You are on page 1of 15

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Vulva Hygiene merupakan salah satu perasat Pemenuhan Kebutuhan Personal Hygiene yang biasa diberikan pada pasien wanita yang tidak dapat melakukan vulva hygiene sendiri karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan atau karna merupakan tindakan terkoordinasi denga perasat lain seperti pada pemesiksaan dalam pada Asuhan kebidanan ibu hamil atau ibu inpartu. Dalam pelaksanaannya, Vulva hygiene mempunyai prosedur tetap yang dilakukan secara teoritis yang merupakan tindakan keperawata yang memerlukan strategi pelaksanaan. Adapun strategi pelaksanaan tindakan meliputi : A. Proses : 1. Kondisi klien 2. Masalah 3. Tujuan khusus 4. Tindakan keperawatan B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan 1. Orientasi a. Salam teapeutik b. Evaluasi/validasi kondisi klien c. Kontrak : topic / waktu / tempat 2. Kerja : sesuai komunikasi untuk langkah-langkah tindakan 3. Terminasi a. Evaluasi respon klien 1) Evaluasi subjektif (wawancara dan pertanyaan) 2) Evaluasi ojektif (observasi) b. Tindakan lanjut 1

c. Kontrak yang akan dating : Topik / waktu / tempat

1.2 Tujuan a. Tujuan Umum Agar mengerti dan mengetahui tentang Vulva Hygiene b. Tujuan Khusus o Mencegah terjadinya infeksi o Mempertahankan kebersihan daerah vulva o Pengeluaran sekresi perineal (lochea, vaginal discharge) o Untuk pencegahan dan meringankan infeksi o Untuk membersihkan vagina dan daerah sekitar perineal o Memberikan rasa nyaman

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Defenisi Hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti sehat Vulva adalah organ ekternal genetinal wanita.Yang terdiri dari atas mons veneris, labia mayora, labia minora, klitoris, vestibulum (introitus vagina, urethra, ductus bartolini, ductus scene kiri dan kanan). Hygiene vulva adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan organ eksternal genetalia wanita.Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh klien yang tidak mampu secara mandiri dalam membersihkan vulva. Juga merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan dalam prosedur asuhan kebidanan seperti, pemeriksaan dalam pada masa inpartu, pengambilan secret vagina dan lain lain.

2.2 Tujuan : 1. Menjaga kebersihan vulva 2. Mencegah terjadinya infeksi pada vulva 3. Mencegah masuknya mikroorganisme pada urogenital tractus

2.3 Prinsip kerja : 1. Menggunakan prinsip kewaspadaan universal/baku : adalah penggunaan pembatas fisik, mekanik, atau kimiawi antara mikroorganisme dan individu, merupakan alat yang sangat efektif untuk mencegah penularan infeksi (pembatas membantu memutuskan rantai penyebaran penyakit), contoh : Setiap orang (pasien atau petugas kesehatan) ssangat berpotensi menularkan infeksi. Cuci tangan; tindakan yang paling penting dalam pencegahan kontaminasi silang (orang ke orang atau benda terkontaminasi ke orang) 3

Pakai sarung tangan (kedua tangan) sebelum menyentuh kulit yang terluka, selaput lendir (mukosa), darah, cairah tubuh (termasuk secret vagina), atau instrument yang kotor dan sampah terkontaminasi, atau sebelum melakukan tindakan invasive.

2.

Asuhan sayang ibu : adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu, contoh : Panggil ibu sesuai dengan namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai dengan martabatnya Jelaskan semua asuhan dan perawatan kepada ibu sebelum memulai asuhantersebut. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut atau khawatir Dengarkan dan tanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu Secara konsisten lakukan praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik Hargai privacy ibu

Komponen Prosedur Pemenuhan Kebutuhan Vulva Hygiene : 1. Fase Orientasi a. Salam Terapeutik b. Evaluasi/validasi kondisi klien c. Kontrak : topic/waktu/tempat 2. Fase Kerja a. Persiapan Alat : 1) Waskom 2) Sabun 3) Waslap 4) Kapas savlon 5) Selimut mandi 6) Alas bokong 7) Bedpan/pispot 8) Sarng tangan bersih 4

