You are on page 1of 35

1

Landasan Filsafat

Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Maka untuk dapat melakukan penelitian dengan metode penelitian kombinasi, harus dipahami terlebih dulu karakteristik kedua metode tersebut.

Landasan Filsafat

Salah satu perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif terletak pada landasan filsafat, atau aksioma dasar. Landasan filsafat terkait dengan pandangan terhadap realitas, gejala, atau data.

Landasan Filsafat (Kuantitatif)

Metode kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme (positivism). Filsafat ini berpandangan bahwa suatu gejala dapat dikelompokkan, dapat diamati, dapat diukur, bersifat sebab-akibat, relatif tetap dan bebas nilai.

Landasan Filsafat (Kuantitatif)

Karena gejala dapat dikelompokkan, maka peneliti kuantitatif dapat memilih beberapa variabel dalam penelitiannya. Tingkat kesulitan penelitian kuantitatif dapat diukur dari jumlah variabel yang diteliti.

Landasan Filsafat (Kuantitatif)

Contohnya, penelitian S1 bisa dengan dua variabel satu independen dan satu dependen. Untuk penelitian S2 lebih banyak lagi, model hubungan dapat berbentuk jalur yang dianalisis dengan analisis jalur (path analysis). Adapun penelitian S3 lebih banyak variabel dari penelitian S2, misalnya dengan menggunakan model hubungan variabel yang berbentuk Structural Equation Model (SEM), yang merupakan pengembangan dari analisis jalur.

Landasan Filsafat (Kuantitatif)

Karena gejala dapat diamati dan diukur, maka penelti dalam melakukan pengamatan menggunakan alat ukur (instrument) yang telah teruji validitas dan reliailitasnya. Karena gejala bersifat sebab akibat, maka peneliti dalam melakukan penelitian, selain mendiskripsikan nilai variabel yang diamati, juga dapat melakukan penelitian yang bersifat sebab akibat, mencari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga judul penelitiannyadengan menggunakan kata: pengaruh, kontribusi, faktor determinan, dan sejenisnya.

Landasan Filsafat (Kuantitatif)

Penelitian kuantitatif memandang bahwa suatu gejala dianggap relatif tetap, dan tidak berubah dalam waktu tertentu. Maka hasil penelitian kuantitatif dapat dinyatakan valid dan reliabel dalam waktu yang lama. Karena hasil penelitian berlaku untuk waktu yang relatif lama, maka peneliti kuantitatif dapat melakukan prediksi secara lebih akurat.

Landasan Filsafat (Kuantitatif)

Peneliti kuantitatif dalam memandang gejala adalah bebas nilai, yang mana adalah data yang diperoleh tidak dipengaruhi faktor subyektif peneliti dan sumber data. Hal ini terjadi kaena antara peneliti dan sumber data sering tidak berinteraksi, dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui kuesioner, dan sampel yang diambil secara random, sehingga peneliti tidak ada kontak langsung dengan sumber data. Maka data yang diperoleh adalah data yang obyektif dan bebas nilai.

Landasan Filsafat (Kualitatif)

Metode penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat pospositivisme (post-positivism) atau interpretive. Filsafat ini berpandangan bahwa suatu gejala bersifat holistik, belum tentu dapat diamati dan diukur, hubungan gejala bersifat reciprocal, data bersifat dinamis, dan terikat nilai.

10

Landasan Filsafat (Kualitatif)

Gejala holistik adalah gejala yang menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan atau diklasifikasikan. Maka peneliti tidak meneliti hanya beberapa variabel saja, tetapi seluruh aspek yang ada pada obyek yang diteliti (situasi sosial). Situasi sosial meliputi: orang, aktivitas, dan tempat beraktivitas.

11

Landasan Filsafat (Kualitatif)

Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat interpretif, karena dalam melihat gejala peneliti kualitatif harus menginterpretasikan terlebih dulu data yang ditemukan.

Peneliti kualitatif tidak boleh menelan mentahmentah dalam membuat kesimpulan pada gejala yang ditemukan, tetapi harus memberi interpretasi dan mengujinya melalui uji keabsahan data.

