You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Upaya pengklasifikasian media dapat mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri s uatu media berbeda menurut tujuan atau maksudnya pengelompokannya. Dari contoh p engelompokan yang diadakan oleh para ahli (Schramm), kita dapat melihat media ka rakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan ko ntrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangk itkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan maupun pe nciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan The quest ion of what media attributesare necessary for a given learnign for situation bec omes the basis for media selection. Jadi klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dalam penentuan stra tegi pembelajaran. Untuk tujuan-tujuan praktis dibawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jeni s media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesi a. B. Rumusan Masalah ????????????????????????????????? C. Tujuan Tujuan makalah ini adalah untuk menggali lebih jauh mengenai media pembelajaran khususnya media proyeksi sebagai media dalam proses pendidikan. BAB II TEORI A. Media Pendidikan Kata media berasal dari bahasa Latin yang adalah bentuk jamak dari medium batasa n mengenai pengertian media sangat luas, namun kita membatasi pada media pendidi kan saja yakni media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran . Mengapa perlu media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul mempertany akan pentingnya media dalam sebuah pembelajaran.Kita harus mengetahui dahulu kon sep abstrak dan konkrit dalam pembelajaran,karena proses belajar mengajar hakeka tnya adalah proses komunikasi,penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesa n berupa isi/ajaran yang dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik verba l (kata-kata& tulisan) maupun non-verbal, proses ini dinamakan encoding. Penafsi ran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh siswa dinamakan decoding. Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya tidak.Kegagalan/ketidakberhasilan da lam memahami apa yang didengar, dibaca,dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakbe rhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme semakin abstrak pemahaman yang diterima. B. Fungsi Media Pembelajaran Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Mun culnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud, dan tujuannya. AECT (Association for Education and Communicatian Technol ogy) dalam Harsoyo (2002) memaknai media sebagai segala bentuk yang dimanfaatkan dalam proses penyaluran informasi. NEA (National Education Association) memakna i media sebagai segala benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Rah arjo (1991) menyimpulkan beberapa pandangan tentang media, yaitu Gagne yang mene mpatkan media sebagai komponen sumber, mendefinisikan media sebagai komponen sumb er belajar di lingkungan peserta didik yang dapat merangsangnya untuk belajar. Br iggs berpendapat bahwa media harus didukung sesuatu untuk mengkomunikasikan mate ri (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar, yang mendefinisikan media se

bagai wahana fisik yang mengandung materi instruksional. Wilbur Schramm mencermati pemanfaatan media sebagai suatu teknik untuk menyampai kan pesan, di mana ia mendefinisikan media sebagai teknologi pembawa informasi/p esan instruksional. Yusuf hadi Miarso memandang media secara luas/makro dalam si stem pendidikan sehingga mendefinisikan media adalah segala sesuatu yang dapat m erangsang terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Harsoyo (2002) menyatakan bahwa banyak orang membedakan pengertian media dan ala t peraga. Namun tidak sedikit yang menggunakan kedua istilah itu secara berganti an untuk menunjuk alat atau benda yang sama (interchangeable). Perbedaan media d engan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sum ber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu pembelaj aran saja; dan sumber belajar disebut media bila merupakan bagian integral dari seluruh proses atau kegiatan pembelajaran dan ada semacam pembagian tanggungjawa b antara guru di satu sisi dan sumber lain (media) di sisi lain. Pembahasan pada pelatihan ini istilah media dan alat peraga digunakan untuk menyebut sumber ata u hal atau benda yang sama dan tidak dibedakan secara substansial. Rahardjo (1991) menyatakan bahwa media dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai a lat bantu pembelajaran. Hal ini berarti media sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk: memotivasi belajar peserta didik memperjelas informasi/pesan pengajaran memberi tekanan pada bagian-bagian yang penting memberi variasi pengajaran memperjelas struktur pengajaran. Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membu at menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. C. Kemampuan Media Sebagai Alat Bantu Kegiatan Pembelajaran Rahardjo (1991) menguraikan dengan berangkat dari teori belajar diketahui bahwa hakekat belajar adalah interaksi antara peserta didik yang belajar dengan sumber -sumber belajar di sekitarnya yang memungkinkan terjadinya perubahan perilaku be lajar dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa, tidak jelas menjadi jelas, dsb. Sumber belajar tersebut dapat berupa pesan, bahan, alat, orang, tek nik dan lingkungan. Proses belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor inter nal dan eksternal. Faktor internal seperti sikap, pandangan hidup, perasaan sena ng dan tidak senang, kebiasaan dan pengalaman pada diri peserta didik. Bila pese rta didik apatis, tidak senang, atau menganggap buang waktu maka sulit untuk men galami proses belajar. Faktor eksternal merupakan rangsangan dari luar diri pese rta didik melalui indera yang dimilikinya, terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatk an efisiensi belajar karena mempunyai potensi atau kemampuan untuk merangsang te rjadinya proses belajar. Contohnya: a) menghadirkan obyek langka: koleksi mata uang kuno, b) konsep yang abstrak menjadi konkrit: pasar, bursa, c) mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak: siaran radio atau te levisi pendidikan, d) menyajikan ulangan informasi secara benar dan taat asas tanpa pernah jem u: buku teks, modul, program video atau film pendidikan, e) memberikan suasana belajar yang santai, menarik, dan mengurangi formalit as. Edgar Dale dalam Rahardjo (1991) menggambarkan pentingya visualisasi dan verbali stis dalam pengalaman belajar yang disebut Kerucut pengalaman Edgar Dale dikemukak an bahwa ada suatu kontinuum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkri t pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. Namun , agar terjadi efisiensi belajar maka diusahakan agar pengalaman belajar yang di berikan semakin abstrak go as low on the scale as you need to ensure learning, bu t go as high as you can for the most efficient learning. Raharjo (1991 menyatakan bahwa visualisasi mempermudah orang untuk memahami suat

