You are on page 1of 47

ACARA I PENGENALAN ALAT-ALAT METEOROLOGI I. A.

Latar Belakang Stasiun meteorologi pertanian adalah suatu tempat yang mengadakan pengamatan secara terus menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer) serta pengamatan tentang biologi dari tanaman dan obyek pertanian lainnya. Dalam hubungan yang lebih luas tercakup hal-hal yang terkait dengan penentuan ketrsediaan air baik jumlah maupun intensitasnya, penentuan musim tanam, laju pertumbuhan, dan hasil panen. Dari persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama 10 tahun berturut-turut, sehingga akan didapatkan gambaran umum tentang purata keadaan iklimnya, batas-batas ekstrim, dan pola siklisnya. Koordinasi secara luas mengenai pengumpulan dan pengelolaan data meteorologi dilakukan oleh World Meteorology Organization (WMO). Data anasir cuaca dan tempat-tempat berlainan baru dapat diperbandingkan apabila melalui cara pengukuran dan tingkat ketelitian serta ketepatan yang sama. Kaseragaman yang dibutuhkan untuk pertukaran data secara internasional meliputi: waktu pengamatan, satuan anasir cuaca, ketelitian dan ketepatan alat serta penentuan letak stasiun.
B. Tujuan

PENDAHULUAN

1. Mengenal stasiun meteorologi pertanian dan alat-alat pengukur anasir cuaca yang biasa digunakan dalam bidang meteorologi pertanian. 2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur anasir cuaca.

I. TINJAUAN PUSTAKA
2

Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di bawahnya. Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik matematik. Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari (Prawirowardoyo, 1996). Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman. Iklim mempengaruhi dunia pertanian. Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase. Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah. Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003). Pada proses pengamatan keadaan amosfer kita ini, digunakan beberapa alat. Sebelum ditemukan satelit meteorologi, satu-satunya cara untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai keadaan atmosfer adalah dengan memasukkan keadaan yang diamati pada stasiun cuaca di seluruh dunia ke dalam peta cuaca (Neiburger, 1982). Pada pengamatan keadaan atmosfer kita di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi digunakan beberapa alat yang mempunyai sifat-sifat yang hampir sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian di dalam laboratorium, misalnya bersifat peka
3

dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Anonim, 2008). Adapun alat-alat meteorologi yang ada di Stasiun Meteorologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif udara (Psikometer Assman, Psikometer Sangkar, Higrograf, Higrometer, Sling Psikometer), alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum, Termometer Minimum, dan Termometer Maximum-Minimum Six Bellani), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (Solarimeter tipe Jordan, Solarimeter tipe Combell Stokes), alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996). Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum). Untuk yang keras menyimpan modul-modul setiap 15 menit. Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk penyimpanan akhir disetiap interval keluaran. Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain, 2002). Hasil yang didapat setelah dilakukannya suatu pengamatan di stasiun cuaca atau stasiun meteorologi yakni data-data mengenai iklim. Di indonesia, berdasarkan ketersediaan data iklim yang ada di sistem database Balitklimat, hanya ada 166 dari 2.679 stasiun yang menangani data iklim. Umumnya hanya data curah hujan dan suhu udara, sehingga walaupun metode Penman merupakan yang terbaik, metode Blaney Criddle akan lebih banyak dipilih karena hanya memerlukan data suhu udara yang relatif mudah didapatkan (Runtunuwu et.al., 2008). Model-model peramalan deret waktu umumnya cenderung tidak tajam dalam membahas aspek keterkaitan ruang. Sebaliknya pada model-model prediksi yang menggunakan analisis keterkaitan ruang antar stasiun atau analisis hubungan antar
4

parameter umumnya diterapkan pada satu periode waktu tertentu dan mengabaikan keterkaitan deret waktu ( Pramudia et.al., 2008).

II. METODOLOGI Praktikum acara 1 yang berjudul Pengenalan Alat-Alat Meteorologi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 19 November 2010 di Laboratorium Agroklimatologi, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain: alat pengukur curah hujan (ombrometer tipe observarium dan ombograf), alat pengukur kelembaban nisbi udara
5

(psikometer sangkar, sling psikometer, psikometer tipe assman dan higrograf), alat pengukur suhu udara (termometer biasa, termometer maksimum, termometer minimum, dan termometer maksimum-minimum Six Bellani), alat pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara (termohigrometer dan termohigrograf), alat pengukur suhu tanah (termometer permukaan tanah, termometer tanah selubung kayu, termometer tanah tipe bengkok, termometer tanah tipe symons, stick termometer dan termometer maksimum-minimum tanah) alat pengukur suhu air (termometer maksimum-minimum permukaan air), alat pengukur panjang penyinaran matahari (solarimeter tipe Jordan dan solarimeter tipe Combell Stocker), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (aktinograf), alat pengukur kecepatan angin (cup anemometer, hand anemometer, dan bisam anemometer), dan alat pengukur evaporasi (piche evaporimeter dan panci evaporasi kelas-A). Kemudian dilakukan perkenalan tetang AWS (Automatic Weather Station) yang berada di depan gedung Auditorium Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Alat-alat meteorologi pertanian diperkenalkan oleh asisten. Lalu alat-alat pengukur anasir cuaca tersebut diamati dengan dibimbing oleh Asisten. Kemudian nama, kegunaan, satuan, ketelitian, keterangan singkat, prinsip kerja, cara kerja, cara pengamatan dan cara pemasangan alat-alat pengukur anasir cuaca dicatat.Setelah itu, Praktikan diperkenalkan pada stasiun meteorologi khusus bidang pertanian serta dijelaskan oleh Asisten tentang hal-hal yang berhubungan dengan stasiun pengamatan. Dari hasil pengamatan, dibuat uraian singkat mengenai alat pengukur anasir cuaca yang diamati serta dibandingkan kelebihan dan kekurangan antar alat yang diamati, baik dari segi ketelitian pengamatan dan kepraktisan.

IV. 1. Alat Pengukuran Curah Hujan


I.1

HASIL PENGAMATAN

Ombrometer tipe observatorium a b c


6

d Keterangan Gambar : a. b. c. setara 300-500 mmCH d. Satuan alat: mm Satuan pengukuran: mm Ketelitian alat: 0,2 mm Prinsip kerja: penampung curah hujan Cara pemasangan: Alat diletakan pada lapangan terbuka dengan jarak dengan bangunan atau pohon minmal sama dengan tinggi bangunan atau pohon tersebut. Lalu parmukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan di pasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Cara kerja alat: Air hujan masuk kemulut penangkar kemudian melalui corong sempit masuk ketabung penampung. Membuka kran untuk mengambil airnya, dilakukan 3 X (pukul: 07.00, 13.00, 18.00 WIB. Kran Mulut penakar seluas 100 cm Corong sempit Tabung penampung dengan kapasitas

