You are on page 1of 33

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG KERJA PRAKTEK Komunikasi merupakan suatu proses dimana seseorang atau beberapa

orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Dengan adanya komunikasi, manusia dapat berinteraksi dengan sesama dan meningkatkan kesejahteraan hidup. Faktor inilah yang mendorong terciptanya teknologi telekomuniksi. Perkembangan dunia teknologi informasi dan telekomunikasi sekarang ini semakin pesat. Semakin lama peralatan telekomunikasi semakin canggih dan teknologi yang digunakan semakin beragam. Kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi ini memberikan dampak positif bagi perkembangan industriindustri di Indonesia. Data dan informasi adalah salah satu unsur penting bagi kelangsungan suatu perusahaan. Jaringan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam menyalurkan data dalam sebuah perusahaan besar. Hal tersebut penting karena jika penyaluran data tersendat, maka akan memperlambat kinerja perusahaan dalam mencapai targetnya. Sebuah perusahaan besar membutuhkan koneksi jaringan yang bagus karena dengan itu pengiriman data akan berlangsung cepat tanpa terhambat sama sekali sehingga target perusahaan dapat tercapai. Untuk bisa mencapai koneksi yang baik, dibutuhkan device yang handal dan media transmisi yang baik. Selain itu dibutuhkan tenaga ahli untuk membuat device-device tersebut bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya. PT. Indonesia Comnets Plus merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang bergerak pada bidang jasa telekomunikasi. Untuk mendukung kemajuan perusahaan, maka membutuhkan dukungan sistem informasi dan telekomunikasi modern yang mutakhir, handal, efisien, aman dan mampu memenuhi semua coverage area PT. Indonesia Comnets Plus. Perusahaan ini telah menerapkan beberapa teknologi komunikasi, diantaranya komunikasi radio,

cabeltv dan fiber optik. PT. Indonesia Comnets Plus menggunakan media fiber optik untuk jaringan kabelnya agar transmisi data dapat berjalan dengan baik.

1.2

TUJUAN KERJA PRAKTEK Penulisan laporan ini bertujuan untuk mendokumentasikan ilmu dan

pengalaman yang didapatkan serta aktivitas yang telah dilakukan oleh penulis selama menjalankan aktivitas kerja praktek di PT. Indonesia Comnets Plus, Distrik Padang dan Pekanbaru Riau. Karena memuat semua informasi tersebut, laporan ini diharapkan dapat: Mengenal sistem dan manajemen kerja serta memahami proses dan aktifitas splicing kabel fiber optic di PT Indonesia Comnets Plus. Mempelajari teknik splicing kabel fiber optic yang baik dan benar. Memcoba untuk hal-hal baru serta menumbuhkan minat untuk dibidang telekomuikasi khususnya splicing kabel fiber optic. Memperluas wawasan dalam dunia jaringan yang tidak dipelajari dikampus yaitu fiber optic Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai adalah mempelajari teknologi fiber optic yang digunakan di PT. Indonesia Comnets Plus, seperti SDH, DWDM dan GE-PON. Tujuan lainnya adalah untuk memperluas wawasan dalam bidang jaringan komputer, khususnya keamanan jaringan komputer.

1.3

RUANG LINGKUP Dalam pelaksanaan kerja praktek ini ruang lingkup pembahasaaan adalah

mengenai fiber optic, Metronet, VoIP, Clear Channel dan Ip vpn mpls di distrik Padang dan Pekanbaru, PT. Indonesia Comnets Plus.

1.4

WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan kerja praktek yang telah

dilakukan penulis dilaksanakan pada: Tempat : Kantor, PT. Indonesia Comnets Plus, Padang dan Pekanbaru, Riau. Waktu : 01 Maret 2012 - 31 Maret 2012.

1.5

BATASAN MASALAH Adapun hal yang akan dibahas dalam kerja praktek kali ini diantaranya

adalah tentang fiber optik, teknik splicing fiber optic, dan membuat jaringan clear channel, yang terdapat di PT. Indonesia Comnets Plus yang menggunakan teknologi DWDM, SDH dan GE-PON.

1.6

METODE PENULISAN Dalam penulisan kerja praktek ini digunakan beberapa metode untuk

mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai pedoman dalam menulis laporan kerja praktek ini. Metode-metode tersebut adalah : 1. Studi lapangan Dengan cara melakukan pendampingan langsung atas aktivitas yang dilakukan pembimbing dalam melakukan tugas lapangan. 2. Studi literatur Melakukan pencarian informasi melalui buku-buku bacaan, product manual dan situs PT. ICON+ yang diberikan oleh pembimbing lapangan serta para staff PT. Indonesia Comnets Plus.

