You are on page 1of 8

43

BAB V. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang Secara geografis wilayah Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia (lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia) dan merupakan daerah patahan aktif, yang menyebabkan ruang wilayah Indonesia merupakan kawasan rawan bencana,. Bencana yang terjadi tidak terlepas dari faktor kondisi fisik geodinamika pulau, dalam hal ini berupa lempeng tanah,patahan, dan sesar regional yang ada. Untuk menanggulangi eksternalitas negatif dari kondisi fisik alam tersebut diperlukan suatu kajian yang terintegrasi kedalam sebuah rencana berupa data dan peta daerah rawan bencana yang berbasiskan pada mitigasi bencana. Kerusakan lingkungan telah menjadi keprihatinan banyak pihak, hal ini disebabkan timbulnya bencana alam yang dirasakan seperti bencana alam banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Rusaknya wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS), pembalakan hutan, dan rusaknya ekosistim di pesisir pantai diduga sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam tersebut selain gempa,tsunami,gunung meletus dan konflik sosial. Issu perubahan iklim dan kerusakan alam dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumberdaya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor, antar lembaga, terutama pada era otonomi daerah dimana sumber daya alam ditempatkan sebagai sumber utama Pendapatan Asli Daerah (PAD). Melihat kondisi fisik beberapa provinsi/kabupaten/kota pemetaan data dan daerah rawan bencana sangat diperlukan dalam rangka memberikan sebuah early warning system bagi masyarakat mengenai lokasi-lokasi yang dianggap berresiko tinggi terhadap bencana dan lokasi-lokasi yang aman dari bencana. Sehingga, diharapkan dari informasi tersebut dapat dilakukan langkah-langkah yang tepat bagi perencanaan penanggulangan darurat bencana untuk memperbaiki lingkungan, pembangunan insfrastruktur dan serta meminimalisir dampak bencana secara efektif. Dengan kondisi geologi,geografi,tofografi yang demikian, ancaman bencana di wilayah Indonesia sepertinya tinggal menunggu waktu. Apalagi ditambah dengan kerusakan lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali. Frekuensi kejadian bencana dan tingkat kerusakan maupun korban jiwa semakin meningkat di Indonesia. UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan PP No. 21 tahun 2008 tentang

Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

44

Penyelenggaraan Penanggulanan Bencana bertujuan untuk menjamin terselenggaranya tanggap darurat bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam rangka memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman, risiko, dan dampak bencana. Upaya Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk melakukan pengurangan risiko bencana dan penggabungan program pembangunan insfrastruktur, sarana dan prasarana yang dapat dilaksanakan untuk tujuan tersebut diatas dengan mempetakan data daerah rawan bencana dan berpotensi bencana dan mempetakan data sarana dan prasarana data sekunder dan primer yang ada di daerah rawan bencana. Untuk mewujudkan program tersebut, maka dipandang perlu untuk mengevaluasi dan menunjukan kerawanan bencana yang ada disetiap daerah (provinsi dan kabupaten/kota) yang dituangkan dengan pemetaan data data yang dibutuhkan dalam perencanaan penyelenggaraan tanggap darurat bencana. 2. Maksud dan Tujuan 2.1 Maksud Kegiatan pekerjaan Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana ini adalah untuk mengetahui lokasi lokasi daerah rawan bencana di beberapa Provinsi/Kabupaten/Kota guna dijadikan acuan dalam penyelenggaraan perencanaan mitigasi bencana dan penyelenggaraan tanggap darurat bencana 2.2 Tujuan Tujuan pekerjaan Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana Bidang Cipta Karya sebagai panduan para Kepala Satuan Kerja dilingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam melaksanakan tanggap darurat agar lebih terkoordinasi, cepat, tepat, efektif, efisien, terpadu dan akuntabel,

3. Sasaran Teridentifikasinya data dan peta daerah rawan bencana lengkap dengan data sekunder, data primer sebagai pedoman bagi pengambil keputusan dalam perencanaan penanggulangan darurat bencana pada saat sebelum bencana, tanggap darurat maupun pada masa setelah bencana untuk membantu proses rehabilitasi dan rekonstruksi.. 4. Lokasi Kegiatan Lokasi Kegiatan di Jakarta dan beralamat di Jalan PAM Baru I/1 Pejompongan Jakarta Pusat.

5. Sumber Pendanaan

Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

45

Pembiayaan untuk kegiatan Penyusunan Pedoman Teknis Penanganan Tanggap Darurat Bencana Alam Bidang Cipta Karya dialokasikan pada DIPA Satuan Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun Anggaran 2012 No: 0535/033-05.1.01/00/2012 tanggal 9 Desember 2011 dengan pagu dana Rp. 550.000.000 ( lima ratus lima puluh juta rupiah).

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen Nama PPK : Risnandi,ST Nama Organisasi : Kegiatan Infrastruktur Tanggap Darurat Kebutuhan Mendesak Penanggulangan Darurat Permukiman, Satuan Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Jalan PAM Baru I/1 Pejompongan Jakarta Pusat.

