You are on page 1of 13

SISTEM MANAJEMEN BADAN PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI ( BPPT)

OLEH NUR ERIKA LAILA M. DENNY SUGIANTORO AIDA NUR RAMADHANI ANNISA SHANTI R. DITIA ALLINDIRA H. DOYOK PURWADI FITRI RISTA RIANA JULI NOVIANTO PATRIAWAN RENDRA G. SILPA ASTI NURA SUARNI LANDUMA I0507048 I0509009 I0510004 I0510004 I0510010 I0510012 I0510016 I0510023 I0510029 I0510035 I0510037

JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia yang berupaya untuk mengembangkan sumber daya melalui bidang Research and Development. Hampir seluruh negara maju di dunia memiliki institusi yang maju utamanya di bidang Research and Development. Pengembangan di bidang ini menjadi sangat penting karena kemajuan teknologi yang dirasakan saat ini berasal dari keberadaan bidang tersebut. Saat ini kita sudah banyak mengenal berbagai lembaga maupun departemen yang bergerak di bidang tersebut. Di Indonesia misalnya terdapat Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Badan ini berada dibawah Kementerian Riset dan Teknologi yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perkembangan dari suatu lembaga dipengaruhi oleh sistem manajemen yang baik dan profesional. Pengelolaan, daya kerja serta pengetahuan yang baik akan berpengaruh terhadap kemajuan suatu lembaga. Saat ini kemampuan untuk mengelola pengetahuan menjadi semakin penting dalam ekonomi. Penciptaan dan difusi pengetahuan telah menjadi faktor yang lebih penting dalam daya saing. Pengetahuan dianggap sebagai komoditas yang berharga yang harus dimiliki oleh setiap orang. Sistem manajemen yang baik diciptakan melalui pengelolaan yang terarah dan berkelanjutan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut, misalnya mempelajari sistem manajemen dari sebuah lembaga yang sistem manajemennya telah terarah. Diharapkan dengan menerapkan hal tersebut dapat melahirkan sistem Manajemen yang terfokus dan terarah di masa mendatang.

B. Profil Perusahaan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) adalah lembaga pemerintah non-departemen yang berada dibawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi. Proses pembentukan BPPT bermula dari gagasan Mantan Presiden Soeharto kepada Prof Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 28-Januari-1974. Dengan surat keputusan no. 76/M/1974 tanggal 5-Januari-1974, Prof Dr. Ing. B.J. Habibie diangkat sebagai penasehat pemerintah dibidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina. Melalui surat keputusan Dewan Komisaris Pemerintah Pertamina No.04/Kpts/DR/DU/1975 tanggal 1 April 1976, ATTP diubah menjadi Divisi Advance Teknologi Pertamina. Kemudian diubah menjadi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.25 tanggal 21 Agustus 1978. Diperbaharui dengan Surat Keputusan Presiden No.47 tahun 1991. Berikut adalah daftar nama Kepala-kepala BPPT:
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Prof. Dr.Ing. B.J. Habibie 1974-1998 Prof. Dr. Rahardi Ramelan 1998-1998 Prof. Dr. Zuhal MSEE 1998-1999 Dr. A.S. Hikam 1999-2001 Ir. M. Hatta Rajasa 2001-2004 Dr. Kusmayanto Kadiman 2004-2006 Prof. Ir. Said Djauharsyah Jenie, Sc.D 2006-2008 Dr. Ir. Marzan A. Iskandar 2008-Sekarang

Tugas Pokok BPPT:

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Fungsi BPPT:

Pengkajian & penyusunan kebijakan nasional di bidang pengkajian dan penerapan teknologi Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPPT. Pemantauan, pembinaan dan pelayanan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta dibidang pengkajian dan penerapan teknologi dalam rangka inovasi, difusi, dan pengembangan kapasitas, serta membina alih teknologi.

Penyelenggaraan pembinaan & pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan tangga. umum, ketatausahaan, organisasi & tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan persandian, perlengkapan & rumah

C. Rumusan Masalah
1.

Bagaimanakah konsep manajemen yang diterapkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Indonesia? Inovasi-inovasi apa saja yang telah dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada sektor-sektor Industri di Indonesia?

2.

