Professional Documents
Culture Documents
RANGKUMAN SKRIPSI
Oleh :
Nama Tempat, Tanggal Lahir N.I.M Jurusan Program Pendidikan Konsentrasi Judul
: : : : : : :
Astri Hestiningtyas Surabaya, 21 Juni 1988 2007 310 515 Akuntansi Strata 1 Akuntansi Keuangan Analisis Aktivitas Dan Profitabilitas Sebelum Dan Sesudah Bersertifikasi ISO 9001:2000 Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI
RANGKUMAN SKRIPSI
1.
Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari kegiatan operasional perusahaan adalah menghasilkan
keuntungan atau laba yang dapat dicapai yang bersumber dari pendapatan yang diterima dari berbagai transaksi penjualan produk dan jasa. Bersamaan dengan itu, tingkat persaingan global semakin kompetitif dan permasalahan manajemen yang kompleks menjadi suatu tantangan dan kendala bagi perusahaan. Akibatnya, persaingan dunia usaha semakin meningkat. Persaingan tersebut tidak hanya mengenai tingkat produktifitas dan tingkat harga produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Cara lain untuk menghadapi persaingan adalah menjalin hubungan yang baik dengan konsumen. Loyalitas konsumen sangat berperan agar perusahaan tetap dapat bertahan hidup. Oleh karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk memperoleh suatu jaminan kualitas yang menandakan perusahaan memenuhi standar kualitas yang baik agar dapat membuat konsumen tetap loyal pada produk atau jasa yang diberikan oleh perusahaan. Salah satu standar kualitas yang paling ideal dan diakui oleh dunia usaha adalah ISO 9001:2000. Standar ini merupakan standar internasional untuk sistem manajemen kualitas. Manajemen kualitas (Quality Management) atau Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management = TQM) didefinisikan sebagai satu cara meningkatkan kinerja secara terus menerus (continuously performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional
dari suatu organisasi, dengan menggunakan semua sumber daya manusia dan modal yang tersedia. (Vincent Gaspersz, 2008:2). Perusahaan yang telah bersertifikasi ISO 9001:2000 dan menerapkan TQM diharapkan mampu mencapai efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan. Sistem manajemen yang baik dapat meningkatkan produktifitas barang atau jasa sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan manufaktur telah mengalami kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam berproduksi, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang sempurna untuk memenuhi kepuasan konsumen. Dalam praktiknya, aktivitas perusahaan yang efektif dan efisien dapat meningkatkan produktifitas perusahaan. Pemenuhan kepuasan konsumen atas produk yang diberikan oleh perusahaan akan berdampak positif pada loyalitas konsumen dan meningkatkan penjualan perusahaan yang akhirnya juga akan meningkatkan laba (profit) perusahaan. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia sebelum dan sesudah bersertifikasi ISO 9001:2000. Teknik analisis laporan keuangan yang lazim digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode untuk memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. (Kasmir, 2008:104) Jenis rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang berfungsi untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dalam pemanfaatan
sumber daya perusahaan. Jenis rasio aktivitas yang ditinjau dalam penelitian ini antara lain Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, Fixed Aset Turn Over dan Total Aset Turn Over. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Jenis rasio profitabilitas yang ditinjau dalam penelitian ini antara lain Return On Investment, Gross Profit Margin, Net Profit Margin dan Rentabilitas. (Kasmir, 2008:196) Dengan demikian perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia yang memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 diharapkan mempunyai tingkat aktivitas dan profitabilitas yang baik. Karena perusahaan memiliki banyak keuntungan, seperti sistem manajemen yang baik dan citra perusahaan yang mampu berdaya saing global. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan Receivable Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah terdapat perbedaan Inventory Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
3.
Apakah terdapat perbedaan Fixed Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
4.
Apakah terdapat perbedaan Total Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
5.
Apakah terdapat perbedaan Return On Investment (ROI) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
6.
Apakah terdapat perbedaan Gross Profit Margin (GPM) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
7.
Apakah terdapat perbedaan Net Profit Margin (NPM) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
8.
Apakah terdapat perbedaan Rentabilitas sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?
3.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui perbedaan Receivable Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2.
Untuk mengetahui perbedaan Inventory Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
3.