I.2

Ombrograf a b f
7

e g d Keterangan Gambar : a. Mulut penakar b. Corong sempit c. Tabung penampung I Tabung penampung utama dengan kapasitas setara dengan 60 mm CH e. Saluran pembuangan air dengan sistem bejana berhubungan f. Silinder kertas grafik g. Pelampung Satuan alat: mm. Satuan pengukuran: mm. Ketelitian alat: 0,2 mm. Prinsip kerja: prinsip pelampung. yaitu: pencatatan tinggi air secara komulatif dengan pena pencatat yang dihubungkan dengan pelampung di dalam tabung pelampung. Cara pemasangan: Alat diletakan pada lapangan terbuka dengan jarak dengan bangunan atau pohon minmal sama dengan tinggi bangunan atau pohon tersebut. Lalu parmukaan mulut corong harus benar-benar horizontal dan di pasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Cara kerja: Air hujan ditampung dalam silinder yang didalamnya terdapat sebuah pelampung yang dapat bergerak keatas oleh air hujan yang tertampung. Curah hujan kemudian dicatat pada pias dengan sebuah pena pencatat yang digerakan oleh pelampung tersebut. Jika pena tersebut mencapai batas atas 20 mm artinya, pelampung dalan silinder akan tyerbuang melalui sifon pada silinder dan pena kemudian terun kebatas bawah yaitu titik 0 mm dari pias disebabkan pelampungnya turun kembali kekedudukan semula. 2. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara 2.1 Psikrometer Sangkar c

Keterangan Gambar : a. b. c. d. e. Statif Termometer Bola Basah Termometer Bola Kering Kain Kasa yang di Basahi Bejana Tempat Air Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: % Ketelitian alat: 0,1 0C Prinsip kerja: Prinsip termodinamika/adiabatik (beda TBB dan TBK) Cara pemasangan: Peratama Psikrometer dipasang pada sangkar meteo,

lalu kain kassa pada termometer bola basah harus tetapbersih dan selalu dibasahi secara kapilaritas. Cara kerja: Adanya suhu bola kering (T) dan suhu bola basah (t) T lebih rendah dari pada t karena untuk penguapan air pada kran yang menbalut bola termometer bola basah, memerlukan bahang. Bahang yang diperlukan tersebut diambil dari udara yang bersentuhan dengan bola basah tersebut sehingga termometer bola basah menunjukan suhu udara tersebut yang lebih rendah. Lw adalah tekanan uapair jenuh pada suhu T yang dapat ditentukan atau dapat dicari dari diagram atau tabel yang memuat tekanan uap jenuh pada berbagai suhu. 2.2 Sling Psikrometer

Keterangan Gambar : a. Termometer bola basah b. Termometer bola kering c. Pegangan Satuan Alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 0,1 0C Prinsip kerja: beda TBB dan TBK Cara pemasangan: Alat ini hanya dijinjing Cara kerja:

Memutar sling psikometer sebanyan 33X, tujuannya untuk mengeringkan termometer bola basah, karena dengan ini akan terjadi gesekan antara bola kering dengan bola basah yang akan menimbulkan panas (pemutaran adanya vertiliasi).

2.3

Psikrometer Tipe Assman d c e b a

10

Keterangan Gambar : a. b. c. d. e. Satuan alat: 0C Satuan pengukuran : % Ketelitian alat: 0,1 0C Prinsip kerja: beda TBB dan TBK Cara pemasangan: Alat ini hanya dijinjing Cara kerja: Sama dengan sling psikometer namun dusini pemutaran digantikan oleh kipas, yaitu dengan cara kunei (skrup pemutar pegas) diputar kipas berputar kalor pengeringan TBB. 2.4 Higrograf b c d a Keterangan Gambar : a. Rambut b. Sistem tuas c. Pena / penera grafik d. Silinder kertas grafik Satuan alat: % Satuan pengukuran: % Ketelitian alat: 3% Prinsip kerja:
11

Termometer bola basah Termometer bola kering Kipas Sekrup pemutar pegas Saluran angin

Berdasarkan atas perubahan panjang bahan higroskopis jika menyerap atau menguap air. Cara pemasangan: Alat dipasang pada sangkar meteo Cara kerja:

Dengan cara menggerakan tuas sehingga terjadi peregangan pada rambut, rambut sebagai sensor dan piasnya dibuat dapat harian atau mingguan. 3. Alat Pengukur Suhu Udara 3.1 Termometer Biasa

b a Keterangan Gambar : a. Reservoir b. Pipa kapiler berisi raksa atau alkohol Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 1 0C Prinsip kerja: berdasarkan kepekaan zat cair terhadap perubahan suhu. Cara kerja: Jika suhu naik air raksa mengembang dan panjang kolom air raksa dalam tabung bertambah, sebaliknya jika penurunan suhu air ransa mengerut dan kolom dalam air raksa memendek. 3.2 Termometer Maksimum Udara a Cara pemasangan: Alat langsung dipasang sebagai temometer bola kering padaPsikrometer sangkar.

12

c Keterangan Gambar : a. b. c. Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 1 0C Prinsip kerja: muai ruang zat cair. Reservoir

Celah Sempit Pipa kapiler berisi raksa

Cara pemasangan: Alat dipasang pada sangkar meteo. Dan miring 2 Cara kerja:

terhadap sumbu horizontal, dengan bagian reservoir lebih rendah. Termometer dilengkapi dengan indek yang hanya dapat bergerak kearah reservior jika raksa menyusut, jika suhu naik maka air raksa yang mengembang dapat melewati celah sempit, pada penurunan suhu air raksa akan menyusut tetapi penyempitan tidak melewatkan air raksa didalam tabung menuju tandon/reservoir. 3.3 Termometer Minimum Udara

Keterangan Gambar : a. b. c. Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 10C Prinsip kerja: muai ruang zat cair.
13

Reservoir Indeks penunjuk suhu minimum Pipa kapiler berisi alkohol

Cara pemasangan: Alat dijinjing secara vertikal (digantung) Cara kerja:

Dalam tabung terdapat indek, kalau suhu naik alkohol yang mengembang dapat melewati celah sempit. Pada penurunan suhu alkohol akn menyusut dan tegangan permukaan pada permukaan alkohol didalam tabung dapat menggeser indek menuju kearah tandon/reservoir. Kalau suhu naik kembali, alkohol mengembang melewati dan meninggalkan indeks tetap pada tempatnya. 3.4 Termometer Maksimum Minimum Six Bellani a c e b d f

Keterangan Gambar : a. b. c. e. f. Tombol pengembali indeks Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 1 0C Prinsip kerja: muai ruang zat cair Cara pesangan: Alat dijinjing. Cara kerja: Reservoir Pipa kapiler berisi raksa (suhu max). Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min) d. Indeks penunjuk suhu maksimum Indeks penunjuk suhu minimum

Didasarkan pada pemuaian alkohol dan air raksa yang dimodifikasi dengan adanya indeks menunjukan suhu maksimum ditunjukan oleh air raksa, jika suhu mengembang. Jika suhu turun indek petunjuk suhu minimum akan bergerak turun atau ke kolom reservoir.
14

4. Alat Pengukur Suhu Udara Sekaligus Kelembaban Nisbi Udara 4.1 Termohigrometer a b d e c Keterangan Gambar : a. b. c. e. Ventilasi Satuan alat: %, 0C Satuan pengukuran: %, 0C Ketelitian alat: 1%, 10C meteo Cara kerja: Alat digantung. Di biarkan dengan interval tertentu, lihat jarum yang menunjuk skala kelembaban itulah kelembaban. Dan jarum yang menunjuk suhu itulah suhu. 4.2 Termohigrograf b e f d c a Keterangan Gambar :
15

Spiral Dwi Logam / Bimetal Spiral benda higrokopis Jarum penunjuk skala suhu (biru)

d. Jarum penunjuk skala kelembaban (merah)

Prinsip kerja: memuai higroskopitas dan muai logam. Cara pemasangan: Alat ini cukup dijinjing atau dipasang pada sangkar

a. b. c. d. e. f. Silinder kertas grafik Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 10C Ketelitian alat : 1%.