u pengertian. Sebuah pemeo mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara seribu kali da ri yang dibicarakan melalui kata-kata (a picture is worth a thousand words). Hal ini tidaklah berlebihan karena sebuah durian monthong atau gambarnya akan lebih m enjelaskan barangnya (atau pengertiannya) daripada definisi atau penjelasan deng an seribu kata kepada orang yang belum pernah mengenalnya. Salah satu dari saran a visual yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan belajar mengajar tersebut adalah OHT atau overhead transparency. Sarana visual seperti OHT ini bila digarap dengan baik dan benar. Di samping dapat mempermudah pemahaman konsep dan daya serap be lajar siswa, juga membantu pengajar untuk menyajikan materi secara terarah, bers istem dan menarik sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Inilah manfaat yang ha rus dioptimalkan dalam pembuatan rancangan media seperti OHT ini. D. Klasifikasi Media Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari bahasa latin yang berarti antara. Istilah media dapat kita artikan sebagai segala sesuatu yang menj adi perantara atau penyampai informasi dari pengirim pesan kepada penerima pesan . Berbicara mengenai media tentunya kita akan mempunyai cakupan yang sangat luas , oleh karena itu saat ini masalah media kita batasi kearah yang relevan dengan masalah pembelajaran saja atau yang dikenal sebagai media pembelajaran. Briggs m enyebutkan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan sert a merangsang siswa untuk belajar. Sementara itu Schramm berpendapat bahwa media merupakan teknologi pembawa inform asi atau pesan instruksional yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan diba ca. Dengan demikian media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menya mpaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantua n sarana penyampai pesan atau media. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi pembelajaran yang ada dalam kurikulum yang dituangkan oleh pengajar atau fasilit ator atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi, baik simbol verbal maup un simbol non verbal atau visual. Untuk menyampaikan pesan pembelajaran dari guru kepada siswa, biasanya guru meng gunakan alat bantu mengajar (teaching aids) berupa gambar, model, atau alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman konkrit, motivasi belajar, serta memperti nggi daya serap atau yang kita kenal sebagai alat bantu visual. Dengan Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengala man yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat mempermu dah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit. Hal ini ses uai dengan pendapat Jerome S Bruner bahwa siswa belajar melalui tiga tahapan yai tu enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif yaitu tahap dimana siswa belajar dengan memanipulasi benda-benda konkrit. Tahap ikonik yaitu suatu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan gambar atau videotapes. Sementara tahap simboli k yaitu tahap dimana siswa belajar dengan menggunakan simbol-simbol. 1. Media grafis Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya d igunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan f akta-fakta sehingga menarik dan diingat orang. Yang termasuk media grafis antara lain : a) Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka, ga ris, dan simbol. b) Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk memperlihatk an hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui garis-garis simbol. c) Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang merupaka n ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-hubungan penting. d) Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bag ian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar. e) Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.

f) Papan Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk menyajikan gam bar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas. g) Bulletin Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gam bar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem at au alat penempel lainnya. Kelebihan Media Grafis 1. Dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang di sajikan. 2. Dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian sis wa. 3. Pembuatannya mudah dan harganya murah. Kelemahan Media Grafis 1. Membutuhkan keterampilan khusus dalam pembuatannya, terutama untuk grafi s yang lebih kompleks. 2. Penyajian pesan hanya berupa unsur visual. 2. Media bahan cetak Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses pencetaka n/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya pesannya melalui hur uf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau info rmasi yang disajikan. Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah : a) Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembel ajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan (sequence) dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu. b) Modul, yaitu suatu paket progaram yang disusun dalam bentuk satuan tert entu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket mod ul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran k erja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci lembaran tes. c) Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pengajaran individual, hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan pengajaran terprogram ini disusun dalam topik-topik kecil untuk setiap bingkai/halamannya. Satu bingk ai biasanya berisi informasi yang merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balika n/respons dari pertanyaan bingkai lain. Kelebihan Media Bahan Cetak 1. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak. 2. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan , minat, dan kecepatan masing-masing. 3. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa. 4. Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna. 5. Perbaikan/revisi mudah dilakukan. Kelemahan Media Bahan Cetak 1. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat sis wa untuk membacanya. 3. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobe k. 3. Media gambar diam Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto. Kelebihan Media Gambar Diam 1. Dibandingkan dengan grafis, media foto ini lebih konkret. 2. Dapat menunjukkan perbandingan yang tepat dari objek yang sebenarnya. 3. Pembuatannya mudah dan harganya murah. Kelemahan Media Gambar Diam 1. Biasanya ukurannya terbatas sehingga kurang efektif untuk pembelajaran k elompok besar. 2. Perbandingan yang kurang tepat dari suatu objek akan menimbulkan kesalah an persepsi.