9) Scerem/sampiran 10) Nierbecken/bengkok b. Cara kerja 1) Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan pada pasien 2) Cuci tangan 3) Sambil berkomunikasi pasang sampiran dan tutup pintu ruangan, dekatkan peralatan 4) Sambil berkomunikasi, atur posisi pasien pada posisi Dorsal recumbent 5) Sambil berkomunikasi pasang alas bokong dan letakkan bedpan dibawah bokong pasien 6) Sambil berkomunikasi, pasang selimut mandi dengan salah satu sudut berada diantara kedua kaki, kemudian lilitkan kedua ujung kiri dan kanan di masingmasing paha klien 7) Isi waskon dengan air hangat 410C 430C 8) Tepatkan waskonberisi air dan kapas savlon kedekat pasien 9) Sambil berkomunikasi fleksikan lutut pasien 10) Pasang sarung tangan 11) Sambil berkomunikasi angkat selimut mandi yang menutupi genetalia, letakkan diatas abdomen 12) Cuci dan keringkan paha atas 13) Cuci labia mayora dengan kapas savlon 14) Sambil berkomunikasi, dengan tanga yang tidak dominan renggangkan labia mayora 15) Sambil berkomunikasi, dengan memakai tangan dominan lakukan vulva hygiene dengan kapas savlon dari atas kebawa, mulai dari sisi luar kiri kanan menuju ketengah (minimal 5 kali usapan), setiap kapas savlon hanya dipakai untuk satu kali usapan lalu buang. 16) Sambil berkomunikasi, cci are pubik menuju ke anus dengan gosokan lembut menggunakan kapas savlon/waslap 5

17) Jika klien mengunakan bedpan, siramkan air hangat ke atas area perineum 18) Sambil berkomunikasi, keringkan daerah perineum dengan handuk 19) Sambil berkomunikasi, letakkan kembali sudut selimut mandi diantara kedua paha 20) Sambil berkomunikasi, angkat bedpan dan bantu pasien ke posisi miring 21) Sambil berkomunikasi, bersihkan daerah anus dengan gosokan lembut mengunakan waslpa dari arah vagina menuju kearah anus sampai bersih dan keringkan dengan handuk 22) Lepas sarung tangan 23) Sambil berkomunikasi, bantu klien kembali keposisi semula 24) Sambil berkomunikasi, angkat selimut mandi dan alas bokong 25) Sambil berkomunikasi pasang selimut dan rapikan pasien 26) Cuci tangan 27) Catat hasil tindakan (jumlah dan karakter secrat dan kondisi genetalia) 3. Fase terminasi a. Evaluasi respon klien : 1) Evaluasi subjektif 2) Evaluasi objektif b. Tindak lanjut klien c. Kontrak : topic/waktu/tempat Sikap : - Hati-hati, jangan sampai melukai kulit pasien Hal-hal yang perlu diperhatikan selama hygiene vulva : 1. Amati mons veneris untuk : a. Pola pertumbuhan rambut (karakteristik kelamin sekunder) b. Adanya pediculosis (infeksi kutu/tuma pada kulit rambut) 2. Inspeksi labia mayora dan perineum untuk : a. Ukuran dan bentuk normal (dapat bervariasi dari individu ke individu)

b.

Pembengkakan labia terlokalisasi, edema, kista kecil (pembengkakan pada labia terlokalisasi dapat disebabkan oleh abses atau kista bartolin; edema pada labia dapat diakibatkan reaksi allergy; kista kecil dapat berupa kista sebasea (tumor dengan kapsul membranous yang didalamnya terdapat lemak dan debris epitel/jrg epitel yang mati)