BAB II PEMBAHASAN
A. Sistem Manajemen BPPT

BPPT menerapkan sistem manajemen pengetahuan dan ekonomi berbasis pengetahuan dalam melaksanakan tugas pemerintahan. Manajemen Mengetahuan atau Knowledge Management adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan (transfer pengetahuan) untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi tersebut Manajemen pengetahuan merupakan kegiatan membangun dan mengumpulkan pengetahuan yang ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi. Sedangkan transfer pengetahuan sebagai salah satu aspek dari Knowledge Management dalam berbagai bentuk, telah sejak dilakukan. Contohnya adalah melalui Knowledge Sharing dalam kerja, magang, pelatihan profesional, workshop dan lain-lain. Hakikat dari Manajemen Pengetahuan atau Knowledge Management adalah untuk membangun pendekatan terencana dan sistematis yang dapat menjamin penggunaan penuh dasar pengetahuan organisasi, ditambah keahlian, kompetensi, pemikiran, inovasi, dan ide individual potensial untuk menciptakan organisasi yang lebih efisien dan efektif. Knowledge management bukan tentang memanajemen atau mengorganisasi buku, jurnal, men-search internet untuk customer atau menyusun material untuk disirkulasikan. Tetapi lebih dari itu, knowledge management adalah bagian dari upaya membangun inovasi untuk peningkatan daya saing. Inti dari knowledge management ada tiga, yaitu sumber daya manusia, teknologi, budaya pembelajaran/ berbagi pengetahuan. Knowledge Management merupakan suatu paradigma pengelolaan informasi yang berasal dari pemikiran bahwa pengetahuan yang murni sebenarnya tertanam dalam benak dan 5

pikiran setiap manusia. Maka dari itu perlu dibangun suatu mekanisme penyebaran informasi dan pengalaman dari sumber daya manusia yang ada agar terjadi peningkatan pengetahuan dari masing-masing pelaku kegiatan di dalam suatu organisasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi, isu mengenai bagaimana menuju tingkat daya saing yang tinggi juga mengalami peralihan dari penggunaan resources ke technology. Dunia telah menjadi saksi bagaimana negara-negara yang diberi banyak sumber daya alam berlimpah justru menjadi negara yang terbelakang. Indonesia salah satunya. Sebaliknya negara yang memiliki keterbatasan seringkali menjadi yang terdepan karena mereka mampu mengubah keterbatasan menjadi sebuah peluang. Dalam pengembangan teknologi hal yang paling esensial adalah kemampuan dan pengetahuan (knowledge). Ekonomi berbasis pengetahuan atau KBE adalah sistem ekonomi yang menciptakan, mendesiminasi dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing. Pembangunan bangsa-bangsa di era globalisasi telah menunjukan semakin signifikannya peran teknologi dalam peningkatan taraf dan kualitas hidup suatu bangsa. Bahkan dapat dikatakan bahwa teknologi telah menjadi bagian yang terpadu dalam pembangunan itu sendiri. Hakekat teknologi disini tidak terpaku pada pengertian teknis seperti peralatan canggih, akan tetapi sesuatu yang dapat diartikulasikan secara luas, yakni kemampuan untuk melakukan pembelajaran dalam rangka peningkatan pengetahuan, sehingga dapat terus menerus melakukan rekayasa dan inovasi. Hal baru dalam konsep Ekonomi Berbasis Pengetahuan (EBP) adalah penekanan pada akselerasi tingkat produksi,diseminasi, dan penggunaan pengetahuan (Dahlman 2004). Hal ini dikemungkinkan oleh adanya revolusi dalam kemajuan bidang teknologi informasi serta pengetahuan secara luas dan cepat. Menurut pemikiran kelompok Habibie, kesuksesan industrialisasi Negara berkembang yang tercermin pada meningkatnya Kemampuan teknologi dan daya saing sangat tergantung pada bagaimana Negara-negara ini mengelola proses pembelajaran teknologi ini. Pembelajaran teknologi itu sendiri meliputi penggunaan teknologi secara efisien, adaptasi, asimilasi, dan perbaikannya. Merupakan kenyataan bahwa di antara Negara-negara berkembang yang telah mengimpor teknologi ternyata hanya sedikit 6

yang mampu meningkatkan Kemampuan teknologinya dari teknologi user menjadi technology producer, sementara sebagian besar yang lain justru tetap saja jauh tertinggal. Ini menunjukan bahwa peningkatan Kemampuan teknologi bangsa tidaklah pasif dan otomatis, melainkan sebuah proses yang proaktif, terencana, dan memerlukan waktu serta biaya yang tidak sedikit (Zuhal, 2010). Ada beberapa tantangan yang harus dijawab oleh perusahaan yang ingin menang dalam kompetisi yaitu:
1. Kolaborasi merupakan kata kunci bagi perusahaan untuk tetap kompetitif

dengan

perusahaan

lainnya,kolaborasi

antar

individu,antar

unit,dan

kolaborasiyang lainnya secara langsung akan meningkatkan daya saing organisasi yang difasilitasi dan dihasilkan oleh penerapan knowledge management secara efektif.
2. Inovatif, implementasi knowledge management dapat merangsang inovasi