4. Media proyeksi diam Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media yang mempr oyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau memiliki sedikit u nsur gerakan. Jenis media ini diantaranya : OHP/OHT, Opaque Projector, Slide, dan Filmstrip. a) MEDIA OHP DAN OHT OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari bahan transpara n yang biasanya berukuran 8,5 X 11 inci. Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu : 1. Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang dapa t ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol. 2. PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis transparans i yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin photocopy. 3. Infrared transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi t ulisan atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax. OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transparansi pa da sebuah layar. Biasanya alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis. Ada 2 jenis model OHP, yaitu : 1. OHP Classroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara permanen untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan. Biasanya memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan OHP jenis portable. 2. OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa kemana-mana, se hingga ukuran dan bobot beratnya lebih ringkas. Kelebihan Media OHT/OHP 1. Dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas. 2. Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik. 3. Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan siswa untuk menc atat hal-hal yang penting. 4. Tidak memerlukan operator secara khusus dan tidak pula memerlukan pengge lapan ruangan. 5. Dapat menyajikan pesan yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. 6. Program OHT dapat digunakan berulang-ulang. Kelemahan Media OHT/OHP 1. Memerlukan perencanaan yang matang dalam pembuatan dan penyajiannya. 2. OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, karena sebuah gamba r dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan melalui OHP. 3. Urutan OHT mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas. b) MEDIA OPAQUE PROJEKTOR Opaque Projector atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang digunakan u ntuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus pandang, seperti buk u, foto, dan model-model baik yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tak memerlukan transparansi, tapi memerlukan p enggelapan ruangan. Opaque projector biasanya dapat pula digunakan untuk memproy eksikan film bingkai/slide akan tetapi tidak dilengkapi dengan tape recorder. Ke lebihan dan kelemahan media opaque projector ini hampir mirip dengan kelemahan d an kelebihan media OHP dan media Slide. Oleh karena opaque projector dengan sega la karakteristiknya dapat berfungsi sebagai OHP dan Slide Projector. c) MEDIA SLIDE Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui ala t yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik. Fil m positif yang biasa digunakan untuk film slide adalah film positif yang ukurann ya 35 mm dengan ukuran bingkai 2 x 2 inchi. Sebuah program slide biasanya terdir i atas beberapa bingkai yang banyaknya tergantung pada bahan/ materi yang akan d isampaikan.

Kelebihan Media Slide 1. Membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang di sampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara. 2. Merangsang minat dan perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkr it. 3. Program slide mudah direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya ter pisah-pisah. 4. Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil. Kelemahan Media Slide 1. Memerlukan penggelapan ruangan untuk memproyeksikannya. 2. Pembuatannya memerlukan waktu yang cukup lama, jika program yang dibuatn ya cukup panjang. 3. Memerlukan biaya yang boleh dikatakan besar. 4. Hanya dapat menyajikan gambar yang diam (geraknya terbatas walaupun deng an menggunakan lebih dari sebuah proyektor. d) MEDIA FILMSTRIP Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam, yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri a tas beberapa film yang merupakan satu kesatuan (merupakan gelang, dimana antara ujung yang satu dengan ujung yang lainnya bersatu). Jumlah frame atau gambar dar i suatu filmstrip ada yang berjumlah 50 buah dan ada pula yang berjumlah 75 buah dengan panjang 100 sampai dengan 130 cm. Kelebihan filmstrip dibanding film sli de adalah media filmstrip mudah penggandaannya karena tidak memerlukan bingkai, juga frame-frame filmstrip tidak akan tertukar karena merupakan satu kesatuan. A kan tetapi pengeditan dan perbaikan/ revisi filmstrip relatif agak sukar, karena harus dilakukan di laboratorium khusus. 5. Media audio Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh ind era pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik, dan sound effect. Jenis media audio ini diantaranya : a) MEDIA RADIO Radio adalah media audio uang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran ge lombang elektromagnetik dari suatu pemancar. Pemberi pesan (penyiar) secara lang sung dapat mengkomunikasikan pesan atau informasi melalui suatu alat (microfon) yang kemudian diolah dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui gelombang elektr omagnetik dan Klasifikasi penerima pesan (pendengar) menerima pesan atau informa si tersebut dari pesawat radio di rumah-rumah atau para siswa mendengarkannya di kelas-kelas. Kelebihan Media Radio 1. Memiliki variasi program yang cukup banyak. 2. Sifatnya mobile, karena mudah dipindah-pindah tempat dan gelombangnya. 3. Baik untuk mengembangkan imajinasi siswa. 4. Dapat lebih memusatkan perhatian siswa terhadap kata, kalimat atau musik , sehingga sangat cocok digunakan untuk pengajaran bahasa. 5. Jangkauannya sangat luas, sehingga dapat didengar oleh massa yang banyak . 6. Harganya relatif murah. Kelemahan Media Radio 1. Sifat komunikasinya hanya satu arah (one way communication). 2. Jika siarannya monoton akan lebih cepat membosankan siswa untuk mendenga rkannya. 3. Program siarannya selintas, sehingga tidak bisa diulang-ulang dan disesu aikan dengan kemampuan belajar siswa secara individual. b) MEDIA ALAT PEREKAM PITA MAGNETIK Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah media yang menyajikan pesannya melalui proses perekaman kaset audio. Tidak seperti radio yang menggun akan gelombang elektromagnetik sebagai alat pemancarannya. Kelebihan Media Alat Perekam Pita Magnetik

