pDe 06 s-0 Ja 6 n0 Fe 7 b0 M 7 ar -0 Ap 7 r- 0 M 7 ei0 Ju 7 n0 Ju 7 Ag l-07 us tSe 07 pOk 07 t- 0 No 7 pDe 07 s-0 Ja 7 n0 Fe 8 bM 08 ar -0 Ap 8 r- 0 M 8 ei0 Ju 8 n0 Ju 8 Ag l-08 us t- 0 Se 8 pOk 08 t- 0 No 8 pDe 08 s-0 8

Gambar 6.5. Grafik Indeks Produktivitas Maintenence Selanjutnya akan dilihat hubungan antara semua masukan indeks produktivitas parsial pada gambar 6.6. berikut:

350,00 300,00 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00


Jul-06 Jul-07 Jan-06 Jun-06 Jan-07 Jun-07 Jan-08 Mar-06 Mei-06 Okt-06 Mar-07 Mei-07 Okt-07 Mar-08 Mei-08 Jun-08 Apr-06 Apr-07 Apr-08 Jul-08 Feb-06 Agust-06 Sep-06 Nop-06 Des-06 Feb-07 Agust-07 Sep-07 Nop-07 Des-07 Feb-08 Agust-08 Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08

Depresiasi Material Tenaga Kerja Energi Maintenence

Gambar 6.6. Gabungan Indeks Produktivitas Dari grafik diatas dapat dilihat kecenderungan yang terjadi bahwa indeks produktivitas yang sering mengalami kenaikan selama periode pengukuran adalah indeks produktivitas energi tetapi pada pada akhir desember 2008

produktivitasnya terus menurun. Pada grafik terlihat bahwa indeks produktivitas mengalami fluktuasi. Jika dibandingkan dengan produktivitas yang lain, produktivitas yang terendah adalah produktivitas tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa input tenaga kerja mengalami pemborosan untuk itu perlu diberi perhatian yang khusus oleh pihak perusahaan.

6.1.2. Indeks Produktivitas Total Indeks produktivitas total diperoleh dari perbandingan antara seluruh keluaran yaitu produk dengan masukan yaitu material, tenaga kerja, depresiasi, energi dan maintenance. Grafik indeks produktivitas hasil pengukuran dengan metode Marvin E. Mundel pada PTPN IV PKS Pabatu dapat dilihat pada gambar 6.7.berikut:

250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 0,00


Ja n-0 Fe 6 b-0 Ma 6 r-0 Ap 6 r-0 Me 6 i-0 Ju 6 n-0 Ju 6 Ag l-06 us tSe 0 6 p0 Ok 6 t-0 No 6 pDe 0 6 s -0 Ja 6 n-0 Fe 7 b-0 Ma 7 r-0 Ap 7 r-0 Me 7 i-0 Ju 7 n-0 Ju 7 Ag l-07 us tSe 0 7 p0 Ok 7 t-0 No 7 pDe 0 7 s -0 Ja 7 n-0 Fe 8 b-0 Ma 8 r-0 Ap 8 r-0 Me 8 i-0 Ju 8 n-0 Ju 8 Ag l-08 us tSe 0 8 p0 Ok 8 t-0 No 8 pDe 0 8 s -0 8

Gambar 6.7.Indeks Produktivitas PKS PTPN IV PKS Pabatu Dengan Metode Marvin E. Mundel Berdasarkan gambar 6.7. tersebut dapat dilihat bahwa secara keseluruhan indeks produktivitas PKS Pabatu mengalami peningkatan tetapi beberapa periode mengalami penurunan. Pada awal jauari 2006 (periode dasar)- april 2006 indeks mengalami penurunan tetapi pada juli 2007 - april 2008 indeks mengalami peningkatan.Pada bulan juni - september produktivitas kembali meningkat dan pada september 2007 april juga mengalami peningkatan. Indeks tertinggi terjadi pada bulan oktober 2007 sebesar 231,24%. Hal ini terjadi karena besarnya biaya masukan input pada bulan oktober 2007 dapat di imbangi dengan jumlah keluaran yang ada pada bulan agustus 2008 dimana hal tersebut berpengaruh terhadap indeks produktivitas perusahaan. Sedangkan indeks terendah terjadi pada bulan juni 2006 sebesar 59,83%. Hal ini dapat dilihat dari indeks produktivitas perusahaan yang berada dibawah 100 dan nilainya semakin menurun. Hal ini mengindikasikan bahwa produktivitas menurun. Untuk lebih meningkatkan produktivitas perusahaan dan mencegah terjadinya penurunan kinerja perusahaan yang berkelanjutan maka perlu diadakan upaya untuk peningkatan produktivitas.