Data Penunjang 7. Data Dasar Data sekunder yang dihimpun dari berbagai sumber maupun dari instansiinstansi terkait dalam penanganan bencana dan data primer dari hasil survey dan investigasi lapangan. 8. Standart Teknis Referensi Penanggulangan Darurat bencana Alam bidang Cipta Karya. 9. Studi-studi Terdahulu Pedoman atau panduan dalam bidang penanganan tanggap darurat, yang telah tersedia sebelumnya. 10.Referensi Hukum Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana PP Nomor Bencana PP Nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana PP Nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan

Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

46

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengangkatan Pejabat Unit Eselon I di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

Keputusan Menteri pekerjaan Umum Presiden Republik Indonesia Nomor 223/KPTS/M2008 Tahun 2008 tentang Petapan Kembali Satuan Tugas Penanggulangan Bencana di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum

Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Bencana Direktorat Jenderal Cipta Karya. 11. Lingkup Kegiatan

Nomor 45/KPTS/DC/2011

tentang Pembentukan Satuan Tugas Tanggap Darurat Penanggulangan

Ruang lingkup kegiatan pemetaan data dan peta daerah rawan bencana meliputi : - Melakukan inventarisasi peta tematik yang menyajikan kondisi tofografi ( lokasi,Countur tanah, jalan, batas desa,batas kecamatan atau kabupaten ) yang dibuat spesifik untuk keperluan khusus perencanaan bidang Cipta Karya mencakup seluruh daerah kegiatan. - Melakukan inventarisasi data-data sekunder data penduduk desa/kecamatan/kabupaten - Melakukan inventarisasi data-data primer Instalasi Pengolahan Air ( IPA ) jaringan pipa, Sumber air baku ( air permukaan,sumur bor,sumber mata air,danau,waduk ), jaringan pipa - Melakukan digitasi peta dan transformasi koordinat untuk menselaraskan sistem koordinat - Pembuatan model analisis dan pembobotan nilai dari peta peta pendukung. Pemetaan daerah rawan bencana dilakukan dengan Metode non sistematik yaitu dengan menggunakan data-data dan informasi yang telah tersedia dari survei-survei terdahulu dan dilengkapi dengan peta-peta pendukung. 12 Keluaran yang Dihasilkan Dari pekerjaan ini diharapkan keluaran-keluaran sebagai berikut : Laporan Pemetaan data dan peta daerah rawan bencana Peta dan Data Daerah Rawan bencana Konsep legitimasi Surat Keputusan Pejabat Esselon I.

Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

47

13.Peralatan Material, Personil dan Fasilitas dari PPK Dalam hal ini Pejabat Pembuat komitmen, menyediakan : a. Data, Informasi dan Referensi b. Surat pengantar untuk instansi terkait dalam melakukan survey dan investigasi ke lokasi daerah yang ditetapkan dalam Kak ini. Tim Teknis yang bertindak sebagai pengarah atau pendamping dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

14.Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi Penyedia Jasa Konsultasi harus menyediakan segala SDM, peralatan dan material yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan ini.

15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa a. Konsultan bertanggung jawab secara profesional atas jasa konsultansi yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku. b. Secara umum tanggung jawab konsultan sebagai berikut : c. Hasil Karya konsultan harus memenuhi persyaratan standar disesuaikan dengan arah dan kebijakan Kementerian dalam penanggulangan bencana. d. Hasil Karya konsultan harus mengakomodasi batasan-batasan yang telah diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen, termasuk KAK ini, antara lain segi pembiayaan dan waktu penyelesaian pekerjaan. 16. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan Waktu pelaksanaan untuk kegiatan ini adalah 3 (tiga) bulan kalender atau 90 (sembilan puluh) hari terhitung sejak SPMK diterbitkan. 17. Personil. Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan tenaga ahli sesuai dengan penugasan sebagai berikut : 1. Team Leader : Magister dengan latar belakang pendidikan S-2 Teknik Lingkungan Penyehatan dengan pengalaman profesional pada bidang mitigasi bencana minimum 15 tahun. 2. Ahli Air Minum :

Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

48

Sarjana dengan latar belakang pendidikan S-1 Teknik Lingkungan Penyehatan dengan pengalaman profesional pada bidang pekerjaan perencanaan, perencanaan teknis dan pemrograman air minum minimum 12 tahun. 3. Ahli Sanitasi : Sarjana dengan latar belakang pendidikan S-1 Teknik Lingkungan Penyehatan dengan pengalaman profesional pada bidang pekerjaan perencanaan, perencanaan teknis dan pemrograman sanitasi, drainase dan persampahan minimum 8 tahun. 4. Ahli Geologi : Sarjana dengan latar belakang pendidikan S-1 Teknik Geologi dengan pengalaman profesional pada bidang pekerjaan kebencanaan minimum 8 tahun. 5. Ahli Geodesi Sarjana dengan latar belakang S-1 lulusan Teknik Mesin/Teknik Elektro dengan pengalaman profesional minimal 8 tahun pada bidang perencanaan tofografi dan pemetaan . 6. Ahli Vulkanologi Sarjana dengan latar belakang S-1 lulusan Teknik Geologi dengan pengalaman profesional minimal 8 tahun pada bidang Vulcanologi dan kebencanaan. 7. Ahli Mekanika Tanah Sarjana dengan latar belakang S-1 lulusan Teknik Sipil dengan pengalaman profesional minimal 8 tahun pada bidang perencanaan teknis dan pemrograman penelitian struktur tanah. 8. Ahli Hidrologi Sarjana dengan latar belakang S-1 lulusan Teknik Sipil Pengairan dengan pengalaman profesional minimal 8 tahun pada bidang perencanaan teknis irigasi dan pengamanan pantai. 9. Ahli Teknik Kelautan Sarjana dengan latar belakang S-1 lulusan Teknik dengan Sipil/Teknik pengalaman

