You are on page 1of 132

TESIS

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

DEWA KADEK OKA KUSUMAJAYA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011


1

TESIS

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

DEWA KADEK OKA KUSUMAJAYA NIM: 0990661012

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program Pascasarjana Universitas Udayana

DEWA KADEK OKA KUSUMAJAYA NIM: 0990661012

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL

PEMBIMBING I,

PEMBIMBING II.

Dr. I.B Panji Sedana, SE., M.Si NIP. 19590603.198601.1.001

Drs.I Putu Yadnya, MM NIP. 19560505.198003.1.005

Mengetahui,

Ketua Program Studi Magister Program Pascasarjana Universitas Udayana

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana

Dr. Ida Bagus Anom Purbawangsa, SE., MM

Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp S (K)

NIP. 19620922.198702.1.002

NIP. 19590215.198510.2.001

PENETAPAN PANITIA PENGUJIAN TESIS

Tesis Ini Telah Diuji Pada Tanggal 10 Juli 2011

Panitia Pengujian Tesis Berdasarkan SK Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayan No 1026/H14.4/HK/2011 Tanggal 23 Mei 2011

Ketua: Dr. I.B Panji Sedana, SE., M.Si

Anggota: 1. 2. 3. 4. Drs.I Putu Yadnya, MM Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS Drs. Ketut Mustanda, MM

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah TESIS dengan judul: PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA Tidak terdapat karya ilmiah yang diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau yang diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Apabila ternyata di dalam naskah TESIS ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (Magister Manajemen) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. (UU NO. 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Denpasar, Mahasiswa

Nama NIM PS

: : :

Dewa Kadek Oka Kusumajaya 0990661012 Magister Manajemen PSFEUNUD

UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugrahaNya, tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I.B Panji Sedana, SE., M.Si pembimbing utama yang penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program Magister Manajemen, khusus dalam penyelesaian tesis ini. Terimakasih sebesar-besarnya pula penulis sampaikan kepada Drs. I Putu Yadnya, MM sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr.dr. A.A Raka Sudewi, Sp S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM., Ak., CPA Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program magister. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada Prof. Dr. Made Wardana, SE, MP, Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Ucapan terima kasih

penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis, yaitu Prof. Dr. Luh Putu Wiagustini, SE., M.Si; Prof. Dr. IG.B. Wiksuana, SE., MS; Drs. Ketut Mustanda, MM yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus serta penghargaan kepada seluruh guru-guru yang telah membimbing penulis, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan terima kasih kepada Ajik dan Ibu yang telah mengasuh dan membesarkan penulis, memberikan dasar-dasar berpikir logik dan suasana demokratis sehingga tercipta lahan yang baik untuk berkembanganya kreativitas. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih kepada calon istri dan kakak tercinta yang telah memberikan kepada penulis kesempatan untuk lebih berkonsentrasi menyelesaikan tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mah Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan penyelesaian tesis ini serta kepada penulis sekeluarga.

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP PROFITABILITAS DAN NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah industri manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tahun penelitian 2006 sampai dengan 2009. Metode penentuan sampel dengan metode purposive sampling, dengan beberapa kriteria yang telah ditentukan maka jumlah sampel adalah sebanyak 27 perusahaan manufaktur. Data penelitian merupakan data sekunder diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Menjawab masalah penelitian dan pengujian hipotesis penelitian digunakan teknik analsis jalur (path analysis), dengan alat bantu aplikasi SPSS versi 13.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 2) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, 3) struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, 4) pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan 5) profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk tidak meneliti pada sektor manufaktur saja, melainkan seperti perbangkan, pelayanan transportasi dan telekomunikasi yang memiliki karakteristik yang baik untuk dijadikan populasi, serta meneliti variabel keuangan yang lain yang mempengaruhi nilai perusahaan, dan untuk perusahaan disarankan memperhatikan penentuan struktur modal yang optimal, pertumbuhan perusahaan yang positif, dan profitabilitas untuk meningkatkan nilai perusahaan. Kata Kunci : Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Aset, Return on Equity, dan Price to Book Value.

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND COMPANY S GROWTH TOWARDS PROFITABILITY AND COMPANY S VALUE AT MANUFACTURE S COMPANY AT JAKARTA STOCK EXCHANGE

The value of a company is investor s perception towards the company s success level which is often related to the price of the stock. The high price of stock makes the value of the company high. The high value of the company will make the market believe in not only the present condition of the company but also the prospect of the company. Based on the previous studies, there are some factors influencing the value of the company, among them are: decision of funding, dividend policy, decision of stock, company s growth and size of the company. Some of the factors have relationship and influence towards the inconsistent value of the company. The present study is aimed at finding out the influence of capital structure and the company s growth towards the profitability and value of company at manufacture companies of Jakarta Stock Exchange. The population of the study was the manufacture industry registered at Indonesia Stock Exchange which was studied from 2006 up to 2009. The method used to determine samples was using purposive sampling method with some fixed criteria with the total number of 27 samples of manufacture companies. The data used was the secondary data which was obtained from Indonesian Capital Market Directory from 2006 up to 2009. To answer the problems of the study and to test the research hypothesis, path analysis was used together with the application of SPSS version 13.0 The result of the study shows that 1) capital structure has a positive and significant influence towards profitability, 2) company s growth has a positive and significant influence towards profitability, 3) capital structure has a positive and significant influence towards the company s value, 4) company s growth has a positive and significant influence towards the value of the company and 5) profitability has a positive and significant influence towards the value of the company. It is recommended that the future researchers study not only the manufacture sector, but rather as banking, transportation services and telecommunication which have good characteristics to be used as the research population but also other financial variables which influence the value of company and for company it is suggested that it pay attention on determining the optimum capital structure, positive company s growth and profitability to improve the value of the company. Keywords: Debt to Equity Ratio, Asset Growth, Return on Equity and Price to Book Value.

10

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN DEPAN SAMPUL PRASYARAT GELAR HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS UCAPAN TERIMAKASIH ABSTRAK ABSTRAC DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISTILAH.. DAFTAR LAMPIRAN BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian . ... . ... ... .. ... . ... ... ... . .. ... i iii . iv .. v . vi .. . vii . . ix .. x ... . xi .. . xiv .. . xv .. . xvi .. . xvii ... . 1 . 1 . 10 . . 10 ... . 11 . . 12 ... . . . . ... 12 .. . 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 2.1.2 Landasan Teori Nilai Perusahaan .. Struktur Modal

............... . 18 ............... . 23

2.1.2.1 Trade Off Theory .

11

2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 2.1.9

Pertumbuhan Perusahaan . Analisis Rasio Profitabilitas .. ..

. ....

... ...

. . 24 . 25 . . . 31 . 35 36 37

Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas...

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas....... Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan .

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan... 40 . 42

2.1.10 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan BAB III 3.1. 3.2 3.3 BAB IV 4.1 4.1.1 4.1.2. 4.2 4.2.1 4.2.2 4.3 4.3.1 4.3.2 4.3.3 4.4 4.4.1 4.4.2

KRANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN . . . 45 Kerangka Berpikir Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian .. Rancangan Penelitian Lingkup Penelitian Variabel Penelitian Identifikai Variabel Difinisi Operasioanal Variabel Prosedur Pengumpulan Data Jenis Data Populasi dan Sampel Cara Pengumpulan Sampel Metode Analisis Data Analisis Jalur (Path Analysis). Langkah-Langkah Analisis Jalur ... . ... .. . ... .. . . .. .. . . .. .. ... ... ... ... ... . . .. .. . . . . ....... . 45 ....... . 50 .. . 50 .. . 52 . . 52 .. . 52 .. . 52 .. . 52 .. . 52 . . 53 . 55 .. . 55 . 56 ....... . 57 .. . 57 . . 58 . . 59

12

BAB V 5.1 5.2 5.2.1 5.2.2 5.2.2 5.2.2 5.3 5.3.1 5.3.2 5.3.3 5.3.4 5.3.5 5.4 BAB VI 6.1 6.2

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Hasil Penelitian Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur Evaluasi Terhadap Validitas Model Hasil Analisis Regresi Pengujian Hipotesis Pembahasan Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas . . ..

. . 63 .. . 63 ... 66 . . 64 .. . 66 .. . 69 .. . 72 ... . 74 . 74

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kinerja Kuangan.. . 76 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan .. . 76

Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.. . 77 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Impilkasi Penelitian SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . . . 79 ... . 80 .. . 83 . 83 .. . 82 . 85 .. . 90

13

DAFTAR TABEL

No 1.1

Tabel Rata-Rata Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return on Equity, Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 .

Halaman

. . .

8 57 58

4.1 4.2 5.1

Proses Pengambilan Sampel Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009

Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Sampel Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009 .. Ringkasan Model Linier Ringkasan Koefisien Jalur Koefisien hubungan langsung, tidak langsung dan total antar variabel . .. . ... .

64 67 69

5.2 5.3 5.4

71

14

DAFTAR GAMBAR

No 3.1 4.1 Krangka Konseptual

Gambar

Halaman .. 50

Diagram Jalur Mengenai Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan . . .. 59 70

5.1

Hasil Koefisien Diagram Jalur

15

DAFTAR ISTILAH

DER : ROE PBV : :

Debt To Equity Ratio Return On Equity Price Book Value

16

DAFTAR LAMPIRAN

No 1

Lampiran Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009

Halaman

90

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 . 91

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 . 92

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 . 93

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 . 94

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 . 95

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 . 96

Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 . 97

17

Tingkat Pertumbuhan Debt to Equity Ratio (DER) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-20 .. 98

10

Tingkat Pertumbuhan Aset Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 . 99

11

Tingkat Pertumbuhan Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 .. 100

12

Tingkat Pertumbuhan Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-200.. .. .. . 101 102

13 14

Descriptives Statistics Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009

... .

103

15

Hasil Uji Regresi Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terdap Profitabilitas Tahun 2006-2009 .. .. 104

16

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-2009 . 105

17

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-2009 .. 106

18

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh ProfitabilitasTerhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-2009 . 107

19

Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009 ... . 108

20

Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan Tahun 2006-2009 . 109

18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Banyaknya perusahaan dalam industri, serta kondisi perekonomian saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang ketat antar perusahaan manufaktur. Persaingan dalam industri manufaktur membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan informasi tentang penilaian saham. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan investasi saham karena dapat membantu investor untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Salah satu

19

pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah price book value (PBV). PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan hubungan antara harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar dari suatu ekuitas perusahaan ditambah nilai pasar hutang. Dengan demikan, penambahan dari jumlah ekuitas perusahaan dengan hutang perusahaan dapat mencerminkan nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan, diantaranya: keputusan pendanaan, kebijakan deviden, keputusan investasi, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan. Beberapa faktor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai perusahaan yang tidak konsisten. Saat ini dunia usaha sangat tergantung pada masalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh banyaknya lembagalembaga keuangan yang mengalami kesulitan keuangan sebagai akibat adanya kemacetan kredit pada dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbangkan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui. Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka manajer keuangan perusahaan harus berhati-hati dalam menetapkan struktur modal yang diharapkan perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan lebih unggul dalam menghadapi persaingan bisnis. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah

mengoptimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan biaya modal perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaaan menggambarkan semakin sejahtera pemilik perusahaan. 20

Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio laverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan memiliki kuntungan dan kerugian. Keuntungan penggunaan hutang diperoleh dari pajak (bunga hutang adalah pengurangan pajak) dan disiplin manajer (kewajiban membayar hutang menyebabkan disiplin manajemen), sedangkan kerugian penggunaan hutang berhubungan dengan timbulnya biaya keagenan dan biaya kepailitan. Teori trade-off memprediksi hubungan positif antara struktur modal dengan nilai perusahaan dengan asumsi keuntungan pajak masih lebih besar dari biaya tekanan financial dan biaya keagenen. Teori trade-off juga memprediksi hubungan positif antara struktur modal dengan tingkat profitabilitas atau kinerja keuangan perusahaan. Pengurangan bunga hutang pada perhitungan penghasilan kena pajak akan memperkecil proporsi beban pajak, sehingga proporsi laba bersih 21

(net income) setelah pajak menjadi semakin besar, atau tingkat profitabilitas semakin tinggi. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan struktur modal diantara adalah Christianti (2006) menemukan bahwa adanya perbedaan kepentingan outsider dengan insider menyebabkan terjadinya agency cost dimana manajer cendrung menggunakan hutang yang tinggi bukan atas dasar maksimisasi nilai perusahaan tetapi utuk kepentingan opportunistic. Sugihen (2003) menemukan bukti bahwa struktur modal berpengaruh tidak langsung dan negatif terhadap nilai perusahaan. Para pelaku pasar yakin bahwa apabila pengaruh eksternal ini kembali normal, maka perusahaan kembali membaik dan nilai pasar ekuitas ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di era persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian penting karena dapat menurunkan sumber berita negatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan

membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan konsumen. 22

Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya. Growth dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana total aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang akan datang (Taswan, 2003). Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan (Putrakrisnanda, 2009). Ratusan perusahaan saat ini telah menerapkan perencanaan strategis secara menyeluruh dalam upaya mereka untuk meraih pendapatan laba yang lebih tinggi. Tujuan jangka panjang menunjukkan hasil yang diharapkan dengan menjalankan strategi tertentu. Strategi mempresentasikan tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan panjang. Tujuan harus kuntitatif, terukur, realistis, dapat dimengerti, menantang, hirarkis, dapat dicapai dan selaras dengan unit organisasi. Salah satu tujuan biasanya dinyatakan dalam bentuk pertumbuhan aset. Tujuan jangka panjang dibutuhkan pada tingkat korporasi, divisi, dan fungsional dalam organisasi. Tujuan tersebut merupakan ukuran penting dalam tujuan keuangan perusahaan mencangkup sesuatu yang diasosiasikan dengan pertumbuhan dalam pendapatan, pertumbuhan dalam laba, tingkat pengembalian investasi yang tinggi, dan perbaikan arus kas. 23

Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006), Variabel yang diteliti adalah pertumbuhan perusahaan, perubahan harga saham dan kebijaksanaan struktur modal, hasil analisis yang didapat adalah pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon secara positif oleh investor, sehingga meningkatkan harga saham dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijaksanaan struktur modal, yang memberi arti bahwa jika perusahaan melakukan pertumbuhan maka manajer menetapkan struktur modal yang lebih banyak menggunakan ekuitas daripada hutang. Penilaian kinerja keuangan perusahaan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen, merupakan persoalan yang kompleks karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efesiensi dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan. Perusahaan perlu melakukan analisis laporan terhadap laporan keuangan, karena laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Laporan keuangan sebagai sumber informasi, akan lebih bermanfaat jika dilihat secara konperhensif misalnya dengan membandingkan suatu periode dengan periode yang lain. Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitasnya. Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on 24

equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih. ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh Wirawati (2008) menunjukkan bahwa variabel return on equity (ROE), berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV. 25

Informasi penting dari sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009 yang terkait rata-rata DER, pertumbuhan aset dan ROE, ditunjukkan dalam Tabel 1.1. Tabel 1.1 Rata-Rata Debt to Equity Ratio, Pertumbuhan Perusahaan, dan Return on Equity, Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Sumber: Lampiran 9, 10, dan 11 Tabel 1.1 Menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan total hutang perusahaan manufaktur pada Tahun 2005-2008 terus mengalami peningkatan. Pada Tahun 2005 rasio perbandingan total hutang yang dimiliki dengan total ekuitas perusahaan sebesar 1.00 atau 100%, dan pada tahun berikutnya yaitu Tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing sebesar 1.06 atau 106%, 1.07 atau 107%, dan 1.27 atau 127%. Dilihat dari tinggginya rasio hutang pada Tabel 1.1 di atas diperkirakan keadaan kesehatan perusahaaan industri manufaktur di Indonesia, yang tercermin dari perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam ICMD (Inonesian capital market directory), secara rata-rata diperkirakan telah berada jauh dia atas target struktur modal optimalnya (30% - 40%). Salah satu DER (%) 100 106 107 127 13.06 22.96 24.66 10.93 1,420 1,840 1,835 3,306 Pertumbuhan Aset (%) ROE (%)

26

cara untuk memperbaiki kondisi ini dengan jalan merencanakan program rekstrukturisasi kearah struktur modal yang ideal. Rata-rata pertumbuhan total aset perusahaan manufaktur Tahun 2006-2008 mengalami peningkatan setiap tahun, Tahun 2006 sebesar 13.06 %, Tahun 2007 sebesar 22.96% dan Tahun 2008 sebesar 24.66%. Sedangkan pada Tahun 2009 tingkat pertumbuhan aset perusahaan manufaktur mengalami penurunan yaitu sebesar 10.93%, hal ini diakibatkan oleh krisis global yang dialami seluruh sektor industri di Indonesia (Setian & Salamuddin, 2008). Sedangkan peningkatan ROE yang ditunjukkan pada Tabel 1.1 Tahun 2006, 2007, dan 2008 masing-masing sebesar 14.20 atau 1,420%, 18.40 atau 1,840%, 18.35 atau 1,835%, dan Tahun 2009 tingkat pertumbuhan ROE pada sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di ICMD mengalami peningkatan yang sangat besar dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 33.06 atau 3,306% . Dengan adanya peningkatan ROE setiap tahun penelitian menunjukkan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menciptakan laba bersih. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya di atas maka dalam penelitian ini digunakan variabel penelitian seperti struktur modal, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, dan nilai perusahaan. Perbedaan mendasar dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan profitabilitas sebagai variabel intervening endogen. Digunakan variabel profitabilitas sebagai variabel

intervening endogen guna untuk mengetahui apakah profitabilitas dapat

27

memperkuat atau memperlemah pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini: 1) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 2) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas? 3) Apakah struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 4) Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? 5) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap profitabilitas. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. 4) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.

28

5) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai pengaruh struktur modal dan

pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan, serta sebagai referensi bagi penelitian-penelitian yang serupa di masa yang akan datang. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para manajer dalam upaya memaksimalkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan.

29

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual (Salvatore, 2005). Perusahaan ada karena akan menjadi sangat tidak efisien dan mahal bagi pengusaha untuk masuk dan membuat kontrak dengan pekerja dan para pemilik modal, tanah dan sumber daya lain untuk setiap tahap produksi dan distribusi yang terpisah. Sebaliknya, pengusaha biasanya masuk dalam kontrak yang besar dan berjangka panjang dengan tenaga kerja untuk mengerjakan berbagai tugas dengan upah tertentu dan berbagai tunjangan lain. Kontrak yang umum semacam itu jauh lebih murah ketimbang sejumlah kontrak spesifik dan sangat menguntungkan baik bagi pengusaha maupun pekerja dan pemilik sumber daya lain. Perusahaan ada karena untuk menghemat biaya transaksi semacam itu. Dengan menginternalisasi berbagai transaksi (yaitu dengan menjalankan berbagai fungsi dalam perusahaan), perusahaan juga menghemat pajak penjualan dan menghindari kontrol harga dan peraturan pemerintah yang berlaku hanya untuk transaksi antar perusahaan. Semula teori perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa maksud atau tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau jangka pendek.

30

Akan tetapi, berdasarkan pengamatan perusahaan sering kali mengorbankan laba jangka pendek untuk meningkatkan laba masa depan atau jangka panjang. Karena baik keuntungan jangka pendek maupun jangka panjang sangat penting, teori perusahaan (theory of the firm) sekarang mempostulatkan bahwa maksud atau tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Hal ini dicerminkan dari nilai sekarang atas semua keuntungan perusahaan yang diharapkan di masa depan. Nilai dari perusahaan bergantung tidak hanya pada kemampuan menghasilkan arus kas, tetapi juga bergantung pada karakteristik operasional dan keuangan dari perusahaan yang diambil alih. Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai berikut: 1) Nilai Buku Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity yaitu agio saham (paidup capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained earning). 2) Nilai Appraisal Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan 31

sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going concern dari suatu perusahaan. Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai perusahaan yang berdasarkan appraiser independent juga akan

menghasilkan pengurangan good-will dengan meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal. Good-will dihasilkan sewaktu nilai pembelian suatu perusahaan melebihi nilai buku dari aktivanya. 3) Nilai Pasar Saham Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi.

32

4) Nilai Chop-Shop Pendekatan Chop-Shop untuk valuasi pertama kali diperkenalkan oleh Dean Lebaron dan Lawrence Speidell of Batterymarch Financial Management. Secara khusus, ia menekankan untuk mengidentifikasi perusahaan multi industry yang dibawah nilai akan bernilai lebih apabila dipisahkan menjadi bagian-bagian. Pendekatan ini

mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan mereka. 5) Nilai Arus Kas Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat

mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham. Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore, 2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu

33

perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Menurut Husnan (2000) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang beredar. Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat

keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Menurut Brigham&Houston (2001) terdapat beberapa pendekatan analisis rasio dalam penilaian market value, terdiri dari pendekatan price earning ratio (PER), price book value ratio (PBVR), market book ratio (MBR), deviden yield ratio, dan deviden payout ratio (DPR). Dalam penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan PBV. Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau price book value (PBV), menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya

34

memberikan harapan kepada pemegang saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2001), secara sederhana menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Rasio ini dihitung dengan formula sebagai berikut (Robert, 1997): Ps BVS

PBV =

(2.1)

Ps merupakan harga pasar saham dan BVS merupakan nilai buku per lembar saham (book value per share). BVS digunakan untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut : 1) Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book value sebagai perbandingan 2) Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation 3) Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi menggunakan price book value ratio (PBV)

35

2.1.2 Srtuktur Modal Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller ( selanjutnya disebut MM) menerbitkan apa yang disebut sebagai salah satu artikel keuangan paling berpengaruh yang pernah ditulis. MM membuktikan, dengan sekumpulan asumsi yang sangat membatasi, bahwa nilai sebuah perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain, hasil yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara sebuah perusahaan akan mendanai operasinya tidak akan berarti apa-apa, sehingga struktur modal adalah suatu hal yang tidak relevan. Akan tetapi, studi MM didasarkan pada beberapa asumsi yang tidak realistik, termasuk hal-hal berikut: 1) tidak ada biaya pialang, 2) tidak ada pajak, 3) tidak ada biaya kebangkrutan, 4) investor dapat meminjam pada tingkat yang sama dengan perusahaan, 5) semua investor memiliki informasi yang sama dengan menajemen tentang peluangpeluang investasi perusahaan dimasa depan, 6) EBIT tidak terpengaruh oleh penggunaan hutang. Meskipun beberapa asumsi di atas jelas-jelas merupakan suatu hal yang tidak realistis, hasil ketidakrelevanan MM memiliki arti yang sangat penting. Dengan menunjukkan kondisi-kondisi di mana struktur modal tersebut tidak relevan, MM juga telah memberikan petunjuk mengenai hal-hal apa yang dibutuhkan agar membuat struktur modal menjadi relevan yang selanjutnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil karya MM menandai awal penelitian struktur modal modern, dengan penelitian selanjutnya berfokus pada

36

melonggarkan asumsi-asumsi MM guna mengembangkan sutau teori struktur modal yang lebih realistis. 1) Pengaruh Perpajakan MM menerbitkan makalah lanjutan pada tahun 1963 di mana di dalamnya mereka melonggarkan asumsi tidak adanya pajak perusahaan. Peraturan perpajakan memperbolehkan perusahaan untuk mengurangkan

pembayaran bunga sebagai suatu beban, akan tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat menjadi pengurangan pajak. Perbedaan perlakuan ini mendorong perusahaan menggunakan hutang dalam struktur modalnya. Tentu MM mendemontrasikan bahwa jika seluruh asumsi mereka lain yang tetap berlaku, perlakuan yang berbeda ini akan mengarah pada terjadinya suatu situasi dimana perusahaan didanai 100 persen oleh hutang. 2) Pengaruh Potensi Terjadinya Kebangkrutan. Hasil irelevansi MM juga tergantung pada asumsi bahwa perusahaan tidak akan bangkrut, sehingga tidak akan ada biaya kebangkrutan. Namun,

kebangkrutan pada praktiknya terjadi, dalam hal ini sangat mahal biayanya. Perusahaan yang bangkrut akan memiliki beban akuntansi dan hukum yang sangat tinggi, dan juga mengalami kesulitan untuk mempertahankan pelanggan, pemasok dan karyawannya. Masalahmasalah yang berhubungan dengan kebangkrutan kemungkinan besar akan timbul ketika sebuah perusahaan memasukkan lebih banyak hutang dalam

37

struktur modalnya. Karena itu, biaya kebangkrutan menahan perusahaan mendorong penggunaan hutangnya hingga ke tingkat yang berlebihan. 3) Teori Pertukaran. Fakta bahwa bunga adalah beban pengurangan pajak menjadikan hutang lebih murah daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara tidak langsung pemeritah akan membayarkan sebagian biaya dari modal hutang, atau dengan cara lain, hutang memberikan manfaat perlindungan pajak. Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin tinggi nilai dan harga sahamnya, menurut asumsi tulisan ModdiglianiMiller dengan pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Dalam dunia nyata, perusahaan jarang menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah. 4) Teori Persinyalan. MM berasumsi bahwa investor memiliki informasi yang sama tentang prospek sebuah perusahaan seperti para manajernya, hal ini disebut informasi simetris (symmetric information). Namun kenyataanya, para manajer seringkali memiliki informasi yang lebih daripada pihak luar. Hal ini disebut informasi asimetris (asymmetric information), dan memiliki pengaruh yang penting pada struktur modal yang optimal.

38

5) Menggunakan Pendanaan Hutang untuk Membatasi Manajer. Perusahaan dapat mengurangi arus kas yang berlebihan dengan beragam cara. Salah satunya adalah dengan menyalurkan kembali kepada pemegang saham melalui deviden yang lebih tinggi atau pembelian kembali saham. Alternatif yang lain adalah untuk mengubah struktur modal ke arah hutang dengan harapan adanya persyaratan penutupan hutang yang lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin. Jika hutang tidak tertutupi seperti yang diharuskan, perusahaan akan terpaksa dinyatakan bangkrut. Pembelian melalui hutang (laverage buyout-LBO) adalah satu cara untuk mengurangi kelebihan arus kas. Dalam suatu LBO hutang digunakan untuk mendanai pembelian saham sebuah perusahaan, dimana selanjutnya akan dimiliki secara pribadi. Struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, dan modal pemegang saham. Sedangkan struktur modal perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Jadi, struktur modal suatu perusahaan hanya merupakan sebagian dari struktur keuangannya. Sedangkan struktur modal adalah bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjang perusahaan yang ditunjukan oleh hutang, ekuitas saham preferen, dan saham biasa. Pada dasarnya, keputusan pendanaan (financing) perusahaan berkaitan dengan penentuan sumber-sumber dana yang digunakan untuk membiayai usulan39

usulan investasi yang telah diputuskan sebelumnya. Pemenuhan kebutuhan dana tersebut dapat disediakan atau diperoleh dari sumber internal maupun eksternal perusahaan. Apabila perusahaan memenuhi kebutuhan kebutuhan dananya dari sumber internal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan internal (internal financing) yaitu dalam bentuk laba ditahan Sebaliknya, jika perusahan memenuhi kebutuhan dananya dari sumber eksternal, maka perusahaan tersebut melakukan pendanaan eksternal (external financing). Pemenuhan kebutuhan dana secara eksternal dipisahkan menjadi 2 yaitu pembiayaan hutang (debt financing) dan pendanaan modal sendiri (equity financing). Pembiayaan hutang diperoleh melalui pinjaman, sedangkan pendanaan modal sendiri berasal dari emisi atau penerbitan saham. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Oleh karena itu, struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan hutang) terhadap total

shareholder s equity yang dimiliki perusahaan. Secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut (Robert, 1997): Total Hutang Total Ekuitas

DER=

(2.2)

Total debt merupakan total liabilities (baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang) sedangkan total shareholder s equity merupakan total modal sendiri (total modal saham yang disetor dan laba yang ditahan) yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total

40

pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka panjang) semakin besar dibandingkan dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). (Robert, 1997). 2.1.2.1 Trade Off Theory Selain teori yang telah dikemukakan oleh MM masih terdapat teori struktur modal yang lain yang membahas hubungan antara struktur modal dengan nilai perusahaan. Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax, dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu (Husnan, 2000).