1.7

SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika yang kami gunakan dalam penulisan laporan kerja

praktek kali ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang dilakukannya kerja praktek, tujuan dan manfaat kerja praktek baik bagi mahasiswa, universitas dan perusahaan, waktu dan tempat dilaksanakannya kerja praktek, batasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan laporan kerja praktek. BAB II PROFIL PT. INDONESIA COMNETS PLUS Berisi tentang sejarah singkat PT. Indonesia Comnets Plus, wilayah kerja PT.Indonesia Comnets Plus, kegiatan operasi PT. Indonesia Comnets Plus mencakup kegiatan produksi, sarana penunjang operasi, sumber daya manusia, struktur organisasi PT. Indonesia Comnets Plus.

BAB III

DASAR TEORI Berisi informasi dasar mengenai fiber optik. Mulai dari jenis kabel, tipe-tipe konektornya dan konverter fiber optiknya serta berisi tentang pembahasan defenisi.

BAB IV

PENYAMBUNGAN (SPLICING) FIBER OPTIK Membahas tentang bagaimana cara penyambungan fiber optik dengan menggunakan alat FMS 60S.

BAB V

PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

BAB II PROFIL PT. INDONESIA COMNETS PLUS


2.1 Sekilas PT. ICON+ Didirikan pada tanggal 3 Oktober 2000, PT Indonesia Comnet Plus (ICON+) berfokus pada penyediaan jaringan, jasa, dan content telekomunikasi, khusus untuk mendukung teknologi dan system informasi PT PLN (Persero) dan publik. Untuk itu Perseroan mengadakan berbagai layanan unggulan seperti Clear Channel, Multi Protocol Label Switching (MPLS), akses internet broadband, Voice over Internet Protocol (VoIP), dan aplikasi perbankan Sebagai anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh PLN, pada awalnya ICON+ berfokus untuk melayani kebutuhan PLN akan jaringan telekomunikasi. Seiring dengan kebutuhan industry akan jaringan telekomunikasi dengan tingkat availability dan reliability yang konsisten, Perseroan melihat peluang baru untuk mengembangkan usahanya yaitu dengan mengkomersialkan kelebihan kapasitas jaringan

telekomunikasi ketenaga listrikan serat optic milik PLN di Jawa dan Bali. Berdasarkan pemikiran tersebut, ICON+ mulai menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan, terutama yang kegiatan operasionalnya membutuhkan jaringan telekomunikasi yang ekstensif dan handal. Hingga saat ini Perseroan melayani lebih dari 296 perusahaan di Indonesia, di industri-industri utama yaitu telekomunikasi, perbankan, keuangan, dan manufaktur. Dalam upaya menyediakan layanan yang handal selalu tersedia, dan dengan down time minimal, sehingga memenuhi service level agreement, ICON+ didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten dan berpengalaman serta jaringan serat optic sepanjang hampir 27.300 km yang mencakup Jawa, Bali dan Sumatra. Sesuai dengan visi ICON+ yaitu menjadi penyedia jaringan terkemuka di Indonesia, pada tahun 2008 Perseroan melakukan ekspansi konektifitas jaringan telekomunikasi ke Pulau Sumatra dan wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, serta memaksimalkan pendayagunaan hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN yang mencakup seluruh wilayah Nusantara, yaitu "Right of Ways" (RoW).

2.2 Visi dan Misi Visi PT. Indonesia Comnets Plus: Menjadi penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan melalui pemanfaatan aset strategis. Misi PT.Indonesia Comnets Plus: 1. Memberikan layanan TIK yang terbaik di kelasnya kepada pelanggan guna meningkatkan nilai Perusahaan. 2. Memenuhi kebutuhan dan harapan PLN secara proaktif dengan menyediakan solusi-solusi TIK yang inovatif dan memberikan nilai tambah. 3. Membangun organisasi pembelajar yang berkinerja tinggi untuk mendorong Perusahaan mencapai bisnis yang unggul dan menjadi pilihan bagi talentatalenta terbaik. 4. Memberi kontribusi terhadap perkembangan telekomunikasi nasional.

2.3 Tata kelola Perusahaan PERSEROAN menjaga integritas dan kepercayaan sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada pemerintah, pemegang saham, masyarakat dan dunia usaha. Karenanya penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan di seluruh kegiatan bisnis Perseroan dengan komitmen dan kesungguhan merupakan keharusan agar nilai Perseroan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan bisnisnya. Untuk mendukung pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan, Perseroan telah melengkapinya dengan membentuk dan mengangkat Komite Audit, serta Penyusunan Buku Pedoman Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan dan Buku Board Manual.