c. Perubahan warna dan nyeri tekan c. Varikositis (membengkak atau melebar; pada vena varikosis a/ keadaan vena yg mengalami distensi dan berbelit-belit/berkelok-kelok secara abnormal) d. e. Lesi, vesikel, ulserasi, kerak (kemungkinan ulkus, sipilis, herpes) Kondilomata (biasanya berupa sifilis kondilomata akuminata yg disebabkan oleh humanpapillomavirus, yg paling umum ditularkan secaraseksual dan diperburuk dgn peningkatan sekresi vagina selama hamil) f. Jaringan parutepisiotomy atau jaringan parut akibat laserasi perineum yang sudah sembuh atau belum sembuh 3. Inspeksi labia minora untuk melihat : a. Ukuran dan bentuk normal b. Peradangan, dermatitis, iritasi, atau adanya rabas lengket pada lipatan antara labia mayora dan minora (dapat mengidentifikasikan infeksi vagina atau hygiene yang buruk) c. Perubahan warna dan nyeri tekan d. Fistula (lintasan abnormal antara dua rongga atau antar rongga dan permukaan tubuh, mis; fistula rectovaginal/lubang antara vagina dan rectum yg biasa terjadi karena laserasi badan perineum yang berat dan/atau yang di abaikan, dan vesicovaginal/lubang antara kandung kemih dan vagina yang mungkin terjadi karena partus macet yang diabaikan e. Fisura (setiap celah baik normal ataupun tidak,

f. Vesikula herpes (tonjolan kecil berbatas tegas pada epidermis yang mengandung cairan serosa; lepuh kecil dalam hal ini disebabkan karena adanya herpes) g. Kankre (lesi akibat garukan) 4. inspeksi klitoris untuk melihat : a. perlekatan dengan labia minora b. pembesaran (kemungkinan kondisi maskulinisasi) 5. inspeksi orifisium urethra untuk melihat : a. pertumbuhan polip, caruncula (pertumbuhan polipoid yang berwarna gelap, pada membrane mukosa meatus urinarius wanita) b. iritasi, dilatasi (dapat merupakan infeksi traktur urinarius yang berulang atau insertion benda asing) c. fistula (F. vesicovaginal) a. 6. inspeksi introitus vagina untuk melihat : a. hymen atau sisa-sisanya (karungkulus mirtiforme) b. rabas vagina (dapat merupakan indikasi vaginitis) c. perubahan warna dan nyeri tekan d. jaringan parut laserasi yang lama e. pertumbuhan abnormal f. pistula g. fisura h. prolapse uteri i. perhatikan apakah introitus nulipara, para atau memiliki cela

BAB 3 KASUS

3.1 Pengumpulan Data Nama Umur Pekerjaan Alamat : Ny.S : 35 tahun : IRT : Batu Nadua

3.2 Anamnesa (Data Subjektif) Pada tanggal Tempat Alasan Masuk : 08 Maret 2011 pukul 20.00 wib : RSU Padangsidimpuan : Pasien masuk IGD diantar keluarga dan bidan dengan keluhan Partus macet (Prolenset Labor) Penanganan : Setelah diadakan pemeriksaan pasien dikirim ke bagian bersalin dilanjutkan dengan tindakan secsio Caesar pada : Hari Pukul Oleh Evaluasi Jam BB Bayi Jenis Kelamin Vital sign Ibu Td Pais RR Suhu : Selasa tanggal 10 Maret 2011 : 21.10 Wib : Dr.Aswin, Sp.Og : bayi lahir : 01.45 Wib : 3000 gram : Perempuan : : 100/80mmhg : 80x/i : 24x/i : 32,30C

3.3 Tinjauan Kasus Tinjauan kasus dilakukan pada pemantauan ketiga yaitu pada hari Selasa Tanggal 10 Maret 2011 pukul : 08.10 wib ibu mengeluh adanya rasa sakit ketidak nyamanan pada daerah vulva dan sekitarnya

3.4 Pemeriksaan Fisik 1. Vital sign Ibu Td Pais RR Suhu : : 120/80mmhg : 80x/i : 24x/i : 36,30C

2. Emosional 3. Kesadaran

: stabil : Komposmentis

3.5 Diagnosa Ibu secsio Caesar hari ketiga yang menggunakan kateter tetap 3.6 Penatalaksanaan Nama Umur Pekerjaan Alamat : Santi : 19 Tahun : Mahasiwi : Sadabuan

Alat dan bahan 1. 2. 3. 4. Kapas sublimat atau desinfektan Pinset Bengkok Pispot

10

5. 6. 7. 8.

