You are on page 1of 9

Nama: Asal SMA:

Nomor Peserta:

PERCOBAAN 1 Analisis Kuantitatif Penentuan Komposisi magnesium hidroksida dan Aluminium hidroksida dalam obat maag
1. Pendahuluan Obat maag (tukak lambung) atau Antasida, adalah obat yang mengandung bahan-bahan yang efektif menetralkan asam di lambung dan tidak diserap ke dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai). Penggunaan antasida bertujuan untuk meredakan gejala mual-mual, perih, kembung atau melilit akibat penyakit tukak lambung (sakit maag). Untuk mengatasi nyeri lambung, di dalam sediaan antasida umumnya mengandung senyawa yang dapat menetralkan asam lambung, sehingga mengurangi derajat keasaman lambung. Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag, maka semakin banyak asam yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit maag dengan tuntas. Zat utama berkhasiat yang digunakan disebut Magaldrate, yaitu campuran aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Campuran ini sering juga disebut susu magnesium atau aluminium hidroksida. Bila masuk kedalam lambung, campuran aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida sebagian akan dinetralkan oleh asam lambung, sehingga pH cairan lambung akan naik. Nilai pH maksimum yang dapat dicapai dan kemampuan mempertahankan pH cairan lambung sekitar 3,5-5, yang identik dengan pH Magaldrate. Dalam percobaan ini, anda diberikan contoh obat maag yang mengandung emulsi campuran aluminium hidroksida dan magnesium hidroksida. Anda harus menentukan komposisi Magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida dengan melakukan titrasi asam-basa dan memilih indikator yang tepat. Komposisi dalam obat maag anda tentukan berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan. 2. Percobaan 2.1. Peralatan dan Bahan Kimia: No. 1. 2. 3. 4. 5. Buret 25 mL Pipet gondok (pipet volumetri) 10 mL Pompa pipet (Pipette filler) Labu volumetri 100 mL Erlenmeyer 250 mL Alat Jumlah 1 2 1 1 7

1
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA:


6. 7. 8. 9. 1 0. 1 1. Gelas kimia 250 mL Botol semprot 250 mL Corong tangkai pendek , 5 cm Statif besi Klem buret Tissue gulung 3 1 1 1 1 1

Nomor Peserta:

No.

Bahan kimia

Keterangan Normalitasnya ditentukan Normalitasnya diketahui Jangkauan pH= 8,3-10 Warna asam: tak berwarna Warna basa= merah Jangkauan pH= 3,1- 4,4 Warna asam: Merah Warna basa: Jingga Jangkauan pH= 6,0-7,6 Warna asam= kuning Warna basa= biru Emulsi yang anda tentukan komposisinya

1 Larutan HCl . 2 Larutan NaOH . 3 Indikator phenolptalein . 4 Indikator metil jingga . 5 Indikator brom thymol blue . 6 Mylanta cair .

2.2. Prosedur percobaan Anda melakukan percobaan dengan menggunakan bahan kimia dan perlengkapan yang tersedia. A. Standarisasi larutan asam (HCl) 1. Masukkan larutan basa (NaOH) yang telah diketahui kenormalannya ke dalam buret, putarlah kran buret untuk membuang sejumlah basa sampai tidak ada gelembung udara di ujung buret. Catatan: Bacalah miniskus pada buret sampai 2 angka di belakang koma untuk memulai titrasi, kemudian bukalah kran buret.

2
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA:

Nomor Peserta:

2. Ambillah sampel larutan asam (HCl) sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet gondok 10 mL ke dalam labu Erlenmeyer ukuran 250 mL. 3. Tambahkan 3 tetes indikator (pilih yang sesuai menurut anda).

4. Dengan menggunakan basa (larutan NaOH) yang sudah disiapkan


dan diketahui kenormalannya, lakukan titrasi terhadap larutan asam tersebut. Selama titrasi, labu Erlenmeyer hendaknya digoyang-goyangkan agar terjadi percampuran yang homogen. 5. Titrasi dihentikan bila telah terjadi perubahan warna indikator yang anda gunakan.