2.4 Komite Audit Komite Audit dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Keputusan Menteri BUMN No. KEP-117/M-M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate KEP-

Governance pada BUMN dan keputusan Menteri BUMN No. 103/MBU/2002 tentang Pembentukan Komite Audit bagi BUMN.

2.5 Pedoman Tata Kelola Perusahaan Buku Pedoman Tata Kelola Perusahaan telah selesai disusun pada tanggal 10 Agustus 2005 dan kemudian dilakukan penyempurnaan pada tanggal 11 Desember 2009 melalui Keputusan Direksi ICON+ Nomor

404/SK/001/PUSAT/ICON+/2009. Buku pedoman ini kemudian dipergunakan sebagai panduan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan yang berlaku, dengan memperhatikan kepentingan Pemegang Saham serta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Melalui penerapan Tata Kelola Perusahaan yang konsisten, diharapkan akan lahir standar kerja yang berkualitas dan berlandaskan etika yang dalam jangka panjang akan

meningkatkan nilai Perseroan sehingga kepentingan shareholder dan stakeholder tetap terlindungi dengan baik.

2.6 Board Manual Demi terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik dan senantiasa memenuhi ketentuan perundang-undangan, Perseroan memandang perlu untuk menyusun dokumen Board Manual sebagai panduan dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi dan Dewan Komisaris serta hubungan kerja antara Direksi dan Dewan Komisaris. Buku Board Manual ditetapkan melalui Keputusan Direksi ICON+ Nomor 405/SK/001/PUSAT/ICON+/2009 tanggal 11 Desember 2009.

2.7 Coverage Area Peta daerah yang telah dijangkau oleh PT. Indonesia Comnets Plus.

Gambar 2.1 area jangkauan PT. Indonesia Comnets Plus

2.8 Kantor Regional PT. Indonesia Comnets Plus Alamat alamat kantor pusat PT. Indonesia Comnets Plus yang dibagi menurut regional: 1. Regional Sumatra Bagian Utara Jl. KH. Wahid Hasim No. 6 - Medan Baru - Medan Telp. 061 - 414 9810 Telicon & Voip. 60-7500 2. Regional Sumatra Bagian Tengah Gedung PLN WIL. SUMBAR Jl. Wahidin No. 8 Padang. Tlp. 0751 - 8100 12 Fax. 061 - 451 2175

Fax. 0751 - 346 56 Telicon : 15002 3. Regional Sumatra Bagian Selatan Jl. R. Sukamto No. 92 B-C Palembang 30114 Tel. 0711- 363963, 370894 , Fax . 0711- 363963, Ext 7700

4. Regional Jawa Barat Jl. Supratman No. 58, Bandung - Jabar 40121 Telp. 022 - 7213831 Fax. 022 - 7200 262 Fax. 30204

Telicon, Voip. 30221, 30222, 7100 5. Regional Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta GI Krapyak

Jl. Siliwangi 379, Krapyak. Semarang Jawa Tengah Tlp. 024 - 7620576 Fax. 024 - 7200262 Fax. 52003

Telicon, Voip. 52002, 7200 6. Regional Jawa Timur PLN PIKITRING

Jl. Ketintang Baru I(satu) No. 1-3 Surabaya Telp. 031 - 8273399 Telicon. 71048, 71049 Fax. 031- 8286611 Fax. 71106

7. Regional Bali dan Nusa Tenggara Jl.Letda Tantular No. 1 Renon Denpasar 80234 Tlp : 0361- 232 562 Fax : 0361 - 232 575

Telicon, Voip : 71111 / 15181 / 7400 Fax : 15182 8. Regional Indonesia Bagian Timur PLN Rayon Selatan Jl. Letjen Hertasning Barat Blok B2 Penakkukang - Makassar 90222 Telp. 0411 - 456 352, 456 357 Fax. 0411 - 456 341

