You are on page 1of 64

1 1 BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Tujuan bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan

UUD 1945 alinea 4 adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tewujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing manusia Indonesia. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas adalah penanggungjawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Sejak diperkenalkannya konsep puskesmas pada tahun 1968, berbagai hasil telah banyak dicapai. Angka kematian ibu dan kematian bayi telah berhasil diturunkan dan sementara itu angka harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna. Jika pada tahun 1995 angka kematian ibu dan angka kematian bayi masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup (SKRT 1995) serta 60/1.000 kelahiran hidup (Susenas 1995), maka pada tahun 1997 angka kematian ibu turun menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (SDKI 1997), sedangkan angka kematian bayi pada tahun 2001 turun menjadi 51/1.000 kelahiran hidup (Susenas 2001). Sementara itu umur harapan hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun pada tahun 1970 menjadi 65 tahun pada tahun 2000.

STIKes Faletehan Serang

2 2 Pada saat ini puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Kecuali itu untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan, puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Tercatat pada tahun 2000 jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277 unit, puskesmas pembantu 21.587 unit, puskesmas keliling 5.084 unit (perahu 716 unit, ambulance 1.302 unit). Sedangkan puskesmas yang telah dilengkapi dengan fasilitas rawat inap tercatat sebanyak 1.818 unit, sisanya sebanyak 5.459 unit tidak dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Sekalipun berbagai hasil telah banyak dicapai, namun dalam pelaksanaannya puskesmas masih menghadapi masalah, antara lain:
1.

Visi misi dan fungsi puskesmas belum dirumuskan secara jelas, sehingga pelaksanaan program puskesmas dan keterkaitannya dengan program pembangunan kesehatan secara keseluruhan belum optimal.

2.

Beban kerja puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terlalu berat. Pertama, karena rujukan kesehatan ke dan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota kurang berjalan. Kedua, karena Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang sebenarnya bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan secara menyeluruh di wilayah Kabupaten/Kota manajemen lebih banyak yakni melaksanakan perencanaan tugas-tugas (P1) yang administratif.

3.

Sistem

puskesmas

diselenggarakan melalui mekanisme perencanaan mikro (micro planning) yang kemudian menjadi perencanaan tingkat puskesmas, penggerakkan pelaksanaan (P2) yang diselenggarakan melalui mekanisme lokakarya mini (mini workshop) serta pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) yang diselenggarakan melalui mekanisme stratifikasi puskesmas yang kemudian menjadi penilaian kinerja puskesmas, dengan berlakunya prinsip otonomi perlu disesuaikan.
4.

Pengelolaan kegiatan puskesmas, meskipun telah ditetapkan merupakan aparat daerah tetapi masih terlalu sentralistik. Puskesmas dan daerah tidak

STIKes Faletehan Serang

3 3 memiliki keleluasaan menetapkan kebijakan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, yang tentu saja dinilai tidak sesuai lagi dengan era desentralisasi.
5.

Kegiatan yang dilaksanakan puskesmas kurang berorientasi pada masalah dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Selama ini setiap puskesmas dimanapun berada menyelenggarakan upaya kesehatan yang sama.

6.

Keterlibatan masyarakat yang merupakan andalan penyelenggaraan pelayanan kesehatan tingkat pertama, belum dikembangkan secara positif. Sampai saat ini, puskesmas kurang berhasil menumbuhkan inisiatif dan rasa memiliki serta belum mampu mendorong kontribusi sumber daya dari masyarakat dalam penyelenggaraan upaya puskesmas.

7.

Sistem pembiayaan puskesmas belum mengantisipasi perkembangan masa depan, yakni sistem pembiayaan pra-upaya untuk pelayanan kesehatan perorangan.

8.

Menyadari

keberhasilan

puskesmas

adalah

penting dalam

rangka

mewujudkan visi pembangunan kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat 2010, maka berbagai masalah dan atau kekurangan puskesmas di atas perlu segera diatasi. Disusunnya konsep dasar puskesmas ini yang merupakan bagian dari reformasi kesehatan (health reform) adalah dalam rangka mengatasi berbagai masalah di atas. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Fungsi puskesmas adalah sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan

perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari

STIKes Faletehan Serang

4 4 sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:
1.

Upaya Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah Indonesia.
a. b. c. d. e. f. g. 2.

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah: Upaya Promosi Kesehatan Upaya Kesehatan Lingkungan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana Upaya Perbaikan Gizi Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Upaya Pengobatan

Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni:
a. b. c. d. e. f. g. h. i.

Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

Dalam rangka memahami konsep puskesmas, kiranya perlunya kegiatan aplikatif, salah satunya dengan melakukan kegiatan pengalaman belajar lapangan (PBL). Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan untuk melatih sikap dan

STIKes Faletehan Serang

5 5 keterampilan professional dalam bidang kesehatan masyarakat. Kegiatan ini juga dapat menjadi salah satu wadah untuk sarana pengembangan kemampuan mahasiswa selaku calon sarjana kesehatan masyarakat sehingga mampu mengenal dan mengetahui struktur masyarakat yang ada di wilayah kerjanya.
2.

Tujuan Kegiatan PBL 1.2.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran Puskesmas secara geografi dan demografi serta program kerja di Puskesmas Ciomas tahun 2011. 1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Untuk mengetahui gambaran wilayah kerja puskesmas secara geografi dan demografi di Puskesmas Ciomas tahun 2011. Untuk mengetahui gambaran upaya kegiatan program promosi kesehatan di Puskesmas Ciomas tahun 2011. Untuk mengetahui gambaran upaya kegiatan program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ciomas tahun 2011. Untuk mengetahui gambaran upaya kegiatan program peningkatan gizi masyarakat di Puskesmas Ciomas tahun 2011. Untuk mengetahui gambaran upaya kegiatan program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) di Puskesmas Ciomas tahun 2011. Untuk mengetahui gambaran upaya kegiatan program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan KB di Puskesmas Ciomas tahun 2011. Untuk mengetahui gambaran upaya kegiatan program Pelayanan Kesehatan/ Pengobatan Dasar di Puskesmas Ciomas tahun 2011. Untuk mengetahui gambaran upaya-upaya program pengembangan puskesmas di Puskesmas Ciomas tahun 2011.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

3.

Manfaat Kegiatan PBL 1.4.1 Manfaat Bagi Puskesmas Sebagai bahan evaluasi dan informasi bagi Puskesmas terhadap program-program yang telah dicanangkan di Puskesmas Ciomas. 1.4.2 Manfaat Bagi STIKes Faletehan Serang

STIKes Faletehan Serang

6 6 Manfaat yang diperoleh STIKes Faletehan Serang dari kegiatan PBL I ini adalah sebagai media kerjasama antara institusi kampus dengan instansi kesehatan yaitu Puskesmas Ciomas, sebagai pengembang kualitas SDM yang professional, dan menjalin silaturahmi yang berkesinambungan. 1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa Manfaat yang diperoleh mahasiswa dari kegiatan PBL I ini adalah mahasiswa mendapatkan pengalaman belajar lapangan secara langsung, mahasiswa dapat mengetahui keadaan kesehatan di wilayah Puskesmas Ciomas dan melaksanakan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian masyarakat dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat.

4.

Ruang Lingkup Kegiatan PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) ini dibatasi dengan melihat

program umum puskesmas, upaya wajib puskesmas dan upaya-upaya tambahan berdasarkan situasi yang ada di Puskesmas Ciomas. Pengumpulan data dilakukan dengan metode studi deskriptif dengan pengumpulan data primer yaitu melakukan wawancara langsung kepada petugas di Puskesmas Ciomas dan data sekunder yaitu mengumpulkan data yang diperoleh dari Puskesmas Ciomas.

STIKes Faletehan Serang

7 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesehatan dan Kesehatan Masyarakat Kesehatan adalah suatu keadaan yang sempurna baik sejahtera fisik, mental dan sosial dan tidak semata-mata suatu keadaan yang bebas dari penyakit atau kecacatan (WHO,1974). Menurut UU Kesehatan RI tahun 2009, sehat adalah suatu kondisi atau keadaan seimbang baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

STIKes Faletehan Serang

8 8 Kesehatan Masyarakat didefinisikan oleh Winslow, pada tahun 1920 adalah ilmu dan kiat seni (art), untuk mencegah penyakit, memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kesehatan dan efisiensi masyarakat. Melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk sanitasi lingkungan, pengendalian penyakit menular, pendidikan higien perseorangan, mengorganisir pelayanan medis dan perawatan agar dapat dilakukan diagnosis dini dan pengobatan pencegahan serta membangun mekanisme sosial, sehingga setiap insan dapat menikmati standar kehidupan yang cukup baik untuk memelihara kesehatan.
1. A.

Puskesmas Pengertian Puskesmas Pengertian puskesmas yang akan diketengahkan disini menunjukan adanya

perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan pelayanan kesehatan dewasa ini, diantaranya: Pusat kesehatan maasyarakat (puskesmas) adalah kesatuan organisasi fungdional yang langsung memberikan pelayanan serta menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (dr. Azrul azwar, MPH; 1980). Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 1). Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakatdalam bentukkegiatan [pokok yang menyeluruh dan terpadu diwilayahnya. Puskesmas adalah suatu unit organisasi fungsional yang secara proposianal yang secara proposional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang menggunakan

STIKes Faletehan Serang

9 9 peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan pelayaanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
B.

Wilayah Puskesmas Wilayah kerja Puskesmas meliputi Kecamatan atau sebagian dari Kecamatan.

Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga dengan saran dan teknis dari kepala kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/ Kotamadya yang telah disetujui oleh kepala kantor wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk setiap Puskesmas. Untuk perluasan pelayanan kesehatan, maka Puskesmas perlu ditunjuk dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut Puskesmas Pembagian dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu kelurahan. Puskesmas di Ibukota Kecamatandengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas Kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi (Pedoman Kerja Puskesmas Jilid 1, 1997/ 1998)
C.

Pelayanan Kesehatan Menyeluruh Pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas ialah pelayanan kesehatan

yang meliputi pelayanan:


a. b. c. d.

Kuratif (Pengobatan) Preventif (Pencegahan) Promotif (Peningkatan Kesehatan) Rehabilitatif (Pemulihan Kesehatan)

Yang ditunjukan kepada semua penduduk dan dibedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
D.

Kegiatan Puskesmas

STIKes Faletehan Serang

10 10 Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda pula. Dengan demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. E.