Kesimpulannya adalah penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru menurunkan nilai perusahaan. Walaupun model trade-off theory tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting yaitu;

41

1) Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang. 2) Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah. 2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset diamana pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang dan pertumbuhan yang datang (Taswan, 2003). Growth adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004). Berdasarkan difinisi di atas dapat dijelaskan Growth merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu tahun). Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth perusahaan (Putrakrisnanda, 2009). Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung proporsi kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dari proporsi perubahan aset, untuk

42

membandingkan kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber

pembiayaannya. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaan karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara tetatur. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal rendah, oleh sebab itu, laverage memiliki hubungan negatif dengan tingkat pertumbuhan sehingga semakin tinggi pertumbuhan, maka semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas, dengan asumsi variabel yang lain konstan 2.1.4 Analisis Rasio Kinerja Keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu peralatan tertentu, berupa alat analisis. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Laporan

43

keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan. Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan sedangkan sudut pandang manajmen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi konsisi-kondisi di masa depan maupun yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang. 1) Rasio Likuiditas Aktiva likuid adalah akiva yang diperdagangkan dalam suatu pasar yang akan aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas dengan menggunakan harga pasar yang berlaku. Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, hutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar terdiri atas hutang usaha, wesel tagih jangka pendek, hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan beban-beban akrual lainnya (terutama gaji). Jika perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan akan membayar tagihan-tagihannya (hutang usaha) secara lebih lambat, meminjam dari bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat

44

secara lebih cepat dari aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini pertanda adanya masalah. Karena rasio lancar merupakan indikator tunggal terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva-aktiva yang dirahapkan dapat diubah menjadi kas dengan cukup tepat, rasio ini merupakan ukuran solvabilitas jangka pendek yang paling sering digunakan. 2) Rasio Manajemen Aktiva Rasio manajemen aktiva (asset management ratio), mengukur seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya. Rasio-rasio ini dirancang untuk menjawab pertanyaan sebagi berikut: apakah jumlah total dari tiap-tiap jenis aktiva seperti yang dilaporkan dalam neraca terlihat wajar, terlalu tinggi, atau terlalu rendah jika dibandingkan dengan tingkat penjualan yang diproyeksinya?. Rasio perputaran persedian dinyatakan sebagai penjualan dibagi persediaan. A. Mengevaluasi hutang (jumlah hari penjualan belum tertagih) Jumlah hari penjualan belum tertagih (days sale outstanding), digunakan untuk menilai hutang, dan dihitung dengan membagi hutang dengan jumlah hari penjualan rata-rata untuk menemukan berapa hari penjualan masih dicatat dalam hutang. Jadi DSO, mencerminkan ratarata rentang waktu perusahaan harus menunggu untuk menerima kas setelah melakukan penjualan.

45

B. Mengevaluasi aktiva tetap (rasio perputaran aktiva tetap) Rasio perputaran aktiva tetap mengukur seberapa efektifkah

perusahaan mempergunakan pabrik dan peralatannya. Ini merupakan rasio dai penjualan aktiva bersih. 3) Rasio Manejemen Hutang Seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan melalui hutang atau pengungkit keuangan (financial laverage). Memiliki tiga implikasi yang penting: 1) dengan memperoleh dana melalui hutang, para pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan, 2) kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai satuan batasan keamanan, sehingga mungkin tinggi proporsi dari jumlah modal yang diberikan oleh pemengang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor, 3) jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dari hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan, maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau diungkit. Perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio hutang relatif tinggi ketika perekonomian berada pada posisi normal, namun memiliki rasio kerugian ketika ekonomi mengalami resesi. Oleh sebab itu, keputusan akan penggunaan hutang mengharuskan perusahaan menyeimbangkan tingkat ekspektasi pengembalian yang lebih tinggi dengan risiko yang meningkat. Rasio total hutang terhadap total aktiva, 46 yang umumnya

disebut sebagai rasio hutang, akan mengukur persentase dari dana yang diberikan kreditor. Total hutang meliputi kewajiban lancar dan hutang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Pemegang saham, di lain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak laverage karena akan memperbesar ekspektasi kentungan. A. Kemampuan untuk membayar bunga (rasio kelipatan pembayaran bunga) Rasio kelipatan pembayaran bunga mengukur sejauh mana laba operasi dapat menurun sebelum perusahaan tidak mampu lagi membayar bunga tahunannya. Kegagalan dalam memenuhi kewajiban ini akan dapat mengakibatkan adanya tuntutan hukum oleh kreditor perusahaan yang kemungkinan akan menyebabkan kebangkrutan. B. Kemampuan untuk melayani hutang (rasio cakupan EBITDA) Rasio time interest earned akan berguna dalam menilai kemampuan sebuah perusahaan memenuhi beban bunga atas hutangnya, akan tetapi rasio ini memiliki dua kelemahan: 1) Bunga bukanlah satu-satunya beban keuangan yang bersifat tetap, perusahaan juga harus mengurangi hutangnya sesuai jadwal, dan banyak perusahaan menyewa aktivanya dan akibatnya harus melakukan pembayaran sewa. Jika gagal membayar kembali hutang atau melunasi pembayaran sewanya, perusahaan terpaksa harus menyatakan bangkrut. 2) EBIT tidaklah

47

mencerminkan seluruh arus kas yang tersedia untuk melayani hutang, terutama perusahaan yang memiliki beban depresiasi dan amortisasi yang tinggi. Untuk memasukkan kelemahan-kelemahan ini, para banker dan pihak lainnya telah mengembangkan rasio kecukupan EBITDA. 4) Rasio Profitabilitas Menurut Brigham & Houston (2006), profitabilitas dapat diukur dengan beberapa rasio keuangan (rasio profitabilitas) yaitu: A. Margin laba atas penjualan (profit margin on seles), yang dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan, akan menunjukkan laba per nilai penjualan: B. Kemampuan dasar untuk menghasilkan laba (basic earning powerBEP), dihitung dengan membagi keuntungan sebelum beban bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva. C. Tingkat pengembalian total aktiva, rasio antara laba bersih terhadap total aktiva mengukur tingkat pengembalian total aktiva (return on assets-ROA) setelah beban bunga dan pajak. D. Tingkat pengembalian ekuitas saham biasa, rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa, dimana mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham biasa.

48

5) Rasio Nilai Pasar Rasio nilai pasar akan menghubungkan nilai saham perusahaan pada laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio-rasio ini dapat memberikan indikasi kepada menjemen mengenai yang dipikirkan oleh para investor tentang kinerja masa lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. Jika rasio-rasio likuditas, manajemen aktiva, manjemen hutang, dan profitabilitas semuanya terlihat baik, maka rasio-rasio nilai pasarnya juga akan tinggi, dan harga saham kemungkinan juga akan tinggi sesuai harapan. A. Rasio harga/laba rasio harga/laba (price/earing) menunjukkan

seberapa banyak uang yang rela dikeluarkan oleh investor untuk membawa setiap dollar laba yang dilaporkan. B. Rasio harga/arus kas. Di beberapa industri, harga saham akan lebih terikat pada arus kas daripada laba bersih. C. Rasio nilai pasar/nilai buku. Rasio atas harga pasar saham terhadap nilai bukunya juga akan memberikan indikasi yang lain tentang bagaimana investor memandang perusahaan. perusahaan dengan tingkat pengembalian ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual dengan perkaliannya rendah. 2.1.5 Profitabilitas Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas perusahaan dapat berbagai macam

49

seperti : laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian invetasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Robert (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio ini dapat dibagi atas enam jenis yaitu : 1) Gross Profit Margin (GPM) Gross Profit Margin (GPM) berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya. GPM dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut (Robet, 1997). GPM= Gross Profit Net Sales .. (2.3)

Gross profit adalah net sales dikurangi dengan harga pokok penjualan, sedangkan net sales adalah total penjualan bersih selama satu tahun. Nilai GPM berada diantara 0 dan 1. Nilai GPM semakin mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan untuk penjualan dan semakin besar juga tingkat pengembalian keuntungan. 2) Net Profit Margin (NPM) NPM berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya (Robert, 1997) NPM= Net Income After Tax Net Sales (2.4)

Nilai NPM ini juga berada diantara 0 dan satu. Nilai NPM semakin besar mendekati satu, maka berarti semakin efisien biaya yang dikeluarkan dan juga berarti semakin besar tingkat kembalian keuntungan bersih.

50

3) Operating Return On Assets (OPROA) OPROA digunakan untuk mengukur tingkat kembalian dari keuntungan operasional perusahaan terhadap seluruh asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasional tersebut. OPROA=

Operating Income Average Total Asset

(2.5)

Operating income merupakan kentungan operasional atau disebut juga laba usaha. Average total assets merupakan rata-rata dari total asset awal tahun dan akhir tahun. Jika total asset awal tahun tidak tersedia, maka total asset akhir tahun dapat digunakan. 4) Return On Assets (ROA) ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio profitabilitas yang ada. ROA kadang-kadang disebut juga Return on Investment (ROI) (Robert, 1997). ROA =

Net Income After Tax Average Total Assets

(2.6)

5) Return on equity (ROE) Return on equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. Return on equity atau return on net worth mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan (Sartono, 2001). ROE secara eksplisit

51

memperhitungkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan return bagi pemegang saham biasa setelah memperhitungkan bunga (biaya hutang) dan biaya saham preferen. Seperti diketahui, pemegang saham mempunyai klaim sisa atas keuntungan yang diperoleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga hutang kemudian saham preferen baru kemudian ke pemegang saham biasa (Helfert, 1996). Return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Dengan kata lain, ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya

pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Oleh karena itu dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah return on equity yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Sartono, 2001): ROE= Laba Setelah Pajak Modal Sendiri . (2.7)

52

6) Earning Power Earning Power adalah hasil kali net profit margin dengan perputaran aktiva. Earning Power merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Rasio ini menunjukkan pula tingkat efisiensi investasi yang nampak pada tingkat perputaran aktiva. Apabila perputaran aktiva meningkat dan net profit margin tetap maka earning power juga meningkat. Dua perusahaan mungkin akan mempunyai earing power yang sama meskipun perputaran aktiva dan net profir margin keduanya berbeda. 2.1.6 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui hutang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer (Brigham & Houston, 2004). Pembelanjaan yang dilakukan oleh manajemen keuangan akan membentuk struktur keuangan yang dapat

menunjukkan komposisi perbandingan sumber dana perusahaan dalam membiayai operasioal perusahaan. Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi profitabilitas. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang 53

diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Denise dan Robert (2009), menemukan bahwa strategi investasi yang berdasarkan kepemilikan modal dari dalam perusahaan (modal sendiri) memiliki hubungan positif terhadap profitabilitas perusahaan, artinya jika perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar dari dana yang dipinjam daripada yang harus dibayar sebagai bunga, maka hasil pengembalian berupa profit untuk para pemilik akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Kusumasari et al (2009) menemukan bahwa pengaruh struktur modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Safieddine dan Titman (1997) menemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang meningkat seiring dengan peningkatan laverage. 2.1.7 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Salah satu cara pengukuran kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam rekapitalisasi

hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri. Growth mempengaruhi profitabilitas, melalui aset yang dimiliki sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan efesiensi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada profitabilitas. Total aset dipilih sebagi ukuran growth dengan

mempertimbangkan nilai aset relatif stabil dibandingkan nilai market capitalized

54

dan penjualan (Shudarmadji, 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006) membuktikan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan dan Kusumasari et al. (2009) membuktikan bahwa

pertumbuhan aset berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. 2.1.8 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada tahun 1958 Modigliani dan Miller (MM) menunjukkan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, bukti tersebut dengan berdasarkan serangkaian asumsi antara lain, tidak ada biaya broker (pialang), tidak ada pajak, tidak ada kebangkrutan, para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan, semua investor mempunyai informasi yang sama, EBIT tidak dipengaruhi oleh biaya hutang. Hasil tersebut menunjukkan kondisi-kondisi dimana struktur modal tidak relevan, MM juga memberikan petunjuk agar srtuktur modal menjadi relevan sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Pada tahun 1963 MM menerbitkan makalah lanjutan yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan memperbolehkan pengurangan bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangi. Hasil penelitain mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modal. Kesimpulan ini diubah oleh Miller ketika memasuki efek dari pajak perseroan. Miller berpendapat bahwa investor bersedia menerima pengembalian atas saham sebelum pajak yang relatif rendah

55

dibandingkan dengan pengembalian atas obligasi sebelum pajak (Brigham dan Houston, 2001). Hasil-hasil MM yang tidak relavan juga tergantung pada asumsi tidak adanya biaya kebangkrutan. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akutansi yang tinggi, dan mereka juga sulit untuk menahan pelanggan, pemasok dan karyawan. Bahkan kebangkrutan sering memaksa suatu perusahaan melikuidasi atau menjual hartanya dengan harga dibawah harga seandainya perusahaan beroprasi. Biaya yang terkait dengan kebangkrutan, yaitu: 1) profitabilitas terjadinya, 2) biaya-biaya yang timbul bila kesulitan keuangan akan muncul. Perusahaan yang labanya lebih labil, bila semua hal lain sama, mengadapi biaya kebangkrutan yang lebih besar sehingga harus lebih sedikit hutang daripada perusahaan yang stabil (Brigham dan Houston, 2001). Teori trade-off dari laverage adalah teori yang menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditemukan dengan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan hutang (perlakukan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston, 2001). Biaya dari hutang dihasilkan dari 1) peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang yang tergantung pada risiko bisnis dan risiko keuangan, 2) biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan, 3) biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi yang lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor (Sriwardany, 2006).

56

Jika pendekatan Modigliani dan Miller dalam kodisi ada pajak penghasilan perusahaan, maka nilai perusahaan akan meningkat terus karena penggunaan hutang yang semakin besar. Tetapi perlu diingat bahwa bila sekarang dari financial distress dan nilai sekarang adalah agrncy cost dapat mengakibatkan menurunnya nilai perusahaan yang memiliki laverage (Sartono, 2001). Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di bawah titik optimal maka setiap penambahan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya, setiap jika posisi struktur modal berada di atas titik optimal maka setiap penambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, dengan asumsi titik target struktur modal optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade-off theory memprediksi adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan. Solihah dan Taswan (2002) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Driffield et al (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan untuk struktur kepemilikan terhadap leverage (DAR) dan nilai perusahaan (Tobin Q) di Indonesia, Korea, Malaysia, dan tidak signifikan di Thailand. Penelitian yang dilakukan Syarif (2007) menemukan bahwa peningkatan hutang mampu meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan penelitian dengan hasil yang berbeda dilakukan oleh Arijit (2008) menunjukkan bahwa penggunaan laverage ternyata berdampak negatif terhadap kesempatan peningkatan nilai perusahaan di masa yang akan datang.