Untuk mengetahui perbedaan Fixed Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
4.
Untuk mengetahui perbedaan Total Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
5.
Untuk mengetahui perbedaan Return On Investment (ROI) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
6.
Untuk mengetahui perbedaan Gross Profit Margin (GPM) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
7.
Untuk mengetahui perbedaan Net Profit Margin (NPM) sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
8.
Untuk
mengetahui
perbedaan
Rentabilitas
sebelum
dan
sesudah
memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
4.
Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan agar hasilnya dapat
bermanfaat bagi banyak pihak antara lain : 1. Bagi peneliti dan akademisi a) Dapat menambah wawasan pengetahuan dalam menganalisis pengaruh perolehan Sertifikasi ISO 9001:2000 terhadap tingkat aktivitas dan profitabilitas perusahaan manufaktur di BEI. b) Penelitian ini juga bermanfaat untuk pengimplementasian teori-teori yang telah dipelajari oleh peneliti selama perkuliahan. 2. Bagi perusahaan a) Penelitian ini bermanfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan sistem manajemen kualitas yang baik dan meningkatkan aktivitas dan profitabilitas perusahaan dengan memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000. 3. Bagi pembaca a) Dapat menambah referensi ilmu ekonomi dalam analisa laporan keuangan dan sistem manajemen yang baik yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. 5. a) Metode Penelitian Identifikasi Variabel Variabel-variabel yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, Fixed Aset Turn Over, Total Aset Turn Over, Return On Investment (ROI), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit
Margin (NPM) dan Rentabilitas dengan indikasi perbedaaan sesudah sertifikasi ISO 9001:2000 lebih tinggi dibandingkan sebelum sertifkasi ISO 9001:2000 b) b.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada tahun 2000-2006. b.2 Sampel Penelitian Metode sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria antara lain : 1) Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada periode 2000-2006 agar dapat diperoleh uji selama satu tahun sebelum dan sesudah tiga tahun. 2) Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mengupgrade ISO 9001:1994 menjadi ISO 9001:2000 ataupun perusahaan manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang belum bersertifikat ISO 9001:2000 untuk periode satu tahun sebelum bersertifikat ISO 9001:2000. 3) Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur dan setiap tahun mengeluarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia, yaitu antara
tahun 1999-2009 agar dapat diperoleh uji selama satu tahun sebelum dan sesudah tiga tahun. c) Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 melalui website perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, menghubungi nomor telepon perusahaan, mendownload annual report perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan data perusahaan bersertifikat ISO 9001:2000 dari penelitian Hendra Ardiansyah (2009) yang telah diverifikasi. d) Teknik Analisis Metode analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menghitung kinerja keuangan dengan menggunakan Receivable Turn Over, Inventory Turn Over, Fixed Aset Turn Over, Total Aset Turn Over, Return On Investment (ROI), Gross Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM)) dan Rentabilitas setiap periode uji. 2. Melakukan uji t berpasangan (paired-sampel t-tes) untuk mengetahui uji signifikan jika data berdistribusi normal, sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka alat uji yang dipakai adalah wilcoxon signed ranks test. Pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan output program spss for windows.
b. Merumuskan Hipotesis Statistik c. Penentuan Tingkat Signifikasi Tingkat signifikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,05. d. Penentuan Kriteria Penerimaan dan Penolakan Kriteria pengambilan kesimpulan yang digunakan adalah : 1. 2. e. f. 6. Ho ditolak jika Ho diterima jika : : Prob < 0,05 Prob 0,05
Ringkasan Hasil Penelitian Tabel 6.1 HASIL UJI BEDA SEBELUM DAN SESUDAH SERTIFIKASI SELAMA TIGA TAHUN
Nilai Sig. (2-tailed) Variabel Penelitian t+1 Ket Tdk sig. Sig. Tdk sig. Sig. Tdk sig. Sig. Tdk sig. Tdk sig. t+2 0,145 0,033 0,002 0,008 0,600 0,376 0,719 0,310 Ket Tdk sig. Sig. Sig. Sig. Tdk sig. Tdk sig. Tdk sig. Tdk sig. t+3 0,280 0,053 0,001 0,000 0,385 0,334 0,896 0,019 Ket Tdk sig. Tdk sig. Sig. Sig. Tdk sig. Tdk sig. Tdk sig. Sig.