KIA Keluarga Berencana Usaha Peningkatan Gizi Kesehatan Lingkungan Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular Pengobatan, termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Sekolah Kesehatan Olah Raga Perawatan Kesehatan Masyarakat Kesehatan Kerja Kesehatan Gigi dan Mulut Kesehatan Jiwa Kesehatan Mata Laboratorium Sederhana Pencatatan dan Pelaporan dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan Kesehatan Usia Lanjut Pembinaan Pengobatan Tradision

Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu) Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu Kecamatan

terdiri dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Higiene Sanitasi Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular dan lain sebagainya. Usahausaha tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II. Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan

STIKes Faletehan Serang

11 11 meliputi: Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Kesehatan Lingkungan, Perbaikan Gizi Masyarakat, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Pengobatan, Laboratorium Sederhana, Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Olah Raga, Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut, Kesehatan Remaja, Dana Sehat (JPKM), Pencatatan dan Pelaporan Pengobatan Tradisional dan Upaya Kesehatan Kerja. Pelaksana kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai suatu masyarakat kecil. Dengan kata lain kegiatan pokok Puskesmas ditunjukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat wilayah kerjanya. Bagian kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Masyarakat Desa.
F.

Fungsi Puskesmas Adapun fungsi kesehatan Puskesmas adalah sebagai pusat pembangunan

kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya, membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka peningkatan kemampuan untuk hidup sehat, dan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat wilayah kerjanya. Proses dalam melaksanan fungsinya dilaksanakan dengan cara:
a.

Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri. Memberikan petunjuk pada masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

b.

c.

d. e.

Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. Bekerja sama dengan sosial sektor yang bersangkutang dalam melaksanakan program Puskesmas.

STIKes Faletehan Serang

12 12 Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun non teknis administratif Kepala Dinas Kesehatan Daerah Tingkat II. Dalam \ urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai Sistem Kesehatan Nasional (SKN) maka Puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama. Disamping penyelenggaraan usahausaha kegiatan pokok Puskesmas tersebut diatas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat. Keadaan darurat mengenai kesehatan mungkin saja dapat terjadi, misalnya karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Kejadian-kejadian semacam ini mungkin memerlukan penundaan atau pengurangan kegiatan-kegiatan lain sampai keadaan darurat dapat di atasi. Sesuai wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah di dapatkan pelayanan kesehatan. Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu di tunjang dengan Puskesmas pembantu, penempatan bidan-bidan di desa-desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada, dan Puskesmas keliling. Di samping itu pergerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandu dan membina desa wisma akan dapat menunjang jangkauan pelayanan kesehatan.
G. 1.

Kedudukan Puskesmas Kedudukan puskesmas dalam bidang administrasi: Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II dan bertanggung jawab baik teknis maupun administrative kepada kepala dinas kesehatan dati II.

2.

Kedudukan dalam birarki pelayanan kesehatan: Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatansesuai dengan system kesehatan nasional (SKN) maka puskesmas berkedudukan pada fasililitas kesehatan pertama.

3.

Satuan penunjang Sesuai dengan keadaan geografis, luas wilayah, sarana perhubungan serta kepadatan penduduk dalam wilayah kerja puskesmas, tidak semua penduduk dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan puskesmas. Agar jangkauan pelayanan puskesmas lebih merata dan meluas, perlu ditunjang dengan

STIKes Faletehan Serang

13 13 puskesmas pembantu, penempatan bidan-bidan desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada dan puskesmas keliling. Disamping itu penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola posyandudan membina dasa wisma akan dapan menunjang jangkauan pelayanan puskesmas. Demi pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut puskesmas pembantu dan puskesmas keliling.

4.

Puskesmas pembantu Puskesmas pembantu adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmasdalam ruang lingkup wilayang yang lebih kecil. Dalam repelita V wilayah kerja puskesmas pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa, dengan sasaran penduduk antara 2500 orang (diluar jawa dan bali) sampai 10.000 orang (di perkotaan pulau jawa dan bali). Puskesmas pembantu merupakan bagian integral dari puskesmas, dengan lain perkataan satu puskesmas meliputi juga seluruh puskesmas pembantu yang ada di dalam wilayah kerjanya.

5.

Puskesmas keliling Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang di lengkapi dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi dan sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan puskesmas kelilinga adalah:
a.

Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terpencil yang tidak terjangkau oleh pelayanan puskesmas atau puskesmas pembantu, 4 hari dalam satu minggu

b.

Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa

STIKes Faletehan Serang

14 14
c.

Dapat diperguankan sebagai alat transportasi penderita dalam rangka rujukan bagi kasus darurat gawat. Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual.

d.

6.

Bidan yang bertugas di desa Pada setiap desa yang ada fasilitas pelayanan kesehatan, akan ditempatkan seorang bidan yang ditempatkan seorang bidan yang bertrmpat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas. Wilayah kerja bidan tersebut adalah suatu desa dengan jumlah penduduk dengan rata-rata 3000 orang. Dengan tugas utamanya adalah membina peran serta masyarakat melalui pembianaan posiandu dan pembinaan pimpinan kelompok persepuluhan, selain memberikan pelayanan langsung di posyandu dan pertolongan persalinan di rumah-rumah. disamping itu juga meneriama rujukan masalah kesehatan anggota keluarga persepuluhan untu diberi pelayanan seperlunya atu ditunjuk lebih lanjut kepuskesmas atu fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.

H.

Sistem Rujukan Adalah suatu jaringan system pelayanan kesehatan yang mungkin terjadi

penyerahan tanggung jawab secara timbale balik atas timbulnya suatu masalah dari suatu kasus atau masalah, baik secara vertikal mauoun horizontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan dilakukan sacara rasional. Jenis rujukan
1.

Rujukan medik, meliputi:


a.

Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain, disebut transfer of patien. Pengiriman bahan (specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap, disebut transfer of specimen. Mendatangkan atu mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkanmutu pelayanan pengobatan setempat, disebut transfer of knowledge/personel.

b.

c.

2.

Rujukan kesehatn

STIKes Faletehan Serang

15 15 Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan:
a.

Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar biasa atau berjangkitnya penyakit menular. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah. Penyidikan sebab kercunan, bantuan teknologi penanggulangan keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan missal. Pemberian makan, tempat tinggal dan obat-obatan untuk pengungsi atas terjadinya bencana alam. Sarana dan teknologi penyediaan air bersih untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih bagi masyarakat umum. Pemeriksaan specimen air di laboratorium kesehatan.

b. c.

d.

e.

f.

Jalur rujukan
1. 2. 3. 4. 5.

Intern antara petugas pukesmas. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas Pembina. Antara masyarakat dengan puskesmas. Antara satu puskesmas dengan puskesmas lain. Antara puskesmas dengan rumah sakit lain, laboratorium atau fasilitas kesehatan lain.

Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan


1.

Meningkatkan mutu pelayanan di puskesmas dalam menampung rujukan dari puskesmas pembantu da pos kesehatan, posyandu dari masyarakat.

2.

Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tamabahan untuk tempat tidur penderita gawat darurat pada lokasi yang strategis.

3.

Meningkatkan

sarana

komunikasiantara

unit-unit

pelayanan

kesehatan dan media telepon atau radio komunikasi pada setiap unit pelayanan kesehatan.

STIKes Faletehan Serang

16 16
4.

Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi sistem rujukan, baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang pelayanan rujukan.

5.

2.3 Standar Pelayanan Minimal (SPM) Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

714/MENKES/Per/VII/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal, dimana Indikator penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM kesehatan pada tahun 2010-2015 diantaranya adalah: A. Pelayanan Kesehatan Dasar
1. 2. 3.

Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% pada tahun 2015. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 80% pada tahun 2015. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 90% pada tahun 2015. Cakupan pelayanan nifas 90% pada tahun 2015. Cakupan neonates dengan komplikasi yang ditangani 80% pada tahun 2010. Cakupan kunjungan bayi 90% pada tahun 2010. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 100% pada tahun 2010. Cakupan pelayanan anak balita 90% pada tahun 2010. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 100% pada tahun 2010. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pada tahun 2010. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pada tahun 2010.

4. 5.

6. 7.

8. 9.

10. 11.

STIKes Faletehan Serang

17 17
12. 13.

Cakupan peserta KB aktif 70% pada tahun 2010. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pada tahun 2010. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 100% pada tahun 2015.

14.

B. Pelayanan Kesehatan Rujukan


1.

Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pada tahun 2015. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota 100% pada tahun 2015

2.

C. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam 100% pada tahun 2015 D. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Cakupan Desa Siaga Aktif 80% pada tahun 2015.

STIKes Faletehan Serang

18 18

BAB III RENCANA KEGIATAN PBL I 3.1 Waktu dan Lokasi PBL I Waktu pelaksanaan PBL 1 ini dilakukan mulai dari tanggal 21 November 2011 hingga tanggal 2 Desember 2011. Lokasi kegiatan PBL bertempat di Puskesmas Ciomas Kecamatan Ciomas Kabupaten Serang. 3.2 Tahap Persiapan Tabel 3.2 JADWAL PERSIAPAN KEGIATAN PBL 1 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kegiatan Pembekalan Materi Pembagian Kelompok PBL Survei Lokasi Puskesmas Penyususnan Proposal Konsultasi Proposal Penyerahan Proposal Meminta Surat Ijin Pengantar Waktu 28 September - 02 November 2011 19 Oktober 2011 31 Oktober 2011 05 Oktober - 07 November 2011 26 Oktober - 10 November 2011 07 - 10 November 2011 10 November 2011 11 November 2011 21 November - 02 Desember 2011

dari

Kampus Mengantar Surat Ijin dan Proposal PBL Pelaksanaan PBL 1

STIKes Faletehan Serang

19 19

3.3 Tahap Pelaksanaan Tabel. 3.3 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PBL 1 DI PUSKESMAS CIOMAS TAHUN 2011 N o v No Kegiatan e m b e r 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pembagian Tugas Orientasi Lingkungan Meminta Data Profil Puskesmas Pengumpulan Data Program Kesling Pengumpulan Data Program KIA dan KB Pengolahan Data Pengolahan Data Pengumpulan Data Program Gizi Pengumpulan Data Program Promkes Pengumpulan Data Program P2M Pengumpulan Data Program Pengobatan Dasar Pengolahan Data D e s

1 2

STIKes Faletehan Serang

20 20 3.4 Tahap Laporan Tabel 3.4 JADWAL LAPORAN KEGIATAN PBL 1 No 1 2 3 4 Kegiatan Penyusunan Laporan Penyerahan Draft Laporan Persentasi Laporan PBL 1 Penyerahan Laporan Akhir Waktu 05 16 Desember 2011 23 Desember 2011 26 30 Desember 2011 04 Januari 2012 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Kegiatan 4.1.1 Gambaran Geografis Kecamatan Ciomas dengan jumlah penduduk 37142 jiwa (Estimasi Penduduk Tahun 2011) yang tersebar di 52 RW dan 142 RT Letak Kecamatan Ciomas berada pada relief yang sebagian besar berada di wilayah pegunungan yaitu pada ketinggian 200-400m (60%) dari permukaan laut dan sebagian lagi berada pada ketinggian lebih dari 400m (40%) dari permukaan laut. Adapun batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat Sebelah Utara Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kec. Mandalawangi Kab.Pandeglang : Berbatasan dengan Kec. Padarincang : Berbatasan dengan Kec. Pabuaran Tempat Kampus Kampus Kampus Kampus

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kec. Cadasari Kab.Pandeglang Kecamatan Ciomas memiliki luas wilayah dengan luas 5662 km2 dan sumber daya alam yang terdiri dari pesawahan dan pegunungan serta memiliki 1 buah Puskesmas Induk yang terletak di Desa Sukabares dan 2 Puskesmas Pembantu yang ada di Desa Cemplang dan Desa Lebak dan 1 buah Poskesdes (Desa Sukarena). 4.1.2 Gambaran Demografis 4.1.2.1 Jumlah Penduduk Ciomas

STIKes Faletehan Serang

21 21 Berdasarkan data Puskesmas Ciomas, jumlah penduduk pada bulan Oktober tahun 2011 terdapat 37142 jiwa dengan jumlah KK Sebanyak 8595 KK. Jumlah penduduk yang paling banyak berdomisili di Desa Sukadana sebanyak 5224 jiwa sedangkan jumlah penduduknya yang paling sedikit berdomisili di Desa Sukabares sebanyak 2055 jiwa.