57

Ekayana (2007) dan Sujoko dan Soebiantoro (2007) yang menemukan bahwa kebijakan hutang yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) dan ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value (PBV). Sedangkan Chen (2002) menemukan bahwa struktur modal berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, Chen juga membuktikan bahwa nilai perusahaan akan meningkat jika perusahaan memilih tidak ada hutang pada struktur modal pada perusahaan Belanda. 2.1.9 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungaanya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaanya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).

58

Kallapur dan Trombley (1999) Realisasi pertumbuhan perusahaan diukur dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas. Aktiva perusahaan menunjukkan keputusan pengunaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu. Aktiva didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis pada perusahaan dimasa yang akan datang. Sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau mengurangi kemampuan kas keluar (cash outflow) bisa disebut sebagai aktiva. Sumber daya tersebut akan diakui sebagai aktiva perusahaan memperoleh hak penggunaan aktiva tersebut sebagai hasil transaksi atau pertukaran pada masa lalu dan manfaat ekonomis masa mendatang bisa diukur, dikuanlifikasikan dengan tingkat ketepatan yang memadai. Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha (Helfert, 1997). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Stulz (1990) menemukan bukti bahwa perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara 59

negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan. Penelitian yang dilakukan oleh Sriwardany (2006) membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap harga perubahan saham, hal ini berarti bahwa informasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan akan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Sedangkan hasil berbeda ditemukan oleh Safrida (2008) membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. 2.1.10 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Dari sudut pandang investor, meramalkan masa depan adalah hakikat dari analisis laporan keuangan sedangkan sudut padang manajemen, analisis laporan keuangan akan bermanfaat baik untuk membantu mengantisipasi konsisi-kondisi di masa depan maupun, yang lebih penting lagi, sebagai titik awal untuk melakukan perencanaan langkah-langkah akan meningkatkan kinerja perusahaan di masa mendatang Jika manajemen ingin memaksimalkan nilai sebuah perusahaan, maka harus mengambil keuntungan dari kekuatan-kekuatan Analisis laporan perusahaan keuangan dan akan

memperbaiki melibatkan

kelemahan-kelmahannya.

membandingkan kinerja perusahaan dengan kinerja perusahaan-

perusahaan lain dalam industri yang sama dan mengevaluasi tren posisi keuangan dari waktu ke waktu. Studi-studi ini akan membantu manajemen

60

mengidentifikasikan berbagai kekurangan yang mereka miliki dan kemudian mengambil tindakan untuk meningkatkan kinerjanya (Brigham&Houston, 2004) Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Robert (1997) mengungkapkan bahwa rasio profitabilitas atau rasio rantabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder), karena rasio ini menunjukkan tingkat kembalian yang dihasilkan oleh manajemen dari modal yang disediakan oleh pemilik perusahaan. Dengan kata lain, ROE menunjukkan keuntungan yang akan dinikmati oleh pemilik saham. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dari perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2006) menemukan bahwa kinerja keuangan yang diukur dengan return on asset berpengaruh positif secara statistis terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang lain yang mendukung adalah Sari (2005) membuktikan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan adalah kepemilikan manajerial, rasio

61

laverage, interaksi laverage dengan investasi dan interaksi profitabilitas dengan investasi. Sedangkan penelitian yang dilakukan Caringsih (2008) membuktikan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan sedangkan ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

62

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Pemilik sebuah perusahaan mungkin dapat mempergunakan hutang yang berjumlah relatif besar untuk mambatasi manajernya. Rasio hutang yang tinggi akan meningkatkan ancaman kebangkrutan untuk menjadi lebih berhati-hati dan tidak menghambur-hamburkan uang para pemegang saham. Kebanyakan pengambilalihan perusahaan dan pembelian melalui hutang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dengan mengurangi arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer (Brigham & Houston, 2004). Pembelanjaan yang dilakukan oleh manajemen keuangan akan membentuk struktur keuangan yang dapat

menunjukkan kompensasi perbandingan sumber dana perusahaan dalam membiayayai operasioal perusahaan. Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas yang diukur dengan return on equity (ROE).

63

Teori struktur modal bertujuan memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. Suatu struktur modal dikatakan optimal apabila dengan tingkat risiko tertentu dapat memberikan nilai perusahaan yang maksimal. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham di pasar modal, harga saham yang diperjualbelikan di bursa merupakan indikator nilai perusahaan (Husnan,1998). Keputusan struktur modal dalam perusahaan merupakan hal yang penting. Pentingnya struktur modal ini karena adanya pilihan kebutuhan antara memaksimalkan return (meminimalkan biaya modal) dengan kemampuan perusahaan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif. Pada umumnya, suatu perusahaan dapat memilih alternatif struktur modal.

Persoalannya adalah apakah perusahaan menggunakan hutang yang besar atau hanya menggunakan hutang yang sangat kecil. Nilai perusahaan adalah sama dengan nilai pasar saham ditambah pasar hutang. Apabila besarnya nilai saham akan meningkatkan nilai perusahaan. Apabila hutang berubah, maka srtuktur modal akan berubah pula. Perubahan dalam struktur modal akan menguntungkan bagi pemegang saham, jika nilai perusahaan meningkat. Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut. Esensi 64

trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Berbagai penelitian juga telah dilakukan untuk mengetahui hubungan antara struktur modal dengan PBV yaitu penelitian yang dilakukan oleh Masdar Mas ud (2008) dan Taswan (2003) dalam hasil penelitiannya mengemukakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value. Profitabilitas adalah kemampuan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Pertumbuhan

mempengaruhi profitabilitas, melalui aset yang dimiliki sehingga berpengaruh terhadap produktivitas dan efesiensi perusahaan yang pada akhirnya berpengaruh pada profitabilitas. Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha (Helfert, 1997). Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari

65

investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Sriwadany (2006) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh langsung dan positif terhadap harga saham perusahaan, yang artinya bahwa infomasi tentang adanya pertumbuhan perusahaan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga saham. Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus banyak mengandalkan modal eksternal. Biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya penerbitan surat hutang yang mendorong perusahaan untuk lebih banyak menghandalkan hutang. Shin dan Stulz (2000) dalam penelitian menunjukkan hasil hubungan negatif antara perubahan total equity risk terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada perusahaan kecil akan mengurangi dampak yang merugikan dan peningkatan risiko terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara total equity risk terhadap nilai perusahaan, yang berarti bahwa dengan adanya kesempatan pertumbuhan pada perusahaan besar makan perusahaan tersebut dengan mudah akses ke pasar modal dan skala ekonomi dari risiko manajemen. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu peralatan tertentu, berupa alat analisis. Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Laporan keuangan akan melaporkan posisi perusahaan pada suatu titik tertentu maupun operasinya selama suatu periode di masa lalu. Akan tetapi, nilai sebenarnya dari laporan keuangan terletak pada kenyataan bahwa laporan tersebut dapat digunakan untuk membantu meramalkan keuntungan dan deviden di masa depan. 66

Return on equity (ROE) digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. Return on equity (ROE) atau yang sering disebut juga return on common equity sering diterjemahkan sebagai rentabilitas saham sendiri (rentabilitas modal saham). Investor yang akan membeli saham akan tertarik dengan return on equity atau bagian dari total profitabilitas yang bisa dialokasikan ke pemegang saham. Oleh karena itu semakin tinggi ROE maka akan semakin tinggi juga price book value sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Return on equity merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Adanya pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal (Irawan, 1996). Penelitian yang dilakukan oleh Wirawati (2008) menunjukkan bahwa variabel return on equity (ROE), berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV.

67

3.2 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Struktur Modal (X1)

H1
Profitabilitas (X3)

H3 H5 H4
Nilai Perusahaan (Y)

H2
Pertumbuhan Perusahaan (X2)

Gambar 3.1 Kerangkan Konseptual

3.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian emperik yang telah dilakukan sebelumnya, maka hipotesis untuk penelitian ini sebagai berikut: 1) Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

profitabilitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 2) Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

68

3) Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 4) Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia? 5) Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

69

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan dalam penelitian ini merupakan hubungan kausal yaitu sebab akibat, diamana ada variabel eksogen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel endogen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi 4.1.2 Lingkup Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan pengambilan data melalui ICMD (Indonesian capital market directory) Tahun 2006-2009, dan situs internet : (www.idx.co.id). 4.2 Variabel Penelitian 4.2.1 Identifikasi Variabel Identifikasi variabel perlu dilakukan untuk memberikan gambaran dan acuan dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

70

1) Variabel eksogen Variabel-variabel eksogen dalam model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalahan pengukuran, (Sarwono & Suhayati, 2010). Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel eksogen adalah: Struktur Modal (X1) dan Pertumbuhan Perusahaan (X2) . 2) Variabel endogen Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang mancangkup di dalamnya adalah mencangkup variabel perantara dan tergantung/terikat. Variabel perantara endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur, yang dijadikan variabel perantara adalah profitabilitas (X3). Sedangkan variabel tergantung/terikat mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya, yang dijadikan variabel tergantung/terikat adalah nilai perusahaan (Y). 2010). 4.2.2 Difinisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini, operasional variabel didifinisikan sebagi berikut: 1) Nilai Perusahaan (Y) Nilai perusahaan diukur dengan price book value (PBV) adalah rasio antara harga perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham pada (Sarwono & Suhayati,

71

perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Rasio ini digunakan untuk menilai suatu ekuitas berdasarkan nilai bukunya. Satuan pengukuran PBV adalah dalam persentase.

PBV =

Harga per lembar saham Nilai buku per lembar saham

X 100%

..

(3.1)

2) Struktur Modal (X1) Struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER) adalah perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Satuan pengukuran DER adalah dalam persentase.
Total Debt DER = Total Equity X 100%

(3.2)

3) Pertumbuhan Perusahaan (X2) Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva. Pertumbuhan aktiva adalah selisih total aktiva yang dimiliki perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Satuan pengukuran perubahan total aktiva dalam persentase.
Total aktivat - Total aktiva t-1 X 100% Total aktiva t-1

Perubahan total aktiva =

(3.3)

72

4) Profitabilitas (X3) Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap penyertaan modal sendiri pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. ROE menunjukkan seberapa banyak perusahaan yang telah memperoleh dana atas dana yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Satuan pengukuran ROE adalah dalam persentase:

ROE =

Laba setelah pajak (EAT) X 100% Modal sendiri

(3.4)

4.3 Prosedur Pengumpulan Data 4.3.1 Jenis Data Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa debt to equity ratio (DER), pertumbuhan aset, return on equity (ROE), dan price book value (PBV), dimana data-data tersebut bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang listing di BEI periode tahun 2006-2009 yang termuat dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008 dan 2010.

73

4.3.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah kumpulan semua anggota dari obyek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bura Efek Indonesia sesuai publikasi Indonesian capital market directory (ICMD). Pemilihan sampel perusahaan manufaktur karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan terbanyak di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi sebanyak 151 perusahaan manufaktur. Sedangkan sampel adalah sekumpulan sebagian anggota dari obyek yang diteliti. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling jenis judgement sampling yaitu sampel dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah penelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pengklasifikasian ICMD (Indonesian capital market directory) tahun 2006-2009. 2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap dari tahun 2006-2009 berturut-turut. 3) Perusahaan manufaktur yang memiliki nilai perubahan aktiva yang positif pada periode penelitian tahun 2005-2009. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut maka jumlah sampel dari penelitian ini dapat dijelaskan pada tabel dibawah ini:

74

Tabel 4.1 Proses Pengambilan Sampel No 1 Karakteristik Sampel Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan pengklasifikasian ICMD (Indonesian capital market directory) Tahun 2006-2009 2 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan 37 Ket 151

keuangan secara lengkap dari Tahun 2006-2009. 3 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki nilai perubahan aktiva yang positif Tahun 2006-2009. Jumlah Sampel Penelitian (Perusahaan Manufaktur) Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2006-2009 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel dari penelitian ini adalah sebanyak 27 perusahaan. Adapun nama-nama perusahaan yang menjadi sampel dari penelitian ini sebanyak 27 perusahaan ditunjukkan dalam Tabel 4.2. 4.3.3 Cara Pengumpulan Sampel Cara pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang dipublikasikan oleh BEI melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2008 dan 2010 untuk periode Tahun 2006-2009. 4.4 Metode Analisis Data Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian terlihat bahwa hubungan antara variabel yang menjadi fokus penelitian ini secara keseluruhan 75 27 87

menunjukkan hubungan kausal kompleks dan berjenjang. Hubungan ini melibatkan variabel endogen yaitu profitabilitas dan nilai perusahaan; variabel eksogen yaitu struktur modal dan pertumbuhan perusahaan. Permasalahan yang memiliki karakteristik hubungan berjenjang dan jenis variabel semacam tersebut, maka teknik analisis yang dapat dipergunakan adalah menggunakan persamaan silmutanus dengan teknik estimasi path analysis (Hair et al., 2006). Program aplikasi SPSS versi 13.0 digunakan untuk membantu dalam menganalisis data yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.2 Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Emiten PT Aqua Goldel Misisipi PT Delta Djakarta PT Fast Food Indonesia PT Indofood Sukses Makmur PT Mayora Indah PT Multi Bintang Indonesia PT SMART PT Tiga Pilar Sejahtera Food PT Hanjaya Mandala Sampoerna PT AKR Corporindo PT Dyanaplast PT Semen Gersik PT Arwana Citramulia No 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Emiten PT Multipolar PT Hexindo Adiperkasa PT Multistrada Arah Sarana PT Selamat Sempurna PT United Tractors PT Darya-Varina Laboratoria PT Kimia Farma PT Merck PT Pyridam Farma PT Tempo Scan Pacific PT Mandom Indonesia PT Mustika Ratu PT Unilever Indonesia

PT Voksel Electric Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2006-2009

76

4.4.1 Analisis Jalur (Path Analysis) Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola hubungan sebab akibat atau a set of hypothesized asymmetric relation among the variables , (Ridwan & Kuncoro, 2008). 4.4.2 Langkah-Langkah Analisis Jalur Langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model berdasarkan konsep dan teori. Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sehingga membentuk sistem persamaan. Sistem persamaan ini ada yang menamakan sistem persamaan simultan atau juga ada yang menyebut model struktural. Mengingat model tersebut dikembangkan untuk menjawab

permasalahan penelitian serta berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model hipotetik. Berdasarkan Gambar 4.1 dibuat sistem persamaan struktural sebagai berikut: Sub Struktur 1: X3 = Sub Struktur 2: Y =
1 X1 + 2 X2 +

..