6.1.3.Analisa Pengaruh Agregat Output dan Resources Input Partial Untuk menganalisa sejauh mana pengaruh agregat output dan resources input partial terhadap indeks produktivitas maka digambarkan grafik

perkembangan agregat output dan resources input partial selama periode pengukuran yang dapat dilihat pada gambar 6.8. berikut:
30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0
Mar-06 Mei-06 Mar-07 Mei-07 Agust-06 Nop-06 Agust-07 Mar-08 Jan-06 Jun-06 Okt-06 Jan-07 Jun-07 Okt-07 Jan-08 Mei-08 Apr-06 Jul-06 Apr-07 Jul-07 Apr-08 Jun-08 Jul-08 Agust-08 Nop-07 Okt-08 Des-06 Des-07 Nop-08 Feb-06 Sep-06 Feb-07 Sep-07 Feb-08 Sep-08 Des-08

Agregat Output Resources Input

Gambar 6.8.Grafik Perkembangan Agregat Output dan Resources Input Partial Berdasarkan gambar 6.8. Dapat dilihat bahwa agregat outputnya cenderung meningkat pada setiap periode tetapi kenaikan output juga diikuti dengan kenaikan inputnya, secara umum pada tahun 2006,2007,2008 peningkatan ataupun penurunan agregat output sebanding dengan peningkatan ataupun penurunan resources input. Hal ini mengindikasikan bahwa

perkembangan pengeluaran dan masukan biaya stabil tetapi pada akhir tahun 2008 terlihat bahwa agregat output dan resources input semakin menurun. 6.2. Perencanaan Peningkatan Produktivitas Perusahaan Dalam pengukuran produktivitas antara output dan input harus diperhatikan, karena apabila salah satu hal ini berubah maka tingkat produktivitas juga akan berubah. Angka indeks perusahaan yang rendah tidak

berarti bahwa perusahaan menghasilkan produk dalam nilai mata uang yang sedikit, karena angka indeks juga dipengaruhi oleh jumlah nilai masukannya. Evaluasi terhadap suatu sistem produktivitas perusahaan harus mampu menjawab apa yang menjadi penyebab terjadinya penurunan produktivitas perusahaan. Pengukuran produktivitas menggunakan metode Marvin E Mundel adalah salah satu metode pengukuran tingkat produktivitas yang

membandingkan antara jumlah keluaran dengan jumlah masukan (input), Jumlah keluaran adalah berupa nilai dari produk yang dihasilkan sedangkan masukannya meliputi biaya material yang dipergunakan, biaya depresiasi mesin, biaya dari tenaga kerja, energi yang digunakan juga maintenence mesin. metode ini mengukur produktivitas operasional perusahaan dilantai produksi. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengukuran produktivitas dengan model ini adalah jam kerja, dimana dengan jam kerja yang banyak tentu akan memerlukan biaya untuk menggaji karyawan juga karena depresiasi dianggap berbanding lurus dengan pemakaian mesin dengan jam kerja yang banyak tentu juga akan memerlukan biaya energi yang besar. Permasalahan penurunan produktivitas yang terjadi pada PKS Pabatu disebabkan oleh hal berikut:

1. TBS olah realisasi dibawah RKAP, antara lain disebabkan oleh: a. Pasokan TBS dari kebun sendiri dibawah anggaran b. Tingginya pembelian dari pihak luar 2. Perolehan randemen output masih dibawah anggaran perusahaan, disebabkan oleh:

a. Mutu TBS yang rendah b. Lossis minyak CPO cukup tinggi c. Peralatan masih kurang menunjang sehingga dibutuhkan pembaharuan untuk mendapatkan kualitas output yang lebih baik. 3.Kondisi peralatan PKS Pabatu saat ini: a.Kondisi mesin peralatan sudah tua, misalnya pada stasiun

