You are on page 1of 62

KEBIJAKAN NASIONAL PEMBANGUNAN AIR MINUM dan PENYEHATAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

Latar Belakang
Pentingnya Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Jejak Langkah Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (AMPL) di Indonesia Pembelajaran Pembangunan AMPL Millenium Development Goals

Pentingnya Air Minum dan Sanitasi Dasar

Ketersediaan air dan sanitasi yang memadai merupakan sarana mengurangi kemiskinan Anak punya waktu bersekolah Pendidikan

yang lebih baik Kualitas SDM yang lebih baik Mengurangi kemiskinan Biaya yang dikeluarkan untuk membeli air menjadi jauh berkurang sehingga tersedia cukup dana untuk keperluan lain Lingkungan yang lebih bersih Terbebaskan dari diare, dan penyakit melalui air Penghematan terhadap biaya kesehatan

Pentingnya Air Minum dan Sanitasi Dasar


Berkurangnya angka kematian anak Beban wanita berkurang Memberdayakan wanita Berkurangnya kelahiran bayi dibawah berat normal Perawatan bayi, nutrisi yang lebih baik
Penghematan terhadap anggaran negara Anggaran yang harus dikeluarkan pemerintah untuk menangani diare, dan penyakit melalui air menjadi berkurang

Pengaruh Air Minum dan Sanitasi Dasar


Meningkatkan produktifitas perempuan Antrian air dilakukan oleh sebagian besar wanita dan anak perempuan sehingga menghalangi keterlibatannya dalam pekerjaan produktif dan bersekolah.

Jejak Langkah Pembangunan AMPL Indonesia

Kondisi Air Minum dan Sanitasi Dasar Indonesia


Air Minum di Asia Tenggara (2000)
Indonesia Vietnam Pilipina Myanmar Thailand Singapura 0 20 40 60 80

Sanitasi Dasar di Asia Tenggara (2000)


Cambodia Lao PDR Vietnam Indonesia Southeast Myanmar Malaysia 100 Philippine Thailand Singapore 0 20 40 60 80 100

Access to water according to different definitions %

100 80 60 40 20 0

MDG target for water from improved sources controlled for excreta disposal

AIR MINUM
(Data BPS, Tahun 2006)

MDG target for piped water

Air Perpipaan = 18,4% Air dari sumber yang

Piped wat er [ 1 ] , % households

So urce: Susenas

W at er f rom improved sources cont rolled f or excret a disposal [ 2 ] , % populat ion

aman terhadap sumber pencemaran= 58,6% (termasuk air perpipaan) Target MDG 67%

19 92 19 94 19 96 19 98 20 00 20 02 20 04 20 06 20 08 20 10 20 12 20 14
W at er f rom improved sources regardless of dist ance f rom excret a disposal [ 3 ] , % households

Cakupan Layanan Air Minum (%) Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 Air Ledeng 18.45 17.03 17.95 17.75 18.38 Air Terlindungi 39.51 40.12 40.55 39.82 40.16 Total 57.97 57.15 58.51 57.57 58.55

Cakupan layanan air minum rendah (2006) Total 58,6 % perpipaan 18,4% non perpipaan 40,2% Target MDG 2015 75%

Persentase Rumah Tangga (di Perkotaan & Perdesaan) Berdasarkan Sumber Air Minum untuk Skala Nasional
70.00

60.00

57.97

57.15

58.51

57.57

58.55

50.00 40.55

Persentase (%)

39.51 40.00

40.12

39.82

40.16 Air Ledeng Air T erlindungi

30.00

Air Ledeng + Air T erlindungi

20.00

18.45

17.03

17.95

2004 Tahun

17.75

18.38

10.00

Cakupan layanan (2002-2006) tetap

0.00 2002 2003 2005 2006

Proportion of Household w ith improved sanitation


90 80 70 60 50

SANITASI DASAR (Data BPS, Tahun 2006)

Proporsi rumah tangga


ation

40 30 20 10 0 1992 1993 1994

1995 1996

1997 1998 1999 2000 2001 2002

years Rural Urban Total

yang menggunakan tangki septik dan jamban = 69,3% (urban 81,8% and rural 60%) target MDG 65% Data ini mengabaikan kualitas sarana sehingga kemungkinan akses lebih rendah