Tabel 4.1.2.1 Jumlah Penduduk Ciomas Bulan Oktober Tahun 2011 NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. JU ML AH DESA Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya JUMLAH 3321 2680 2428 3619 3741 3965 2055 5224 4258 3697 2154 37142 KK 689 574 630 891 815 734 560 1050 890 1085 677 8595 Sumber: Data Puskesmas Ciomas Bulan Oktober Tahun 2011 4.1.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1.2.2 Jumlah Penduduk Ciomas Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2011 NO JENIS KELAMIN JUMLAH % 1. Laki-laki 19175 51,6 2. Wanita 17967 48,4 JU 37142 100 ML AH Sumber: Data Puskesmas Ciomas Bulan Oktober Tahun 2011 Berdasarkan data pada tabel di atas, penduduk Ciomas lebih banyak laki-laki yaitu sebanyak 19175 (51,6%) dibandingkan dengan wanita yaitu sebanyak 17967 (48,4%).

STIKes Faletehan Serang

22 22

Gambar 4.1.2.2 Sarana Pendidikan di Kecamatan Ciomas 4.1.2.3 Gambaran Umum Puskesmas Ciomas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Ciomas merupakan Puskesmas yang bekerja di Wilayah Kecamatan Ciomas yang mempunyai 11 wilayah kerja, yang terdiri atas Desa Ujung Tebu, Desa Siketug, Desa Lebak, Desa Pondok Kahuru, Desa Sukabares, Desa Sukarena, Desa Sukadana, Desa Cemplang, Desa Cisitu, Desa Citaman dan Desa Panyaungan Jaya. Gambar 4.1.2.3 Peta Kecamatan Ciomas

4.1.2.4 Jumlah Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kerja yang berada di Puskesmas Ciomas adalah sebagai berikut: Tabel 4.1.2.4 Jumlah Tenaga Kerja Di Puskesmas Ciomas JENIS KETENAGAAN Dokter umum JUMLAH 1 STATUS KEPEGAWAIAN PNS

STIKes Faletehan Serang

23 23 Dokter Gigi 1 SKM 1 Skep 1 D3 Bidan 12 D1 Bidan 3 Akper 10 Akademi Gizi 1 AKL (Sanitarian) 1 Perawat (SPK) 3 Pengelola Obat 1 RR 1 Supir 1 Cleaning Service 2 Lain-lain 3 JUMLAH 42 Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 PNS PNS PNS PTT 8 PNS 4 PNS 3 PTT 5 PNS 5 PNS PNS PNS 3 Honorer TKK Honorer Honorer PNS 1 Honorer 2

4.1.2.5 Sarana dan Prasarana Puskesmas Ciomas Tabel 4.1.2.5 Sarana dan Prasarana di Puskesmas Ciomas NO 1. KRITERIA Ruang Pemeriksaan : 1.KIA 2.BP.Gigi 3.Laboratorium 4.BP.Umum (Dewasa dan Anak ) 5.( KB,Imunisasi,Gizi ) Pendaftaran Loket Ruang Rapat Gudang Ruang Gawat Darurat Ruang TB Paru Ruang Administrasi : 1.Ruang Kepala Puskesmas 2.Ruang Urusan Pegawai 3.Ruang Tata Usaha Ruang Obat Ruang Rawat Ruang Koperasi Kendaraan Dinas : 1.Mobil 2.Mobil Ambulance JUMLAH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 KONDISI Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9. 10. 11. 12.

STIKes Faletehan Serang

24 24 3.Sepeda Motor Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 4.2 Program Kerja Pokok Puskesmas Ciomas 4.2.1 Program Kesehatan Lingkungan Program ini sangat dibutuhkan di Kecamatan Ciomas, terutama untuk desa-desa yang memiliki sarana sanitasi yang masih rendah. Dengan rendahnya cakupan sarana sanitasi maka akan meningkatkan angka kesakitan yang timbul akibat lingkungan terutama yang bisa menular yaitu ISPA, DIARE, TBC, DBD dan lain sebagainya. Dari kegiatan yang kami lakukan selama PBL 1 kami mendapatkan data sebagai berikut : 4.2.1.1 Cakupan Jamban Keluarga Presentase jamban keluarga dapat dilihat dibawah ini: Tabel 4.2.1.1 Distribusi Frekuensi Jamban Keluarga Berdasarkan Jumlah Rumah Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari-Oktober Tahun 2011 JUMLAH RUMAH 583 574 558 830 825 654 496 943 890 919 543 10.520 JAG A 291 283 138 283 399 155 359 244 322 443 172 3.089 9 Baik

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JU ML AH

NAMA DESA Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya

% 49,9 49,3 24,7 34,1 48,4 23,7 72,4 25,9 36,2 48,2 31,7 29,4

Sumber: Data Program Kesling Puskesmas Ciomas

STIKes Faletehan Serang

25 25 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepemilikan jamban pada wilayah kerja Puskesmas Ciomas dengan cakupan terendah terdapat pada desa Siketug yaitu sebesar 23,7 % dan cakupan tertinggi terdapat pada desa Sukabares yaitu sebesar 72,4 %. Dengan jumlah keseluruhan 29,4 %.

4.2.1.2 Cakupan Sarana Air Bersih Cakupan Sarana Penyediaan Air Bersih dapat dilihat di bawah ini : Tabel 4.2.1.2 Distribusi Frekuensi Sarana Air Bersih Berdasarkan Jumlah Rumah Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Tahun 2011 JUMLAH RUMAH 583 574 558 830 825 654 510 943 890 919 543 10.520

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JU ML AH

NAMA DESA Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya

SAB 157 189 409 374 302 275 510 573 261 514 36 3.611

% 26,9 32,9 73,3 45,1 36,6 42,0 100 60,8 29,3 55,9 6,6 34,3

Sumber: Data Program Kesling Puskesmas Ciomas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kepemilikan SAB pada wilayah kerja Puskesmas Ciomas dengan cakupan terendah terdapat pada

STIKes Faletehan Serang

26 26 desa Panyaungan Jaya yaitu sebesar 6,6 % dan cakupan tertinggi terdapat pada desa Sukabares yaitu sebesar 105,0 %.Dengan jumlah keseluruhan 34,3 %.

4.2.1.3 Cakupan Rumah Sehat Presentase Rumah Sehat dapat dilihat pada table sebagai berikut : Tabel 4.2.1.3 Distribusi Frekuensi Rumah Sehat Berdasarkan Jumlah Rumah Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Tahun 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JU ML AH NAMA DESA Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya JML.RUMAH 583 574 558 830 825 654 496 943 890 919 543 10.520 4.654 RUMA HSEH AT 314 367 314 410 533 455 365 411 401 725 359 % 53,8 63,9 26,3 49,4 64,6 69,6 73,6 43,6 45,1 78,9 66,1 44, 2

Sumber: Data Program Kesling Puskesmas Ciomas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Rumah Sehat pada wilayah kerja Puskesmas Ciomas dengan cakupan terendah terdapat pada desa Citaman yaitu sebesar 26,3 % dan cakupan tertinggi terdapat pada desa Ujung Tebu yaitu sebesar 78,9 %. Dengan jumlah keseluruhan 44,2 %. 4.2.1.4 Cakupan Pembuangan Sampah

STIKes Faletehan Serang

27 27 Presentase Pembuangan sampah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.2.1.4 Distribusi Frekuensi Pembuangan Sampah Berdasarkan Jumlah Rumah Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Tahun 2011 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JU ML AH Sumber: Data Program Kesling Puskesmas Ciomas Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Pembuangan Sampah pada wilayah kerja Puskesmas Ciomas dengan cakupan terendah terdapat pada desa Sukarena yaitu sebesar 7,1 % dan cakupan tertinggi terdapat pada desa Ujung Tebu yaitu sebesar 73,8 %. Dengan jumlah keseluruhan 21,0 %. NAMA DESA Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya JUMLAH RUMAH 583 574 558 830 825 654 496 943 890 919 543 10.520 PEMB. SAMPAH 215 149 217 152 204 56 165 132 63 678 176 2.207 % 36,9 25,9 38,9 18,3 24,7 8,6 33,3 14,0 7,1 73,8 32,4 21,0

4.2.2 Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) 4.2.2.1 Cakupan Diare Tabel 4.2.2.1 Distribusi Penderita Diare Di Wilayah Puskesmas Ciomas

STIKes Faletehan Serang

28 28 Bualan Januari-Oktober Tahun 2011 Golong No Desa an umur < 1 th 14 7 1 9 10 0 3 17 3 10 9 1-4 th 48 26 10 31 35 6 32 42 13 21 5 > 5 th 56 26 2 22 22 4 37 46 11 25 11 Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ju mla h

Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujungtebu Panyaungan Jaya

118 59 13 62 67 10 72 105 27 56 25

83 269 262 614 Sumber: Data Program P2M Puskesmas Ciomas Dari di atas dapat diketahui bahwa penderita diare di wilayah kerja Puskesmas Ciomas selama bulan Januari sampai dengan Oktober tahun 2011 sebanyak 614 kasus dengan kasus tertinggi terdapat pada golongan umur 1-4 tahun sebanyak 269 kasus dan jumlah terendah terdapat pada golongan umur <1 tahun sebanyak 83 kasus. Sedangkan jumlah penderita terbanyak terdapat didesa Cemplang sebanyak 118 kasus.