1. Pita rekaman dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan siswa. 2. Rekaman dapat dihapus dan digunakan kembali. 3. Mengembangkan daya imajinasi siswa. 4. Sangat efektif untuk pembelajaran bahasa. 5. Penggandaan programnya sangat mudah. Kelemahan Media Alat Perekam Pita Magnetik 1. Daya jangkauannya terbatas. 2. Biaya penggandaan alatnya relatif lebih mahal dibanding radio. 6. Media audio visual diam Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat diterima ole h indera pendengaran dan indera pengelihatan, akan tetapi gambar yang dihasilkan nya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak. Jenis media ini antara lain media sound slide (slide suara), film strip bersuara , dan halaman bersuara. Kelebihan dan kelemahan media ini tidak jauh berbeda dengan media proyeksi diam. Perbedaannya adalah adanya aspek suara pada media au diovisual diam. 7. Film (motion pictures) Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulk an kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang menyajikan pesan audiovis ual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan kesan yang impresif bagi pemirsan ya. Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara, dan film gelang y ang ujungnya saling bersambungan dan proyeksinya tak memerlukan penggelapan ruan gan. Kelebihan Media Film 1. Memberikan pesan yang dapat diteima secara lebih merata oleh siswa. 2. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. 3. Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. 4. Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan kebutu han. 5. Memebrikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa. Kelebihan Media Film 1. Harga produksinya cukup mahal. 2. Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga. 3. Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya. 4. Memerlukan penggelapan ruangan. 8. Televisi Televisi adalah media yang dapat menempilkan pesan secara audiovisual dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi diantaranya: televisi terbuka (open b oardcast television), televisi siaran terbatas/TVST (Cole Circuit Televirion/CCT V), dan video-cassette recorder (VCR). a) MEDIA TELEVISI TERBUKA Media televisi terbuka adalah media audio-visual gerak yang penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu stasiun, kemudian pesan ta di diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi. Kelebihan Media Televisi Terbuka 1. Informasi/pesan yang disajikannya lebih aktual. 2. Jangkauan penyebarannya sangat luas. 3. Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh siswa. 4. Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. 5. Mengatasi keterbatasan ruangdn waktu. 6. Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa. Kelemahan Media Televisi Terbuka 1. Programnya tidak dapat diulang-ulang sesuai kebutuhan. 2. Sifat komunikasinya hanya satu arah. 3. Gambarnya relatif kecil. 4. Kadangkala terjadi distorsi gambar dan warna akibat kerusakan atau gangg

uan magnetik. b) MEDIA TELEVISI SIARAN TERBATAS (TVST) TVST atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang penyampaian pesannya didistri busikan melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan perkataan lain, kamera televisi m engambil suatu objek di studio, misalnya guru yang sedang mengajar, kemudian has il pengambilan tadi didistribusikan melalui kabel-kabel ke pesawat televisi yang ada di ruangan-ruangan kelas. Kelebihan televisi siaran terbatas ini dibandingk an dengan televisi terbuka diantaranya adalah komunikasi dapat dilakukan secara dua arah (hubungan antara studio dan kelas dilakukan melalui intercom), kebutuha n siswa dapat lebih diperhatikan dan terkontrol. Sedangkan kelemahannya adalah j angkauannya relatif terbatas. 9. Media video casette recorder (VCR) Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya dilakukan dengan menggunakan k aset video, dan penayangannya melalui pesawat televisi; sedangkan media film, pe rekaman gambarnya menggunakan film selluloid yang positif dan gambarnya diproyek sikan melalui proyeksi ke layar. Secara umum, kelebihan media VCR sama dengan ke lebihan yang dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu, media VCR ini mem iliki kelebihan lainnya yaitu programnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi kelema hannya adalah jangkauannya terbatas. 10. Multi media Pengertian multi media sering dikacaukan dengan pengertian multi image. Multi me dia merupakan suatu sistem penyempaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan b elajar yang membentuk suatu unit atau paket. Contohnya suatu modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan bahan audiovisual. Sedangkan multi im age merupakan gabungan dari beberapa jenis proyeksi visual yang digabungkan lagi dengan komponen audio yang kuat, sehingga dapat diselenggarakan pertunjukan be sar yang cocok untuk penyajian di suatu auditorium yang luas. Kelebihan Multi Media 1. Siswa memiliki pengalaman yang beragam dari segala media. 2. Dapat menghilngkan kebosanan siswa karena media yang digunakan lebih ber variasi. 3. Sangat baik untuk kegiatan belajar mandiri. Kelemahan Multi Media 1. Biayanya cukup mahal. 2. Memerlukan perencanaan yang matang dan tenaga yang profesional. 11. Media objek Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukurannya, b entuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan sebagainya. Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek sebenarnya dibagi dua jenis, yaitu media objek alami dan media objek buatan. Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu objek alami yang hidup dan objek alami yang tidak hidup. Sebagai con toh objek alami yang hidup adalah ikan, burung elang, singa, dan sebagainya. Sed angkan objek alami yang tidak hidup adalah batu-batuan, kayu, air, dan sebagainy a. Objek buatan, yaitu buatan manusia, contohnya gedung, mainan, jaringan transp ortasi dan sebagainya. Media cetak kelompok ke dua terdiri atas benda-benda tiruan yang dibuat untuk me ngganti benda-benda yang sebenarnya. Objek-objek pengganti dikenal dengan sebuta n replika, model, dan benda tiruan. Replika dapat didefinisikan sebagai reproduk si statis dari suatu objek dengan ukuran yang sama dengan benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksi yang kelihatannya sama, tapi biasanya diperke cil atau diperbesar dalam skala tertentu. Benda tiruan ada dua macam, yaitu pert ama merupakan bangunan yang dibuat kurang lebih menyerupai suatu benda yang besa r, misalnya bagian dari sebuah kapal terbang (sayap). Bentuk benda tiruan yang k edua ialah bentuk yang menggambarkan mekanisasi kerja suatu benda, misalnya sist em pembakaran automobil. 12. Media interaktif Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak hanya mempe rhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selam