Receivable Turn Over Inventory Turn Over Fixed Aset Turn Over Total Aset Turn Over Return On Investment Gross Profit Margin Net Profit Margin Rentabilitas
10
7. a)
Pembahasan Receivable Turn Over Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks
Test diperoleh hasil bahwa Ho1 diterima atau dapat disimpulkan pula bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari Receivable Turn Over antara sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Hal ini mencerminkan keadaan yang kurang baik bagi perusahaan karena penerapan sistem manajemen mutu diduga belum dapat meningkatkan aktivitas perputaran piutang perusahaan
sehingga dapat memicu adanya over investment dalam piutang. Hasil pengujian tersebut juga tercermin pada statistik deskriptif Receivable Turn Over bahwa secara keseluruhan kinerja Receivable Turn Over sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 mengalami penurunan, meskipun pada tiga tahun sesudah mengalami peningkatan tetapi peningkatan tersebut memiliki nilai rata-rata receivabele turn over yang lebih kecil dibanding nilai rata-rata receivable turn over pada satu tahun sebelum sertifikasi. b) Inventory Turn Over Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan wilcoxon signed ranks test dapat diketahui bahwa pada satu tahun dan dua tahun sesudah sertifikasi Ho2 ditolak, sedangkan untuk tiga tahun sesudah sertifikasi Ho2 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan Inventory Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di
11
Bursa Efek Indonesia untuk satu tahun dan dua tahun sesudah sertifikasi, sedangkan untuk tiga tahun dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Inventory Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa beberapa perusahaan belum mampu secara konsisten untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga likuid persediaan kurang baik. Berdasarkan statistik deskriptif Inventory Turn Over mengalami pola fluktuatif. Dilihat dari perolehan nilai inventory turn over untuk tiap tahunnya, hanya beberapa perusahaan saja yang mengalami peningkatan nilai yang signifikan. c) Fixed Aset Turn Over Berdasarkan hasil uji beda untuk satu tahun dan dua tahun sesudah sertifikasi yang dilakukan dengan menggunakan uji-t beda sampel berpasangan (ttest paired samples t-test) dapat diketahui bahwa pada satu tahun sesudah sertifikasi Ho3 diterima, dan dua tahun sesudah sertifikasi Ho3 ditolak sedangkan hasil uji beda untuk tiga tahun sesudah sertifikasi yang dilakukan dengan menggunakan wilcoxon signed ranks test dapat diketahui bahwa Ho3 ditolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan Fixed Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada dua tahun dan tiga tahun sesudah sertifikasi, sedangkan untuk satu tahun dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Fixed Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan kurang efektif dalam penggunaan aktiva tetapnya
12
pada satu tahun sesudah memperoleh sertifikasi tetapi pada dua tahun dan tiga tahun sesudah memperoleh sertifikasi perusahaan mampu meningkatkan efektivitas dalam penggunaan aktiva tetapnya. Berdasarkan statistik deskriptif secara keseluruhan kinerja dari fixed aset turn over sesudah sertifkasi ISO 9001:2000 terus mengalami peningkatan. Pada satu tahun sesudah sertifikasi meskipun terjadi peningkatan tetapi peningkatan tersebut hanya dipengaruhi oleh beberapa perusahaan saja. Sedangkan untuk dua tahun dan tiga tahun sesudah sertifikasi peningkatan nilai rata-rata dipengaruhi oleh sebagian besar perusahaan mendukung hasil pengujian yang menyatakan terdapat perbedaan Fixed Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur. d) Total Aset Turn Over Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan uji-t beda sampel berpasangan (t-test paired samples t-test) dapat diketahui bahwa Ho4 ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan Total Aset Turn Over sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan efektivitas dalam pemanfaatan aktiva untuk menciptakan penjualan. Berdasarkan statistik deskriptif menunjukkan bahwa kinerja Total Aset Turn Over sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 mengalami peningkatan.