4.2.2.2 Cakupan ISPA Tabel 4.2.2.2 Distribusi Penyakit ISPA Di Wilayah Puskesmas Ciomas Bulan Januari-Oktober Tahun 2011 Pen No Desa derit

Ju

STIKes Faletehan Serang

29 29 a ISP A berd asar kan Golo nga n Um ur Pne umo nia Pne umo nia Bera <1th 4 0 5 5 2 2 6 1 9 5 2 41 1-4th 6 8 4 11 5 0 7 2 1 5 4 53 >5th 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 t <1th 1 1 0 2 0 0 0 0 0 2 0 6 1-4th 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 >5th 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Buk an Pne umo nia <1th 7 7 17 19 17 9 27 14 19 19 7 162 1-4th 30 40 15 71 47 21 54 28 54 43 25 428 >5th 30 30 8 36 31 23 64 22 39 28 14 325

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ju ml ah

Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok kahuru Siketug Sukadana Sukarena Sukabares Ujung tebu Panyaungan jaya

Sumber: Data Program P2M Puskesmas Ciomas Dari di atas dapat diketahui jumlah kasus pneumonia sebanyak 95 kasus dan kasus terbanyak terjadi pada umur 1-4 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 53 kasus, untuk pneumonia berat sebanyak 7 kasus dan kasus terbanyak terjadi pada umur < 1 tahun sebanyak 6 kasus,

STIKes Faletehan Serang

30 30 sedangkan untuk batuk bukan pneumonia sebanyak 915 kasus dengan jumlah kasus terbanyak terjadi pada usia 1-4 tahun sebanyak 428. Sedangkan kasus yang terenda terjadi pada umur < 1 tahun sebanyak 162 kasus.

4.2.2.3 Cakupan Tuberculosis (TBC) Tabel 4.2.2.3 Distribusi Cakupan Program Tuberculosis (TBC) Di Puskesmas Ciomas Bulan Januari- Oktober Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Juml ah Sumber: Data Program P2M Puskesmas Ciomas Tabel menunjukan bahwa yang positif TBC sebanyak 16 kasus (32%) dan yang negatif TBC sebanyak 35 kasus (70%), dari jumlah keseluruhan sebanyak 50 kasus. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober TBC Positif 3 2 2 1 3 4 1 16 TBC Negatif 4 3 2 4 5 6 2 4 5 35 % Jumlah 7 5 4 5 5 6 5 4 5 5 50 TBC Positif 42.8 40 50 25 60 100 20 32 % TBC Negatif 57.1 60 50 80 100 100 40 80 100 70

STIKes Faletehan Serang

31 31

4.2.2.4 Cakupan Infeksi Menular Seksual (IMS) Tabel 4.2.2.4 Distribusi Penyakit IMS Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Bulan Januari-Oktober Tahun 2011 JEN IS NO DESA KE LA MIN L 2 P 2 1 1 1 1 1 1 JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jum lah

Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukadana Sukarena Sukabares Ujungtebua Panyaungan jaya

2 1 1 1 1 1 1 2

2 8 10 Sumber: Data Program P2M Puskesmas Ciomas Dari tabel diatas dapat kita ketahui bahwa jumlah penderita Infeksi Menular Seksual (IMS) di puskesmas ciomas tahun 2011 sebanyak 10 kasus. Dengan penderita perempuan sebanyak 8 kasus dan laki-laki sebanyak 2 kasus.

STIKes Faletehan Serang

32 32

4.2.2.5 Cakupan Surveilans P2M Tabel 4.2.2.5 Data Surveilans Terpadu Penyakit Berdasarkan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari- Oktober Tahun 2011 No Jenis Penyakit Total Perempuan 340 31 0 9 120 0 0 76 0 8 90 278 Total Kunjungan 849 72 0 26 247 2 1 141 1 16 162 493

Laki-laki 1 Diare 509 2 Diare berdarah 41 3 Tifus perut klinis 0 4 TBC Paru BTA (+) 17 5 Tersangka TBC Paru 127 6 Campak 2 7 Hepatitis klinis 1 8 Pneumonia 65 9 Sifilis 1 10 Influenza 8 11 Diabetes melitus (DM) 72 12 Hipertensi 215 Sumber: Data Program P2M Puskesmas Ciomas

Dari data survailans diatas dapat disimpulkan dari 25 penyakit menular menurut surveilans terpadu penyakit berbasis puskesmas (kasus baru), yang paling tertinggi adalah diare dengan jumlah sebanyak 849 kunjungan, dengan criteria jenis kelamin laki-laki 509 dan perempuan sebanyak 340 kunjungan. Jumlah kasus pneumonia sebanyak 141 kunjungan dengan jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan sebanyak 76 kunjungan Jumlah kasus hipertensi sebanyak 493 kunjungan dengan kriteria jenis kelamin laki-laki sebanyak 215 dan perempuan sebanyak 278. Dan kasus terendah adalah campak sebanyak 2 kunjungan, hepatitis klinis 1 kunjungan, sifilis sebanyak 1 kunjungan.

4.2.3 Program Peningkatan Gizi

STIKes Faletehan Serang

33 33 Kegiatan upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan oleh Puskesmas Ciomas tahun 2011 selama bulan Januari sampai dengan Oktober adalah sebagai berikut: 4.2.3.1 Cakupan Pemberian Zat Besi (Fe) Tabel 4.2.3.1 Distribusi Frekuensi Pemberian Fe1 dan Fe3 Pada Ibu Hamil (Bumil) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari - Oktober Tahun 2011 JMLH NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JU ML DESA CEMPLANG CISITU CITAMAN LEBAK PONDOK KAHURU SIKETUG SUKABARES SUKADANA SUKARENA UJUNG TEBU PANYAUNGAN JAYA BUMI L 80 60 62 88 99 66 53 109 96 88 53 854 PEMBERIA N FE 1 57 40 42 67 78 37 38 71 82 67 47 626 % 71 67 68 76 79 56 72 65 85 76 89 73 PEMBERIA N FE 3 42 38 37 59 51 26 42 68 60 59 45 527 % 53 63 60 67 52 39 79 62 63 67 85 62

AH Sumber Data: Program Gizi Puskesmas Ciomas (Januari-Oktober) 2011 Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah ibu hamil (Bumil) dari 11 desa di wilayah kerja Puskesmas Ciomas selama bulan Januari sampai dengan Oktober Tahun 2011 berjumlah 854 orang. Dan ibu hamil (Bumil) yang diberi Fe1 sebanyak 626 orang dengan cakupan 73%. Cakupan tertinggi terdapat di Desa Panyaungan Jaya yaitu sebanyak 89% dan cakupan terendah terdapat di Desa Sukana sebanyak 65%. Sedangkan pemberian tablet Fe3 pada bumil sebanyak 527 orang dengan cakupan 62%. Cakupan terendah terdapat di Desa Siketug yaitu 39% dan cakupan tertinggi terdapat di Desa Panyaungan Jaya yaitu 85%.

STIKes Faletehan Serang

34 34 4.2.3.2 Cakupan Pemberian Vitamin A Data pemberian vitamin A pada bayi dan balita dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2.3.2 Cakupan Distribusi Vitamin A Pada Bayi dan Balita Di Wilayah Kerja Ciomas Tahun 2011 NO DESA FEBR UARI
BAYI (611 BULAN) BAYI DIBER I VIT. A % BALIT A (1-5 TAHU N) BALIT A DIBER I VIT. A % BAYI (611 BULAN)

AGUS TUS
BAYI DIBER I VIT. A % BALIT A (1-5 TAHU N)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

CEMPLANG CISITU CITAMAN LEBAK P. KAHURU SIKETUG SUKABARES SUKADANA SUKARENA UJUNG TEBU

72 54 56 80 90 59 47 100 88 81 49 776

52 45 50 61 68 51 35 75 67 65 36 605

7 2 8 3 8 9 7 6 7 6 8 6 7 4 7 5 7 6 8 0 7 3 7

348 281 255 380 394 417 215 548 447 388 227 3900

270 212 201 294 305 320 175 420 352 301 172 3022

7 8 7 5 7 9 7 7 7 7 7 7 8 1 7 7 7 9 7 8 7 6 7

46 25 38 35 45 36 24 55 31 53 28 416

42 23 35 30 41 32 22 52 27 48 22 374

9 1 9 2 9 2 8 6 9 1 8 9 9 2 9 5 8 7 9 1 7 9 9

237 246 225 305 285 321 214 402 244 282 219 2980

11 P. JAYA JU

STIKes Faletehan Serang

35 35 ML

8 AH Sumber Data: Program Gizi Puskesmas Ciomas (Januari-Oktober) 2011

Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah bayi yang diberi vitamin A pada bulan Februari sebanyak 605 orang, persentasenya 78%. Persentase tertinggi terdapat di Desa Citaman yaitu 89% dan terendah di Desa Cemplang yaitu 72%. Sedangkan jumlah bayi yang diberi vitamin A pada bulan Agustus adalah 374 orang, persentasenya 90%. Persentase tertinggi terdapat di Desa Sukadana sebanyak 95% dan terendah di Desa Panyaungan Jaya sebanyak 79%. Jumlah balita yang diberi vitamin A pada bulan Februari sebanyak 3022 orang, persentasenya 77%. Persentase terendah terdapat di Desa Cisitu yaitu 75% dan tertinggi terdapat di Desa Sukabares yaitu 81%. Sedangkan jumlah balita yang diberi vitamin A pada bulan Agustus sebanyak 2829 orang, persentasenya 95%. Persentase terendah berada di Desa Sukarena yaitu 91% dan tertinggi di Desa Pondok Kahuru yaitu 99%. 4.2.3.3 Cakupan Penimbangan Balita Data penimbangan berat badan balita dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 4.2.3.3 Distribusi Frekuensi Penimbangan Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 NO 1 2 3 4 DESA CEMPLANG CISITU CITAMAN LEBAK S 311 301 292 373 K 287 280 266 335 % 9 2 9 3 9 1 9 D 280 270 261 342 % 9 0 9 0 8 9 9 N 258 248 239 320 % 8 3 8 2 8 2 8 T 26 28 26 26 % 8 9 9 7

STIKes Faletehan Serang

36 36 0 9 1 9 0 9 1 9 1 8 7 9 3 9 0 9 1 2 9 2 9 2 8 9 9 4 9 0 9 2 8 9 9 1 6 8 6 8 7 8 0 8 9 8 2 8 5 8 1 8 4

5 6 7 8 9 10

P. KAHURU SIKETUG SUKABARE S SUKADAN A SUKARENA UJUNG TEBU

372 393 271 482 301 367 271

339 353 247 437 263 343 244

341 362 240 451 270 336 240

319 342 216 428 248 312 220

26 24 27 28 25 28 23

7 6 1 0 6 8 8 8

11 P. JAYA JU M LA H

3734 3394

3393

3150

287

Sumber Data: Program Gizi Puskesmas Ciomas (Januari-Oktober) 2011 Keterangan: S : Jumlah sasaran balita 6 bulan 5 tahun. K: Jumlah balita yang mempunyai KMS. D : Jumlah balita yang ditimbang. N : Jumlah balita yang naik BB-nya. T : Jumlah balita yang turun BB-nya. %: Persentase. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah balita seluruhnya sebanyak 3734. Jumlah balita yang mempunyai KMS sebanyak 3394, cakupan tertinggi berada di Desa Cisitu dan Ujung Tebu dengan persentase 93% dan cakupan terendah berada di Desa Sukarena dengan persentase 87%. Jumlah balita yang ditimbang sebanyak 3393, cakupan tertinggi berada di Desa Sukadana dengan persentase 94%.