2.9 Product PT. Indonesia Comnets Plus PT.Indonesia Comnets Plus menyediakan beberapa layanan

telekomunikasi diantaranya ialah: 1. Metronet Layanan komunikasi data yang handal dengan kapasitas besar, berbasis teknologi Giga Ethernet Switching dengan jangkauan mencakup wilayah Metropolitan Jakarta, Bandung dan Surabaya. Kapasitas yang tersedia adalah 10 Mbps, 100 Mbps, 1 Gbps dan 10 Gbps. 2. Clear Channel Layanan komunikasi data dengan system dedicated connection, berbasis teknologi SDH (Synchronous Digital Hierarchy) dan menggunakan media transmisi end to end fiber optic, sehingga memiliki tingkat keandalan dan keamanan yang tinggi. Layanan ini fleksibel untuk semua protocol jaringan serta memiliki kapasitas mulai dari 2 Mbps (E1) sampai dengan 10 Gbps (STM 64) dengan waktu koneksi tidak terbatas. 3. IP VSAT Layanan komunikasi data terluas dan fleksibel, berbasis technologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) sehingga dapat melayani seluruh wilayah Indonesia, Kapasitas yang tersedia mulai dari 64 Kbps hingga 45 Mbps dengan interface RJ 45 eternet. 4. IP VPN-Based MPLS Layanan komunikasi berbasis internet yang efisien dan handal, menggunakan jaringan Multi Protocol Label Switching (MPLS), layanan tersebut memiliki tingkat keamanan yang tinggi dan kapasitas yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mulai dari 64 Kbps hingga 10 Mbps.

10

BAB III DASAR TEORI


3.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer merupakan sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Dua buah komputer misalnya dikatakan terkoneksi bila keduanya dapat saling bertukar informasi. Bentuk koneksi dapat melalui: kawat tembaga, serat optik, gelombang mikro, satelit komunikasi.

3.2

Jenis Jaringan Komputer Secara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis, yaitu:

1. Metropolitan Area Network( MAN) Metropolitan Area Network (MAN), pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN dapat mencakup kantor-kantor perusahaan yang letaknya berdekatan atau juga sebuah kota dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pribadi (swasta) atau umum. MAN mampu menunjang data dan suara, bahkan dapat berhubungan dengan jaringan televisi kabel. 2. Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN), jangkauannya mencakup daerah geografis yang luas, seringkali mencakup sebuah negara bahkan benua. WAN terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. 3. Internet Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kampatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terinter koneksi inilah yang disebut dengan internet.

11

4. Jaringan Tanpa Kabel Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komunikasi yang tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel. 5. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN), merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi danworkstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (misalnya printer) dan saling bertukar informasi.

3.3

Topologi Jaringan Komputer Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan

komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus, token-ring, star dan peer-to-peer network. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas, dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. 1. Topologi BUS

Gambar 3.1 topologi bus

12

Topologi bus merupakan topologi yang banyak dipergunakan pada masa penggunaan kabel sepaksi menjamur. Dengan menggunakan T-Connector (dengan terminator 50ohm pada ujung network), maka komputer atau perangkat jaringan lainnya bisa dengan mudah dihubungkan satu sama lain.

Topologi bus terlihat pada skema di atas. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu: Keuntungan menggunakan topologi Bus: Hemat kabel. Layout kabel sederhana. Mudah dikembangkan.

Kerugian menggunakan topologi Bus: Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil. Kepadatan lalu lintas. Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak bisa berfungsi. Diperlukan repeater untuk jarak jauh.

2. Topologi TokenRING

Gambar 3.2 topologi ring Topologi TokenRING terlihat pada skema di atas. Metode token-ring (sering disebut ring saja) adalah cara menghubungkan komputer sehingga berbentuk ring (lingkaran). Setiap simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop, data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu:

13

Keuntungan menggunakan topologi tokenRing: Hemat kabel

Kerugian menggunakan topologi tokenRing: Peka kesalahan Pengembangan jaringan lebih kaku

3. Topologi STAR

Gambar 3.3 topologi star Merupakan kontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasium primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktu-waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server. Terdapat keuntungan dan kerugian dari tipe ini yaitu: Keuntungan menggunakan topologi Star: Paling fleksibel Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak mengganggu bagian jaringan lain Kontrol terpusat Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan Kemudahaan pengelolaan jaringan

14

Kerugian menggunkanan topologi Star: Boros kabel Perlu penanganan khusus Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis

4. Topologi Peer-to-peer Network Peer artinya rekan sekerja. Peer-to-peer network adalah jaringan komputer yang terdiri dari beberapa komputer (biasanya tidak lebih dari 10 komputer dengan 1-2 printer). Dalam sistem jaringan ini yang diutamakan adalah penggunaan program, data dan printer secara bersama-sama. Pemakai komputer bernama Dona dapat memakai program yang dipasang di komputer Dino, dan mereka berdua dapat mencetak ke printer yang sama pada saat yang bersamaan. Sistem jaringan ini juga dapat dipakai di rumah. Pemakai komputer yang memiliki komputer kuno, misalnya AT, dan ingin memberli komputer baru, katakanlah Pentium II, tidak perlu membuang komputer lamanya. Ia cukup memasang netword card di kedua komputernya kemudian dihubungkan dengan kabel yang khusus digunakan untuk sistem jaringan. Dibandingkan dengan ketiga cara diatas, sistem jaringan ini lebih sederhana sehingga lebih mudah dipelajari dan dipakai.