rebusan(adanya kebocoran) sehingga konsumsi steam semakin tinggi, siklus perebusan semakin lama dan sulit mencapai kapasitas 30 ton/jam sesuai RKAP. b.Sering terjadinya stagnasi mesin menyebabkan produksi tidak berjalan. Jam olah pabrik sangat dipengaruhi oleh kedatangan (ada tidaknya) bahan baku dari kebun. Kapasitas olah pabrik 30 ton/jam dengan waktu kerja 19 jam/hari maka secara teori pabrik dapat mengolah tandan buah sawit sebanyak 570 ton/hari, misalnya jumlah rata rata hari kerja perbulannya 24 hari maka pabrik dapat mengolah 13,680 ton. Pada kenyataannya jumlah pengolahan TBS tertinggi dicapai pada bulan agustus 2006 sebanyak 12.827.960 kg. dengan demikian dapat dilihat bahwa dalam menghasilkan produknya pabrik bekerja dibawah kapasitasnya, Hal ini merupakan salah satu yang menyebabkan rendahnya produktivitas. Berdasarkan analisis terhadap penurunan produktivitas perusahaan maka dapat dilakukan perencanaan yang dapat diambil perusahaan untuk

memperbaiki atau meningkatkan produktivitas perusahaan. Pada tabel 6.1. berikut dapat dilihat rekomendasi perbaikan yang dapat diberikan berdasarkan

kondisi aktual yang ada pada perusahaan khususnya pada kriteria yang mengalami penurunan produktivitas. Tabel 6.1. Rekomendasi Upaya peningkatan Produktivitas Kriteria Penyebab Tingginya tingkat lossis pada alur pengangkutan material dilantai produksi Banyaknya pembelian material dari pihak ketiga Penimbunan pada loading ramp yang mempengaruhi mutu buah Umur mesin yang telah berada diatas umur ekonomisnya (16 tahun) sehingga tidak dapat dioprasikan secara maksimal. Rekomendasi Tindakan Melakukan pengawasan dan penyesuaian pengangkutan dengan kapasitas alat angkat Meningkatkan strategi dalam peningkatan hasil TBS kebun Pabatu. Minimalkan terjadinya penumpukan yang lama hal ini juga mempengaruhi tingkat lossis Melakukan replacement terhadap mesin dan peralatan dengan terlebih dahulu melakukan replacement study Melakukan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin dan peralatan yang ada sebagai tindakan preventive terjadinya kerusakan mesin. Melakukan perbaikan terhadap pembagian shift kerja Memberikan tunjangan tambahan yang dapat memotivasi pekerja. latihan kerja Penggunaan listrik dan air secukupnya dan memperbaiki instalasi air yang bocor.

Produktivitas Material

Produktivitas Mesin

Produktivitas Tenaga kerja

Pengaturan shift yang kurang baik kurangnya tunjangan.

Produktivitas Energi

Pemborosan listrik dan air

Beberapa upaya/strategi perusahaan yang diperlukan untuk meningkatan produktivitas perusahaan adalah sebagai berikut: A. Peningkatan Produktivitas Material 1. Melakukan pengawasan dan penyesuaian pengangkutan dengan kapasitas alat angkat sehingga dapat meminimalkan lossis buah akibat terjatuh dan terlindas dilantai produksi

2. Meningkatkan strategi dalam peningkatan hasil TBS kebun Pabatu, dengan cara pemberian pupuk secara intensif sehingga pasokan buah tetap banyak dan TBS memiliki kualitas mutu yang baik. B. Peningkatan Produktivitas Mesin 1. Melakukan replacement terhadap mesin dan peralatan yang umurnya telah berada diatas umur ekonomisnya.penggantian ini dilakukan berdasarkan replacement study dengan mempertimbangkan umur pakai mesin, intensitas penggunaan dan kondisi akual terhadap mesin dan peralatan tersebut. 2. Meningkatkan pemeliharaan dan perawatan terhadap mesin dan peralatan yang ada sebagai tindakan preventive untuk mencegah terjadinya kerusakan mesin yang dapat menghambat berjalannya proses produksi. C. Peningkatan Produktivitas Tenaga kerja 1. Melakukan perbaikan terhadap pembagian shift kerja, dengan pengaturan shift kerja yang lebih baik maka peningkatan kinerja akan tercapai. 2. Memberikan tunjangan tambahan serta bonus dapat memotivasi pekerja agar menjadi lebih giat dan aktif. 3. Melakukan latihan kerja agar para tenaga kerja lebih mengerti tugas dan tanggung jawabnya. D. Peningkatan Produktivitas Energi 1. Penggunaan listrik dan air seperlunya dapat menghemat biaya yang dikeluarkan perusahaan. 2. Melakukan perbaikan instalasi air yang bocor hal ini dapat mengurangi biaya pengeluaran air.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan terhadap penelitian tugas sarjana ini, dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Dengan menggunakan pengukuran produktivitas Marvin E Mundel dan menetapkan bulan januari 2006 sebagai periode dasar maka dapat dilihat indeks produktivitas energi, material, pemeliharaan mesin, depresiasi cenderung meningkat dibandingkan dengan periode dasarnya. Sedangkan indeks produktivitas tenaga kerja cenderung menurun bila dibandingkan dengan periode dasarnya. 2. Indeks produktivitas total PKS Pabatu cenderung mengalami peningkatan tetapi pada akhir periode pengukuran indeks mengalami penurunan dibandingkan dengan periode dasarnya. Indeks tertinggi terjadi pada bulan oktober 2007 sebesar 231,17% dan indeks terrendah terjadi pada bulan juni 2006 sebesar 59,81%. Hal ini disebabkan karena masukan Resources Input Partial juga berfluktuasi. 3. Peningkatan ataupun penurunan agregat output selama periode pengukuran sebanding dengan peningkatan ataupun penurunan resources input, hal ini mengindikasikan bahwa perkembangan pengeluaran dan masukan biaya relatif stabil tetapi pada akhir tahun 2008 terlihat bahwa agregat output dan resources input semakin menurun.