STIKes Faletehan Serang

37 37 Jumlah balita yang naik berat badannya sebanyak 3150, cakupan tertinggi berada di Desa Sukadana dengan persentase 89% dan cakupan terendah pada Desa Sukabares dengan persentase 80%. Jumlah balita yang turun berat badannya sebanyak 287, cakupan tertinggi berada di Desa Sukabares yaitu 10% dan cakupan terendah pada Desa Siketug yaitu 6%. 4.2.4 Program Kesehatan Ibu dan Anak 4.2.4.1 Cakupan Kelahiran Bayi Tabel 4.2.4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi Lahir Hidup Berdasarkan Jumlah Bayi Lahir Seluruhnya Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 `J U M L A H Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 Dari tabel diatas dapat diliat bahwa jumlah kelahiran bayi seluruhnya dari Januari sampai Oktober sebesar 647, kemudian jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Jumlah Bayi Lahir Seluruhnya 55 55 63 61 63 75 63 70 77 65 647 Jumlah bayi lahir hidup 55 55 63 61 62 75 62 70 77 65 646 % 100 100 100 100 98,4 100 98,4 100 100 100 99,8

STIKes Faletehan Serang

38 38 bayi lahir hidup sebesar 646, sehingga persentase yang diperoleh sebesar 99,8%. 4.2.4.2 Cakupan Kunjungan Neonatus Tabel 4.2.4.2 Distribusi Frekuensi Cakupan Kunjungan Neonatus Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Ju ml ah Sumber : Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 Dari jumlah tabel di atas dapat dilihat bahwa kunjungan Neonatus dari bulan Januari sampai Oktober sebanyak 803, KN2 sejumlah 506, Target cakupan persentase periode Januari sampai Oktober sebesar 80% sedangkan persentase Neonatus periode Januari sampai Oktober sejumlah 63%. us Jumlah Januari 90 Februari 81 Maret 77 April 82 Mei 62 Juni 119 Juli 62 Agustus 88 September 77 Oktober 65 803 Bulan Neonat KN2 (3-7 hari) 44 37 42 40 39 75 62 50 52 65 506 % 48,9 45,7 54,5 48,8 62,9 63 10 56,8 67,5 10 63

4.2.4.3 Cakupan Bayi BBLR Yang Ditangani Tabel 4.2.4.3 Distribusi Frekuensi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Yang Ditangani Berdasarkan Bayi Lahir Hidup Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari Oktober Tahun 2011

STIKes Faletehan Serang

39 39 BBLR yang di tangani 1 0 1 1 3 2 1 1 1 2 13 Bayi lahir hidup BBLR 1 0 1 3 3 2 1 1 2 2 16

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumla h

Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober

% 100 0 100 33 100 100 100 100 50 100 81,2

Sumber : Data Puskesmas Ciomas (Januari-Oktober) Tahun 2011 Dari data di atas dapat dilihat bahwa jumlah BBLR yang di tangani sebesar 13, kemudian target jumlah bayi lahir hidup BBLR sebesar 16 dan hasil persentase cakupan bayi BBLR yang ditangani selama Januari sampai Oktober sebesar 81,2%. Target yang harus di tempuh sebesar 85%, kesenjangan yang belum dicapai 3,8%.

4.2.4.4 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tabel 4.2.4.4 Distribusi Frekuensi Kunjungan Ibu Hamil (K4) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 No 1 2 Desa Cemplang Cisitu Ibu hamil Jumlah 80 60 K4 34 30 % 42,5 50

STIKes Faletehan Serang

40 40 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Ju ml ah Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 Dari data yang di peroleh di atas dapat di lihat bahwa cakupan tertinggi terdapat di Desa Sukabares sebesar 62,2% dan cakupan terendah terdapat di Desa Cemplang sebesar 42,5. Jumlah cakupan kunjungan bumil K4 sebesar 50,4% sedangkan cakupan target yang harus dicapai sebesar 95%. Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya 62 88 99 66 53 109 96 88 53 854 31 43 43 30 33 53 51 53 29 430 50 48,8 43,4 45,4 62,2 48,6 53,1 60,2 54,7 50,4

4.2.4.5 Cakupan Pelayanan Ibu Bersalin Tabel 4.2.4.5 Distribusi Frekuensi Pelayanan Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 Bulan Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Ibu bersalin Jumlah 78 56 58 83 92 Nakes 50 34 29 46 43 % 64,1 60,7 50 55,4 46,7

STIKes Faletehan Serang

41 41 6 7 8 9 10 11 Ju mla h Sumber: Data Puskesmas Ciomas (Januari-Oktober) Tahun 2011 Dari data yang diperoleh di atas dapat diliat bahwa cakupan tertinggi terdapat di Desa Cemplang dengan persentase sebesar 64,1% dan cakupan terendah terdapat di Desa Siketug dengan persentase sebesar 50%. Jumlah cakupan pelayanan ibu bersalin seluruhnya sebesar 52,4% sedangkan terget yg harus dicapai sebesar 90%. Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya 64 53 101 92 86 52 815 25 27 56 47 48 22 427 39 50,9 55,4 51 55,8 42,3 52,4

4.2.4.6 Cakupan Kunjungan Nifas Tabel 4.2.4.6 Distribusi Frekuensi Cakupan Kunjungan Nifas Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 Desa Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Jumlah 78 56 58 83 92 64 53 Kunjungan Nifas Nifas 49 37 29 48 44 30 28 % 62,8 66,1 50,0 57,8 47,8 46,9 52,8

STIKes Faletehan Serang

42 42 8 9 10 11 Ju ml ah Sumber: Data Puskesmas Ciomas 2011 Dari data yang diperoleh di atas dapat diliat bahwa cakupan tertinggi terdapat di Desa Cisitu dengan persentase sebesar 66,1% dan cakupan terendah terdapat di Desa Panyauangan Jaya dengan persentase sebesar 42,3%. Jumlah kunjungan nifas sebesar 52,8% sedangkan tingkat pencapaian target yg harus di tempuh sebesar 90%. Sukadana Sukarena Ujung Tebu Panyaungan Jaya 101 92 86 52 815 55 43 45 22 430 54,5 46,7 52,3 42,3 52,8

4.2.4.7 Cakupan Imunisasi Tabel 4.2.4.7 Distribusi Frekuensi Imunisasi Bayi (BCG, DPT+HB1, DPT+HB3, POLIO4, CAMPAK, dan HEPATITIS) Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari - Oktober Tahun 2011
JML BAYI IMU NIS ASI

NO

DESA

BCG

DP T+ HB 1 % 83,3 88,9 98,2 66 57 55 % 91,7 105,6 98,2

DP T+ HB 3 57 52 49 % 79,2 96,3 87,5

PO LIO 4 58 55 58 % 80,6 101,9 103,6

CA MP AK 56 53 46 % 77,8 98,1 82,1

1 2 3

Cempalang Cisitu Citaman

72 54 56

60 48 55

STIKes Faletehan Serang

43 43
4 5 6 7 8 9 10 11 Lebak P. Kahuru Siketung Sukabares Sukadana Sukarena U. Tebu P. Jaya JUMLAH 80 90 59 47 100 88 81 49 776 68 61 60 47 79 73 64 45 660 85 67,8 101,7 100 79 83 79 91,8 85,1 73 67 58 48 80 81 68 44 697 91,3 74,4 98,3 102,1 80 92 84 89,8 89,8 59 59 54 48 75 74 59 41 627 73,8 65,6 91,5 102,1 75 84,1 72,8 83,7 80,8 62 64 56 48 81 73 60 45 660 77,5 71,1 94,9 102,1 81 83 74,1 91,8 85,1 62 59 55 46 74 72 57 42 622 77,5 65,6 93,2 97,9 74 81,8 70,4 85,7 80,2

Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa cakupan imunisasi bayi BCG yang tertinggi terdapat di Desa Siketung 101,7%, yang terendah terdapat di Desa Pondok kahuru 67,8% dan persentase imunisasi bayi BCG periode Januari sampai Oktober 85,1%. Cakupan imunisasi bayi DPT+HB1 yang tertinggi terdapat di Desa Cisitu 105,6%, yang terendah terdapat di Desa Pondok kahuru 74,4% dan persentase imunisasi bayi DPT+HB1 periode Januari sampai Oktober 89,8%. Cakupan imunisasi bayi DPT+HB3 yang tertinggi terdapat di Desa Sukabares 102,1%, yang terendah terdapat di Desa Pondok Kahuru 65,3% dan persentase imunisasi bayi DPT+HB3 periode Januari sampai Oktober 80,8%. Cakupan imunisasi bayi POLIO4 yang tertinggi terdapat di Desa Citaman 103,6 %, yang terendah terdapat di Desa Pondok Kahuru 71,1% dan persentase imunisasi bayi POLIO4 periode Januari sampai Oktober 85,1%. Cakupan imunisasi bayi CAMPAK yang tertinggi terdapat di Desa Cisitu 98,1 %, yang terendah terdapat di Desa Pondok Kahuru 65,6% dan persentase imunisasi bayi CAMPAK periode Januari sampai Oktober 80,2%. Cakupan imunisasi bayi HEPATITIS 0-7 hari yang tertinggi terdapat di Desa Siketung 83,1%, yang terendah terdapat di Desa Pondok Kahuru 53,3% dan persentase imunisasi bayi HEPATITIS 0-7 hari periode Januari sampai Oktober 67,9%.

STIKes Faletehan Serang

44 44

4.2.5 Program Promosi Kesehatan Hasil dari kegiatan Promosi Kesehatan yang didapat adalah sebagai berikut: 4.2.5.1 Cakupan Penyuluhan Didalam dan Luar Gedung Penyuluhan di dalam & di luar gedung berdasarkan bulan sehat. Dapat di lihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.2.5.1 Distribusi Frekuensi Kegiatan Penyuluhan Didalam & Luar Gedung Berdasarkan Target Pencapaian Di Wilayah Kerja PKM Cioas Januari Oktober Tahun 2011 No 1 2 Kegiatan Promosi Kesehatan Jumlah petugas penyuluhan yang ada Jumlah petugas penyuluhan mengadakan penyuluhan selama januari oktober Hasil Kegiatan Jumlah 28 25 Target 28 28 % 100 89,3

yang bulan

STIKes Faletehan Serang

45 45 3 4 5 6 Jumlah penyuluhan kelompok bulan januari oktober Jumlah kumulatif penyuluhan kelompok selama bulan januari oktober Jumlah penyuluhan perorangan selama 59 39 1644 3626 32 56 6554 7814 184 69 25,1 46,4

januari oktober Jumlah Kumulatif penyuluhan program s/.d

bulan selama januari oktober Sumber : Data Program Promkes Puskesmas Ciomas 2011 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan tertinggi berada pada jumlah penyuluhan kelompok yaitu 59, dengan target 32 (184%). Kemudian cakupan terendah pada jumlah penyuluhan perorangan yaitu 1644 orang dengan target 6554 berarti persentasenya 25,1%.

