Professional Documents
Culture Documents
Pembekalan / Pengujian Ahli Pelaksana dan Ahli Pengawas Jalan dan Jembatan DPP HPJI
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
Sesuai namanya, perkerasan lentur relatif lentur jika dibandingkan dengan beratnya beban lalu lintas yang diterimanya, beban ditahan oleh sebagian luas tepi bawah perkerasan sesuai dengan distribusi beban ke perkerasan, untuk kemudian diteruskan ke Subgrade. Sedang perkerasan kaku memang bersifat kaku sehingga beban lalu lintas yang diterima dapat ditahan kurang lebih oleh seluruh luas tepi bawah lapis perkerasan kaku ini, untuk kemudian diteruskan ke subgrade.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
Subgrade
Tanpa Pengikat
Lapis Pondasi Agregat Kelas A Dry Bound Macadam
2.
Dengan Pengikat
Pengikat Air
Water Bound Macadam PCC (Portland Cement Concrete) CTB Soil Cement Base ATB Konvensional AC-Base
Pengikat Semen
Pengikat Aspal
Biasanya diambil yang penetrasi 0,1 inch Bilamana yang 0,2 inch >, pengujian harus diulang Bilamana hasil ulang masih sama, diambil yang 0,2
BEBAN
Lapis Pondasi Agregat (Aggregate Base), Terbuat Dari Cam-puran Batu Pecah Dan Sirtu
Bahan Pengikat Semen :
PCC (Potland Cement Concrete) , > K275 CTB (Cement Treated Base), Ucs 7 Hari > 45 Kg/Cm2 Soil Cement, Ucs 7 Hari > 20 Kg/Cm2
CBR = 3 - 6, digunakan capping layer 20 cm, gabungan Capping layer dan tanah asli diperkirakan dapat mencapai cbr = 6 CBR < 3, digunakan capping layer 35 cm, gabungan capping layer dan tanah asli diperkirakan dapat mencapai CBR= 6
Cbr Gabungan = 6
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
100 Cm
Hal ini paling sering dilakukan tanpa menyadarinya ! Analog dengan under reinforced !
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
10
Mencakup pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan, dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan ---> Lapis pondasi agregat kelas A , B dan kelas B Mencakup pemasokan, pengangkutan, penghamparan, dan pemadatan bahan utk pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal, merupakan suatu lapis permukaan sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang telah disiapkan ---> Lapis pondasi agregat kelas C
11
12
13
SNI 03-1967-1990 (AASHTO T 89 - 90):Metode Pengujian Batas cair dengan Alat Cassagrande. SNI 03-1966-1990 (AASHTO T 90 - 87):Metode Pengujian Batas Plastis. SNI 03-2417-1991 (AASHTO T 96 - 87):Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles. SK SNI M-01-1994-03(AASHTO T112 - 87):Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah dalam Agregat. SNI 03-1743-1989(AASHTO T180 - 90):Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah. SNI 03-2827-1992(AASHTO T191 - 86):Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat Konus Pasir SNI 03-1744-1989(AASHTO T193 - 81):Metode Pengujian CBR Laboratorium. Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway 14 Engineer
STANDAR MUTU PEKERJAAN LAPIS PONDASI AGREGAT PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LAPIS PONDASI AGREGAT
15
16
17
18
19
British Standards :
British Standard BS812:Method of Sampling and Testing of Mineral Aggregates, Sands and Fillers.
20
21
Agregat Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Dicampur Di Tempat
Pencampuran di tempat hanya diijinkan bila kondisi panas dan cuaca panas diharapkan berlangsung sampai pekerjaan selesai. Pelaksanaan Waterbound Macadam disyaratkan dalam Spesifikasi.
