You are on page 1of 9

DOA

Pengertian
Doa berasal dari bahasa arab,sebagai isim mashdar dari kata kerja:DAAA-

YADUU,yang artinya meminta,memohon.walhasil,arti doa menurut istilah adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar oleh Allah SWT.

Tujuan
Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT Pembuka pintu rahmat Pengantar kebahagiaan dunia akhirat Penentram bathin Penghubung orang tua dengan anak Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk

Waktu yang tepat (mustajab) dalam berdoa


Setelah membaca Al-Quran Setelah shalat fardhu,dikala sedang sujud dalam sholat Pada saat tengah malam setelah sholat tahajud Saat melaksanakan ibadah haji(wuquf diarafah)

Pada waktu antara adzan dan iqamah ketika akan mengerjakn sholat Pada bulan ramadhan,terutama di malam lailatul Qadar Pada hari jumat,baik siang maupun di malam hari.

Adab atau Tata cara Berdoa


Menghadap ke Kiblat / Ka'bah Mengawali berdoa sahabatnya Mengangkat kedua telapak tangan sebelum berdoa dan mengusap muka dengan telapak tangan setelah doa Melembutkan suara dan tenang saat berdoa Khusyuk, ikhlas dan serius Berharap agar doanya diterima Allah SWT Mengulang-ulang doa di lain waktu untuk menunjukkan keseriusan kita agar dikabulkan oleh Allah SWT Hendaknya mengakhiri berdoa ditutup dengan salawat nabi dan pujian pada Allah SWT dengan membaca basmalah, istighfar dan hamdalah.

Kemudian diikuti salawat nabi Muhammad SAW, keluarga dan para

HAKEKAT DIBALIK KEKUATAN DOA

Agar doa menjadi mustajab (makbul/kuat) dapat kita lakukan suatu kiat tertentu. Penting untuk memahami bahwa doa sesungguhnya bukan saja sekedar permohonan (verbal). Lebih dari itu, doa adalah usaha yang nyata dan kodrat/hukum Tuhan sebagaimana tanda-tandanya tampak pula pada gejala kosmos. Permohonan kepada Tuhan dapat ditempuh dengan lisan.

Tetapi PALING PENTING adalah doa butuh penggabungan antara dimensi batiniah dan lahiriah (laten dan manifesto) metafisik dan fisik.

UNSUR DOA

Doa akan memiliki kekuatan (mustajab), asalkan kita mampu memadukan empat unsur yakni : hati, ucapan, pikiran, dan perbuatan nyata. Dengan syarat perbuatan kita tidak bertentangan dengan isi doa. Di lain sisi amal kebaikan yang kita lakukan pada sesama akan menjadi doa mustajab sepanjang waktu,

hanya jika, kita

melakukannya

dengan

ketulusan.

Setingkat dengan ketulusan kita di pagi hari saat menyantap sarapan buatan mama kita.

KEBAIKAN DOA
Doa dapat diibaratkan sebagai cermin. Mengapa demikian? Karena pada saat kita mendoakan orang lain untuk kebaikan, doa itu belum akan terkabul kepada orang yang kita doakan sebelum doa itu terkabul pada diri kita sendiri, jadi janganlah pelit-pelit dalam berdoa karena kebaikan doa yang kita panjatkan akan memberi kebaikan pada diri kita sendiri dan orang lain ^^

ORANG YANG DOANYA TERKABUL


Doanya orang yang terdesak Doanya orang teraniaya Doanya pemimpin yang adil Doanya orang tua terhadap anaknya

Doanya orang yang bertaubat menyesali perbuatannya yang salah Doanya orang yang berjasa terhadap umatnya

SEBAB DOA TIDAK TERKABUL


Mengaku mengenal Allah SWT,tapi hak-haknya tidak dipenuhi Mengaku cinta kepada nabi,tapi sunah-sunahnya tidak dijalan Al-quran hanya dibaca,tapi makna yang terkandung di dalamnya tidak diamalkan

Dirasakn nikmat dari allah SWT,tetapi tidak pernah bersyukur kepada sang pemberi nikmat

Diakuinya setan itu musuh,tapi perbuatannyapersis dengan perbuatan setan

SYARAT TERKABULNYA DOA


Diisyaratkan adanya kesucian hati Hendaknya bertaobat sebelum berdoa untuk membersihkan dosa-dosa yang pernah dilakukan Diisyaratkan harus bersungguh-sungguh dalam berdoa dan harus

berkeyakinan dalam berdoa Diisyaratkan tidak berputus asa bila doanya belum terkabulkan