dengan menyediakan kanal yang luas untuk munculnya ide-ide yang kreatif dan knowledge yang baru dari seluruh anggota perusahaan. 3. Adaptif, tantangan selanjutnya yg dihadapi saat ini adalah untuk menjadi perusahaan yang adaptif terhadap dinamika yeng terjadi dipasar dan pelanggan. Salah satu masalah yang muncul yaitu waktu terjadi perubahan struktur organisasi yang mana akan mengakibatkan kelangkaan personil yang memiliki kompetensi.hal ini terjadi karena sebagian besar knowledge tersedia dalam bentuk tacit knowledge yang tersimpan dalam personil tertentu dan belum dapat dikelola dan dipertahankan dalam bentuk knowledge explicit. 4. Penguasaan teknologi dan pasar yang senantiasa berubah tidak dapat lagi dikejar dengan pendidikan dan pelatihan formal baik dari sisi penyediaan waktu maupun dari sisi penyediaan dana. pengelolaan knowledge yang efektif diyakini akan mengurangi biaya pelatihan dan juga mengurangi waktu yang harus dipergunakan oleh karyawan untuk mengikuti pelatihan. 5. Pengelolaan asset-aset intelektual merupakan sumber keunggulan dan longterm growth suat perusahaan. Perusahaan yang telah mengelola asset intelektual dengan efektif lebih mengandalkan knowledge dalam mempertajam daya saingnya pada asset fisik dan financial. Hal ini ditunjukan dengan semakin 7

mengecilnya investasinya yang dialokasikan untuk physical goods, sementara untuk soft factor atau investasi pengembangan intelektual mendapat alokasi investasi yang semakin besar. Adapun konsep yang diterapkan dalam knowledge management untuk menjawab tantangan tersebut antara lain:
1. Prakarsa Pengembangan Infrastruktur Manajemen Pengetahuan

Pengembangan sistem manajemen pengetahuan meliputi pengembangan sumber daya manusia, teknologi, budaya dan kelembagaan. Pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK) menjadi penting dalam membangun infrastruktur manajemen pengetahuan. Infrastruktur manajemen pengetahuan harus dibangun berdasarkan persyaratan yang disusun secara hatihati. persyaratan merupakan gambaran kapabilitas dari infrastruktur yang akan dibangun. Selain disusun secara top down dengan mengacu kepada strategi perusahaan/persyaratan juga disusun secara bottom up dengan menjaring masukan dari target user tentang fasilitas-fasilitas dan kapabilitas yang harus tersedia di dalam infrastruktur manajemen pengetahuan agar dapat dimanfaatkan dengan lebih nyaman dan optimal. 2. Teknologi dalam membangun infrastruktur Manajemen Pengetahuan Infrastruktur manajemen pengetahuan dibangun untuk mendukung aktivitas sesuai siklus manajemen pengetahuan. Oleh karena itu layanan suatu system manajemen pengetahuan diharapkan sesuai dengan kebutuhan instrumen pada tiap tahapan. 3. Komponen inti dalam layanan infrastruktur Manajemen pengetahuan Infrastruktur manajemen pengetahuan dibangun untuk mendukung aktivitas sesuai siklus manajemen pengetahuan. Oleh karena itu layanan suatu system manajemen pengetahuan diharapkan sesuai dengan kebutuhan instrumen pada tiap tahapan. 4. Membangun Infrastruktur Manajemen Pengetahuan Dalam upaya mendukung cita-cita tersebut, BPPT mengembangkan prakarsa penguatan sistem inovasi nasional yang dituangkan dalam Gerakan Membangun Inovasi, Daya Saing dan Kohesi Sosial di seluruh Wilayah 8

Nusantara (Gerbang Indah Nusantara), dimana salah satu komponennya adalah mengembangkan jaringan inovasi di daerah-daerah mitra. B. Inovasi-inovasi BPPT BPPT tidak hanya bertugas sebagai lembaga yang mandiri dalam melakukan penelitian namun memberikan sarana dan prasarana bagi universitas maupun badan penelitian lain untuk melakukan risetnya di BPPT. Fokus BPPT meliputi 8 bagian yang dikaji dan dilakukan penelitianpenelitian yang meliputi :
1. Teknologi pangan Pemberdayaan Mikroba Terpilih Dalam Pertanian Organik Kajian

Enzimatik Tanah untuk Menunjang Perbaikan Kualitas dan Hasil Pertanian (2007).
Penerapan Teknologi Budidaya Pertanian Lahan Rawa Melalui

Kemitraan (2006).
Penataan Lahan Hara dan Air dalam Mendukung Sistem Pertanian

Terpadu di Lahan Rawa (2006).