3.4

Fiber Optik Fiber optik atau serat optik adalah medium penghantar yang terbuat dari

serabut-serabut kaca yang tipis. Ukurannya seperti diameter rambut manusia. Sangat kecil bukan? Bagi anda yang kurang bergaul dengan masalah teknologi mungkin masih samar-samar kedengarannya. Mungkin malah ada juga yang cukup awam mengira ini adalah benang gelasan untuk main layangan. Namun sekarang anda memang harus tahu karena cepat atau lambat dalam abad 21, fiber optik ini akan menggantikan jenis-jenis kabel lain yang ada. Dia akan menjadi penentu dalam perkembangan teknologi komunikasi. Media fiber optik merupakan media yang memilki banyak kelebihan, terutama dari segi performa dan ketahanan dalam menghantarkan data. Data yang dihantarkan dalam fiber optik berbentuk cahaya. Potensinya memang sudah terlihat dari kata cahaya, anda tahukan berapa kecepatan cahaya? Yaitu sekitar 300.000 meter persekon. Cukup cepat untuk membuat orang bisa keliling dunia

15

dalam waktu singkat. Media ini sudah jelas dan pasti mampu menggelar komunikasi antargedung, antarblok dan antarkota, toh antar benua saja sanggup dilakukan oleh fiber optik dengan cara membentangkannya di dalam samudera. Tak salah apabila ada yang menyebut fiber optik ini tulang punggung dari internet di seluruh dunia. Ada yang bilang fiber optik ini masih jarang digunakan karena mahal. Tapi ada juga yang bilang sebenarnya fiber optik ini tidak mahal. Terus mana yang benar? Untuk menjawab mana yang benar anda harus mengetahui cara kerja dan jenisnya.Teknologi fiber optik terbagi atas dua kategori umum, yaitu: 1. Single Mode Fiber Optic

Contoh 3.4 gambar kabel fiber optic single mode Single Mode Fiber Optik memiliki banyak arti dalam teknologi fiber optik. Di single mode ini hanya terdapat satu indeks sinar tanpa terpantul yang merambat sepanjang media tersebut dibentang. Satu buah sinar yang tidak terpantul di media optik tersebut membuat teknologi fiber optik yang satu ini hanya sedikit mengalami gangguan dalam perjalanannya. Itupun lebih banyak gangguan yang bersifat dari luar maupun gangguan fisik saja. Ini core serat fibernya cukup kecil yaitu sekitar 8 sampai 10 mikrometer. Sinar yang dapat lewat hanya yang memilki panjang 1310 atau 1550 nanometer. Single mode dapat membawa data dengan bandwith yang lebih besar dibandingkan multi fiber optik. Tapi teknologi ini membutuhkan sumber cahaya dengan lebar spektral yang sangat kecil pula dan ini berarti sistem yang mahal. Kecepatannya bisa mencapai 50 kali multi mode tapi tentu saja biayanya lebih besar. Karena core yang kecil ini juga makanya single mode ini bisa menguragi gangguan akibat overlapping dan distorsi.

16

2.

Multi Mode Fiber Optic

Contoh 3.5 gambar kabel fiber optic multi mode Sesuai dengan namanya, teknologi ini memilki kelebihan dan kekurangan yang diakibatkan banyaknya jumlah sinar cahaya yang berada di dalam media fiber optiknya. Di multi mode ini terdapat banyak indeks cahaya dengan pantulan sepanjang media tersebut terbentang. Kemudian di akhir lintasan tidak semua laser sampai di tempat tujuan secara serentak. Ada yang memantul balik. Hal inilah yang membuat bandwith multi mode lebih terbatas. Namun biaya yang diperlukan lebih murah karena laser yang digunakan tidak seperti dalam single mode. Jadi murah atau mahalnya fiber optik tergantung dari dua kategori di atas. Kalau ingin yang cepat harus bersedia merogoh kantong, mungkin tabungan juga. Tapi kalo mau yang biasa-biasa saja, tidak apa-apa juga kan anda yang beli. Paling tidak fiber optik lebih cepat dari jenis kabel lainnya. Anda perlu tahu juga perkembangan fiber optik masih berlangsung. Kekuatannya mengirim datanya masih isa ditingkatkan lagi yaitu dengan membuat medium yang mempunyai standar kemurnian lebih tinggi, memperkecil core dan memperkecil sinar laser. Anda yang trauma dengan listrik bisa lega karena fiber optik tidak mengandung aliran listrik, jadi tidak usah khawatir kesetrum dan ditambah lagi sinyalnya digital. Jadi pengguna fiber optik tidak perlu khawatir apabila terjadi perubahan dari teknologi analog ke digital.