Kekuatan Doa

Dalam sebuah riwayat diceritakan ketika sahabat datang menemui Rasulullah dan berkata, ''''Ya Rasulullah, saya terbelit utang, tolonglah saya.'''' Tak berselang lama, sahabat lain juga datang dan mengadukan hal yang sama, ''''Ya Nabiullah, saya tidak punya uang.'''' Selanjutnya, kepada yang kedua, Rasulullah memberikan sebuah kapak dan memerintahkan sahabat tersebut pergi mencari kayu bakar untuk dijual di pasar, sedangkan kepada sahabat yang pertama Rasulullah tidak memberikan apa-apa kecuali hanya mengajarkan sebuah doa untuk diamalkan, ''''Ya, Allah aku berlindung dari perasaan gundah gulana, lilitan utang, dan intimidasi orang-orang kuat.'''' Penggalan kisah di atas mengandung suatu pelajaran yang sangat dalam bahwa ketika sahabat mengadukan kondisinya yang pailit dan dililit utang serta kesulitan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari, secara gamblang bisa kita pahami pada intinya mereka berharap Rasululah memberikan uang sesuai dengan kemampuan beliau. Tapi, di luar dugaan mereka, Rasulullah tidak memberikan uang, tapi hanya memberikan sebuah kapak dan sebuah doa. Tentu saja bukan berarti Rasululah tidak punya uang, tapi Nabi ingin mendidik sahabat beliau dengan memberikan pelajaran. Pertama, perilaku minta-minta adalah sifat yang dibenci Allah, karena merupakan perendahan harga diri di depan manusia, menghilangkan rasa malu, dan yang terpenting pasti akan membelenggu diri untuk kebiasaan buruk, akan menjadi orang tidak mau berusaha. Seandainya Rasulullah memberikan uang, pasti sahabat tersebut akan datang lagi ketika kembali kehabisan uang. Kedua, Rasulullah ingin mendidik mental para sahabat beliau, dan kita umatnya, agar jangan bermental rendah diri dan selalu bergantung kepada orang lain, walaupun itu saudara sendiri. Ketika mental sudah terdidik selalu mengandalkan utang, berarti kita sudah membelenggu otak dan pikiran untuk tidak mau berusaha mendapatkan uang dengan cara lain. Sikap mental manusia adalah unsur penting dalam meraih keberhasilan. Seseorang yang bermental pantang menyerah tentulah dalam setiap usaha akan selalu berusaha keras dan setiap rintangan hanya dianggap cobaan kecil dan anak tangga untuk meraih keberhasilan. Sebaliknya, seseorang yang bermental korup sudah tentu di setiap detik yang

terlintas dalam pikirannya bagaimana hari ini mendapatkan uang banyak dan metode apalagi yang harus diterapkan. Ini menunjukkan sikap sangat pengecut karena takut miskin dan sekaligus musyrik karena tidak percaya rezeki dari sang pencipta. Di akhir riwayat, kedua sahabat tersebut mengatakan bahwa mereka sudah tidak punya kebutuhan hidup sehari-hari. Terbukti bahwa melepaskan diri dari belenggu utang yang mendatangi Rasulullah kembali dan utang lagi dan sudah bisa memenuhi doa memberikan motivasi diri untuk merupakan sumber gundah gulana.

Dan juga doa dijadikan senjata orang beriman, yang berarti merupakan bekal dan sekaligus tameng untuk menghadapi kesulitan hidup yang kita temui. Allah berjanji mengabulkan setiap doa hambanya di dunia atau akan menjadi simpanan di akhirat kelak.

Kedudukan Doa dalam Islam


Doa adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Doa merupakan aktifitas ibadah yang paling agung. Imam Tirmidzi telah meriwayatkan dalam sebuah hadits yang berasal dari Anas ra : Doa itu adalah otaknya ibadah. (HR. Tirmidzi) Terdapat banyak riwayat dari Nabi Saw yang menganjurkan dan mendorong seseorang untuk berdoa, seperti antara lain : Tidak ada sesuatu yang lebih mulia dihadapan Allah, selain daripada doa. (HR. Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

Siapa saja yang tidak mau memohon (sesuatu) kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya. (HR. Tirmidzi dari Abu Hurairah)

Mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang bila dimintai (sesuatu). (HR. Tirmidzi dari Ibnu Majah)

Sesungguhnya doa itu dapat member manfaat (bagi pelakunya) untuk sesuatu yang telah terjadi. Maka wahai hamba Allah, lakukanlah doa itu. (HR. Tirmidzi dari Ibnu Umar)