4.2.5.2 Cakupan Penyuluhan PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga Tabel 4.2.5.2 Distribusi Frekuensi Penyuluhan PHBS Pada Tatanan Rumah Tangga Berdasarkan Target Pencapaian Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 Hasil No Kegiatan Promosi Kesehatan Kegiata n Jumlah 8655 25 Target 8655 7871 % 100 0,31

1 2 3

Jumlah rumah tangga yang ada Jumlah penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga bulan selama januari oktober Jumlah penyuluhan PHBS tatanan Rumah tangga mendapatkan penyuluhan PHBS Tangga bulan selama januari oktober Jumlah kumulatif Rumah

523

8655

6,0

mendapatkan penyuluh phbs s/d bulan

2101

8655

24,2

selama januari oktober Sumber: Data Program Promkes Puskesmas Ciomas 2011

STIKes Faletehan Serang

46 46 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan tertinggi yaitu jumlah rumah tangga yang ada di puskesmas ciomas 8655, target 8655, dengan persentase 100%. Kemudian cakupan terendah adalah jumlah penyuluhan PHBS tatanan rumah tangga yang ada berjumlah 25,1 dengan target 7871,5 berarti cakupan yang tercapai hanya 0,3%.

4.2.5.3 Cakupan Pengembangan PHBS Melalui Berbagai Tatanan Tabel 4.2.5.3 Distribusi Frekuensi Pengembangan PHBS Melalui Berbagai Tatanan Berdasarkan Target Pencapaian Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 Hasil No Kegiatan Promosi Kesehatan Kegiat an Jumlah Target % Tatanan rumah tangga 765 8655 8,83 Tatanan institusi pendidikan 19 37 51,3 Tatanan tempat umum 4 2 200 Tatanan tempat kerja 11 12 91,6 Tatanan institusi kesehatan 2 12 16,6 Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 Dari tabel diatas disimpulkan bahwa cakupan tertinggi

1 2 3 4 5

pengembangan PHBS melalui berbagai tatanan yaitu program tatanan tempat umum yaitu 4 dengan target 2 ,berarti cakupan yang terpenuhi 200 %. Kemudian cakupan terendah pada tatanan rumah tangga sebesar 765 dengan target 8655, persentase sebesar 8,83 %.

STIKes Faletehan Serang

47 47

4.2.5.4 Cakupan Kegiatan Koordinasi, Pembinaan Dan Bimbingan Teknis Tabel 4.2.5.4 Cakupan Kegiatan Koordinasi, Pembinaan Dan Bimbingan Teknis Berdasarkan Target Pencapaian Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 Hasil No Kegiatan Promosi Kesehatan Kegiata n Jumlah 1 2 3 Jumlah pembinaan & bimbingan teknis pada kader posyandu Jumlah pembinaan pada tokoh masyarakat dan tokoh agama Jumlah pertemuan koordinasi lintas sektoral 2 4 Target 4 12 % 50 33,1 100

1 1 Tk. Kecamatan/Desa Sumber: Data Prorgam Promkes Puskesmas Ciomas Tahun 2011

Dari tabel di atas disimpulkan bahwa program yang tertinggi adalah jumlah pertemuan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan/ desa 1 dengan target 1 persentase yang dicapai adalah 100%. Kemudian

STIKes Faletehan Serang

48 48 program terendah adalah jumlah pembinaan tokoh masyarakat tokoh agama 4 dengan target 12 persentase yang dicapai 33,1%.

4.2.5.5 Cakupan Kegiatan Penyuluhan Tabel 4.2.5.5 Distribusi Frekuensi Cakupan Kegiatan Penyuluhan Berdasarkan Target Pencapaian Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari Oktober tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 JU Materi Penyuluhan PHBS TBC KESLING IMUNISASI ASI EXLUSIF DIARE PENYAKIT MENULAR KUSTA KESPRO REMAJA DBD IMS KESEHATAN GIGI ISPA NAPZA KIA TENTANG RESTI PADA BUMIL , BUFAS DAN BBL PRODUKSI REMAJA PTM Frekuensi 214 21 4 13 8 5 2 2 1 6 2 2 1 1 1 2 3 288 Target 355 435 129 63 52 64 42 28 30 80 60 80 30 40 40 80 70 1678 % 60,2 48,3 3,1 20,6 15,4 7,8 4,8 7,14 3,33 7,5 3,33 2,5 3,33 2,5 2,5 2,5 4,28 17,2

STIKes Faletehan Serang

49 49 M L A H Sumber: Data Program Promkes Puskesmas Ciomas Tahun 2011 Dari tabel di atas disimpulkan bahwa cakupan tertinggi materi penyuluhan program cakupan kegiatan penyuluhan adalah materi tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebanyak 214, target 3555 dengan persentase 60,2%. Kemudian cakupan terendah berada pada kesehatan gigi, napza, KIA tentang resiko tinggi BUMIL, BUFAS dan BBL, dan materi tentang reproduksi remaja sebesar 2,5 %. 4.2.5.6 Cakupan Peran Serta Masyarakat Data peran serta masyarakat adalah sebagai berikut: Tabel 4.2.5.6 Cakupan Peran Serta Masyarakat Berdasarkan Target Pencapaian Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 Hasil No Kegiatan Promosi Kesehatan Kegiat an Jumlah Target % Jumlah posyandu aktif bulan januari oktober 58 58 100 Jumlah kader posyandu aktif 290 290 100 Jumlah desa dengan desa siaga 10 10 100 Jumlah taman toga yang aktif 23 30 76,6 Jumlah toga yang aktif 3 12 25 Jumlah anggota SBH 37 50 74 Jumlah tubulin (Tabungan Ibu Bersalin) 3 11 27,3 Jumlah dana sehat 2 11 18,1 Sumber: Data Program Promkes Puskesmas Ciomas Tahun 2011 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa program yang

1 2 3 4 5 6 7 8

terbesar ada tiga yaitu salah satunya adalah program jumlah kader posyandu aktif bulan januari oktober dengan target 290 persentase yang

STIKes Faletehan Serang

50 50 dicapai adalah 100%. Kemudian program terkecil adalah jumlah dana sehat yaitu sebesar 2 dengan target 11 persentase yang dicapai 18,1 %.

4.2.6 Program Pengobatan Dasar 4.2.6.1 Pasien Rawat Jalan, Inap, dan Rujukan Tabel 4.2.6.1 Daftar Pasien Rawat Jalan, Inap dan Rujukan Puskesmas Ciomas Tahun 2011 RAW NO BULAN AT JALA N BARU 2196 1547 3795 3916 3325 2979 2981 1721 1940 2754 LAMA TOTAL 563 2759 368 1915 654 4449 1038 4954 1209 4534 1315 4294 767 3748 1580 3301 1694 3634 1112 3866 RAWAT INAP RUJUKAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JU M LA

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER

27 15 30 24 35 27 22 37 29 15

43 64 78 54 75 97 64 52 86 74

27154

10300

37454

261

687

H Sumber: Data Program BP Puskesmas Ciomas (Januari-Oktober) Tahun 2011 Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa jumlah keseluruhan dari pasien rawat jalan sebanyak 37.454 orang, terdiri dari 27.154 pasien rawat jalan baru dan 10.300 pasien rawat jalan lama. Sedangkan untuk pasien rawat inap berjumlah 261. Pasien rujukan berjumlah 687.

STIKes Faletehan Serang

51 51

4.2.6.2 Program Sepuluh Besar Penyakit Tabel 4.2.6.2 Distribusi Frekuensi 10 Besar Penyakit Di Puskesmas Ciomas Januari - Juni Tahun 2011 JENIS PENYAKIT JUMLAH PENYAKIT 1 L98 Gangguan lain kulit dan jaringan subkutan 682 2 J06 Infeksi saluran nafas akut 672 3 R50 Demam yang sebabnya tak diketahui 411 4 R05 Batuk 351 5 R68 Gejala dan tanda umum lainnya penyakit lain 314 6 M791 Myalgia 240 7 R51 Sakit kepala 171 8 M13 Artritis lainnya 148 9 K29 Gastritis dan Duodenitis 141 10 L30 Dermatitis 121 Sumber: Data Program BP Puskesmas Ciomas (Januari-Oktober) Tahun 2011 Dari Tabel di atas diketahui bahwa Penyakit terbesar yang terjadi di wilayah Puskesmas Ciomas berdasarkan jumlah kasus adalah Gangguan lain kulit dan jaringan subkutan, Infeksi saluran nafas akut, Demam yang sebabnya tak diketahui. NO KODE

STIKes Faletehan Serang

52 52

4.3 Pembahasan Program Kerja Pokok Puskesmas Ciomas 4.3.1 Program Kesehatan Lingkungan Dilihat dari teori yang yang ada kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimal,sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal. Program atau kegiatan-kegiatan utama kesehatan lingkungan yang dilakukan staf puskesmas diantaranya meliputi penyehatan air bersih, penyehatan penyehatan pembuangan air kotoran, penyehatan pengawasan lingkungan sanitasi perumahan, umum, buangan/limbah, tempat

penyehatan makanan dan minuman, dan pelaksanaan peraturan perundangan. Melihat dari data yang di dapatkan dari program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ciomas, bahwa masih banyak program yang belum mencapai target yang sudah dicanangkan, seperti yang terdapat pada cakupan jamban keluarga (JAGA) yang masih rendah yaitu 29,4% dari target sebesar 65%, cakupan Sarana Air Bersih (SAB) sebesar 34,3% dari target 85%, cakupan Rumah Sehat sebesar 66,8% dari target 75%, dan cakupan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sebesar 21% dari target 85%. Diperkirakan karena masih banyak masyarakat yang belum memiliki sarana kesehatan lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan lingkungan, maka target kesehatan lingkungan belum dapat tercapai. 4.3.2 Pembahasan Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Berdasarkan laporan puskesmas Ciomas pada program P2M dari bulan januari-oktober tahun 2011, menunjukan bahwa jumlah penyakit Diare sebanyak 614 kasus, dimana berdasarkan umur < 1 tahun sebanyak 83 kasus, umur 1-4 tahun sebanyak 269, dan umur > 5 tahun sebanyak 262. Adapun untuk program P2 ISPA angka kejadian penyakit ISPA sebanyak 1017 kasus. terdiri dari kasus pneumonia sebanyak 95 kasus, umur <1 tahun sebanyak 41 kasus, umur 1-4 tahun sebanyak 53 kasus, dan usia >5 tahun sebanyak 1 kasus, tidak ada kasus kematian akibat pneumonia.