Lempeng dwi logam/bimetal Rambut Sistem tuas higrograf Sistem tuas termohigrograf Pena

Prinsip kerja: Perbedaan muai logam putih dan hitam Cara pemasangan: Kertas grafik dipasang pada bagian silinder yang dapat Cara kerja:

berputar secara otomatis dan kertas grafik dapat diganti seminggu sekali. Termograf: kenaikan suhu udara menyebbabkan keping dwi logam memuai dan menggerakan sistem tuas sehingga pena pencatat suhu udara bergerak dan menggores pada kertas grafik. Higrograf: kenaikan kelembaban udara menyebabkan rambut menyerap uap air sehingga rambut mengemnng dan akan menggerakan sistem tuas sehingga pena kelembaban udarabergerak dan menggoreskan pada kertas grafik.

5. Alat Pengukur Suhu Air 5.1 Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air c f a g


16

b d

Keterangan Gambar : a. Reservoir b. Pipa kapiler berisi raksa (suhu max). c. Pipa kapiler berisi alkohol (suhu min) d. Indeks penunjuk suhu maksimum e. Indeks penunjuk suhu minimum f. Pelindung reservoir g. Pelampung Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 0.5 0C Prinsip kerja: pemuaian air raksa Alat diletakan terapung pada permukaan air (biasanya dalam panci Cara kerja:

evaporasi kelas A) dengan kedudukan horizontal. Kenaikan suhu permukaan air menyebabkan alkohol dan air raksa memuai, pemuaian air raksa mendorong indeks pada suhu tertentu. Bila suhu udara dingin air raksa mengkerut terdapat perbedaan tekanan atau kolom hampa dan kolom alkohol pada termometer minimun, maka air raksa bergerak ke termometer minimum mendorong indeks sampai menuju suhu minimum tertentu.

6. Alat Pengukur Suhu Tanah 6.1. Termometer Permukaan Tanah

b Keterangan Gambar :
17

a. b. Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 0,05 0C Prinsip kerja: pemuaian air raksa

Termometer zat cair Rerservoir

Cara pemasangan: Alat ini diletakkan di atas permukaan tanah dan Cara kerja:

reservoir harus menyentuh permukaan tanah Perubahan suhu tanah akan menaikan air raksa menunjukan suhu tanah pada skala tertentu. 6.2. Termometer Tanah Selubung Kayu c d b

Keterangan Gambar : a. Ujung sensor sampai jeluk 5 cm b. Termometer zat cair c. Pegangan tangan d. Selubung kayu pelindung termometer Satuan alat: F Satuan pengukuran: F Ketelitian alat: 2 F Prinsip kerja: pemuaian air raksa Cara pemasangan: Alat ini dapat dijinjing, bagian ujng ditancapkan Cara kerja:
18

kedalam tanah sesuai dengan jeluk yang akan diamati.

Termometer ditancapkan pada kedalaman yang diinginkan (0-10 cm), atau yang akan diamati, perubahan panas yang diterima oleh sensor akan memuaikan air raksa menunjukan skala tertentyu pada saat itu. 6.3. Termometer Tanah Tipe Bengkok b

a Keterangan Gambar : a. Reservoir untuk jeluk tanah 20 cm b. Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 0,8 0C Prinsip kerja: muai air raksa Cara pemasangan: Pertama dibuat lubang pada tanah dengnan jeluk Alat pengukur suhu (termometer digital)

tertentu dengan Bor, lalu bagian reevoir termometer dimasukan ke dalam lubang dan ditimbun kembali dengan tanah bekas galaian. Cara kerja: Tanah digali pada kedalaman yang diinginkan (20 cm) setelah ujung reservior dimasukan kenaikan suhu tanah menyebabkan air raksa memuai dan akan mengisi kolom hampa udara sampai pada skala tertentu. 6.4. Termometer Tanah Tipe Symons e c a b d
19

Keterangan Gambar : a. Pipa pelindung thermometer b. Bagian sensor c. Termometer zat cair d. Reservoir e. Rantai Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 1 0C Prinsip kerja: pemuaian air raksa Dibuat lubang pada permukaan tanah dengan jeluk tertentu dengan Bor,

lalu bagian reservoir damasukan ke dalam lubang kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian. Cara kerja: Kenaikan suhu tanah akan ditangkap oleh ujung peka yang menyebabkan raksa akan memuaidan akan naik menuju kolom hampa udara sampai pada skala tertentu.

6.5. Stick termometer (jeluk 100 cm)

d
20

Keterangan Gambar : a. Tangkai pemutar b. Jarum penunjuk suhu c. Tabung bejana berisi spiral logam sebagai penghantar d. Ujung peka Satuan alat: 0C Satuan pengukuran: 0C Ketelitian alat: 0,5 0C Prinsip kerja: muai zat cair bertekanan tinggi pada tabung bejana. Cara pemasangan: Alat dimasukan ke dalam tanah dan ditekan menurut Cara kerja:

jeluk yang akan diamati dengan cara memutar peganganya Adanya tekanan, air raksa memuai dan akan menggerakan klep/pipa logam lunak sehingga gerigi berputar dan menggerakan jarum penunjuk sampai skala tertentu. 6.6. Termometer maksimum dan minimum tanah c b d a

Keterangan Gambar : a. b. c. Jarum Biru penunjuk suhu maksimum d. Jarum merah penunjuk suhu minimum Satuan alat: 0F Satuan pengukuran: 0F Ketelitian alat: 10F Prinsip kerja: pemuaian air raksa pada tabung Bourdan Bagian sensor Jarum hitam penunjuk suhu sesaat

21

Cara pemasangan:Alat ini dapat dijinjing, Bagian sensor dibenamkan ke Cara Kerja:

dalam tanah hingga kedalaman 20 cm dan dibiarkan selama pereode pengamatan Termometer yang diletakan didalam tanah jika suhu naik maka akan ditunjukan oleh naiknya cairan air raksa dan jarum hijau yang akan berfungsi penunjuk suhu maksimim, sedang bila suhu turun akan ditunjukan oleh naiknya cairan alkohol dan ditunjukan oleh jarum merah yang berfungsi sebagai penunjuk suhu minimum. 7. Alat Pengukur Panjang Penyinaran 7.1. Solarimeter tipe Jordan

Keterangan Gambar : a. Silinder setengah lingkaran dengan sudut 60 b. c. d. Satuan alat: jam Satuan pengukuran: % Ketelitian alat: 0,5jam Prinsip kerja: berdasarkan reaksi fotokremis Cara pemasangan: Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakan di atas Celah sempit tempat masuknya sinar Pelindung celah sempit Sekrup pengatur kemiringan

beton yang tinggi sehinnga sensor dapat menangkap sinar matahari dalam keadaan normal pada ketinggian 3 meter di atas horison. Cara kerja:
22