17

3.4.1 Bagian-bagian fiber optik

Contoh 3.6 Gambar kabel fiber optic Core adalah kaca tipis yang merupakan bagian inti dari fiber optik yang dimana pengiriman sinar dilakukan. Cladding adalah materi yang mengelilingi inti yang berfungsi

memantulkan sinar kembali kedalam inti(core). Buffer Coating adalah plastic pelapis yang melindungi fiber dari kerusakan. 3.4.2 Cara Kerja Fiber Optik Sinar dalam fiber optik berjalan melalui inti dengan secara memantul dari cladding, dan hal ini disebut total internal reflection, karena cladding sama sekali tidak menyerap sinar dari inti. Akan tetapi dikarenakan ketidakmurnian kaca sinyal cahaya akan terdegradasi, ketahanan sinyal tergantung pada kemurnian kaca dan panjang gelombang sinyal. 3.4.3 Keuntungan Fiber Optik Keuntungan menggunakan kabel fiber optic diantaranya adalah: 1. Murah : jika dibandingkan dengan kabel tembaga dalam panjang yang sama. 2. Lebih tipis : mempunyai diameter yang lebih kecil daripada kabel tembaga. 3. Sinyal degradasi lebih kecil. 4. Tidak mudah terbakar : tidak mengalirkan listrik. 5. Fleksibel. 6. Sinyal digital.

18

3.4.4 Testing the Finished Optical Fiber Percobaan yang harus dilakukan pada kabel fiber optic sebelum digunakan adalah : 1. Tensile strength : harus mampu menahan 100.000 lb/inch2 atau lebih. 2. Refractive index profile : menghitung layar untuk pemantulan optik. 3. Fiber geometry : diameter Core, dimensi cladding, diameter cloating adalah seragam. 4. Attenuation : menghitung kekuatan sinyal dari berbagai panjang gelombang dan jarak. 5. Information carrying capacity : bandwith 6. Chromatic dispersion : penyebaran berbagai panjang gelombang sinar melalui core. 7. Operating temperature. 3.4.5 Kabel Optik Yang Sering Digunakan Kabel kabel fiber optic yang sering digunakan antara lain: 1. Distribution Cable

Contoh 3.7 gambar distribution cable 2. Indoor/Outdoor Tight Buffer

Contoh 3.8 gambar Indoor/Outdoor tight buffer

19

3. Indoor/Outdoor Breakout Cable

Contoh 3.9 gambar Indoor/Outdoor breakout cable 4. Aerial Cable/Self-Supporting

Contoh 3.10 gambar Aerial cable/Self-Supporting 5. Hybrid & Composite Cable

Contoh 3.11 gambar Hybrid & Composite cable 6. Armored Cable

Contoh 3.12 gambar Armored cable 7. Low Smoke Zero Halogen (LSZH)

Contoh 3.13 gambar Low smoke zero halogen (LSZH)

20

BAB IV PENYAMBUNGAN (SPLICING) FIBER OPTIK


4.1 Penyambungan Kabel Serat Optik Dalam jaringan kabel titik rawan gangguan terletak pada titik sambungan, karna pengaruh dri luar seperti masuknya air ke dalam closure. Dalam jangka waktu yang panjang 5 s/d 10 tahun akan menyebabkan turunnya karakteristik kabel, demikian juga akan menyebabkan rugu-rugi optic bertambah besar. Selain factor air yang akan mempengaruhi kualitas jaringan juga factor mekanis seperti tegangan yang berlebihan serta bending radius. Tujuan penyambungan kabel optic secara umum adalah untuk

menyambung 2 buah kabel serat optik sesuai dengan prosedur yang benar sehingga mempunyai rugi-rugi sekecil mungkin. Prosedurpenyambungan seratoptik adalah sbb Penyambungan kabel serat optic harus sesuai prosedur Penggunaan material dan peralatan harus benar Pemasangan saran sambung kecil kabel harus sesuai petunjuk pelaksanaan Pengetesanharus dilakukan sesuai penyambungan Kesemuanya harus dlaksanakan dengan baik dan benar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Proses penyambungan kabel serat optic meliputi: 1. Penyambungan Kabel 2. Penyambungan Serat Pertama yang harus dilaksanakan adalah penanganan sarana sambung kabel, lalu penanganan serat.