STIKes Faletehan Serang

53 53 Untuk jenis penyakit terbanyak dari 12 penyakit menurut data surveilans (kasus baru) penyakit terbanyak adalah diare sebanyak 849 kunjungan, kemudian disusul dengan hipertensi sebanyak 493. Dengan kasus yang rentan adalah pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 509 kunjungan dan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 340 kunjungan pada penyakit diare. Kasus yang rentan adalah pada jenis kelamin perempuan sebanyak 278 kunjungan dan pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 215 kunjungan. Untuk program TB paru, jumlah penderiata TBC di wilayah kerja puskesmas ciomas sebanyak 50 kasus, dimana diantaranya terdapat penderita dengan TBC BTA + sebanyak 16 kasus (23%) dan untuk TBC BTA sebanyak 35 (70%). Berdasarkan laporan kasus IMS di wilayah kerja puskesmas ciomas sebanyak 10 kasus, dengan kasus pada jenis kelamin perempuan sebanyak 8 kasus dan laki-laki sebanyak 2 kasus. Meningkatnya kasus diare, ISPA, dan TB paru kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor, anatara lain tempat tinggal penduduk yang kurang sehat, rendahnya sarana sanitasi dasar untuk cakupan rumah sehat,jamban sehat, pengolahan sampah di masyarakat serta perilaku masyarakat dan rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit berbasis lingkungan. Untuk kasus IMS yang paling banyak diderita oleh perempuan dengan jenis penyakit keputihan. kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya prilaku hidup masyarakat yang kurang baik, faktor kelelahan, stress, dan meningkatnya hormon estrogen dan progesteron. 4.3.3 Pembahasan Program Peningkatan Gizi Berdasarkan data yang diperoleh dari Program Peningkatan Gizi di Puskesmas Ciomas selama bulan Januari sampai Oktober tahun 2011 bahwa cakupan kegiatan peningkatan gizi untuk cakupan penimbangan balita dan pemberian vitamin A pada bayi dan balita sudah mencapai target standar pelayanan minimal yang ditentukan. Pada data penimbangan balita, jumlah balita yang memiliki KMS dan jumlah balita yang ditimbang mencapai 91%, target yang harus dicapai sebesar 80%. Kemudian berdasarkan data cakupan distribusi vitamin A pada bayi dan balita di bulan Agustus, bayi yang diberi vit. A mencapai 90% dan balita yang diberi vit. A mencapai 95%, target yang harus dicapai sebesar 88%. Namun untuk cakupan pemberian zat besi (Fe) pada ibu

STIKes Faletehan Serang

54 54 hamil belum mencapai target. Pemberian Fe1 baru mencapai 73% sedangkan pemberian Fe3 baru mencapai 62%, target yang harus dicapai sebesar 85%. Terdapat kesenjangan 12% untuk pemberian Fe1 bumil, dan kesenjangan 23% untuk pemberian Fe3 bumil. Kemungkinan hal tersebut dikarenakan petugas gizi kurang melakukan pendekatan terhadap bumil, atau kurangnya penyuluhan tentang pentingnya tablet Fe bagi ibu hamil, atau justru kurangnya kesadaran dan pengetahuan bumil. 4.3.4 Pembahasan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Melihat dari data yang di dapatkan dari program kesehatan lingkungan di Puskesmas Ciomas bahwa masih banyak program yang belum mencapai target, seperti kunjungan Neonatus sebesar 63% dari target 80%, kunjungan bumil K4 sebesar 50,4% dari target 95%, pelayanan ibu bersalin sebesar 52,4% dari target 90%, dan kunjungan nifas sebesar 52,8 dari target 90%. Namun ada pula program KIA yang hampir mencapai target yaitu cakupan imunisasi dengan persentase pencapaian 80% dan bayi BBLR yang ditangani sebesar 81,2% dari target yang harus dipenuhi 85%, terdapat kesenjangan 3,8%. Kemungkinan program KIA belum mencapai target dikarenakan bidan desa tidak mendata bumil sedini mungkin, atau bidan kurang melakukan pendekatan dengan bumil, atau kurangnya kesadaran ibu mengenai pentingnya kesehatan ibu dan anak. 4.3.5 Pembahasan Program Promosi Kesehatan
1.

Penyuluhan didalam dan di luar gedung Dari hasil data penyuluhan di dalam dan di luar gedung selama bulan januari oktober, ada tiga program yang mencapai target (80 %) yaitu Jumlah petugas penyuluhan yang ada sebesar 100 %, jumlah petugas penyuluhan yang mengadakan penyuluhan selama bulan januari oktober sebesar 89,3 %, dan jumlah penyuluhan kelompok bulan januari oktober sebesar 184 %.sedangkan program yang belum mencapai target adalah jumlah kumulatif penyuluhan kelompok selama bulan januari oktober sebesar 69 %,jumlah penyuluhan perorangan

STIKes Faletehan Serang

55 55 selama bulan January oktober sebesar 25,1 %, dan jumlah kumulatif penyuluhan program dari bulan januari oktober sebesar 46,4 %.
2.

Penyuluhan PHBS pada tatanan rumah tangga Dari hasil data penyuluhan PHBS pada tatanan rumah tangga tersebut di dapatkan bahwa jumlah tatanan rumah tangga sebesar 8655 dengan presentasi sebesar 100 %.Berarti program ini sudah mencapai target yang di canangkan yaitu sebesar 80 %.Kemudian cakupan terendah adalah jumlah penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan institusi kesehatan yang ada cakupan yang tercapai hanya 0,31%. dengan target 7871 berarti

3.

Pengembangan PHBS melalui berbagai tatanan Program pengembangan PHBS melalui berbagai tatanan promkes masih ada yang belum mencapai target (80 % ) yaitu Tatanan rumah tangga sebesar 8,83 %, Tatanan institusi pendidikan sebesar 51,3 % dan Tatanan institusi kesehatan sebesar 16,6 %. Kemudian pada tatanan rumah tangga yang di bina adalah 8655 yang ada , dan pada tatanan institusi pendidikan yang di bina adalah 37 yang ada , dan pada tatanan tempat umum yang di bina 2 yang ada dan tatanan tempat kerja adalah 12 yang ada dan pada tatanan institusi kesehatan yang di bina adalah 2 yang ada.

4.

Kegiatan Koordinasi, Pembinaan Dan Bimbingan Teknis Dari tiga program kegiatan koordinasi, pembinaan dan bimbingan teknis hanya satu program yang mencapai target (80 %) yaitu jumlah pertemuan koordinasi lintas sektoral tingkaat kecamatan / desa yaitu sebesar 100 %. Sedangkan program lainnya belum mencapai target yaitu program jumlah pembinaan & bimbingan teknis pada kader sebesar 50% dan jumlah pembinaan pada tokoh masyarakat 33,1% .

5.

Peran Serta Masyarakat Dari delapan program peran serta masyarakat ada tiga yang mencapai target dan lima lainnya belum mencapai target (80%) yang di canangkan, program yang terkeciljumlah toga yang aktif yaitu hanya sebesar 25%, sedangkan tiga program yang mencapai target yaitu

STIKes Faletehan Serang

56 56 jumlah posyandu aktif bulan januari oktober, jumlah kader posyandu aktif, dan jumlah desa dengan desa siaga yaitu sebesar 100%.
6.

Cakupan kegiatan penyuluhan Dari program cakupan kegiatan penyuluhan,materi yang memiliki presentase terbesar adalah materi penyuluhan tentang PHBS yaitu sebesar 60,2%, namun presentase ini belum memenuhi target yang ada yaitu sebesar 80%.Sedangkan materi penyuluhan dengan presentase terkecil adalah materi tentang kesehatan gigi, NAPZA, KIA dengan resiko tinggi pada BUMIL, BUFAS dan BBL dan reproduksi remaja yaitu sebesar 2,5%.

4.3.6 Pembahasan Program Pengobatan Dasar Melihat dari data yang di dapatkan dari program Pengobatan Dasar pada program ini jumlah angka kesakitan yang paling tinggi adalah Gangguan lain kulit dan jaringan subkutan, Infeksi saluran nafas akut ytt, Demam yang sebabnya tak diketahui. Yang di karenakan kesehatan lingkungan yang kurang baik dimana masyarakat belum mengetahui betapa pentingnya kesehatan, dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

4.4 Program Pengembangan Puskesmas 4.4.1 Program Pengembangan Mata Tabel 4.4.1 Distribusi Frekuensi Penderita Kasus Mata Di Wilayah Puskesmas Ciomas Tahun 2011 DI NO DESA JUMLAH PENDUDUK AG NO SA JUMLAH

STIKes Faletehan Serang

57 57 H10 H59 KATARAK 29 4 2 22 6 1 24 1 1 21 3 0 28 5 0 20 3 1 41 2 0 48 15 6 14 1 0 17 2 0 9 0 1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 JU M LA

Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok Kahuru Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung tebu Panyaunga Jjaya

3.320 2.679 2.427 3.618 3.740 3.963 2.103 5.222 4.256 3.696 2.104

35 29 26 24 33 24 43 69 15 19 10

37.128

273

42

12

327

H Sumber: Data Puskesmas Ciomas Dari data di atas dapat kita ketahui jumlah kasus mata sebanyak 327 kasus dari jumlah penduduk sebanyak 37.128. dengan diagnosa H10 sebanyak 273 kasus, H59 sebanyak 42 kasus, dan katarak sebanyak 12 kasus. Kasus tertinggi penyakit mata di desa sukadana sebanyak 69 orang.jumlah terkecil penderita penyakit mata di desa p.jaya sebanyak 10 orang.

4.4.2 Program Pengembangan Jiwa Tabel 4.4.2 Distribusi Frekuensi Penderita Gangguan Jiwa Di Wilayah KerjaPuskesmas Ciomas Tahun 2011 NO 1 2 3 4 5 DESA Cemplang Cisitu Citaman Lebak Pondok kahuru JUMLAH PENDUDUK 3.320 2.679 2.427 3.618 3.740 PENDERITA GANGGUAN JIWA 1 2 0 0 3

STIKes Faletehan Serang

58 58 6 7 8 9 10 11 Jumla h Siketug Sukabares Sukadana Sukarena Ujung tebu Panyaungan jaya 3.963 2.103 5.222 4.256 3.696 2.104 37.128 0 5 1 0 6 1 19

Sumber: Program Pengembangan Puskesmas Ciomas Dari data diatas dapat kita ketahui penderita gangguan jiwa dari 11 desa sebanyak 19 kasus. Dengan kasus tertinggi di desa Ujung Tebu sebanyak 6 penderita gangguan jiwa.