Berkas sinar yang masuk akan bereaksi dengan kalium Fero sianida atau Ferro amonim sitrat yang sebelumnya telah dioleskan pada kertas pias. Garam pero akan beroksidasi sehingga membentuk noda apabila kertas pias kita cuci dengan aquades. Dari panjang noda yang terbentuk akan dapat diukur panjang penyinaran aktual. 7.2. Solarimeter tipe Combell-Stokes c a b d

Keterangan Gambar : a. Lensa bola kaca pejal dengan r = 7,3 cm b. Busur pemegang bola kaca pejal c. Sekrup pengunci kedudukan lensa d. Sekrup pengatur kemiringan
e. Mangkuk tempat kertas pias

Satuan alat: jam Satuan pengukuran: % Ketelitian alat: 0,5 jam Prinsip kerja alat: pemfokusan sinar pada bola kristal Cara pemasangan: Alat dipasang pada tempat terbuka dan diletakkkan di

atas beton yang agak tinggi, sehingga sensor dapat menangkap sinar matahari pada keadaan normal pada ketinggian 3 meter di atas horison. Cara kerja: Sinar yang datang difokuskan pada bola kristal yang dibawahnya ada kertas pias, jika sinar terfokus akan membuat/menimbulkan geresan hitam pada kertas hitam. Goresan ini yang digunakan yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari, ini dilakukan setiap hari. Pias combell-stokes tidak akan terbakar jika radiasi matahari minimum belum tercapai (kira-kira 0,2 sampai (n) cm-2 menit-1).
23

8. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran 8.1 Aktinograf Dwi Logam

a Keterangan Gambar : a. Satuan alat: kalor/cm2/hari Satuan pengukuran: kalor/cm2/hari Ketelitian alat: 1 cm2 Prinsip kerja: berdasarkan perbedaaan muai antara lempeng logam hitam Cara pemasangan: Alat dipasang pada tempat terbuka diatas tiang beton dengan lempeng logam putih. yang kuat dan bagian atas dibuat sedemikian rupa sehingga selain sinar berada 15 di atas horison bumi, sinar harus bebas mencapai sensor. Cara kerja: Logam putih memantulkan radiasi yang jatuh kep[ermukaan, sedang logam hitam bersifat menerimanya sehingga perbedaan murni akan dapat menunjuklan besarnya intensitas radiasi matahari yang ditangkap oleh sensor. 9. Alat Pengukuran Kecepatan Angin 9.1. Cup anemometer a b Silinder kertas grafik

c Keterangan Gambar :
24

a. Mangkok anemo b. Pencatat jarak c. Tiang penyangga Satuan alat: km Satuan pengukuran: km/jam Ketelitian: 1 km Prinsip kerja: GGL induksi Cara pemasangan: Alat dipasang pada menara dengan ketinggian 0,5; 2

atau 10 meter sesuai dengan masing-masing penggunaan. Pemasangan dilakukan pada tempat terbuka dengan jarak benda yang terdekat adalah 10 kali tinggi benda tersebut. Cara kerja: Dengan adanya baling-baling/mangkok yang berputar jika adanya angin , kecepatan sudut putar mangkok terhadap sumbu vertikal dan kecepatan sudut putar baling-baling pada sumbu horizontalsebanding dengan laju angin dan dengan desain sistem mangkok dan baling-baling yang baik. Dengan mengukur banyaknya baling-baling berputar melalui alat mekanik dapat diketahui kecepatan anginnya.

9.2 Hand anemometer a c b

d Keterangan Gambar : a. b. c. Mangkok anemometer Speed meter Skala beauford


25

d. Satuan alat: m/s Satuan pengukuran: m/s Ketelitian alat: 1m/s Prinsip kerja: GGL induksi Cara pemasangan: dijinjing. Cara kerja:

Tangkai pegangan tangan

Angin menggerakan anemometer (motor yang ada dalam kumparan) sehingga menimbulkan arus listrik yang akhirnya meninmulkan gerakan jarum penunjuk skala. 9.3. Biram anemometer d b a c

Keterangan Gambar : a. b. c. d. Satuan alat: m Satuan pengukuran: m/s Ketelitian alat: 1 m Prinsip kerja: sistem mekanik Cara pemasangan: dijinjing. Cara kerja: Kipas anemo Jarum pencatat jarak per 100 m Jarum pencatat jarak per 1000 m Pengunci

Benda mencari angin (posisi terkunci) memutar kunci yang akan menyebabkan kipas bergerak/jam. Kunci dibuka maka jarum akan bergerak tentukan interfal waktu.

26

10. Alat Pengukur Evaporasi 10.1. Piche evaporimeter

c Keterangan Gambar : a. dalam satuan mm. b. kertas berpori. c. Satuan alat: ml

Tabung kaca tempat air yang berskala Kawat penjepit tempat meletakkan

Penggantung

Satuan pengukuran: mm Ketelitian alat: 0,1 ml Prinsip kerja: selisih tinggi permukaan air. Cara pemasangan: Tabung diisi air dan digantung di dalam ruangan atau Cara kerja:

sangkar meteo. Air yang terdapat dalam pinche evaporimeter akan menguap (yang terdapat pada tabuing yang berisi air). Kertas saring dan air dihubungkan dengan pipa kapiler yang menjaga supaya kertas saring selalu kering dan jenuh. Dari pembacaan berturut-turut volume air yang tinggal ditabung pengukur dapat diketahui banyaknya air yang hilang karna penguapan setiap saat. 10.2. Panci evaporasi kelas A d c b a Keterangan Gambar :
27

a. Panci evaporasi (diameter 120,7 cm, tinggi 25 cm, tebal 0,8 cm) b. Rangka kayu / besi c. Tabung peredam riak atau gelombang (diameter 10 cm) e. Sekrup pemutar batang pengukur Satuan alat: ml Satuan pengukuran: mm Ketelitian alat: 0,1 ml Prinsip kerja: perbedaan ketinggian antara awal pengukuran dan akhir Cara pemasangan: Panci diletakan pada balok kayu yang disusun datar di pengukuran akibat penguapan air. atas permukaan tanah. Lalu air bersih dimasukan ke dalam panci setinggi 20cm. Permukaan air dijaga jangan sampai kurang dari 2,5 cmdari batas tersebut. Jika tinggi air kurang dari sepuluh cm dari dasar, dapat mengakibatkan kesalahan hingga 15 %. Cara kerja: Setiap pemutar batang pengukur disetel sehingga hook menempel pada awal air, tunggu beberapa menit dan disetyel kembali sehingga hook menempel pada air dan diukur antar selisih awal dan akhir akibat evaporasi tersebut.

AUTOMATIC WEATHER STATION

28

Bagian-bagiannya

1. Wind Speed (Kecepatan Angin -Kecepatan maksimum 65 m/s -Resolusi 0,1 m/s
- Ketelitian + 2 %

-Untuk mengukur kecepatan angin secara horisontal 2. Wind Direction ( Arah Angin) m/s -

Kecepatan maksimum 65 Resolusi 1 Ketelitian + 2 Mengukur arah angin secara

horisontal

3.