(3.5) (3.6)

3 X1 +

4 X2 +

5 X3 +

77

Keterangan: X1 adalah struktur modal X2 adalah pertumbuhan perusahaan X3 adalah profitabilitas Y adalah nilai perusahaan
1 adalah

koefisien jalur X1 dengan X3 koefisien jalur X2 dengan X3 koefisien jalur X1 dengan Y koefisien jalur X2 dengan Y koefisien jalur X3 dengan Y

2 adalah

3 adalah

4 adalah

5 adalah

X1
3 1

1
2

X3
5
4

X2 2

Gambar 4.1 Diagram Jalur Mengenai Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan.

78

Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi yang melandasi, yaitu sebagai berikut: 1) Di dalam model analisis jalur, hubungan antaravariabel adalah linier dan aditif. Uji lineritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimony yaitu bilamana menggunakan curve fit dan menerapkan parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan berarti dapat dikatakan model berbentuk linier. 2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur. 3) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel). 4) Model yang dianalisis dispensifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep relevan. Langkah ketiga di dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas suatu kesalahan model. Terdapat indikator validitas model di dalam analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total: Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan: R2 = 1 m . (3.6)

Dalam hal ini, interprestasi terhadap R2 sama dengan interprestasi koefisien m determinasi (R2) pada analisis regresi.

79

Pei = yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung dengan rumus: Pei = 1 R . (3.7)

Langkah keempat dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau koefisien path. Perhitungan koefisien pada gambar diagram jalur. Di dalam analsis jalur disamping ada pengaruh langsung juga terdapat pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah dengan melakukan interperstasi hasil analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif 80

difokuskan kepada nilai maximum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Statistik deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1. Nilai perusahaan yang diukur dengan price book value merupakan rasio harga per lembar saham dengan nilai buku perlembar saham. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009 sebesar 1.1976% dan standar deviasi sebesar 0.97865% dimana nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Kondisi ini menunjukkan tidak adanya fluktuasi nilai perusahaan yang besar pada perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat dilihat nilai terendah 0.12% dan nilai tertinggi 5.35%. Hal ini menunjukkan sebagian besar perusahaan manufaktur memiliki nilai perusahaan yang positif yang diukur dengan price book value. Struktur modal yang diukur dengan debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara total utang terhadap modal sendiri. Tabel 5.1 dapat dilihat rata-rata struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008 sebesar 19.1669% dan standar deviasi 16.74405%, dimana standar deviasinya lebih kecil dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi struktur modal yang kecil pada perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat diketahui nilai struktur modal terendah sebesar 0.00% dan nilai tertinggi 82.21%. Hal ini menunjukkan sebagian besar perusahaan manufaktur menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya. Tabel 5.1

81

Statistik Deskriptif Variabel Nilai Perusahaan, Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan, dan Profitabilitas Sampel Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009. Std. N Struktur Modal Pertumbuhan Perusahaan Profitabilitas Nilai Perusahaan Valid N (listwise) 108 Minimum .00 Maximum 82.21 Mean 19.1669 Deviation 16.74405

108

.00

.82

.1796

.16119

108

.01

35.45

4.0028

5.12940

108

.12

5.35

1.1976

.97865

108

Sumber: Lampiran 13

Pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan pertumbuhan aset adalah selisih total aktiva yang dimiliki perusahaan periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata pertumbuhan perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2009 sebesar 0.1796% dan standar deviasi sebesar 0.16119%, dimana satandar deviasinya lebih kecil dari rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi nilai pertumbuahan perusahaan yang kecil pada perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat

82

diketahui nilai perusahaan terendah sebesar 0.00% dan nilai tertinggi sebesar 0.82%. Hal ini menunjukkan sebagian besar perusahaan manufaktur mengalami pertumbuhan perusahaan yang positif yang diukur dengan pertumbuhan aset. Profitabilitas diukur dengan return on equity (ROE) merupakan hasil pembagian antara laba bersih dengan modal sendiri. Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa rata-rata profitabilitas perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 20006-2009 sebesar 4.0028% dan standar deviasi sebesar 5.12940% dimana nilai standar deviasinya lebih besar dari nilai rata-ratanya. Hal ini menunjukkan fluktuasi frofitabilitas yang besar pada perusahaan manufaktur yang menjadi sampel. Dalam Tabel 5.1 juga dapat diketahui nilai profitabilitas terendah sebesar 0.01% dan tertinggi sebesar 35.45, kondisi tersebut menunjukkan sebagian besar perusahaan menufaktur memiliki nilai profitabilitas yang posotof yang diukur dengan return on equity.

5.2 Hasil Penelitian Guna memperjelas dan mempermudah dalam memahami hasil penelitian ini, langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model berdasarkan konsep dan teori. Model tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan. Selanjutnya mengevaluasi terhadap pemenuhan asumsi analisis jalur: 5) Di dalam model analisis jalur, hubungan antaravariabel adalah linier dan aditif. Uji lineritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip

83

parsimony yaitu bilamana menggunakan curve fit dan menerapkan parsimony, yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan berarti dapat dikatakan model berbentuk linier. 6) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal ke satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal resiprokal tidak dapat dilakukan analisis jalur. 7) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel). 8) Model yang dianalisis dispensifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep relevan. 5.2.1 Evaluasi Terhadap Pemenuhan Asumsi Analisis Jalur Pemeriksaan terhadap pemenuhan asumsi yang melandasi analisis jalur perlu dilakukan agar hasilnya memuaskan. Asumsi yang melandasi analisis jalur adalah: 1) Di dalam model analisis jalur hubungan antara variabel adalah linier dan aditif. Uji lineritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimonyyaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan, berarti dapat ditetapkan seluruh model berbentuk linier. Berdasarkan olahan data seperti ditampilkan pada Tabel 5.2 dapat diketahui bahwa semua hubungan ataravariabel penelitian menunjukkan hubungan linier. Oleh karena itu, model analisi yang dibuat layak untuk diterapkan.

84

2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, seperti yang disajikan pada Gambar 4.1 bahwa model yang dibuat hanya sistem aliran kausal ke satu arah, tidak bolak-balik sehingga analisis jalur layak diterapkan. Tabel 5.2 Ringkasan Model Linier Hubungan R2 F hitung X1 X2 X1 X2 X3 X3 X3 Y Y Y 0.322 0.065 0.219 0.107 0.369 50.288 7.409 29.790 12.678 61.958 1 1 1 1 1 106 106 106 106 106 0.000 signifikan 0.008 signifikan 0.000 signifikan 0.001 signifikan 0.000 signifikan df1 df2 P.Value Keterangan

Sumber: Lampiran 14, 15, 16, 17 dan 18 Keterangan: X1 adalah struktur modal X2 adalah pertumbuhan perusahaan X3 adalah profitabilitas Y adalah nilai perusahaan 3) Ukuran variabel endogen dan eksogen yang dianalisis berskala rasio. Oleh karena itu, analisis jalur layak digunakan dalam penelitian ini. 4) Model yang dianalisis diidentifikasi dengan benar berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan (Bab II dan III). 5.2.2 Evaluasi Terhadap Validitas Model

85

Dalam menguji validitas model di dalam analisis jalur digunakan koefisien determinasi total, diukur dengan: Pe1 = 1 = 1 = 0.631 Pe2 = 1 = 1 = 0.571 R2 = 1 - ( m . ) R2 0.429 R2 0.369

= 1- (0.631 2 . 0.571 2) = 0.875 Koefisien determinasi total persamaan struktural dari model penelitian sesuai dengan perhitungan diperoleh nilai R2 m = 0.875. Koefisien determinasi total sebesar 0.875 mempunyai arti bahwa sebesar 87.5 persen informasi yang terkandung dapat dijelaskan oleh model yang dibentuk, sedangkan sisanya, yaitu 12.5 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang dibentuk. Pei merupakan standard error of estimate dari model regresi, Pe1 sebesar 0.631 dan Pe2 sebesar 0.571 5.2.3 Hasil Analisis Regresi

86

Berdasarkan hasil olahan data regresi dapat diringkas koefisien jalur yang ditampilkan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Ringkasan Koefisien Jalur Regresi Koef. Reg Standar Standar X1 X2 X1 X2 X3 X3 X3 Y Y Y 0.552 0.217 0.205 0.200 0.440 d Erorr 0.731 2.474 0.005 0.468 0.018 7.101 2.790 2.264 2.597 4.718 0.000 0.006 0.026 0.011 0.000 Signifkan Signifikan Signifkan Signifikan Signifikan t hitung P. Value Keterangan

Sumber: Lampiran 19 dan 20 Data Diolah Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa struktur modal (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (X3). Sedangkan pertumbuhan perusahaan (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (X3). Variabel struktur modal (X1), pertumbuhan perusahaan (X2), dan profitabilitas (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (Y). Berdasarkan ringkasan koefisien jalur pada Tabel 5.2 dapat dibuat diagram jalur seperti pada Gambar 5.1 berikut:

87

Struktur Modal (X1)

0.552 0.631 0.217


Pertumbuahan Perusahaan (X2) Profitabilitas (X3)

0.205 0.440 0.200


Nilai Perusahaan (Y)

0.571

Gambar 5.1. Hasil Koefisien Diagram Jalur. Persamaan struktural untuk model tersebut adalah: Sub Struktur 1: X3 = 0.552 X1 + 0.217 X2 + (5.1)
.. (5.2)

Sub Struktur 2: Y = 0.205 X1 + 0.200 X2 + 0.440 X3 +

Pada Gambar 5.1 merupakan koefisien hubungan langsung antar variabel. Pengaruh struktur modal (X1) terhadap profitabilitas (X3) positif dan signifikan sebesar 0.552, sedangkan pengaruh pertumbuhan perusahaan (X2) terhadap profitabilitas (X3) positif dan signifikan sebesar 0.217. Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dihitung hubungan tidak langsung dan total seperti Tabel 5.4. Tabel 5.4 Koefisien hubungan langsung, tidak langsung dan total antar variabel. Variabe l PL X1 PTL PT PL X2 PTL PT PL X3 PTL PT

88

X2 X3 Y

0.552 0.205

0.242

0.552 0.447

0.217 0.200

0.095

0.217 0.295

0.440

0.440

Sumber: Lampiran 14 dan 15 Data Diolah Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa pengaruh langsung (PL) variabel struktrur modal (X1) terhadap profitabilitas (X3) adalah 0.552. Tidak ada pengaruh tidak langsung (PTL) di antara variabel tersebut, sehingga pengaruh totalnya (PT) tetap sebesar 0.552. Sedangkan pengaruh langsung (PL) pertumbuhan perusahaan (X2) terhadap profitabilitas (X3) sebesar 0.217 dan pengaruh totalnya (PT) 0.217. Pengaruh langsung (PL) struktur modal (X1) terhadap variabel nilai perusahaan (Y) adalah 0.205. Pengaruh tidak langsung (PTL) struktur modal (X1) terhadap nilai perusahaan (Y) melalui profitabilitas (X3) diperoleh dari (b1 x b5) yaitu (0.552 x 0.440) = 0.242. Sehingga pengaruh total (PT) struktur modal (X1) terhadap nilai perusahaan (Y) adalah (0.205 + 0.242) = 0.447. Pengaruh langsung (PL) pertumbuhan perusahaan (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) adalah 0.200, pengaruh tidak langsung (PTL) pertumbuhan perusahaan (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) melalui profitabilitas (X3) diperoleh dari (b2 x b5) yaitu (0.217 x 0.440) = 0.095. Sehingga pengaruh total (PT) pertumbuhan perusahaan (X2 terhadap nilai perusahaan (Y) adalah (0.200 + 0.095) = 0.295.

89

Pengaruh langsung (PL) profitabilitas (X3) terhadap nilai perusahaan (Y) adalah 0.440. Tidak adanya pengaruh tidak langsung (PTL) di antara variabel tersebut, sehingga pengaruh totalnya (PT) tetap sebesar 0.440. 5.2.4 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. 1) Uji Hipotesis Pertama H1: Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari struktur modal terhadap profitabilitas adalah sebesar 0.552 dengan taraf signifikansi 0.000<0.050. Hasil penelitian ini menolak hipotesis pertama atau struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. 2) Uji Hipotesis Kedua H2: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas adalah sebesar 0.217 dengan taraf signifikansi 0.006<0.050. Hasil penelitian ini menerima hipotesis kedua atau pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan

90

signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. 3) Uji Hipotesis Ketiga H3: Struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari struktur modal terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0.205 dengan taraf signifikansi 0.026<0.050. Hasil penelitian ini menerima hipotesis ketiga atau struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. 4) Uji Hipotesis Keempat H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0.200 dengan taraf signifikansi 0.011<0.050. Hasil penelitian ini menerima hipotesis keempat atau pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. 5) Uji Hipotesis Kelima H5: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

91

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa koefisien regresi dari profitabilitas terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0.440 dengan taraf signifikansi 0.000<0.050. Hasil penelitian ini menerima hipotesis kelima atau profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

5.3 Pembahasan 5.3.1 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas. Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Bagi setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal penting sebab hal tersebut akan mempengaruhi struktur keuangan perusahaan, yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Sumber dana perusahaan dicerminkan oleh modal asing dan modal sendiri yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah, sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas. Struktur modal merupakan kombinasi utang dan ekuitas dalam struktur keuangan jangka panjang perusahaan. Kombinasi yang tepat antara utang dan ekuitas diharapkan dapat meningkatkan profitabilitas. Struktur modal dalam

92

penelitian ini diukur dengan debt to equity ratio, dimana DER merupakan perbandingan total utang jangka panjang dengan total modal. Hasil penelitian ini berarti bahwa peningkatan dan penurunan pengambilan utang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan berpengaruh searah terhadap nilai laba bersih. Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya. Hasil temuan ini didukung oleh Soliha & Taswan (2002), semakin tinggi proporsi utang maka akan semakin tinggi nilai perusahaan yang dilihat dari laba yang diperolehnya, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan kerena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil dari biaya yang ditimbulkan. Hasil temuan ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Myers (1984) yang menemukan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi cendrung diakibatkan karena mengambil utang lebih sediki, dan Kusumasari et al (2009) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja keuangan.