Setiap lapis bahan harus dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui Direksi Pekerjaan . Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikit setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut. Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, Agregat harus dipertahankan dalam keadaan lembab dengan penyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga bahan halus yang berada di permukaan tidak terganggu. Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang. Pada tempat bersuperelevasi penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah menuju ke bagian yang tinggi. Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh mesin gilas harus dipadatkan dengan menggunakan Ir. Radi Wijaya timbris atau pemadat mekanis. - Bridge & Highway
Engineer
22
Agregat Halus
23
Agregat Halus memenuhi ketentuan : Indek Plastisitas (SNI 03-1966-1990) : min 4 dan maksimum 12. Batas Cair (SNI 03-1967-1990) : mak 35.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
24
Jumlah data pendukung pengujian harus mencakup semua pengujian yang disyaratkan, paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan. Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang diusulkan, seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi bilamana menurut pendapat Direksi Pekerjaan terdapat perubahan pada mutu bahan atau pada sumber bahan atau pada metode produksinya. Pengujian harus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan dan untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang dihasilkan, pengujian harus meliputi paling sedikit lima (5) pengujian Indeks Plastisitas dan lima (5) pengujian gradasi.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
26
termasuk :
penghamparan, pembentukan, pemadatan, perawatan, dan penyelesaian akhir.
Portland cemen biasa type I Air Tanah (dalam arti luas) # Ukuran maksimum butiran batuan 75 mm # Maksimum lolos saringan No.200 = 50 % # Tanah dgn plastisitas rendah sangat cocok. # Tanah harus bebas dari bahan organis
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
29
Campuran biasanya mengandung kadar semen 3 12 %. Mix disain dilakukan dengan dua cara yaitu : # UCS (Unconfined Compression Test) # CBR (California Bearing Ratio) Persyaratan dan spesifikasi : > Tebal rata-rata +/- 10 % dari tebal rencana > Kekuatan campuran di lapangan dgn DCP > Toleransi kerataan 2 cm dgn mistar penyipat
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
31
32
perubahan perbandingan campuran. penghalusan ulang lapisan yg telah di hampar/diaduk ulang bila memungkinkan. pembuangan dan penggantian bagian yg tidak memuaskan. penambalan lapisan soil cemen yg tidak memenuhi syarat.
Jika terjadi retak yg lebar karena penyusutan selama curing time maka dapat dilakukan penggilasan tambahan untuk mempersempit retak. Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway
Engineer
33
34
35
36
1,0* (1,0)
0,8* (1,3) -
1,3* (0,8)
-
2,5* (0,4)
-
LAMPIRAN SPEK
LAMPIRAN SPEK AASHTO T135-76
7 2
37
PERCOBAAN LAPANGAN
Percobaan sepanjang 200 m, dgn tebal, peralatan dan prosedur yg ditentukan. Hal-hal yang dievaluasi adalah :
kecocokan, efisiensi efektifitas alat yg dipakai. Derajat kahalusan tanah dan jumlah lintasan penghalusan Kadar air optimum pada saat penghalusan Keseragaman campuran secara visual Pemeriksaan kepadatan dgn variasi penggilasan Bulking ratio, antara tanah gembur dan tanah setelah dipadatkan Pengujian campuran dgn CBR atau UCS
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
38
PERCOBAAN LAPANGAN
Penentuan syarat kepadatan dan kadar air optimum lapangan Pengujian CBR atau UCS dari job mix untuk waktu curing 1, 7 dan 28 hari Pengujian DCP lapangan umur 7 dan 28 hari Pengendalian retak dgn pengilasan yg sesuai Penggunaan curing membrane yg paling tepat dan cara curing dgn visual dan pengujian kadar air Perhitungan tebal efektif dgn uji DCP Jumlah tebal lapisan yg diperlukan sesuai hasil percobaan lapangan dan rencana tebal
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
39
Persiapan tanah dasar seperti ketentuan 3.3 penyiapan badan jalan Permukaan tanah dasar dibersihkan dan dilakukan proof rolling Tanah 20 cm dibawah subgrade kepadatan harus minimum 95 % Minimum CBR subgrade 6 % pada kepadatan 100% Toleransi permukaan subgrade sesuai pasal 3.31.