Solar Radiation ( Radiasi Matahari)


29

Resolusi 0,1 W/m2 Ketelitian + 2 W/m2 Jangkauan 0-2000 W/m2 Mengukur radiasi matahari

4. Relative Humidity ( Kelembaban Nisbi) -

Resolusi 1% Ketelitian + 2% Jangkauan 100% Mengukur keadaan lengas

udara

5. Air Temperature ( suhu udara) -

Resolusi 0,1 C Ketelitian + 0,5 C(-40C-0) Jangkauan -40C - +80C Mengukur suhu udara

6. Soil Temperature (suhu tanah) -

Resolusi 0,1 C Ketelitian + 0,2 C(0C+ 0,5C (-40C-0)

+70C) Jangkauan -40C - +80C Mengukur suhu tanah

30

7. Raingauge ( curah hujan) Resolusi 0,2 mm Ketelitian 1% Mengukur curah hujan

8. Barometric Preasure ( tekanan udara) mbar) Jangkauan 600-1250 mbar Mengukur tekanan udara Resoslusi 1 mbar Ketelitian 1 mbar (950-1050

31

V. PEMBAHASAN A. Alat Pengukur Curah Hujan 1. Ombrometer Tipe Observatorium Alat pengukur curah hujan adalah ombrometer tipe observatorium dan ombrograf. Ombrometer tipe observatorium menggunakan prinsip kerja penampungan curah hujan. Satuan alat ini adalah mm dengan ketelitian 0.5 mm. Cara pemasangannya dengan ditempatkannya di lapangan terbuka dengan jarak terhadap pohon atau bangunan terdekat sekurag-kurangnya sama dengan tinggi pohon atau bangunan tersebut. Kemudian permukaan mulut corong horizontal dan dipasang pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Pengamatannya dilakukan setiap pukul 07.00. Data curah hujan harian didapat dengan membuka keran dan airnya ditampung dalam gelas penakar. Ketelitian pengamatan sampai dengan 0.2 mm, sehingga jika hujan kurang dari 0.5 mm dianggap tidak ada curah hujan. Kelebihan dari alat ini yaitu:

Tingkat ketelitiannya cukup tinggi jika dibandingkan dengan ombrograf Satuan alat dan satuan pengukuran sama sehingga memudahkan perhitungan Jika gelas penakar pecah dapat diganti dengan mengukur volume air yang

terpampang dengan jelas sebab penampang curah hujan100 cm2 sehingga setiap volume 1000 berarti sama dengan 1 mm muka air Kekurangan alat ini yaitu: Penempatan alat ini harus pada ketinggian 120 cm dari permukaan tanah sehingga Kurang efisien dalam waktu dan tenaga dalam pengamatan Pengukuran curah hujan kurang teliti karena kemungkinan ada curah hujan yang Sistem pembuangan secara manual dapat mengganggu kelancaran pengukuran memerlukan alat yang dapat menjangkau ketinggian tersebut

menguap curah hujan ketika kran dibuka karena penampung penuh

32

2. Ombrograf Satuan alat ini adalah mm dengan ketelitian 2 mm. Penempatannya sama dengan penempatan ombrometer tipe observatorium, hanya saja alat ini dipasang di atas permukaan tanah dengan tinggi permukaan mulut corong 40 cm dari permukaan tanah. Pengamatannya dengan cara kertas grafik dipasang pada silinder yang berputar otomatis, dengan penggantian kertas grafik seminggu sekali. Untuk pencatatannya bersifat kumulatif dengan kapasitas maksimum penampung 60 mm. hasil curah hujan yang didapat tersebut bias dilihat dari kertas grafik. Kelebihan ombrograf yaitu: Sistem pembuangan menggunakan sistem bejana berhubungan sehingga air akan Penempatannya lebih mudah, yaitu pada ketinggian 40 cm Tingkat ketelitiannya lebih rendah dibandingkan ombrometer Harus mengganti kertas grafik setiap minggu Pengamatan lebih sulit karena dibutuhkan keahlian untuk membaca grafik Membutuhkan waktu yang lama Boros tinta dibuang secara otomatis jika penuh Kekurangan alat ini:

B. Alat Pengukur Kelembaban Nisbi Udara Alat yang dipergunakan adalah sling psikometer, psikometer sangkar, psikometer Assman, dan higrograf. Perbedaan prinsip alat-alat tersebut adalah pada kecepatan angin yang dihasilkan pada reservoir Termometer Bola Basahnya. Psikrometer terdiri dari Termometer Bola Basah (TBB) dan Termometer Bola Kering (TBK). TBK menunjukan suhu udara, TBB digunakan untuk mencatat kelembaban udara dengan bantuan Table. Pada TBB, bola air raksa harus selalu basah dengan menggunakan Kain muslin yang selalu basah oleh air murni. RH dibaca dari tabel pembacaan TBB terhadap TBK-TBB. Pada waktu pembacaan terlebih dulu dibaca termometer bola kering kemudian termometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukkan oleh termometer bola kering lebih mudah berubah daripada suhu termometer bola basah.

a. Psikrometer Sangkar
33

Satuan alat dari psikrometer sangkar yaitu oC dan ketelitiannya 0.5oC. Prinsip kerja alat ini berdasarkan hukum termodinamika. Alat ini dipasang di dalam sangkar meteo, kemudian kain kassa pada thermometer bola basah (TBB) dijaga agar selalu basah. Untuk pengamatannya dilakukan selama 3x sehari yaitu pukul 07.00, 13.00 atau 14.00, dan 18.00. Cara kerjanya dengan adanya pembacaan suhu TBB dan dilanjutkan TBK. Pembacaan dilakukan sampai ketelitian 0.1oC. kelembabannya dicari dalam table sesuai dengan selisih suhu TBB dan TBK. Kelebihan alat ini yaitu: i. Ditempatkan pada alam terbuka sehingga kecepatan angin tidak terpengaruh oleh kecepatan putaran tangan ii. Tingkat ketelitiannya sama dengan sling psikrometer Kekurangan alat ini: i. Diperlukan ketelitian dalam mengamati TBB b. Sling Psikrometer Satuan alat ini yaitu oC dengan ketelitian 0.2oC. Prinsip kerja alat ini juga berdasarkan hukum termodinamika. Alat ini pemasangannya jinjing (portable). Untuk pengamatannya yaitu dengan dibasahinya kain kassa pada TBB, lalu sling psikrometer diputar 33x dengan kecepatan 4 putaran/detik. Pengamatan yang dilakukan ini dilakukan sebanyak 3x sehari sama seperti pengamatan psikrometer sangkar. Kelebihan dari sling psikrometer yaitu: i. Memiliki ketelitian yang cukup tinggi dibanding psikometer lain ii. Mudah dioperasikan karena relatif sederhana Kekurangan alat ini: i. Perhitungannya agak rumit karena harus menghitung temperatur pada TBB dan TBK dulu ii. Pengukuran tidak optimal karena mendapat pengaruh dari pengamat/ pengukur ketika mengoperasikan alat ini c. Psikrometer Assman Satuan alat ini yaitu oC dengan ketelitian 0.2oC. Prinsip kerjanya berdasarkan hukum termodinamika. Cara pemasangannya yaitu jinjing (portable). Untuk pengamatannya kain kassa pada TBB dibasahi. Kemudian pegas kipas diputar sehingga
34