93

5.3.2 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Pertumbuhan aset pada penelitian ini diukur dengan menggunakan proporsi peningkatan dan penurunan total aset perusahaan. Hasil pengujian yang memiliki arah positif berarti bahwa peningkatan pertumbuhan perusahaan yang diukur melalui pertumbuhan aset akan meningkatkan profitabilitas secara signifikan. Penelitian ini didukung dengan penelitian Haruman (2007) yang menunjukkan investasi yang tingggi merupakan sinyal pertumbuhan di masa yang akan datang. Sinyal tersebut dianggap investor sebagai good news yang nantinya akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja keuangan perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan. 5.3.3 Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis ketiga diperoleh bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Berdasarkan teori trade-off, apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah

94

proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio laverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja perusahaan. Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm). Hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, temuan ini didukung oleh tradeoff theory yang menyatakan bahwa (dengan asumsi titik target struktur modal yang belum optimal) peningkatan rasio utang pada stuktur modal akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil temuan ini juga konsisten dengan Hasnawati (2005), yang menyatakan secara parsial keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hasil temuan ini berbeda dengan Sriwardany (2006), yang menyatakan bahwa struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap harga perubahan saham, yang memberi arti bahwa kebijakan struktur modal perusahaan yang lebih banyak menggunakan utang maka akan terjadi penurunan harga saham. 5.3.4 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis keempat diperoleh bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009.

95

Pertumbuhan adalah dampak atas arus dana perusahaan dari perubahan operasional yang disebabkan oleh pertumbuhan atau penurunan volume usaha. Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan investor pun akan mengharapkan tingkat pengembalian (rate of return) dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik. Hasil temuan ini membuktikan bahwa pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan. Hasil temuan ini didukung oleh Stulz (1990) menemukan bukti bahwa perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka rasio utang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan. Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang tinggi, maka rasio utang berhubungan secara negatif dengan nilai perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh utang terhadap nilai perusahaan sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan. Sriwardany (2006) yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan mempunyai positif terhadap perubahan harga saham pada perusahaan. Hasil temuan berbeda oleh Safrida (2008) yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.

96

5.3.5 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian hipotesis kelima diperoleh bahwa profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur di BEI Tahun 2006-2009. Profitabilitas yang diukur dengan return on equity atau sering disebut juga return on common equity sering diterjemahkan sebagai rentabilitas saham sendiri (rentabilitas modal saham). Investor akan membeli saham saham dan akan tertarik dengan return on equity atau bagian dari total profitabilitas ke pemegang saham. Oleh karena itu semakin tinggi ROE maka semakin tinggi juga price book value sebagai ukuran dari nilai perusahaan. Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas pemegang saham. ROE merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari ekuitas. Semakin besar hasil ROE maka kinerja perusahaan semakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkan bahwa kinerja manajemen meningkat dalam mengelola sumber dana pembiayaan operasional secara efektif untuk menghasilkan laba bersih (profitabilitas meningkat). Jadi dapat dikatakan bahwa selain memperhatikan efektivitas manjemen dalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan, investor juga memperhatikan kinerja manajemen yang mampu mengelola sumber dana pembiayaan secara efektif untuk menciptakan laba bersih.

97

Hasil temuan ini menyatakan bahwa return on equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang sekaligus mendukung hasil temuan dari Hidayanti (2010) yang membuktikan return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value perusahaan manufaktur.

5.4 Implikasi Penelitian Terdapat dua implikasi dalam penelitian ini yaitu: 1) Implikasi teoritis Hasil penelitian ini mendukung trade-off theory. Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Hasil penelitian ini telah mendukung beberapa penelitian terdahulu antara lain penelitian penelitian dari Ekayana (2007) yang menyatakan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price book value. Selanjutnya hasil penelitian ini juga seiring dengan hasil penelitian dari Wirawati (2008) yang mengemukakan bahwa ROE berhubungan positif dan signifikan terhadap PBV. Keselarasan temuan penelitian ini dengan pendahulunya, maka model faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price book value masih cukup konsisten untuk dapat direplikasi untuk obyek

98

penelitian yang sama pada periode yang berbeda atau obyek yang berbeda pada periode yang sama. 2) Implikasi praktis Hasil penelitian yang menemukan bahwa struktur modal berpangaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil ini menunjukkan bahwa peningkatan utang jangka panjang berarti akan menaikkan laba bersih perusahaan, kecendrungan peningkatan nilai utang jangka panjang pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia guna meningkatkan pengembangan bisnis dan dapat meningkatkan laba. Hasil penelitian yang menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, fluktuasi nilai aset berupa peningkatan atau peurunan nilai current asset dan non current asset, akan berpengaruh terhadap rasio tingkat pengembalian aset. Hasil ini juga diartikan bahwa pihak manajemen

mengutamakan strategi pertumbuhan khususnya pertumbuhan aset dalam meningkatkan profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan price book value, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan struktur modalnya sebagian besar dibiayai dengan hutang. Adanya hutang, perusahaan akan mendapatkan penghematan atas pajak, akan tetapi penggunaan hutang yang

99

terlalu besar juga akan menyebabkan perusahaan akan semakin terbeban dalam pembayaran beban bunga sehingga akan menimbulkan risiko kebangkrutan yang semakin tinggi. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih

diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan

memberikan arti bahwa setiap adanya peningkatan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan suatu sinyal yang positif bagi investor, pertumbuhan aset yang positif juga memberikan arti bahwa manajemen telah mampu mengelola perusahaan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sehingga perusahaan perlu memperhatikan dan terus meningkatkan ROE dengan cara meningkatkan labanya. Return on equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting bagi pemilik perusahaan (the common stockholder). Pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikkan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal

100

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Struktur modal mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas. 2) Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. 3) Struktur modal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 4) Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. 5) Profitabilitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

101

6.2 Saran Saran-saran yang dapat disampaikan sebagai berikut: 1) Bagi Perusahaan Disarankan kepada perusahaan, penentuan struktur modal dengan menggunakan hutang pada tingkat tertentu (sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan) sebagai sumber pendanaanya dapat meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan. Sedangkan dari pertumbuhan perusahaan yang positif menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam peningkatan aset memiliki potensi yang tinggi untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang. 2) Bagi Peneliti Berikutnya Kepada peneliti, khususnya yang berminat meneliti pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan, disarankan agar melakukan penelitian lanjutan dengan memperluas sampel perusahaan yang mencangkup semua jenis perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini hanya menggunakan variabel struktur modal, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas untuk mengetahui pengaruhnya terhadap nilai perusahaan. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel keuangan lainnya yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap nilai perusaha

102

DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Baddarruzaman. 2004. Analisi Hubungan Struktur Modal Dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja Perbangkan (Studi Kasus Saham Lima Bank Terbesar Berdasarkan Aset dan Modal di BEJ. Thesis. Baneda, Nancy L. 2003. Estimating Free Cash Flow and Valuing A Growth Company, Journal of Asset Management. (online), (www.google.com). Bhaduri, Saumitra.2002. Determinants of Corporate Borrowing : Some Evidence from the Indian Corporate Structure. Journal of Economics and Finance. Summer, Vol. 2, No. 2, pp.200-215. Brigham, E.F., dan J. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Penerjemah Hermawan Wibowo. Edisi Kedelapan. Edisi Indonesia. Buku II. Jakarta: Erlangga Brigham, E.F., dan J. Houston. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Penerjemah Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Edisi Indonesia. Buku II. Jakarta: Salemba Empat. Carningsih, 2008. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Hubungan Antara Kinerja Keuangan Dengan Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma. (online), (www.google.com). Chandra, T. 2007. Signifikansi Corporate Strategy Perusahaan-Perusahaan Go Public d Bursa Efek Jakarta. Thesis. (online), (www.google.com). Christiawan dan Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang Kinerja dan Nilai Perusahaan. Thesis. (online), (www.google.com). Christianti, A. 2006. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta : Hipotesis Static Trade-off atau Pecking Order Theory. Seminar Nasional Akuntansi. Chen, K., 2002, The Influence of Capital Structure on Company Value With Different Growth Opportunities, Paper for EFMA Annual Meeting, University of Lausanne. (online), (www.google.com). Chen, Anlin dan Kao, Lanfeng. 2005. The Conflict Between Agency Theory and Corporate Control on Managerial Ownership: The Evidance from Taiwan IPO Perfomace. International Journal Of Business, 10 (1). Danise, Dickins and Robert, Houmes. 2009. Revisiting The Relationship Between Insider Ownership And Perfomance, Journal of Business and Economic Studies. Vol. 15, No. 2. East Carolina Universitas-Jaksonville University.

103

Driffeild, N., V. Mahambare, and S.Pal. 2007. How Does Ownership Structure Affect Capital Structure and Firm Value? Recent Evidence From East Asia . (online), (www.google.com). Ekayana, Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2001-2005), ASET Vol.9 Nomer 2,Agustus 2007. Euis dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Haruman, Tendi. 2007. Pengaruh Keputusan Keuangan dan Kepemilikan Instutisional Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEJ). The First PPM National Conference on Management Reseach. Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Universitas Widyatama Bandung. Hasnawati, Sri. 2005. Implikasi Keputusan Investasi, Pendanaan, dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta. Usahawan: No.09/Th XXXIX, September 2005. Hair J.F., R.E. Anderson R.L. Tatham, dan W.C Black, 1995. Multivariat Data Analysis. Fourt Edition, New Jersey: Prentice Hall. Helferd, E.A. 1997. Teknik Analsis Keuangan. Penerjemah Hermawan Wibowo. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga. Husnan, 1998, Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (keputusan jangka panjang), Buku 1, Edisi 4, BPFE. Husnan, S., 2000. Manajemen Keuangan-Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjeng, BPFE Yogyakarta, pp.7. Husnan, S., dan E. Pudjiastuti. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: UUP AMP YKPN. ICMD.2010. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2010. ICMD.2008. Indonesian Capital Market Directory.Jakarta, Indonesia.2008. Jiraporn dan Liu. 2007. Capital Structure, Staggered Boards, and Firm Value. Avalaible from: http://papers.ssrn.com. Kallapur, Sanjay, dan Mark A. Trombley, 1999, The Association Between Investment Opportunity Set Proxies and Realized Growth, Journal of Business & Accounting 26, April/May, 505519.

104

Keown. 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Edisi 9, Indeks. Jakarta. Kusumasari, Artini, dan Nitiyasa. 2010. Pengaruh Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset, Dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan di PT Telekomunikasi Selular. Jurnal. (online). www.google.com Masdar Mas ud. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal dan Hubungannya Terhadap Nilai Perusahaan, Manajemen Dan Bisnis Volume 7 Nomor 1 Maret 2008. Myers, S.C., 1984. The Capital Structure Puzzle, Journal of Finance. Vol. 39, hal: 572-592. Putrakrisnanda. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Mnufaktur di Indonesia.(online), (www..scribd.com). Ozkan, Aydin. 2001. Determinants of Capital Structure and Adjusment to Long Run Target : Evidence from UK Company Panel Data. Journal of Business Finance & Accounting 28 (1) & (2), January/ March. Ridwan dan Kuncoro, E.A. 2008. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur. Alfabeta, Bandung. Robert Ang. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia, Jakarta. Saurabh dan Arijit. 2008. Do Leverage, Deviden Policy and Perfomance Influence The Future Value of Firm? Evidence From India. Available at: hhtp://ssrn.com/abstract=1158251. Sarwono J dan Suhayati E. 2010. Rizet Akuntasi Menggunakan SPSS, Graha Ilmu, Bandung. Saidi, 2004, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur Go Public di BEJ Tahun 1997-2002, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vo.XI (1). Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global. Salemba Empat: Jakarta. Safieddine, A., dan Titman. 1997. Debt and Corporate Perfomance Evidence from Unsuccessful Takeover, National Bureau of Economic Research Working Paper 6068, hal 1-34. Safrida, Eli. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta. Thesis. (online), (www.google.com).

105

Sartono, R.A. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Sari, 2005. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Investasi Sebagai Variabel Moderating. Thesis. (online), (www.google.com). Setian B dan Kuncoro D. 2008 Carut-Marut Krisis Global 2008. Institute For Global Justice (IGJ). (Online), (http://teguhtimur.com/2008/11/03/krisisglobal-2008). Stulz, R.M. 1990. Managerial Discreation and Optimal Financing Policies. Journal Of Financial Economic. Vol.26, Hal: 3-27. Or (online), (www.google.com). Shin, H.H., dan R.M Stulz. 2002. Firm Value, Risk, and Growth Opportunities. Bangking and Monetory Economics at The Ohio State University, and Reseach, hal 1-35. Or (online), (www.google.com). Syarif F. 2007. Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Deviden dan Earning Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi 47. (online), (www.google.com). Suguhen. 2003. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Produktivitas Aktiva dan Kinerja Keuangan Serta Nilai Perusahaan Industri Manufaktur di Indonesia.Disertasi. (online), (www.google.com). Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Soliha Dan Taswan, 2002, Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya, (online), (www.google.com). Sudarmadji, Murdoko, dan Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan terhadap Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Procedding PESAT, vol. 2, 21-22 Agustus 2007. Auditorium Kampus Gunadarma. Sujoko dan Subiantoro. 2007. Pengaruh Kepemilikan Saham, Laverage, Faktor Intern dan Faktor Ektern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Emperik Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Nol 9, No.1, hal 41-48. Sriwardany. 2006. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijaksanaan Struktur Modal dan Dampaknya Terhadap Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur. Thesis. (online), (www.google.com). Soliha, E., dan Taswan. 2002. Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan Serta Beberapa Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. September 2002. (online), (www.google.com).