4.4.3 Program Pengembangan Gigi Tabel 4.4.3 Distribusi Pelayanan Medis Dasar Gigi Di Wilayah Kerja PKM Ciomas Januari - Oktober 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 Pelayanan Medis Dasar Gigi Jumlah kunjungan Jumlah tempatan Jumlah pencabutan Jumlah hari buka Balai Pengobatan gigi Jumlah tempatan gigi sulung Jumlah pengobatan pulpa Jumlah kelainan karies gigi Jumlah kelainan pulpa dan jaringan periapikal Jumlah 238 7 8 92 46 52 70

STIKes Faletehan Serang

59 59 Jumlah kelainan penyakit gusi dan jaringan

9 JU M LA H

89

602

Sumber: Data Puskesmas Ciomas Dari data di atas dapat kita ketahui bahwa jumlah kunjungan pelayanan medis dasar gigi berjumlah 238, jumlah tempatan sebanyak 7 orang, jumlah pencabutan sebanyak 8 orang, jumlah hari buka Balai Pengobatan (BP) gigi sebanyak 92 kali, jumlah pengobatan pulpa sebanyak 46, jumlah kelainan karies gigi sebanyak 52 orang, jumlah kelainan pulpa dan jaringan pariapikal 1 sebanyak 70 orang, jumlah kelainan gusi dan jaringan 89 orang, jadi jumlah keseluruhan pelayanan medis dasar gigi berjumlah 602.

4.4.4 Program Pengembangan Usia Lanjut (Usila) Tabel 4.4.4 Distribusi Frekuensi Usia Lanjut Berdasarkan Umur Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari - Oktober Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 Upaya Kesehatan Usia Lanjut Jumlah usila dirujuk ke puskesmas perkelompok umur Jumlah usila yang dibina bulan ini perkelompok Jumlah usila yang diperiksa Perkelompok Jumlah usila dirujuk ke rumah sakit perkelompok Jumlah usila dibina perkelompok Jumlah usila dalam panti wredha Umur 45-59 26 60 93 15 60 54 60-69 24 160 197 19 160 160 >70 23 81 117 24 90 90

STIKes Faletehan Serang

60 60 dibina puskesmas perkelompok Jumlah Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011 308 720 401

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Upaya Kesehatan Usia Lanjut pada wilayah kerja Puskesmas Ciomas dengan upaya kesehatan terendah terdapat pada umur 45-59 tahun dan Upaya kesehatan tertinggi terdapat pada usia 60-69 tahun.

4.4.5 Program Pengembangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Tabel 4.4.5 Distribusi Unit Kesehatan Sekolah (UKS) Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciomas Januari Oktober Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 Nama Sekolah SD MI SLTP MTS SMU MA Jumlah Siswa Jumlah Sekolah Jumlah Sekolah Jumlah Kader Guru UKS 168 6 12 12 6 12

UKS di Sekolah 36720 168 168 336 1197 6 6 6 4758 12 12 12 3066 12 12 12 3168 6 6 84 1470 12 12 23 Sumber: Data Puskesmas Ciomas Tahun 2011

Dari hasil data tersebut dapat kita lihat bahwa di wilayah kerja Puskesmas Ciomas usaha kesehatan sekolah dengan jumlah kader terbanyak adalah kader padatingkatan pendidikan Sekolah Dasar dengan jumlah 336, dan Guru UKS terbanyak yaitu sebesar 168. 4.4.6 Program Pengembangan Kesehatan Jasmani (Kesja)

STIKes Faletehan Serang

61 61 Program kesehatan kerja/kesja.di wilayah Puskesmas Ciomas secara program sudah ada tetapi tidak ada produksi atau pabrik yang diawasi oleh puskesmas setempat.program kesja hanya berjalan di puskesmas itu sendiri. 4.4.7 Program Pengembangan Kesehatan Olahraga (Kesor) Program kesehatan olahraga di wilayah Puskesmas Ciomas seperti kegiatan senam, berjalan setiap minggu. Akan tetapi secara laporan tidak ada.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan dan Saran 5.1.1 Kesimpulan Program Kesehatan Lingkungan Dari semua program kesehatan lingkungan yang ada, semua program tersebut belum mencapai target yang dicanangkan, namun ada yang mendekati target yaitu rumah sehat sebesar 66,8 % dari target sebesar 75 %. Hal ini tentu harus segera di perbaiki dengan memberikan pemahaman terhadap masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan itu. Dari permasalahan di atas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dapat di tingkatkan kegiatan penyuluhan, koordinasi klinik sanitasi dan meningkatkan motivasi petugas. 5.1.2 Kesimpulan Program Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Secara umum program P2M pada kasus Diare dan pneumonia masih belum mencapai target, kasus Diare dan pneumonia yang menurut SPM harus mencapai 100% namun pada kecamatan Ciomas masih ditemukan kasus. Diare

STIKes Faletehan Serang

62 62 sebanyak 614 kasus, dan pada kasus pneumonia sebanyak 95 kasus. untuk sasaran kasus TB Paru BTA + Kabupaten Serang, Puskesmas Ciomas sasarannya adalah 40 namun di Puskesmas Ciomas hanya di temukan sebanyak 16 kasus (32%) TB Paru BTA +. Untuk Data Surveilans 12 penyakit (kasus baru) terbesar adalah diare sebanyak 849 kunjungan dan hipertensi sebesar 493 kunjungan. Dari permasalahan diatas dapat disarankan hal yang harus dilakukan program P2M adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang harus di terapkan agar terhindar dari penyakit terutama penyakit menular. Kemudian meningkatakan peran aktif kader kesehatan dalam penyampaian informasi mengenai penananganan dan pengobatan P2M. 5.1.3 Kesimpulan Program Peningkatan Gizi Secara umum program Gizi di Puskesmas Ciomas berjalan dengan baik, kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan gizi dilaksanakan dengan rutin. Hasil cakupan pada penimbangan balita dan pemberian vitamin A sudah memenuhi target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Sedangkan hasil cakupan pemberian zat besi (Fe) pada bumil belum memenuhi target SPM. Berdasarkan data distribusi frekuensi pemberian Fe1 dan Fe3 pada bumil, pemberian Fe1 baru mencapai 73% sedangkan pemberian Fe3 baru mencapai 62% target yang harus dicapai sebesar 85%. Terdapat kesenjangan 12% untuk pemberian Fe1 bumil, dan kesenjangan 23% untuk pemberian Fe3 bumil. 5.1.4 Kesimpulan Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dari hasil data program KIA diperoleh cakupan frekuensi jumlah kelahiran bayi sebesar 99%. Kemudian cakupan kunjungan Neonatus sebesar 63%, target yang harus dicapai sebesar 80% jadi kesenjangan cakupan kunjungan Neonatus sebesar 17%, program ini belum mencapai target standar pelayanan minimal. Dari hasil data, cakupan frekuensi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 81,2%, target yang harus dicapai sebesar 85%.jadi kesenjangan

STIKes Faletehan Serang

63 63 cakupan kunjungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 3,8%, program ini hampir mencapai target standar pelayanan minimal. Kemudian cakupan frekuensi kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 50,4%, target yang harus di capai sebesar 95%. Jadi kesenjangan cakupan kunjungan ibu hamil (K4) sebesar 44,6%, program ini belum mencapai target standar pelayanan minimal. Dari hasil data, cakupan frekuensi pelayanan ibu bersalin sebesar 52,4%, terget yg harus di capai sebesar 90%. Jadi kesenjangan cakupan pelayanan ibu bersalin 37,6%, program ini belum mencapai target standar pelayanan minimal. Kemudian, cakupan frekuensi cakupan kunjungan Nifas sebesar 53%, tingkat pencapaian target yang harus di tempuh sebesar 90%. Jadi kesenjangan cakupan kunjungan Nifas 37%, program ini belum mencapai target standar pelayanan minimal. Dari hasil data imunisasi, cakupan imunisasi BCG sebesar 85,1%, sedangkan target yang harus di tempuh sebesar 98%, terdapat kesenjangan sebesar 12,9%. Cakupan imunisasi DPT+HB1 sebesar 89,8%, target yang harus di tempuh sebesar 98%. Cakupan imunisasi DPT+sebesar 80,8%, target yang harus di tempuh sebesar 93%. Cakupan imunisasi POLIO 4 sebesar 85,1%, sedangkan target yang arus di tempuh sebesar 90%. Cakupan imunisasi CAMPAK sebesar 80,2%, sedangkan target yang arus di tempuh sebesar 90%. Cakupan imunisasi HEPATITIS 0-7 hari periode Januari sampai Oktober 67,9%, sedangkan target yang arus di tempuh sebesar 75%. 5.1.5 Kesimpulan Program Promosi Kesehatan Dari program penyuluhan di dalam dan di luar gedung selama bulan januari oktober hanya tiga yang mencapai target,program penyuluhan PHBS pada tatanan rumah tangga hanya satu kegiatan yang mencapai target,program pengembangan PHBS melalui berbagai tatanan hanya dua kegiatan yang mencapai target,program kegiatan koordinasi,pembinaa dan bimbingan teknis Hanya satu program yang mencapai target,program peran serta masyarakat ada tiga yang mencapai target,sedangkan program cakupan kegiatan penyuluhan dengan materi tertinggi adalah materi tentang PHBS. 5.1.6 Kesimpulan Program Pengobatan Dasar

STIKes Faletehan Serang

64 64 Dari data program pengobatan dasar dapat kita ketahui jumjlah angka kesakitan yang paling tinggi adalah Gangguan lain kulit dan jaringan subkutan, Infeksi saluran nafas akut ytt, Demam yang sebabnya tak diketahui.

5.1.7 Kesimpulan Program Pengembangan Puskesmas Dari data program pengembangan tersebut dapat di simpulkan bahwa pada program kasus mata yang paling banyak di temukan adalah konjungtivitis (H10) dengan jumlah 273 penderita.Dari program kesehatan jiwa masih cukup banyak penderita gangguan jiwa terutama di Desa Ujung Tebu sebanyak 6 penderita. Dari program kesehatan gigi dari bulan januari-oktober jumlah pelayanan dasar gigi hanya 602 pelayanan dengan jumlah tertinggi adalah jumlah kunjungan yaitu sebesar 238.Dari program pengembangan Usila upaya kesehatan yang paling banyak di lakukan dan yang terbanyak ada pada umur 60 69 tahun dengan jumlah 720 upaya kesehatan.Dari program Usaha Kesehatan Sekolah yang paling banyak adalah pada Sekolah Dasar yaitu dengan jumlah sekolah UKS sebanyak 168,jumlah kader di sekolah sebanyak 336 dan jumlah Guru UKS sebanyak 168 Guru. Dari Program kesehatan kerja/kesja di wilayah Puskesmas Ciomas secara program sudah ada tetapi tidak ada produksi atau pabrik yang diawasi oleh puskesmas setempat.program kesja hanya berjalan di puskesmas itu sendiri.Sedangkan dari Program kesehatan olahraga di wilayah Puskesmas Ciomas seperti kegiatan senam, berjalan setiap minggu. Akan tetapi secara laporan tidak ada.

STIKes Faletehan Serang

You might also like