kipas akan mengalirkan udara dengan kecepatan 5 m/s di bagian reservoirnya. Pengamatan dilakukan setelah suhu termometer konstan. Kelebihan psikrometer tipe Assman: i. Memiliki alat pemompa kecepatan angin sehingga lebih efisien ii. Lebih mudah dioperasikan Kekurangan psikrometer ini: i. Ketelitiannya kurang dibanding psikrometer yang lain ii. TBB harus dijaga agar tetap basah sebelum pengukuran d. Higrograf Alat selanjutnya yaitu Higrograf. Satuan alat ini yaitu % dengan ketelitian 1%. Alat ini prinsip kerjanya dengan sifat kembang kerut benda higroskopis. Cara pemasangannya yaitu dipasang di dalam sangkar meteo. Pengamatannya dengan dipasangnya kertas grafik pada bagian silinder yang akan berputar otomatis. Untuk penggantian kertas ini seminggu sekali. Higroskopis ini bisa mengetahui ayunan kelembaban nisbi udara selama seminggu. Kelebihan higrograf: i. Perhitungan relatif mudah ii. Rambut sebagai sensor mudah didapat Kekurangan alat pengukur kelembaban ini: i. Ketelitiannya kurang ii. Setiap minggu kertas grafik harus diganti sehingga kurang efisien Alat yang digunakan untuk mengetahui kedua anasir suhu dan kelembaban nisbi udara adalah termohigrometer dan termohigrograf. Kedua alat ini mempunyai prinsip kerja yang berbeda yaitu jika hygrometer berdasarkan sifat higroskopis rambut dan hygrograf berdasarkan muai dwi logam. e. Termohigrograf Satuan yang tertera dalam termohigrograf adalah derajat Celcius dan prosentase (%). Alat ini menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembaban udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensor dihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yang merupakan pena penulis di atas kertas pias yang berputar menurut waktu. Sensor suhu terbuat dari logam, bila udara panas logam memuai dan menggerakan pena keatas, bila udara dingin mengkerut gerakan pena turun. Sensor
35

kelembaban udara terbuat dari rambut manusia, bila udara basah rambut memanjang dan bila udara kering rambut memendek. Kelebihan: i. ii. iii. Mempunyai ketelitian yang cukup tinggi karena diamati setiap hari Mengukur suhu dan kelembaban sekaligus Lebih praktis dan lebih mudah pemasangannya i. Tidak hemat waktu dan tenaga karena pengamatannya dilakukan berulang

Kekurangan: kali. Hal ini tentunya akan membuat suatu pengamatan akan memakan waktu yang cukup lama ii. iii. Data yang diperoleh berupa data menta, fluktuasi dan kelembaban mutlak Diperlukan biaya lebih karena setiap 1 minggu sekali harus mengganti tidak teramati dan merupakan data rerata saja kertas grafik f. Termohigrometer Kelebihan: i. ii. iii. Kekurangan: i. Saat pengamatan alat harus terlindungi dari pengaruh sinar matahari secara lansung dan tetesan air hujan menyebabkan alat ini kurang efektif apabila digunakan di lapangan terbuka tanpa pelindung ii. Ketelitian kurang karena pengamatan yang dilakukan hanya seminggu sekali
C. Alat Pengukur suhu udara

Mengukur suhu dan kelembaban sekaligus Hemat waktu dan tenaga Pengamatan lebih mudah dibandingkan termohigrograf karena T dan

kelembaban nisbi (%) langsung dibaca

Alat pengukur suhu udara yaitu termometer. Termometer dapat dibagi menjadi tiga jenis antara lain : termometer biasa, termometer minimum, thermometer maximumminimum belanni. Ketiga jenis temometer tersebut juga memiliki tiga skala dasar yang sama seperti yang sering kita dengar yaitu Celsius (ttik didih 100 dan titik beku 0), Reamur (titik didih 80 dan titik beku 0), Fahrenheit (titik didih 212 dan titik beku 32).
36

Ketiga alat tersebut sebenarnya dirancang untuk mengukur suhu tetapi ada batasan-batasan suhu yang tidak bisa diukur oleh suatu jenis thermometer saja. Kemudian, dari segi kepentingan pengukuran yang mengakibatkan thermometer tidak hanya satu jenis melainkan terdapat banyak jenis termometer, tetapi prinsip kerjanya sebenarnya sama. kita memanfaatkan materi yang bersifat termometrik (sifat materi yang berubah terhadap temperatur). Kebanyakan termometer menggunakan materi yang bisa memuai ketika suhunya berubah. Termometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung kaca, di mana terdapat alkohol atau air raksa pada bagian tengah tabung.
a. Termometer biasa sering digunakan untuk mengukur suhu air, suhu badan dll.

Termometer biasa hanya digunakan untuk pengamatan rutin suhu udara. Zat cair yang digunakan pada termometer biasa adalah air raksa. Adapun kelebihan dan kekurangan thermometer biasa antara lain : Kelebihan ; i. ii. iii. Kekurangan ; i. ii. iii. Dalam pengamatan, mata harus tegak lurus terhadap kolom air raksa. Jika Pada titik didih dan titik beku air raksa pengukurannya harus sebentar Pengamatan yang dilakukan harus sesering mungkin, sebab dengan diabaikan maka ralat yang didapatkan akan besar Mempunyai ketelitian yang tinggi dibandingkan alat pengukur lainnya Cara kerjanya mudah Memiliki data yang cukup akurat

perubahan waktu maka suhu juga dapat berubah. b. Termometer minimum Termometer tersebut merupakan alat pengukur suhu udara yang bisa digunakan untuk mengamati yang sedang berlangsung dan diamati pula suhu terendah dalam periode tertentu, mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai ataupun menyusut terdapat indeks. Alkohol memiliki titik beku yang jauh lebih rendah dari air raksa. Alkohol cocok digunakan dalam termometer minimum karena dapat digunakan tangkai dengan diameter dalam yang lebih besar, tetapi menghasilkan kepekaan yang diperlukan. Kelebihan : i. Alkohol sebagai zat isinya merupakan zat yang peka terhadap perubahan
37

suhu

ii. Kekurangan: i. ii.