21

4.2 Prosedur Penyambungan Serat

Gambar 4.1 Prosedur Penyambungan KSO Dengan Closure Raychem

4.2.1

Splicing Set-Up Splicing set up ini persiapan-persiapan yang perlu dilakukan sebelum

melakukan penyambungan kabel fiber optic: 1. Bersihkan diseputar lokasi penyambungan. 2. Kupas buffer tubes dan bersihkan dengan jelly cleaner. 3. Ambil Fibrlok splice dan tempatkan pada splice holding. 4. Posisikan lengan penjepit / penyimpan fiber (toggle arms) sesuai peruntukan.Untuk fiber dengan diameter coating 250 m , putar kearah dalam.Untuk fiber dengan diameter coating 900 m , putar kearah luar. 4.2.2 Persiapan Fiber Persiapan kabel fiber optic yang akan digunakan mulai dari pengupasan sampai pemotongan kabel fiber optic: 1. Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanical stripper. 2. Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.

22

3. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 m maupun 900 m. 4. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool. 5. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan fiber pada fiber cleaver. 4.2.3 Penyambungan Fiber Langkah-langkah melakukan splicing atau penyambungan kabel fiber optic setelah persiapan dengan menggunakan alat yaitu Splicer: 1. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm. 2. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai berhenti. 3. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua). 4. Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai dengan bergeraknya pada fiber pertama. 5. Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiber kedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak. 6. (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-benar saling bersentuhan). 7. Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok Assembly Tool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi. 4.2.4 Pengaturan Fiber Kedalam Tray Yang perlu diperhatikan pada saat pengaturan sambungan fiber ke dalam Tray: 1. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool dan masukkan ke dalam Tray. 2. Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak boleh kurang dari 3 cm. 3. Hindari terjadinya puntiran pada serat.

23

4. Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk penyambungan serat dengan fusion. 4.2.5 Penyambungan Serat Optik Dalam penyambungan serat ada 2 cara: 1. Secara fusion (peleburan).

Gambar 4.2 Penyambungan Secara Fusion 2. Secara mekanik

Gambar 4.3 Penyambunagn Secara Mekanik

4.3

Fusion Splicing Teknik penyambungan fiber optik untuk menyambung 2 fiber secara

permanen dan rugi rugi penyambungan kecil harus memakai fusion splicer. 4.3.2 Bagian Bagian Fusion Splicing Berikut bagian bagian dalam fusion splicing: 1. Struktur fusion splicer. 2. Proses fusion splicing. 3. Kualitas sambungan. 4. Perkiraan fusion splicing. 5. Pemeliharaan fusion splicer.

24

4.3.3

Struktur Fusion Splicer Berikut adalah struktur yang dimiliki fusion splicer:

1. Alur v dan klem. 2. Mikro positioned dan sensor. 3. Elektroda. 4. Sistem sensor yang berisi kaca dan lensa. Fungsi dari masing-masing yang akan memadukan terjadinya proses penyambungnan.

Gambar 4.4 Pengaturan Sistim Sensor Optik dan Proses Pensejajaran Fiber 4.3.4 Proses Fusion Splicing Proses yang dilakukan dalam fusion splicing antara lain: 1. Pengupasan coating.

Gambar 4.5 Pengupasan Coating

25

2.

Pemotongan serat.

Gambar 4.6 Pemotongan Serat 3. Pemasangan fiber pada alur V.

Gambar 4.7 Penempatan Core Pada Alur V

26

4.

Membuat sejajar serat dan fusion splicing.

Gambar 4.8 Fiber Aligment Pada Sambungan Core JUMLAH ARC.

Gambar 4.9 Penyambungan 1 Kali ARC (Kiri) Dan Penyambungan 2 Kali ARC (Kanan)

27

5.

Mengecek hasil sambungan.

Gambar 4.10 Berbagai Hasil Sambungan Perkiraan nilai sambungan dan tampilan luar daripada titik sambungan menunjukkan baik jeleknya kualitas sambungan.Bila hasilnya terdapat: Gelembung. Garis tebal. Bayangan hitam. Bila terjadi hal semacam itu harus dilakukan lagi penyambungan.