12

Landasan Filsafat (Kualitatif)

Peneliti kualitatif memandang tidak semua gejala dapat diamati dan diukur. Gejala yang mengandung makna tidak dapat diamati, tetapi dapat dirasakan. Makna adalah data dibalik data yang bisa mengandung makna. Banyak data kualitatif yang mengandung makna, dan data tersebut bersifat kualitatif dan dinamis (tidak tetap), maka data tersebut sulit diukur. Karena data sulit diukur dengan instrumen kuantitatif, maka peneliti kualitatif menjadi intrumen utama dalam penelitian.
13

Landasan Filsafat (Kualitatif)

Gejala dalam penelitian kualitatif tidak bersifat sebab-akibat (causal), tetapi lebih bersifat saling mempengaruhi (reciprocal). Sehingga penelitian kualitatif tidak mencari pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis, tetapi ingin mengkonstruksikan gejala dalam satu model hubungan reciprocal. Dalam hubungan reciprocal tidak diketahui mana sebab dan mana akibat, karena semua berinteraksi. Peneliti kualitatif tidak menguji hipotesis, tetapi menemukan hipotesis.

14

Landasan Filsafat (Kualitatif)

Hasil penelitian kualitatif tidak akan bebas nilai, karena peneliti berinteraksi dengan sumber data. Karena berinteraksi, maka data yang diperoleh dalam penelitian akan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, pengalaman, keyakinan yang dimiliki oleh pemberi data dan pengumpul data atau peneliti. Karena peneliti kualitatif menjadi instrumen utama dalam pengumpulan data, maka hasil penelitian bersifat subyektif pada awalnya, dan akan menjadi obyektif apabila diuji melalui uji confirmability.

15

Landasan Filsafat (Kombinasi)

Berdasarkan uraian di atas, bahwa landasan filsafat penelitian kuantitatif dan kualitatif sangat berbeda, bahkan bertentangan, sehingga secara teoritis kedua metode tersebut tidak dapat dikombinasikan untuk digunakan bersama-sama (Cook and Reichard, 1978). Kesimpulannya, metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak akan pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma yang berbeda, dan perbedaannya bersifat mutually exclusive. Jadi dalam penelitian hanya dapat memilih salah satu metode saja.

16

Landasan Filsafat (Kombinasi)

Bahwa setiap metode dapat digunakan untuk melengkapi metode lain, bila penelitian dilakukan pada lokasi yang sama, tetapi dengan maksud dan tujuan yang berbeda (Stainback, 1988).

Pertama, kedua metode tersebut dapat digabungkan, tetapi digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif, sehingga ditemukan hipotesis, untuk selanjutya diuji dengan metode kuantitatif.

17

Landasan Filsafat (Kombinasi)

Kedua, metode penelitian tidak dapat digabungkan dalam waktu bersamaan, tetapi hanya teknik pengumpulan data yang dapat digabungkan.

Misalnya penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yang utama adalah kuesioner. Selanjutnya untuk mengecek dan memperbaiki kebenaran data dari kuesioner tersebut, dilakukan pengumpulan data dengan teknik lain, seperti observasi dan wawancara. (Sugiyono, 2006).

18

Landasan Filsafat (Kombinasi)

Penggabungan antara filsafat metode kuantitatif (positivism) dan metode kualitatif (post-positivism atau enterpretive) disebut filsafat pragmatik (Johnson and Crisensen, 2007). Mulai tahun 1990-an, beberapa peneliti menolak tesis yang menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak dapat digabungkan. Mulai dikembangkan pemikiran yang pragmatis, bahwa penelitian kuantitatif dan kualitatif dapat dikombinasikan dalam satu kegiatan penelitian.

19

Landasan Filsafat (Kombinasi)

Metode kombinasi tidak harus di tengah-tengah, tetapi bisa lebih condong ke kuantitatif atau kualitatif. Kombinasi kedua metode tersebut dapat melengkapi kekurangan yang ada pada masing-masing metode.

Namun penggunaan metode kombinasi proses penelitian memerlukan waktu yang lama, peneliti harus memahami karakteristik masing-masing metode, dan mampu mengkombinasikan untuk digunakan dalam suatu penelitian.

20

Landasan Filsafat (Kombinasi)

Metode penelitian kombinasi akan baik digunakan apabila metode kuantitatif dan metode kualitatif tidak cukup akurat digunakan untuk penelitian, memahami masalah, atau

Dengan menggunakan metode kombinasi akan memperoleh pemahaman yang paling baik, dibanding dengan salah satu metode tersebut.