Dengan adanya indeks suhu sesaat dapat diamati dengan cermat Hanya dapat menunjukkan suhu sesaat

Cara pemasangan harus benar benar datar pada sangkar meteor sehingga pengukur akan mengurangi ketelitian alat

c. Termometer Maximum-Minimum Six Belanni Alat pengukur suhu air yaitu termometer maksimum-minimum permukaan air. Alat ini dapat menunjukkan suhu maksimum dan minimum air kurang teliti karena ada beda muai antara air raksa dan alkohol. Kelebihan : i. ii. iii. Kekurangan: i. ii. Mempunyai ketelitian yang kurang disbanding alat pengukur suhu lainnya Hanya bisa mengukur suhu sebatas nilai nisbi raksa dan alcohol Dapat mengukur suhu maksimum dan minimum secara bersamaan Adanya tombol penekan yang memudahkan pengembalian posisi alkohol Adanya indeks yang mempermudah pengamatan sekaligus juga reservoirnya aman di bawah pelindung. Namun, terkadang termometer tersebut dianggap

dan air raksa seperti keadaan semula

D. Alat Pengukur Suhu Udara Sekaligus Kelembaban Nisbi Udara Terdiri dari termohigrometer dan termohigrograf. Kedua alat ini bersifat portable dalam pemasangan dan diletakkan dalam sangkar meteo untuk menghindari pengaruh sinar matahari. Ketelitian kedua alat ini sama saja, hanya termohigrometer lebih praktis dibanding termohigrograf yang lebih kompleks, bagian dari alatnya, seperti kertas grafik, harus diamati setiap minggu. Termometer dwi logam merupakan termometr perubahan bentuk yang dengan mudah dapat disesuaikan untuk pembacaan yang berkesinambungan. Dan termometer jenis ini memberikan suhu sebagai fungsi waktu dan menghasilkan diagram mingguan. E. Pengukuran Suhu Tanah a. Termometer tanah selubung kayu Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tanah adalah termometer selubung kayu, termometer tanah tipe bengkok, termometer tanah tipe Symons, stick
38

terrmometer, termometer maksimumminimum tanah, dan termometer permukaan tanah. Kelebihan: i. Jarak antar reservoir dengan skala terendah lebih panjang untuk mempermudah pembacaannya ii. Adanya kayu yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi termometer iii. Dapat mengukur lebih dalam dibandingkan thermometer permukaan tanah iv. Dapat diterapkan langsung pada tanah (pompa menyebar terlebih dahulu) Kekurangan: i. Alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan ii. b. Kelebihan: i. Dapat mengukur suhu tanah lebih dalam dibandingkan dengan thermometer selubung kayu dan thermometer permukaan tanah ii. Dibuat bengkok sehingga mempermudah pengamatan Kekurangan: iii. Tanah yang diukur harus dibor terlebih dahulu iv. Terbuat dari bahan yang mudah pecah tanpa pelindung dari bahan yang lebih kuat v. Alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan c. Termometer type Symons Kelebihan: i. ii. iii. iv. Dapat mengukur suhu tanah lebih dalam dibandingkan alat lain Kekurangan: Pembaca skala harus cermat Harus menuggu 10 2- menit untuk mengukur suhu Alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain Dalam pengamatan menunggu keadaan stabil sehingga kurang stabil Termometer tanah bengkok

dalam pengamatan
39

d.

Stick termometer Kelebihan: i. ii. lain Kekurangan: i. Waktu pengamatan lebih lama karena harus menuggu jarum konstan untuk membaca thermometer ii. Alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan e. Termometer maksimum minimum tanah Kelebihan: i. ii. iii. i. Dapat mengukur suhu maksimum dan minimum tanah sekaligus Tanah yang diukur relatif dalam dengan kedalaman lebih dari 20 cm Memiliki ketelitian cukup tinggi dibandingkan alat lain Suhu tanah yang diamati lebih dalam dibandingkan dengan alat lain Sudah dilengkapi alat seperti bor sehingga tidak perlu mengebor dengan alat

Kekurangan: Alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan f. Termometer permukaan tanah Kelebihan: i. Waktu yang dibutuhkan lebih cepat yaitu kurang dari 2 menit Kekurangan: i. Menunggu supaya alat stabil sehingga kurang efektif dalam mengamati suhu ii. Alat bersifat jinjing (portable) sehingga memerlukan bantuan alat lain dalam pengamatan F. Pengukur Suhu Air a. i. Termometer maksimum minimum air Dapat mengukur suhu maksimum minimum permukaan air
40

Kelebihan: ii. Besarnya suhu dapat langsung dibaca dari alat

Kekurangan: i. ii. Hanya dapat digunakan untuk mengukur suhu permukaan Berfungsi efektif pada suhu permukaan air yang bersih dari pengganggu G. Pengukur Panjang Penyinaran Alat yang digunakan untuk mengukur panjang penyinaran adalah solarimeter type Jordan dan solarimeter type Combell Stokes a. Solarimeter type Jordan Alat ini digunakan untuk mengukur lamanya penyinaran surya (jam). Berdasarkan reaksi fotokimia, sinar matahari yang masuk bereaksi dengan Kalium ferosianida yang terlapis pada kertas pias dalam tabung silinder. Garam fero teroksidasi, sehingga terbentuk noda bia dicuci dengan aquades. Panjang noda terbentuk merupakan panjang penyinaran aktual. Alat dipasang di tempat terbuka, tidak ada halangan ke arah Timur Barat. Terdiri dari 2 buah tabung lingkaran bertutup dengan celah untuk sinar masuk. Kelebihan: i. ii. iii. Besaran yang dicari langsung diketahui Curah hujan yang masuk pada silinder setengah lingkaranj terhambat oleh pelindung celah sehingga kurang mempengaruhi pengukuran Kemiringan alat ini mempengaruhi sinar yang mengenai alat, sehingga data cukup valid

Kekurangan: i. Membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan disembarang tempat ii. Kertas pias kurang praktis karena harus diisi kalium ferro sianida sehingga pengamatan harus terlebih dahulu dicuci dengan aquades iii. Kurang efektif karena kita harus mengusahakan agar arah angin selalu dari belakang alat iv. Tidak peka terhadap radiasi baru b. Solarimeter type combell Stokes Alat ini digunakan mengukur lamanya penyinaran surya (jam). Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam. Satu hari satu kertas
41

pias. Alat dipasang di tempat terbuka, tidak ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke arah Barat matahari terbenam. Kelebihan: i. ii. Dapat mengetahui cahaya matahari yang datang konstan atau tidak Lebih praktis sebab penyerapan kertas piasnya lebih mudah dan cepat sehingga mudah untuk pengamatan Kekurangan: i. ii. iii. Membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan disembarang tempat Pemasangan harus tepat pada lintang tempat yang akan diukur panjang penyinarannya Kurang hemat karena membutuhkan kertas pias Solarimeter type Combell Stokes lebih sering digunakan karena: i. Praktis ii. Tidak peka terhadap radiasi baru iii. Posisi kertas pias harus diubah sesuai dengan musim
H. Alat Pengukur Intensitas Penyinaran Matahari