40
MESIN PENCAMPUR TERPUSAT PENGGARU PIRINGAN, LUKU & MOTOR GREDER ROTAVATOR RINGAN < 100 PK ROTAVATOR BERAT > 100 PK MESIN STABILISASI TANAH
41
42
43
PEMADATAN
Pemadatan dilaksanakan secepat mungkin setelah pengadukan dan seluruh operasi termasuk pembentukan finishing harus selesai dalam waktu 60 menit, sejak semen kontak dgn tanah. Panjang maksimum penghamparan sesuai hasil trial, dan tidak lebih dari 200 m Pemadatan awal dgn sheepfoot, pneumatic tyred atau smooth-wheeled roller Pembentukan dan perataan permukaan dgn grader sebelum pemadatan akhir dilaksanakan, kepadatan min 97%.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
44
Sambungan memanjang dan melintang lapisan soil semen ini dikerjakan seperti pada penghamparan hot mix (harus ada keyed).
Setelah pemadatan awal dan pembentukan lapis terakhir soil semen, disebar batuan chip ukuran 13 mm (single size) dengan takaran 1,2 kg/m2
45
PEMELIHARAAN (CURING)
Setelah selesai pemadatan, dan penyebaran batuan chip, lapisan soil semen harus ditutup dgn curing membrane selama 24 jam. Curing membrane dapat berupa, lembaran plastik untuk menjaga kehilangan air, karung goni basah atau material lain yg dapat berfungsi baik Curing membrane dipasang 7 hari, dan dipindahkan bila akan dipasang lapisan aspal Bila diinginkan maka setelah 24 jam lapisan soil semen dapat di prime coat. Kendaraan tidak diizinkan lewat diatas soil semen sebelum umur 7 hari
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
46
PENGENDALIAN MUTU
Pengujian kepadatan subgrade dilaksanakan setiap jarak 200 m dgn sand cone, pengujian kepadatan lab maksimum setiap 10 pengujian kepadatan lapangan. Paling tidak satu pengujian CBR untuk setiap jenis tanah subgrade yang dipakai. Pengambilan contoh tanah yg telah dihaluskan, paling sedikit lima contoh pada daerah dari 200 m, kalau ada satu contoh yg tidak memenuhi, penghaluan harus diteruskan utk seluruh bagian pekerjaan. Pengendalian contoh untuk pengujian kadar air sewaktu penghamparan dan pengadukan pada panjang maksimum 100 m. Contoh diambil pada saat disebarkan, setelah pencampuran dgn semen utk penentuan jumlah air yg ditambahkan dan setelah pengadukan penambahan air tsb.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
47
PENGENDALIAN PEMADATAN
Segera setelah tanah, air dan semen diaduk masih dalam keadaan gembur, diambil contoh dgn rentang jarak maksimum 200 m. Contoh diambil dalam kantong plastik dua sampel utk pengujian kepadatan dan empat sampel utk pengujian kekuatan (CBR atau UCS). Satu pengujian kepadatan dilapangan dgn sand cone, dilakukan pada lokasi dimana dua samel kepadaan lab diambil utk membandingkan hasil pemadatan lapangan.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
48
Semua benda uji di test pada umur 7 hari, angka rata-rata hasil benda uji yg direndam dinyatakan sebagai kekuatan soil semen di lab, dan dibandingkan dgn tabel spesifikasi. Dari kekuatan lab ini, kekuatan soil semen dilapangan dapat dipekirakan dari kepadatan yg dicapai.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
49
50
51
MIX IN PLACE
52
CENTRAL PLANT
53
54
PENGHALUSAN TANAH
55
56
PEMBENTUKAN
57
PENYEBARAN SEMEN
58
PENAMBAHAN AIR
59
PEMADATAN
60
61
CURING
62
TACK COAT
63
PENGASPALAN
64
65
Maksud (Scope) Peralatan (Apparatus) Benda Uji (Test Specimens) Cara Melakukan (Procedure) Perhitungan (Calculation) jika ada Pelaporan (Report)
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
66
67
68
69
Jumlah No. Uraian / jenis pengujian Persyaratan 40 % 10 35 5% contoh / test 3 test Keterangan
1.
Per sumber.
2.
3. 4. 5.
5 test
5 test 5 test 3 test
Setiap 1.000 m3
Setiap 1.000 m3 Setiap 1.000 m3 Per sumber.
6.
7. 8. 9.
CBR
Rongga dlm agregat mineral pd kepadatan max Gradasi Kepadatan proctor modified.
60 (min)
10 (min) Lihat syarat
1 test
Setiap 1.000 m3
5 test 1 test
10.