A k s es A ir Min u m In d o n es ia 2006
IND O NE S IA S ulawes i Utara J awa Teng ah J awa Timur J awa B arat Maluk u Nus a Teng g ara B arat D I Y og y ak arta D K I J ak arta B ali B anten S ulawes i S elatan S umatera Utara S ulawes i Teng g ara S ulawes i Teng ah G orontalo K epulauan R iau K alimantan Timur R iau L ampung S umatera B arat Maluk u Utara S umatera S elatan Nus a Teng g ara Timur K alimantan S elatan J ambi Nang g roe A c eh D arus s B ang k a B elitung K alimantan B arat S ulawes i B arat B eng k ulu K alimantan Teng ah Irian J ay a B arat P apua 0 20 40 60 80 100

A ks es S an itas i D as ar In d o n es ia 2006
IND O NE S IA D K I J ak arta D I Y og y ak arta S ulawes i Utara L ampung R iau B ali K alimantan Timur S umatera Utara K epulauan R iau J awa Timur S ulawes i S elatan J awa Teng ah S umatera S elatan B anten Nus a Teng g ara Timur S ulawes i Teng g ara B eng k ulu B ang k a B elitung K alimantan S elatan Nang g roe A c eh D arus s K alimantan B arat J awa B arat J ambi Maluk u Utara S ulawes i Teng ah P apua G orontalo K alimantan Teng ah Maluk u Irian J ay a B arat S umatera B arat S ulawes i B arat Nus a Teng g ara B arat 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Aks es Air Minum NAD 2006


Nanggroe Ac eh Darus s alam K ab. B ireuen K ab. P idie K ab. Ac eh B es ar K ota L angs a K ota S abang K ab. Nagan R aya K ab. B ener Meriah K ab. G ayo L ues K ab. Ac eh Tamiang K ota L hoks umawe K ota B anda Ac eh K ab. Ac eh Utara K ab. Ac eh Tengah K ab. Ac eh Tenggara K ab. Ac eh B arat K ab. Ac eh Timur K ab. Ac eh S ingkil K ab. Ac eh B arat Daya K ab. Ac eh S elatan K ab. Ac eh J aya K ab. S imeulue 0% 20% 40% 60% 80% 100%

Aks es S anitas i Das ar NAD 2006


Nanggroe Aceh Darus s alam K ota B anda Aceh K ota Langs a K ab. Aceh Tamiang K ota Lhoks umawe K ab. B ireuen K ab. Aceh Utara K ota S abang K ab. Aceh S ingkil K ab. Aceh Timur K ab. Aceh B es ar K ab. B ener Meriah K ab. Aceh Tengah K ab. Nagan R aya K ab. P idie K ab. Aceh B arat K ab. Aceh J aya K ab. Aceh S elatan K ab. Aceh Tenggara K ab. S imeulue K ab. Aceh B arat Daya K ab. G ayo Lues 0% 20% 40% 60% 80% 100%

AIR MINUM DAN SANITASI TIDAK MENJADI PRIORITAS

Air Minum dan Penyehatan Lingkungan bukan prioritas bagi pemerintah dan legislatif Tergambarkan pada alokasi dana yang sangat minim

Rendahnya kesadaran
masyarakat
Komunitas khususnya di perdesaan kurang memahami pentingnya sanitasi bagi kesehatan.

Wajah Pembangunan AMPL Masa Lalu

Rural Water Supply and Sanitation, and Sector Project (RWSS) Pembelajaran
Ketika masyarakat Tidak membutuhkan Bukan menjadi bagian dari proses perencanaan dan pelaksanaan Tidak dilatih Tidak berkeinginan berkontribusi baik untuk investasi awal maupun biaya pemeliharaan maka usaha pembangunan AMPL akan sia-sia

Rural Water Supply and Sanitation, and Sector Project (RWSS)

Pembelajaran Pembangunan AMPL

Pembelajaran

Pembangunan AMPL di Indonesia

Efektifitas dan keberlanjutan sarana AMPL bergantung pada:


Keterlibatan masyarakat dalam seluruh proses pembangunan (perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi) Kontribusi dana dan in-kind dari masyarakat Pilihan pelayanan dan konsekuensi biaya ditentukan langsung oleh masyarakat. Kesesuaian antara kebutuhan (bukan keinginan) dengan ketersediaan Keterlibatan perempuan dalam seluruh proses Pilihan teknologi yang ditawarkan. Pemahaman masyarakat akan pentingnya konservasi lingkungan (air terbatas benda ekonomi, konservasi sumber air dll).

Pembelajaran
AMPL.

Pembangunan AMPL di Indonesia


Perlunya exit strategy bagi setiap proyek pembangunan
Tersedia Unit Pengelola Prasarana dan sarana Tersedia aturan dan regulasi yang jelas (bahkan yang hanya berbentuk aturan adat) Kesiapan pemerintah daerah untuk mendampingi masyarakat (rencana induk AMPL, bantuan teknis, subsidi, dll).