Pengukuran intensitas penyinaran matahari sangatlah penting bagi proses pembentukan energy melalui reaksi fotosintesis. Hubungan antara intensitas penyinaran matahari dengan proses fotosintesis dipengaruhi oleh radiasi netto, radiasi matahari yang berpendar, penyinaran total dari matahari secara langsung. a. Aktinograf Aktinograf berfungsi untuk mengukur jumlah energi radiasi (Cal/Cm2/waktu). Alat ini berperekam/otomatis mengukur setiap saat pada siang radiasi surya yang jatuh pada alat. Sensor berupa bimetal (dwilogam) berwarna hitam yang mudah menyerap radiasi surya. Hasil rekaman berbentuk grafik. Jumlah luas grafik atau integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yang ditangkap oleh sensor selama sehari. Kelebihan: i. Dapat mengetahui intensitas penyinaran secara otomatis Kekurangan: i. Membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan di sembarang tempat
42

ii. Data yang diperoleh berupa data mentah sehingga perlu dihitung dengan alat planimeter I. Pengukuran Kecepatan angin Angin merupakan suatu vektor yang mempunyai besaran dan arah. Besaran yang dimaksud adalah kecepatannya sedang arahnya adalah darimana datangnya angin. Kecepatan angin dihitung dari jelajah angin (cup counter anemometer) dibagi waktu (lamanya periode pengukuran). a. Cup Anemometer Prinsip kerja alat ini seperti gerakan spedometer sepeda motor dalam satuan km/jam. Arah angin ditunjukkan oleh wind-vane yang dihubungkan dengan alat penunjuk arah mata angin atau dalam angka. Kelebihan: i. ii. Dapat menerima arah angin dari arah manapun Dapat diketahui arah angin harian

iii. Perhitungan hasil dilakukan dengan mudah Kekurangan: i. ii. Membutuhkan tempat yang tinggi sehingga tidak bisa diletakkan di sembarang tempat Memiliki jarak yang jauh dari benda benda di sekitarnya iii. Kecepatan diketahui setelah melakukan perhitungan b. Hand Anemometer Kelebihan: i. Mudah dibawa karena bersifat portable ii. Mudah diamati iii. Ketelitian alatnya tinggi iv. Hasil perhitungan mudah didapat Kekurangan: i. Hanya dapat mengukur kecepatan angin sesaat c. Biram Anemometer Kelebihan: i. ii. iii. Mudah dibawa karena bersifat portable Mudah diamati Hasil perhitungan mudah didapat
43

Kekurangan: i. ii. Hanya untuk mengukur kecepatan angin pada periode pendek Kurang efisien karena kita harus mengusahakan agar arah angin selalu berasal dari belakang alat. Sehingga kita harus berusaha menempatkan alat secara benar (tidak otomatis), karena angin angin dari belakang akan menggerakkan baling baling sehingga kecepatan angin dapat diukur. Dalam hal ini, untuk mengukur kecepatan angin, alat yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan. J. Pengukur Evaporasi a. Panci Evaporasi Klas A Alat ini dilengkapi dengan thermometer air Six Bellani (Thermomer Apung serta Cup Counter anemometer tinggi 05 meter. Pada Evaporimeter permukaan yang luas (waduk, danau). Data penguapan ini dikalikan factor alat 0.7 0.8. Kelebihan: i. ii. iii. i. ii. Ketelitian alatnya tinggi Dapat mengukur besarnya evaporasi setiap hari Dapat mengukur besarnya evaporasi walaupun hujan

Kekurangan: Hanya akan efisien bila air dalam panci benar-benar bersih Apabila terjadi hujan lebat maka air dalam panci akan penuh dan tumpah sehingga sulit untuk nmenghitung besarnya penguapan iii. Kurang praktis karena harus memperhitungkan curah hujan yang ada setiap hari b. Piche Evaporimeter Kelebihan: i. ii. iii. i. ii. Lebih praktis dalam pengamatan dan pemasangan Ketelitian lebih tinggi Pengamatan dilakukan setiap hari Akan lebih efisien apabila dipasang dalam sangkar meteo Tidak bisa diwakili strata permukaan alamiah secara baik karena ukuran sensor sangat kecil dan mudah terganggu kotoran dan jamur
44

Kekurangan:

Panci evaporasi kelas A lebih sering digunakan dalam penguapan air. Piche evaporimeter mempunyai ketelitian lebih tinggi dibandingkan dengan panci evaporasi kelas A. Jika dilihat dari segi cara pemasangan dan cara pengamatan piche evaporimeter lebih praktis dibandingkan panci evaporasi kelas A. Selain menggunakan alat-alat ukur di atas, digunakan juga AWS (Authomatic Weather Station). AWS merupakan alat pemantau sekaligus pengukur cuaca yang mampu bekerja secara otomatis dan sangat sederhana, hanya dengan daya dua buah baterai carger kecil masing-masing berkapasita 1,5 volt yang telah dirancang khusus dengan memanfaatkan energi sinar matahari sebagai suplai utama energi baterai AWS mampu bekerja 24 jam penuh. AWS dilengkapi pula dengan sebuah kaset perekam yang mempunyai kapasitas rekam hingga 43 hari non stop. AWS bekerja secara praktis dan tidak memerlukan perawatan kusus yang rumit. AWS telah dilengkapi dengan sistem tertentu sehingga alat sederhana itu memiliki kemampuan deteksi sampai radius 20 km dari titik dimana AWS ditempatkan. Dengan adanya AWS dapat diperoleh data suhu dan kelembaban udara, radiasi matahari, kecepatan angin, arah angin, curah hujan, dimana datanya bukan hanya harian saja tetapi setiap saat tercatat secara otomatis (secara digital). Secara otomatis data-data dari semua hal tersebut akan dapat terekam dalam berbagai satuan waktu : data tiap 10 menit, data tiap satu jam, data setiap satu hari bahkan data sesaat juga dapat dilihat saat itu juga. Di dalam komputer, AWS dikendalikan dengan sistem kusus yang sederhana dan praktis. Data dari hal-hal yang terekam secara otomatis di kaset perekam dapat dibaca dan sekaligus diketahui hanya dalam waktu kurang dari satu menit. Jika dibandingkan dengan alat pengukur konvensional yang telah dijelaskan sebelumnya, AWS dirasakan lebih praktis dan cepat dalam menghasilkan data pengukuran cuaca. Meskipun demikian, alat ukur konvensional juga mempunyai keunggulan tersendiri meskipun data yang dihasilkan tidak secepat AWS.

45

VI. KESIMPULAN 1. Alat-alat yang digunakan oleh stasiun klimatologi adalah alat pengukur curah hujan, kelembaban nisbi udara, pengukur suhu udara, pengukur suhu dan kelembaban nisbi udara, pengukur suhu tanah, pengukur suhu air, pengukur panjang penyinaran matahari, pengukur kecpatan angin, pengukur evaporasi. 2. Masing-masing alat pengukur mempunyai jenis lebih dari satu, masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.

46

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Pengenalan Alat-Alat. (http://www.klimatologibanjarbaru.com/artikel/2008/12/pengenalan-alat-alat/). Diakses tanggal 23 September 2010. Fontain, A. 2002. Meteorology. (http://www.kompas.com). Diakses pada 23 September 2010. Neiburger, M. 1982. Understanding our Atmospheric Environment. Freeman Company, New York and Oxford. Pramudia, A., Y. Koesmaryono, I. Las, T. June, I W. Astika, dan E. Runtunuwu. 2008. Penyusunan model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf (neural network analysis) di sentra produksi padi di Jawa Barat dan Banten. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 11-12. Prawirowardoyo, S. 1996. Meteorologi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
47

Runtunuwu, E., Syahbuddin, H., dan A. Pramudia. 2008. Validasi model pendugaan evapotranspirasi : upaya melengkapi sistem database iklim nasional. Jurnal Tanah dan Iklim 27: 8 9. Setiawan, A. C. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan pertanian. (http : // www.bmg.ac.id). Diakses tanggal 23 September 2010. Wisnubroto, S. 1999. Meteorologi Pertanian Indonesia. Mitra Gama Widya, Yogyakarta.

48

You might also like