Gambar 4.11 Kualitas Sambungan Perkiraan fusion splicing loss, ada 2 cara yaitu : Local injection and ditection (LID). Direct core monitoring (DCM)

Aproksimasi fusion loss terdapat di Gambar (4.12). Sleeve Protector (pelindung sambungan)

28

Gambar 4.12 Set Up Aproksimasi Fusion Splicing Loss

4.4

Mechanical Splicing Fungsi penyambungan mekanik adalah penyambungan secara mekanik

mengambil contoh dari produk 3M type Fibrlok II 2529, yaitu: 1. Digunakan untuk menyambung serat single mode maupun multimode dengan diameter cladding 125 m secara permanen. 2. Diameter coating yang digunakan antara 250 m s/d 900 m. Peralatan yang digunakan dalam penyambungan mekanik, antara lain : 1. Fibrlok Assembly Tool. (Alat untuk menyambungkan fiber secara mekanik) 2. Plastic Coating Stripper - (Untuk mengupas coating) 3. Tissue ber-alkohol. (Untuk membersihkan serat setelah dikupas coatingnya) 4. Cleaver (Untuk memotong serat setelah dibersihkan) 5. Fibrlok Splice (untuk menyambungkan fiber). Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam proses setup penyambungan, yaitu: 1. Bersihkan di seputar lokasi penyambungan. 2. Kupas buffer tubes dan bersihkan dengan jelly cleaner. 3. Ambil Fibrlok splice dan tempatkan pada splice holding. 4. Posisikan lengan penjepit / penyimpan fiber (toggle arms) sesuai peruntukan. Untuk fiber dengan diameter coating 250 m, putar kearah dalam. Untuk fiber dengan diameter coating 900 m, putar kearah luar. 29

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam persiapan serat adalah sebagai berikut: 1. Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanical stripper. 2. Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol. 3. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan fiber cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating 250 m maupun 900 m. 4. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool. 5. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang potongan fiber pada fiber cleaver proses penyambungan. 6. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6 mm. 7. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai berhenti. 8. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua). 9. Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok Splice sampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai dengan bergeraknya pada fiber pertama. 10. Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiber kedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak. (Hal ini untuk meyakinkan bahwa kedua ujung fiber benar-benar saling bersentuhan). 11. Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok Assembly Tool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi. Yang perlu diperhatikan pada saat pengaturan sambungan fiber ke dalam Tray. 12. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool dan masukkan ke dalam Tray. 13. Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak boleh kurang dari 3 cm. 14. Hindari terjadinya puntiran pada serat.

30

Tata cara pengaturan serat kedalam tray ini juga berlaku untuk penyambungan serat dengan fusion. 4.4.2 Patch Cord dan Pig Tail Pigtail adalah sepotong kabel yang hanya memiliki satu buah konektor diujungnya, pigtail akan disambungkan dengan kabel fiber yang belum memiliki konektor.

Gambar 4.13 Pig Tail Patch cord adalah kabel fiber optic yang pada dua sisi ada konektor. Patch cord digunakan untuk menghubungkan device atau dikenal juga dengan optic jumper.

Gambar 4.14 Patch Cord 4.4.3 PEMELIHARAAN ALAT Pemeliharaan alat fusion splicing: 1. Memelihara alur V. 2. Membersihkan lensa, lensa dan LED. 3. Membersihkan atau mengganti elektroda.

31

Jadi pemeliharaan alat fusion splicer sangat penting agar kehandalan perangkat terjaga.

Gambar 4.15 Alat Fusion Splicer

32

BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN Dari laporan yang telah dibuat dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem komunikasi serat optik memiliki berbagai kelebihan dibandingkan sistem komunikasi lainnya,terutama bandwidth-nya yang lebih besar dan kecepatan transmisinya data yang lebih tinggi. 2. Kelebihan sistem komunikasi serat optik ini sangat sangat menguntungkan, karena lebih mudah mengakses informasi dari daerah yang terpencil sekalipun. 3. Teknik splicing diperlukan untuk mendukung implementasi pemasangan link fiber optik yang berjarak puluhan hingga ratusan kilometer. 4. Teknologi DWDM dan GE-PON memaksimalkan serat optik yang telah exitisting efektif dan efisiensi. 5. Dibutuhkan konsentrasi pada saat splicing fiber optic agar didapatkan hasil yang bagus atau kecil terjadinya looses. 6. Melakukan penyambungan ( splicing ) fiber optic tidak semudah yang dibayangkan karena harus hati-hati pada setiap langkahnya jika ingin hasilnya maksimal.

5.2 SARAN Adapun saran yang dapat saya berikan adalah: 1. Fiber optik adalah media transmisi kabel yang sangat baik. Disarankan bahwa standarisasi network untuk mengubah fiber optik multi mode ke single mode tidak hanya dilakukan pada area perkantoran dan field saja, tapi juga area perumahan. 2. Melakukan maintenance secara berkala.

33

You might also like