4. Kenaikan agregat output tidak secara otomatis diikuti oleh kenaikan produktivitas total karena produktifitas total juga dipengaruhi oleh beberapa input lain yang digunakan. 5. PTPN IV PKS Pabatu belum memanfaatkan sumber daya yang ada dengan optimal karena masih sering terjadi fluktuasi dan penurunan produktivitas terutama produktivitas tenaga kerjanya.

7.2. Saran Saran saran yang dapat diberikan setelah melakukan penelitian adalah: 1. Diperlukan usaha yang melibatkan seluruh pekerja dalam peningkatan produktivitas karena peningkatan produktivitas bukan merupakan usaha sekelompok orang tetapi seluruh individu yang bekerja di perusahaan tersebut. 2. Sebaiknya dilakukan replacement mesin karena mesin yang ada pada saat ini sudah tua, hal ini mengakibatkan kerja mesin tidak optimal serta lebih seringnya melakukan prefentive maintenance terhadap mesin dan peralatan. 3. Agar hasil randemen minyak produksi lebih tinggi sebaiknya kurangi lossis minyak di lantai produksi dan menyediakan bahan baku TBS sesuai norma kematangan atau TBS yang memiliki kualitas tinggi yang dibutuhkan pabrik 4. Melakukan latihan kerja agar para tenaga kerja lebih mengerti tugas dan tanggung jawabnya, sehingga tenaga kerja dapat meningkatkan kinerjanya. 5. Untuk penelitian selanjutnya perlu diperhatikan bahwa disiplin sangat penting di dalam melakukan penelitian di perusahaan, sehingga kita dapat mengetahui lebih jauh tentang sistem kerja dalam perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. Prosedur Penelitian, PT Asdy Mahasatya, 2006 Jakarta Bain, David. The productivity Pescription, The Manager Guide to Improving Profit, Mc Graw Hill Book Company,1982 Burnham, D.C.Productivity: An Overview, Handbook of industrial Engeneering, Jhon Willey & Son, New York. Gaspersz, Vincent, Manajemen Produktivitas Total (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama,2000) Gaspersz, Vincent, Analisis Sistem Terapan Berdasarkan Pendekatan Teknik Industri, Tarsito1992, Bandung Summath. David. J. Productivity Enginering and Management (New York : Mc Graw Hill Book Company,1984) Ir. J. Sadiman, Penelitian Kerja dan Produktivitas (penerbit Erlangga cetakan ketiga,1986) Marvin E Mundel, Improving Productivity And Effectiveness Prentice Hall,Inc New Jersey, 1983 Richard E Kopelman, Managing productivity in organization, A Practical People Oriented Perspektive (New York : Mc Graw Hill Book Company,1996) Ravianto, J. 1988. Materi Pokok Dasar Dasar Produktivitas. Jakarta. Penerbit Karunika Sinungan Muchdarsyah, Produktivitas Apa Dan Bagaimana ed.2. Jakarta:Bumi Aksara,2005

Shimizu Masayoshi, dkk Value Add Productivity Measurement and Practical Aproch to management Improvement, Tokyo 1991 Sink, D.S, 1985, Productivity Management : Planning, Measurement and Evaluation Control and Improvement, John Willey & Sons, New York. Sujarwo, E. Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Analisis Rasio Radar dan Konsep EVA. Tugas Akhir Sarjana Teknik Industri ITB. http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=IND http://one.indoskripsi.com/judul /teknik-industri/analisis produktivitas dengan menggunakan indeks model marvin e mundel/

You might also like