21

Definisi Metode Kombinasi

Metode penelitian kombinasi adalah penelitian yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (Johnson dan Cristensen, 2007). Metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif, yang mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dan mengkombinasikan kedua pendekatan tersebut (Creswell, 2009).

Creswell menyatakan bahwa metode ini sering disebut sebagai multi metode (multimethods), dua metode bermuara ke satu (convergence), integrasi dua metode (integrated), atau metode kombinasi dua (combine).

22

Definisi Metode Kombinasi

Metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif yang digunakan secara bersamasama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan obyektif (Sugiyono, 2011).

23

Varian Metode Kombinasi

24

Varian Metode Kombinasi

Penggabungan metode kuantitatif dan kualitatif dalam penelitian, memunculkan variasi dalam metode kombinasi. Variasi metode kombinasi merupakan interaksi antara dua aspek, yaitu: Time Order Decision (waktu pengkombinasian), dan Paradigm Emphasis Decision (dominasi bobot kombinasi metode).

25

Varian Metode Kombinasi

Time Order Decision meliputi dua aspek, yakni: Concurrent (kombinasi dicampur), dan Sequential (kombinasi berurutan). Paradigm Emphasis Decision meliputi dua aspek, yakni: Dominant Status (bobot tidak sama), dan Equal Status (bobot sama).

26

Model Metode Kombinasi

27

Model Metode Kombinasi


Sequential Model : Metode kombinasi model sequential adalah suatu prosedur penelitian yang mana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari suatu metode dengan metode yang lain.

a. Sequential Explanatory Design: Metode Sequential Explanatory design dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitatif pada tahap kedua, untuk memperkuat hasil penelitian kuantitatif.

28

Model Metode Kombinasi


b. Sequential Exploratory Design: Pada tahap awal, metode ini menggunakan metode kualitatif, dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif.

Bobot metode lebih pada metode tahap pertama (kualitatif), dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif.
Kombinasi kedua metode ini bersifat connecting dari hasil penelitian tahap pertama, dan dilanjutkan penelitian tahap kedua.
29

Model Metode Kombinasi

30

Model Metode Kombinasi


c. Sequential Transformative Design: Model ini dilakukan dalam dua tahap dengan dipandu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu sosial) pada setiap prosedur penelitiannya.

Tahap pertama dapat menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif, dan tahap berikutnya menggunakan metode sebaliknya.

31

Model Metode Kombinasi


Concurrent Model: Metode kombinasi model campuran merupakan prosedur penelitian yang mana peneliti menggabungkan data kuantutatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif untuk menjawab masalah penelitian.

Kalau dalam tipe sequential penggabungan metode dilakukan secara berurutan dalam waktu yang berbeda, sedangkan tipe concurrent penggabungan dilakukan dalam waktu yang sama. Dalam metode kombinasi ini digunakan untuk menjawab satu jenis rumusan masalah atau satu jenis pertanyaan penelitian.

32

Model Metode Kombinasi


a. Concurrent Triangulation Design: Model atau strategi ini merupakan design yang paling popular di antara enam model dalam metode penelitian kombinasi.

Peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisis, dan kemudian membandingkan data yang diperoleh untuk dapat menemukan mana data yang dapat digabungkan dan yang dibedakan. Penggabungan data dilakukan pada analisis, interpretasi, dan pembahasan atau diskusi.

33

Model Metode Kombinasi


b. Concurrent Embedded Design: Model ini merupakan penelitian yang mengkombinasikan metode kuantitaitf dan kualitatif secara simultan atau bersama-sama, tetapi bobot metodenya berbeda.

Pada model ini ada metode yang primer dan ada yang sekunder. Metode primer untuk memperoleh data yang utama, sedangkan metode sekunder untuk mendukung data yang diperoleh dari metode primer.

34

Model Metode Kombinasi


c. Concurrent Transformative Design:

Seperti dalam model sequential transformative, dalam model concurent transformative peneliti juga dipandu dengan menggunakan teori perspektif, baik teori kuantitatif maupun kualitatif. Desain concurrent transformative ini merupakan gabungan antara model triangulation dan embedded. Metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap penelitian dan pada waktu yang sama. Bobot penelitian bisa sama dan bisa tidak. Penggabungan dapat dilakukan dengan merging (bobot sama), connecting (menyambung), atau embedding (bobot tidak sama).

35

You might also like