11.
100 %
3 % - Wopt 1 %
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
70
Jumlah
No. 1. 2. Uraian / jenis pengujian Keausan Angeles dengan Los Persyaratan 40 % contoh / test 3 test 5 test Keterangan Per sumber. Setiap 1.000 m3
3.
4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Indeks plastisitas
Batas cair Bagian yang lunak CBR Rongga dlm agregat mineral pd kepadatan max Gradasi Kepadatan proctor modified. Kepadatan sand cone
6
25 5% 80 (min) 14 (min) Lihat syarat 100 %
3 % - Wopt 1 % Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
5 test
5 test 3 test 1 test
Setiap 1.000 m3
Setiap 1.000 m3 Per sumber. Setiap 1.000 m3
5 test 1 test
11.
72
1. Memeriksa semua sifat-sifat material apakah sudah memenuhi syarat 2. Mengatur proporsi masing-masing agregat agar memenuhi amplop gradasi yang disyaratkan. 3. Mencari proporsi yang paling ekonomis meskipun gradasi yang diperoleh tidak tepat di tengah-tengah amplop. 4. Kepadatan Berat (Modified Proctor) yang digunakan dalam pembuatan benda uji :
Perlu diperhatikan bahwa ukuran butir maksimum adalah atau 19 mm maka semua material lolos ayakan 2 dan tertahan ayakan diganti dengan material lolos ayakan dan tertahan No.4 dengan jumlah yang sama.
5. Dari hasil pengujian kepadatan berat akan diperoleh Kepadatan Kering Maksi-mum (Maximum Dry Dendity) dan Kadar Air Optimum (Optimum Moisture Content). 6. Buat benda uji dengan MDD dan OMC yang diperoleh diatas untuk pengujian CBR,
Umumnya diambil harga CBR diambil pada penetrasi 0,1. Bilamana harga CBR pada penetrasi 0,2 lebih besar dari harga CBR pada penetrasi 0,1 maka percobaan harus diulangi. Bilamana percobaan ulang menghasilkan harga CBR pada penetrasi 0,2 yang tetap lebih tinggi dari harga CBR pada penetrasi 0,1 maka harga CBR pada penetrasi 0,2 yang diambil.
73
Plot hasil pengujian dalam Grafik I dengan sumbu x : Kadar Air Optimum dan sumbu y : Kepadatan Kering Maksimum. Dari hasil grafik I dapat diperoleh MDD dan OMC untuk masing-masing kadar semen portland yang berbeda.
3. Buatlah hubungan MDD & OMC dengan kadar semen dalam Grafik II dengan sumbu x : Kadar Semen dan sumb y kiri : Kepadatan Kering Maksimum dan sumbu y kanan : Kadar Air Optimum. 4. Buatlah benda uji (berdiameter 76,1 mm dan tinggi 14,2 mm) untuk pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS) berumur 7 hari (dengan perawatan) untuk minimum 4 variasi kadar semen portland yang berbeda :
Dengan menggunakan MDD dan OMC yang diperoleh dari Grafik II. Plot hasil pengujian kedalam Grafik III dengan sumbu x : Kadar Semen dan sumbu y : UCS.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
74
UBS minimum; UCS target dan UCS maksimum. Pilih kadar semen portland minimum yang memenuhi UCS target. Plot kadar semen portland minimum yang diperoleh dalam Grafik IV yang sama dengan Grafik II untuk menentukan MDD dan OMC dalam pelaksanaan.
6. Jika tidak tersedia alat untuk pengujian UCS, dapat digunakan cara CBR dengan perawatan (curing) selama 3 hari dan perendaman selama 4 hari
Umumnya diambil harga CBR pada penetrasi 0,1. Bilamana harga CBR pada penetrasi 0,2 lebih besar dari harga CBR pada penetrasi 0,1 maka percobaan harus diulangi. Bilamana percobaan ulang menghasilkan harga CBR pada penetrasi 0,2 yang tetap lebih tinggi dari harga CBR pada penetrasi 0,1 maka harga CBR pada penetrasi 0,2 yang diambil.
Ir. Radi Wijaya - Bridge & Highway Engineer
75
76