13
e)
Return On Investment (ROI) Berdasarkan hasil uji beda Return On Investment dengan menggunakan
wilcoxon signed ranks test dapat diketahui bahwa Ho5 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Return On Investment sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut mencerminkan bahwa kurangnya efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya, selain itu perusahaan juga sebaiknya memperhatikan kualitas produk yang dihasilkan agar mampu meningkatkan kepuasan pelanggan. Perolehan sertifikasi sistem manajemen mutu ini hendaknya oleh perusahaan harus dijadikan sebagai peningkatan yang berkesinambungan kinerja perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Berdasarkan statistik deskriptif kinerja return on investment (ROI) menunjukkan pola fluktuatif. Jika dilihat dari perolehan ROI perusahaan untuk tiap tahunnya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya (Nurmala Ahmar, 2003) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan atas Return On Investment sebelum dan sesudah sertifikasi ISO. f) Gross Profit Margin (GPM) Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan wilcoxon signed ranks test dapat diketahui bahwa antara satu tahun sebelum dengan satu tahun sesudah sertifikasi Ho6 ditolak, sedangkan untuk satu tahun sebelum dengan dua tahun dan tiga tahun sesudah sertifikasi Ho6 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan Gross Profit Margin sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
14
pada satu tahun sesudah sertifikasi, sedangkan untuk dua tahun dan tiga tahun sesudah sertifikasi tidak terdapat perbedaan Gross Profit Margin sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan kurang efisien dalam upaya meningkatkan kemampuan produktivitasnya. Berdasarkan statistik deskriptif menyatakan bahwa GPM terus mengalami peningkatan meskipun pada satu tahun sesudah sertifikat mengalami penurunan tetapi kembali meningkat pada dua tahun dan tiga tahun sesudah sertifikat. Jika dilihat dari perolehan GPM perusahaan untuk tiap tahunnya, sebagian perusahaan mempunyai nilai yang masih dibawah rata-rata GPM tiap tahun dari keseluruhan data. Hasil penelitian ini tidak sepenuhnya konsisten dengan penelitian Hendra Ardiansyah (2009) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan GPM antara sebelum dan sesudah sertifikasi ISO, karena pada penelitian ini untuk satu tahun sesudah memperoleh sertifikat hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan GPM . g) Net Profit Margin (NPM) Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan wilcoxon signed ranks test dapat diketahui bahwa Ho7 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Net Profit Margin sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya kemungkinan bahwa sertifikasi memerlukan dana yang cukup besar sehingga mempengaruhi laba pada periode perolehan sertifikat ISO 9001:2000, dengan demikian dampak biaya yang tinggi
15
tersebut ikut mempengaruhi kenaikan biaya operasional perusahaan sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum mampu menekan biaya-biaya operasionalnya, khusunya biaya untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Berdasarkan statistik deskriptif keseluruhan kinerja NPM sesudah memperoleh sertifkasi ISO 9001:2000 mengalami peningkatan, meskipun sempat turun pada satu tahun sesudah sertifikat, tetapi terjadi peningkatan kembali. Jika dilihat dari perolehan NPM perusahaan untuk tiap tahunnya, sebagian perusahaan mempunyai nilai yang masih dibawah rata-rata NPM tiap tahun dari keseluruhan data. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendra Ardiansyah (2009) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan atas Net Profit Margin sebelum dan sesudah sertifikasi ISO. h) Rentabilitas Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan wilcoxon signed ranks test dapat diketahui bahwa Ho8 ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan Rentabilitas sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada satu tahun dan dua tahun sesudah sertifikasi, sedangkan untuk tiga tahun terdapat perbedaan Rentabilitas sebelum dan sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mencerminkan bahwa pada tiga tahun sesudah memperoleh sertifikat perusahaan mampu menerapkan sistem manajemen kualitas ISO 9001:2000 sehingga perusahaan dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Di samping itu, perubahan jumlah karyawan dapat berpengaruh terhadap beban operasional dan akhirnya secara
16