Pengguna AMPL memiliki kemampuan untuk membayar


layanan sejauh hal tersebut menjawab kebutuhan. penyehatan lingkungan

Kampanye perubahan PHBS menjadi salah satu kunci program

Millennium Development Goals


Merupakan komitmen bersama para negara
anggota PBB sebagai upaya untuk menanggulangi masalah kemiskinan dan kebutuhan dasar manusia Dideklarasikan pada Millenium Summit - Bulan September 2000 di New York Ditegaskan kembali mengenai target MDG pada Johannesburg Summit Bulan September 2002 di Afrika Selatan Terdiri dari 8 tujuan, 18 target, dan > 40 indikator

Millenium Development Goals


Tujuan 1 Memberantas kemiskinan dan kelaparan Tujuan 2 Mewujudkan pendidikan dasar Tujuan 3 Meningkatkan kesetaraan jender dan Tujuan 4 Tujuan 5 Tujuan 6 Tujuan 7
Tujuan 8

pemberdayaan perempuan Mengurangi angka kematian bayi Meningkatkan kesehatan ibu Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya Pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan

Tujuan 7 Pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan

Target 10
Mengurangi separuh, pada tahun 2015, dari proporsi penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air minum dan sanitasi dasar

Keterkaitan Air Minum dan Sanitasi terhadap isu-isu pembangunan


Millennium Development Goals
Menjamin Keberlanjutan Lingkungan
Meningkatkan Pendapatan & Mengatasi Kelaparan Mendorong Kesetaraan Gender Menurunkan Angka Kematian Anak Meningkatkan Kesehatan Ibu Memerangi HIV/ AIDS, Malaria Perbaikan Permukiman Kumuh Mencapai Pendidikan Dasar Membangun Kemitraan Global

Pembangunan Berkelanjutan

Akses Air Minum dan Sanitasi

UU No.7 Tahun 2004

Millennium Development Goals

PP No.16 Tahun 2005

WASPOLA National Policy ISSDP National Action Plan Kebijakan Berbasis Lembaga Kebijakan Berbasis Masyarakat

Strategi AM, AL, Sampah dan Drainase

Strategi Pelaksanaan

Action Plan

Action Plan

Program dan Kegiatan

Kesimpulan
Efisiensi dan efektivitas pelayanan air minum
dan air limbah di Indonesia belum optimal Perlu ada upaya khusus dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan untuk mencapai target MDG pada tahun 2015 Salah satu upaya yang ditempuh adalah menyusun Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum (berbasis masyarakat dan lembaga) Penyusunan kebijakan dilakukan secara partisipatif sehingga diharapkan dapat diterapkan (applicable)

MENGAPA BERBASIS MASYARAKAT

Kekurangpahaman pemerintah (akan


potensi masyarakat) karena
fokus pada fasilitas (target oriented) daripada pelayanan (demand oriented)

Hasil pembangunan AMPL kurang optimal Desentralisasi/otonomi


Pelayanan mendekat pada masyarakat sehingga peran pemerintah tidak hanya sebagai penyedia tetapi juga fasilitator, koordinator, dan pendukung

DEFINISI DAN KARAKTERISTIK BERBASIS MASYARAKAT

Berbasis masyarakat masyarakat sebagai

pengambil keputusan pada semua aspek penting dalam perencanaan dan pembangunan sistem AMPL dan bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pemeliharaan sistem AMPL.
Masyarakat memutuskan pilihan teknologi, bentuk layanan, organisasi, mekanisme pendanaan dan bentuk pengaturan. Masyarakat bertanggungjawab pemeliharaan, pengaturan, mengatur organisasi pengelola, dan mendanai

Karakteristik

Persyaratan Dasar

Kemampuan mengelola
mempunyai keahlian kemampuan membayar

Keinginan mengelola
adanya kebutuhan kesediaan membayar manfaat penerimaan teknologi, layanan

Keuntungan

Sistem sesuai kebutuhan layanan kebutuhan dan kemampuan ketergantungan rendah sistem pembayaran dan iuran sesuai kemampuan kemampuan masyarakat meningkat pemilikan aset milik masyarakat, hak kelola pengembangan selanjutnya kepercayaan meningkat

Kerugian

komitmen masyarakat sementara didominasi oleh elite pengaturan keuangan bermasalah konflik antar pengelola dan pemerintah
desa ketergantungan pada fasilitator

Implikasi

legalitas kepemilikan aset aktifitas menghasilkan dana mempunyai kesempatan menerima dana

dari luar mempunyai kemampuan meminjam dana menjadi mitra pemerintah dan pihak lain

Peran Pemerintah
Peran tempat bertanya, bimbingan teknis,
keuangan, menyediakan regulasi, dll Kapasitas kemampuan berkomunikasi, fleksibel, mendorong dan memotivasi masyarakat Kebutuhan peningkatan kapasitas pelatihan Paradigma lebih pada proses dan bukan target, lebih pada keberlanjutan dan bukan membangun fasilitas, pendekatan terpadu melibatkan semua pihak berkepentingan (pemerintah, LSM, swasta, masyarakat).