a mengikuti pembelajaran. Sedikitnya ada tiga macam interaksi. Interaksi yang pe rtama ialah yang menunjukkan siswa berinteraksi dengan sebuah program, misalnya siswa diminta mengisi blanko pada bahan belajar terprogram. Bentuk interaksi yang kedua ialah siswa berinteraksi dengan mesin, misalnya mesi n pembelajaran, simulator, laboratorium bahasa, komputer, atau kombinasi diantar anya yang berbentuk video interaktif. Bentuk interaksi ketiga ialah mengatur int eraksi antara siswa secara teratur tapi tidak terprogram; sebagai contoh dapat d ilihat pada berbagai permainan pendidikan atau simulasi yang melibatkan siswa da lam kegiatan atau masalah, yang mengharuskan mereka untuk membalas serangan lawa n atau kerjasama dengan teman seregu dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang timbul kar ena tidak ada batasan yang kaku mengenai jawaban yang benar. Jadi permainan pend idikan dan simulasi yang berorientasikan pada masalah memiliki potensi untuk mem berikan pengalaman belajar yang merangsang minat dan realistis. Oleh karena itu, guru menganggapnya sebagai sumber terbaik dalam urusan media ko munikasi. E. Hambatan-hambatan Pembelajaran dengan Perangkat Multimedia Pembelajaran dengan menggunakan perangkat multimedia pada dasarnya berupaya mewu judkan masyarakat berpengetahuan yang dilakukan dengan pendekatan aplikasi tekno logi informasi dan telekomunikasi. Saat ini penggunaan perangkat multimedia tela h melahirkan e-learning, e-book, cyber education, virtual university yang semuan ya berbasis komputer. Untuk mewujudkan pembelajaran dengan perangkat multimedia, saat ini ada beberapa hambatan yang sangat penting untuk diperhatikan dan disel esaikan, antara lain: Minimnya alokasi dana untuk dunia pendidikan Sedikitnya infrastruktur yang tersedia sebagai sarana menuju era informasi oleh pemerintah Sebagian besar kemampuan pengadaan sarana hanya dapat dilakukan oleh institusi-i nstitusi swasta Sedikitnya proyek-proyek pendidikan yang berkaitan dengan pengembangan pembelaja ran dengan perangkat multimedia Kesiapan SDM kependidikan yang masih minim di bidang teknologi komunikasi dan in formasi Tidak sebandingnya tuntutan pekerjaan terhadap imbalan yang diterima Krisis yang berkepanjangan di Indonesia (ekonomi, politik, keamanan dan lainnya) Keikutsertaan, kesadaran dan kepedulian masyarakat yang masih jauh terhadap peng embangan dunia pendidikan. Tanpa mengabaikan hambatan-hambatan di atas, solusi awal yang mungkin dapat dite rapkan adalah sebagaimana yang dinyatakan Indra Djati Sidi (2001), bahwa hal pen ting yang tidak bisa dilewatkan dalam mewujudkan masyarakat berpengetahuan ini a ntara lain adalah terobosan pemikiran tentang pendidikan itu sendiri, dalam hal ini perlu mengkaji ulang sistem Pendidikan Nasional apabila bertentangan dengan era yang dialami sekarang (paradigma masyarakat informasi), perlunya otonomi (si stem dan pengolahan) pendidikan, citra dan fungsi pendidikan (tidak dapat digant ikan dengan media) dan penataan materi ajar dalam kurikulum.

BAB III PEMBAHASAN A. Belajar Berhitung untuk Anak Usia Dini Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung pad a jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap rangsangan yang diteri ma dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mend

apatkan stimulus/rangsangan yang sesuai dengan tugas perkembangannya. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka perkembangan aspek social anak. Kemampuan so sial yang dimiliki oleh anak, anak dapat melakukan sesuatu dengan sangat mudah, sehingga dalam kegiatan permainan berhitung anak akan dapat bermain dengan berba gai macam permainan yang dapat mengasah otak/ berpikir yang lebih kongkrit (Sisd iknas, 2007: 4). B. Peran Guru Dalam Pendidikan Anak Usia Dini Peran guru dalam pendidikan anak usia dini belajar adalah suatu proses perubahan yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Dalam psikologi belajar, proses ber arti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan dit imbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu. Jadi dapat diartikan proses be lajar adalah sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti b erorientasi ke arah yang lebih maju daripada keadaan sebelumnya. Guru adalah pih ak utama yang langsung berhubungan dengan anak dalam upaya proses pembelajaran, peran guru itu tidak terlepas dari keberadaan kurikulum. Tetapi menurut Brenner (1990) sebenarnya pendidikan anak prasekolah terefleksi dalam alat-alat perlengk apan dan permainan yang tersedia, cara perlakuan guru terhadap anak, adegan dan desain kelas, serta bangunan fisik lainnya yang disediakan untuk anak. (M. Soleh uddin, 1997 : 55). Di Indonesia pembelajaran pendidikan prasekolah lebih bersifat akademik, di mana anak lebih banyak duduk di bangku dan harus tertib seperti di sekolah. Jarang g uru memberikan kesempatan kepada anak untuk berksplorasi, mengekspresikan perasa annya, dan melakukan sendiri apa yang mereka minati, sampai menemukan pemecahan masalah sendiri. Ada beberapa pendekatan peran guru dalam pembelajaran, antara lain : 1. Guru berperan sebagai pengajar Dalam hal ini guru harus mengajar sesuai dengan kurikulum tanpa melihat minat anak. Semua anak dianggap botol kosong yang harus diisi oleh berbagai informasi tanpa melihat perbedaan bahkan meski anak t idak berminat pun guru harus tetap menyampaikan apa yang sudah dugariskan dalam kurikulum tersebut. 2. Guru berperan membelajarkan anak Pada pendekatan ini guru berpegang pada panduan kemampuan yang akan dicapai anak dengan cara memahami minat, perasaan d an pengalaman anak. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dengan memberikan ke sempatan kepada anak untuk mengungkapkan pengalaman, perasaannya melalui berbaga i interaksi kepada guru maupun teman sebaya. Dalam hal ini anak dapat dengan lel uasa mengekspresikan apa saja yang ada dalam pikirannya Pendekatan semacam ini m erupakan pendekatan yang efektif dan terbaik karena anak dapat berkembang secara utuh (Tini Sumartini, 2005 :47) C. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan kepribadian seorang anak, selain itu ada pula fak tor lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, sepert i halnya dengan kebudayan. Kebudayaan (culture) secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi ataupu n corak interaksi di mana anak itu berada. Selain faktor-faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak mulai tahu tentang kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya. Pendidikan anak usia dini, suatu pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usi a 6 tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dal m memasuki pendidikan lebih lanjut. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang kedua setelah pendidikan keluarga. Mak a dari itu sekolah mempunyai peranan penting untuk meneruskan dasar-dasar pendid ikan keluarga. Pada umumnya sekolah merupakan tempat anak didik untuk memperoleh pengalaman-pengalaman, pengetahuan, keterampilan sehingga anak didik akan menda