Lingkungan/Teknik

Geodesi/Teknik

Industri/Planologi

Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

49

profesional 8 tahun dalam penanggulangan bencana dan peralatan peringatan dini ( early warning sistim.) 10. Ahli Geomatika Sarjana dengan latar belakang S-1 lulusan Manajemen Logistik dengan pengalaman profesional 8 tahun pada pembangunan gudang dan tata kelola pergudangan dan pernah terlibat dalam penanggulangan bencana : tanggap darurat/rehabilitasi/rekonstruksi akibat dampak bencana alam. 11. Ahli Planologi Sarjana dengan latar belakang S-1 lulusan Planologi dengan pengalaman profesional 8 tahun tata ruang dan tata wilayah rawan bencana. Disamping itu, Konsultan dapat menyediakan asisten tenaga ahli, tenaga pendukung operator auto cad operator komputer, tenaga adminitrasi/keuangan dan pramusaji . 18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Terlampir.

19. Laporan : Laporan kegiatan ini terdiri dari 4 laporan , meliputi : a. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan harus diserahkan 15 hari setelah SPMK diterbitkan, berisikan : Pemahaman terhadap KAK Metode pendekatan, analisa dan model teori-teori yang digunakan Struktur Organisasi dan program kerja penyedia jasa secara menyeluruh; Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya; Jadual kegiatan penyedia jasa konsultasi

Laporan Pendahuluan diserahkan sebanyak 5 (lima) copy. b. Laporan Antara Laporan Antara selambat-lambatnya 45 ( empat puluh lima ) hari setelah penugasan, konsultan harus menyerahkan Laporan Antara yang berisikan penajaman Pemetaan data primer dan sekunder dan peta daerah rawan bencana yang telah didapatkan oleh konsultan. Laporan Antara diserahkan sebanyak 10 (sepuluh) copy. c. Konsep Laporan Akhir
Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

50

Selambat-lambatnya 75 ( tujuh puluh lima ) hari setelah penugasan, konsultan harus menyerahkan Konsep Laporan Akhir yang berisikan pokok sasaran ruang lingkup termasuk menyelesaikan seluruh petapeta darah rawan bencana Tim Teknis Laporan Konsep Akhir disiapkan sebanyak 10 (sepuluh ) copy. d. Laporan Akhir Akhir masa kontrak pekerjaan, konsultan telah menyempurnakan konsep laporan akhir termasuk menyelesaikan seluruh laporan sesuai hasil pembahasan dan diskusi serta masukan dari para ahli dan nara sumber yang siap disahkan oleh Pejabat Eselon I. dan menyerahkan Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh) copy disertai soft copy Laporan Akhir, selambat-lambatnya 120 hari setelah penugasan (terbit SPMK) 20. Penutup 1. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima, maka konsultan hendaknya memeriksa semua bahan masukan yang diterima dari nara sumber dan mencari sumber data tambahan lain yang dibutuhkan. 2. Konsultan harus melakukan konsultasi dan mempresentasikan program kerja dan seluruh tahapan draft laporan kepada Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis sesuai jadwal yang telah diajukan. 3. Konsultan dalam pembahasan diskusi harus mengundang para nara sumber aktif dari lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis sesuai jadwal yang telah diajukan. 4. Untuk lebih melengkapi kesempurnaan laporan Konsultan dalam menghimpun data primer agar melakukan kunjungan ke daerah yang pernah mengalami bencana dan kunjungan ke salah satu Depo Gudang regional Direktorat Jenderal Cipta Karya. 5. Dalam rangka penyempurnaan Laporan , buku Konsultan dalam pembahasan diskusi harus mengundang para nara sumber aktif dari lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya bersama Pejabat Pembuat Komitmen dan Tim Teknis sesuai jadwal yang telah diajukan. 6. Konsultan harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen maupun yang dicari sendiri. 7. Kesalahan/kelalaian dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan Teknis Bidang Cipta Karya akibat dari kesalahan data informasi menjadi tanggung jawab Konsultan. 8. Dalam melaksanakan kegiatan, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat. Penanggung jawab Kegiatan Pekerjaan Pemetaan data dan peta daerah rawan bencana ini adalah Kepala Satuan Kerja Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya.

Jakarta, Maret 2012 Kasatker Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kun Hidayat Soeratno,SE. NIP. 110032206

Pemetaan Data dan Peta Daerah Rawan Bencana

You might also like