Tempat membersihkan (cebok) yang berisi larutan Desinfektan sesuai dengan kebutuhan Pengalas Sarung tangan

Persiapan Pasien 1. Mengatur posisi pasien dengan nyaman 2. Beritahu tindakan yang akan dilakukan

Prosedur Kerja 1. Memberitahu klien mengenai tujuan dan prosedur yang akan dilakukan 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mendekatkan alat Memasang sampiran/menutup pintu Mencuci tangan Menggunakan sarung tangan Mengganti selimut klien dengan selimut mandi Memposisikan klien dorsal recumbent Melepas celana dalam klien Memasang perlak dan pengalas dibawah bokong klien Meletakkan pispot dibawah bokong serta serta mempersilahkan klien buang air kecil 11. 12. 13. Mengguyur dengan air hangat dari vulva ke perinel Angkat pispot dari bawah bokong klien Dekatkan kom berisi kapas DTT dan bengkok diantara kedua kaki klien. 14. 15. Gunakan sarung tangan Tangan kiri membuka labia dan tangan kanan mengambil kapas DTT membersihkan labia mayora, labia minora, vestibulum, perineum ke anus (dari atas ke bawah).

11

16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.

Membersihkan pantat klien dengan menggunakan waslap Memakaikan celana dalam Mengambil perlak pengalas Mengganti selimut mandi dengan selimut pasien Mengembalikan posisi pasien Membereskan alat Melepas sarung tangan Mencuci tangan

3.7 Evaluasi Setelah dilaksanakan vulva hygiene oleh petugas medis kepada Ny.S maka pasien Vulva dan sekitarnya menjadi bersih dan pasien menjadi nyaman.

12

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan Pemenuhan kebersihan diri dan lingkungan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia, termasuk pemenuhan kebutuhan kebersihan genetalia pada wanita (Vulva Hygiene).Ini berarti bahwa setiap manusia membutuhkan kenyamanan pada diri dan lingkungaan. Kebutuhan pemenuhan kebersihan genetalia wanita (vulva Hygiene) sangat penting karena ini berdampak pada proses penyembuhan. Tepenuhinya kebutuhan kebersihan diri khususnya vulva hygiene dapat membangkitkan motivasi klien untuk bekerjasama dalam program

perawatan.Pelaksanaan pemenuhan kebersihan diri (vulva hygiene) pada klien wanita dilakukan pada pasien yang tidak mampu secara mandiri dalam memenuhi kebutuhan vulva hygienenya.

4.2 Saran Agar pasien selalu : 1. Mencegah terjadinya infeksi 2. Menjaga kebersihan pasien 3. Memberi rasa nyaman pada pasien

13

DAFTAR PUSTAKA

Bossemeyer, Debora. 2004. Penduan Pencegahan Infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehanata dengan sumberdaya terbatas. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo Hidayat, A. Azis. Uliyah Musrifatul. 2005. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : Salemba Medika Hidayat, A. Azis. Uliyah Musrifatul. 2008.Keterampilan Dasar Praktek Klinik untuk Kebidanan.Jakarta : Salemba Medika Johnson, Ruth. 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta. EGC Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan jilid .Jakarta. EGC

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i DAFTAR ISI .............................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................1 1.1 Latar Belakang .......................................................................................1 1.2 Tujuan .....................................................................................................2 a. Tujuan Umum ...................................................................................2 b. Tujuan Khusus ..................................................................................2 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS ..............................................................................3 2.1 Defenisi ....................................................................................................3 2.2 Tujuan : ...................................................................................................3 2.3 Prinsip kerja : .........................................................................................3

14

BAB 3 KASUS ..........................................................................................................9 3.1 Pengumpulan Data .................................................................................9 3.2 Anamnesa (Data Subjektif) ...................................................................9 3.3 Tinjauan Kasus .......................................................................................10 3.4 Pemeriksaan Fisik ..................................................................................10 3.5 Diagnosa ..................................................................................................10 3.6 Penatalaksanaan .....................................................................................10 3.7 Evaluasi ...................................................................................................12 BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................13 4.1 Kesimpulan .............................................................................................13 4.2 Saran ........................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA

15

You might also like