otomatis ikut mempengaruhi perolehan laba perusahaan, selain itu juga perusahaan yang operasionalnya menggunakan tenaga mesin dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas suatu perusahaan. Berdasarkan statistik deskriptif kinerja rentabilitas menunjukkan pola fluktuatif. Jika dilihat dari perolehan Rentabilitas perusahaan untuk tiap tahunnya, sebagian perusahaan mempunyai nilai yang masih dibawah atau bahkan jauh diatas rata-rata Rentabilitas tiap tahun dari keseluruhan data. 8. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada perbedaan Rasio Aktivitas dan Rasio Profitabilitas antara satu tahun sebelum dengan satu tahun, dua tahun, tiga tahun sesudah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000. Penelitian ini dilakukan dengan menguji sampel perusahaan sebanyak 35 perusahaan. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan alat uji beda sampel berpasangan t-test (t-test paired samples t-test) dan Wilcoxon Signed Ranks Test, diperoleh hasil bahwa dari delapan hipotesis penelitian yang diuji hanya hipotesis untuk variabel Total Aset Turn Over ditolak yang artinya terdapat perbedaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat sedangkan hipotesis untuk variabel yang lain diterima yang artinya tidak terdapat perbedaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat. Meskipun juga terdapat hipotesis yang pada tahun tertentu ditolak tetapi hasil tersebut belum bisa disimpulkan terdapat perbedaan sebelum dan sesudah memperoleh sertifikat. Hal ini menunjukkan bahwa diperolehnya ISO 9001:2000 ternyata tidak cukup menyebabkan kinerja keuangan yang ditinjau dari rasio aktivitas dan rasio
17
profitabilitas meningkat. Hal tersebut dapat disebabkan karena rendahnya komitmen manajemen, yang menyebabkan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terbengkalai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan diperolehnya sertifikat ISO 9001:2000 bagi perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini hanya sebagai sebuah pengakuan secara domestik maupun secara internasional baik produk, pelayanan dan sistem manajemennya tetapi sertifikat ISO 9001:2000 tidak cukup menyebabkan kinerja keuangan meningkat. 9. Saran Peneliti menyadari adanya beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis dapat memberikan beberapa saran yang dapat digunakan untuk semua pihak antara lain : 1. Perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 harus benarbenar menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten sebagai sarana memperbaiki mutu perusahaan dan memenuhi kepuasan pelanggan. Sertifikasi ISO 9001:2000 harus dijadikan sebagai keputusan strategis perusahaan dalam memperbaiki kinerja perusahaan dan bukan hanya sebagai alasan untuk mengikuti tren atau isu global saja. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap kinerja keuangan, misalnya kebijakan perusahaan, kebijakan pemerintah, ukuran perusahaan.
DAFTAR RUJUKAN
Agus Syukur, 2010. 5R, ISO 9001:2008 dan POKA YOKE Strategi Jitu Manajemen Mutu Perusahaan. Yogyakarta : KATA BUKU
Anaswibawa, 2004. Analisis Praktik Manajemen Kualitas, Strategi Bisnis dan Pelaporan Kinerja Pada Perusahaan Bersertifikat ISO 9000 dan Perusahaan Non ISO 9000. Denpasar : Simposium Nasional Akuntansi
Carr, Shirley, Mak, Yuen Teen and Needham, Jane, 2001. Differences in Strategy, Quality Management Practices and Performance Reporting Systems Between ISO Accredicted and Non ISO Accredicted Companies. Alamat website : www.ssrn.com
Ety Rochaety, Ratih Tresnawati, H. Abdul Madjid, 2007. Metodolog Penelitian Bisnis Dengan Aplikasi SPSS. Jakarta : Penerbit Mitra Wacana Media.
Hendra Ardiansyah, 2009. Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan. STIE Perbanas Surabaya.
Imam Ghozali, 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, 2005. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Maskal
ISO
9001.
Alamat
weblog:
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Nurmala Ahmar dan Diyah Pujiati, 2003. Analisis Profitabilitas Sebelum dan Sesudah Memperoleh Sertifikat ISO seri 9000 : Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ventura vol.6 No.3, Desember 2003.
Sardy, Sylvia Laksmi dan Lubis, Ifri Handi, 2004. Prosedur Penilaian Kinerja Sistem Mutu Perusahaan Berdasarkan ISO 9001. Jurnal Standardisasi Vol.6 No.3 November 2004: 88-96.
Sofyan S. Harahap,2007. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Vincent Gaspersz, 2008. Total Quality Management. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Wawan Setyawan, 2009. Prinsip Dasar ISO 9001:2008. Alamat website : www.infometrik.com