Tidak ada seorang muslim pun di muka bumi ini yang berdoa kepada Allah, kecuali akan dikabulkan doanya, atau dijauhkan suatu keburukan/musibah yang serupa. (HR. Tirmidzi dan Hakim dari Ubadah Ibn Shamit) Allah SWT telah memerintahkan kita agar berdoa kepada-Nya, juga telah menjelaskan bahwa hanya Dialah yang dapat mengabulkan Doa. Bukan yang lain. Allah juga memaparkan bahwa sebagian dari doa dilakukan oleh malaikat-Nya. Maka, Allah menganjurkan kepada setiap muslim agar berdoa kepada-Nya, baik disaat sempit maupun lapang, di dalam hati, maupun terang-terangan, sehingga ia memperoleh pahala dari Allah.

Berdoa itu lebih baik daripada diam atau berserah diri. Hal ini berdasarkan banyaknya dalil yang menunjukan, juga karena berdoa adalah manifestasi dari kepatuhan dan ketundukan kepada Allah SWT. Akan tetapi, patut di ketahui bahwa doa tidak dapat merubah sesuatu yang termasuk ilmu Allah; tidak dapat menolak qadha; tidak dapat mencabut qadar serta ridak dapat menghasilkan sesuatu di luar sebabnya. Karena Ilmu Allah adalah ketetapan pasti, qadha Allah adalah sesuatu kenyataan dan pasti terjadi , kalau saja qadha dapat di tolak oleh doa, tentu tidak ada qadha. Dan qadar pun telah diciptakan oleh Allah, sehingga ia tidak bisa dicabut oleh doa. Allah telah menciptakan hukum sebab akibat, dijadikan-Nya sebab supaya dapat melahirkan musabab (akibat) dengan pasti. Jika tidak menghasilkan musabab tertentu, berarti ia bukan sebab.

Oleh karena itu, tidak boleh dijadikan keyakinan bahwa doa itu satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan, sekalipun misalnya Allah mengabulkannya sehingga kebutuhan seseorang terpenuhi. Sebab, Allah telah menciptakan aturan-aturan untuk manusia, alam semesta, dan kehidupan, dimana ketiganya tunduk pada aturan-aturan itu. Allah pun mengingatkan sebab dengan musabab. Sehingga doa tidak memiliki pengaruh untuk mengubah atutran-aturan Allah, atau keluar dari hukum sebab-akibat yang telah dibuat-Nya. Tujuan berdoa tidak lain semata-mata untuk memperoleh pahala dari sisi Allah, sebagai peklaksanaan dari perintah-Nya. Doa adalah satu diantara jenis-jenis ibadah, sama dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, shaum, zakat, dan sebagainya. Maka, seorang mukmin tentu akan berdoa kepada Allah dan memminta kepada Allah untuk dipenuhi kebutuhannya, atau untuk menjauhkan dari rasa sedih, atau hal-hal lainnya yang berkaitan dengan urusan duniawi atau akhirat.

Doa dilakukan sebagai bukti ketundukan kepada Allah dan usaha manusia untuk mendapatkan pahala dari Allah, sekaligus melaksanakan perintah-perintah-Nya. Apabila kebutuhannya terpenuhi, maka itu adalah anugrah dari Allah. Pemenuhan itu pun sesuai (sajalan) dengan aturan-aturan Allah serta berjalan diatas dasar-dasar peraturan sebab-akibat. Jika kebutuhannya tidak dipenuhi, maka tetap mendapatkan pahala.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, doa bagi seorang muslim, hendaknya merupakan tanda ketundukan kepada Allah, sebagai pelaksanaan perintah-Nya, dan usaha memperoleh pahala dari Allah SWT. Sama saja apkah permohonannya terpenuhi atau tidak. Boleh saja seorang muslim berdoa dengan bentuk doa apa pun yang dikehendakinya; baik di dalam hati, diucapakan melalui lisan, atau dengan kalimat apa pun, dan ia tidak terikat dengan bentuk doa tertentu. Ia boleh berdoa dengan doadoa yang tercantum dalam Al Quran, hadits, dengan bentuk redaksinya sendirisendiri atau dengan mengambil doa yang berasal dari orang lain. Yang penting, ia dituntut untuk berdoa kepada Allah. Namun demikian yang lebih utama, tentulah bentuk doa sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran dan Hadits.

Tugas Agama Islam Kelompok 6

Doa
Disusun oleh: Fina Asterina Jihan Larasati Rama Darmawan Fahrul Rozi Karohmin Fajar Brimanto

FIKOM Universitas Budi Luhur

You might also like