106

Taswan. 2003. Analisis Pengaruh Insider Ownership, Kebijakan Hutang Dan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jurnal Bisnis Dan Ekonomi, Vol.10 No.2. Wirawati. 2008. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Price BooK Value Dalam Penilaian Saham DI Bursa Efek Jakarta Dalam Kondisi Krisis Moneter, Buletin Studi Ekonomi Volume 13 No.1. Yuhasril. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Farmasi Yang Telah Go Publik Di Bursa Efek Jakarta. Thesis. (online), (www.google.com).

107

Lampiran 1 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Emiten Akasha Wira Internasional Aqua Goldel Misisipi Cahaya Kalbar Davomas Abadi Delta Djakarta Fast Food Indonesia Indofood Sukses Makmur Mayora Indah Multi Bintang Indonesia Nippon Indosari Corperindo Pioneerindo Goument Internasional Parisidha Aneka Niaga Sekar Laut Sinatar TOP SMART Tiga Pilar Sejahtera Food Tunas Baru Lampung Ultra Jaya Milk Bentoel Internasional Investama Gudang Garam 33.05 2.31 4.45 0.45 1.38 2.76 1.83 0.54 0.65 0.69 832.64 1.87 0.79 0.36 1.06 2.82 1.37 0.53 0.97 0.65 0.78 0.83 1.24 0.32 0.66 2.33 0.61 1.52 0.77 0.44 1.77 0.32 0.68 2.10 0.58 2.08 2005 2006 2007 1.44 0.74 1.80 2.27 0.29 0.67 2.61 0.73 2.14 0.92 64.47 2.14 0.90 0.44 1.29 1.26 1.62 0.64 1.50 0.68 2008 2.22 2.87 1.58 4.37 0.34 0.63 3.08 1.32 1.73 1.36 15.28 1.63 1.00 0.72 1.17 1.60 2.15 0.53 1.58 0.55 -0.01 0.01 0.71 -0.02 0.16 0.02 0.41 0.00 0.27 -0.02 -0.02 0.01 0.13 0.11 0.52 0.42 0.20 0.09 0.64 0.10 0.09 -0.14 0.55 0.06 0.28 0.10 0.06 0.06 0.12 0.43 0.43 0.04 0.30 0.82 0.22 0.02 2006 Pertumbuhan Aset 20007 2008 0.03 0.13 -0.01 -0.06 0.18 0.25 0.33 0.54 0.51 0.82 0.10 -0.02 0.10 0.21 0.24 0.28 0.14 0.26 0.15 0.01 2009 -0.04 0.14 -0.06 -0.23 0.09 0.33 0.02 0.11 0.06 0.12 0.11 0.23 -0.02 -0.12 0.02 0.33 -0.01 0.01 -0.03 0.13

2,1

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah

108

Lampiran 2 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Emiten Hanjaya Mandala Sampoerna Argo Pantes Century Textile Industry Eratex Djaja Panasia Filament Panasia Indosyntec Roda Vitatex Sunson Textile Manufacturer Tifico Fiber Indonesia Unitex APAC Citra Centertex Ever Shine Tex Hanson Internasional Indo Acidatama Indorama Synthetics Karwell Indonesia Pan Brothers Primarindo Asia Infrastructure Ricky Putra Globalindo Sepatu Bata 0.63 0.73 0.76 0.43 0.72 0.60 1.00 0.47 15.29 0.75 1.36 1.47 1.38 9.89 2.56 8.50 0.85 1.96 1.06 1.51 12.00 3.73 12.98 0.99 4.88 0.79 1.62 15.14 4.85 216.26 0.40 -1.01 1.04 1.50 -2.68 8.69 -0.07 -0.10 -0.11 -0.02 -0.03 -0.35 0.42 0.20 0.24 -0.11 1.23 21.36 9.06 1.47 0.24 2.75 5.62 1.99 17.33 2.73 0.69 0.57 2.92 27.44 2005 1.55 2006 1.21 2007 0.94 5.20 3.75 13.93 3.97 0.88 0.56 2.98 10.63 1.29 0.35 2.19 -4.59 2008 1.00 14.33 4.51 -2.26 2006 0.06 0.00 0.16 0.03 -0.04 0.07 0.46 -0.02 -0.05 -0.05 -0.09 -0.09 0.09 0.02 -0.01 -0.06 0.05 0.02 -0.22 0.01 0.10 -0.06 0.50 -0.07 0.11 0.22 Pertumbuhan Aset 20007 0.24 -0.05 2008 0.03 -0.08 0.22 -0.42 -0.04 0.01 0.00 0.00 -0.13 0.02 -0.07 -0.02 -1.00 0.18 0.14 -0.50 0.14 0.11 0.12 0.21 2009 0.10 -0.15 -0.31 -0.42 -0.20 -0.13 0.12 -0.03 -0.20 -0.06 -0.17 -0.02 -0.60 0.05 -0.23 -0.33 -0.14 -0.12 -0.07 0.04

20

-1

-1

-1

-4

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah Lampiran 3 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No 41 Emiten Surya Intrindo Makmur 2005 1.34 2006 2.29 2007 1.97 2008 2006 0.12 Pertumbuhan Aset 20007 -0.19 2008 -0.31 2009 -0.26

200

-24

109

42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Barito Pacific Sumalindo Lestari Jaya Tirta Mahakam Resources Fajar Surya Wisesa Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Kertas Basuki Rachmat Indonesia Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Suparma Surabaya Agung Industry Pulps &Kertas Toba Pulps Lestari AKR Corporindo Asia Pacific Fiber Budi Acid Jaya Colorpark Indonesia Eterindo Wahanatama Lautan Luas Sorini Agro Asia Corporindo Tri Polyta Indonesia Unggul Indah Cahaya

1.17 4.69 3.20 1.69 1.57 2.38 2.26 2.12 1.55 0.86

0.64 2.61 1.88 1.91 1.84 2.97 2.08 1.98 1.33 1.09

0.57 2.20 1.79 1.91 1.82 2.77 2.81 1.22

1.22 5.53 3.33 1.84 1.78 1.23 2.65 1.36

-0.24 0.22 -0.33 0.19 -0.08 -0.08 0.05 0.04

8.72 0.25 -0.03 0.10 0.09 0.07 0.09 0.21 -0.01 0.47

0.02 0.14 0.03 -0.01 0.26 -0.01 0.21 0.04 -0.05 0.21 0.39 -0.10

-0.05 -0.07 0.11 -0.01 -0.16 -0.02 -0.11 -0.09 -0.04 -0.18 0.24 -0.07 -0.06 -0.15 0.28 -0.10 -0.24 0.16 -0.28

-0

-12

-11

1.33 1.57

1.38 1.81 0.20

12

3.76 0.84 0.34 2.10 0.67 0.54

2.90 1.05 0.43 2.43 0.72 0.96 0.58

1.31 1.29 0.19 2.42 0.83 0.66 1.13

1.70 1.86 0.68 3.11 0.95 0.68 1.29

-0.05 0.24 0.10 0.14 0.08 0.02

0.60 0.26 -0.15 0.17 0.31 0.23 -0.05

0.14 0.54 -0.05 0.61 0.32 -0.09 0.18

11

16

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 4 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No 61 62 63 64 65 66 67 68 Emiten Duta Pertiwi Nusantara Ekadharma Internasioanal Intanwijaya Internasional Resource Alam Indonesia Aneka Kemasindo Utama Argha Karya Prima Industry Asahimas Flat Glass Asiaplast Industries 2005 0.20 0.35 0.12 0.72 0.18 1.41 0.30 1.17 2006 0.29 0.29 0.13 0.84 0.48 1.36 0.42 0.98 2007 0.38 0.39 0.15 1.09 0.56 1.32 0.37 1.27 2008 0.34 1.03 0.10 0.82 0.62 1.17 0.35 1.20 2006 0.02 0.00 -0.04 -0.14 0.24 0.00 0.04 -0.09 Pertumbuhan Aset 20007 0.07 0.14 0.04 -0.12 0.05 0.06 0.08 0.10 2008 -0.09 0.66 -0.02 0.30 -0.20 0.06 0.11 -0.06 2009 0.00 0.17 -0.10 0.17 -0.24 -0.03 -0.01 0.10

2006

-2.4

9.9

-4.0

-25.0

0.3

2.4

1.5

0.0

110

69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80

Berlina Dyanaplast Kageo Igar Jaya Langgeng Makmur Industri Layabd Internasional Sekawan Intri Pratama Siwani Makmur Titan Kimia Nusantara Trias Sentosa Yanaprima Hastapersada Holcim Indonesia Indocement Tunggal Perkasa

1.70 1.57 0.42 0.35 1.24 0.53 3.52 1.20 6.98 2.98 0.87

1.66 1.71 0.44 0.35 1.10 0.57 6.62 1.07 2.00 2.37 0.59

1.34 1.63 0.53 0.36 1.38 2.06 0.92 36.75 1.18 0.93 2.19 0.45

1.29 1.79 0.38 0.43 1.54 0.75 1.19 1.48 1.08 0.52 1.93 0.33

0.03 0.05 0.06 0.01 0.05 0.05 -0.01 -0.04 -0.03 -0.04 -0.09

-0.06 0.00 0.14 0.05 0.15 0.10 -0.26 0.06 -0.09 0.02 0.04

0.12 0.10 -0.07 0.05 22.56 0.48 -0.12 13.52 0.01 0.44 0.14 0.12

0.17 0.05 0.04 -0.04 0.00 0.04 -0.19 -0.11 -0.11 0.06 -0.12 0.18

-3.7

1.7

5.6

0.8

4.3

2.5

-77.2

2.6

15.6

8.3

9.8

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 5 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 Semen Gersik Alumindo Light Metal Industry Bentojaya Manunggal Citra Tubindo Gunawan Diajaya Steel Indah Aluminium Industry Intamaraya Jakarta Kyoei Steel Worsk Jaya Pari Steel Lion Metal Works Lionmesh Prima Pelangi Indah Canindo Pelat Timah Nusantara 0.25 0.23 0.99 3.50 0.86 3.70 0.06 0.22 0.27 1.16 2.28 1.41 0.48 0.26 0.64 2.90 2.05 0.03 0.08 10.57 6.39 1.44 Emiten 2005 0.62 1.10 0.12 0.70 2006 0.35 1.74 0.31 1.13 2007 0.27 2.07 0.35 0.87 -86.71 5.39 2.01 2008 0.30 2.76 0.28 1.06 11.08 7.12 2.84 -0.09 -0.08 0.17 -0.13 -0.04 0.10 0.42 0.15 0.44 0.67 2006 0.03 0.55 0.21 0.49 Pertumbuhan Aset 20007 0.14 0.10 0.38 0.01 2008 0.25 0.19 0.52 0.30 1.47 0.29 -0.06 0.04 0.49 0.17 -0.01 0.30 0.62 2009 0.22 -0.10 -0.01 -0.11 -0.54 -0.42 -0.39 -0.10 -0.10 0.05 0.18 -0.08 -0.23

20

111

94 95 96 97 98 99 100

Tembaga Mulia Semanan Tira Austenite Kedaung Indah Can Kedawung Setia Industrial Arwana Citramulia Intikeramik Alamasri Industri Keramik Indonesia Asosiasi

8.19 1.37 1.09 3.58 1.10 5.78

7.28 2.33 1.39 1.82 1.50 2.27

10.16 2.14 0.28 1.44 1.68 1.27

14.61 1.94 0.31 1.13 1.58 1.28 5.80

0.14 0.36 -0.13 0.14 0.31 -0.03

0.24 -0.03 -0.43 0.23 0.32 0.13 0.01

-0.01 -0.04 0.07 -0.10 0.17 0.02 0.04

-0.15 -0.12 -0.02 0.13 0.12 -0.03 0.59

-2

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah. Lampiran 6 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120 Emiten Mitra Investindo Mulya Industrindo Surya Toto Internasional Jembo Cable Company Kabelindo Murni KMI Wire and Cable Sumi Indo Kabel Supreme Cable Manufacturing & Commerce Voksel Electric Astra Graphia Metrodata Electronics Multipolar Myoh Technology Sat Nusapersada Astra Internasional Astra Otopart Gajah Tunggal Goodyear Indonesia Hexindo Adiperkasa Indo Kordsa 2.54 1.81 0.71 2.68 0.66 2.10 0.87 0.62 1.51 0.78 0.82 1.46 2.39 0.58 1.15 0.82 0.98 1.73 3.63 1.23 2.44 1.41 0.57 2.41 0.62 2.19 0.61 2.93 4.11 0.83 2.24 4.70 0.80 1.88 4.39 0.98 1.74 0.34 2.67 1.61 0.99 2.88 3.65 2.85 0.52 1.17 0.48 2.54 0.94 2.68 0.52 1.84 6.72 1.06 1.92 0.25 2.15 2.70 1.53 2.74 5.35 4.13 0.87 1.21 0.45 4.28 2.45 1.36 0.48 0.08 0.05 0.00 0.03 0.01 0.13 0.11 0.08 0.03 0.14 0.13 0.11 0.36 0.00 0.92 0.71 0.07 0.57 0.31 0.00 0.29 0.10 0.14 0.16 0.27 0.15 0.02 2005 2006 2007 5.33 2008 5.50 0.08 0.07 0.12 0.07 0.01 0.01 0.30 0.56 2006 Pertumbuhan Aset 20007 2008 0.03 -0.02 0.13 0.43 0.06 0.22 0.08 -0.13 0.45 0.35 0.11 0.16 -0.21 0.12 0.27 0.15 0.03 0.76 0.43 0.08 2009 -0.15 -0.13 -0.02 -0.13 -0.23 -0.19 -0.10 -0.08 0.06 -0.08 -0.18 0.04 -0.08 -0.07 0.10 0.17 0.04 0.10 0.04 -0.19