2. Kesehatan Analisis efektivitas marketing mix terhadap loyalitas konsumen

pasca terjadinya wabah penyakit flu burung avian influenza studi kasus di Restoran Ayam Bakar Wong Solo, Universitas Sebelas Maret (2007).
Aktivitas antiviral flu burung H5N1 pada Justicia gendarussa Burm

sebagai pengganti oseltamivir dengan hewan model Maccaca fascicularis laporan penelitian, Universitas Airlangga (2009).
Aplikasi data mining dalam bidang kesehatan studi kasus demam

berdarah, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (2009).


3. Energi dan Mineral Sistem Pengendalian Pembangkit Energi Batubara Muda dan Biomassa

Berbasis Tungku Siklon Turbulen, LIPI (2007).

Pengkajian dan Penerapan Tekno-logi Pemanfaatan Batubara Kualitas

Rendah utk Bahan Bakar Sintetis, BPPT (2006).


Pengkajian Penerapan Teknologi Pencairan Batubara untuk Memproduksi

BBM, BPPT (2007)


4. Teknologi Perhubungan Studi Kebutuhan Norma Pedoman Kriteria standar dan Prosedur Dalam

Penyelenggaraan transportasi Antarmoda dan Multimoda, Departemen Perhubungan (2008)


Studi Kelembagaan Transportasi Multimoda dan Logistik, Departemen

Perhubungan (2008)
Studi Efektifitas Penerapan Legalitas Keselamtan Transportasi jalan di

Indonesia, Departemen Perhubungan (2008).


5. Teknologi Informasi Membangun Jaringan Komunikasi Komputer untuk Menunjang Kegiatan

Penelitian Pembanguna Jaringan Komputer dan Website UPT BPP Biomaterial.


Hubungan Antara Konsep diri Dosen dengan Komunikasi dalam Proses

Belajar Mengajar di UNIKOM, Universitas Komputer Indonesia Bandung.


Kajian Komunikasi Politik Budaya di NAD, Kementerian Komunikasi dan

Informatika.
6. Teknologi Keamanan Etnisitas Dan Pandangan Hidup Komunikasi Suku Bangsa Di Sulawesi

Tengah, LIPI (2008)


Pengembangan

sistem

informasi

spasial

ketahanan

pangan,

BAKOSURTANAL (2006)
Sistem Pembangkit Energi Batubara Karakterisasi Uji Ketahanan Siklon

Turbulen dan Boiler, LIPI (2006)

7. Material dan nano-Teknologi

10

Penelitian dan Pengembangan Teknologi Bahan Struktur Nano dengan

teknik karakterisasi dan Analisis Nuklir, BATAN (2008).


Pembuatan Bahan Komposit Polyblend dari Serat Alam dan Polimer, LIPI

(2006).
Litbang Pembuatan Bahan Komposit Tahan Peluru Untuk Body Rantis,

Balitbang Dephan (2006)


8. Sosial Kemanusiaan Peran Lembaga Adat dalam Pencegahan Konflik Horizontal dan Dampak

Perda Pelanggaran HAM, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.


Studi Pola Kerjasama Pembangunan Pengoperasian dan Pengelolaan

Angkutan Massal di Perkotaan Antara Pemerintah Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama Internasional (2006).
Jarak Sosial dan Konflik Antar Etnik Studi Identifikasi Potensi Konflik

dan Model Perekat Sosial sebagai Upaya Menuju Integrasi Sosial yang Kokoh Universitas Negeri Sebelas Maret

BAB III

11

PENUTUP A. Kesimpulan BPPT menerapkan sistem manajemen pengetahuan dan ekonomi berbasis pengetahuan dalam melaksanakan tugas pemerintahan. Manajemen pengetahuan atau Knowledge management adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan. Ekonomi berbasis pengetahuan atau KBE adalah sistem ekonomi yang menciptakan, mendesiminasi dan menggunakan pengetahuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya saing. BPPT tidak hanya bertugas sebagai lembaga yang mandiri dalam melakukan penelitian namun memberikan sarana dan prasarana bagi universitas maupun badan penelitian lain untuk melakukan risetnya di BPPT. B. Saran Sistem Manajemen yang diterapkan oleh BPPT sudah cukup baik dan terarah. Alangkah lebih baik lagi jika sistem manajemen yang telah diterapkan selalu dievaluasi agar kinerjanya semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

12

http://Badan_Pengkajian_dan_Penerapan_Teknologi.htm http://inovasi.iptek.net.id/ www.bppt.go.id/index.php/lain-lain/63-kebijakan-teknologi/718-tingkatkaninovasi-indonesia-bppt-adakan-workshop-internasional

13

You might also like