Catatan: Untuk memudahkan melihat titik akhir titrasi, yaitu dengan timbulnya perubahan warna indikator, amatilah warna larutan dalam labu Erlenmeyer dengan kertas putih sebagai latar belakang (background). Penambahan basa pada awal titrasi menyebabkan perubahan warna indikator agak cepat, tetapi semakin mendekati titik ekivalen perubahan warna indikator mulai sukar hilang, karena itu penambahan basa harus dilakukan setetes demi setetes sampai warna indikator tidak berubah lagi. 6. Bacalah buret dan catatlah volume basa yang dipakai. 7. Ulangi titrasi ini sebanyak 3 kali (triplo). Bila volume basa yang digunakan jauh berbeda, gunakan nilai yang berdekatan. Ambil harga rata-rata dari percobaan yang anda lakukan. Hitunglah kenormalan asam menurut persamaan : Va x Na = Vb x Nb A. Penentuan kadar basa di dalam obat maag

1. Ke dalam labu ukur 100 mL (telah disiapkan oleh asisten) yang


telah berisi 5 mL larutan emulsi obat maag mylanta, tambahkan

3
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA:

Nomor Peserta:

aquades sampai tanda batas. Kocoklah campuran dalam labu ukur tersebut sehingga menjadi homogen. 2. Ambillah sampel emulsi di dalam labu ukur sebanyak 10 mL dengan menggunakan pipet gondok dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer berukuran 250 mL. 3. Dengan menggunakan pipet gondok, tambahkan secara kuantitatif 10 mL larutan asam (HCl) yang telah ditentukan kenormalannya ke dalam labu Erlenmeyer yang telah berisi sampel obat maag mylanta tersebut, lalu goyang-goyangkan labu Erlenmeyer agar homogen. 4. Tambahkan 3 tetes indikator yang tepat, dan titrasilah seperti pekerjaan di atas. 5. Lakukan titrasi hingga terbentuk perubahan warna indikator yang stabil. 6. Bacalah buret dan catatlah volume basa yang dipakai. 7. Ulangi titrasi ini sebanyak 3 kali (triplo). 8. Ambil harga rata-rata dari percobaan yang anda lakukan, lalu hitunglah kadar basa (OH) di dalam sampel obat yang anda titrasi.

PERCOBAAN 2
HIDROLISIS STARCH (Kanji) Starch (kanji) dan selulosa adalah merupakan polimer yang terbentuk dari ikatan 1-4 sesama unit glukosa. Perbedaan yang mendasar dari kedua polisakarida adalah starch mempunyai ikatan glikosida alfa sedangkan sellulosa mempunyai ikatan glikosida beta. Sumber utama starch adalah beras, singkong, gandum, kentang, ketela umbi dan lainlain. Starch dapat dihidrolisa dalam suasana asam atau dengan adanya pengaruh enzim amilase (yang terdapat dalam saliva/air liur) menjadi maltosa dan glukosa. Pengumpulan Saliva (air liur) 1 : 1 Prosedur:

1. Cuci mulut dengan cara berkumurkumur menggunakan air


sehingga bebas dari sisa makanan.

4
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA:

Nomor Peserta:

2. Tampung bagian air liur bening dalam tabung reaksi kurang lebih 1 mL. 3. Tambahkan 1 mL air, aduk menggunakan pipet tetes.

4. Larutan Saliva 1:1 siap digunakan untuk menghidrolisis larutan


kanji. Hidrolisis Enzimatis

1. Ambillah 3 buah tabung reaksi yang sudah diberi label (Blanko, 30


menit, 60 menit) yang telah berisi masing-masing 2 mL larutan kanji 1 % (sudah disiapkan oleh petugas). 2. Berilah nama masing-masing peserta pada ketiga tabung reaksi tersebut.

3.

Kecuali pada tabung reaksi blanko, tambahkan masing-masing 4

tetes saliva 1:1 yang telah saudara siapkan. Catat waktu ketika penambahan larutan saliva tersebut dan kocok menggunakan pipet tetes.

4. 5.

Letakkan semua tabung reaksi tersebut pada rak tabung, dan Setelah 30 menit dari waktu penambahan saliva, segera hentikan

biarkan pada suhu kamar. aktivitas enzim pada tabung reaksi berlabel 30 menit dengan cara mendidihkannya dalam penangas air selama 10 menit. Kemudian dinginkan kembali pada suhu ruang.

6.
7.

Setelah 60 menit dari waktu penambahan saliva, lakukan juga Setelah dingin, dilakukan beberapa test seperti prosedur berikutnya.

prosedur seperti no. 5 pada tabung reaksi berlabel 60 menit.

Tes Iodium

1.