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah 112

Lampiran 7 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 Indospring Intraco Penta Multi Prima Sejahtera Multistrada Arah Sarana Delta Dunia Petroindo Fortune Mate Indonesia Polysindo Indonesia Nipress Polychme Indonesia Prima Alloy Steel Selamat Sempurna Tunas Ridean United Tractors Inter Delta Modern Internasional Perdana Bangun Pusaka Darya-Varina Laboratoria Indofarma Kalbe Farma 5.98 2.05 0.41 0.96 0.78 1.85 2.17 0.35 0.45 0.36 1.89 2.24 0.21 2.46 0.33 1.49 2.22 0.26 2.25 0.38 1.28 1.94 3.33 0.55 3.44 1.58 1.48 2.19 3.68 0.53 4.24 1.44 2.18 2.15 3.19 0.66 2.91 1.26 1.64 2.81 3.84 0.63 2.50 1.05 Emiten Indomobil Sukses Internasional 2005 21.23 5.89 1.80 0.88 0.95 1.61 0.56 2006 20.90 6.13 1.69 0.77 0.99 1.03 0.52 2007 27.04 6.61 1.83 0.79 0.40 2.05 0.63 2008 17.78 7.45 2.46 1.21 0.85 2006 -0.04 0.07 -0.04 -0.07 0.32 -0.11 0.01 -0.04 0.16 -0.10 0.06 0.08 -0.05 0.06 -0.10 0.02 0.00 0.01 0.32 0.00 0.31 0.04 -0.09 0.16 0.17 0.16 -0.14 0.02 -0.05 0.01 0.47 0.11 0.12 -0.07 0.02 0.12 0.07 0.76 0.55 -0.13 -0.15 0.14 -0.04 0.11 -0.03 -0.04 -0.24 0.01 -0.51 0.07 -0.07 -0.02 0.79 0.23 -0.25 0.20 Pertumbuhan Aset 20007 0.11 0.22 0.04 0.28 0.26 2008 0.14 0.53 0.32 0.31 0.32 2009 -0.09 -0.32 -0.09 -0.25 0.07

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 8 Tingkat Populasi Perusahaan Manufaktur Berdasarkan DER, Pertumbuhan Aset, ROE, dan PBV di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2009.
DER No Emiten 2005 2006 2007 2008 2006 Pertumbuhan Aset 20007 2008 2009

20

113

141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151

Kimia Farma Merck Pyridam Farma Schering Plough Indonesia Tasiho Phamaceutical Indonesia Tempo Scan Pacific Mandom Indonesia Mustika Ratu Unilever Indonesia Ades Water Indonesia Textile Manufacturing Company Jaya

0.39 0.21 0.21 70.30 0.26 0.19 0.14 0.76

0.45 0.20 0.27

0.53 0.18 0.42 70.74 0.43

0.53 0.15 0.42 22.90 0.37 0.29 0.12 0.17 1.10

0.07 0.30 0.09 0.34 0.06 0.23 0.00 0.20 0.11 0.75

0.10 0.17 0.15 0.30 0.12 0.08 0.08 0.15

0.04 0.13 0.04 0.55 0.30 0.07 0.26 0.12 0.22

0.08 0.16 0.01 0.03 0.08 0.10 0.09 0.03 0.15

17

0.23 0.11 0.10 0.95

0.26 0.08 0.13 0.98

Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2005-2009 Data Diolah.

Lampiran 9 Tingkat Debt to Equty Ratio (DER) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2008 DER No 1 2 3 4 5 6 7 8 Emiten Aqua Goldel Misisipi Delta Djakarta Fast Food Indonesia Indofood Sukses Makmur Mayora Indah Multi Bintang Indonesia SMART Tiga Pilar Sejahtera Food Hanjaya Mandala Sampoerna AKR Corporindo 2005 0.78 0.32 0.66 2.33 0.61 1.52 1.38 2.76 2006 0.77 0.32 0.68 2.10 0.58 2.08 1.06 2.82 2007 0.74 0.29 0.67 2.61 0.73 2.14 1.29 1.26 2008 2.87 0.34 0.63 3.08 1.32 1.73 1.17 1.60

9 10

1.55 0.86

1.21 1.09

0.94 1.57

1.00 1.81

114

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Dyanaplast Semen Gersik Arwana Citramulia Voksel Electric Multipolar Hexindo Adiperkasa Multistrada Arah Sarana Selamat Sempurna United Tractors Darya-Varina Laboratoria Kimia Farma Merck Pyridam Farma Tempo Scan Pacific Mandom Indonesia Mustika Ratu Unilever Indonesia

1.57 0.62 1.10 0.78 2.39 2.10 0.95 0.55 1.58 0.41 0.39 0.21 0.21 0.26 0.19 0.14 0.76 100

1.71 0.35 1.50 0.82 3.63 2.19 0.99 0.53 1.44 0.35 0.45 0.20 0.27 0.23 0.11 0.10 0.95 106

1.63 0.27 1.68 1.61 3.65 2.68 0.40 0.66 1.26 0.21 0.53 0.18 0.42 0.26 0.08 0.13 0.98 107

1.79 0.30 1.58 2.70 5.35 1.36 0.85 0.63 1.05 0.26 0.53 0.15 0.42 0.29 0.12 0.17 1.10 127

Rata-rata (%)

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah Lampiran 10 Tingkat Pertumbuhan Aset Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2005-2009. Pertumbuhan Aset No 1 Emiten Aqua Goldel Misisipi 2006 0.09 2007 0.12 2008 0.13 2009 0.14

115

2 3 4 5 6 7 8

Delta Djakarta Fast Food Indonesia Indofood Sukses Makmur Mayora Indah Multi Bintang Indonesia SMART Tiga Pilar Sejahtera Food Hanjaya Mandala Sampoerna AKR Corporindo Dyanaplast Semen Gersik Arwana Citramulia Voksel Electric Multipolar Hexindo Adiperkasa Multistrada Arah Sarana Selamat Sempurna United Tractors Darya-Varina Laboratoria Kimia Farma Merck Pyridam Farma Tempo Scan Pacific Mandom Indonesia

0.06 0.28 0.10 0.06 0.06 0.16 0.02

0.04 0.30 0.82 0.22 0.02 0.52 0.42

0.18 0.25 0.33 0.54 0.51 0.24 0.28

0.09 0.33 0.02 0.11 0.06 0.02 0.33

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

0.06 0.20 0.05 0.03 0.31 0.14 0.36 0.13 0.32 0.08 0.06 0.01 0.07 0.30 0.09 0.06 0.23

0.24 0.47 0.00 0.14 0.32 0.71 0.31 0.15 0.26 0.16 0.16 0.01 0.10 0.17 0.15 0.12 0.08

0.03 0.39 0.10 0.25 0.17 0.45 0.16 0.43 0.32 0.12 0.76 0.14 0.04 0.13 0.04 0.07 0.26

0.10 0.24 0.05 0.22 0.12 0.06 0.04 0.04 0.07 0.01 0.07 0.23 0.08 0.16 0.01 0.10 0.09

116

26 27

Mustika Ratu Unilever Indonesia

0.00 0.20 13.06

0.08 0.15 22.96

0.12 0.22 24.66

0.03 0.15 10.93

Rata-rata (%)

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah Lampiran 11 Tingkat Return on Equity (ROE) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009. ROE No 1 2 3 4 5 6 7 8 Emiten Aqua Goldel Misisipi Delta Djakarta Fast Food Indonesia Indofood Sukses Makmur Mayora Indah Multi Bintang Indonesia SMART Tiga Pilar Sejahtera Food Hanjaya Mandala Sampoerna AKR Corporindo Dyanaplast Semen Gersik Arwana Citramulia Voksel Electric Multipolar 2006 10.92 10.02 23.92 13.13 9.65 2.08 24.37 0.14 2007 12.99 10.32 27.17 13.63 13.09 42.68 28.03 4.50 2008 14.60 16.11 25.96 12.07 15.76 64.59 22.67 7.34 2009 14.60 21.43 28.48 20.44 23.53 323.59 15.61 8.82

9 10 11 12 13 14 15

62.00 12.33 1.74 23.56 14.86 13.70 3.31

44.94 14.97 0.20 26.79 18.60 17.39 3.50

48.40 13.06 0.00 31.27 19.17 1.66 12.69

48.63 15.78 14.93 32.62 18.65 14.27 6.98

117

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

Hexindo Adiperkasa Multistrada Arah Sarana Selamat Sempurna United Tractors Darya-Varina Laboratoria Kimia Farma Merck Pyridam Farma Tempo Scan Pacific Mandom Indonesia Mustika Ratu Unilever Indonesia

11.41 23.56 14.67 20.25 12.74 5.05 36.74 2.65 14.03 16.48 3.44 72.69 1,420

15.11 2.27 16.66 26.04 10.80 5.75 31.93 2.60 13.60 16.51 3.98 72.88 1,840

8.06 0.23 16.75 23.90 13.94 5.84 30.13 3.33 14.34 14.07 7.34 77.64 1,835

34.30 11.98 26.69 27.58 13.02 6.28 41.42 5.17 14.94 14.15 6.64 82.21 3,306

Rata-rata (%)

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah Lampiran 12 Tingkat Pertumbuhan Price Book Value (PBV) Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun 2006-2009. PBV No 1 2 3 4 5 Emiten PT Aqua Goldel Misisipi PT Delta Djakarta Fast Food Indonesia Indofood Sukses Makmur Mayora Indah 2006 3.24 0.85 2.85 2.53 1.28 2007 3.36 0.56 2.90 3.38 1.24 2008 2.87 0.62 2.87 0.95 0.70 2009 4.90 1.68 3.63 3.07 2.18

118

6 7 8

Multi Bintang Indonesia SMART Tiga Pilar Sejahtera Food Hanjaya Mandala Sampoerna AKR Corporindo Dyanaplast Semen Gersik Arwana Citramulia Voksel Electric Multipolar Hexindo Adiperkasa Multistrada Arah Sarana Selamat Sempurna United Tractors Darya-Varina Laboratoria Kimia Farma Merck Pyridam Farma Tempo Scan Pacific Mandom Indonesia Mustika Ratu Unilever Indonesia

5.84 4.07 1.92

5.86 4.88 2.24

3.03 1.06 1.81

35.45 1.53 1.40

9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

7.74 1.64 0.66 3.92 1.16 1.31 0.34 2.19 0.31 1.12 4.07 2.05 1.05 3.80 0.41 2.09 2.07 0.52 21.26 297

4.48 3.37 0.60 5.01 1.49 2.18 0.30 1.66 0.41 2.02 5.42 1.94 1.87 4.20 0.65 1.60 2.26 0.45 19.13 309

4.41 1.40 0.51 3.07 1.26 0.79 0.22 2.11 0.24 1.02 1.32 1.06 0.45 2.43 0.39 0.81 1.35 0.22 19.20 208

4.36 2.11 0.57 4.39 0.80 0.91 0.26 7.38 0.23 2.43 3.72 1.54 0.71 5.06 0.81 1.36 1.85 0.53 22.77 428

Rata-rata (%)

Sumber : Indonesian Capital Market Directory Tahun 2008 dan 2009 Data Diolah

119

Lampiran 13

Descriptives Statistics

Descriptive Statistics

N Struktur Modal Pertumbuhan Perusahaan Profitabilitas Nilai Perusahaan Valid N (listwise) 108 108 108 108 108

Minimum .00 .00 .01 .12

Maximu m 82.21 .82 35.45 5.35

Mean 19.1669 .1796 4.0028 1.1976

Std. Deviation 16.74405 .16119 5.12940 .97865

120

Lampiran 14

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Profitabilitas

121

Model Summary Equation Linear R Square .322 F 50.288 df1 1 df2 106 Sig. .000

Parameter Estimates Constant .672 b1 .174

The independent variable is Struktur Modal.

122

Lampiran 15

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Tahun 2006-2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Profitabilitas Model Summary Equation Linear R Square .065 F 7.409 df1 1 df2 106 Sig. .008 Parameter Estimates Constant 2.542 b1 8.134

The independent variable is Pertumbuhan Perusahaan.

123

Lampiran 16

124

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 20062009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Nilai Perusahaan Model Summary Equation Linear R Square .219 F 29.790 df1 1 df2 106 Sig. .000 Parameter Estimates Constant .673 b1 .027

The independent variable is Struktur Modal.

125

Lampiran 17

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 2006-2009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Nilai Perusahaan

126

Model Summary Equation Linear R Square .107 F 12.678 df1 1 df2 106 Sig. .001

Parameter Estimates Constant .841 b1 1.984

The independent variable is Pertumbuhan Perusahaan.

127

Lampiran 18

Hasil Uji Curve Fit Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Tahun 20062009.

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable: Nilai Perusahaan Model Summary Equation Linear R Square .369 F 61.958 df1 1 df2 106 Sig. .000 Parameter Estimates Constant .734 b1 .116

The independent variable is Profitabilitas.

128

Lampiran 19

Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal danPertumbuhan Perusahaan Terhadap ProfitabilitasTahun 2006-2009.

Model Summary

Model 1

R .607(a)

R Square .369

Adjusted R Square .357

Std. Error of the Estimate 4.11457

a Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal

129

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 1037.631 1777.617 2815.248 df 2 105 107 Mean Square 518.815 16.930 F 30.645 Sig. .000a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal b. Dependent Variable: Profitabilitas

Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error -.478 .731 .169 .024 6.902 2.474 Standardized Coefficients Beta .552 .217

Model 1

(Constant) Struktur Modal Pertumbuhan Perusahaan

t -.655 7.101 2.790

Sig. .514 .000 .006

a. Dependent Variable: Profitabilitas

130

Lampiran 20

Hasil Uji Regresi Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai perusahaan Tahun 2006-2009.

Model Summary

Model 1

R .655(a)

R Square .429

Adjusted R Square .412

Std. Error of the Estimate .75039

a Predictors: (Constant), Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal

ANOVAb Model 1 Sum of Squares 43.919 58.561 102.479 df 3 104 107 Mean Square 14.640 .563 F 25.999 Sig. .000a

Regression Residual Total

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Struktur Modal b. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

131

Coefficientsa Unstandardized Coefficients B Std. Error .414 .134 .012 .005 1.214 .084 .468 .018 Standardized Coefficients Beta .205 .200 .440

Model 1

(Constant) Struktur Modal Pertumbuhan Perusahaan Profitabilitas

t 3.100 2.264 2.597 4.718

Sig. .002 .026 .011 .000

a. Dependent Variable: Nilai Perusahaan

132

You might also like