Implikasi Bagi Pemerintah


Positip

Beban tugas rutin pemeliharaan dan perbaikan,

serta penagihan iuran berkurang Kualitas perencanaan membaik Kemampuan pelayanan membaik Ketersediaan dana pembangunan sistem baru lebih banyak

Negatip

Psikologis kehilangan kekuasaan, status Butuh waktu yang lebih banyak Standarisasi pendekatan lebih sulit Dukungan pelayanan lebih kompleks

Bentuk Dukungan
Fungsi Nas Kebijakan Peraturan Skala Prop Kab Masy

Koordinasi Departemen dan donor


Strategi dan Petunjuk Pemantauan Dukungan dana Peningkatan kapasitas Perencanaan

Pelaksanaan
Pengelolaan

Kebijakan Nasional Pembangunan AMPL Berbasis Masyarakat (1)


Paradigma baru:

Menitikberatkan pada pemberdayaan


masyarakat
Menerapkan Pendekatan Tanggap Kebutuhan

Demand driven

Peran pemerintah: provider fasilitator

Pro poor Pro lingkungan

(1) AIR SEBAGAI BENDA SOSIAL DAN BENDA EKONOMI


Juragan air??

Pandangan bahwa air merupakan benda sosial

Eksploitasi air yang berlebihan

Dibutuhkan Kampanye publik

Pandangan bahwa air merupakan benda sosial dan benda ekonomi

GOAL

(2) PILIHAN YANG DIINFORMASIKAN SEBAGAI PENDEKATAN TANGGAP KEBUTUHAN


Masyarakat merupakan penentu keputusan

Pemerintah (fasilitator) memberikan seluruh informasi pilihan

Pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat

(3) PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN


Upaya Peningkatan Kualitas Hidup masyarakat

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Upaya Pelestarian Lingkungan

(4) PENDIDIKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

Kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah

Kesadaran akan perilaku hidup bersih dan sehat yang tinggi

(4) KEBERPIHAKAN PADA MASYARAKAT MISKIN

Ketika air dan sanitasi tidak tersedia maka masyarakat miskin yang paling menderita Memenuhi kebutuhan masyarakat miskin terhadap air minum dan sanitasi menjadi pintu masuk peanggulangan kemiskinan

(6) PERAN PEREMPUAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


KESIMPULAN FAKTA II FAKTA I Perempuan lebih mengetahui halhal penting dalam kemudahan mendapatkan air dan penggunaan sarana dan prasarana Keterlibatan perempuan dalam proses pembangunan menjamin keberlanjutan pelayanan sarana dan prasarana yang dibangun

Permpuan harus turut menjadi pelaku utama dalam pembangunan

(7) AKUNTABILITAS
PROSES PEMBANGUNAN

Masyarakat sasaran sebagai subyek pembangunan, bukan sebagai obyek

Masyarakat benar-benar memahami dan terlibat dalam proses pembangunan

(8) PERAN PEMERINTAH SEBAGAI FASILITATOR

Pemerintah sebagai penyedia

Pemerintah sebagai fasilitator


Memberikan bimbingan teknis dan non teknis yang terus menerus yang sifatnya memberikan dorongan dan memberdayakan masyarakat

(9) PERAN AKTIF MASYARAKAT


Pelibatan masyarakat secara aktif dalam pembangunan sarana dan prasarana

Melalui mekanisme perwakilan yang demokratis serta mencerminkan dan merepresentasikan keinginan dan kebutuhan mayoritas masyarakat

(10) PELAYANAN OPTIMAL DAN TEPAT SASARAN


LAYANAN OPTIMAL Sesuai kemampuan dan kebutuhan masyarakat Nyaman Terjangkau oleh semua lapisan masyarakat

TEPAT SASARAN

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat

(11) PENERAPAN PRINSIP PEMULIHAN BIAYA


TUJUAN: Masyarakat dapat memperkirakan kemampuan pembiayaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana agar pembangunan dapat berkelanjutan

Tujuan Akhir

(Sanitasi oleh Masyarakat)

Sanimas

Terima Kasih
.

You might also like