pat bekal hidup kelak bekerja di lingkungan masyarakat luas. Anak usia dini pada hakikatnya adalah manusia yang memerlukan bimbingan, secara kodrati seorang anak sangat perlu pendidikan dan bimbingan dari orang dewasa. Ma syarakat sebagai lingkungan terbesar dalam kehidupan, berguna untuk melatih jiwa anak dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, seperti bermain dan bergaul. Yan g harus diperhatikan pengaruh lingkungan dan kebudayaan masyarakat terhadap perk embangan pribadi anak misalnya anak yang terdidik dalam keluarga yang religius, setelah dewasa akan cenderung menjadi manusia yang religius pula. Lingkungan dan keluarga sebagai pendidikan kedua setelah sekolah, orang tua memi liki peran yang cukup strategis dalam membantu guru memaksimalkan proses pembela jaran bagi anak-anak usia prasekolah. Dalam menyikapi berbagai perubahan sosial dan teknologi yang begitu cepat dalam masyarakat, maka orang tua harus memiliki pegangan edukatif dalam menciptakan suasana pembelajaran. Tugas pokok orang tua yang dapat diberdayakan guru dalam meningkatkan perannya a dalah : 1. Memberi nama yang tepat. Pemberian nama akan memberi identitas kepada an ak. Dengan berbagai kemajuan dan perubahan sosial nama anak semakin baik dan ber agam, namun identitas keklaminan justru sangat penting. 2. Kebiasaan memberikan pakaian yang sesuai. Berikan pakaian yang sesuai de ngan anak agar nantinya Orangtua tidak bingung dengan kebiasaan anak yang kelaki -lakian atau keperempuan-perempuanan akibat dari seringnya memberikan pakaian ya ng tidak sesuai. 3. Pemilihan warna yang tepat, sebab warna dan motif juga sangat berpengaru h terhadap identitas kekelaminan. 4. Pengembangan hobi yang menunjang. Kecenderungan biasanya terbaca sejak k ecil sehingga pengembangan hobi yang sesuai akan memberikan bekal yang baik untu k perkembangan anak. 5. Memberikan batasan-batasan, aturan-aturan dengan bimbingan yang tepat . 6. Memperhatikan tugas dalam rumah tangga. Secara tidak langsung anak akan memperhatikan dan mengerti tugas dan peran yang harus dimainkan. D. Penggunaan Media Pembelajaran Pada pembelajaran di Sekolah Dasar Pengunaan media pembelajaran pada pembelajaran di sekolah dasar menjadi bagian p enting yang harus mendapt perhatian dari guru. Hal ini perlu disebabkan karena i nput siswa pada tingkat dasar memiliki kemampuan yang terbatas sehingga menjadi penting diperhaitkan Media Pembelajaran pada pembelajaran di Sekolah Dasar. Seba gaimana diketahui bahwa dalam sistem pendidikan nasional di Indonesia SD merupak an bagian integral dari program pembangunan nasional sehingga tidak dapat dipisa hkan satu sama lain. Untuk itu, pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab melaksanakan pendidikan n asional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya poten si peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yan g Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menj adi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Inilah tujuan pendidik an yang akan dicapai pendidikan sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Siste m Pendidikan Nasional. Pelaksanaan pendidikan formal di Indonesia berdasarkan undang-undang sistem pend idikan nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah terdiri dari beberapa jenjang. Jenjan g pendidikan formal pertama adalah pada jenjang pendidikan dasar yang terdiri da ri jenjang pendidikan sekolah dasar dan jenjang pendidikan sekolah lanjutan pert ama. Pada jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan formal di tingkat SD meru pakan jenjang pendidikan pertama yang harus ditempuh dan dilewati oleh siswa un tuk menjadi dasar untuk melanjutkan kejenjang pendidikan formal selanjutnya. Kar ena itu, jenjang pendidikan dasar sangat penting sebagai awal mula memberikan si swa bekal pengetahuan agar siswa mampu mengembangkan kompotensi dasar yang dimil ikinya dan dapat pula melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Kompotensi Dasar Siswa di Sekolah Dasar Pada tingkat sekolah dasar, kompotensi dasar yang harus dimiliki oleh siswa adal ah sekurang-kurangnya memiliki kemampuan membaca, menulis dan berhitung (calistu ng) untuk dijadikan modal utama dan pokok untuk dapat melanjutkan pendidikan pad a jenajang pendidikan formal selanjutnya. Agar siswa dapat mengikuti kegiatan p