Ambil 1 mL larutan hasil hidrolisis dari masing-masing tabung reaksi

(blanko, 30 menit dan 60 menit) dan masukkan kedalam tabung reaksi kecil, sisa larutan dalam tabung berlabel 60 menit disimpan untuk keperluan uji TLC dan uji Osazon. 2. 3. Pada tabung reaksi kecil tersebut tambahkan masing-masing 2 tetes Amati dan catat perubahan warna yang terjadi. larutan iodium 0.002 M.

5
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA:

Nomor Peserta:

Uji TLC

Batas pelarut
Plat TLC

1.

Siapkan plat TLC yang telah disediakan oleh (seperti gambar disamping), dengan

petugas

menggunakan pipa kapiler yang sudah disediakan (1 pipa kapiler untuk 1 larutan) totolkan masingmasing larutan berikut : a. Larutan standar glukosa 1% pada titik A b. Larutan standar maltosa 1% pada titik B
B C A

pelarut

c. Larutan hasil hidrolisis 60 menit pada titik C Gambar TLC 2. Keringkan dengan cara diangin-anginkan selama 2-3 menit. Ke dalam beaker glass 100 mL, tuangkan 5 mL pelarut/eluent (1yang telah disediakan oleh

3.

butanol : asam asetat : eter : air = 9:6:3:1) tutup dengan aluminium foil (lihat gambar!).

petugas. Letakkan plat TLC tersebut (dalam posisi berdiri) ke dalamnya dan

4. 5.

Hentikan proses TLC bila jarak pelarut mencapai 1 cm dari ujung Dalam keadaan masih basah serahkan plat TLC tersebut pada petugas

atas plat TLC, beri tanda pada batas akhir eluent menggunakan pensil. untuk diidentifikasi dengan menggunakan larutan p-anisidin dan asam ptalat dalam etanol.

6. 7.

Keringkan dengan cara meletakkan di atas hotplate sebentar ( 1 Gambar spot yang didapat dan ditentukan Rf nya dan tempelkan plat

menit). TLC pada lembar data.

Uji Osazon 1. Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan tulis nama peserta. Pada tabung reaksi tersebut masukkan 2 mL larutan hasil hidrolisis 60 Panaskan tabung reaksi tersebut dalam waterbath selama 15 menit,

2.
3.

menit dan 5 mL larutan fenilhidrazinklorida. lalu dinginkan pada suhu ruang.

6
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA: 4.

Nomor Peserta:

Saring endapan osazon yang terbentuk dengan kertas saring yang

telah diketahui bobotnya dan keringkan kertas saring berisi endapan tersebut dengan cara disimpan diatas kaca arloji dan dipanaskan diatas hot plate selama 5 menit. 5. 6. 7. Timbang kembali kertas saring beserta endapan yang di dapat. Hitung bobot endapan osazon yang didapat. Masukkan endapan dan kertas saringnya kedalam plastik yang telah

disediakan, beri label nama peserta dan serahkan pada petugas untuk ditetapkan titik lelehnya.

7
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA:


PERCOBAAN 3 BENZIL ALKOHOL

Nomor Peserta:

Ada tiga jenis senyawa alkohol (primer, sekunder dan tersier), dengan asam karboksilat dan katalis asam, alkohol tertentu dapat bereaksi menghasilkan ester. Alkohol dapat dioksidasi lanjut sampai menjadi asam karboksilat. Di bawah ini saudara diharuskan mengamati, mencatat sifatsifat fisik dan menuliskan reaksi yang terjadi dari benzil alkohol. Kelarutan

1. 2.
a. b. c. 3.

Masukkan

masingmasing 5 tetes

benzil alkohol dalam 3 buah

tabung. lakukan test kelarutan (dengan menambahkan kira-kira 1 mL pelarut) Air Alkohol Eter Amati bagaimana kelarutannya, apakah mudah larut atau tidak larut! dengan menggunakan pelarut :

Oksidasi

1.

Ke dalam tabung reaksi masukkan 0,5 g kalium dikromat (sudah

disediakan petugas), tambahkan 5 mL asam sulfat encer dan 3 tetes benzil alkohol, kocok dengan baik.

2. 3. 4.
5.

Hangatkan dalam water bath sampai reaksi berlangsung dengan Cium dan catat baunya, lalu dinginkan selama 30 menit. Amati apakah terbentuk endapan atau tidak. Jika terbentuk endapan, Amati endapan yang terbentuk.

sempurna (kira-kira 10 menit), angkat kemudian kocok dengan keras.

disaring menggunakan kertas saring dan bilas dengan aquades.

8
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

Nama: Asal SMA:

Nomor Peserta:

9
Olimpiade Kimia Indonesia 2006

You might also like