endidikan ditingkat yang lebih tinggi, maka siswa harus dibekali dengan tiga kem ampuan dasar tersebut. Pelaksanaan pendidikan di tingkat sekolah dasar dan Madrasah ibtidaiyah atau sed erajat, hal pokok pertama yang diajarkan kepada anak didik adalah membaca, menul is dan berhitung. Dengan modal kemampuan dasar tersebut siswa dapat meperoleh pe ngetahuan melalui kegaitan membaca. Kemampuan membaca dipergunakan tidak hanya p ada mata pelajaran tertentu saja, akan tetapi digunakan pada semua mata pelajara n. Meskipun dalam kurikulum pendidikan dasar, kemampuan dasar membaca siswa diaj arkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Kenyataan menunjukkan bahwa kebanyakan siswa yang duduk di sekolah dasar pada ke las satu belum memiliki kemampuan yang memadai untuk membaca sumber belajar mela lui buku untuk semua mata pelajaran. Sementara untuk dapat menguasai mata pelaja ran, maka siswa harus telah mampu membaca buku sumber pembelajaran tersebut. Pentingnya Media pada pembelajaran di Sekolah Dasar Keterbatasan kemampuan membaca siswa di tingkat sekolah dasar mengharuskan guru menggunakanmedia bantu agar dapat memahami materi yang akan disampaikan. Hal ini di dasarkan pada pertimbangan bahwa kesulitan yang sering dihadapi oleh siswa S D dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk mata pelajaran sains adalah karena ketidak mampuan siswa SD membaca sehingga sulit memahami isi materi pelajaran s elain yang disampaikan guru dengan cara lisan. Karena rendahnya kemampuan siswa membaca, maka dalam mengajarkan materi pelajara n perlu dipergunakan alat peraga yang dapat memantau siswa memahami materi yang disampaikan oleh guru Alat peraga yang dapat dipergunakan diantaranya adalah ala t peraga gambar. Seperti diketahui bahwa alat peraga adalah merupakan merupakan alat bantu yang dipergunakan untuk melakukan visualisasi dalam proses belajar me ngajar agar proses belajar mengajar tersebut dapat berlangsung secara efektif. K arena keterbatasan kemampuan siswa mebaca dalam mata pelajaran sains, maka guru perlu menggunakan media pembelajaran berupa alat peraga gambar sebagai media gra fis yang dapat membantu siswa untuk memahami materi dan isi pelajaran yang disam paikan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran terdiri dar i beberapa jenis media pengajaran yaitu media foto, grafik, globe, atlas, film d an sebagainya. Menurut Sudjana (2002) beberapa media pegajaran yang sering digun akan adalah: Pertama, media Grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan atau diag ram, poster, kartun, komik dan sebagainya, Kedua, media tiga dimensi yaitu model padat, model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama, Ketiga, med ia proyeksi seperti slide, film strips, film, OHP dan Keempat, penggunaan lingku ngan sebagai media. Media grafis adalah media yang digunakan yang berusaha memadukan antara kata-kat a dengan gambar. Dalam bahasa Yunani Grafikos berarti melukiskan atau menggambar kan garis-garis (Sudjana, 2002). Media tersebut terdiri dari beberapa jenis yait u: bagan adalah kombinasi antara media grafis dan gambar foto yang dirancang unt uk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. Fungsi media pengajaran sebagai alat bantu untuk dapat meningkatkan dan memperti nggi hasil belajar siswa harus didukung oleh ketepatan seorang guru dalam memeil ih media yang akan dipergunakan dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. Ol eh karena itu seorang guru sebelum memilih media pengajaran tertentu harus meneg etahui betul materi yang akan diajarkan, metode yang dipilih, kemudian menentuka n jenis alat bantu atau media pengjaran yang akan digunakan. Secara khusus beber apa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menggunakan media pengajaran untuk me mpertingi kualitas pengajaran adalah: Pertama, guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan ma nfaat media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran,menggu nakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa. Kedua, Guru terampil menggunakan dan membuat media penga jaran sederhana untuk keperluan pengajaran terutama media dua dimensi atau gamba r atau foto serta penggunaan media proyeksi. Ketiga, keefektifan dalam menilai p enggunaan media dalam proses pengajaran. Nana Sudjana menjelaskan beberapa kriteria dalam memilih media untuk kepenting an pengajaran yaitu;

1) ketepatannya dengan tujuan pengajaran, 2) dukungannya terhadap isi bahan pelajaran, 3) kemudahan memperoleh media, 4) keterampilan guru menggunakannya, 5) tersedia waktu untuk menggunakannya, dan 6) sesuai dengan taraf pikir siswa (Sudjana, 2002). Berdasarkan penjelasan tersebut di atas dapat diketahui bahwa pemilihan media pe ngajaran harus memperhatikan beberapa pertimbangan diantaranya adalah ketepatan dengan tujuan pengajaran. Hal tersebut berarti bahwa media pengajaran yang dipil ih harus didasarkan atas tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan oleh guru sebelumnya. Selain itu juga media pengajaran yang telah dipilih harus di sesuaikan engan si bhan atau materi pengajaran yang akan disampaikan. Dengan de mikian bahan pengajaran yang disampaikan harus diklasifikasikan dan disesuaikan dengan media yang dipilih bedasarkan sifat bahan pelajaran apakah fakta, konsep atau generalisasi yang memerlukan bantuan media untuk dpat dSainshami dengan mu dah oleh siswa. Selain beberapa hal tersebut, juga yang perlu dipertimbangkan seorang guru dalam memilih media pengajaran adalah kemampuan guru itu sendiri menggunakan media p engajaran yang dipilihnya. Apapun jenis media yang dipilih harus disesuaikan de ngan kemampuan guru untuk menggunakan media tersebut. Dan selain itu juga harus disesuaiakn dengan kemampuan berfikir siswa sehingga makna yang terkandung didal amnya dapat dSainshami dengan mudah oleh siswa. Selain kriteria tersebut di atas Arsyad (2002) mengemukakan bahwa kriteria memil ih media pengajaran juga harus memepertimbangkan beberapa hal yaitu: media terse but praktis, luwes dan bertahan serta memiliki mutu tekhnis. Media yang digunaka n dlam proses belajar mengajajar haruslah memiliki kualitas dan mutu yang baik m eskipun media tersebut adalah merupakan hasil karya guru sendir, nilainya tidak mahal, sederhana dan seterusnya. Karena dalam pemilihan media pengajaran tidak p erlu dSainsksakan, karena media pengajaran yang mahal dan memebutuhkan waktu la ma dalam pembuatannya belum tentu menajdi jaminan sebagai media pengajaran yang terbaik. Media yang diilih seharusya dapat bersifat fleksibel dan dapat digunak an dimana-mana dengan peralatan yang tersedia disekitar kita.

E. Contoh Kegiatan Pembelajaran Matematika Melalui Media Proyeksi Untuk Sis wa Kelas 1 Sekolah Dasar RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : MATEMATIKA Materi Pokok : Bilangan Cacah dan Lambangnya Pertemuan / waktu : Pertama dan kedua / 2 x 30 menit Metode : Ceramah dan mengerjakan soal A. 1.1 Kompetensi Dasar Membilang banyak benda

B. o C. o o o D. o o

Indikator Menyebutkan banyaknya suatu benda Materi Essensial Membilang banyak benda Membaca dan menulis lambang bilangan Membandingkan dua kumpulan benda Media Belajar Buku matematika M Khafid Erlangga kelas I jilid 1A Power Point

E. Rincian Kegiatan Pembelajaran KEGIATAN Waktu (menit) Pendidik Peserta didik 1. Pendahuluan o Membacakan indikator dan kompetensi yang diharapkan o Membacakan kalimat pembuka pada hlm. 2 Mencatat indicator Siswa mendengarkan Sambil membaca buku 5 2. Kegiatan Inti o Guru menyebutkan benda benda yang terdapat pada gambar ada berapa meja ? ada berapa tas ? ada berapa kursi ? ada berapa buku ? o gambar Menugaskan mengerjakan: latihan 1 latihan 2 Siswa mendengarkan dan menjawab pertanyaan bendasarakan hlm 2

50 3. o ru

Menugaskan mengerjakan latihan 1 dan 2 Penutup Memotivasi untuk mengulang pelajaran di rumah 5 Mendengarkan motivasi gu

Mengetahui Kepala Sekolah

( Guru Mata Pelajaran

Bandung,

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dengan meningkatnya teknologi, banyak alat atau media yang disediakan agar memud ahkan para pengajar berinterksi terhadap siswanya. Media Visual Overhead Projector (OHP), LCD, slide (film bingkai), dan filmstrips merupakan contoh alat yang selalu digunakan dalam proses pembelajaran. Media Projector visual OHP, LCD, Slide dan Filmstrips mempunyai kelebihan dan ke lemahan masing-masing sesuai dengan kebutuhan. Dengan pemakaian alat-alat tersebut sebagai media pembelajaran membuat interaksi siswa dan gurunya lebih efektif dan efisien. Dengan penggunaan media dalam pembelajaran, akan memotivasi siswa untuk belajar dan akan meningkatkan hasil belajarnya. B. Saran Dalam proses pembelajaran media, telah dikenal sebagai alat bantu mengajar yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru. Seharusnya guru harus memanfaatkan media dala m proses pembelajaran agar bisa memperjelas materi serta membantu siswa dalam pr oses memahami materi Selain itu diharapkan agar media visual tersebut lebih memp erlancar efektifitas dan efisiensi guru untuk berinteraksi terhadap muridnya.

DAFTAR PUSTAKA Barman, C. (1982). Some Ways to Improve Your Overhead Projection Transparencies. A merican Biology Teacher. Heinich Russell.dkk (1982). Instructional Media and The New Technology of Instruction. Canada: John Wiley & Son. Xaverius, Frater. (2008). Media Visual 2. [Online]. Tersedia: http://fxhermanto. blogspot.com/2009/11/media-visual-2.html [ 25 Maret 2012 ] http://syadiashare.com/download-silabus-dan-rpp-ktsp-sd.html http://ahmadsamantho.wordpress.com/2009/10/22/kapitalisme-media-dan-masa-depan-i nternet/ http://jchkumaat.wordpress.com/author/jchkumaat/ Nb: bagian rumusan pang isiin,panas uy pala gimbar,n ini daftar pustakanya pang bner in jg hehehe. masalah power point ntar gimbar yg cba buat,materinya d sesuaikan sama rpp yg ad a d atas. Kalo dah beres ntar kirimin lg k gimbar biar d buat kata pengantar,daftar isi, s ama covernya ok

You might also like